Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Problematika perekonomian

Dosen pembimbing:

Ahmad Ubaidillah, S.E.,M.S.I

disusun oleh :

1. Novia Nur Faida (141910022)

2. Nadhifah Quds Diyanta (141910014)

UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI EKONOMI SYARIAH


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
meskipun dengan segala kekurangan yang terdapat di dalamnya. Shalawat
beriringkan salam tak lupa selalu kita haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyyah ke zaman yang
cerah dengan adanya Agama Islam.

Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah dan juga untuk
menambah wawasan kita dalam mata kuliah ini. Kami selaku penulis berharap
untuk para pembaca dapat mengambil poin-poin penting yang terdapat di dalam
makalah ini, meskipun kami sadar masih banyak kesalahan di dalam makalah ini.
Juga kami mengharap masukan untuk kepada para pembaca umumnya dan kepada
para dosen khususnya untuk kemajuan makalah kami selanjutnya. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada para dosen pembimbing yang telah
membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.

Lamongan, 07 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1


1.2..................................................................................................................Rumusan Masalah
1
1.3..................................................................................................................Tujuan
1

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................2

2.1 Pengertian Masalah Ekonomi......................................................................2


2.2 Penyebab Masalah Ekonomi........................................................................2
2.3 Jenis-Jenis Masalah Ekonomi......................................................................3
2.4 Cara Mengatasi Masalah Ekonomi..............................................................8

BAB III PENUTUP....................................................................................................14

3.1 Kesimpulan...................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

I.     LATAR BELAKANG

Suatu Negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai macam permasalahan
yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara – negara yang
memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah ketenagakerjaan,
pengangguran, kenaikan harga (inflasi) dan kemiskinan di Indonesia sudah menjadi
masalah pokok bangsa ini dan membutuhkan solusi yang tepat untuk menyelesaikan
masalah tersebut agar tidak menghambat langkah Negara Indonesia untuk menjadi negara
yang lebih maju. Meskipun di dunia ini terdapat beraneka ragam sistem ekonomi yang
dianut oleh masing-masing negara, pada hakekatnya persoalan yang dihadapi oleh setiap
sistem ekonomi tersebut adalah sama. Dalam rangka mencapai kemakmuran ekonomi
bagi rakyatnya, setiap sistem ekonomi yang dianut oleh setiap negara akan menghadapi
persoalan ekonomi yang sama. Untuk mengetahui masalah-masalah ekonomi apa saja
yang ada di suatu negara dan cara mengatasinya maka perlu adanya analisis yang di mulai
dari hal terkecil.

II.  RUMUSAN MASALAH

1.      Apakah Masalah-masalah Ekonomi itu ?

2.      Apakah penyebab masalah ekonomi itu muncul ?

3.      Apa saja yang termasuk masalah ekonomi ?

4.      Bagaimana Cara Mengatasi Masalah Ekonomi Tersebut ?

III. TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui Masalah-masalah ekonomi

2. Mengetahui penyebab masalah ekonomi

3. mengetahui macam – macam masalah ekonomi

4. mengetahui cara mengatasi masalah ekonomi

1
BAB II

PEMBAHASAN

A.  PENGERTIAN MASALAH EKONOMI

Masalah Ekonomi adalah masalah yang sering terjadi dalam kehidupan sehari
hari baik masalah dalam jual beli, tawar menawar ataupun ekspor impor. Dalam
kehidupan sekarang terutama di Indonesia terdapat beberapa masalah ekonomi yang
terjadi diantaranya Pengangguran, Kemiskinan, Harga, Profit, Inflasi, Hutang, Sistem
Ekonomi, Ekonomi politik, Kesejahteraan dan Pertumbuhan Ekonomi. Untuk lebih
memahami masalah masalah ekonomi tersebut, saya akan menjelaskan satu persatu
masalah ekonomi yang sering terjadi. Inti dari masalah ekonomi adalah adanya
ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas
kebutuhan yang terbatas.

B.  PENYEBAB MASALAH EKONOMI

Faktor-Faktor Penyebab Masalah Ekonomi diantaranya :

1)   Kemiskinan

Ketidakmampuan dari seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

2)   Kesejahteraan / Kemakmuran

Merupakan kebalikan dari kemiskinan. Permasalahan ini sangat populer dalam ekonomi
karena sifat manusia yang selalu tidak merasa cukup, ingin menjadi orang kaya, sejahtera,
dan banyak uang. Semua itu terpaku pada sepatah kata: Kemakmuran. Ini juga menjadi
problema yang harus segera di selesaikan.

3)   Pengangguran

Dari tahun ke tahun jumlah pengangguran semakin banyak, ini dikarenakan sedikitnya
lapangan kerja yang ada.

2
4)   Kelangkaan Bahan Pokok Semakin tingginya harga kebutuhan pokok dipasaran,
mengakibatkan bahan pokok tersebut menjadi langka.

C.  JENIS-JENIS MASALAH EKONOMI

©   MASALAH POKOK EKONOMI (KLASIK)

Pokok masalah ekonomi ada tiga, yaitu: Produksi, Konsumsi dan Distribusi.

1.    Masalah Produksi

Produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau membuat


barang. Perngertian tersebut merupakan pengertian umum yang kita kenal sehari-hari.
Adapun dalam ilmu ekonomi, produksi mencakup semua kegiatan yang bertujuan untuk
menambah nilai guna barang. Kegiatan produksi dilakukan manusia dengan menempuh
pengubahan bentuk maupun tanpa megubah bentuk. Perbuatan manusia untuk menambah
nilai guna barang tanpa mengubah bentuk disebut produksi jasa.

Produksi jasa dibedakan menjadi dua (2) yaitu:

a.       Produksi Jasa yang langsung dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Misalnya pendidikan, pengobatan, angkutan penumpang dan kecantikan.

b.      Produksi jasa yang ditujukan untuk meningkatkan nilai guna. Misalnya asuransi dan
jasa pergudangan.

Adapun perbuatan manusia untuk menambah nilai guna barang dengan mengubah
bentuk atau sifat bahan dasar yang disebut produksi barang. Produksi barang dibedakan
menjadi 2 (dua) yaitu

a.      Produksi barang komsumsi » Barang yang dapat langsung digunakan untuk


memenuhi kebutuhan manusia.

b.      Produksi barang modal » Barang yang berguna untuk menghasilkan barang lain untuk
mencukupi kebutuhan manusia. Barang modal harus sesuai dan harus melalui
serangakaian proses produksi terlebih dahulu sebelum dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan manusia.

3
Menurut kaum klasik, permasalahan produksi yang dialami manusia adalah
bagaimana usaha untuk mencipatakan barang dan jasa yang dibutuhakan oleh orang
banyak. Kaum klasik hanya menitikberatkan pada kuantitas benda (barang dan jasa) yang
harus diproduksi. Kaum klasik tidak begitu memperhatikan perbedaan kebutuhan
dan selera masing-masing individu yang berbeda.

2.    Masalah Distribusi

Kaum klasik menyatakan bahwa distribusi dapat dilakukan secara


langsung. Distribusi secara langsung yaitu distribusi yang dilakukan tanpa melalui jasa
perantara. Dengan kata lain, produsen dapat langsung menemui konsumen untuk
menawarkan barang atau jasa yang dihasilkan. Selain distribusi secara langsung, kaum
klasik juga menyebutkan keberadaan pasar sebagai salah satu sarana distribusi. Pasar
menjadi tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk memperjaulbelikan barang.

3.    Masalah komsumsi

Kesesuaian antara barang yang diproduksi dengan kebutuhan masyarakat yang


merupakan permasalahan komsumsi. Oleh karena itu, produsen harus memperhatikan
kebutuhan, keinginan dan kemauan konsumen sebelum menentukan produksi. Suatu
barang menjadi tidak berguna apabila tidak sesuai dengan kebutuhan, selera dan daya beli
masyarakat.

Kegiatan produksi dan distribusi harus memperhatikan ketiga hal tersebut.

©  MASALAH EKONOMI MODERN

Permasalahan ekonomi modern terdiri dari pilihan tentang barang dan jasa
apa (what) yang harus diproduksi dan berapa (how many? how much) jumlah yang
diproduksi, bagaiman (how) serta untuk siapa (for whom) barang itu di produksi, faktor-
faktor produksi yang tersedia harus diolah untuk disesuaikan dan harus menghasilkan
barang atau jasa yang dibutuhkan sesuai dengan keinginan. Siapa pihak yang akan
membutuhkan atau mengolah faktor-faktor produksi menjadi barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan, serta untuk siapa barang dan jasa tersebut dihasilkan atau
bagaimana barang atau jasa tersebut didistribusikan.

a.       Apa dan Berapa yang Diproduksi (What)

4
Masalah ini menyangkut jenis barang dan jumlah yang akan diproduksi. Karena
sumber daya terbatas, masyarakat harus memutuskan barang apa yang akan diproduksi :
apakah kita akan memproduksi makanan, obat-obatan atau mesin-mesin industri, buku-
buku atau video, TV atau mainan anak dan seterusnya. Sangat tidak mungkin untuk
memproduksi semua jenis benda pemuas kebutuhan tersebut sejumlah yang diinginkan
oleh masyarakat. setelah ditentukan apa yang akan diproduksi, produsen harus
memutuskan berapa jumlah barang yang harus diproduksi sehingga dapat ditentukan
berapa sumber daya yang harus dialokasikan untuk makanan, berapa untuk obat-obatan,
berapa untuk mesin-mesin industri dan seterusnya. Jika kita ingin memproduksi lebih
banyak makanan, artinya sumber daya untuk memproduksi obat-obatan akan berkurang
dan sebaliknya.

Keputusan mengenai barang apa yang harus diproduksi, harus dipertimbangkan


dengan cermat. Dalam pengalokasian dana pembangunan, terutama dalam memproduksi
barang-barang, kita harus mengajukan alasan mengapa barang itu di produksi. Kita harus
dapat menjawab mengapa pembangunan diarahkan ke sektor pertanian ? mengapa bukan
ke sektor industri, misalnya setelah memprioritaskan ke sektor pertanian, selanjutnya
harus ditentukan apakah kita akan memproduksi bahan pangan atau bahan untuk
diekspor. Jika kita sudah diputuskan barang apa yang diproduksi, maka masalah
berikutnya adalah berapa jumlah tergantung pada kondisi ekonomi dan sistem ekonomi
Negara yang bersangkutan.

b.       Bagaimana Cara Memproduksinya (How)

Masalah dalam hal ini adalah teknologi dan metode industri apa yang digunakan
untuk memproduksi suatu barang; berapa jumlah tenaga kerja, jenis mesin apa, serta
bahan mentah apa yang akan digunakan. Produksi dengan teknologi pada karya banyak
menggunakan tenaga manusia, tetapi jumlah produksinya terbatas. Jika kita digunakan
adalah teknologi pada modal maka yang menjadi masalah adalah dari mana akan
diperoleh modalnya.

Masalah kedua yang harus ditangani adalah bagaimana mengkombinasikan


faktor-faktor produksi yang ada agar berhasil guna dan berdaya guna. Hal ini berkaitan
dengan masalah metode produksi ini adalah bagaimana melakukan proses produksi
tersebut seefisien mungkin sehingga produksi dapat berjalan dengan baik dan

5
menghasilkan keuntungan, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka yang
panjang

c.       Siapa Pelaku Produksi (who)

Di Indonesia dikenal tiga elemen Produksi yaitu pemerintah, swasta dan


koperasi. Pemerintah merupakan pengatur kegiatan secara menyeluruh. Pemerintah
mengatur kegiatan produksi sebagaiman telah diatur oleh UUD 1945 pasal 32 ayat 2.
Dengan demikian Permasalahan mengenai siapa pelaku produksi menyangkut mana yang
memiliki kewenangan untuk melakukan produksi. Adanya spealisasi produksi selain
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara merata, juga untuk menerapkan
prinsip efiseinsi dalam mengolah sumber daya serta menghindari terjadinya monopoli
oleh individu atau kelompok.

d.      Untuk Siapa Diproduksi (Who)

Permasalahan ini adalah siapa yang memerlukan barang tersebut dan siapa saja
yang menikmati hasilnya. Dengan kata lain, bagaimana cara pendistribusiannya. Apakah
barang-barang yang diproduksi tersebut akan didistribusikan menurut ukuran pendapatan,
kekayaan atau kelompok tertentu dari masyarakat.

©      MASALAH EKONOMI LAINNYA

1.      Kemiskinan dan pemrataan

Sebagai akibat dari krisis ekonomi yang berkepanjangan sejak pertengahan tahun
1997, jumlah penduduk miskin pada akhir tahun itu melonjak menjadi sebesar 47 juta
jiwa atau sekitar 23,5% dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia. Pada akhir tahun
2000, jumlah penduduk miskin turun sedikit menjadi sebesar 37,3 juta jiwa atau sekitar
19% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia.
Dari segi distribusi pendapatan nasional, penduduk Indonesia berada dalam kemiskinan.
Sebagian besar kekayaan banyak dimiliki kelompok berpenghasilan besar atau kelompok
kaya Indonesia.

2.      Krisis Nilai Tukar

Krisis mata uang yang telah mengguncang Negara-negara Asia pada awal tahun
1997, akhirnya menerpa perekonomian Indonesia. Nilai tukar rupiah yang semula

6
dikaitkan dengan dolar AS secara tetap mulai diguncang spekulan yang menyebabkan
keguncangan pada perekonomian yang juga sangat tergantung pada pinjaman luar negeri
sector swasta. Pemerintah menghadapi krisis nilai tukar ini dengan melakukan intervensi
di pasar untuk menyelamatkan cadangan devisayang semakin menyusut. Pemerintah
menerapkan kebijakan nilai tukar yang mengambang bebas sebagai pengganti kebijakan
nilai tukar yang mengambang terkendali.

3.      Masalah Utang Luar Negeri

Kebijakan nilai tukar yang mengambang terkendali pada saat sebelum krisis
ternyata menyimpan kekhawatiran. Depresiasi penurunan nilai tukar rupiah terhadap mata
uang asing terutama dolar ASyang relative tetap dari tahun ke tahun menyebabkan
sebagian besar utang luar negeri tidak dilindungi dengan fasilitas lindung nilai (hedging)
sehingga pada saat krisis nilai tukar terjadi dalam sekejap nilai utang tersebut
membengkak. Pada tahun1997, besarnya utang luar negeri tercatat 63% dari PDB dan
pada tahun 1998 melambung menjadi 152% dari PDB.
Untuk mengatasi ini, pemerintah melakukan penjadwalan ulang utang luar negeri dengan
pihak peminjam. Pemerintah juga menggandeng lembaga-lembaga keuangan
internasional untuk membantu menyelesaikan masalah ini.

4.      Masalah Perbankan dan Kredit Macet

Besarnya utang luar negeri mengakibatkan permasalahan selanjutnya pada system


perbankan. Banyak usaha yang macet karena meningkatnya beban utang mengakibatkan
semakin banyaknya kredit yang macet sehingga beberapa bank mengalami kesulitan
likuiditas. Kesulitan likuiditas makin parah ketika sebagian masyarakat kehilangan
kepercayaannya terhadap sejumlah bank sehingga terjadi penarikan dana oleh masyarakat
secarabesar-besaran (rush).
Goncangan yang terjadi pada system perbankan menimbulkan goncangan yang lebih
besar pada system perbankan secara keseluruhan, sehingga perekonomian juga akan
terseret ke jurang kehancuran. Alasan-alasan di atas menyebabkan pemerintah
memutuskan untuk menyelamatkan bank-bankyang mengalami masalah likuiditas
tersebut dengan memberikan bantuan likuiditas. Namun untuk mengendalikan laju inflasi,
bank sentral harus menarik kembali uang tersebut melalui operasi pasar terbuka. Hal ini
dilakukan dengan meningkatnya suku bunga SBI. Kebijakan ini kemudian menimbulkan
dilema karena peningkatan suku bunga menyebabkan beban bagi para peminjam

7
(debitor). Akibatnya tingkat kredit macet di system perbankan meningkat dengan pesat.
Dilema semakin kompleks di saat system perbankan mencoba mempertahankan
likuiditasyang mereka miliki dengan meningkatkan suku bungan simpanan melebihi suku
bunga pinjaman sehingga mereka mengalami kerugian yang berakibat pengikisan modal
yang mereka miliki.

5.      Masalah Inflasi

Masalah inflasi yang terjadi di Indonesia tidak terlepas kaitannya dengan masalah
krisis nilai tukar rupiah dan krisis perbankan yang selama ini terjadi. Pada tahun 2004
tingkat inflasi Indonesia pernah mencapai angka 10,5%. Ini terjadi karena harga barang-
barang terus naik sebagai akibat dari dorongan permintaan yang tinggi. Tingginya laju
inflasi tersebut jelas melebihi sasaran inflasi BI sehingga BI perlu melakukan pengetatan
di bidang moneter. Pengetatan moneter tidak dapat dilakukan secara drastic dan
berlebihan karena akan mengancam kelangsungan proses penyehatan perbankan dan
program restrukturisasi perusahaan.

6.      Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran

Menurunnya kualitas pertumbuhan ekonomi tahun 2005-2006 tercermin dari


anjloknya daya serap pertumbuhan ekonomi terhadap angkatan kerja. Bila di masa lalu
setiap 1% pertumbuhan ekonomi mampu menciptakan lapangan kerja hingga 240 ribu
maka pada 2005-2006 setiap pertumbuhan ekonomi hanya mampu menghasilkan 40-50
ribu lapangan kerja. Berkurangnya daya serap lapangan kerja berarti meningkatnya
penduduk miskin dan tingkat pengangguran. Untuk menekan angka pengangguran dan
kemiskinan, pemerintah perlu menyelamatkan industry-industri padat karya dan
perbaikan irigasi bagi petani.

D.    CARA MENGATASI MASALAH EKONOMI

Menghadapi masalah pokok ekonomi tersebut, bagaimana kita memecahkan pokok


persoalan itu? Secara garis besar, kita mengenal empat sistem ekonomi yang tumbuh dan
berkembang sesuai dengan situasi kondisi dan ideologi negara yang bersangkutan.
Keempat sistem ekonomi tersebut adalah :

Sistem Ekonomi Tradisional

8
Sistem Ekonomi Terpusat

Sistem Ekonomi Pasar

Sistem Ekonomi Campuran

 Melalui sistem ekonomi ini kita bisa menerapkannya sesuai dengan keadaan
ekonomi suatu negara sehingga masalah ekonomi dapat ditekan.

a.         Sistem Ekonomi Tradisional

Sistem ekonomi ini merupakan sistem ekonomi yang dijalankan secara bersama
untuk kepentingan bersama (demokratis), sesuai dengan tata cara yang biasa ditempuh
oleh nenek moyang sebelumnya. Dalam sistem ini segala barang dan jasa yang
diperlukan, dipenuhi sendiri oleh masyarakat itu sendiri. Tentunya Anda akan bertanya
apa tugas pemerintah dalam sistem ekonomi tradisional ini? Dalam sistem ekonomi
tradisional, tugas pemerintah hanya terbatas memberikan perlindungan dalam bentuk
pertahanan dan menjaga ketertiban umum.

Dengan kata lain kegiatan ekonomi yaitu masalah apa dan berapa, bagaimana dan
untuk siapa barang diproduksi semuanya diatur oleh masyarakat. Pada umumnya, sistem
perekonomian ini berlaku pada negara-negara yang belum maju, dan mulai ditinggalkan.

Ciri-cirinya : 

F  belum ada pembagian kerja

F  Tukar menukar dengan sistem barter

F  Hasil produksi dan sistem distribusi terbentuk karena kebiasaan/ tradisi

F  Produksi yang dihasilkan/ dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri

F  Kehidupan masyarakat yang bersifat kekeluargaan diatur secara bersama-sama

F  Alam merupakan sumber kemakmuran

Kebaikannya/kelebihannya : 

9
F  Masing-masing individu mempunyai keterikatan, sehingga rasa kekeluargaan dan kegotong
royongan terlihat dan dirasakan oleh anggota masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.

F  Keburukan/kelemahannya :

Pola tradisi akan mengakibatkan kurang berkembang pola berfikir masyarakat  hasil


produksi terbatas karena mengandalkan tenaga manusia dan faktor alam.

F  Pengakuan adanya hak milik, kebebasan dan hak asasi manusia berdasarkan hukum adat.

b.        Sistem Ekonomi Terpusat

Pada sistem ekonomi ini, pemerintah bertindak sangat aktif, segala kebutuhan
hidup termasuk keamanan dan pertahanan direncanakan oleh pemerintah secara terpusat.
Pelaksanaan dilakukan oleh daerah-daerah di bawah satu komando dari pusat. Dengan
demikian, masalah apa dan berapa, bagaimana dan untuk siapa barang diproduksi,
semuanya diatur oleh pemerintah secara terpusat.

Kebebasan untuk melakukan kegiatan ekonomi dibatasi sehingga inisiatif


perorangan tidak dapat berkembang. Pada umumnya sistem ekonomi terpusat ini
diterapkan pada negara-negara yang menganut paham komunis. Namun karena kurang
sesuai dengan aspirasi rakyat, akhir-akhir ini sudah ditinggalkan.

Ciri-cirinya :

F  Semua alat dan sumber produksi adalah milik Negara, maka hak milik perseorangan tidak
ada kebijakan perekonomian diatur oleh pemerintah pusat

F  Produksi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang paling mendesak

Kebaikannya : 

F  Pemerintah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap perekonomian

F  Pemerintah bebas menentukan barang yang akan diproduksi sesuai dengan kebutuhan


masyarakat

F  Pemerintah mengatur distribusi barang produksi mudah melakukan pengendalian dan


pengawasan  pelaksanaan pembangunan bisa lebih cepat

10
Kelemahannya : 

F  Setiap orang tidak memiliki apa-apa, kecuali barang yang sudah dibagi pemerintah dominan
mengatur seluruh kegiatan, sehingga potensi, inisiatif, dan daya kreasi tidak
berkembang  segala apa yang diperintahkan pemerintah harus dilaksanakan.

c.         Sistem Ekonomi Pasar

Pada sistem ekonomi pasar, kehidupan ekonomi diharapkan dapat berjalan bebas
sesuai dengan mekanisme pasar. Siapa saja bebas memproduksi barang dan jasa, sehingga
mendorong masyarakat untuk bekerja lebih giat dan efisien. Dengan demikian bagi
produsen memungkinkan memperoleh laba sebesar-besarnya. Jika barang atau jasa dapat
dipasarkan, pada akhirnya produsen akan menyesuaikan dengan keinginan dan daya beli
konsumen.

 Salah satu ciri sistem ekonomi pasar adalah berlakunya persaingan secara bebas.
Akibatnya yang kuat bertambah kuat, sedang yang lemah semakin terdesak tidak berdaya.
Untuk mengatasi keadaan itu pemerintah ikut campur tangan melalui peraturan
perundang-undangan yang dianggap perlu, sehingga terbentuk sistem ekonomi pasar yang
terkendali, bukan ekonomi bebas lagi.

Ciri - cirinya : 

F  Setiap manusia baik sebagai produsen maupun konsumen dianggap sebagai homo


ekonomikus. 

F  Pengakuan adanya hak milik pribadi

F  Pengakuan terhadap kebebasan dan hak-hak asasi manusia secara formal

F  Kedaulatan konsumen dan kebebasan konsumen

F  Sistem pasar dan persaingan bebas motif mencari laba terpusat pada 10 kepentingan diri
sendiri peranan pemerintah terbatas.

Kebaikannya : 

F  Setiap orang diberi kebebasan dan kesempatan untuk berusaha sebaik-baiknya

11
F  Setiap orang bebas memiliki alat-alat produksi

F  Setiap orang bebas memilih bidang usaha yang disukainya

F  Persaingan dapat menyebabkan adanya dorongan untuk maju

F  Produksi barang dan jasa didasarkan pada kebutuhan pasar

F  Tidak ada paksaan dari pemerintah

Kelemahannya : 

F  Adanya kebebasan berusaha mengakibatkan yang kuat semakin kuat dan yang lemah
semakin terdesak dan akhirnya pailit atau mati  menimbulkan monopoloi yang merugikan
manusia.

F  Menimbulkan eksploitasi ( penindasan )

F  Tidak adanya pemerataan

F  Pendapatan stabilitas perekonomian tidak terjamin, sering menimbulkan krisis.

d.        Sistem Ekonomi Campuran

Sistem ekonomi campuran pada umumnya ditetapkan pada negara-negara


berkembang. Dalam sistem ini sektor swasta dan pemerintah sama-sama diakui. Hal ini
berarti di samping sektor swasta, terdapat pula badan perencana negara yang
merencanakan arah dan perkembangan ekonomi. Sistem ekonomi campuran ini dasarnya
merupakan perpaduan antara sistem ekonomi terpusat dengan sistem ekonomi pasar.

Cara lain mengatasi masalah ekonomi adalah melalui peningkatan kualitas SDM atau
peningkatan investasi menjadi lebih produktif. Peran dan Fungsi Pemerintah di Bidang
Ekonomi untuk mengatasi masalah tersebut ;

a)   Fungsi stabilisasi, yaitu fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan ekonomi,


sosial politik, hukum, pertahanan dan keamanan.

b)  Fungsi alokasi, yaitu fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa publik, seperti
pembangunan jalan raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas penerangan, dan telepon.

12
c)            Fungsi distribusi, yaitu fungsi pemerintah dalam pemerataan atau distribusi
pendapatan masyarakat.

13
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Inti dari masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan


manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas. Masalah
ekonomi pasti dihadapi oleh setiap negara. Masalah ekonomi terdiri dari masalah
ekonomi klasik dan masalah ekonomi modern. Masalah ekonomi klasik terdiri dari
masalah produksi, konsumsi dan distribusi. Permasalahan ekonomi modern terdiri dari
pilihan tentang barang dan jasa apa (what) yang harus diproduksi dan berapa (how many?
how much) jumlah yang diproduksi,bagaiman (how) serta untuk siapa (for whom) barang
itu di produksi.

Faktor-Faktor Penyebab Masalah Ekonomi antara lain Kemiskinan, Kesejahteraan


Pengangguran, dan Kelangkaan Bahan Pokok. Untuk mengatasi masalah ekonomi perlu
adanya sistem ekonomi yang sesuai bagi suatu negara. Secara garis besar, kita mengenal
empat sistem ekonomi yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan situasi kondisi dan
ideologi negara yang bersangkutan. Keempat sistem ekonomi tersebut adalah sistem
ekonomi tradisional, sistem ekonomi terpusat, sistem ekonomi pasar dan sistem ekonomi
campuran.

           

14
DAFTAR PUSTAKA

http://chandrapamungkas.wordpress.com

http://ghendri85.wordpress.com/

http://id.answers.yahoo.com

http://indradermawan.wordpress.com

http://izaar.wordpress.com/

http://nanik-hendnan.blogspot.com/

http://oziekonomi.wordpress.com/

http://rejekireda.blogspot.com/

http://www.slideshare.net/

15

Anda mungkin juga menyukai