A. TUJUAN UMUM
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mengoperasikan dan merawat pompa
sentrifugal untuk irigasi.
B. TUJUAN KHUSUS
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi mengoperasikan alat
irigasi dengan pompa sentrifugalini guna memfasilitasi peserta sehingga pada akhir
diklat diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mempersiapkan pekerjaan pemasangan pompa dan perlengkapannya
2. Melakukan pengamatan lokasi pemasangan pompa
3. Memasang pompa dan instalasinya
4. Melakukan operasi pompa sesuai dengan debit dan waktu yang dibutuhkan
5. Menyelesaikan pekerjaan dan merawat alat irigasi pompa sentrifugal
BAB II
MEMPERSIAPKAN PEKERJAAN PEMASANGAN POMPA DAN
PERLENGKAPANNYA
Pompa adalah jenis mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan fluida melalui pipa
dari satu tempat ke tempat lain. Dalam menjalankan fungsinya tersebut, pompa
mengubah energi mekanik poros yang menggerakkan sudu-sudu pompa mejadi energi
kinetik dan tekanan pada fluida.
Pompa Sentrifugal
Komponen utama pompa sentrifugal adalah sebuah rotor dengan sudu-sudu yang
berputar pada kecepatan tinggi.Fluida yang masuk dipercepat oleh impeler yang
menaikkan tekanan maupun kecepatannya, dan melempar fluida keluar melalui volute
atau rumah siput.Pompa ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan head medium
sampai tinggi dengan kapasitas aliran medium. Dalam aplikasinya, pompa sentrifugal
banyak digunakan untuk proses pengisian air pada ketel dan pompa rumah tangga,
kegiatan pengairan dan lain-lain. Bagian-bagian dari pompa sentrifugal adalah stuffling
box, packing, shaft, shaft sleeve, vane, casing, eye of impeller, impeller, casing wear
ring dan discharge nozzle.
Gambar 1. Penampang memanjang pompa sentrifugal
Mengingat, pompa jenis sentrifugal merupakan jenis pompa yang paling banyak
digunakan dalam bidang pertanian, khususnya pengairan atau irigasi, maka fokus
pembicaraan pompa akan dikhususkan pada pompa sentrifugal.
Fluida didefinisikan sebagai zat atau substansi yang akan mengalami perubahan secara
berkesinambungan apabila terkena gaya geser. Berdasarkan sifat alirannya fluida dibagi
menjadi 3 yaitu aliran laminer, transisi dan turbulen.
Debit/kapasitas merupakan volum fluida yang dapat dialirkan per satuan
waktu.Satuan dari kapasitas (Q) adalah m 3/s, liter/s, atau ft3/s.
Head didefinisikan sebagai energi per satuan berat fluida. Satuan dari head (H) adalah
meter. Di dalam pompa, head diukur dengan cara menghitung beda tekanan total antara
pipa isap dan pipa tekan, bila pengukuran dilakukan pada ketinggian yang sama.
Menurut persamaan Bernoulli, terdapat tiga macam head dari sistem instalasi aliran,
yaitu head kecepatan, head potensial dan head tekanan.
Head Tekanan
Head tekanan adalah perbedaan head yang disebabkan perbedaan tekanan statis (head
tekanan) fluida pada sisi tekan dan sisi isap. Head tekanan dituliskan dengan rumus
sebagai berikut:
P Pd Ps
γ γ γ
Dimana:
Head Kecepatan
Head kecepatan adalah perbedaan antara head kecepatan zat cair pada sisi tekan
dengan head kecepatan zat cair pada sisi isap. Head kecepatan dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut:
v2 v2
h d s
k 2g 2g
dimana :
Head potensial/elevasi
Head potensial atau elevasi adalah perbedaan ketinggian antara fluida pada sisi tekan
dengan ketinggian fluida pada sisi isap. Head elevasi dapat dinyatakan dengan rumus
sebagai berikut:
Z= Zd - Zs
Keterangan :
Z : Head statis total (m)
Pompa sentrifugal mempunyai konstruksi sedemikian rupa sehingga aliran zat cair yang
keluar dari impeler akan melalui sebuah bidang tegak lurus poros pompa.
Impeler dipasang pada satu ujung poros dan pada ujung yang lain dipasang kopling
untuk meneruskan daya dari penggerak. Poros ditumpu oleh dua buah bantalan. Sebuah
paking atau perapat dipasang pada bagian rumah yang ditembus poros, untuk
mencegah air bocor keluar atau udara masuk dalam pompa.
1) Impeler
Impeler atau sudu-sudu adalah bagian pompa yang berputar dan memberikan daya
pada air, sehingga air akan mendapatkan energi spesifik berupa kecepatan dan tekanan.
Di dalam rumah siput, kecepatan air secara berangsur-angsur diubah menjadi tekanan
statis. Impeler pada pompa sentrifugal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu (1)
impeler tertutup (2) impeler terbuka/semi terbuka dan (3) berpusar.
Impeler Tertutup
Disebut sebagai impeler tertutup karena baling-baling pada impeler tetutupi oleh mantel
di kedua sisi. Jenis impeler ini banyak digunakan pada pompa air dengan tujuan
mengurung air agar tidak berpindah dari sisi pengiriman ke sisi penghisapan. Impeler
jenis ini memiliki kelemahan pada kesulitan yang akan didapat jika terdapat rintangan
atau sumbatan.
Impeler Terbuka dan Semi Terbuka
Dengan kondisinya yang terbuka atau semi terbuka, maka kemungkinan adanya
sumbatan pun jauh berkurang. Hal ini memungkinkan adanya pemeriksaan impeler
dengan mudah. Namun, jenis impeler ini hanya dapat diatur secara manual untuk
mendapatkan setelan terbaik.
Bantalan Poros
Bantalan yang banyak dipakai pada pompa sentrifugal adalah bantalan anti gesek,
selongsong, rol bola, dan bantalan kingsbury. Bantalan anti gesek dapat berupa baris
tungal atau ganda. Bantalan rol banyak dipakai untuk poros pompa berukuran besar.
Skema bantalan poros ditunjukkan oleh gambar berikut.
(a) (c)
(b) (d)
Gambar 5. Bantalan praktis untuk pompa (a) rol, (b) horizontal, (c) vertikal dan
(d) kingsbury
Selongsong Poros
Selongsong poros pada pompa berfungsi utuk mencegah kebocoran udara ke dalam
pompa bila beroperasi dengan tinggi isap (suction lift) dan untuk mendistribusikan cairan
perapat secara merata di sekeliling ruang cincin (anular space) antara lubang peti dan
permukaan selongsong poros. Selongsong poros disebut juga sangkar perapat atau
cincin lantern. Skema selongsong poros pompa ditunjukkan oleh gambar berikut.
Selongsong poros ini menerima cairan yang bertekanan dari pompa atau sumber
tersendiri lainnya. Kadang-kadang digunakan minyak gemuk sebagai medium perapat
apabila cairan yang bersih tidak tersedia atau tidak dapat dipakai (pompa air kotor).
Peti Gasket
Berfungsi untuk mencegah udara bocor ke dalam rumah pompa bila tekanan di
dalamnya berada di bawah tekanan atmosfer.
Kapasitas (Q)
Kapasitas pompa atau biasa dikenal dengan istilah debit adalah besarnya volume fluida
yang dapat dialirkan persatuan waktu. Dalam pengujian ini pengukuran dari kapasitas
dilakukan dengan menggunakan venturimeter. Satuan dari kapasitas (Q) yang
digunakan dalam pengujian ini adalah m3/s.
Putaran (n)
Yang dimaksud dengan putaran disini adalah putaran poros (impeler) pompa, dinyatakan
dalam satuan rotasi per menit (RPM). Putaran diukur dengan menggunakan tachometer.
Torsi (T)
Torsi didapatkan dari pengukuran gaya dengan menggunakandinamometer, kemudian
hasilnya dikalikan dengan lengan pengukur momen (L). Satuan dari torsi adalah Nm.
Daya (P)
Daya dibagi menjadi dua macam, yaitu daya poros yang merupakan daya dari motor
listrik, serta daya air yang dihasilkan oleh pompa. Satuan daya adalah Watt.
Efisiensi ( )
Merupakan perbandingan antara daya air yang dihasilkan dari pompa, dengan daya
poros dari motor listrik.
Pengertian Kavitasi
Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir, karena tekanannya
berkurang sampai dibawah tekanan uap jenuhnya. Sehingga fluida dapat menguap
ketika tekanannya cukup rendah pada temperatur fluida tersebut. Dalam hal ini
temperatur fluida lebih besar dari temperatur jenuhnya.
Mekanisme dari kavitasi ini adalah berawal dari kecepatan air yang tinggi sehingga
tekanannya rendah dan menyebabkan titik didihnya menurun. Karena fluida mencapai
titik didihnya maka menguap dan timbul gelembung-gelembung yang pada kecepatan
tinggi akan menabrak bagian sudu.
Jika zat cair mendidih, maka akan timbul gelembung-gelembung uap zat cair. Hal ini
dapat terjadi pada zat cair yang sedang mengalir di dalam pompa maupun di dalam
pipa. Tempat-tempat yang bertekanan rendah dan yang berkecepatan tinggi di dalam
aliran, sangat rawan terhadap terjadinya kavitasi. Pada pompa misalnya, bagian yang
mudah mengalami kavitasi adalah sisi isapnya. Kavitasi akan timbul jika tekanan isapnya
terlalu rendah. Kavitasi di dalam pompa dapat mengakibatkan:
(1) Suara yang berisik dan getaran dari pompa.
(2) Performasi pompa akan menurun secara tiba-tiba, sehingga pompa
tidak dapat bekerja dengan baik.
(3) Jika pompa dijalankan dalam keadaan kavitasi secara terus menerus
dalam jangka lama, maka permukaan dinding akan termakan sehingga menjadi
berlubang-lubang. Peristiwa ini disebut erosi kavitasi, sebagai akibat dari
tumbukan gelembung uap yang pecah pada dinding secara terus menerus.
Karena kavitasi mengakibatkan banyak sekali kerugian pada pompa, maka kavitasi perlu
dihindari. Adapun cara-cara untuk mencegah kavitasi antara lain:
(1) Tekanan gas diperbesar di dalam pipa-pipa dimana fluida yang
mengalir dipompakan.
(2) Sebuah pompa booster dipasang pada ujung pipa isap.
(3) Sebuah axial wheel atau helical wheel dipasang tepat di depan
impeler pada poros yang sama. Hal ini dimaksudkan untuk membuat pusaran
(whirl) terhadap aliran. Cara ini merupakan pilihan yang paling baik. Akan tetapi,
apabila kecepatan putaran (n) dan debitnya (Q) sama dengan kecepatan putaran
dan debit dari impeler, maka kavitasi justru akan terjadi pada runner pembantu
itu sendiri. Oleh karena itu, dalam pemasangan runner pembantu ini diperlukan
pertimbangan yang sungguh-sungguh sebelum pemasangannya.
Macam - macam tipe kavitasi pada pompa sentrifugal berdasarkan penyebabnya yaitu:
(a) Suction cavitation (kavitasi pada suction)
Kavitasi jenis ini terjadi akibat kekurangan NPSHA (NPSH aktual). Aturan umumnya
adalah NPSHA minimal harus sama atau lebih besar dari NPSHR (NPSH yang dibutuhkan)
untuk menghindari suction cavitation. Perbedaan yang besar antara NPSHA dengan
NPSHR dapat menyebabkan resiko kerusakan pada pompa terutama pada air yang relatif
dingin (kurang dari 150 ºF).
(b) Recirculation Cavitation
Recirculation cavitation diakibatkan oleh laju aliran (flow rate) yang rendah pada pompa.
Ada dua tipe dari recirculation cavitation yaitu suction side dan discharge side dimana
bisa terjadi pada saat yang bersamaan ataupun terpisah. Keduanya terjadi akibat
fenomena yang sama yaitu aliran balik pada jarak yang berdekatan satu sama lain.
Pengertian NPSH
Net Positive Suction Head (NPSH) adalah tekanan awal bernilai positif yang terdapat
pada sisi inlet pompa. Seperti diuraikan sebelumnya, bahwa kavitasi akan terjadi apabila
tekanan statis suatu aliran zat cair turun sampai di bawah tekanan uap jenuhnya. Untuk
menghindari kavitasi harus diusahakan agar tidak ada satu bagian dari aliran di dalam
pompa yang mempunyai tekanan statis lebih rendah dari tekanan uap jenuh cairan pada
temperatur yang bersangkutan. Dalam hal ini perlu diperhatikan dua macam tekanan
yang memegang peranan. Pertama, tekanan yang ditentukan oleh kondisi lingkungan
dimana pompa dipasang. Kedua, tekanan yang ditentukan oleh keadaan aliran di dalam
pompa.
Oleh karena itu, didefinisikan suatu tekanan kavitasi atau jika dinyatakan dalam satuan
Head disebut dengan Net Positive Suction Head (NPSH). Jadi, NPSH dapat dinyatakan
sebagai ukuran keamanan pompa terhadap kavitasi.
Gambar 8. NPSH bila tekanan atmosfer bekerja pada permukan air yang dihisap.
P P
h sv a v h s h
γ γ l
Keterangan:
= NPSH yang tersedia (m)
= Tekanan atmosfer (N/m2)
= Tekanan uap jenuh pada temperatur fluida (N/m 2)
= Berat jenis cairan (N/m3)
= Head isap statis (m)
= Head losses (m)
dengan hs bertanda positif (+) jika pompa terletak di atas permukaan zat cair yang
dihisap dan negatif (-) jika pompa terletak di bawah permukaan zat cair yang dihisap.
Dari persamaan tersebut, dapat dilihat bahwa NPSH yang tersedia merupakan head
tekanan absolut yang masih tersisa pada sisi isap pompa setelah dikurangi head tekanan
uap, head isap statis dan head loss . Besarnya tergantung pada kondisi luar pompa
dimana pompa tersebut dipasang.
Gambar 9. NPSH bila tekanan uap bekerja di dalam tangki air hisap yang tertutup.
Jika zat cair dihisap dari tangki tertutup seperti pada gambar 9, maka Pa menyatakan
tekanan absolut yang bekerja pada permukaan zat cair di dalam tangki tertutup
tersebut. Jika tekanan di atas permukan zat cair sama dengan tekanan uap jenuhnya,
maka Pa = Pv, sehingga :
(22)
Harga hs adalah negatif (-) karena permukaan zat cair dalam tangki lebih tinggi daripada
sisi isap pompa. Pemasangan pompa semacam ini diperlukan untuk mendapatkan harga
Sebelum pompa irigasi dipasang, harus dipertimbangkan banyak faktor yang dapat
menimbulkan kerusakan pada pompa, baik yang disebabkan oleh faktor alam, seperti
kebanjiran ataupun faktor manusia, seperti kehilangan pompa. Oleh sebab itu pemilihan
lokasi yang tepat untuk penempatan pompa sangat penting dalam pembuatan dan
pengembangan sistem irigasi irigasi. Beberapa faktor harus dipertimbangkan saat
memilih lokasi pemasangan pompa.
(1) Harus mencari tahu apakah alirannya dapat diandalkan dalam kasus sungai atau
apakah jumlah air yang tersimpan di bendungan cukup untuk memenuhi
persyaratan irigasi tahunan untuk program tanam yang diusulkan. Informasi ini
sering didapat dari otoritas yang menangani masalah sumber air, misalnya
Kementerian Pekerjaan Umum atau Dinas meteorology dan klimatologi.
(2) Jika sungai mengalami pengikisan atau abrasi atau banjir maka dalam kasus ini
harus ditentukan tingkat banjir maksimum yang tidak membahayakan bagi
penempatan pompa irigasi. Sedapat mungkin pompa ditempatkan pada lokasi
yang tidak terpengaruh oleh abrasi dan berada luar kawasan banjir.
(3) Lokasi penempatan pompa tidak boleh pada kawasan yang mengalami
pengikisan, terutama pada tikungan sungai dimana endapan pasir dan lumpur
bisa dominan, yang akan menyebabkan penyumbatan pipa hisap dan pompa.
(4) Lokasi penempatan pompa harus berada diluar tingkat level pasokan air
terutama jika pompa diletakkan dekat dengan bendungan atau bending,
demikian juga pada saluran pembuangan.
(5) Lokasi penempatan pompa harus dikawasan yang mudah untuk dimasuki,
terutama pada saat pemeliharaan atau perawatan pompa. Sehingga tidak
menghambat kerja pemeliharaan.
Sumber Air
Kondisi Lahan
Kemirinngan Lahan
Beda tinggi
Luas Lahan
Jenis tataguna lahan
Pipa hisap
Pipa hisap dari suatu pompa sentrifugal mempunyai peranan penting dalam keberhasilan
kerja dari pompa tersebut. Rancangan yang buruk dari suatu pipa hisap akan
menyebabkan Net Positive Suction Head (NPSH) yang tidak mencukupi, sehingga timbul
getaran dan suara berisik akibat pukulan air (water hammer), keausan dan sebagainya.
Mengingat tekanan pada bagian masuk pompa adalah hisapan (nilainya negatif) dan
katupnya harus dibatasi untuk menghindari kavitasi, maka harus diusahakan agar
kerugian pada pipa hisap sekecil mungkin. Untuk maksud ini diusahakan agar diameter
pipa hisap cukup besar dan dihindarkan adanya belokan.
Pipa Hantar
Sebuah katup searah (check valve) harus dipasang pada pipa hantar dalam posisi dekat
dengan pompa dengan maksud untuk menghindari water hammer dan mengatur
pengeluaran pompa. Ukuran dan panjang pipa hantar tergantung dari kebutuhan.
Hal-hal yang harus diperhatikan:
Hindari terjadinya penyimpangan aliran atau pusaran pada nosel isap
Pipa harus sependek mungkin dan jumlah belokan harus sesedikit mungkin agar
kehilangan energi sekecil mungkin
Hindari terjandinya kantong udara di dalam pipa dengan membuat bagian pipa
yang mendatar agak menanjak ke arah pompa dengan kemiringan 1/100-1/50 .
Hindari kebocoran dalam sambungan pipa
Bila saringan atau katup isap akan dipasang maka perlu disediakan cara untuk
membersihkan kotoran yang menyumbat. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan
membuat pipa isap yang mudah dilepas dan tidak ditanam dalam beton.
Kedalaman ujung pipa: Ujung pipa isap harus dibenamkan dibawah muka air
dengan kedalaman tertentu untuk mencegah terisapnya udara dari permukaan
(minimal 60 cm).
Pipa Keluar
(inchi) 2 3 4 5 6
(liter/detik) 8 ~ 17 17 ~ 28 28 ~ 39 39 ~ 50 50 ~ 62
Penumpu pipa
Dalam instalasi, pipa harus ditumpu untuk menahan beratnya sendiri, berat zat cair di
dalamnya, gaya tekanan dan aliran air, dan gaya lainnya. Tumpuan ini harus dipasang
sedemikian rupa hingga pipa tidak membebani pompa dan katup-katup yang ada.
Pondasi
Pondasi harus dapat sepenuhnya menyerap getaran pompa dan penggeraknya, selain
harus dapat menahan beratnya sendiri. Untuk pompa yang dikopel langsung dengan
motor listrik, berat pondasi harus lebih dari 3 kali berat mesin. Untuk pompa yang
dikopel langsung dengan motor bakar torak, berat pondasi harus lebih dari 5 kali berat
mesin.
Jika pompa dikopel langsung dengan penggerak atau digerakkan melalui roda gigi, maka
semuanya harus dipasang pada satu landasan. Apabila digunakan transmisi sabuk (belt),
pompa dan motor penggerak dapt dipasang dengan landasan terpisah. Namun harus
dijaga agar sabuk tidak slip atau landasan tidak miring atau bergeser karena tegangan
sabuk.
Agar landasan dapat duduk mendatar dengan baik pada pondasi, perlu disediakan celah
sebesar 10 sampai 30 mm atara bidang atas pondasi dengan bidang dasar landasan. Hal
ini dimaksudkan untuk dapat menyeletel kedataran landasan. Setelah landasan distel
datar pada pondasi, kemudian celah tersebut diisi dengan adukan.
Pemasangan Pompa
Mesin Penggerak Pompa
Umumnya pompairigasiyang dilengkapi denganmotor listrikatau motor diesel.
Motor Listrik
Motor diesel biasanya digunakan untuk penggerak pompa irigasi. Hal ini karena mesin
diesel lebih kuat, memerlukan lebih sedikit perawatan dan memiliki biaya operasi dan
pemeliharaan keseluruhan yang lebih rendah.
Dimana:
Pt = Total tekanan dalam system pompa yang diakibatkan oleh water hammer (psi)
Po = Tekanan statis (psi)
L = Panjang pipa yang terpengaruh tekanan oleh katup (feet) (3.28 feet = 1 m)
V = Kecepatan air pada saat terjadi penurunan (fps) (3.28 fps = 1 m/s)
T = Waktu penutupan katup(s)
Pengaruh Suhu
Kisaran tekanan pipa yang diberikan oleh pabrik harus dikalikan dengan faktor
angka aman yang sesuai dari Tabel 19 untuk mendapatkan suhu kompensasi
perubahan tekanan pipa.Misalnya, PVC kelas 6 memiliki besar tekanan 6 bar pada
23°C, tetapi ketika suhu air meningkat menjadi 26,7°C, maka terjadi penurunan
tekanan menjadi 5.28 bar(0,88 x6 bar).
Pengaruh jenis bahan, diameter dan ketebalan pipa
Kekuatan pipa yang dipakai untuk sistem pompa, juga dipengaruhi oleh tekanan
yang dihasilkan oleh pompa. Hardies (1985) merekomendasikan bahwa untuk
jaringan pipa PVC, variasi perubahan tekanan maksimum total, baik tekanan
maksimum dan minimum, tidak boleh melebihi 50% dari nilai tekanan normal
pipa. Misalnya, perubahan tekanan maksimum untuk PVC Kelas 6 harus ± 15 m.
Pipa jenis polyethylene pipa tidak terpengaruh oleh tekanan siklik pada tingkat
yang sama seperti PVC, karena pipa poliethilen merupakan bahan yang lebih kuat.
Namun, jika terjadi perubahan, seperti di pipa lainnya, maka dengan
menggunakan pipa poliethilen akan meminimalkan kerusakan pipa.
Water hammer tidak dapat sepenuhnya dihilangkan dari desain pipa yang ekonomis,
namun dengan mengambil tindakan pencegahan selama pengelolaan dan pengoperasian
pompa, pengaruh water hammer dapat diminimalkan.Start-up sangat penting, terutama
ketika pipa dalam keadaan kosong.Pipa kosong harus diisi secara lambat mungkin untuk
memungkinkan udara yang terperangkap dalam pipa hilang. Selain itu, perlu untuk
diingatkan kembali beberapa hal:
• Jangan membuka gate valve pada pipa distribusi untuk jenis pompa turbin dalam.
Hal ini untuk mencegah meningkatnya head secara berlebihan.
• Buka semua katup yang mengarah ke zona untuk distribusi air irigasi, kecuali pipa
hisap pompa. Katup pelepasan pompa harus dibuka secara perlahan untuk
memungkinkan pengisian lambat dari pipa.
• Pastikan semua udara telah keluar dari sistem sebelum operasi sistem dengan
kecepatan penuh.
• Tutup semua katup secara manual perlahan-lahan. Tidak boleh ada katup yang
ditutup dalam waktu kurang dari 10 detik, sebaiknya tidak kurang dari 30 detik.
• Gunakan tindakan yang sama dalam menghentikan sistem irigasi seperti yang
digunakan dalam start-up dan operasi umum.
Water hammer merupakan proses yang kompleks, mekanisme yang tidak sepenuhnya
dipahami. Namun, hal itu dapat dengan mudah dianalisis, dan banyak metode efektif
pengendalian water hammer yang tersedia. Jika konsep tentang efek water hammer
dipahami dengan benar dan beberapa cara sederhana untuk mengendalikannya
dipahami, maka untuk perancangan sistem pompa dan pengoperasiannya secara efektif
akan diperoleh dan menjadi bebas masalah.
B. Keterampilan yang diperlukan dalam Memasang Pompa Dan Instalasinya
1. Menganalisis Kebutuhan pipa untuk Pemasangan Pompa
2. Memasang pompa dan istalasinya.
Menghidupkan Pompa
Pada waktu menghidupkan pompa, sebaiknya katup ( gate valve) dalam kondisi tertutup.
Hal ini karena pompa, pompa hanya akan beroperasi 30 - 50% dari beban penuh ketika
gate valve ditutup. Dalam kasus di mana kedudukan pompa dibawah sumber air, maka
pompa dapat dihidupkan dengan gate valve terbuka.Untuk menghindari water hammer,
gate valve harus dibuka secara bertahap sampai terbuka penuh.
Mematikan Pompa
Langkah pertama yang dilakukan pada waktu mematikan pompa adalah menutupgate
valve. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya perubahan tekanan yang tiba-tiba
karena penutupan gate valve.Jika gate valve ditutup, matikan mesin penggerak
pompa.Jikapompalama tidak dihidupkan, atau lama tidak dioperasikan, maka secara
bertahapkehilanganprimingnya. Sehinggaoperator harusmelakukan priming kembali jika
akan menghidupkan pompa.
Pengoperasian Pompa Seri dan Paralel
Operasi Seri Paralel dengan Karakteristik Pompa Sama
Jika dalam suatu sistem jaringan pompa irigasi, head atau kapasitas yang diperlukan
tidak tercapai dengan satu pompa saja, maka dapat digunakan dua pompa atau lebih
yang disusun secara seri atau paralel.
Susunan Seri
Jika head yang diperlukan besar dan tidak dapat dilayani oleh satu pompa, maka dapat
digunakan lebih dari satu pompa yang disusun secara seri. Penyusunan pompa secara
seri dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 16. Operasi seri dan paralel pompa dengan karakteristik sama
Gambar di atas menunjukan kurva head atau kapasitas pompa yang mempunyai
karakteristik yang sama yang di pasang secara paralel atau seri. Dalam gambar ini
kurva untuk pompa tunggal diberi tanda (1) dan untuk susunan seri yang terdiri dari dua
buah pompa diberi tanda (2). Harga head kurva (2) diperoleh dari harga head kurva (1)
dikalikan (2) untuk kapasitas (Q) yang sama.
Kurva untuk susunan pompa paralel yang terdiri dari dua buah pompa, diberi tanda (3).
Harga kapasitas (Q) kurva (3) ini diperoleh dari harga kapasitas pada kurva (1) dikalikan
(2) untuk head yang sama. Dalam gambar ditunjukkan tiga buah kurva head
ataukapasitas sistem, yaitu R1, R2, dan R3. Kurva R3 menujukkan tahanan yang lebih
tinggi dibanding dengan R2 dan R1. Jika sistem mempunyai kurva head kapasitas R3,
maka titik kerja pompa 1 akan terletak di (D). Jika pompa ini disusun seri sehingga
menghasilkan kurva (2) maka titik kerja akan pindah ke (E). Disini terlihat bahwa head
titik (E) tidak sama dengan dua kali lipat head (D), karena ada perubahan (berupa
kenaikan) kapasitas.
Sekarang, jika sistem mempunyai kurva head kapasitas R 1 maka titik kerja pompa (1)
akan terletak di (A). Jika pompa ini disusun paralel sehingga menghasilkan kurva (3)
maka titik kerjanya akan berpindah ke (B). Disini terlihat bahwa kapasitas dititik (B) tidak
sama dengan dua kali lipat kapasitas dititik (A), karena ada perubahan (kenaikan) head
sistem.
Jika sistem mempunyai kurva karakteristik seperti R 2, maka laju aliran akan sama untuk
susunan seri maupun paralel. Namun jika karakteristik sistem adalah seperti R 1 dan R3,
maka akan diperlukan pompa dalam susunan paralel atau seri. Susunan paralel pada
umumnya untuk laju aliran besar, dan susunan seri untuk head yang tinggi pada saat
operasi.Untuk susunan seri, kedua pompa menghisap zat cair dan pompa kedua
mendapat tekanan dari pompa pertama, maka perlu perhatian khusus dalam hal
kekuatan konstruksi dan kerapatan terhadap kebocoran dari rumah pompa.
Pompa-pompa yang berbeda karakteristiknya dapat juga dipasang secara paralel.Hal ini
ditunjukkan dalam gambar 17, dimana pompa (1) mempunyai kapasitas kecil dan pompa
(2) mempunyai kapasitas besar.
Jika sistem pipa mempunyai kurva karakteristik R1, maka titik operasi dengan pompa
susunan seri akan terletak di (C). Dalam keadaan ini, pompa (1) bekerja di titik (D) dan
pompa (2) di titik (E). Untuk sistem yang mempunyai kurva karakteristik R 2, menjadi
negatif sehingga akan menurunkan head pompa (2). Jadi untuk kurva sistem yang lebih
rendah dari R2 lebih baik dipakai pompa (2) saja.
Efisiensi Pompa
Pompa tidak dapat mengubah seluruh energi kinetik menjadi energi tekanan, karena ada
sebagian energi kinetik yang hilang.Efisiensi pompa adalah suatu faktor yang
dipergunakan untuk menghitung kehilangan ini. Efisiensi pompa terdiri dari:
Efisiensi hidrolis adalah efisiensi yang memperhitungkan kehilangan energi akibat
gesekan antara cairan dengan sudu-sudu, dan kehilangan tekanan akibat perubahan
arah yang tiba‐tiba pada sudu-sudu.
Efisiensi volumetrik adalah efisiensi yang memperhitungkan kehilangan energi akibat
resirkulasi air pada ring, sambungan dan lain-lain.
Efisiensi mekanis adalah efisiensi yang memperhitungkan kehilangan energi akibat
gesekan pada katup, packing gland, bantalan, dan lain-lain.
Setiap pompa dirancang pada kapasitas dan head tertentu, meskipun dapat juga
dioperasikan pada kapasitas dan head yang lain. Efisiensi pompa akan mencapai
maksimum, jika pompa dioperasikan sesuai dengan desaintersebut, yang dinamakan
dengan titik BEP. Untuk kapasitas yang lebih kecil atau lebih besar efisiensinya akan
lebih rendah.
Efisiensi pompa adalah perbandingan antara daya hidrolis pompa dengan daya poros
pompa. Rumus efisiensi pompa () adalah
PH
η
PS
Daya Hidrolis
Daya hidrolis adalah daya yang diperlukan oleh pompa untuk mengangkat sejumlah zat
cair pada ketinggian tertentu.Daya hidrolis dapat dicari dengan persamaan berikut.
ρ* g *Q
PH
1000
Dimana
PH = daya hidrolis
ρ = massa jenis (kg/m3)
g = gaya gravitasi
H = head (m)
Q = kapasitas (m3/s)
Untuk setiap pompa, biasanya pabrik pembuatnya memberikan kurva karakteristik yang
menunjukkan unjuk kerja pompa pada berbagai kondisi pemakaian. Karakteristik sebuah
pompa digambarkan dalam kurva karakteristik menyatakan besarnya head total, daya
pompa dan efisiensi pompa terhadap kapasitas. Berikut ini adalah contoh kurva
karakteristik suatu pompa.
Table 3
Kerusakan Pompa, penyebab dan Perbaikannya
Tujuan Pemeliharaan
Dengan adanya kegiatan pemeliharaan ini maka fasilitas atau peralatan dapat
dipergunakan untuk kegiatan produksi sesuai dengan rencana, dan tidak mengalami
kerusakan selama fasilitas/peralatan tersebut dipergunakan selama proses produksi.
Jenis-jenis Perawatan
Perawatan pompa irigasi adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk
memperpanjang usia pakai pompa, menjamin kesiapan operasional dan menjamin
keselamatan orang yang menggunakan dan melaksanakan perawatan. Berdasarkan jenis
kegiatan perawatan yang dilakukan, maka perawatan pompa dapat dibedakan menjadi 4
jenis, yaitu (1) perawatan preventif, (2) perawatan prediksi, (3) perawatan break down,
dan (4) perawatan korektif.
1) Preventive Maintenance
Preventive maintenanceadalah tindakan pemeliharaan yangterjadwal dan terencana.
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada pompa dan menjaganya selalu tetap normal selama dalam operasi.
Contoh kegiatan preventive maintenance tersebut adalah:
Melakukan pengecekan terhadap pendeteksi indikator tekanan dan temperatur
fluida pada pompa, atau alat pendeteksi indikator lainnya, apakah telah sesuai
hasilnya untuk kondisi normal kerja pompa atau tidak.
Membersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada bodi pompa (debu,
tanahdan bekas minyak).
Mengencangkan baut-baut yang kendor.
Pengecekan kondisi pelumasan pada bearing (unsealed).
Perbaikan/mengganti gasket pada sambungan-sambungan flange yang bocor
atau rusak.
2) Predictive Maintenance
Predictive maintenance adalah perawatan yang bersifat prediksi, dalam hal ini
merupakan evaluasi dari perawatan berkala ( preventive maintenance). Pendeteksian
ini dapat dievaluasi dari indikaktor-indikator yang terpasang pada instalasi pada
pompa dan juga dapat melakukan pengecekan vibrasi dan pelurusan pada pompa
untuk menambah data dan tindakan perbaikan selanjutnya.
i. Breakdown Maintenance
Breakdown maintenance adalah perbaikan yang dilakukan tanpa adanya rencana
terlebih dahulu, hal ini dilakukan karena kerusakan terjadi secara mendadak pada
pompa yang sedang beroperasi, yang mengakibatkan kerusakan pada pompa, hingga
tidak dapat beroperasi. Contoh kegiatan yang dilakukan dalam breakdown
maintenance adalah:
Bantalan pompa rusak karena kegagalan pada pelumasan.
Kopling penghubung antara poros pompa dan poros penggerakterlepasakibat
baut-baut yang kurang kencang.
Sudu-sudu macetkarena terganjal benda asing.
A. Daftar Peralatan/Mesin
B. Daftar Bahan
1. Widyaiswara
1. Ir. Muhammad Yamin, MT
2.