Anda di halaman 1dari 5

1. a.

Pajak adalah iuran atau pungutan wajib dari rakyat untuk negara didasarkan pada undang-
undang yang berlaku dan digunakan untuk pengeluaran umum

b. Berdasarkan sifat yaitu pajak tidak langsung (indirect tax) yaitu pajak yang hanya diberikan kepada
wajib pajak bila melakukan peristiwa atau perbuatan tertentu. Pajak langsung (Direct tax) adalah
pajak yang diberikan secara berkala kepada wajib pajak berlandaskan surat ketetapan pajak yang
dibuat kantor pajak. Berdasarkan instansi pemungut yaitu pajak daerah (lokal) dan pajak negara
(pusat). Berdasarkan objek pajak dan subjek pajak adalah pajak objektif dan pajak subjektif.

2. a. NPWP adalah Nomor yang menjadi tanda pengenal atau identitas wajib pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan sebagai sarana dalam administrasi perpajakan. NPPKP
adalah nomor identitas dari pengusaha kena pajak (PKP) untuk mendaftarkan serta melaporkan
usahanya.

b. NPWP yang wajib mendapatkan adalah semua badan usaha dan orang pribadi yang memperoleh
penghasilan lebih dari PTKP. NPPKP yang wajib mendapatkan adalah pengusaha yang memiliki omzet
dalam 1 tahun sebesar Rp4,8 miliar

c. Bisa melalui online dengan mengunjungi www.pajak.go.id atau klik ereg.pajak.go.id/login atau
secara langsung atau melalui pos ke Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Penyuluhan dan
Pengamatan Potensi Perpajakan (KP4) setempat.

d. Sanksi nya adalah pidana penjara minimal 6 bulan dan maksimal 6 tahun serta mendapatkan
denda senilai dua kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar, dan paling banyak
empat kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

3. a. Pemotongan digunakan untuk PPh Pasal 21, Pasal 23, Pasal 26 dan PPh Final Pasal 4 Ayat 2.

Pemungutan digunakan untuk PPh pasal 22 dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

b. Sanksi jika tidak melakukan pemotongan/pemungutan adalah sanksi administratif (pasal 3 ayat 3,
pasal 7 ayat 1 Undang-Undang KUP) penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan,
tidak menyetorkan uang pajak yang dipotong atau dipungut regulasinya adalah Pasal 9 Ayat 1 dan
Ayat 2a UU KUP, Pasal 13 Ayat 1 UU KUP, Pasal 13 Ayat 2 UU KUP dan Pasal 13 Ayat 3 UU KUP dan
sanksi pidana pasal 39 ayat 1 Undang-Undang KUP (Lupa memberikan bukti potong/pungut).

4. a. -pajak bumi dan bangunan (pbb)

-pajak penerang jalan

-pajak berkendaraan

-pajak pusat dan pajak daerah

b. Pajak Penghasilan Pph 23

Pajak ini akan dipotong oleh pihak pemungut pajak dari WP.

5. a. Surat Pemberitahuan (SPT) adalah laporan pajak yang disampaikan kepada pemerintah
Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pajak

b. Terdapat dua jenis SPT yang perlu diketahui bagi Wajib Pajak, yaitu:
1. SPT Tahunan

SPT Tahunan adalah surat pemberitahuan untuk suatu tahun pajak. Ini adalah jenis pelaporan pajak
yang wajib dilakukan oleh wajib pajak perseorangan maupun wajib pajak badan.

2. SPT Masa

SPT Masa adalah surat pemberitahuan untuk suatu masa pajak. SPT Masa digunakan untuk 10 jenis
pajak yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan. Terdapat tiga kategori utama dari SPT Masa,
yaitu Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penghasilan (PPh), dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah (PPnBM).

C. Tanggal jatuh tempo pembayaran, penyetoran pajak, dan pelaporan pajak untuk SPT Masa, yaitu :

Jika tanggal jatuh tempo pembayaran pajak bertepatan dengan hari libur termasuk hari sabtu atau
hari libur nasional, maka pembayaran pajak dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.

Jika tanggal batas akhir pelaporan bertepatan dengan hari libur termasuk hari sabtu atau hari libur
nasional, pelaporan dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.

Hari libur nasional termasuk hari yang diliburkan untuk penyelenggaraan Pemilihan umum yang
ditetapkan oleh Pemerintah dan cuti bersama secara nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah

D. 1 .sanksi administrasi

Berdasarkan Pasal 7 UU Nomor 16 Tahun 2007 menjelaskan bahwa penyampaian SPT dilakukan
paling lambat tiga bulan setelah akhir tahun pajak bagi wajib pajak orang pribadi.

2. Sanksi bunga

Dalam Pasal 8 UU Nomor 16 Tahun 2007 juga dijelaskan jika SPT Tahunan sudah dilaporkan namun
terjadi kesalahan yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar. Maka wajib pajak akan
dikenai sanksi berupa denda sebesar 2% perbulan atas pajak yang kurang dibayar.

3.sanksi pidana

Jika wajib pajak terbukti tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT namun isinya tidak benar
atau tidak lengkap maka sanksi pidana akan diberikan. Begitu juga jika dalam menyampaikan SPT,
lampiran keterangan yang isinya tidak benar sehingga menimbulkan kerugian pada pendapatan
negara.

6. a. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan
dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan
menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk periode tahun pajak
tersebut.

b. Pencatatan merupakan pengumpulan data secara teratur tentang peredaran atau penerimaan
bruto dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang,
termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau yang dikenai pajak yang bersifat final.
c. sanksi :

- kenaikan jumlah pajak 50% untuk PPh orang pribadi atau badan dan 100% untuk PPN dan PPh
pemotongan dan pemungutan.

-pidana paling singkat 6 bulan dan paling lama 2 tahun.

- denda paling sedikit 2 kali dan paling banyak 4 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
bayar.

7. a. serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, bukti yang dilaksanakan
secara objektif dan prefesional berdarkan standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan

b. Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan, meliputi: SPT lebih bayar, termasuk yang
telah diberikan pengembalian pendahuluan pajak. SPT rugi

c. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)

Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)

Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)

8. a. Keberatan adalah upaya yang dapat ditempuh wajib pajak yang kurang/tidak puas/tidak
sependapat dengan hasil pemeriksaan pajak yang tertuang dalam ketetapan pajak.

b. 1. Diajukan secara tertulis dalam bahasa indonesia

2. mengemukakan jumlah pajak yang terutang atau jumlah pajak dipotong/ jumlah rugi menurut
perhitungan wajib pajak dengan alasan-alasan menjadi dasar perhitungan

3. 1 keberatan untuk 1 skp/potongan pajak/pungut pajak

4. Wajib pajak melunasi pajak yang masih harus dibayar minimal sejumlah yang disetor Wajib Pajak
dalam pembahasan akhir

5. Dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal dikirimkan SKP/ sejak tanggal
pemotongan/pemungutan pajak oleh pihak III kecuali force majeur

6. Ditandatangani oleh Wajib Pajak. Jika kuasa WP, harus diampiri surat kuasa khusus.

7. tidak diajukan permohonan pasal 36 UU KUP

serta ketentuan khusus Ketentuan khusus:

Dalam hal Surat Keberatan yang disampaikan oleh Wajib Pajak tidak memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, atau huruf f, Wajib Pajak
dapat melakukan perbaikan atas Surat Keberatan tersebut dan menyampaikan kembali sebelum
jangka waktu 3 (tiga) bulan terlampaui.

Tanggal penyampaian Surat Keberatan yang telah diperbaiki merupakan tanggal Surat Keberatan
diterima.
Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan, jangka waktu pelunasan pajak yang masih harus
dibayar yang tidak disetujui dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan atau pembahasan akhir hasil
verifikasi sebagaimana tercantum dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan belum dibayar pada saat pengajuan keberatan, tertangguh
sampai dengan 1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan Surat Keputusan Keberatan.

c. Dalam hal pengajuan keberatan yang disampaikan oleh wajib pajak ditolak atau dikabulkan
sebagian, Pasal 25 ayat (9) UU KUP menyatakan bahwa wajib pajak akan dikenai sanksi administrasi
berupa denda sebesar 50% dari jumlah pajak berdasarkan Keputusan Keberatan dikurangi dengan
pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan. Apabila wajib pajak mengajukan
permohonan banding terhadap Keputusan Keberatan tersebut, pengenaan sanksi administrasi
sebagaimana dimaksud pada Pasal 25 ayat (9) tidak dikenakan.

d. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB),

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT),

Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB),

Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN),

pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.

9. a. Banding adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak atau penanggung Pajak
terhadap suatu keputusan yang dapat diajukan Banding, berdasarkan peraturan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku.

b).Syarat-syarat pengajuan Banding:

-1.Harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterima

Keputusan yang dibanding, kecuali diatur lain dalam peraturan perundang-undangan

-2.Terhadap 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu) Surat Banding.

-3.Banding diajukan dengan disertai alas an-alasan yang jelas, dan dicantumkan tanggal tanggal
terima surat keputusan yang dibanding.

-4.Pada Surat Banding dilampirkan Salinan Keputusan yang dibanding.

-5.Banding hanya dapat diajukan apabila besarnya jumlah pajak yang terutang dimaksud telah
dibayar sebesar 50% lima puluh persen) dengan melampirkan Surat Setoran Pajak (SSP) atau
Pemindahbukuan (Pbk).

Pengecualian: Beberapa hal ini menjadi pengecualian dalam pengajuan Banding, antara lain:

1.Pengajuan Banding dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan tidak mengikat apabila dalam jangka waktu
dimaksud tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaan pemohon banding. (Pasal 35 ayat 3
UU Pengadilan Pajak).
2. Pemohon Banding tidak harus melampirkan bukti pembayaran 50 % pajak yang terutang,
sepanjang Banding diajukan atas Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) atau Surat Ketetapan Pajak
Lebih Bayar (SKPLB).

c).Sanks Banding:

1. Mengabulkan, yaitu dengan memperbaiki kesalahan tulis dan/atau kesalahan hitung yang
menambah pajak yang masih harus dibayar.

2. Mengabulkan sebagian.

3. Menolak.

4. Menambahkan Pajak yang harus dibayar.

d. Keberatan

Banding

Gugatan

Peninjauan Kembali Surat ketetapan kurang bayar,surat ketetapan kurang bayar tambahan,surat
keterangan pajak nihil,surat ketetapan lebih bayar

10. a). Penagihan Pajak adalah serangkaian tindakan yang dilakukan agar penanggung pajak
melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak. Penanggung Pajak merupakan orang atau badan
yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak Anda.

b). Ada beberapa prosedur yang secara umum dilakukan oleh juru sita pajak dalam menagih pajak
kepada penanggung pajak:

Menagih seketika dan sekaligus

Surat Teguran atau Peringatan

Memberikan Surat Paksa tepat 21 hari setelah Surat Teguran diterbitkan

Mengusulkan pencegahan, seperti pemblokiran rekening dan pencegahan bepergian ke luar negeri

Melaksanakan penyanderaan

Melaksanakan penyitaan dengan Surat Sita yang diberikan 2×24 jam Surat Paksa diterbitkan

Menjual barang yang disita (pelelangan) yang dilakukan apabila dalam 14 hari wajib pajak tidak
melunasi utang pajaknya

Anda mungkin juga menyukai