Anda di halaman 1dari 4

B.

Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan dapat membantu untuk


mengklasifikasi intervensi keperawatan yang akan dilakukan dalam rangka mencapai
hasil akhir. Setelah melakukan pengkajian selanjutnya penulis merumuskan diagnosa
pada An. R dengan kejang demam adalah sebagai berikut :
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan output berlebih
2. Resiko kejang berulang berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh
3. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat
4. Takut pada anak berhubungan dengan dampak hospitalisasi (pada orang asing
dan prosedur tindakan)
5. Cemas pada orang tua berhubungan dengan kurangnya informasi

C. Rencana Keperawatan Setelah diagnosa dirumuskan, tahap berikutnya adalah


perencanaan. Perencanaan adalah suatu tindakan profesional perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Perencanaan meliputi prioritas
masalah yang sedang dihadapi pasien dan keluarga. Dari masalah keperawatan yang
ada, maka rencana keperawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1. DX 1 : Defisit volume cairan berhubungan dengan output yang berlebih
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam perawatan
pada An. R diharapkan maslah defisit volume cairan teratasi
Kriteria Hasil :
a. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi (kelopak mata tidak cekung, mukosa bibir dan
mulutlembab, cubitan dinding abdomen kembali segera
b. Intake output seimbang
c. TTV dalam batas normal (nadi 110 x/menit, suhu 36,5-37,5°C, RR 20-30
x/menit).
Rencana Tindakan :
a. Pantau TTV/8jam
b. Kaji status hidrasi (kelopak mata, mukosa bibir, cubitan abdomen)
c. Monitor intake dan output/8 jam
d. Timbang berat badan/hari untum mengetahui kehilangan cairan.
e. Berikan kompres bila suhu anak masih tinggi
f. Anjurkan anak untuk minum ±2 gelas per hari
g. Berikan terapi oral: Daryazink 1x1 cth (jam 08) Probiokid 1x1 bks (jam 08)
Puyer Panas+Diazepam 3x1 bks (jam 08,12,16)
h. Berikan terapi injeksi: Ceftriaxone 1x500 mg/IV (jam 12)
i. Monitor tetesan infus KAEN 3B 12 tetes per menit dan ganti cairan infus/12
jam.
j. Pantau hasil laboratorium: Hematokrit dan elektrolit

2. DX 2 : Resiko kejang berulang berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh.


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam perawatan
pada An. R diharapkan resiko kejang berulang tidak terjadi \
Kriteria Hasil :
a. Kejang dapat dikontrol
b. Suhu tubuh dalam batas normal (36,5-37,5°C)
c. Hasil Elektrolit dalam batas normal
1) Natrium 135-147 mEq/L
2) Kalium 3.5-5.0 mEq/L
3) Klorida 94-111 mEq/L
Intervensi :
a. Pantau dengan ketat TTV terutama suhu tubuh/8 jam
b. Berikan kompres jika suhu anak masih tinggi
c. Anjurkan anak untuk banyak minum ±2 gelas dalam sehari
d. Anjurkan keluarga untuk memakaikan baju yang menyerap keringat
e. Beritahu keluarga ambang kejang pada anak, dan segera mengantisipasi jika
terjadi peningkatan suhu tubuh.
f. Berikan obat Puyer Panas+Diazepam 3x1 bks jam 08,12,16
g. Monitor hasil lab Elektrolit/24 jam

3. DX 3 : Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


intake yang tidak adekuat
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam perawatan
pada An. R diharapkan resiko perubahan nutrisi tidak terjadi.
Kriteria Hasil :
a. Nafsu makan meningkat
b. Dapat menghabiskan 1 porsi makanan yang disajikan
c. Klien tidak mengalami penurunan BB
d. Hasil Lab Hemoglobin normal : 13-16 g/dL
Intervensi :
a. Kaji status nutrisi
b. Catat intake nutrisi klien/hari
c. Timbang berat badan minimal 1x/minggu
d. Kaji makanan kesukaan tapi tidak bertentangan dengan diet
e. Anjurkan keluarga untuk memberikan klien makanan sedikit tapisering
f. Anjurkan keluarga untuk memberikan makanan dalam keadaan hangat
g. Anjurkan keluarga untuk memotivasi dan mendampingi anak saat makan.
h. Monitor Laboratorium: Hemaglobin

4. DX 4: Takut pada anak berhubungan dengan dampak hospitalisasi (orang asing dan
prosedur tindakan)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam perawatan
pada An. R diharapkan cemas teratasi.
Kriteria Hasil :
a. Anak tidak menangis lagi ketika perawat dan dokter datang
b. Anak mau berkomunikasi.
c. Rasa takut berkurang
d. Anak kooperatif saat dilakukan prosedur tindakan
Intervensi :
a. Lakukan bina trust
b. Lakukan kunjungan sering tapisingkat
c. Panggil nama anak dan berisentuhan
d. Alihkan perhatian anak saat melakukan prosedurtindakan
e. Anjurkan orangtua untuk selalu mensuport anaknya
f. Anjurkan keluarga untuk membawakan mainan kesukaan klien dirumah
g. Libatkan orangtua dalam setiap tindakan

5. DX 5: Cemas pada orang tua berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang


penyakit.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan kepada orangtua An. R selama
3x24 jam diharapkan pengetahuan orang tua bertambah tentang kejang dan
penanganannya.
Kriteria Hasil:
a. Orang tua terlihat mengerti dan tidak bingung saat ditanyakan kembali tentang
kejang demam
Intervensi:
a. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit kejang demam
b. Berikan penyuluhan kesehatan tentang penyakit kejang demam
c. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang hal yang tidak
dimengerti
d. Anjurkan orang tua untuk mengikuti saran yang diberikan oleh perawat
e. Beri pujian positif kepada keluarga atas usaha yang dilakukan

Anda mungkin juga menyukai