Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) pengertian sehat

merupakan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial

seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan

kesehatan melainkan juga menunjukkan kemampuan untuk

berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya. Pekerja yang

sehat memungkinkan tercapainya hasil kerja yang lebih baik

dibandingkan dengan pekerja yang terganggu kesehatannya.

Alat Pelindung Diri (APD) merupakan suatu perangkat

yang digunakan oleh pekerja demi melindungi dirinya dari potensi

bahaya serta kecelakaan kerja yang kemungkinan dapat terjadi di

tempat kerja. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) oleh pekerja

saat bekerja merupakan suatu upaya untuk menghindari paparan

risiko bahaya di tempat kerja. Walaupun upaya ini berada pada

tingkat pencegahan terakhir, namun penerapan alat pelindung diri

ini sangat dianjurkan (Lestari, 2019).

Internasional Labour Organization (ILO) menyatakan bahwa

1 pekerja meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan

160 pekerja mengalami sakit akibat kerja. Tahun sebelumnya

(2012) ILO mencatat angka kematian dikarenakan kecelakaan.

Data menunjukkan bahwa kecenderungan kejadian kecelakaan

kerja meningkat dari tahun ke tahun yaitu 82.456 kasus di Tahun

1
2

1999 meningkat menjadi 98.905 kasus ditahun 2000 dan naik lagi

mencapai 104.774 kasus pada Tahun 2001. Dari kasus–kasus

kecelakaan kerja 9,5% diantaranya (5.476 tenaga kerja) mendapat

cacat permanen. Ini berarti setiap hari kerja ada 39 orang pekerja

yang mendapat cacat baru atau rata-rata 17 orang meninggal

karena kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja yang terjadi ditempat

kerja mempunyai banyak penyebab yang saling berkaitan serta

dapat menyebakan kematian dan cacat (Rambe,2019).

Indonesia termasuk Negara dengan kecelakaan dan

penyakit kerja tertinggi di dunia. Tahun 2013 Indonesia menempati

peringkat kedua dunia tertinggi. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) merupakan suatu upaya untuk menjamin kebutuhan dan

kesempatan baik jasmani maupun rohani. Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3) diharapkan dapat memberikan pekerjaan

yang nyaman dan aman bagi para pekerja agar terhindar dari

kecelakaan kerja. Peraturan tentang pengadaan Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3). Menteri Tenaga Kerja RI No. Per

05/MEN/1996 tentang sistem manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja. Langkah dalam menjaga kesehatan dan

keselamatan kerja merupakan manejemen dan teknis yang baik,

langkah selanjutnya adalah menggunakan alat pelindung diri yang

baik, benar dan sesuai dengan kebutuhan kerja. Jenis alat

pelindung diri sesuai standar menurut peraturan Menteri Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor


3

PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri (APD): Alat

pelindung kaki, alat pelindung pernafasan, alat pelindung tangan,

alat pelindung mata dan pakaian pelindung (Rahmiati, 2019).

Data Provinsi Sulawesi Tenggara mengenai angka

kecelakaan kerja pada Tahun 2013 tercatat 17.3 kasus dan pada

Tahun 2014 tercatat 11.5 kasus, angka ini sangat tidak relevan

dengan kejadian yang sebenarnya dikarenakan dari jumlah tenaga

kerja sebanyak 82.474 tenaga kerja dan jumlah perusahaan sekitar

6.608 yang terdiri dari perusahaan besar (>100 TK), perusahaan

sedang (50-99 TK) dan perusahaan kecil (1-49 TK) rata–rata

perusahaan tidak melaporkan kecelakaan kerja yang terjadi di

tempat kerjanya dikarenakan pencitraan perusahaan bahwa angka

keceakaan kerja merupakan rahasia perusahaan. Penelitian

menunjukkan adanya hubungan antara penggunaan alat pelindung

diri dengan kecelakaan kerja, hal ini dikarenakan bahwa sebagian

besar pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri dikarenakan

kurangnya pemahaman terhadap pentingnya penggunaan alat

pelindung diri pada saat bekerja. sebagian besar pekerja

menganggap bahwa tidak perlu menggunakan Alat Pelindung Diri

(APD) pada saat bekerja karena faktor ketidaknyamanan saat

bekerja sehingga dianggap mengganggu produktivitas pekerjaan

disamping itu tidak tersedianya alat pelindung diri di tempat kerja

menyebabkan tidak terbiasanya pekerja menggunakan alat

pelindung diri saat bekerja (Aswar, 2017).


4

Berdasarkan data dari Dinas Kebersihan kecamatan

Makassar pada Tahun 2016 jumlah penyapu jalan adalah

sebanyak 28 orang. Tidak jarang dari mereka terkena penyakit

ispa yang disebabkan oleh asap kendaraan dan kurangnya

perhatian untuk menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang

baik. Berdasarkan faktor penyebab kecelakaan kerja pada petugas

penyapu jalan yaitu kelalaian petugas dan pengetahuan yang

kurang penyapu jalan dalam penggunaan alat pelindung diri

yang tidak baik (Ibrahim, 2019).

Berdasarkan latar belakang tersebut praktikan tertarik untuk

melakukan praktikum mengenai Alat Pelindung Diri (APD).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Melindungi dan mengisolasi sebagian atau seluruh bahaya

ditempat kerja.

2. Tujuan khusus

a. Pelindung kepala untuk melindungi kepala dari potensi bahaya

ditempat kerja.

b. Pelindung telinga untuk melindungi telinga dari potensi bahaya

ditempat kerja.

c. Pelindung mata untuk melindungi mata dari potensi bahaya

ditempat kerja.

d. Pelindung muka untuk melindungi muka dari potensi bahaya

ditempat kerja.
5

e. Pelindung kaki untuk melindungikaki dari potensi bahaya

ditempat kerja.

f. Pelindung pernafasan untuk melindungi pernafasan dari

potensi bahaya ditempat kerja.

g. Pelindung tubuh untuk melindungi tubuh dari potensi bahaya

ditempat kerja.

h. Pelindung tubuh dari ketinggian untuk melindungi tubuh dari

ketinggian agar terhindar dari potensi bahaya ditempat kerja.

C.Resiko dan Bahaya

Menurut (Ikram Hardi, 2020),resiko dan bahaya yang mungkin

terjadi pada saat bekerja:

1. Mata kemasukan debu.

2. Tubuh tergores benda tajam.

3. Terjatuh dari ketinggian.

4. Tertimpa material dari ketinggian.

5. Jatuh dari ketinggian.

6. Menghirup debu.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Alat Pelindung Diri (APD)

1. Pengertian Alat Pelindung Diri

Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health

Administration, personal protective equipment atau alat pelindung

diri (APD) didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk

melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh

adanya kontak dengan bahaya (hazards) di tempat kerja, baik

yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan

lainnya. Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib

digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk

menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di

sekelilingnya (Ramadhani,2020).

Alat pelindung diri (APD) merupakan alat yang digunakan

oleh para pekerja untuk melindungi diri dari situasi bahaya yang

terdapat pada pekerjaan. Alat pelindung diri adalah salah satu

cara yang digunakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan

kerja. Secara teknis alat pelindung diri tidaklah sempurna untuk

melindungi pekerja saat bekerja, akan tetapi bisa mengurangi

tingkat keparahan dari terjadinya kecelakaan akibat kerja

(Ita, 2019).

6
7

Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai

kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya

mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di

tempat kerja. APD ini terdiri dari kelengkapan wajib yang

digunakan oleh pekerja sesuai dengan bahaya dan risiko kerja

yang digunakan untuk menjaga keselamatan pekerja sekaligus

orang di sekelilingnya. Serta pengusaha wajib untuk menyediakan

APD sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) bagi

pekerjanya (Firdaus,2019).

Alat pelindung diri adalah dimana alat safety tubuh yang

digunakan untuk melindungi organ tubuh seseorang dalam

melakukan sebuah aktifitas kerja yang dapat memberikan

keamanan organ tubuh seseorang agar terhindar dari benturan

mesin ataupun terhindar dari kecelakaan kerja yang tidak terduga

lainnya dan penggunannya agar sesuai dengan pedoman yang

sudah tertera agar terjalannya proses produksi dengan aman dan

selamat (Amin, 2019).

Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai

kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan dan

fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya tempat

kerja. Alat Pelindung Diri adalah suatu alat yang dipakai untuk

melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan

kerja (Pramono,2017).
8

2. Jenis-Jenis Alat Pelindung Diri (APD)

Menurut penelitian Firdaus (2019), menyatakan alat

pelindung diri ini memiliki bermacam-macam jenis kegunaan untuk

safety pada tiap organ tubuh diantaranya:

a. Alat Merupakan alat yang berfungsi untuk melindungi rambut

dan kulit kepala dari debu, kotoran, maupun kejatuhan benda.

Alat pelindung kepala dapat berupa topi atau tudung kepala.

Alat pelindung kepala dapat dibuat dari berbagai bahan

seperti plastik maupun serat geras (Kusnin, 2015).

Gambar 2.1Safety Helmet


Sumber: Firdaus,2019

b. Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari

tertimpa atau benturan dengan benda-benda berat, tertusuk

benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap pans,

terkena bahan kimia berbahaya dan jasad renik tergelincir

(Rambe, 2019).
9

Gambar2.2SafetyShoes
Sumber: Buku K3 Electrical Safety, 2013

c. Safety pelindung tangan, melindungi jari dan tangan pekerja

dari goresan, benturan dan pengaruh sinar las. Sarung tangan

terbuat dari kain yang nyaman serta memungkinkan jari dan

tangan bergerak bebas. Untuk melindungi dari pengaruh sinar

las maka sarung tangan terbuat dari kulit (Waruwu, 2016).

Gambar 2.3 Hand Glove


Sumber: Buku K3 Electrical Safety, 2013

d. Alat pelindung telinga adalah alat pelindung yang berfungsi

untuk melindungi alat pendengaran terhadap kebisingan atau

tekanan. Jenis pelindung telinga terdiri dari sumbat telinga

(ear plug) dan penutup telinga (ear muff) (Rambe, 2019).


10

Gambar 2.4 Pelindung Pendengaran


Sumber : Firdaus, 2019

e. Alat pelindung pernafasan alat yang berfungsi untuk

melindungi pernafasan terhadap debu, gas, atau udara yang

terkontaminasi di tempat kerja. Alat pelindung pernafasan

dapat berupa masker yang berguna mengurangi debu atau

partikel-partikel yang lebih besar yang masuk ke dalam

pernafasan (Kusnin, 2015).

Gambar 2.5 Alat Pelindung Pernafasan


Sumber: Buku K3 Electrical Safety, 2013
11

f. Rompi keselamatan adalah pakaian keselamatan visibilitas

tinggi yang umumnya digunakan oleh para pekerja dengan

lingkungan kerja berat seperti petugas lalu lintas dan pekerja

bangunan atau konstruksi (Firdaus,2019).

Gambar 2.6 Rompi Keselamatan


Sumber: Firdaus, 2019.

g. Sabuk atau tali pengaman Digunakan untuk melindungi tubuh

dari kemungkinan terjatuh dari ketinggianseperti pekerjaan

mendaki, memanjat dan pada pekerjaan kontruksi bangunan

(Ramadhani, 2020).

Gambar 2.7 Tali Pengaman


Sumber: Fidaus, 2019
12

h. Pelindung mata pelindung mata berfungsi untuk melindungi

mata dari percikan korosif, radiasi gelombang elektro

magnetic, dan mencegah masuknya debu-debu kedalam mata

yang menyebabkan iritasi pada mata. Alat pelindung mata

adalah yang digunakan untuk mencegah debu-debu, partikel-

partikel kecil dan mengurangi sinar yang menyilaukan

(Ernawati,2019).

Gambar 2.8 Kacamata Pelindung


Sumber: Fidaus, 2019

3. Dalam KondisiApa dan Bagaimana Alat Pelindung Diri

Digunakan

Alat Pelindung Diri (APD) digunakan pada saat kondisi:

a. Bahaya paparan kimia

Berpotensi menimbulkan risiko pada saat proses penyiapan

obat dimana kemungkinan pegawai terkena paparan zat kimia

dalam obat tersebut (Hilmi.I.L,2019).


13

b. Radiasi dan iklim

Apabila tenaga kerja terpapar oleh radiasi dan panas

melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yang diperkenankan maka

dapat menimbulkan terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan

kerja yang berdampak pada menurunnya produktivitas kerja

(Sunaryo.M,2019).

c. Paparan kontak arus listrik

Risiko kecelakaan kerja listrik pekerja bisa tersetrum jika

mendapatkan efek dari arus listrik yang ada dalam air

(Ghina,2018).

d. Kebisingan

Kebisingan merupakan suatu polutan yang dihasilkan dari

pemanfaatan teknologi manusia. Kebisingan merupakan bunyi

yang tidak dikehendaki dan melebihi dari NAB (Nilai Ambang

Batas) yang telah ditenukan. Kebisingan tidak hanya dapat

menyebabkan gangguan pendengaran tetapi juga dapat

menimbulkan gangguan mental emosional serta peredaran darah

(Marifah,2019).

4. Potensi Bahaya Yang Dapat Terjadi Jika Tidak Menggunakan

Alat Pelindung Diri

Potensi bahaya yang mungkin akan menimpa para tenaga

pekerja namun dapat dikurangi dengan penggunaan Alat Pelindung

Diri (APD). Menurut penelitian Marifah (2019), antara lain adalah

sebagai berikut:
14

a. Tertimpa benda keras dan berat.

b. Tertusuk atau terpotong benda tajam.

c. Terjatuh dari tempat tinggi.

d. Terbakar atat terkena aliran listrik.

e. Terkena zat kimia berbahaya pada kulit alat melaui pernapasan.

B. Tinjauan Umum tentang Dasar Hukum Penggunaan Alat

Pelindung Diri (APD)

1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi


No.08/Men/VII/2010
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

RI No. 8/MEN/VII/2010 Pasal 1 ayat (1) yang berbunyi “Alat

pelindung diri di definisikan sebagai alat yang mempunyai

kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya

mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di

tempat kerja” dan pada Pasal 2 ayat (1) yang berbunyi “Pengusaha

wajib menyediakan alat pelindung diri (APD) bagi pekerja atau

buruh di tempat kerja” adapun jenis alat pelindung diri (APD) yang

wajib disediakan oleh pengusaha terdapat pada Pasal 3 ayat (1)

yang berbunyi alat pelindung diri (APD) sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 2 meliputi

a. Pelindung kepala.

b. Pelindung mata dan muka.

c. Pelindung telinga.

d. Pelindung pernapasan berserta perlengkapannya.

e. Pelindung tangan.
15

f. Pelindung kaki.

2. Undang-Undang Dasar No.1 Tahun 1970

a. Pasal 3 Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-

syarat keselamatan dan kesehatan kerja untuk

1) Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

2) Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.

3) Memberikan alat-alat perlindungan diri pada para

pekerja.

4) Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar

luasnya suhu, kelembapan, debu, kotoran, asap, gas,

hembusan.

5) Mencegah dan mengendalikan timbulnya PAK baik fisik

maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan.

6) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.

7) Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.

8) Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.

9) Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.

10) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, lingkungan,

cara dan proses kerjanya.

b. Pasal 9

1) Pengurus wajib menunjukkan dan menjelaskan pada tiap

tenaga kerja baru tentang

a) Kondisi dan bahaya yang dapat timbul di tempat

kerja.
16

b) Semua pengamanan dan alat perlindungan yang

diharuskan.

c) Alat Pelindung Diri.

d) Cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan

pekerjaannya.

2) Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja

yang bersangkutan, setelah ia yakin Tenaga Kerja (TK)

tersebut telah memahami syarat-syarat K3.

3) Pengurus wajib menyelenggarakan pembinaan K3.

4) Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua

syarat-syarat yang berlaku.

3. Keputusan menteri 555/K/26/MPE/1995

Pasal 24 Tugas Bagian Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja mempunyai

tanggung jawab.

a. Mengumpulkan data dan mencatat rincian dari setiap

kecelakaan atau kejadian yang berbahaya, kejadian

sebelum terjadinya kecelakaan, penyebab kecelakaan,

menganalisis kecelakaan dan pencegahan kecelakaan.

b. Mengumpulkan data mengenai daerah-daerah dan kegiatan-

kegiatan yang memerlukan pengawasan yang lebih ketat

dengan maksud untuk memberi saran kepada Kepala Teknik

Tambang penambangan dan penggunaan alat-alat deteksi

serta alat-alat pelindung diri.


17

c. Memberikan penerangan dan petunjuk-petunjuk mengenai

Keselamatan dan Kesehatan Kerja kepada semua pekerja

tambang dengan jalan mengadakan pertemuan-pertemuan,

ceramah-ceramah, diskusi-diskusi, pemutaran film, publikasi

dan lain sebagainya.

d. Apabila diperlukan, membentuk dan melatih anggota-

anggota Tim Penyelamat Tambang.

e. Melakukan evaluasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per:

01/Men/1981

Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus

menyediakan secara cuma-cuma Alat Perlindungan Diri yang

diwajibkan penggunaanya oleh tenaga kerja.


19

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Alat Pelindung Diri

Adapun jenis-jenis Alat Pelindung Diri (APD) menurut

(Ernawati, 2019):

1. Safety Helmet (Alat Pelindung Kepala)

2. Kacamata Safety (Alat Pelindung Mata)

3. Ear Plug dan Ear Muff (Alat Pelindung Telinga)

4. Rompi Safety dan Full Body Harness (Alat Pelindung Tubuh)

5. Hand Protection (Alat Pelindung Tangan)

6. Respirator (Alat Pelindung Pernafasan)

7. Safety Boot (Alat Pelindung Kaki)

B. Tempat dan Waktu

1. Waktu:

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis,12 Maret 2020

Pukul 13.00-16.00 WITA

2. Tempat:

Laboratorium Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia.


19

C. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja di Laboratorium Kesehatan Keselamatan

Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muslim

Indonesia:

1. Seminggu sebelum melakukan praktikum, asisten laboratorium

menjelaskan tentang tata cara penulisan laporan praktikum,

kartu control, buku modul, buku tugas pendahuluan (TP) dan

pembagian kelompok.

2. Tiga hari sebelum melakukan praktikum, asisten laboratorium

memberikan tugas pendahuluan (TP).

3. Saat praktikum akan dimulai, asisten laboratorium akan

memeriksa kelengkapan buku respon dan buku tugas

pendahuluan (TP), kartu control, jasa laboratorium dan buku

modul.

4. Kemudian dilakukan evaluasi tugs pendahuluan (TP) secara

individu dangan asisten laboratorium.

5. Asisten laboratorium melakukan pengulangan materi tentang

alat pelindung diri (APD) serta melakukan sesi tanya jawab

tentang alat pelindung diri (APD).

6. Asisen laboratorium melakukan respon kepada mahasiswa

tentang materi yang telah dijelaskan.

7. Pembelajaran selesai.
21

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Adapun hasil setelah setelah melakukan praktikum

pengenalan Alat Pelindung Diri (APD) yang dilakukan pada Kamis 12

maret 2020 terdapat berbagai macam Alat Pelindung Diri (APD) yang

digunakan oleh para pekerja ketika melakukan pekerjaannya.

Adapun Alat Pelindung Diri (APD) yang diperkenalkan selama

praktikum ini berlangsung diantaranya:

1. Safety Helmet

Safety helmet memiliki beberapa warna, dimana setiap warna

tersebut memiliki fungsi tersendiri. Fungsi dari setiap warna safety

helmet yaitu (Nababan,2017):

a. Safety helmet berwarna putih, biasanya dipakai oleh manajer,

pengawas, insinyur dan mandor.

b. Safety helmet berwarna biru, biasanya dipakai oleh site

supervisor.

c. Safety helmet berwarna kuning, biasanya dipakai oleh sub

contractor atau pekerja umum.

d. Safety helmet berwarna hijau, biasanya dipakai oleh

pengawas lingkungan.

e. Safety helmet berwarna pink, biasanya dipakai oleh

pegawaibaru atau magang.


21

f. Safety helmet berwarna orange, biasanya dipakai oleh tamu

perusahaan.Safety helmet berwarna merah, biasanya dipakai

oleh safety officer yang memiliki tanggung jawab untuk

memeriksa sistem keselamatan sudah terpasang dan

berfungsi sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan.

1. Ear Plug

Ear plug digunakan untuk melindungi alat pendengaran yaitu

telinga dari Intesitas suara yang tinggi. Dengan menggunakan ear

plug, intesitas suara dapat dikurangi hingga 10-15 dB. Ear plug

biasanya digunakan oleh pekerja yang bekerja di daerah produksi

yang memiliki suara mesin tinggi seperti Surface Mount

Technology (SMT) (Untung, 2019).

2. Ear Muff

Ear Muff dapat mengurangi intensitas suara hingga 20-30

dB.Ear Muff terdiri dari Head Band dan Ear Cup yang terbuat dari

bantalan busa sehingga dapat melindungi sebagian luar telinga

(daun telinga).Ear Muff sering digunakan oleh teknisi mesin dan

generator (Genset) (Untung, 2019).

3. Kacamata (Spectacles)

Berbentuk kacamata biasa dan hanya dapat melindungi

mata dari bahaya loncatan benda tajam, debu, partikel-partikel

kecil dan mengurangi sinar yang menyilaukan. Biasanya dipakai

pada proses menyolder dan proses pemotongan kaki komponen

(Untung, 2019).
22

4. Safety Goggle

Kacamata yang bentuknya tepat pada muka. Dengan safety

goggles, mata dapat terlindungi dari bahaya percikan bahan kimia,

uap, debu dan loncatan benda tajam. Biasanya dipakai oleh

teknisi mesin produksi (Untung, 2019).

5. Safety Shoes

Safety shoes yang memenuhi syarat di perusahaan adalah

yang alasnya terbuat dari karet dan di ujung sepatu dilengkapi

dengan baja. Sepatu tersebut dapat melindungi kaki dan bagian-

bagiannya dari jatuhan benda-benda keras, terantuk benda dan

injakan terhadap benda-benda tajam atau runcing (lempengan

logam atau pakau) (Hidayati, 2016).

6. Hand Glove

Hand gloveadalah alat pelindung yang berfungsi untuk

melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api, suhu

panas, suhu dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi mengion, arus

listrik, bahan kimia, benturan, pukulan dan tergores, terinfeksi zat

patogen (virus, bakteri) dan jasad renik (Medalia, 2018).

7. Safety herness

Alat pelindung diri ini digunakan jika bekerja pada ketinggian

lebih dari 1,8 meter. Safety herness akan melindungi pekerja agar

terhindar dari potensi jatuh dari ketinggian (Untung, 2019).


29

B. Pembahasan

Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan wajib yang

digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga

keselamatan pekerja itu sendiri maupun orang sekitarnya. Adapun

Alat Pelindung Diri (APD) yang dperkenalkan pada praktikum ini yaitu:

1. Alat Pelindung Kepala (Redjeki, 2016).

Pemakaian alat pelindung kepala adalah untuk mencegah

rambut pekerja terjerat oleh mesin yang berputar, melindungi

kepala dari bahaya terbentur oleh benda tajam atau keras yang

dapat menyebabkan luka gores, potong atau tusuk, bahaya

kejatuhan benda-benda atau terpukul oleh benda-benda yang

melayang atau meluncur di udara, panas radiasi, api dan percikan

bahan-bahan kimia korosif agar tidak menyebabkan kecelakaan

kerja.

2. Alat Pelindung Telinga (Hidayati, 2016).

Alat pelindung telinga adalah alat yang digunakan untuk

menyumbat telinga atau menutup telinga yang digunakan atau

dipakai dengan tujuan melindungi, mengurangi paparan kebisingan

yang masuk ke dalam telinga agar tidak menyebabkan kecelakaan

kerja pada tempat kerja sehingga pekerjaan jadi aman dan para

pekerja dapat bekerja dengan tenang.

3. Alat Pelindung Mata dan Muka (Hidayati, 2016).

Alat pelindung mata dan muka adalah alat pelindung yang

berfungsi untuk melindungi mata dan muka dari paparan bahan


29

kimia berbahaya, paparan partikel-partikel yang melayang di udara

dan di badan air, percikan benda-benda kecil, panas, atau uap

panas, radiasi gelombang elektromagnetik yang mengion maupun

yang tidak mengion, pancaran cahaya, benturan atau pukulan

benda keras atau benda tajam.

4. Alat Pelindung Kaki (Medalia, 2018).

Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari

tertimpa atau berbenturan dengan benda-benda berat, tertusuk

benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas,

terpajan suhu yang ekstrim.

5. Alat Pelindung Pernafasan (Hidayati, 2016).

Alat pelindung pernafasan berfungsi untuk melindungi organ

pernapasan dengan cara menyalurkan udara bersih dan sehat atau

menyaring cemaran bahan kimia, mikro-organisme, partikel yang

berupa debu, kabut (aerosol), uap, asap, gas/fume dan

sebagainya.

6. Alat Pelindung Tangan (Medalia, 2018).

Alat pelindung tangan berfungsi untuk melindungi tangan

dan jari-jari tangan dari pajanan api, suhu panas, suhu dingin,

radiasi elektromagnetik, radiasi mengion, arus listrik, bahan kimia,

benturan, pukulan dan tergores, terinfeksi zat patogen (virus,

bakteri) dan jasad renik agar tidak menyebabkan kecelakaan kerja


29

7. Alat Pelindung Tubuh (Medalia, 2018).

Pelindung tubuh berfungsi untuk melindungi badan sebagian

atau seluruh bagian badan dari bahaya temperatur panas atau

dingin yang ekstrim, pajanan api dan benda-benda panas, percikan

bahan-bahan kimia, cairan dan logam panas, uap panas.

8. Alat Pelindung Tubuh dari Ketinggian (untung, 2019)

Pelindung tubuh dari ketinggian berfungsi untuk melindungi

tubuh atau mencegah kecelakaan fatal yang menimpa para pekerja

dari ketinggian.

A. Contoh kasus

a. Alat Pelindung Tangan

Berfungsi melindungi bagian alas tangan berupa sarung

tangan safety agar ketika melakukan pekerjaan yang berhubungan

dengan permukaan benda tajam dapat terhindar dari kecelakaan

kerja (Tambunan.R, 2020).

Beberapa perusahaan di Indonesia kecelakaan kerja masih

terjadi seperti di PT.Tebing Tinggi adalahperkebunan Nusantara III

(Persero) PKS Kebun Rambutan, jumlah tenaga kerja yang

meninggal sebanyak 3.093 jiwa, yang mengalami sakit 15.106 jiwa,

luka-luka 174.266 jiwa dan meninggal mendadak sebanyak 446

jiwa. Sebanyak 34,43% penyebab kecelakaan kerja dikarenakan

posisi tidak aman atau ergonomis dan sebanyak 32,12 % pekerja

tidak memakai peralatan yang safety. Sebesar 51,3 % penyebab

kecelakaan kerja dikarenakan adanya benturan, sedangkan bagian


29

tubuh yang paling banyak terkena cedera adalah jari tangan. Hal ini

dikarenakan pekerja tidak memakai alat pelindung tangan

disebabkan karena kurangnya kesadaran pada pekerja tersebut

(Siregar,2019).

b. Alat pelindung pernapasan

Berfungsi untuk melindungi organ pernapasan dengan cara

menyalurkan udara bersih dan sehat dan/atau menyaring cemaran

bahan kimia, mikro-organisme, parikel yang berupa debu kabut

(Tambunan.R, 2020).

PT. XYZ merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di

bidang obat-obatan yang berstandar CPOB (Cara Pembuatan Obat

yang Baik). Produk yang diolah di perusahaan tersebut yaitu jenis

obat generik seperti omegdiar, omecough dan lain-lain. Dan

perusahaan itu juga telah memiliki izin edar dari BPOM (Badan

Pengawas Obat dan Makanan) pusat.

Kecelakaan yang sering terjadi pada saat penimbangan

bahan baku adalah bersin-bersin, sesak, batuk dan kelilipan,

kronologis yang terjadi pada kecelakaan kerja tersebut yaitu karena

pada saat penimbangan pekerja melakukan penimbangan sesuai

dengan takaran yang diminta oleh pihak produksi, yang mana pada

saat penimbangan sering terjadi pengurangan dan penambahan

takaran. Dan produk yang ditimbang tersebut juga berjenis serbuk,

sehingga pada pengurangan dan penambahan takaran ada serbuk


29

yang bertaburan dan serbuk tersebutlah yang menjadipemicu yang

kecelakaan kerja yang terjadi (Nur.Muhammad, 2019).

c. Pelindung Mata Pelindung mata

Berfungsi untuk melindungi mata dari percikan korosif,

radiasi gelombang elektro magnetic, dan mencegah masuknya

debu-debu kedalam mata yang menyebabkan iritasi pada mata.

Alat pelindung mata adalah yang digunakan untuk mencegah debu,

partikel partikel kecil dan mengurangi sinar yang menyilaukan

(Ernawati, 2019).

PT.Indal Steel Pipe (ISP) adalah suatu perusahaan yang

memproduksi pipa baja paling terintegrasi dan aplikator pelapis anti

korosi di Negara Indonesia. Semua persyaratan untuk pipa baja

dan pelapis dapat dipenuhi di kawasan Maspion Grup untuk

meminimalkan penanganan, pengangkutan dan potensi kerusakan

yang memberikan banyak nilai tambah kepada pelanggan dan

pengguna. Di dapatkan data kecelakaan kerja yaitu Proses

produksi di mulai dengan entry pipa blasting oleh operator secara

manual menimbulkanbahaya percikan gram blasting. Potensi

bahaya kecelakaan kerja di sebabkan oleh perilaku tidak aman

(unsafebehavior) dan kondisi tidak aman (unsafe condition)

(Suparman, 2019).

d. Alat pelindung kepala

Berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan, terantuk,

kejatuhan atau terpukul benda tajam atau benda keras yang


29

melayang atau meluncur di udara, terpapar oleh radiasi panas, api,

percikan bahan-bahan kimia, jasad renik (mikroorganisme) dan

suhu yang ekstrim. Pelindung kepala atau helm (Firdaus, 2019).

PT. Pacifik Nusa Indah merupakan suatu perusahaan

yang bergerak di bidang konstruksi khususnya jembatan, irigasi,

dan pondasi yang saat ini menangani proyek pembangunan

kantor. Potensi resiko yang akan terjadi, seperti kejatuhan benda-

benda berat dan sisa material bangunan (Moniaga, 2019).

e. Sabuk pengaman

Berfungsi sebagai alat mengikat diri pada suatu konstruksi

yang kokoh untuk mengantisipasi apabila pegangan pekerja lepas

pada suatu pekerjaan diketinggian tertentu terutama di daerah

pinggir (Firdaus, 2019).

Berdasarkan data yang dirilis BPJS bahwa kecelakaan pada

industri konstruksi adalah yang tertinggi dengan data 20

kecelakaan kerja per 100 ribu tenaga kerja, sebanyak 31.9%

kejadian kecelakaan terjadi di sektor konstruksi dengan kejadian

jatuh dari ketinggian sebesar 26%, terbentur sebesar 12% dan

tertimpa sebesar 9% (Winanda, 2019). Hal ini juga terjadi pada

hampir seluruh Negara didunia menurut (Winanda, 2019),

beberapa penelitian terdahulu menyebutkan bahwa kecelakaan

jatuh dari ketinggian merupakan jenis kecelakaan yang paling

sering terjadi pada proyek konstruksi.


29

Perencanaan pengendalian kecelakaan dengan

meminimalkan jumlah potensi bahaya baik dari peralatan

pendukungnya, waktu kejadiannya, pemasangan peralatan

pendukung kerja secara tepat, penggunaan teknologi dalam

memantau keselamatan di lokasi kerja dan pemasangan peralatan

keselamatan kerja. Penggunaan alat pelindung diri merupakan

upaya pengendalian risiko kecelakaan yang selalu

diimplementasikan pada tahap pelaksanaan proyek. Sistem

proteksi kecelakaan yang digunakan dapat berupa pencegahan

jatuh (sistem penahan diri), penggunaan personal fall arrest

(Winanda, 2016).
32

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari materi praktikum Alat Pelindung Diri

(APD), yaitu :

1. Alat pelindung kepala, berguna untuk melindungi kepala dari

benda-benda keras yang terjatuh, pukulan, benturan kepala,

dan terkena arus listrik.

2. Alat pelindung muka dan mata, berguna untuk menjaga

dampak-dampak partikel kecil yang terlempar dengan

kecepatan rendah, dampak partikel-partikel berat dengan

kecepatan tinggi.

3. Alat pelindung telinga, Berfungsi melindungi bagian telinga pada

saat berinteraksi dengan alat berat yang memiliki tingkat

kebisingan tinggi agar telinga terhindar dari bahaya.

4. Alat pelindung pernafasan, berfungsi untuk melindungi organ

pernafasan dengan cara menyalurkan udara bersih dan sehat

dan/ atau menyaring cemaran bahan kimia, mikroorganisme,

partikel yang berupa debu, kabut (aerosol), uap, asap, gas/

fume, dan sebagainya.

5. Alat pelindung tangan, Berfungsi melindungi bagian alas tangan

berupa sarung tangan safety agar ketika melakukan pekerjaan

yang berhubungan dengan permukaan benda tajam dapat

terhindar dari kecelakaan kerja.


32

6. Alat pelindung kaki, Berfungsi melindungi bagian kaki berupa

alas kaki sepatu safety sehingga pada saat melakukan aktifitas

pekerjaan kaki tersebut aman dari bahaya tertimpa benda atau

material berat.

7. Pakaian pelindung, berfungsi untuk melindungi badan sebagian

atau seluruh bagian badan dari bahaya temperatur panas atau

dingin yang ekstrim, pajanan api, dan benda- benda panas,

percikan bahan- bahan kimia, cairan dan logam, tergores,

radiasi , binatang, mikroorganisme patogen dari manusia,

binatang, tumbukan dan lingkungan seperti virus, bakteri dan

jamur.

B. Saran

1. Saran untuk Universitas

Lebih meningkatkan tentang teori dan konsep pengetahuan,

sikap dan kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Dir (APD)

sebagai upaya pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

dalam bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

2. Saran untuk Fakultas

Lebih meningkatkan pengawasan terhadap para pekerja

bangunan jika merenovasi bangunan fakultas dalam

penggunaan Alat pelindung Diri (APD).


32

3. Saran untuk Laboratorium.

Lebih mengawasi para praktikum yang akan melakukan

praktikum agar menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang

lengkap.
33

Anda mungkin juga menyukai