NIM : 1012017029
1. Sebutkan perbedaan asuhan kefarmasian patien oriented dan drug oriented? Berikan
contoh kasus masing-masingnya!
Jawab:
1. Patien oriented : Meliputi semua aktifitas apoteker yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah terapi pasien terkait dengan obat. Praktek kefarmasian ini
memerlukan interaksi langsung apoteker dengan pasien, yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien Peran apoteker dalam asuhan kefarmasian di
awal proses terapi adalah menilai kebutuhan pasien. Di tengah proses terapi,
memeriksa kembali semua informasi dan memilih solusi terbaik untuk DRP (Drug
Related Problem) pasien. Di akhir proses terapi, menilai hasil intervensi sehingga
didapatkan hasil optimal dan kualitas hidup meningkat serta hasilnya memuaskan
(keberhasilan terapi). Contoh kasus: mengutamakan kebutuhan obat yang benar-
benar dibutuhkan pasien
2. Drug Oriented : yaitu farmasi hanya bertugas pembuatan, peracikan, menyediakan
obat, dan melakukan pengujian.
Contoh kasus: farmasi hanya memberikan obat kepada pasien tanpa menilai
kebutuhan pasien. Seperti mampukah pasien membeli obat paten ini? Farmasis
tidak memikirkan itu.
3. Ceritakan dengan singkat dan jelas mengenai jurnal penelitian mengenai swamedikasi
yang sudah kalian kerjakan pada tugas perkuliahan pertemuan ke-4?
Jawab:
Responden 43,24%, mempraktikkan pengobatan meskipun mayoritas dari mereka
memiliki sikap yang buruk menuju praktik pengobatan sendiri di ACMU.
Analgesik,terutama Parasetamol, NSAID, antibiotik, dan sirup obat batuk adalah jenis
obat yang paling sering dilaporkan dikonsumsidalam pengobatan sendiri, yang
semuanya diperoleh dari eceran obatoutlet.Sakit kepala, batuk / flu biasa dan
dismenoretiga kondisi pengobatan sendiri yang paling sering dilaporkanpraktek dalam
penelitian ini. Alasan utama yang ditunjukkan untuk diri sendiripengobatan oleh
responden adalah pengalaman sebelumnya dan ringannyapenyakitnya. Pengobatan
sendiri merupakan salah satu komponen perawatan diridiadopsi oleh WHO. Meskipun
jumlah siswa yang signifikandalam penelitian ini, mayoritas dari mereka tidak
mendukungpraktik pengobatan. Jadi, regulator obat dan otoritas kesehatanharus
mendedikasikan beberapa sumber daya yang digunakan untuk meningkatkan
kesadaran tentangsiswa dan masyarakat umum tentang pro dan kontra bertanggung
jawabpengobatan sendiri untuk akhirnya meningkatkan sikap mereka terhadappraktik
pengobatan sendiri. Selain itu, mungkin bermanfaat jika filekonsep dan prinsip
pengobatan sendiri dapat tercermin dalamkurikulum formal disiplin perawatan
kesehatan di Ethiopia