Anda di halaman 1dari 51

MODUL PRAKTIKUM

ANALISIS PERANCANGAN
KERJA &

ERGONOMI II (APK&E 2)

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP
BANDUNG
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Peserta praktikum harus datang 15 menit sebelum praktikum dimulai dan


langsung pulang ketika praktikum selesai, dikarenakan kondisi pandemi.

2. Gunakan Protokol Kesehatan dengan :

- Wajib memakai masker


- Tetap Menjaga Jarak
- Mencuci tangan dengan sabun sebelum masuk ke laboratorium

3. Peserta harus berpakaian rapi dan harus memakai sepatu. Pada saat praktikum,
sepatu harap dilepas dan disimpan di depan pintu.

4. Selama praktikum tidak boleh makan dan minum dalam laboratorium.

5. Sebelum mengikuti praktikum harus mengumpulkan tugas pendahuluan, tanpa


tugas pendahuluan tidak boleh ikut praktikum dan otomatis akan kehilangan
nilai tugas pendahuluan dan absensi praktikum bahkan nilai tes pendahuluan.

6. Setiap kelompok tidak boleh pindah jadwal serta kelompok yang telah
ditentukan saat praktikum offline.

7. Berkomunikasi dengan dosen dan asisten dalam segala hal yang berkaitan
dengan proses praktikum.

8. Asistensi wajib bagi semua kelompok sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.

9. Pengumpulan laporan harus tepat sesuai dengan jadwal yang telah disepakati,
bila terlambat, maka nilai akan dikurangi 10% per hari dari nilai yang layak
diperoleh. Keterlambatan maksimal 4 hari lebih dari itu tidak akan diterima.

10. Penilaian 80% Laporan dan Praktikum, UTS 10%, dan UAS 10%.

11. Hal lain akan didiskusikan kemudian.


LAPORAN

1. Penyusunan laporan dapat dimulai sejak praktikan selesai melakukan praktikum


pada setiap Modul.
2. Laporan diketik komputer pada kertas HVS berukuran A4 70 gr. Huruf yang
dipergunakan adalah jenis Times New Roman ukuran 12 pt, 1.5 spasi. Margin
kiri 4 cm, atas-bawah kanan 3 cm.
3. Laporan dijilid softcover, dengan warna sampul Merah.

4. Lembar Pengesahan Modul (pada masing-masing Modul) dibuat dan harus


disahkan oleh Dosen/Asisten Praktikum setelah laporan diketik.
5. Lembar Pengesahan Laporan Praktikum dibuat dan harus disahkan oleh Asisten
Laboratorium sebelum laporan tersebut dijilid.
Tugas Pendahuluan Modul 1

1. Bagaimana hubungan Teknik Industri dengan Ergonomi ?


2. Mengapa dalam perancangan suatu produk, sistem kerja yang digunakan
harus Ergonomis?
3. Apakah syarat-syarat suatu perancangan yang baik?
4. Dalam suatu perancangan suatu produk/sistem kerja terdapat prinsip-prinsip
pemakaian data anthropometri. Sebutkan prinsip-prinsip tersebut? Dan kapan
prinsip tersebut digunakan?
5. Apa yang dimaksud dengan uji kenormalan data? Mengapa perlu dilakukan?
6. Apa yang dimaksud dengan uji keseragaman data? Bagaimana cara
mengujinya? Apa yang harus dilakukan apabila data yang telah diuji tidak
seragam?
7. Apa yang dimaksud uji kecukupan data? Apa yang harus dilakukan jika data
tersebut diketahui tidak mencukupi?
8. Apa fungsi persentil tersebut dalam suatu perancangan sistem kerja? Berikan
contoh penggunaannya!
MODUL 1

ERGONOMI & ANTHROPOMETRI


Tujuan Praktikum

Tujuan Umum

1. Membekali praktikan dengan konsep berpikir (prosedural),


penganalisaan dan perancangan sistem kerja.
2. Dapat memanfaatkan informasi yang ada untuk menghasilkan sistem
kerja yang optimum.
3. Memahami keterbatasan serta kelebihan manusia dalam suatu sistem
kerja.
4. Menerapkan prinsip-prinsip ergonomi dalam merancang suatu sistem
kerja.
5. Mengenal alat-alat yang biasa digunakan dalam penelitian ergonomi.

Tujuan Khusus

1. Dapat merancang tempat kerja berdasarkan data anthopometri dan data


kontur tubuh manusia.
2. Dapat merancang suatu komponen sistem kerja yang sesuai dengan
kondisi tubuh manusia.
3. Dari tujuan diatas, nampaklah bahwa dari praktikum ini diinginkan para
praktikan sadar bahwa dalam merancang suatu sistem kerja harus
memperhatikan dimensi dan bentuk tubuh manusia. Setiap perbedaan
dimensi dan bentuk tubuh tersebut akan memberikan hasil perancangan
yang berbeda pula.
Landasan Teori

Ergonomi

Secara sederhana, ergonomi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang


mempelajari sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam sistem
kerja. Dari definisi tersebut kiranya jelas bahwa fokus ilmu ergonomi adalah
manusianya itu sendiri dalam arti bahwa dengan kaca mata ergonomi,
sedapat mungkin sistem kerja (selain manusia, yaitu mesin, peralatan,
lingkungan, dan lain-lain) yang disesuaikan dengan sifat, kemampuan dan
keterbatasan manusia, dan bukan sebaliknya.

Tujuan ergonomi adalah untuk menambah efektifitas penggunaan


objek fisik dan fasilitas yang digunakan manusia, dan merawat atau
menambah nilai tertentu yang layak, misalnya kesehatan, keselamatan,
kenyamanan, dan kepuasan pada proses penggunaan tersebut.

Dari definisi dan tujuan ergonomi tersebut maka dapat kita katakan
bahwa dimana ada manusia, disitu ergonomi berperan. Dalam kehidupan
kita sehari-hari peran ergonomi dapat terbagi dalam tiga kelompok :

1. Peran ergonomi dalam pendesainan produk.


2. Peran ergonomi dalam upaya meningkatkan keselamatan dan
hygiene kerja.
3. Peran ergonomi dalam upaya meningkatkan produktivitas.

Walaupun sebenarnya dalam beberapa segi ketiga hal tersebut saling


berkaitan satu sama lain.

Dalam desain produk, bila kita lihat dari sisi “pemakai” yang langsung kita
dapat peran ergonomi ini kedalam dua kelompok yaitu :

 Produsen (operator perakit), dan


 Konsumen
Dengan bantuan ilmu ergonomi “dari sisi operator perakit” mungkin kita
dapat menyederhanakan dan mendesain bentuk-bentuk (komponen) yang
lebih mudah, lebih aman, dan lebih cepat dibuat/dirakit. Sedang bila dilihat
“dari sisi konsumen” peran ergonomi sangat penting karena seorang pembeli
hanya mau membeli produk yang mempunyai fungsi sesuai dengan yang
dibutuhkan serta mudah dan enak dipakai dengan kualitas yang tinggi dan
nilai estetik yang tinggi pula. Untuk memperoleh produk yang diinginkan
konsumen tersebut dapat berperan banyak untuk pendesainan produk-
produk yang enak dipakai, memerlukan energi manusia yang lebih sedikit,
lebih mudah dipakai, lebih sedikit menimbulkan kesalahan, tidak cepat
menimbulkan kelelahan dan seterusnya.

Konsep Perancangan

Perancangan adalah suatu proses yang bertujuan untuk memperbaiki


dan menyusun suatu sistem, baik sistem fisik maupun non-fisik, untuk waktu
yang akan datang dengan memanfaatkan informasi yang ada. Dari
pengertian diatas jelas bahwa informasi yang benar memegang peranan
penting untuk menghasilkan suatu perancangan yang baik pula.

ANALISA

INFORMASI SINTESA SISTEM YANG OPTIMUM

EVALUASI

OBSERVASI PENGUKURAN PERANCANGAN

Gambar. Urutan-urutan aktivitas dalam perancangan


Sebelum kita merancang suatu produk, maka kita perlu mengetahui fungsi
utama dari ukuran-ukuran dimensi tubuh manusia yang dibutuhkan agar
produk yang dihasilkan dapat maksimal. Agar kita memperoleh data yang
ukuran dimensi tubuh yang tepat maka kita harus mengetahui ilmu
anthopometri.

Anthropometri

Anthropometri berasal dari “anthro” yang memiliki arti manusia dan


“metri” yang memiliki arti ukuran. Menurut (Wignjosoebroto, 2008),
anthropometri adalah studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi
tubuh manusia. Data anthropometri digunakan untuk berbagai keperluan,
seperti perancangan stasiun kerja, fasilitas kerja, dan desain produk agar
diperoleh ukuran-ukuran yang sesuai dan layak dengan dimensi anggota
tubuh manusia yang akan menggunakannya.

Anthropometri terbagi menjadi dua pengukuran, yaitu anthropometri


statis dan anthopometri dinamis. Anthopometri statis dimana pengukurannya
dilakukan pada tubuh manusia berada dalam posisi diam yang distandarkan,
yang pengukurannya dilakukan pada permukaan tubuh manusia dan diambil
secara linear. Sedangkan anthopometri dinamis pengukurannya dilakukan
pada berbagai posisi tubuh sedang bergerak sehingga lebih sulit dan lebih
komplek, yang meliputi sudut, kecepatan, akselerasi, pola gerakan dan gaya.

Analisis Desain

Setelah kita merancang suatu produk maka langkah selanjutnya yaitu


melakukan analisis atas desain yang telah kita buat, analisis tersebut meliputi :

1. Analisis Ergonomi, yaitu analisis yang menyangkut data-data


anthopometri yang digunakan dalam perancangan tempat (sistem kerja)
serta presentil dan kelonggaran yang digunakan sesuai dengan fungsinya.
2. Analisis Teknik, yaitu analisis yang menyangkut tentang bahan yang
digunakan sesuai dengan kegunaannya serta kekuatan, ketahanan dari
desain yang telah dibuat.
3. Analisis Harga, yaitu analsis yang menyangkut harga jual dari produk
hasil desain yang telah dibuat agar produk yang dihasilkan dapat diterima
oleh konsumen. Sehingga hal ini sangat erat sekali dengan 4 hal pokok
dalam analisis pemasaran yaitu :
 Product, analisis pembuatan produk yang dikaitkan dengan pasar
yang telah ada.
 Price, analisis pemilihan dan penetapan harga dilihat dari situasi pasar
yang ada.
 Place, analisis sistem distribusi dari produk yang akan dibuat agar
dapat bersaing di pasar.
 Promotion, analsis promosi yang akan diakukan terhadap produk
tersebut.
4. Analisis Nilai, yaitu analisis yang berhubungan dengan nilai ekonomis
yang dapat dinyatakan dengan uang. Jadi analisis nilai mencoba untuk
membuat produk dengan harga yang murah dengan tidak mengorbankan
kualitas atau mutu dari produk tersebut. W. I. Gage melakukan penilaian
terhadap suatu produk dalam tiga kategori, yaitu :
 Cost Value : jam buruh, bahan baku, dan ongkos-ongkos lainnya yang
dilakukan dalam pembuatan produk tersebut.
 Use Value : nilai yang berhubungan dengan sifat dan kuantitas yang
berkaitan dengan kegunaan/fungsi produk atau jasa.
 Esteem Value : nilai yang berhubungan dengan sifat, bentuk yang
menarik, sehingga seseorang tertarik untuk memilikinya.
Alat dan Bahan

1. Kursi Anthropometri Elektrik dan Manual


2. Alat tulis
3. Penggaris / meteran
4. Flexible Curve
5. Sandaran kursi dan alas

Prosedur Praktikum

1. Praktikum dilaksanakan dalam beberapa sesi, setiap sesi terdiri dari 1


kelompok (4 Orang).
2. Pengukuran untuk wanita dilakukan dan dibantu oleh wanita juga
demikian juga dengan pria.
3. Asisten membagi tugas kepada tiap kelompok untuk melakukan
pengukuran dengan menggunakan peralatan yang ada sesuai dengan jenis
ukuran yang diambil dan dicatat pada tabel yang telah disediakan.
4. Setelah selesai praktikum semua form (tabel) tersebut dikumpulkan dan
data yang diperoleh dimasukan kedalam komputer.
5. Bila seluruh sesi telah melakukan praktikum, setiap kelompok harus
memiliki data yang telah terkumpul untuk selanjutnya diolah baik secara
manual maupun dengan menggunakan program komputer.
6. Setelah pengambilan data selesai, maka setiap kelompok diwajibkan
mengusulkan produk yang akan dirancang dan membuat laporan hasil
praktikum sesuai dengan aturan pelaporan dan tugas setiap kelompok.

Pelaksanaan Praktikum

1. Setiap pengambilan berbagai jenis data anthopometri diperlukan


kekompakan baik didalam kelompok maupun dalam tiap sesi
pelaksanaan praktikum.
2. Pengukuran data anthopometri statis ini terdiri dari beberpa jenis yaitu ;
dimensi tubuh berdiri, dimensi tubuh duduk, dimensi bentuk tubuh
bagian belakang, ukuran ruas-ruas jari tangan, dimensi kepala, dan
dimensi kaki.
3. Dalam pengambilan setiap jenis pengukuran diperlukan tiga orang, yaitu;
satu orang yang hendak diambil ukuran dimensi tubuhnya, satu orang
yang mencatat dan satu orang lagi yang melakukan pengukuran.
4. Untuk pengukuran dimensi tubuh duduk, berdiri dan ruas-ruas jari tangan
setiap bagiannya dapat dilihat dari gambar.
5. Sedangkan untuk pengukuran bentuk tubuh bagian belakang, lakukanlah
langkah-langkah berikut, praktikan duduk dikursi dengan kemiringan
tertentu (misal α), kemudian bentuk tubuh praktikan bagian belakang
dicari bentuknya dengan menggunakan Flexible Curve, sehingga postur
tubuh bagian belakang diperoleh, kemudian dilakukan pengukuran untuk
titik-titik A s/d C sebagai berikut :
A. Gambarkan postur tubuh yang dinyatakan dengan bentuk flexible
curve, diatas kertas kemudian tarik garis horisontal yang merupakan
bagian bawah lutut dan garis tersebut diberi nama garis A (lihat
lampiran gambar). Ukur jarak antara tempat duduk (garis A) ke :
 Tk (bentuk kepala bagian belakang yang paling menonjol)
 TLH (tekuk leher yang paling menonjol)
 TPU (bentuk punggung yang paling menonjol)
 TPI (titik cekung maksimum dari pinggang)

B. Dari gambar postur tubuh yang didapat, tarik garis miring sejajar
dengan kemiringan tubuh (lihat lampiran gambar), garis miring
tersebut selanjutnya disebut garis B Ukur jarak antara sandaran
(garis B) ke :
 PK (bentuk kepala yang paling menonjol
 PLH (titik cekung leher maksimum)
 PPI (titik cekung pinggang maksimum)
 PPB (pantat belakang)

C. Dari gambar postur tubuh, tarik garis horisontal menyinggung garis


pantat bagian bawah, garis itu disebut garis C (lihat gambar 3). Ukur
garis antara garis A dan garis C sebagai kedalaman maksimum
tempat duduk (km), kemudian ukur pula jarak horisontal antara titik
singgung garis C dengan pantat bagian belakang yang terluar (ppt).

D. Alat Pengukuran

Gambar 1. Anthropometri Statis


Gambar Pengukuran Dimensi Tubuh Duduk

Gambar Pengukuran Dimensi Jari Tangan


Gambar Pengukuran Dimensi Kepala

10 2
1
9
6 7
12

14

8 5 11 13 4

Keterangan:

1. Panjang Kepala [PK]

2. Lebar Kepala [LKe]

3. Diameter Maksimum dari Dagu [DMD]

4. Dagu ke Puncak Kepala [DPK]

5. Telinga ke Puncak Kepala [TPK]

6. Telinga ke Belakang Kepala [TDK]

7. Antara 2 Telinga [ADT]

8. Mata ke Puncak Kepala [MaPK]

9. Mata ke Belakang Kepala [MBK]

10. Antara 2 Pupil Mata [ADPM]

11. Hidung ke Puncak Kepala [HPK]

12. Hidung ke Belakang Kepala [HBK]

13. Mulut ke Puncak Kepala [MuPK]

14. Lebar Mulut [LM]


Gambar Pengukuran Dimensi Kaki

1
3
2
8
6 7

Keterangan:

1. Panjang Telapak Kaki [PTK]

2. Panjang Telapak Lengan Kaki [PTLK]

3. Panjang Kaki sampai Jari Kelingking [PKJK]

4. Lebar Kaki [LKa]

5. Lebar Tangkai Kaki [LTK]

6. Tinggi Mata Kaki [TMK]

7. Tinggi Bagian Tengah Telapak Kaki [TBTTK]

8. Jarak Horizontal Tangkai Mata Kaki [JHTMK]


Gambar Pengukuran Dimensi Tubuh Berdiri
Pedoman Pengukuran Data Anthopometri

Pengukuran Dimensi Tubuh Posisi Berdiri


Data yang Diukur Cara Pengukuran Alat yang Digunakan

Tinggi badan berdiri Jarak vertikal kaki sampai ujung kepala Pengukur Tinggi
(tbb) yang paling atas, sementara subjek Badan
berdiri tegak dengan mata memandang
lurus kedepan.
Tinggi mata berdiri Ukuran jarak vertikal dari lantai sampai
(tmb) ujung mata bagian dalam (dekat
pangkal hidung). Subjek berdiri tegak
dengan memandang lurus kedepan.
Tinggi bahu berdiri Ukur jarak vertikal lantai sampai bahu Anthopometri
(tbh) yang menonjol saat subjek berdiri
tegak.
Tinggi jangkauan Tangan menjangkau keatas setinggi-
tangan (tjt) tingginya, ukur jarak vertikal sampai
ujung jari tengah saat subjek berdiri
tegak
Jangkauan tangan (jt) Ukur jarak horisontal dari punggung
sampai ujung jari tengah, subjek berdiri
tegak dengan beti, pantat dan punggung
merapat ke dinding, tangan
direntangkan secara horisontal ke
depan.
Rentang tangan (rt) Ukur jarak horisontal dari ujung jari
terpanjang tangan kiri sampai ujung
terpanjang tangan kanan. Subjek berdiri
tegak dan kedua tangan direntangkan
horisontal ke samping sejauh mungkin.
Tinggi siku berdiri Ukur jarak vertikal dari lantai ke titik Spreading Calipers
(tsb) pertemuan antara lengan bawah. Subjek
berdiri tegak dengan kedua tangan
tergantung secara wajar.

Tebal badan (tb) Subjek berdiri tegak, ukur jarak dari


dada (bagian hulu hati) sampai
punggung secara horisontal.
Panjang lengan bawah Subjek berdiri tegak, tangan
(plb) disamping, ukur jarak dari siku sampai
pergelangan tangan

Posisi Duduk

Data Yang Cara Pengukuran Alat

Diukur

Tinggi duduk tegak Ukur jarak vertikal dari permukaan alas Kursi Ukur,
(tdt) duduk sampai ujung atas kepala. Subjek Spreading
duduk tegak dengan memandang lurus
Calipers
kedepan, dan lutut membentuk sudut
siku-siku.
Tinggi mata duduk Ukur jarak vertikal dari permukaan alas
(tmd) duduk sampai ujung mata bagian
dalam. Subjek duduk tegak dan
memandang lurus kedepan
Tinggi bahu duduk Ukur jarak vertikal dari permukaan alas
(tbd) duduk sampai ujung tulang bahu yang
menonjol pada saat subjek duduk tegak.
Lebar bahu (lb) Ukur jarak horisontal antara kedua
lengan atas. Subjek duduk tegak
dengan lengan atas merapat kebadan
dan lengan bawah direntangkan
kedepan.

Lebar sandaran (ls) Ukur jarak horisontal antara kedua


tulang belikat, subjek duduk tegak
dengan lengan atas merapat kebadan
dan lengan bawah direntangkan
kedepan.
Siku ke siku (sks) Subjek duduk tegak dengan lengan atas
merapat kebadan dan lengan bawah
direntangkan ke depan. Ukur jarak
horisontal dari bagian terluar siku sisi
kiri sampai bagian terluar siku sisi
kanan.
Lebar pinggul (lp) Subjek duduk tegak. Ukur jarak
horisontal dari bagian terluar pinggul
sisi kiri sampai pinggul terluar sisi
kanan.
Tinggi sandaran (ts) Subjek duduk tegak. Ukur jarak
vertikal dari permukaan alas duduk
sampai pucuk belikat bawah.
Tinggi pinggang (tp) Subjek duduk tegak. Ukur jarak
vertikal permukaan alas duduk sampai
pinggang (diatas tulang pinggul).
Panjang sandaran Subjek dudu tegak, ukur jarak
(ps)* vertikal dari pucuk belikat bawah
sampai pangkal bahu.
Tinggi siku duduk Ukur jarak vertikal dari permukaan alas
(tsd) duduk samap ujung bawah siku kanan.
Subjek duduk tegak dengan lengan atas
vertikal disisi badan dan lengan bawah
membentuk siku-siku.
Tebal paha (tph) Subjek duduk tegak. Ukur jarak dari
permukaan alas duduk sampai ke
permukaan alas pengkal paha.
Tinggi popliteal (tpl) Ukur jarak vertikal dari lantai sampai
bagian bawah paha.
Pantat popliteal (ppl) Subjek duduk tegak. Ukur jarak
horisontal dari bagian terluar pantat
sampai lekukan lutut sebelah dalam
(popliteal). Paha dan kaki bagian
bawah membentuk sudut siku-siku.
Tebal lutut (tl) Subjek duduk tegak. Ukur jarak
horisontal dari bagian terluar lutut
sampai lekukan lutut sebelah
kanan.
Pantat kelutut (pkl)** Subjek duduk tegak. Ukur jarak
horisontal dari bagian terluar pantat
sampai ke lutut. Paha dan kaki bagian
bawah membentuk sudut siku-siku.
* Panjang sandaran (ps) Tinggi sandaran – Tinggi pinggang
** Pantat ke lutut (pkl) Pantat popliteal + tebal lutut

Pengukuran Jari Tangan


Data Yang Cara Pengukuran Alat
Diukur
Panjang jari Diukur dari masing-masing
1,2,3,4,5 pangkal ruas jari tangan sampai
ujung jari. Jari-jari subjek
direntangkan lurus kedepan.
Pangkal ke lengan Diukur dari pangkal pergelangan
ketangan sampai pangkal ruas jari.
Lengan dan tangan subjek lurus.
Lebar jari 2,3,4,5 Diukur dari sisi luar jari telunjuk
sampai sisi luar jari kelingking. Jari-
jari subjek lurus dan merapat satu
sama lain.
Lebar tangan Diukur dari sisi luar ibu jari sari
sisi luar jari kelingking posisi jari
seperti pada No 3.
Panjang telapak Diukur dari ujung jari tengah samapi
tangan pangkal pergelangan tangan.

LAMPIRAN GAMBAR

Pengukuran Bentuk Tubuh

Praktikan duduk dikursi ergonomi standar dengan kemiringan tertentu (misal


α), kemudian bentuk tubuh praktikan bagian belakang dicari bentuknya
dengan menggunakan flexible curve, lalu hasilnya digambarkan di atas
kertas kemudian tarik garis horisontal yang merupakan bagian bawah lutut
dan garis itu diberi nama garis A.

Gambar :

Ukuran jarak antara tempat duduk (garis A) ke :


• Bentuk kepala bagian belakang yang paling menonjol (tk).
• Tekuk leher yang paling menonjol (tlh).
• Bentuk punggung yang paling menonjol (tpu)
• Titik cekung maksimum dari pinggang (tpi)

Dari gambar postur tubuh yang didapat, tarik garis miring sejajar dengan
kemiringan tubuh (lihat gambar). Garis miring tersebut disebut garis B.
Ukur jarak antara sandaran (garis B) ke :
• Bentuk kepala yang paling menonjol (pk).
• Tititk cekung leher maksimum (plh)
• Titik cekung pinggang maksimum (ppi)
• Pantat belakang (ppb).

Dari gambar postur tubuh, tarik garis horisontal menyinggung garis pantat
bagian bawah, garis ini disebut garis C.

Ukur jarak antara garis A dan C sebagai kedalaman maksimum tempat duduk
(km), kemudian ukur pula jarak horisontal antara titik singgung garis C dengan
pantat bagian belakang yang terluar (ppi).
Flowchart Modul 1

START

REKAPITULASI DATA

PENGURUTAN DATA DARI


TERKECIL - TERBESAR

UJI KECUKUPAN DATA

UJI KESERAGAMAN DATA

UJI KENORMALAN DATA

CARI NILAI MEAN

CARI NILAI MEDIAN

CARI NILAI MODUS

CARI LETAK PERSENTIL DAN


NILAI PERSENTIL

ANALISIS DATA TERPAKAI DAN


NILAI UKURAN YANG DIPAKAI
DALAM RANCANGAN

FINISH
Sistematika Laporan Modul 1

Sistematika ini merupakan rancangan dosen dan asisten, dapat dirubah sesuai
keinginan tetapi tanpa merubah atau melepas point-point penting.

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Gambar

Daftar Tabel

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Praktikum
1.4 Manfaat Praktikum
1.5 Batasan Masalah
1.6 Sistematika Penulisan
BAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 3 KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data
4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Pengurutan Data Terkecil Ke Terbesar
4.2.2 Uji Kecukupan Data
4.2.3 Uji Keseragaman Data
4.2.4 Uji Kenormalan Data
4.2.5 Perhitungan Mean, Median, dan Modus
4.2.6 Letak Persentil dan Nilai Persentil
4.2.7 Rekapitulasi Data Lanjutan
4.2.8 Rancangan Produk (Prototype)
BAB 5 ANALISIS
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA II

MODUL 1 ANTHROPOMETRI STATIS

Nama : ……………………

NPM : ……………………

Umur : …………………….

Suku Bangsa : ……………..


Pengukuran Data yang Diukur Hasil Pengukuran

Posisi Berdiri Tinggi badan berdiri (tbb)

Tinggi mata berdiri (tmb)

Tinggi bahu berdiri (tbh)

Tinggi jangkauan tangan (tjt)

Jangkauan tangan (jt)

Rentang tangan (rt)

Tinggi siku berdiri (tsb)

Tebal badan (tb)

Panjang lengan bawah (plb)

Posisi Duduk Tinggi duduk tegak (tdt)

Tinggi mata duduk (tmd)

Tinggi bahu duduk (tbd)

Lebar bahu (lb)

Lebar sandaran (ls)

Siku ke siku (sks)

Lebar pinggul (lp)


Tinggi sandaran (ts)

Tinggi pinggang (tp)

Panjang sandaran (ps)*

Tinggi siku duduk (tsd)

Tebal paha (tph)

Tinggi popliteal (tpl)

Pantat popliteal (ppl)

Tebal lutut (tl)

Pantat kelutut (pkl)**

Dimensi Jari tangan Panjang jari 1

Panjang jari 2

Panjang jari 3

Panjang jari 4

Panjang jari 5

Pangkal ke lengan

Lebar jari 2,3,4,5

Lebar telapak tangan

Panjang telapak tangan

Dimensi Kepala Panjang Kepala (PK)

Lebar Kepala (LKe)

Diameter Maksimum dari dagu (DMD)

Dagu ke Puncak Kepala (DPK)

Telinga ke Puncak Kepala (TPK)

Telingan ke Belakang Kepala (TDK)


Antara 2 Telinga (ADT)

Mata ke Puncak Kepala (MaPK)

Mata ke Belakang Kepala (MBK)

Antara 2 Pupil Mata (ADPM)

Hidung ke Puncak Kepala (HPK)

Hidung ke Belakang Kepala (HBK)

Mulut ke Puncak Kepala (MuPK)

Lebar Mulut (LM)

Dimensi Kaki Panjang Telapak Kaki (PTK)

Panjang Telapak Lengan Kaki (PTLK)

Panjang Kaki sampai Jaring Kelingking


(PJKJ)
Lebar Kaki (LKa)

Lebar Tangkai Kaki (LTK)

Tinggi Mata Kaki (TMK)

Tinggi Bagian Tengah Telapak Kaki


(TTBK)
Jarak Horizontal Tangkai Mata Kaki
(JHTMK)
Tugas Pendahuluan Modul 2
1. Sebutkan dan jelaskan secara singkat hal-hal yang harus dipertimbangkan sebelum
membuat display!
2. Bagaimana cara membuat sebuah display yang baik dan benar ?
3. Sebutkan dan jelaskan beberapa penggunaan warna pada sebuah display!
4. Apa saja prinsip dalam mendesain sebuah display ? jelaskan secara singkat!
MODUL 2

DISPLAY

Tujuan Praktikum

1. Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman praktikan terhadap manfaat


dari display, tipe dan bentuk display, prinsip-prinsip dalam mendesain visual
display.
2. Untuk meningkatkan kemampuan praktikan dalam merancang berbagai
tampilan visual (teks, simbol dan display) dengan baik, tanpa melupakan aturan-
aturan suatu rancangan display yang baik.
3. Menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam penelitian sebagai
pelengkap dan pendukung mata kuliah Analisis Perancangan Kerja II.

Landasan Teori

Display

Display adalah bagian dari lingkungan yang perlu memberi informasi kepada
pekerja agar tugas-tugasnya menjadi lancar (Sutalaksana, 1996). Arti informasi
disini cukup luas, menyangkut semua rangsangan yang diterima pada indra
manusia baik langsung maupun tidak langsung biasanya berbentuk energi seperti
cahaya, suara, tekanan, gelombang, dan lain-lain.

Display berfungsi sebagai suatu “sistem komunikasi” yang meghubungkan


antara fasilitas kerja maupun mesin kepada manusia (Nurmianto, 1991).

Tipe-tipe Display

1. Berdasarkan Tujuan
Yaitu Display khusus, diantaranya mengenai aturan keselamatan kerja khusus,
misalnya dalam industri dan pekerjaan konstruksi.
2. Berdasarkan Informasi
- Display Kuantitatif
- Display Kualitatif
- Display Representatif
3. Berdasarkan Lingkungan
- Display Dinamis adalah display yang menggambarkan perubahan menurut
waktu dan sesuai dengan variabelnya. Contohnya adalah speedometer,
tachometer.
- Display Statis memberikan memberikan informasi informasi yang tidak
tergantung terhadap waktu, misalnya informasi yang menggambarkan suatu
kota (PETA/MAP).
4. Berdasarkan Panca Indera yang menerimanya
- Visual display (dilihat) adalah display yang dapat dilihat dengan indera
penglihatan yaitu mata.
- Auditory Display (didengar) adalah display yang dapat didengar dengan
indera pendengaran yaitu telinga. Contoh : sirine ambulance, speaker
- Tactual Display (diraba) adalah display dapat disentuh dengan menggunakan
indera peraba yaitu kulit.
- Taste Display (dikecap) adalah display dapat dirasakan dengan
menggunakan indera pengecap yaitu lidah.
- Olfactory Display adalah display dapat dicium dengan menggunakan indera
penciuman yaitu hidung.

Ciri-ciri display yang baik

1. Dapat menyampaikan pesan.


2. Bentuk/gambar menarik dan menggambarkan kejadian.
3. Menggunakan warna-warna mencolok dan menarik perhatian.
4. Proporsi gambar dan huruf memungkinkan untuk dapat dilihat dan dibaca.
5. Menggunakan kalimat-kalimat pendek, lugas, dan jelas.
6. Menggunakan huruf yang baik sehingga mudah dibaca.
7. Realistis sesuai dengan permasalahan.
8. Tidak membosankan.
Scale Marker

Terdapat beberapa rumus yang diperlukan untuk menghitung ukuran-ukuran dalam


membuat display. Berikut dibawah ini rumus yang digunakan dalam perancanga
suatu display :

jarak pandang huruf (mm)


- Tinggi huruf (h) =
200
1
- Tebal tinggi huruf (a) = xh
6
2
- Lebar huruf (b) = xh
3
1
- Jarak antar huruf dan angka = xh
5
2
- Jarak antar kata = xh
3
1
- Jarak antar 2 huruf = xh
4

Penggunaan Warna Pada Display

Ada beberapa arti penggunaan warna pada sebuah display. Berikut adalah arti
penggunaan warnanya:

1. Merah menunjukkan Larangan


2. Biru menunjukkan Petunjuk/Anjuran
3. Kuning menunjukkan Perhatian/Peringatan

Ketentuan penggunaan warna pada display adalah sebagai berikut:


a. Huruf merah latar belakang putih atau kebalikannya, atinya Larangan atau
peringatan keras.
b. Huruf putih latar belakang hitam atau huruf putih latar belakang biru , huruf
putih latar belakang hijau atau kebalikannya, artinya Petunjuk atau
pemberitahuan.
c. Huruf kuning latar belakang hitam atau kebalikannya, artinya Perhatian atau
Caution atau peringatan.

Informasi dapat juga diberikan dalam bentuk kode warna. Indera mata sangat
sensitif terhadap warna BIRU-HIJAU-KUNING, tetapi sangat tergantung juga
pada kondisi terang dan gelap. Dalam Visual Display sebaiknya tidak
menggunakan lebih dari 5 warna. Hal ini berkaitan dengan adanya beberapa
kelompok orang yang memiliki gangguan penglihatan atau mengalami kekurangan
dan keterbatasan penglihatan pada matanya.

Warna merah dan hijau sebaiknya tidak digunakan bersamaan begitu pula warna
kuning dan biru (Galer,1989). Menurut Bridger,R.S (1995) terdapat beberapa
kelebihan dan kekurangan dalam penggunaanwarna pada pembuatan display.

Prinsip Mendesain Visual Display

1. Proximity (kedekatan elemen) Elemen-elemen diatur / diorganisasikan


sedemikian rupa berdasarkan kedekatan posisinya sehingga akan lebih mudah
dalam memberikan suatuperkiraan.
2. Similarity ( kesamaan / kemiripan elemen) Elemen-elemen yang sama (bentuk,
ukuran, warna, dsb) akan dipersepsikan sebagai bagian dari suatu bentuk dan
dikelompokkan sebagai suatu kesatuan. Disamping itu, sebuah display tidak
boleh menggunakan lebih dari 3 atau 4 warna digunakan bersama-sama.

3. Symetry (simetris) Elemen-elemen dalam perancangan display akanlebih baik


dalam bentuk simetrikal. Penyajiantulisan dan gambar harus seimbang.
4. Continuity (kesinambungan pola) Objek yang dipersepsikan sebagai suatu
kesatuan/kelompok karena adanya kesinambungan pola •Mengekstrak
informasi yangbersifat kualitatif sehingga menjadi suatu kesatuan yang utuh

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan display

a. Perancang harus memahami terlebih dahulu 3 kriteria dasar dalam pembuatan


Display.
b. Harus memahami informasi yang dibutuhkan dalam pembuatan Display.
Mengklasifikasikan Display berdasarkan tipe - dalam pembuatan Display.
c. Mengklasifikasikan Display berdasarkan tipe - tipe Display yang ada.
d. Mendesain sebuah Display berdasarkan prinsip-prinsip pembuatan Display
yang ada.
e. Memahami benar arti serta penggunaan warna pada sebuah Display.
f. Display yang dibuat harus informatif.
g. Pesan pada Display harus sampai pada pengguna dengan baik.
h. Memperhatikan Memperhatikan proporsi gambar proporsi gambar dan huruf.
i. Display harus singkat, padat, jelas dan tepat.
j. Perhatikan penggunaan skala.
Peralatan Yang Digunakan

1. Alat Tulis
2. Kertas HVS
3. Software Microsoft Visio/Corel draw atau lainnya

Prosedur Praktikum

1. Tiap praktikan diminta untuk membuat suatu rancangan Display dengan


memperhatikan

- Prinsip-prinsip mendesain display

- Ukuran huruf/angka, dan

- Pemakaian warna.

2. Tema dalam display disarankan yang berhubungan dengan ergonomi


3. Rancangan display dapat berupa gambar manual atau hasil dari print an yang
sudah dibuat di software
Sistematika Laporan Modul 2

Sistematika ini merupakan rancangan dosen dan asisten, dapat dirubah sesuai
keinginan tetapi tanpa merubah atau melepas point-point penting.

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Gambar

Daftar Tabel

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Praktikum
1.4 Manfaat Praktikum
1.5 Batasan Masalah
1.6 Sistematika Penulisan
BAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 3 KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data
4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Deskripsi produk display
4.2.2 Proses Pembuatan display
BAB 5 ANALISIS
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Tugas Pendahuluan Modul 3

1. Apa yang dimaksud dengan faal kerja dan analisis faal kerja (definisi dan
penjelasannya) ?
2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi faal kerja ?
3. Apa yang dimaksud dengan “kecepatan” pada pengukuran kecepatan reaksi,
serta sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhinya dan pekerjaan apa saja
yang menjadi perhatian pengukuran ini!
4. Bagaimana proses terjadinya kelelahan pada manusia dan bagaimana cara
menguranginya serta sebutkan beberapa metode pengukuran kelelahan yang
ada?
MODUL 3 BIOMEKANIKA

Tujuan Praktikum

1. Memahami dan mampu menganalisa adanya faktor-faktor fisiologis yang


mempengaruhi kerja seseorang.
2. Memahami adanya suatu kondisi optimum dalam melakukan suatu
aktifitas kerja.
3. Memahami dan mampu melakukan perhitungan yang berkaitan dengan
eksperimen faktor berganda/perhitungan percobaan faktorial serta
mampu menganalisis hasil-hasil dari perhitungan percobaan faktorial
tersebut.
4. Dapat memahami diameter yang diperlukan dan penggunaan data dari
alat fisiologis yang digunakan untuk perancangan produk maupun
stasiun kerja.

Pengantar Praktikum.

Biomekanika merupakan salah satu dari empat faktor cabang ilmu


ergonomi, menurut Frankel dan Nordin, biomekanika menggunakan konsep
fisika dan teknik untuk menjelaskan gerakan pada berbagai macam bagian
tubuh dan gaya yang bekerja pada bagian tubuh pada aktivitas sehari-hari..
Secara umum biomekanika mempelajari manusia dari segi fisiknya,
diantaranya:

1. Kekuatan
2. Daya tahan
3. Kecepatan
4. Ketelitian
Tujuan Biomekanika :

1. Mencegah gangguan/cedera pada sistem otot rangka (MSDs)


2. Memperbaiki kondisi tempat kerja
3. Meningkatkan kinerja organisasi

Secara garis besar terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil kerja
(performansi) manusia, dan dapat dibagi atas 2 kelompok :

1. Faktor-faktor diri (individu) sikap, sifat, sistem nilai, karakteristik fisik,


minat, motivasi, usia, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman, dan lain-lain.
2. Faktor-faktor situsional : lingkungan fisik, mesin dan peralatan, metode
kerja, dan lain-lain.

Pengukuran Kerja dengan Metode Fisiologis

Metode pengukuran kerja fisik, dilakukan dengan menggunakan standar :

1. Konsep horse-power (foot-pounds of work per menit) oleh tailor.


2. Tingkat konsumsi energi untuk pengukuran pengeluaran energi.
3. Perubahan tingkat fisik ukuran jantung (metode terbaru)

Tiffin mengemukakan kriteria-kriteria yang digunakan untuk mengetahui


pengaruh pekerja terhadap manusia dalam sistem kerja, yaitu : Kriteria faal,
kriteria kejiwaan, dan kriteria hasil kerja.

Secara besar, kegiatan-kegiatan kerja manusia dapat digolongkan menjadi kerja


fisik (otot) dan kerja mental (otak). Pemisahan ini tidak dapat dilakukan secara
sempurna, karena terdapatnya hubungan yang erat antara satu dengan lainnya.
Apabila dilihat dari energi yang dikeluarkan, kerja mental murni relatif lebih
sedikit mengeluarkan energi dibandingkan dengan kerja fisik. Kerja fisik
mengakibatkan energi yang berhubungan erat dengan konsumsi energi.
Konsumsi energi pada waktu kerja biasanya ditentukan dengan cara tidak
langsung, yaitu dengan pengukuran :
• Kecepatan denyut jantung.

• Konsumsi oksigen.

seperti digambarkan dibawah ini :


Kecepatan Denyut

Hubungan

1. Tekanan darah
2. Aliran darah
3. Komposisi kimia dalam darah
4. Temperatur
5. Tingkat Penguapan
6. Jumlah udara yang dikeluarkan oleh
paru-paru

Kecepatan denyut jantung memiliki hubungan yang sangat erat dengan aktivitas faal lainnya,

y =1,80411 - 0,0229038 X + 4,71733.10-4 X2

Dalam hal penentuan konsumsi energi, biasanya digunakan parameter indeks


kenaikan bilangan kecepatan denyut jantung indeks ini merupakan perbedaan
antara kecepatan denyut jantung pada waktu kerja tertentu dengan kecepatan
denyut jantung pada saat istirahat, untuk merumuskan hubungan antara energi
dengan kecepatan jantung dari pedekatan kuantitatif hubungan antara energi
dengan kecepatan denyut dengan menggunakan analisis regresi kuadratis
dengan persamaan sebagai berikut :

Dimana Y : Energi (Kilokalori/menit).

KE = Et - Ei
X : Kecepatan Denyut Jantung (Denyut/menit).
Setelah besar kecepatan denyut jantung disetarakan dalam bentuk energi, maka
konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu bisa dituliskan dalam
bentuk matematis sebagai berikut :

Dimana :

KE : Konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu (Kilokalori)

Kt : Pengeluaran energy pada saat waktu kerja tertentu (Kilokalori)

Ki : Pengeluaran energy pada saat istirahat (Kilogram)

Unit Kerja Fisiologis

Pengeluaran energi, kerja fisiologis dan biaya fisiologis berkaitan erat


dengan konsumsi oksigen. Kita dapat mengukurnya secara langsung dalam
liter/menit atau secara tidak langsung dalam detak jantung/menit. Unit satuan
dasar yang digunakan adalah pengeluaran kalori dalam gram kalori/menit.
Astrand dan Christensen menyelidiki pengeluaran energi dari tingkat detak
jantung dan menemukan bahwa ada hubungan langsung antara keduanya.

Tingkat Energi

Terdapat tiga tingkat kerja fisiologis yang umum : istirahat, limit kerja aerobik,
dan kerja anaerobik.

Pada tahap istirahat pengeluaran energi diperlukan untuk mempertahankan


kehidupan tubuh yang disebut Tingkat Metabolisme Basal, pengukuran
perbandingan oksigen yang masuk dalam paru-paru dengan Co2 yang keluar.

Berat tubuh dan luas permukaan adalah faktor-faktor penentuan dan tingkat
yang normal dinyatakan dalam kilokalori/area permukaan/jam. Rata-rata
manusia mempunyai berat 65 kg. Dan mempunyai area 1,77 m2 dapat
dinyatakan sebagai 1 kilokalori/menit.
Kerja Aerobik bila suplai oksigen pada otot sempurna. Sekali suplai ada
ketidak sempurnaan, sistem menjadi debat oksigen dan kerja menjadi anaerob.
Tentu saja terdapat limit fisiologis aktifitas, itu tergantung pada skill, kekuatan
dan keadaan kesehatan dan dapat ditingkatkan dengan training.

Aktivitas dan Tingkat Energi

Energi(Kkal/menit) 1 2.5 5 7.5 10


Detak jantung/menit 60 75 100 125 150

Oksigen (liter/menit) 0.2 0.5 1 1.5 2


Metabolisme Basal Kerja ringan Jalan 6.5 Bekerja Naik
Kph keras pohon
Istirahat Duduk Membuat
Angkat Roda
Tungku
Tidur Mengendarai Tambang Berjalan
Mobil Batubara di Bulan

Pemulihan

Basis manusia normal, berat 65 Kg. Permukaan tubuh 1.77m2, cadangan energi 25Kkal
ENERGI EXPENDITURE UNTUK PEKERJAAN TERTENTU
Limit Rata-rata Manusia Bekerja 8 Jam Kontinue Setiap hari

Klasifikasi Beban Kerja dan Reaksi Fisiologis

Grade of Energi Expenditure Kcal/8th Heart Rate Approximate oxygen


Work condumption
Kcal/min Berat/min
Liters/min
Undully heavy 12.5-Over 6000- Over 175-Over 2.5-over

Very heavy 10.0-12.5 4800-6000 150-175 2.0-2.5

Heavy 7.5-10.0 3600-4800 125-150 1.5-2.0

Moderate 5.0-7.5 2400-3600 100-125 1.0-1.5

Light 2.5-5.0 1200-2400 60-100 0.5-1.0


Very light Under-2.5 Under-1200 Under-60 Under-0.5

Fatique (kelelahan fisik)

Fatique adalah suatu kelelahan yang terjadi pada syaraf dan otot-otot
manusia sehingga tidak dapat berfungsi lagi sebagaimana mestinya. Makin
berat beban yang dikerjakan dan semakin tidak teraturnya pergerakan, maka
timbulnya fatique akan lebih cepat.

Barnes menggolongkan kelelahan dalam 3 hal tergantung darimana hal


ini dilihat, yaitu :

1. Merasa Lelah
2. Kelelahan karena perubahan fisiologis dalam tubuh.
3. Menurunnya kemampuan kerja.

Faktor-faktor yang mempengaruhi fatique :

 Besarnya tenaga yang dikeluarkan.


 Kecepatan.
 Cara dan sikap melakukan aktifitas.
 Jenis olah raga.
 Jenis kelamin
 Umur

Fatique dapat ditentukan/ diukur dengan :

1. Mengukur kecepatan denyut jantung dan pernafasan.


2. Mengukur tekanan darah, peredaran darah udara dalam paru-paru,
jumlah oksigen yang dipakai, jumlah Co2 , yang dihasilkan, temperatur
badan, komposisi kimia dalam urine dan darah.
3. Menggunakan alat penguji kelelahan Riken fatique indikator dengan
ketentuan pengukuran elektroda logam melalui tes variasi perubahan air
liur (salvima) karena lelah.

Pengukuran fatique dilakukan dalam praktek ini dimana hasil pengukuran


dibandingkan dengan indeks penunjuk dan pembeda warna untuk
mengetahui tingkat kelelahannya.

5.0

6.0 warna merah, terlalu lelah ( overwork)

6,4 warna kuning, lelah (fatique ).

6,8 warna biru, normal.

7,2 warna kuning, lelah (fatique).


7,5 warna merah, terlalu lelah ( overwork)

8,0
Kecepatan Reaksi

Yang dimaksud dengan kecepatan adalah berhubungan dengan waktu yang


dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang mendadak, misalnya
kecepatan satpam membunyikan alarm saat lampu tanda bahaya berwarna
merah. Sedangkan ketelitian menunjukan jumlah kesalahan yang dilakukan
persatuan waktu, ini berhubungan dengan gerakan pada saat pencarian jejak.

Banyak faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi : waktu menaggapi,


pengharapan (expectacy), waktu gerakan dan lain-lain. Pengujian kecepatan
reaksi bertujuan untuk mengetahui waktu reaksi manusia terhadap warna
tertentu.

Pengaruh Lingkungan Terhadap Faal kerja.

Suatu kondisi lingkungan kerja yang baik tidak bisa ditentukan begitu saja
tetapi harus melalui tahapan-tahapan percobaan dimana setiap kemungkinan
dari kondisi tersebut diuji pengaruhnya terhadap kemampuan manusia dengan
melihat sifat dan tingkah laku manusia di ruangan yang terisolasi untuk
diobservasi.

Alat dan Bahan


Pengukuran fisiologis.

1. Tangga
2. Hand grip
3. Stopwatch
4. Alat pengukur denyut nadi ( Stetoskop ).
5. Lembar isian data.
6. Alat tulis
Prosedur Praktikum

Pengukuran Fisiologis.

1. Siapkan alat hand grips untuk dipakai oleh masing-masing praktikan

2. Lakukanlah pengukuran denyut nadi sebelum aktivitas selama 1 menit

3. Lakukanlah uji cengkraman tangan menggunakan hand grips selama 1


menit
4. Catat jumlah total cengkraman tangan pada hand grip yang terjadi selama
1 menit di lembar data dengan menggunakan perlengkapan alat tulis
setiap masing-masing praktikan
5. Lakukanlah pengukuran denyut nadi setelah aktivitas selama 1 menit

6. Hitunglah rata-rata, standar deviasi, dan persentil dari masing-masing


data yang telah diperoleh berdasarkan hasil pengamatan pada lembar
isian data.
Lembar Isian Data

Nama : ……………...………………… Kel / Sesi : ………………….…….

NPM : ……………………………… Tgl. : ……………………….


Praktikum

Umur : ………………………………. Suku : ………………………


Bangsa
Denyut – Nadi / 1 menit Keterangan
Frek Posisi
Sebelum Sesudah
Berdiri tegak dan pergelangan
1
tangan ke bawah
Berdiri tegak dan pergelangan
2
tangan ke depan
Tubuh duduk dan pergelangan
3
tangan ke bawah
Tubuh duduk dan pergelangan
4
tangan ke depan
5

Catatan :
1. Praktikan sebaiknya sebelum praktek hand grip diwajibkan makan dulu.
Sistematika Laporan Modul 2
Laporan dan jawaban pertanyan harus disusun dan dijawab menurut sistemetika
berikut:

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Batasan Masalah
1.6 Sistematika Pembahasan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUMPULAN DATA

4.1 Pengumpulan Data


4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Hitung rata-rata, standar deviasi dan persentil
4.2.2 Buat grafik kekuatan genggam per posisi
4.2.3 Buat grafik kekuatan genggam sesuai jenis kelamin
BAB V ANALISIS

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
Tugas Pendahuluan Modul 4

1. Dalam sistem perancangan tertentu dipengaruhi oleh beberapa faktor


(diantaranya faktor lingkungan : temperatur, kebisingan, kelembaban udara dan
tekanan udara), jelaskan pengaruh lingkungan terhadap suatu perancangan ?
2. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor lingkungan kerja fisik!
3. Menurut saudara, apakah lingkungan fisik sangat berpengaruh terhadap hasil
kerja manusia? Jelaskan disertai dengan alasannya!
MODUL 4 LINGKUNGAN KERJA FISIK

Tujuan Praktikum.

1. Mampu memahami pengaruh dari lingkungan kerja fisik kerja terhadap


produktivitas kerja
2. Memahami pengaruh faktor lingkungan terhadap performa kerja manusia
3. Memahami pentingnya lingkungan kerja terutama yang berhubungan dengan
suhu, kelembaban, udara, pencahayaan dan lainnya.

Lingkungan Fisik Kerja

Menurut Sedarmayanti (2001:21), “Lingkungan kerja fisik adalah semua


keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat
mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun scara tidak langsung.
Lingkungan kerja fisik terbagi dalam dua kategori :

1. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan (seperti : pusat


kerja, kursi, meja, dan sebagainya).
2. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan
kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya temperature,
kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau
tidak sedap, warna, dan lain-lain.

Faktor-faktor lingkungan fisik yang mempengaruhi kerja

a. Suhu udara merupakan kondisi yang dimana tiap anggota tubuh manusia
mempunyai suhu yang berbeda-beda dan akan selalu berusaha
mempertahankan kondisi normal ini dengan menyesuaiakan terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi di luar tubuh.
b. Kelembaban adalah banyaknya kadar air yang terkandung di dalam udara,
biasa dinyatakan dengan persentase.
c. Sirkulasi udara, udara disekitar mengandung sekitar 21% oksigen, 78% N2,
0,03% CO2, dan 0,97 % gas lainnya (campuran). Kotornya udara disekitar
dapat mempengaruhi kesehatan tubuh dan mempercepat kelelahan. Sirkulasi
terhaga dengan baik, dapat ditempuh dengan memberi sirkulasi udara yang
cukup, dapat juga meletakkan tanaman untuk menyediakan kebutuhan akan
oksigen yang cukup.
d. Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat
obejk secara jelas, cepat, tanpa menimbulkan kesalahan. Kebutuhan akan
pencahayaan yang baik akan makin diperlukan apabila kita mengerjakan suatu
pekerjaan yang memerlukan ketelitian penglihatan.
e. Kebisingan yaitu buyi-bunyian yang tidak dikehendaki telinga kita, terutama
karena jangka pendek dapat mengurangi ketenangan kerja, mengganggu
konsentrasi, dan menyulitkan komunikasi. Ada tiga aspek yang menentukan
tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu lama, intensitas dan frekuensinya.
f. Getaran mekanis, yaitu sebagai getaran-getaran yang ditimbulkan oleh alat-
alat mekanis, yang sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh kita dan
menimbulkan akibat-akibat yang tidak diinginkan oleh tubuh kita. Besarnya
getaran ini ditentukan oleh intesitas (meter/detik) dan frekuensi getarnya
(getar/detik)
g. Bau-bauan, adanya bau-bauan di sekiatar tempat kerja dapat dianggap sebagai
pencemaran, apalagi kalau bau-bauan tersebut sedemikian rupa sehingga dapat
mengganggu konsentrasi bekerja. Suhu dan kelembapan merupakan dua faktor
yang mempengaruhi kepekaan penciuman.
h. Warna, setiap warna memberikan pengaruh besar secara psikologis yang
berbeda-beda pada setiap manusia. Misalnya warna kuning menimbulkan rasa
optimistik. Kuning terbukti menaikkan denyut nadi, mengurangi rasa lelah dan
mempersiapkan otak dan tubuh untuk beraktivitas.

Alat dan Bahan Praktikum

1. Ruang Iklim
2. Stopwatch
3. Thermometer ruangan
4. Alat tulis
Referensi :
https://www.antropometriindonesia.org
Nurwathi. 2019. Ergonomi
Sutalaksana, Iftikar Z. 1979. Teknik Perancangan Sistem Kerja. ITB, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai