Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PEMICU 2

BLOK 11

“Gigi oh gigi”

OMAR HARRIS BIN AL HUSNI

190600227

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2O2O
LATAR BELAKANG
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat
dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Gigi
merupakan salah satu bagian tubuh yang berfungsi untuk mengunyah, berbicara dan
mempertahankan bentuk muka, sehingga penting untuk menjaga kesehatan gigi sedini
mungkin agar dapat bertahan lama dalam rongga mulut. Masalah terbesar yang dihadapi
penduduk Indonesia seperti juga di negaranegara berkembang lainnya di bidang kesehatan
gigi dan mulut adalah penyakit jaringan keras gigi. Karies gigi adalah suatu proses kerusakan
yang dimulai dari email terus ke dentin dan merupakan suatu penyakit yang berhubungan
dengan banyak faktor. Ada empat faktor utama yang saling mempengaruhi untuk terjadinya
karies yaitu faktor host yang meliputi gigi dan saliva, faktor kedua ialah mikroorganisme,
ketiga adalah substrat dan keempat adalah waktu
DESKRIPSI TOPIK

Narasumber : drg.Astrid Yudhit, M.Si, drg. Kholidina Imanda Harahap,M.DSc, Andy


Chandra, S.SI, M.Si

Hari/Tanggal : Senin/ 23 November 2020

Skenario :

Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke RSGM dengan keluhan giginya ngilu apabila
minum air dingin dan ingin menambal beberapa giginya. Pasien menginginkan tambalan
yang sewarna gigi. Setelah dilakukan pemeriksaan intra oral, ditemukan gigi 13 karies
servikal, akar gigi 33 tersingkap, gigi 22 karies dentin pada bagian proksimal dan gigi 34
karies dentin pada permukaan oklusal. Kondisi oral higiene pasien baik. Dokter gigi
memutuskan untuk melakukan restorasi pada gigi 13 dengan bahan tambal yang dapat
melepaskan fluor. Dokter gigi juga melakukan penambalan pada gigi 22 dan 34 dengan bahan
restorasi estetis. Selain itu dokter gigi juga memberikan perawatan untuk menghilangkan rasa
ngilu pada gigi 33 ketika minum air dingin dan dapat digunakan sendiri oleh pasien di rumah.

Pertanyaan :

1. Jelaskan pendapat saudara untuk kasus gigi 13

a. Bahan tumpatan yang tepat

b. Reaksi pengerasan bahan

c. Mekanisme penglepasan fluor

d. Mekanisme perlekatan dengan struktur gigi

2. Jelaskan bahan apa yang tepat untuk merestorasi gigi 22 dan 34

a. Bahan tumpatan yang tepat

b. Reaksi pengerasan bahan

c. Mekanisme perlekatan dengan struktur gigi


3. Jelaskan jenis-jenis polimerisasi pada bahan berbasis resin

4. Jelaskan mekanisme terjadinya polimerisasi pada resin komposit ditinjau dari sifat

kimia bahan

5. Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat memanipulasi bahan resin

komposit untuk mencapai polimerisasi yang adekuat

6. Jelaskan apa bahan yang tepat untuk diberikan kepada pasien dalam mengurangi rasa

ngilunya.

PEMBAHASAN

1. Jelaskan pendapat saudara untuk kasus gigi 13

a. Bahan tumpatan yang tepat

Jawaban :

Salah satu perawatan karies gigi ialah dengan melakukan penumpatan. Penumpatan yaitu
suatu tindakan perawatan dengan meletakkan bahan tumpatan pada karies gigi yang sudah
dibersihkan. Perawatan karies gigi tergantung pada seberapa besar tingkat kerusakan gigi.
Bahan tumpatan yang digunakan bermacammacam, misalnya resin komposit, semen ionomer
kaca, kompomer, dan amalgam. Resin komposit adalah suatu material yang terbentuk dari
kombinasi antara dua bahan atau lebih yang memiliki sifat berbeda untuk mendapatkan sifat
yang lebih baik. Resin komposit merupakan bahan adhesif yang dapat berikatan dengan
jaringan keras gigi melalui dua system bonding (ikatan) yaitu ikatan email dan ikatan dentin.
Bahan restorasi resin komposit pada bidang kedokteran gigi dimulai pada awal 1960, ketika
Bowen memulai percobaan untuk memperkuat resin epoksi dengan partikel bahan pengisi.
Pada perkembangannya, bahan resin komposit modern mengandung sejumlah komponen
untuk mendapatkan sifat-sifat yang lebih baik sehingga memenuhi sifat ideal untuk suatu
tumpatan. Resin komposit sering digunakan sebagai bahan tumpatan di kedokteran gigi.
Kandungan utama resin komposit terdiri atas matriks resin dan bahan pengisi. Dimasukannya
partikel bahan pengisi kedalam suatu matriks secara nyata meningkatkan sifat bahan matriks
bila partikel pengisi benar-benar berikatan dengan matriks, Coupling Agent merupakan bahan
yang di gunakan untuk memberikan ikatan antara partikel bahan pengisi anorganik dengan
matriks resin, penghambat polimerisasi merupakan penghambat bagi terjadinya
polimeralisasi dini, opasitas ialah warna yang visual dan transluensi yang dapat
menyesuaikan dengan warna email dan dentin harus di miliki oleh resin komposit, dan
pigmen warna bertujuan agar warna resin komposit menyerupai warna gigi geligi asli.

b. Reaksi pengerasan bahan

Jawaban :

Reaksi pengerasan dimulai saat cairan asam polielektrolit berkontak dengan permukaan kaca
aluminosilikat yang kelak akan menghasilkan pelepasan sejumlah ion. SIK mengalami 3 fase
reaksi pengerasan yang berbeda dan saling overlapping. Fase pertama adalah fase pelepasan
ion yang diawali reaksi ionisasiradikal karboksil (COOH) yang terdapat dalam rantai asam
(asam poliakrilat)menjadi ion COO- (ion karboksilat) dan ion H+. Ion H+ bereaksi pertama
kalipada permukaan partikel kaca menyebabkan terlepasnya ion-ion seperti Ca2+ dan Na+ ke
dalam cairan. Kemudian ion H+ tersebut berpenetrasi kembali hinggamencapai struktur yang
kurang terorganisasi menyebabkan terlepasnya ion Al3+. Saat fase ini, dilepaskan panas
dengan suhu berkisar antara 3oC sampai 7oC. Semakin besar rasio bubuk dan cairan SIK
maka panas yang dilepaskan akan semakin besar

Selama tahap awal tersebut terjadi, SIK berikatan dengan struktur gigi. Secarafisik SIK
terlihat berkilau. Penempatan pada struktur gigi harus dilakukan padafase ini karena matriks
poliasam bebas yang dibutuhkan untuk perlekatan ke gigitersedia dalam jumlah yang
maksimum. Pada tahap akhir dari fase pelepasan ionini, yang ditandai dengan hilangnya
tampilan berkilau SIK, matriks poliasambebas bereaksi dengan kaca sehingga kurang mampu
berikatan dengan strukturgigi atau struktur lainnya 

Fase kedua dari reaksi pengerasan SIK adalah fase hidrogel. Fase hidrogel terjadi 5 sampai
10 menit setelah pencampuran dilakukan. Selama fase ini, ion-ionkalsium yang dilepas dari
permukaan kaca akan bereaksi dengan rantai poliasam polianionik yang bermuatan negatif
untuk membentuk ikatan silang ionik. Pada fase hidrogel ini mobilitas rantai polimer
berkurang sehingga menyebabkan terbentuknya gelasi awal matriks ionomer. Selama fase
hidrogel berlangsung,permukaan SIK harus dilindungi dari lingkungan yang lembab dan
kering karena ion kalsium yang bereaksi dengan rantai poliasam polianionik mudah
larutdalam air. Jika SIK tidak dilindungi, maka ikatan silang ionik yang mudah laruttersebut
akan melemahkan SIK secara keseluruhan dan terjadi penurunan derajat translusensi
sehingga turut mempengaruhi estetika

Pada fase hidrogel ini, SIK memiliki bentuk yang keras dan opak. Opaksitastersebut
disebabkan adanya perbedaan yang besar pada indeks refraksi antarafiller kaca dan matriks.
Opaksitas SIK ini sifatnya sementara dan akanmenghilang selama reaksi pengerasan akhir
terjadi. Fase terakhir adalah gel poligaram, yang terjadi ketika SIK mencapai pengerasan
akhir, dapat berlanjut selama beberapa bulan. Matriks yang terbentuk akan menjadi mature
ketika ion-ion aluminium, yang pelepasannya dari permukaan kaca lebih lambat, terikat ke
dalam campuran semen membantu membentuk hidrogel poligaram yang menyebabkan semen
menjadi lebih kaku.

Fase gel poligaram ini menyebabkan SIK terlihat lebih menyerupai gigi, disebabkan indeks
refraksi gel silika yang mengelilingi filler kaca hampir sama dengan matriks. Hal tersebut
menyebabkan berkurangnya penyebaran cahaya dan opaksitas. Jika SIK masih terlihat opak,
maka hal tersebut mengindikasikan bahwa gel poligaram tidak terbentuk disebabkan karena
adanya kontaminasi air. SIK yang telah mengeras secara sempurna terdiri atas tiga
komponen, yaitukaca pengisi, gel silika, dan matriks poliasam

c. Mekanisme penglepasan fluor

Jawaban :

Ada 2 mekanisme pelepasan fluor, yaitu pelepasan reaksi jangka pendek dan jangka panjang.
Reaksi jangka pendek, berkaitan dengan reaksi awal karena proses maturasi setelah setting,
terjadi pelepasan fluor tertinggi pada 24-48 jam pertama setelah terpapar fluor, kemudian
menurun secara konstan setelah beberapa minggu atau beberapa bulan. Pada reaksi jangka
panjang, pelepasan fluor lebih rendah dan stabil sesuai dengan keseimbangan proses difusi.
Sedangkan dari penelitian Freedman, pada hari ke 6 dan ke 7, tampak adanya peningkatan
jumlah pelepasan fluor dari tumpatan SIK. Kelebihan dari SIK, mampu mengisi kembali
fluor melalui paparan sumber fluor dari luar, kemudian melepaskan kembali ke lingkungan
mulut. Penelitian lainnya yang meneliti efek kariogenik setelah penumpatan SIK,
memperoleh hasil rerata penyerapan fluorida tertinggi setelah satu minggu.

d. Mekanisme perlekatan dengan struktur gigi

Jawaban :

Glass ionomer cement (GIC) atau Semen ionomer kaca (SIK) adalah bahan restorasi yang


melekat pada enamel dan dentin melalui ikatan kimia. Semen ionomer kaca terdiri dari
campuran bubuk dan cairan yang kemudian dicampur dengan air. Bubuk semen ionomer kaca
adalah kaca aluminosilikat dan cairannya adalah larutan dari asam poliakrilik. Semen
ionomer kaca ialah bahan restorasi yang paling akhir berkembang dan mempunyai sifat
perlekatan yang baik. Sifat utama semen ionomer kaca adalah kemampuan utama untuk
melekat pada email dan dentin tanpa ada penyusutan atau panas yang bermakna, mempunyai
sifat biokompatibilitas dengan jaringan periodontal dan pulpa, ada pelepasan flour yang
berfungsi sebagai antimikroba dan kariostatik, kontraksi volume pada pengerasan sedikit,
koefesien ekspansi termal sama dengan struktur gigi. Semen ionomer kaca melepaskan ion
fluor dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga dapat menghilangkan sensitivitas dan
mencegah terjadinya karies sekunder. Kemampuan dalam melepaskan ion fluor
terhadap compressive strength dari bahan restorasi Semen ionomer kaca, mengakibatkan
korelasi negatif antara pelepasan ion fluoride dengan compressive strength. Bahan material
yang memiliki tingkat pelepasan ion fluoride yang lebih tinggi, secara umum mempunyai
kekuatan yang lebih rendah dari material yang memiliki tingkat pelepasan ion fluoride yang
rendah.

2. Jelaskan bahan apa yang tepat untuk merestorasi gigi 22 dan 34

a. Bahan tumpatan yang tepat

Jawaban :

Resin komposit merupakan salah satu bahan tambalan sewarna gigi yang banyak digunakan
saat ini karena memiliki nilai estetis yang tinggi dibandingkan dengan bahan tumpatan warna
gigi yang lain. Bahan tersebut merupakan salah satu polimer yang mengeras melalui
polimerisasi. Istilah resin komposit dapat didefinisikan sebagai gabungan dua atau lebih
bahan yang berbeda dengan sifatsifat yang unggul sehingga akan menghasilkan sifat yang
lebih baik dari pada bahan itu sendiri. Komposisi resin komposit terdiri atas filler (bahan
pengisi) anorganik, matriks resin dan coupling agent. Filler anorganik berperan terhadap
kekuatan resin komposit. Matriks resin digunakan untuk membentuk fisik resin komposit
agar dapat diaplikasikan. Coupling agent berfungsi untuk menyatukan filler dan matriks
resin. Selain ketiga komponen tersebut, komposisi resin komposit juga dapat ditambahkan
dengan aktivator, inisiator, pigmen dan ultraviolet absorben. Tambahan komponen tersebut
dapat berfungsi saat proses polimerisasi dan warna resin komposit sesuai dengan warna gigi
Penambahan komponen bahan pengisi ke dalam matriks resin secara signifikan dapat
meningkatkan sifat mekanis resin komposit.

b. Reaksi pengerasan bahan

Jawaban :

Resin komposit yang pertma kali ditemukan, tidak berfungsi dengan baik karena ikatan
antara matriks dan filler tidak kuat. Coupling agent memperkuat ikatan antara filler dan
matriks resin dengan cara bereaksi secara kimia. Hal tersebut membuat matriks resin
memindahkan tekanan kepada partikel filler. Kegunaan coupling agent tidak hanya untuk
memperbaiki sifat kimia dari resin komposit tetapi juga meminimalisasi hilangnya partikel
filler akibat penetrasi cairan antara resin dan filler. Bahan coupling memiliki fungsi utama
sebagai fasilitator ikatan antara matriks resin dan partikel bahan pengisi (filler). Bahan
coupling yang sering digunakan adalah organosilane (3- methacryloxypropyl
trimethoxysilane)

c. Mekanisme perlekatan dengan struktur gigi

Jawaban :

Sifat utama semen ionomer kaca adalah kemampuan utama untuk melekat pada email dan
dentin tanpa ada penyusutan atau panas yang bermakna, mempunyai sifat biokompatibilitas
dengan jaringan periodontal dan pulpa, ada pelepasan flour yang berfungsi sebagai
antimikroba dan kariostatik, kontraksi volume pada pengerasan sedikit, koefesien ekspansi
termal sama dengan struktur gigi. Semen ionomer kaca melepaskan ion fluor dalam jangka
waktu yang cukup lama sehingga dapat menghilangkan sensitivitas dan mencegah terjadinya
karies sekunder. Kemampuan dalam melepaskan ion fluor terhadap compressive strength dari
bahan restorasi Semen ionomer kaca, mengakibatkan korelasi negatif antara pelepasan
ion fluoride dengan compressive strength. Bahan material yang memiliki tingkat pelepasan
ion fluoride yang lebih tinggi, secara umum mempunyai kekuatan yang lebih rendah dari
material yang memiliki tingkat pelepasan ion fluoride yang rendah.

3. Jelaskan jenis-jenis polimerisasi pada bahan berbasis resin

Jawaban :

Berdasarkan proses polimerisaasinya, ada 4 jenis resin akrilik yaitu (Nuryanti dan
Sunarintyas, 2001):

1) Resin akrilik heat cured. Terdiri dari campuran monomer dan polimer yang mencapai
polimerisasi setelah dipanaskan dalam water bath dalam temperatur tertentu. Resin akrilik
jenis heat cured memiliki nilai penyerapan air yaitu sebesar 0,69 mg/cm2 sehingga
diperkirakan setiap kenaikan 1% berat akibat penyerapan air oleh resin akrilik akan
menghasilkan ekspansi linear sekitar 0,23%. Penyerapan air oleh resin akrilik heat cured
terjadi secara difusi dimana molekul air masuk dan menyebar di antara makromolekul
material resin akrilik sehingga menyebabkan makromolekul tersebut terpisah. Keadaan ini
menyebabkan perubahan dimensi pada resin akrilik heat cured yang digunakan sebagai basis
gigi tiruan dan dapat mempengaruhi stabilitas gigi tiruan terhadap jaringan lunak di
sekitarnya serta jaringan pendukung gigi sehingga menyebabkan ketidaknyamanan saat
pemakaian di dalam mulut. Resin ini terdiri dari campuran monomer dan polimer yang
mencapai polimerisasi setelah dipanaskan dalam water bath dalam temperatur tertentu.

2) Resin akrilik cold cured Polimerisasi dapat terjadi dengan bantuan inisiator berupa benzoil
perokside dan activator dimetil p-toluidin tanpa dilakukan pemanasan. Sifat porusitas resin
akrilik cold cured 2-5 % lebih besar dari pada resin akrilik heat cured, sehingga kekuatan
transversalnya hanya 80% dari kekuatan transversal resin akrilik heat cured.

3) Resin akrilik microwave cured Konsep utama dari polimerisasi resin akrilik heat cured
gelombang mikro adalah pemanasan microwave. Merupakan perubahan energi, bukan
konduksi panas seperti pada teknik polimerisasi konvensional. Keuntungan dari teknik ini
mempunyai keakuratan dimensi lebih baik dan dapat memproses resin akrilik dalam waktu
yang lebih singkat. Jumlah porusitas pada proses polimerisasi resin akrilik microwave cured
yang mengandung metil metakrilat lebih banyak daripada porusitas pada resin akrilik
polimerisasi konvensional.
4) Resin akrilik visible light cured Proses polimerisasi pada resin akrilik visible light cured
adalah polimerisasi dengan bantuan sinar tampak. Komposisi resin akrilik visible light cured
ini hampir sama dengan komposisi resin akrilik konvensional, tetapi lebih banyak bahan
pengisi organiknya. Bahan pengisi anorganiknya yang terdiri dari matrik uretan dimetakrilat
ditambah sedikit mikrofin silica untuk mengontrol reologi. Bahan pengisi terdiri dari serbuk
resin dengan berbagai bentuk dan ukuran.

4. Jelaskan mekanisme terjadinya polimerisasi pada resin komposit ditinjau dari sifat

kimia bahan

Jawaban :

Polimerisasi adalah reaksi kimia yang terjadi ketika monomermonomer resin dengan berat
molekul rendah bergabung untuk membentuk rantai panjang yaitu polimer yang memiliki
berat molekul tinggi. Proses polimerisasi dimulai oleh aktivator (kimia atau sinar) yang
menyebabkan molekul inisiator membentuk radikal bebas (pengisian molekul yang memiliki
elektron tidak berpasangan) (Kareem dan Jehad, 2012). Monomer dimethacrylate (bis-GMA)
mempunyai gugus fungsional dengan karbon ikatan ganda (C=C) (Kareem dan Jehad, 2012).
Persentasi ikatan ganda bereaksi dari 35-80% (Ferracane, 2010). Radikal bebas memecah
salah satu karbon ikatan ganda membentuk ikatan tunggal dan radikal bebas lainnya. Radikal
bebas tersebut dapat menyebabkan reaksi yang sama dengan monomer lainnya untuk
menambah rantai polimer (polimerisasi adisi). Monomer-monomer yang bergabung satu
sama lain menjadi rantai menyebabkan volume resin berkurang sehingga hasil akhir akan
mengalami shrinkage (Kareem dan Jehad, 2012).

5. Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat memanipulasi bahan resin

komposit untuk mencapai polimerisasi yang adekuat

Jawaban :

Resin komposit merupakan bahan tumpatan yang sering digunakan dalam kedokteran gigi
karena memiliki nilai estetis serta kekerasan yang baik. Resin komposit dapat diaktifkan
dengan dua cara, yaitu diaktifkan secara kimia (self cured) dan diaktifkan dengan bantuan
Visible Light Cure (VLC) atau sinar tampak. Resin komposit yang sering digunakan saat ini
adalah resin komposit yang diaktifkan dengan bantuan VLC. Hal ini dikarenakan dengan
adanya bantuan VLC resin komposit dapat berpolimerisasi dengan baik.

Proses penyinaran pada resin komposit merupakan hal penting yang harus diperhatikan
saat proses penumpatan. Hal ini dikarenakan proses penyinaran yang kurang tepat
menyebabkan polimerasi yang tidak sempurna sehingga kekerasan dari resin komposit yang
dihasilkan tidak maksimal. Kekerasan yang tidak maksimal dapat mengakibatkan resin
komposit tidak mampu untuk menahan tekanan yang dihasilkan saat manusia melakukan
pengunyahan sehingga dapat mengalami cracking (pecah) dan tumpatan bisa terlepas dari
gigi.

Selama waktu pengerasan bahan resin yang polimerisasinya dengan bantuan sinar ada 6
faktor yang harus dikontrol yaitu:

a) Waktu aplikasi sinar

Pengerasan semakin baik jika waktu aplikasi sinar mendekati 40 detik. Pada restorasi inisial,
aplikas sinar 20 detik di palatal/lingual akan menghasilkan pengerasan optimal dari bahan.
Rata-rata kedalaman hasil aplikasi dengan sumber penyinaran satu arah yaitu 2,5-3 mm. bila
ketebalan melebihi 3 mm, maka bahan kompositnya harus diletakkan sedikit demi sedikit.
Setiap kali peletakan lapisan bahan komposit, dilakukan pengerasan dengan penyinaran.

b) Bidang sumber sinar

Bidang aplikasi sumber sinar tidak boleh miring terhadap permukaan komposit, tetapi harus
membentuk sudut tegak lurus terhadap permukaan yang akan disinari.

c) Jarak dari ujjung sumber sinar dengan permukaan komposit

Jarak optimal dari ujung sumber sinar dengan permukaan komposit harus sedekat mungkin
(mendekati nol).
d) Warna bahan komposit

Bahan komposit warna gelap lebih sulit dikeraskan dibandingkan dengan warna yang lebih
muda, karena pigmen yang menghasilkan warna tua menyerap sinar tersebut. Jadi jika
menggunakan bahan dengan warna tua, waktu pengerasan harus diperpanjang 10 detik.

e) Sifat partikel filler di dalam bahan komposit

Komposit mikrofilled lebih sulit dikeraskan dengan sempurna dibandingkan jenis komposit
lainnya, oleh karena itu aplikasi sinarnya harus lebih lama.

f) Temperatur bahan komposit

Bahan komposit yang dingin bila mendapat penyinaran hanya akan mengeras setengah dari
kedalama yang diinginkan. Oleh karena itu komposit harus selalu dibiarkan mencapai
temperatur ruang sebelum disinar.

6. Jelaskan apa bahan yang tepat untuk diberikan kepada pasien dalam mengurangi rasa

ngilunya.

Jawaban :

Gigi sensitif atau ngilu merupakan sensasi kronik berselang yang umum terjadi pada saat
makan dan minum, maupun akibat sentuhan. Hal ini paling sering disebabkan oleh kerusakan
email yang meluas ke dentin. Apabila dentin terbuka, rangsangan yang berlebihan dapat
menyebabkan reaksi gigi sensitive

Pasta gigi yang mengandung arginin ini juga telah terbukti meredakan nyeri
sensitivitas secara instan bila dioleskan langsung ke permukaan gigi sensitif. Sejak
pertengahan abad kedua puluh, agen utama mineralisasi ulang adalah fluorida. Fluorida telah
ditambahkan ke sistem air kota dengan sukses besar. Produsen telah memformulasikan pasta
gigi dengan sodium monofluorophosphate atau stannous fluoride. Meskipun senyawa fluorida
terutama digunakan untuk mencegah atau mengobati karies gigi, sifat remineralisasinya telah
menempatkannya di garis depan dalam pengobatan.
Pasta gigi yang mengandung potassium nitrate, sodium monoflurophosphate, dan
nano-hydroxyapatite plus antioxidants phloretin, ferulic acid dan silymarin yang dioleskan
setiap hari secara signifikan mengurangi sakit gigi akibat hipersensitivitas dentin dalam
jangka waktu dua hari dan dua minggu.

Berbeda dengan pasta gigi, hanya ada sedikit obat kumur desensitisasi yang tersedia.
Membangun kesuksesan pasta gigi berbahan dasar arginin, formula obat kumur berbahan
dasar arginin dikembangkan dan diuji.

Agen dalam produk gigi dapat bertindak untuk mengurangi rangsangan saraf
intradental, membuatnya cenderung tidak merespons perubahan cairan dentinal. Garam
kalium seperti kalium nitrat, kalium klorida, dan kalium sitrat digunakan sebagai agen terapi
dalam produk desensitisasi. Dalam eksperimen di mana respons serabut saraf intradental
dicatat, garam kalium mendepolarisasi saraf yang mengakibatkan eksitasi sementara. Setelah
aktivasi transien ini, rangsangan saraf menjadi tertekan, membuat saraf tidak responsif
terhadap rangsangan. Ketika biasanya rangsangan yang menimbulkan rasa sakit seperti
semburan udara dan stimulasi taktil diterapkan pada dentin manusia, respons nyeri dapat
dikurangi dengan aplikasi garam kalium ke dentin yang terbuka.Ketika garam kalium
diterapkan pada dentin pada gigi manusia, efek desensitisasi bersifat sementara dan besarnya
sedang. Hasil ini dan lainnya menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan garam kalium
untuk mengurangi rangsangan saraf saat digunakan secara klinis.

PENUTUP

Kesimpulan
Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain. Kerusakan pada gigi
dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lain, sehingga akan menggangu aktivitas
sehari-hari. Karies merupakan suatu penyakit gigi yang paling sering ditemui. Tindakan yang
harus dilakukan dokter gigi untuk mencegah perluasan karies adalah dengan membersihkan
gigi dari karies kemudian dilakukan penumpatan gigi dengan menumpat material restorasi.
Salah satu jenis material restorasi yang sering digunakan adalah resin komposit. Resin
komposit merupakan restorasi estetik yang paling popular digunakan dalam bidang
kedokteran gigi untuk merestorasi gigi karena memiliki estetis yang memuaskan. Resin
komposit merupakan bahan restosi yang mampu memodifikasi kontur dan warna gigi.

DAFTAR PUSTAKA

1. WICAKSONO D. A., GAMBARAN TUMPATAN RESIN KOMPOSIT PADA


GIGI PERMANEN DI POLIKLINIK GIGI RUMKITAL DR. WAHYU
SLAMET, Volume 2, Nomor 2, Juli-Desember 2014
2. Sulastri S., Bahan Ajar Keperawatan Gigi, Dental Material, Edisi Tahun 2017.
3. Hadiati F. W., RESTORASI SEMEN IONOMER KACA, November 2014.
4. Yuliarti R. T., KANDUNGAN UNSUR FLUOR PADA EMAIL GIGI TETAP
MUDA DENGAN TUMPATAN SEMEN IONOMER KACA VISKOSITAS
TINGGI, 2008; 15 (2):163-168
5. Nuryanti, N. and Sunarintyas, T. (2001) ‘Korelasi Antara Berbagai Proses Kuring
Akrilik Terhadap porositas dengan Perlekatan Candida albicans’, III (6).
6. Diansari V, Rahmayani L, Asraf N. Pengaruh Durasi Perendaman Resin Acrilic
Heat Cured dalam Infusa Daun Kemangi (Ocinum basilicum Linn.) 50%
Terhadap Perubahan Dimensi. Cakradonya Dent J 2017; 9 (1); 10.
7. http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle
8. Ariningrum R. Pertimbangan-Pertimbangan yang Mendasari Segi Estetik pada
Tumpatan Komposit Gigi Anterior. Journal of Dentistry Indonesia. 2001;8(3):24-
34.
9. Mannapalill JJ. Basic Dental Materials 3rd ed. New Delhi: Jaypee Brothers, 2010;
p. 26-30.
10. Morneburg TR, Porschel PA, Measurement of masticatory forces and implants
load. The International Journal of Prosthodontic. 2002;15:20- 7.
11. Anusavice KJ. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC, 2004: p.
228-43.
12. Markowitz K. A new treatment alternative for sensitive teeth: a desensitizing oral
rinse. Journal of dentistry. 2013 Mar 1;41:S1-1.
13. Low SB, Allen EP, Kontogiorgos ED. Reduction in dental hypersensitivity with
nano-hydroxyapatite, potassium nitrate, sodium monoflurophosphate and
antioxidants. (9):92.
14. Ray N, Bany ZU, Rezeki S. Gambaran Pengetahuan Pasien Mengenai Gigi
Sensitif Di Puskesmas Baitussalam Aceh Besar. Journal Caninus Dentistry. 2017
Oct 27;2(4):162-8.

Anda mungkin juga menyukai