Anda di halaman 1dari 53

MODUL

MENGOPERASIKAN SITEM IRIGASI


DENGAN POMPA SENTRIFUGAL
DAFTAR ISI
halaman
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………
A. Tujuan Umum ……………………………………………………………
B. Tujuan Khusus ………………………………………………………….
BAB II Mempersiapkan Pekerjaan Pemasangan Pompa
DanPerlengkapannya……………………………………………………………..
A. Pengetahuan Yang diperlukan dalam Mempersiapkan pekerjaan
pemasangan pompa dan perlengkapannya …………
2.1. Pengertian Pompa……………………………………………….,
2.2 Pengertian Fluida, Debit dan Head ……………………………….
2.3 Pompa Sentrifugal dan Prinsip Kerjanya .........................
B. Keterampilan yang diperlukan dalam Mempersiapkan pekerjaan
pemasangan pompa dan perlengkapannya ………….
C. Sikap kerja yang diperlukan dalam Mempersiapkan pekerjaan
pemasangan pompa dan perlengkapannya …………………………
BAB III Melakukan Pengamatan Lokasi Pemasangan Pompa …………………..
A. Pengetahuan Yang diperlukan dalam Melakukan Pengamatan
Lokasi Pemasangan Pompa …………………………………………

B. Keterampilan yang diperlukan dalam Melakukan Pengamatan


Lokasi Pemasangan Pompa …………………………………………
C. Sikap kerja yang diperlukan dalam Melakukan Pengamatan
Lokasi Pemasangan Pompa …………………………………………
BAB IV Memasang Pompa dan Instalasinya ………………………………………
A. Pengetahuan Yang diperlukan dalam Memasang Pompa dan
Instalasinya ……………………………………………………………

B. Keterampilan yang diperlukan dalam Memasang Pompa dan


Instalasinya ……………………………………………………………
C. Sikap kerja yang diperlukan dalam Memasang Pompa dan
Instalasinya …………………………………………………………….
BAB V Mengoperasikan Pompa Sentrifugal ………………………………………
A. Pengetahuan Yang diperlukan dalam Mengoperasikan Pompa
Sentrifugal ………………………………………………………………

B. Keterampilan yang diperlukan dalam Mengoperasikan Pompa


Sentrifugal ………………………………………………………………
C. Sikap kerja yang diperlukan dalam Mengoperasikan Pompa
Sentrifugal ………………………………………………………………
BAB VI Menyelesaikan Pekerjaan dan Merawat Alat irigasi Pompa Sentrifugal
……………………………………………………………………
A. Pengetahuan Yang diperlukan dalam Menyelsaikan Pekerjaan
dan Merawat Alat irigasi Pompa Sentrifugal ………………………..

B. Keterampilan yang diperlukan dalam Menyelesaikan Pekerjaan


dan Merawat Alat irigasi Pompa Sentrifugal ……………………….
C. Sikap kerja yang diperlukan dalam Menyelesaikan Pekerjaan
dan Merawat Alat irigasi Pompa Sentrifugal ……………………….
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………….
DAFTAR ALAT DAN BAHAN …………………………………………………………………
A. Daftar Peralatan/Mesin ………………………………………………
B. Bahan ……………………………………………………………………
DAFTAR PENYUSUN …………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

A. TUJUAN UMUM
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mengoperasikan dan merawat pompa
sentrifugal untuk irigasi.

B. TUJUAN KHUSUS
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi mengoperasikan alat
irigasi dengan pompa sentrifugalini guna memfasilitasi peserta sehingga pada akhir
diklat diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mempersiapkan pekerjaan pemasangan pompa dan perlengkapannya
2. Melakukan pengamatan lokasi pemasangan pompa
3. Memasang pompa dan instalasinya
4. Melakukan operasi pompa sesuai dengan debit dan waktu yang dibutuhkan
5. Menyelesaikan pekerjaan dan merawat alat irigasi pompa sentrifugal
BAB II
MEMPERSIAPKAN PEKERJAAN PEMASANGAN POMPA DAN
PERLENGKAPANNYA

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam mempersiapkan pekerjaan


pemasangan pompa dan perlengkapannya

2.1 Pengertian Pompa

Pompa adalah jenis mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan fluida melalui pipa
dari satu tempat ke tempat lain. Dalam menjalankan fungsinya tersebut, pompa
mengubah energi mekanik poros yang menggerakkan sudu-sudu pompa mejadi energi
kinetik dan tekanan pada fluida.

Pompa Sentrifugal
Komponen utama pompa sentrifugal adalah sebuah rotor dengan sudu-sudu yang
berputar pada kecepatan tinggi.Fluida yang masuk dipercepat oleh impeler yang
menaikkan tekanan maupun kecepatannya, dan melempar fluida keluar melalui volute
atau rumah siput.Pompa ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan head medium
sampai tinggi dengan kapasitas aliran medium. Dalam aplikasinya, pompa sentrifugal
banyak digunakan untuk proses pengisian air pada ketel dan pompa rumah tangga,
kegiatan pengairan dan lain-lain. Bagian-bagian dari pompa sentrifugal adalah stuffling
box, packing, shaft, shaft sleeve, vane, casing, eye of impeller, impeller, casing wear
ring dan discharge nozzle.
Gambar 1. Penampang memanjang pompa sentrifugal
Mengingat, pompa jenis sentrifugal merupakan jenis pompa yang paling banyak
digunakan dalam bidang pertanian, khususnya pengairan atau irigasi, maka fokus
pembicaraan pompa akan dikhususkan pada pompa sentrifugal.

2.2 Pengertian Fluida, Debit dan Head

Fluida didefinisikan sebagai zat atau substansi yang akan mengalami perubahan secara
berkesinambungan apabila terkena gaya geser. Berdasarkan sifat alirannya fluida dibagi
menjadi 3 yaitu aliran laminer, transisi dan turbulen.
Debit/kapasitas merupakan volum fluida yang dapat dialirkan per satuan
waktu.Satuan dari kapasitas (Q) adalah m 3/s, liter/s, atau ft3/s.
Head didefinisikan sebagai energi per satuan berat fluida. Satuan dari head (H) adalah
meter. Di dalam pompa, head diukur dengan cara menghitung beda tekanan total antara
pipa isap dan pipa tekan, bila pengukuran dilakukan pada ketinggian yang sama.
Menurut persamaan Bernoulli, terdapat tiga macam head dari sistem instalasi aliran,
yaitu head kecepatan, head potensial dan head tekanan.
Head Tekanan
Head tekanan adalah perbedaan head yang disebabkan perbedaan tekanan statis (head
tekanan) fluida pada sisi tekan dan sisi isap. Head tekanan dituliskan dengan rumus
sebagai berikut:
P Pd Ps
 
γ γ γ

Dimana:

: Head tekanan (m)

: Head tekanan fluida pada sisi tekan (m)

: Head tekanan fluida pada sisi isap (m)

Head Kecepatan
Head kecepatan adalah perbedaan antara head kecepatan zat cair pada sisi tekan
dengan head kecepatan zat cair pada sisi isap. Head kecepatan dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut:
v2 v2
h  d  s
k 2g 2g

dimana :

: Head kecepatan (m)

: Head kecepatan zat cair pada sisi tekan (m)

: Head kecepatan zat cair pada sisi isap (m)

Head potensial/elevasi
Head potensial atau elevasi adalah perbedaan ketinggian antara fluida pada sisi tekan
dengan ketinggian fluida pada sisi isap. Head elevasi dapat dinyatakan dengan rumus
sebagai berikut:
Z= Zd - Zs
Keterangan :
Z : Head statis total (m)

: Head statis pada sisi tekan (m)

: Head statis pada sisi isap (m)

2.3 Pompa Sentrifugal dan Prinsip Kerjanya

Komponen Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal mempunyai konstruksi sedemikian rupa sehingga aliran zat cair yang
keluar dari impeler akan melalui sebuah bidang tegak lurus poros pompa.

Gambar 2.Komponen pompa sentrifugal

Impeler dipasang pada satu ujung poros dan pada ujung yang lain dipasang kopling
untuk meneruskan daya dari penggerak. Poros ditumpu oleh dua buah bantalan. Sebuah
paking atau perapat dipasang pada bagian rumah yang ditembus poros, untuk
mencegah air bocor keluar atau udara masuk dalam pompa.
1) Impeler
Impeler atau sudu-sudu adalah bagian pompa yang berputar dan memberikan daya
pada air, sehingga air akan mendapatkan energi spesifik berupa kecepatan dan tekanan.
Di dalam rumah siput, kecepatan air secara berangsur-angsur diubah menjadi tekanan
statis. Impeler pada pompa sentrifugal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu (1)
impeler tertutup (2) impeler terbuka/semi terbuka dan (3) berpusar.
Impeler Tertutup
Disebut sebagai impeler tertutup karena baling-baling pada impeler tetutupi oleh mantel
di kedua sisi. Jenis impeler ini banyak digunakan pada pompa air dengan tujuan
mengurung air agar tidak berpindah dari sisi pengiriman ke sisi penghisapan. Impeler
jenis ini memiliki kelemahan pada kesulitan yang akan didapat jika terdapat rintangan
atau sumbatan.
Impeler Terbuka dan Semi Terbuka
Dengan kondisinya yang terbuka atau semi terbuka, maka kemungkinan adanya
sumbatan pun jauh berkurang. Hal ini memungkinkan adanya pemeriksaan impeler
dengan mudah. Namun, jenis impeler ini hanya dapat diatur secara manual untuk
mendapatkan setelan terbaik.

Impeler Pompa Berpusar/Vortex


Pompa yang digunakan untuk memompa bahan-bahan yang lebih padat ataupun
berserabut dari fluida cair, impeler vortex dapat menjadi pilihan yang baik. Pompa jenis
ini 50% kurang efisien dari rancangan konvensionalnya.

Gambar 3. Jenis impeler pompa sentrifugal


Rumah Pompa
Rumah pompa memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1. Sebagai pengarah fluida yang dilemparkan
impeler. Akibat gaya sentrifugal yang menuju sisi tekan, sebagian energi kinetik
fluida diubah menjadi tekanan.
2. Menutup impeler pada sisi penghisapan dan
pengiriman pada ujung pompa sehingga berbentuk tangki tekanan.
3. Memberikan media pendukung dan bantalan
poros untuk batang torak dan impeler.

Gambar 4. Konstruksi rumah pompa


Poros Pompa
Poros pompa adalah komponen yang berfungsi sebagai penerus putaran pengerak
kepada impeler dan pompa. Poros pompa dibedakan menjadi dua, yaitu (1) Poros
pompa datar atau horizontal, (2) Poros pompa tegak atau vertikal

Cincin Penahan Keausan atau Cincin Perapat (Wearing Ring)


Cincin perapat berfungsi untuk mencegah keausan rumah pompa dan impeler pada
sambungan yang bergerak (running joint), maka dipasang cincin penahan keausan
(wearing ring) yang disebut juga cincin rumah pompa atau cincin perapat.

Bantalan Poros
Bantalan yang banyak dipakai pada pompa sentrifugal adalah bantalan anti gesek,
selongsong, rol bola, dan bantalan kingsbury. Bantalan anti gesek dapat berupa baris
tungal atau ganda. Bantalan rol banyak dipakai untuk poros pompa berukuran besar.
Skema bantalan poros ditunjukkan oleh gambar berikut.

(a) (c)

(b) (d)
Gambar 5. Bantalan praktis untuk pompa (a) rol, (b) horizontal, (c) vertikal dan
(d) kingsbury

Selongsong Poros
Selongsong poros pada pompa berfungsi utuk mencegah kebocoran udara ke dalam
pompa bila beroperasi dengan tinggi isap (suction lift) dan untuk mendistribusikan cairan
perapat secara merata di sekeliling ruang cincin (anular space) antara lubang peti dan
permukaan selongsong poros. Selongsong poros disebut juga sangkar perapat atau
cincin lantern. Skema selongsong poros pompa ditunjukkan oleh gambar berikut.

Gambar 6. Selongsong poros pompa

Selongsong poros ini menerima cairan yang bertekanan dari pompa atau sumber
tersendiri lainnya. Kadang-kadang digunakan minyak gemuk sebagai medium perapat
apabila cairan yang bersih tidak tersedia atau tidak dapat dipakai (pompa air kotor).

Peti Gasket
Berfungsi untuk mencegah udara bocor ke dalam rumah pompa bila tekanan di
dalamnya berada di bawah tekanan atmosfer.

Perapat Poros (Perapat Mekanis)


Digunakan untuk mencegah kebocoran di sekeliling poros. Perapat poros ini juga dipakai
apabila peti gasket tidak dapat mencegah kebocoran secara maksimal. Permukaan
perapat tegak lurus terhadap poros pompa dan biasanya terdiri dari dua bagian yang
dihaluskan dan dilumasi. Perapat poros dibedakan menjadi dua, yaitu jenis dalam dan
jenis luar. Jenis luar dipakai apabila cairan yang dipompa berpasir dan tidak diinginka
adanya kebocoran pada peti gasket. Jenis dalam digunakan untuk cairan yang mudah
menguap. Skema perapat mekanis dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 7. Perapat Mekanis
Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal
Secara garis besar, pompa bekerja dengan cara mengubah energi mekanik dari poros
yang menggerakkan sudu-sudu pompa, kemudian menjadi energi kinetik dan tekanan
pada fluida. Demikian pula pada pompa sentrifugal, agar bisa bekerja pompa
membutuhkan daya dari mesin penggerak pompa. Berputarnya impeler menyebabkan
tekanan vakum pada sisi isap pompa, akibatnya fluida terhisap masuk ke dalam impeler.
Di dalam impeler, fluida mendapatkan percepatan sedemikian rupa dan terkena gaya
sentrifugal, sehingga fluida mengalir keluar dari impeler dengan kecepatan tertentu.
Kecepatan keluar fluida ini selanjutnya akan berkurang dan berubah menjadi energi
tekanan di dalam rumah pompa. Besarnya tekanan yang timbul tergantung pada
besarnya kecepatan fluida.

Identiifikasi dan spesifikasi pompa


Dalam melakukan identifikasi pompa sentrifugal untuk mengetahui spesifikasinya biasa
dinyatakan dengan jumlah fluida yang dapat dialirkan per satuan waktu (kapasitas) dan
energi angkat (head) dari pompa. Untuk itu beberapa istilah penting dalam penentuan
spesfikasi perlu dikenal.

Kapasitas (Q)
Kapasitas pompa atau biasa dikenal dengan istilah debit adalah besarnya volume fluida
yang dapat dialirkan persatuan waktu. Dalam pengujian ini pengukuran dari kapasitas
dilakukan dengan menggunakan venturimeter. Satuan dari kapasitas (Q) yang
digunakan dalam pengujian ini adalah m3/s.

Putaran (n)
Yang dimaksud dengan putaran disini adalah putaran poros (impeler) pompa, dinyatakan
dalam satuan rotasi per menit (RPM). Putaran diukur dengan menggunakan tachometer.

Torsi (T)
Torsi didapatkan dari pengukuran gaya dengan menggunakandinamometer, kemudian
hasilnya dikalikan dengan lengan pengukur momen (L). Satuan dari torsi adalah Nm.
Daya (P)
Daya dibagi menjadi dua macam, yaitu daya poros yang merupakan daya dari motor
listrik, serta daya air yang dihasilkan oleh pompa. Satuan daya adalah Watt.
Efisiensi (  )
Merupakan perbandingan antara daya air yang dihasilkan dari pompa, dengan daya
poros dari motor listrik.

Pengertian Kavitasi
Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir, karena tekanannya
berkurang sampai dibawah tekanan uap jenuhnya. Sehingga fluida dapat menguap
ketika tekanannya cukup rendah pada temperatur fluida tersebut. Dalam hal ini
temperatur fluida lebih besar dari temperatur jenuhnya.
Mekanisme dari kavitasi ini adalah berawal dari kecepatan air yang tinggi sehingga
tekanannya rendah dan menyebabkan titik didihnya menurun. Karena fluida mencapai
titik didihnya maka menguap dan timbul gelembung-gelembung yang pada kecepatan
tinggi akan menabrak bagian sudu.
Jika zat cair mendidih, maka akan timbul gelembung-gelembung uap zat cair. Hal ini
dapat terjadi pada zat cair yang sedang mengalir di dalam pompa maupun di dalam
pipa. Tempat-tempat yang bertekanan rendah dan yang berkecepatan tinggi di dalam
aliran, sangat rawan terhadap terjadinya kavitasi. Pada pompa misalnya, bagian yang
mudah mengalami kavitasi adalah sisi isapnya. Kavitasi akan timbul jika tekanan isapnya
terlalu rendah. Kavitasi di dalam pompa dapat mengakibatkan:
(1) Suara yang berisik dan getaran dari pompa.
(2) Performasi pompa akan menurun secara tiba-tiba, sehingga pompa
tidak dapat bekerja dengan baik.
(3) Jika pompa dijalankan dalam keadaan kavitasi secara terus menerus
dalam jangka lama, maka permukaan dinding akan termakan sehingga menjadi
berlubang-lubang. Peristiwa ini disebut erosi kavitasi, sebagai akibat dari
tumbukan gelembung uap yang pecah pada dinding secara terus menerus.
Karena kavitasi mengakibatkan banyak sekali kerugian pada pompa, maka kavitasi perlu
dihindari. Adapun cara-cara untuk mencegah kavitasi antara lain:
(1) Tekanan gas diperbesar di dalam pipa-pipa dimana fluida yang
mengalir dipompakan.
(2) Sebuah pompa booster dipasang pada ujung pipa isap.
(3) Sebuah axial wheel atau helical wheel dipasang tepat di depan
impeler pada poros yang sama. Hal ini dimaksudkan untuk membuat pusaran
(whirl) terhadap aliran. Cara ini merupakan pilihan yang paling baik. Akan tetapi,
apabila kecepatan putaran (n) dan debitnya (Q) sama dengan kecepatan putaran
dan debit dari impeler, maka kavitasi justru akan terjadi pada runner pembantu
itu sendiri. Oleh karena itu, dalam pemasangan runner pembantu ini diperlukan
pertimbangan yang sungguh-sungguh sebelum pemasangannya.

Macam - macam tipe kavitasi pada pompa sentrifugal berdasarkan penyebabnya yaitu:
(a) Suction cavitation (kavitasi pada suction)

Kavitasi jenis ini terjadi akibat kekurangan NPSHA (NPSH aktual). Aturan umumnya
adalah NPSHA minimal harus sama atau lebih besar dari NPSHR (NPSH yang dibutuhkan)
untuk menghindari suction cavitation. Perbedaan yang besar antara NPSHA dengan
NPSHR dapat menyebabkan resiko kerusakan pada pompa terutama pada air yang relatif
dingin (kurang dari 150 ºF).
(b) Recirculation Cavitation

Recirculation cavitation diakibatkan oleh laju aliran (flow rate) yang rendah pada pompa.
Ada dua tipe dari recirculation cavitation yaitu suction side dan discharge side dimana
bisa terjadi pada saat yang bersamaan ataupun terpisah. Keduanya terjadi akibat
fenomena yang sama yaitu aliran balik pada jarak yang berdekatan satu sama lain.

Pengertian NPSH
Net Positive Suction Head (NPSH) adalah tekanan awal bernilai positif yang terdapat
pada sisi inlet pompa. Seperti diuraikan sebelumnya, bahwa kavitasi akan terjadi apabila
tekanan statis suatu aliran zat cair turun sampai di bawah tekanan uap jenuhnya. Untuk
menghindari kavitasi harus diusahakan agar tidak ada satu bagian dari aliran di dalam
pompa yang mempunyai tekanan statis lebih rendah dari tekanan uap jenuh cairan pada
temperatur yang bersangkutan. Dalam hal ini perlu diperhatikan dua macam tekanan
yang memegang peranan. Pertama, tekanan yang ditentukan oleh kondisi lingkungan
dimana pompa dipasang. Kedua, tekanan yang ditentukan oleh keadaan aliran di dalam
pompa.
Oleh karena itu, didefinisikan suatu tekanan kavitasi atau jika dinyatakan dalam satuan
Head disebut dengan Net Positive Suction Head (NPSH). Jadi, NPSH dapat dinyatakan
sebagai ukuran keamanan pompa terhadap kavitasi.

Gambar 8. NPSH bila tekanan atmosfer bekerja pada permukan air yang dihisap.

NPSH yang Tersedia


NPHS tersedia adalah head yang dimiliki oleh zat cair pada sisi isap pompa (ekuivalen
dengan tekanan absolut pada sisi isap pompa), dikurangi dengan tekanan uap jenuh zat
cair di tempat tersebut. Pada pompa yang mengisap zat cair dari tempat terbuka dengan
tekanan atmosfer pada permukaan zat cair seperti diperlihatkan pada gambar 12, maka
besarnya NPSH yang tersedia adalah:

P P
h sv  a  v  h s  h
γ γ l

Keterangan:
= NPSH yang tersedia (m)
= Tekanan atmosfer (N/m2)
= Tekanan uap jenuh pada temperatur fluida (N/m 2)
= Berat jenis cairan (N/m3)
= Head isap statis (m)
= Head losses (m)

dengan hs bertanda positif (+) jika pompa terletak di atas permukaan zat cair yang
dihisap dan negatif (-) jika pompa terletak di bawah permukaan zat cair yang dihisap.
Dari persamaan tersebut, dapat dilihat bahwa NPSH yang tersedia merupakan head
tekanan absolut yang masih tersisa pada sisi isap pompa setelah dikurangi head tekanan
uap, head isap statis dan head loss . Besarnya tergantung pada kondisi luar pompa
dimana pompa tersebut dipasang.

Gambar 9. NPSH bila tekanan uap bekerja di dalam tangki air hisap yang tertutup.
Jika zat cair dihisap dari tangki tertutup seperti pada gambar 9, maka Pa menyatakan
tekanan absolut yang bekerja pada permukaan zat cair di dalam tangki tertutup
tersebut. Jika tekanan di atas permukan zat cair sama dengan tekanan uap jenuhnya,
maka Pa = Pv, sehingga :

(22)

Harga hs adalah negatif (-) karena permukaan zat cair dalam tangki lebih tinggi daripada
sisi isap pompa. Pemasangan pompa semacam ini diperlukan untuk mendapatkan harga

atau NPSH yang positif (+).

NPSH yang Diperlukan


NPSH yang diperlukan adalah tekanan terendah di dalam pompa besarnya terdapat di
suatu titik didekat (setelah) sisi masuk sudu impeler. Di tempat tersebut, tekanannya
lebih rendah daripada tekanan pada sisi isap pompa. Hal ini disebabkan kerugian head di
nosel isap, kenaikan kecepatan aliran karena luas penampang yang menyempit, dan
kenaikan kecepatan aliran karena tebal sudu.Maka agar tidak terjadi penguapan zat cair,
maka tekanan pada lubang masuk pompa dikurangi penurunan tekanan di dalam
pompa, harus lebih tinggi daripada tekanan uap zat cair. Head tekanan yang besarnya
sama dengan penurunan tekanan ini disebut NPSH yang diperlukan.Agar pompa dapat
bekerja tanpa mengalami kavitasi, maka harus dipenuhi persyaratan sebagai berikut :
NPSH yang tersedia > NPSH yang diperlukan
Harga dari NPSH yang diperlukan, diperoleh dari pabrik pompa yang bersangkutan.

B. Keterampilan yang diperlukan dalam mempersiapkan pekerjaan


pemasangan pompa dan perlengkapannya
1. Mengenal Komponen Pompa Sentrifugal
2. Menganalisis spesifikasi dan karateristik pompa.

C. Sikap kerja yang diperlukan dalam Mempersiapkan pekerjaan


pemasangan pompa dan perlengkapannya
Harus bersikap secara:
1. Memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja
2. Peduli terhadap gejala-gejala gangguan dan atau kerusakan alat dan pompa
setrifugal.
3. Memperhatikan kebersihan alat mesin dan pompa setelah menyelesaikan
pengoperasian alat mesin dan pompa.
BAB III
MELAKUKAN PENGAMATAN LOKASI PEMASANGAN POMPA

A. Pengetahuan yang dperlukan dalam Melakukan Pengamatan Lokasi


Pemasangan Pompa

Sebelum pompa irigasi dipasang, harus dipertimbangkan banyak faktor yang dapat
menimbulkan kerusakan pada pompa, baik yang disebabkan oleh faktor alam, seperti
kebanjiran ataupun faktor manusia, seperti kehilangan pompa. Oleh sebab itu pemilihan
lokasi yang tepat untuk penempatan pompa sangat penting dalam pembuatan dan
pengembangan sistem irigasi irigasi. Beberapa faktor harus dipertimbangkan saat
memilih lokasi pemasangan pompa.
(1) Harus mencari tahu apakah alirannya dapat diandalkan dalam kasus sungai atau
apakah jumlah air yang tersimpan di bendungan cukup untuk memenuhi
persyaratan irigasi tahunan untuk program tanam yang diusulkan. Informasi ini
sering didapat dari otoritas yang menangani masalah sumber air, misalnya
Kementerian Pekerjaan Umum atau Dinas meteorology dan klimatologi.
(2) Jika sungai mengalami pengikisan atau abrasi atau banjir maka dalam kasus ini
harus ditentukan tingkat banjir maksimum yang tidak membahayakan bagi
penempatan pompa irigasi. Sedapat mungkin pompa ditempatkan pada lokasi
yang tidak terpengaruh oleh abrasi dan berada luar kawasan banjir.
(3) Lokasi penempatan pompa tidak boleh pada kawasan yang mengalami
pengikisan, terutama pada tikungan sungai dimana endapan pasir dan lumpur
bisa dominan, yang akan menyebabkan penyumbatan pipa hisap dan pompa.
(4) Lokasi penempatan pompa harus berada diluar tingkat level pasokan air
terutama jika pompa diletakkan dekat dengan bendungan atau bending,
demikian juga pada saluran pembuangan.
(5) Lokasi penempatan pompa harus dikawasan yang mudah untuk dimasuki,
terutama pada saat pemeliharaan atau perawatan pompa. Sehingga tidak
menghambat kerja pemeliharaan.

Sumber Air
Kondisi Lahan
Kemirinngan Lahan
Beda tinggi
Luas Lahan
Jenis tataguna lahan

B. Keterampilan yang diperlukan dalam Melakukan Pengamatan Lokasi


Pemasangan Pompa
1 Mengidentifikasi Lokasi Pemasangan Pompa
2 Mengidentifikasi kebutuhan alat dan bahan pemasangan pompa

C. Sikap kerja yang diperlukan dalam Melakukan Pengamatan Lokasi


Pemasangan Pompa Harus bersikap secara:
1. Memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja
2. Peduli terhadap gejala-gejala gangguan dan atau kerusakan alat
dan pompa setrifugal.
3. Memperhatikan kebersihan alat mesin dan pompa setelah
menyelesaikan pengoperasian alat mesin dan pompa.
BAB IV
MEMASANG POMPA DAN INSTALASINYA

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Memasang Pompa dan Instalasinya

4.1 Memasang pompa dan instalasinya


Perencanaan Instalasi Pompa
Dalam pemasangan pompa harus direncanakan dengan memperhatikan jalan masuk
mesin, tempat dan ruangan untuk membongkar dan memasang pompa, jalan untuk
pemeliharaan dan pemeriksaaan, papan tombol, pipa-pipa, penopang pipa, saluran
pembuang air, drainase ruangan, ventilasi, penerangan, crane pengangkat dan lain-lain.
Jika beberapa pompa akan dipasang di dalam ruangan yang sama perlu diperhatikan jarak antar
pompa, sekitar 1-1,5 meter.

Gambar 10. Pemasangan Pompa Irigasi

Sistem Pemipaan pada Pompa Sentrifugal


Bagus tidaknya kerja pompa sentrifugal bergantung pada pemilihan dan tata-letak yang
benar sistem pemipaannya. Pada umumnya pompa mempunyai pipa hisap dan pipa
hantar/buang.

Pipa hisap
Pipa hisap dari suatu pompa sentrifugal mempunyai peranan penting dalam keberhasilan
kerja dari pompa tersebut. Rancangan yang buruk dari suatu pipa hisap akan
menyebabkan Net Positive Suction Head (NPSH) yang tidak mencukupi, sehingga timbul
getaran dan suara berisik akibat pukulan air (water hammer), keausan dan sebagainya.
Mengingat tekanan pada bagian masuk pompa adalah hisapan (nilainya negatif) dan
katupnya harus dibatasi untuk menghindari kavitasi, maka harus diusahakan agar
kerugian pada pipa hisap sekecil mungkin. Untuk maksud ini diusahakan agar diameter
pipa hisap cukup besar dan dihindarkan adanya belokan.

Pipa Hantar
Sebuah katup searah (check valve) harus dipasang pada pipa hantar dalam posisi dekat
dengan pompa dengan maksud untuk menghindari water hammer dan mengatur
pengeluaran pompa. Ukuran dan panjang pipa hantar tergantung dari kebutuhan.
Hal-hal yang harus diperhatikan:
 Hindari terjadinya penyimpangan aliran atau pusaran pada nosel isap
 Pipa harus sependek mungkin dan jumlah belokan harus sesedikit mungkin agar
kehilangan energi sekecil mungkin
 Hindari terjandinya kantong udara di dalam pipa dengan membuat bagian pipa
yang mendatar agak menanjak ke arah pompa dengan kemiringan 1/100-1/50 .
 Hindari kebocoran dalam sambungan pipa
 Bila saringan atau katup isap akan dipasang maka perlu disediakan cara untuk
membersihkan kotoran yang menyumbat. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan
membuat pipa isap yang mudah dilepas dan tidak ditanam dalam beton.
 Kedalaman ujung pipa: Ujung pipa isap harus dibenamkan dibawah muka air
dengan kedalaman tertentu untuk mencegah terisapnya udara dari permukaan
(minimal 60 cm).

Pipa Keluar

Diameter pipa keluar dihitung berdasarkan perhitungan ekonomi pengoperasian pompa.


Pada umumnya kecepatan aliran pipa diambil 1 sampai 2 m/detik untuk pipa
berdiameter kecil, dan 1,5 sampai 3,0 m/det untuk pipa berdiameter besar. Kecepatan
tidak boleh lebih dari 6 m/det karena akan terjadi penggerusan, sehingga mempercepat
keausan pipa.
Biasanya ukuran pompa dinyatakan dengan kapasitas atau debit, dan ukuran pipa
keluar. Secara umum sebagai pegangan ukuran diameter pipa keluar dan debit pompa
seperti pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1.Ukuran diameter pipa keluar dan debit pompa
50 75 100 125 150
Diameter pipa (mm)

(inchi) 2 3 4 5 6

Debit (m3/jam) 30 ~ 60 60 ~ 100 100 ~ 140 140 ~ 180 180 ~ 220

(liter/detik) 8 ~ 17 17 ~ 28 28 ~ 39 39 ~ 50 50 ~ 62

Ujung pipa keluar


Untuk pompa dengan head rendah, ujung pipa keluar umumnya dibuat terbuka dengan
arah mendatar, di bawah permukaan air pada bak penampung. Jika pompa akan
dipasang di atas muka air bak penampung, maka harus dibuat sifon dengan
membengkokan pipa keluar ke bawah.

Gambar 11. Sifon Irigasi

Penumpu pipa
Dalam instalasi, pipa harus ditumpu untuk menahan beratnya sendiri, berat zat cair di
dalamnya, gaya tekanan dan aliran air, dan gaya lainnya. Tumpuan ini harus dipasang
sedemikian rupa hingga pipa tidak membebani pompa dan katup-katup yang ada.

Pondasi
Pondasi harus dapat sepenuhnya menyerap getaran pompa dan penggeraknya, selain
harus dapat menahan beratnya sendiri. Untuk pompa yang dikopel langsung dengan
motor listrik, berat pondasi harus lebih dari 3 kali berat mesin. Untuk pompa yang
dikopel langsung dengan motor bakar torak, berat pondasi harus lebih dari 5 kali berat
mesin.
Jika pompa dikopel langsung dengan penggerak atau digerakkan melalui roda gigi, maka
semuanya harus dipasang pada satu landasan. Apabila digunakan transmisi sabuk (belt),
pompa dan motor penggerak dapt dipasang dengan landasan terpisah. Namun harus
dijaga agar sabuk tidak slip atau landasan tidak miring atau bergeser karena tegangan
sabuk.

Agar landasan dapat duduk mendatar dengan baik pada pondasi, perlu disediakan celah
sebesar 10 sampai 30 mm atara bidang atas pondasi dengan bidang dasar landasan. Hal
ini dimaksudkan untuk dapat menyeletel kedataran landasan. Setelah landasan distel
datar pada pondasi, kemudian celah tersebut diisi dengan adukan.

Gambar 12 . Landasan dan Pondasi pompa


Lain-lain
Pada waktu membuat pondasi harus disediakan lubang-lubang persegi yang cukup besar
untuk baut jangkar agar pelurusan dapat dilakukan dengan mudah waktu pemasangan.
Pompa baru boleh dipasang pada pondasi setelah beton mengeras sepenuhnya.

Pemasangan Pompa
Mesin Penggerak Pompa
Umumnya pompairigasiyang dilengkapi denganmotor listrikatau motor diesel.
 Motor Listrik

Umumnya motor listrik penggerak pompa sentrifugaltelah langsung dipasang kepompa.


Hal ini bertujuan untuk menghilangkan kehilangan energy pada sabukdankehilangan
energi akibat belt slip, dan bahaya keamanan, jika dipasang sendiri. Kebanyakan pompa
sentrifugal menggunakan kopling fleksibel untuk menghubungkan pompa dan poros
motor.
 Motor Diesel

Motor diesel biasanya digunakan untuk penggerak pompa irigasi. Hal ini karena mesin
diesel lebih kuat, memerlukan lebih sedikit perawatan dan memiliki biaya operasi dan
pemeliharaan keseluruhan yang lebih rendah.

Sambungan Tenaga Pompa


Ada empatjenistransmisi yang biasa digunakan untukpompairigasi, yaitu
koplinglangsung, sabukdatar, V-belt dangigi. Kopling langsungumumnya menunjukkan
tidak adanya kehilangan tenaga.Hilangnya tenaga melaluisabukdatarbervariasi dari3-
20%. Ketentuan kehilangan tenaga untukV-belt dan transmisi gigi, tidak boleh
melebihi5%. Jika sambungan tenaga menggunakankopling langsungdarimesinuntuk
memompa, maka tenaga yang dihasilkan akan tetap72HP. Jika menggunakangigiatauV-
belt drive makadaya yang tersediauntukpompaakan68.4HP(0,95 x72). Ini
harusmemenuhi persyaratandaya input dari pompa yang dihitung dan mengalikan
hasilnya dengan 1.34 untuk mengkonversi ketenaga kuda.
Kebanyakan perancang menggunakan angka faktor 1.2 dan menggunakan mesin terus
menerus. Dengan kata lain, kehilangan tenaga pada mesin mesin sebesar 20%.

Penyambungan Pompa dan Mesin Penggerak


Pompa biasanya dikirim sudah dipasang, dan biasanya tidak perlu untuk melepaskan
pompa atau unit penggeraknya dari plat dasar. Pompa harus ditempatkan di atas
pondasi dan didukung oleh strip pendek dari pelat baja dan wedges.Waterpas digunakan
untuk memastikan agar kedudukan pompa pada pondasi rata sempurna.Kedataran
pemasangan pompa merupakan prasyarat yang harus dipenuhi pada saat memasang
pompa agar selaras.Untuk memeriksa keselarasan pompa dan batang penggerak,
tempatkan sejajar di bagian atas dan sisi kopling, dan memeriksa penampang kopling
agar paralel. Celah antara muka kopling harus sedemikian rupa sehingga keduanya tidak
dapat menyentuh, bergesekan atau mengeluarkan tenaga di kedua pompa.

Pembuatan Pondasi Pompa


Pondasi pompa dibuat dengan proses pengerasan termasuk menuangkan campuran
semen, pasir danair ke dalam rongga, batubata, atau pekerjaan beton. Untuk membuat
pondasi yang padat dan kokoh agar pompa kedudukannya stabil,

Gambar 13. Pondasi Pompa


Pemasangan pipa hisap
Pipa hisapharusdibilas denganair bersih sebelum disambungan dengan pompa, hal ini
untuk memastikanbahwa itu pipa bebas daribahan-bahan yangnantinyamungkindapat
menyumbatpompa.Diameterpipa hisaptidak bolehlebih kecil daribukaaninletpompadan
harus sependek mungkin danlangsung.Jikapenggunaan pipahisapyang panjangtidak
dapat dihindari, makadiameterpipa harus diperbesar. Rongga-rongga udaradan
tempatyang tinggidipipa hisapdapat menyebabkan masalah.Setelahpemasangan pipa
hisap selesai, pipa hisap harus dibersihkan dan diuji secara untuk memastikan tidak ada
kebocoran udara sebelum pompa digunakan.Saringan harus dipasang diujung pipa inlet
untuk mencegah penyumbatan.Idealnya, ukuran saringan setidaknya harus empat kali
lebar pipa hisap. Katup kaki (foot valve) dipasang untuk memudahkan pada saat
pengisian pipa hisap (priming). Ukuran katup kaki harus sedemikian rupa sehingga
kehilangan head karena gesekan diminimalkan.

Pemasangan Pipa Distribusi (Debit)


Sepertipipa hisap, pipa distribusi harus pendek dan bebas darikemungkinan untuk
mengurangigesekan. Katupgerbang (gate valve) dipasang pada outletpompa dan diikuti
dengan pemasangan katupnon-return untuk mencegahaliran balik yang dapat
merusakpompaketikapompandimatikan.Gate valve digunakan agar distribusi air dapat
dilakukan secara bertahap untuk menghindari kelebihan beban pada motor
pompa.Katupyang samajuga digunakan untukmenutup pasokanairsebelum
mematikanmotor pompa.

Gejala Water Hammer


Water hammer (pukulan air) adalah istilah yang diberikan akibat perubahan tekanan
yang disebabkan olehperubahan kecepatan aliran air yang relatifmendadak.Hal ini
dapatdisebabkan olehpembukaanataupenutupan katuppompa pada saat
awalatauberhenti.Jika kecepatan alran air dalam pipatiba-tibaberkurang, energi
kinetik(head kecepatan) darikolom air yang bergerak dalam pipa akan diubah
menjadienergi potensial(head tekanan), yang akan menekan air dan dinding pipa.
Tekanan gerakan air ini bersifat naik dan turundalam pipadan biasa dikenal dengan
istilah palu air. Anda mungkintelah merasakan pada saat membuka dan menutup keran
pada instalasi pompa di rumah Anda, ada suara getaran yang dihasilkan ketika
membuka dan menutupkeranterlalucepat, dan inilah yang dimaksud dengan palu air.
Perubahan tekanan mungkin baik positif atau negatif, yaitu tekanan mungkin naik di
atas atau turun di bawah tekanan operasi ( tekanan statis, Po), dan besarnya
samadengan jumlah tekanan gelombang maksimum. Tekanan total(Pt) naik, karena
water hammerair dinyatakan sebagai:
0.07 * V * L
Pt  P0 
T

Dimana:
Pt = Total tekanan dalam system pompa yang diakibatkan oleh water hammer (psi)
Po = Tekanan statis (psi)
L = Panjang pipa yang terpengaruh tekanan oleh katup (feet) (3.28 feet = 1 m)
V = Kecepatan air pada saat terjadi penurunan (fps) (3.28 fps = 1 m/s)
T = Waktu penutupan katup(s)

Persamaan inimenghitungtekanan perubahan tekanan secara teoritis yang akan


terjadiketikakecepatan air berubah dariV1keV2. Jikakatup ditutupperlahan, maka
tekanangelombangyang sebenarnyaakan kurang darinilai ini. Jadi, dengan
menggunakanpersamaan inidenganV 2 yang sama dengan nol(atau V=V1)
memberikanfaktor keamanan. Karakteristik pipa, seperti suhu, material pipadan rasio
diameter pipa untuk ketebalan dindingnya, mempengaruhi sifat elastis pipa dan akhirnya
akan berdampak pada kecepatan dimanagelombang kejut berjalan naik dan turun dalam
pipa.

 Pengaruh Suhu

Jika suhu airmeningkat, maka material pipaakanmenjadi lebihulet(elastis). Besarnya


kisaran peningkatan elastisitas pipa pada kondisi tekanan normal tergantung pada
pabrik.Besarnya tekanan iniperlu dikurang dengan faktorlayananuntuk kondisisuhu yang
lebih tinggiuntuk menyediakan tekanan operasi yang aman.
Tabel 2. Angka faktor elastistas PVC dan pipa PE untuk suhu diatas 23°C.

Kisaran tekanan pipa yang diberikan oleh pabrik harus dikalikan dengan faktor
angka aman yang sesuai dari Tabel 19 untuk mendapatkan suhu kompensasi
perubahan tekanan pipa.Misalnya, PVC kelas 6 memiliki besar tekanan 6 bar pada
23°C, tetapi ketika suhu air meningkat menjadi 26,7°C, maka terjadi penurunan
tekanan menjadi 5.28 bar(0,88 x6 bar).
 Pengaruh jenis bahan, diameter dan ketebalan pipa
Kekuatan pipa yang dipakai untuk sistem pompa, juga dipengaruhi oleh tekanan
yang dihasilkan oleh pompa. Hardies (1985) merekomendasikan bahwa untuk
jaringan pipa PVC, variasi perubahan tekanan maksimum total, baik tekanan
maksimum dan minimum, tidak boleh melebihi 50% dari nilai tekanan normal
pipa. Misalnya, perubahan tekanan maksimum untuk PVC Kelas 6 harus ± 15 m.
Pipa jenis polyethylene pipa tidak terpengaruh oleh tekanan siklik pada tingkat
yang sama seperti PVC, karena pipa poliethilen merupakan bahan yang lebih kuat.
Namun, jika terjadi perubahan, seperti di pipa lainnya, maka dengan
menggunakan pipa poliethilen akan meminimalkan kerusakan pipa.

Perancangan Pipa dan Water Hammer


Dalam proses perancangan sistem pompa, pipayang dipilih dengan kisaran tekanan
sama atau lebih besar dari kombinasi tekanan operasi ditambah perubahan tekanan.
Untuk membantu meminimalkan akibat perubahan tekanan, maka kecepatanair
maksimumdi dalam pipaharus dibatasi. Rekomendasi umum yang diberikan oleh Asosiasi
Irigasi adalah untuk membatasi kecepatan operasi maksimum 1.5 m/detik dan dalam
kasus tertentu tidak boleh kecepatan melebihi 3 m/detik.
Pemisahan kolom adalah pembagian kolom air dalam pipa menjadi dua atau lebih
segmen, karena pengaruh dari gelombang negatif dan kecepatan aliran dalam pipa.
Kolom air dipisahkan menghasilkan tekanan perubahan signifikan karena kecepatan
tinggi terjadi ketika kolom bergabung kembali. Sebuah perubahan tekanan yang
meningkat ketika kolom bergabung kembali, akan menyebabkan pecahnya pipa.
Tertahannya udara dalam pipa dapat menyebabkan masalah.Air merupakan fluida yang
sangat kompresibel dan dapat memampat dan membesar di dalam pipa, sehingga dalam
berbagai kondisi kecepatan dan akan terjadi perubahan tekanan yang signifikan. Untuk
mencegah agar perubahan tekanan pada sistem pompa tidak terakumulasi,dan dapat
meminimalkan masalah yang terkait dengan terperangkapnya udara, dan perubahan
tekanan yang meningkat, maka dapat dilakukan dengan memasang posisikatup pelepas
udara pada titik yang tinggi pada pipa.
Untuk mengatasi perubahan tekanan yang menurun pada sistem pompa maka dibuatkan
pipa by-pass yang ditempatkan antara bagian pipa hisap pompa, dan memasang katup
kupu-kupu atau katup non-return. Katup non-returnyang dipasang padasistem by-
passini, kemudian digunakanuntuk mengontrolaliran airdari sisihisappompa. Katup
iniakan terbuka bila pompa dimatikan dan ketika tekanan menurun. Ketika katup terbuka
air melewati pompa dan mengalir ke pipa, mengurangi tekanan negatif yang terbentuk,
sehingga mengurangi perubahan tekanan lonjakan positif berikutnya. Diameter hisap
by-pass harus sama atau lebih besar dari diameter discharge valve non-return.
Pertimbangan tambahan lain yang dapat diberikan pada waktu merancang sistem pompa
antara lain:
 Alat penurun tekanan (tangki tekanan yang dapat menyerap lonjakan perubahan
gelombang) atau tekanan otomatis mengurangi katup di regulator aliran dan di
pompa debit.
 Pengatur aliran air digunakan untuk meminimalkan tingkat pengisian dan untuk
mengurangi start-up lonjakan garis penuh.
 Dalam sistem tertutup, jika memungkinkan rancangan pipa, untuk mencegah agar
udara tidak terjebak dalam sistem, dan semua udara keluar dari sistem, lakukan
pengisian seluruh sistem pompa dengan air, kemudian restart.

Water hammer tidak dapat sepenuhnya dihilangkan dari desain pipa yang ekonomis,
namun dengan mengambil tindakan pencegahan selama pengelolaan dan pengoperasian
pompa, pengaruh water hammer dapat diminimalkan.Start-up sangat penting, terutama
ketika pipa dalam keadaan kosong.Pipa kosong harus diisi secara lambat mungkin untuk
memungkinkan udara yang terperangkap dalam pipa hilang. Selain itu, perlu untuk
diingatkan kembali beberapa hal:
• Jangan membuka gate valve pada pipa distribusi untuk jenis pompa turbin dalam.
Hal ini untuk mencegah meningkatnya head secara berlebihan.
• Buka semua katup yang mengarah ke zona untuk distribusi air irigasi, kecuali pipa
hisap pompa. Katup pelepasan pompa harus dibuka secara perlahan untuk
memungkinkan pengisian lambat dari pipa.
• Pastikan semua udara telah keluar dari sistem sebelum operasi sistem dengan
kecepatan penuh.
• Tutup semua katup secara manual perlahan-lahan. Tidak boleh ada katup yang
ditutup dalam waktu kurang dari 10 detik, sebaiknya tidak kurang dari 30 detik.
• Gunakan tindakan yang sama dalam menghentikan sistem irigasi seperti yang
digunakan dalam start-up dan operasi umum.

Water hammer merupakan proses yang kompleks, mekanisme yang tidak sepenuhnya
dipahami. Namun, hal itu dapat dengan mudah dianalisis, dan banyak metode efektif
pengendalian water hammer yang tersedia. Jika konsep tentang efek water hammer
dipahami dengan benar dan beberapa cara sederhana untuk mengendalikannya
dipahami, maka untuk perancangan sistem pompa dan pengoperasiannya secara efektif
akan diperoleh dan menjadi bebas masalah.
B. Keterampilan yang diperlukan dalam Memasang Pompa Dan Instalasinya
1. Menganalisis Kebutuhan pipa untuk Pemasangan Pompa
2. Memasang pompa dan istalasinya.

C. Sikap kerja yang diperlukan dalam Memasang Pompa Dan


InstalasinyaHarus bersikap secara:
1. Memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja
2. Peduli terhadap gejala-gejala gangguan dan atau kerusakan alat dan pompa
setrifugal.
3. Memperhatikan kebersihan alat mesin dan pompa setelah menyelesaikan
pengoperasian alat mesin dan pompa.
BAB V
MENGOPERASIKAN POMPA SENTRIFUGAL

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Mengoperasikan Pompa


Sentrifugal

Mengoperasikan pompa irigasi


Adabeberapa jenispompayang tersedia di pasar. Semua pabrikan pompamenyediakan
user manual untuk pengoperasian dan pemeliharaan. Buku manual ini harus dipatuhi
untuk memastikanmendapatkan teknik pengoperasian pompa yang palingefisiendan
menghindari kerusakan pompa.Mengingat bahwa, buku petunjuk pengoperasian pompa
bersifat umum dan dapat digunakan untuk pompayang berbeda.
Jenis-jenis pompamanual, biasanya dioperasikan dengan menggunakan tenaga manusia
atau hewan, sedangkan pompa bermotor yang dioperasikan oleh penggerak mesin dan
motor listrik.Secara umum, prinsip pengoperasian pompa adalah sama. Besarnya debit
dan head pompa tergantung pada jenis pompa dan jumlah energi yang digunakan
pompa dan beberapa faktor lainnya.

Menghidupkan dan mematikan pompa


Ada beberapa prosedur yang pasti yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat pompa
sebelum menghidupkan pompa, yaitu:
 Cek kembali pemasangan pompa, terutama instalasi pipa dan kabel yang
menghubungkan dengan motor penggerak, katup-katup dan oli pelumas.
 Jangan menghidupkan pompa jika dalam keadaan kering, karena dapat merusak
komponen-komponen pompa.
 Untuk jenis pompa self priming atau pompa jenis positive suction harus diisi
(priming) sebelum dihidupkan.

Priming (Pengisian Pompa)


Untuk pompa-pompa jenis sumur dalam, seperti pompasubmersible, yang
direndamdalam air, tidak perlu dilakukan priming, sedangkan untuk
pompasentrifugalhorisontalbiasanya harus dilakukan priming sebelum
dihidupkan.Primingadalahproses menghilangkanudara dari pompadanpipa hisap,
sehinggatekanan atmosfer dalam pompa menjadi nol (vakum) dan dapat
menyebabkanaliranair di dalampompa.
Cara termudah melakukan priming untuk menggantikan udara dalam sistem pompa
adalah dengan mengisi pompa dan pipa hisap dengan air.Untuk tujuan ini, tangki
dihubungkan ke pompa dan katup kaki ke pipa hisap. Tangki diisi dengan air ketika
sistem dihidupkan, sebelum sistem pompa dihidupkan, air dari tangki dialirkan ke pompa
dan pipa hisap melalui katup.
Namun, metode priming yang paling populer adalah penggunaan pompa vakum
dioperasikan secara manual. Jika pompa sentrifugal horisontal dipasang pada sumber air
yang letaknya lebih tinggi, misalnya reservoir, maka priming tidak diperlukan karena
tingkat air di dalam reservoir lebih tinggi dibandingkan dengan ketinggian sudu-sudu,
yang dapat memaksa air untuk membuang semua udara dari pipa hisap dan rumah
pompa.
Jangan sekali-kali menghidupkan pompa, kecuali benar-benar penuh dengan air, karena
jika tidak ada air, akan menyebabkan kerusakan pada beberapa komponen pompa.
Penggunaan ring, segel atau seal dan bantalan internal semua perlu oli untuk
pelumasan.

Menghidupkan Pompa
Pada waktu menghidupkan pompa, sebaiknya katup ( gate valve) dalam kondisi tertutup.
Hal ini karena pompa, pompa hanya akan beroperasi 30 - 50% dari beban penuh ketika
gate valve ditutup. Dalam kasus di mana kedudukan pompa dibawah sumber air, maka
pompa dapat dihidupkan dengan gate valve terbuka.Untuk menghindari water hammer,
gate valve harus dibuka secara bertahap sampai terbuka penuh.

Mematikan Pompa
Langkah pertama yang dilakukan pada waktu mematikan pompa adalah menutupgate
valve. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya perubahan tekanan yang tiba-tiba
karena penutupan gate valve.Jika gate valve ditutup, matikan mesin penggerak
pompa.Jikapompalama tidak dihidupkan, atau lama tidak dioperasikan, maka secara
bertahapkehilanganprimingnya. Sehinggaoperator harusmelakukan priming kembali jika
akan menghidupkan pompa.
Pengoperasian Pompa Seri dan Paralel
Operasi Seri Paralel dengan Karakteristik Pompa Sama

Jika dalam suatu sistem jaringan pompa irigasi, head atau kapasitas yang diperlukan
tidak tercapai dengan satu pompa saja, maka dapat digunakan dua pompa atau lebih
yang disusun secara seri atau paralel.

Susunan Seri
Jika head yang diperlukan besar dan tidak dapat dilayani oleh satu pompa, maka dapat
digunakan lebih dari satu pompa yang disusun secara seri. Penyusunan pompa secara
seri dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 14. Susunan pompa secara seri


Susunan Paralel
Susunan paralel dapat digunakan bila diperlukan kapasitas yang besar yang tidak dapat
ditangani oleh satu pompa saja, atau bila diperlukan pompa cadangan yang akan
dipergunakan jika pompa utama rusak atau diperbaiki. Penyusunan pompa secara
paralel dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 15. Susunan pompa secara paralel


Agar unjuk kerja pompa yang disusun secara seri atau paralel optimal, maka sebaiknya
digunakan pompa dengan karakteristik yang sama. Karakteristik pompa yang disusun
seri atau paralel dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 16. Operasi seri dan paralel pompa dengan karakteristik sama

Gambar di atas menunjukan kurva head atau kapasitas pompa yang mempunyai
karakteristik yang sama yang di pasang secara paralel atau seri. Dalam gambar ini
kurva untuk pompa tunggal diberi tanda (1) dan untuk susunan seri yang terdiri dari dua
buah pompa diberi tanda (2). Harga head kurva (2) diperoleh dari harga head kurva (1)
dikalikan (2) untuk kapasitas (Q) yang sama.
Kurva untuk susunan pompa paralel yang terdiri dari dua buah pompa, diberi tanda (3).
Harga kapasitas (Q) kurva (3) ini diperoleh dari harga kapasitas pada kurva (1) dikalikan
(2) untuk head yang sama. Dalam gambar ditunjukkan tiga buah kurva head
ataukapasitas sistem, yaitu R1, R2, dan R3. Kurva R3 menujukkan tahanan yang lebih
tinggi dibanding dengan R2 dan R1. Jika sistem mempunyai kurva head kapasitas R3,
maka titik kerja pompa 1 akan terletak di (D). Jika pompa ini disusun seri sehingga
menghasilkan kurva (2) maka titik kerja akan pindah ke (E). Disini terlihat bahwa head
titik (E) tidak sama dengan dua kali lipat head (D), karena ada perubahan (berupa
kenaikan) kapasitas.
Sekarang, jika sistem mempunyai kurva head kapasitas R 1 maka titik kerja pompa (1)
akan terletak di (A). Jika pompa ini disusun paralel sehingga menghasilkan kurva (3)
maka titik kerjanya akan berpindah ke (B). Disini terlihat bahwa kapasitas dititik (B) tidak
sama dengan dua kali lipat kapasitas dititik (A), karena ada perubahan (kenaikan) head
sistem.
Jika sistem mempunyai kurva karakteristik seperti R 2, maka laju aliran akan sama untuk
susunan seri maupun paralel. Namun jika karakteristik sistem adalah seperti R 1 dan R3,
maka akan diperlukan pompa dalam susunan paralel atau seri. Susunan paralel pada
umumnya untuk laju aliran besar, dan susunan seri untuk head yang tinggi pada saat
operasi.Untuk susunan seri, kedua pompa menghisap zat cair dan pompa kedua
mendapat tekanan dari pompa pertama, maka perlu perhatian khusus dalam hal
kekuatan konstruksi dan kerapatan terhadap kebocoran dari rumah pompa.

Pengoperasian Pompa Paralel dengan Karakteristik Pompa Berbeda

Pompa-pompa yang berbeda karakteristiknya dapat juga dipasang secara paralel.Hal ini
ditunjukkan dalam gambar 17, dimana pompa (1) mempunyai kapasitas kecil dan pompa
(2) mempunyai kapasitas besar.

Gambar 17. Operasi pompa parallel dengan karakteristik yang berbeda


Jika keduanya dipasang secara parallel, maka akan menghasilkan kurva karakteristik (3).
Di sini, untuk kurva head kapasitas sistem R1 akan dicapai titik operasi paralel di (C)
dengan laju aliran total sebesar Q. Dalam hal ini pompa (1) beroperasi di titik (D)
dengan kapasitas Q1dan pompa (2) beroperasi dititik (E) dengan kapasitas aliran Q2.
Laju aliran total Q = Q1 + Q2.
Apabila kurva head-kapasitas sistem naik lebih curam dari pada R2, maka pompa (1)
tidak dapat lagi menghasilkan aliran keluar, karena head yang dimiliki tidak mampu
untuk melawan head sistem. Bahkan jika head sistem lebih tinggi dari pada head ini
pompa, aliranakan membalik masuk kedalam pompa (1). Untuk mencegah aliran balik
ini, pompa perludilengkapi dengan katup cegah (check valve) pada pipa
keluarnya.Kondisi pengoperasian pompa seperti inipada umumnya tidak dikehendaki.
Jadi untuk operasi paralel sebaiknya dipakai pompa-pompadengan shut-off head yang
tidak terlalu berbeda.
Penggunaan Pompa Secara Seri dengan Karakteristik Berbeda
Pada gambar 60 memperlihatkan karakteristik susunan seri dari dua buah pompa yang
mempunyai karakteristik berbeda.Kurva (1) adalah dari pompa kapasitas kecil, kurva (2)
dari pompa kapasitas besar, dan kurva (3) merupakan karakteristik operasi kedua
pompa dalam susunan seri.

Gambar 18. Pengoperasian pompa seri dengankarakteristik yang berbeda

Jika sistem pipa mempunyai kurva karakteristik R1, maka titik operasi dengan pompa
susunan seri akan terletak di (C). Dalam keadaan ini, pompa (1) bekerja di titik (D) dan
pompa (2) di titik (E). Untuk sistem yang mempunyai kurva karakteristik R 2, menjadi
negatif sehingga akan menurunkan head pompa (2). Jadi untuk kurva sistem yang lebih
rendah dari R2 lebih baik dipakai pompa (2) saja.

B. Keterampilan yang diperlukan dalam Mengoperasikan Pompa


1. Menghidupkan dan Mematikan Pompa
2. Mengoperasikan Pompa
C. Sikap kerja yang diperlukan dalam Mengoperasikan Pompa
Harus bersikap secara:
1. Memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja
2. Peduli terhadap gejala-gejala gangguan dan atau kerusakan alat dan pompa
setrifugal.
3. Memperhatikan kebersihan alat mesin dan pompa setelah menyelesaikan
pengoperasian alat mesin dan pompa.
BAB VI
MENYELESAIKAN PEKERJAAN DAN MERAWAT ALAT IRIGASI
POMPA SENTRIFUGAL

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Menyelesaikan Pekerja dan


Merawat Pompa Sentrifugal

Pengaturan Kapasitas Pompa


Debit yang dibutuhkan dalam instalasi pompa, tidak selalu tepat karena itu harus diatur
sesuai dengan kebutuhan, dengan cara:
 Pengaturan katup
 Pengaturan kecepatan atau putaran
 Pengaturan sudu (untuk pompa aksial atau aliran campuran)
 Pengaturan jumlah pompa yang bekerja (parallel)
 Penggunaan reservoir

Efisiensi Pompa
Pompa tidak dapat mengubah seluruh energi kinetik menjadi energi tekanan, karena ada
sebagian energi kinetik yang hilang.Efisiensi pompa adalah suatu faktor yang
dipergunakan untuk menghitung kehilangan ini. Efisiensi pompa terdiri dari:
 Efisiensi hidrolis adalah efisiensi yang memperhitungkan kehilangan energi akibat
gesekan antara cairan dengan sudu-sudu, dan kehilangan tekanan akibat perubahan
arah yang tiba‐tiba pada sudu-sudu.
 Efisiensi volumetrik adalah efisiensi yang memperhitungkan kehilangan energi akibat
resirkulasi air pada ring, sambungan dan lain-lain.
 Efisiensi mekanis adalah efisiensi yang memperhitungkan kehilangan energi akibat
gesekan pada katup, packing gland, bantalan, dan lain-lain.
Setiap pompa dirancang pada kapasitas dan head tertentu, meskipun dapat juga
dioperasikan pada kapasitas dan head yang lain. Efisiensi pompa akan mencapai
maksimum, jika pompa dioperasikan sesuai dengan desaintersebut, yang dinamakan
dengan titik BEP. Untuk kapasitas yang lebih kecil atau lebih besar efisiensinya akan
lebih rendah.
Efisiensi pompa adalah perbandingan antara daya hidrolis pompa dengan daya poros
pompa. Rumus efisiensi pompa () adalah
PH
η
PS

Daya Hidrolis
Daya hidrolis adalah daya yang diperlukan oleh pompa untuk mengangkat sejumlah zat
cair pada ketinggian tertentu.Daya hidrolis dapat dicari dengan persamaan berikut.
ρ* g *Q
PH 
1000
Dimana
PH = daya hidrolis
ρ = massa jenis (kg/m3)
g = gaya gravitasi
H = head (m)
Q = kapasitas (m3/s)
Untuk setiap pompa, biasanya pabrik pembuatnya memberikan kurva karakteristik yang
menunjukkan unjuk kerja pompa pada berbagai kondisi pemakaian. Karakteristik sebuah
pompa digambarkan dalam kurva karakteristik menyatakan besarnya head total, daya
pompa dan efisiensi pompa terhadap kapasitas. Berikut ini adalah contoh kurva
karakteristik suatu pompa.

Gambar 19. Karakteristik Pompa


Menyelesaikan pekerjaan dan merawat alat irigasi pompa sentrifugal

Kerusakan Pompa, Penyebab dan Perbaikannya


Berikut ini adalah beberapa penyebab umum terjadinya kerusakan pada pompa dan cara
pencegahannya di lapangan. Pabrikan pompa biasanya memberikan beberapa informasi
berguna, yang disajikan dalam Tabel 3, untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan pompa.

Table 3
Kerusakan Pompa, penyebab dan Perbaikannya

Gejala Kerusakan Penyebab Kerusakan Perbaikan


Pompa tidak  Priming pada pompa tidak  Priming pada pompa
dapatdihidupkan dilakukan secara benar harus dilakukan dengan
benar
 Kecepatan pompa terlalu rendah  Cek kecepatan pompa,
atau terlalu tinggi cek perhitungan pompa,
konsultasikan dengan
pabrikan
 Tidak cukup head (daya) untuk  Cek kecepatan pompa,
membuka katup cek perhitungannya,
konsul-tasikan dengan
pabrikan.
 Kebocoran udara  Cek kembali komponen
pipa hisap dan perbaiki.
 Komponen pompa tersumbat  Bongkat pompa,
perbaiki, dan hilangkan
penyumbatan dan
pasang kembali
 Komponen penghidap terlalu  Cek NPSH dan
tinggi (berlebihan) konsultasikan dengan
pabrikan.
Kecepatan pompa  Komponen pompa dan mesin Lakukan pelurusan
tidak selaras penggerak tidak sejajar
 Batang shaft pompa bengkok Ganti
Kinerja pompa  Ada udara atau atau terjadi Perbaiki dan tempatkan
berkurang/menurun kebocoran pada komponen pipa dengan benar
hisap
 Ada gangguan pada pipa hisap Hilangkan gangguan
atau sudu-sudu
 Pipa hisap tidak terendam Perpanjang pipa hisap
dengan cukup. sampai kedalaman air yang
lebih dalam melebihi NPSH
yang memungkinkan atau
gali lagi diperdalam sampai
ditemukan sumber air.
 Sudu-sudu yang digunakan tidak Ganti sudu-sudu dan atau
sesuai atau harus menggunakan gunakan ring.
ring
 Komponen pipa hisap berlebihan Hitung kembali NPSG dan
konsultasikan dengan
pabrikan
 Pompa salah arah atau Tanyakan kepada
perputarannya kontraktor yang memasang
pompa untuk perbaikan
Mesin penggerak  Kecepatan pompa lebih tinggi Kurangi kecepatan pompa
pompa kelebihan dari perencanaan
 Air banyak mengandung lumpur Naikkan pipa hisap
beban.
 Diameter sudu-sudu terlalu besar Kecilkan ukuran sudu-sudu
 Tegangan listrik rendah Konsultasikan dengan PLN
setempat
 Terjadi tekanan beban pada pipa Perbaiki sambungan pipa
penghubung ke pompa dengan benar
 Packing terlalu rapat Longgarkan paking
Pompa bising  Pemasangan pompa tidak sejajar Luruskan semua komponen
berlebihan yang berputar
 Komponen pipa hisap berlebihan Cek NPSH, konsultasikan
dengan pabrikan
 Kotoran tersumbat dalam sudu- Hilangkan gangguan yang
sudu menyebabkan
penyumbatan.
 Bearing terbalut kotoran Ganti bearingnya
 Skerup sudu-sudu longgar atau Ganti sekerupnya
rusak
 Terjadi kavitasi Cek kembali NPSHnya,
perbaiki pipa penghisap.
 Arah putaran pompa salah Tanyakan kepada
kontraktor untuk perbaikan
Pompa telah hidup  Ring rusak Ganti
sebelum sempurna
Terjadi gangguan  Sambungan antara pompa dan Semua bagian pompa yang
pada bearing mesin penggerak tidak berputar di sejajarkan/
sejajar/lurus diluruskan
 Pipa penghisap atau pipa Perbaiki hubungan
distribusi debit tidak tersambung sambungan pipa debit
dengan baik.
 Batang penyambung antara Ganti batang
pompa dan mesin penggerak penyambungnya
bengkok
Ada gangguan  Tegangan terlalu tinggi atau Cek tegangan listriknya dan
pada motor listrik rendah (tidak stabil) konsultasikan dengan PLN
 Tegangan listrik naik Cek tegangan listriknya dan
konsultasikan dengan PLN
 Hubungan listrik ada gangguan Matikan listriknya,
bersihkan dan cek kembali
hubungan listriknya
 Tegangan listrik melebihi Cek ampere-nya, jangan
kapasitas yang dibutuhkan melebihi ketentuan yang
ada
 Terjadi gangguan pada bearing Ganti bearing
 Ventilasi pendingin tersumbat Pasang saringan yang
(disebabkan karena binatang sesuai
atau kotoran)
 Motor lembab atau basah Bersihkan, keringkan
dengan cara disemprot dan
lindungi motor dari kondisi
lingkungan yang lembab
atau basah

Pemeliharaan Pompa Irigasi


Pengertian Pemeliharaan
Pemeliharaan (maintenance) atau perawatan adalah sebuah pekerjaan yang dilakukan
secara berurutan untuk menjaga atau memperbaiki fasilitas yang ada sehingga sesuai
dengan standar (sesuai dengan standar fungsional dan kualitas).

Tujuan Pemeliharaan
Dengan adanya kegiatan pemeliharaan ini maka fasilitas atau peralatan dapat
dipergunakan untuk kegiatan produksi sesuai dengan rencana, dan tidak mengalami
kerusakan selama fasilitas/peralatan tersebut dipergunakan selama proses produksi.

Jenis-jenis Perawatan
Perawatan pompa irigasi adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk
memperpanjang usia pakai pompa, menjamin kesiapan operasional dan menjamin
keselamatan orang yang menggunakan dan melaksanakan perawatan. Berdasarkan jenis
kegiatan perawatan yang dilakukan, maka perawatan pompa dapat dibedakan menjadi 4
jenis, yaitu (1) perawatan preventif, (2) perawatan prediksi, (3) perawatan break down,
dan (4) perawatan korektif.
1) Preventive Maintenance
Preventive maintenanceadalah tindakan pemeliharaan yangterjadwal dan terencana.
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada pompa dan menjaganya selalu tetap normal selama dalam operasi.
Contoh kegiatan preventive maintenance tersebut adalah:
 Melakukan pengecekan terhadap pendeteksi indikator tekanan dan temperatur
fluida pada pompa, atau alat pendeteksi indikator lainnya, apakah telah sesuai
hasilnya untuk kondisi normal kerja pompa atau tidak.
 Membersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada bodi pompa (debu,
tanahdan bekas minyak).
 Mengencangkan baut-baut yang kendor.
 Pengecekan kondisi pelumasan pada bearing (unsealed).
 Perbaikan/mengganti gasket pada sambungan-sambungan flange yang bocor
atau rusak.
2) Predictive Maintenance
Predictive maintenance adalah perawatan yang bersifat prediksi, dalam hal ini
merupakan evaluasi dari perawatan berkala ( preventive maintenance). Pendeteksian
ini dapat dievaluasi dari indikaktor-indikator yang terpasang pada instalasi pada
pompa dan juga dapat melakukan pengecekan vibrasi dan pelurusan pada pompa
untuk menambah data dan tindakan perbaikan selanjutnya.

i. Breakdown Maintenance
Breakdown maintenance adalah perbaikan yang dilakukan tanpa adanya rencana
terlebih dahulu, hal ini dilakukan karena kerusakan terjadi secara mendadak pada
pompa yang sedang beroperasi, yang mengakibatkan kerusakan pada pompa, hingga
tidak dapat beroperasi. Contoh kegiatan yang dilakukan dalam breakdown
maintenance adalah:
 Bantalan pompa rusak karena kegagalan pada pelumasan.
 Kopling penghubung antara poros pompa dan poros penggerakterlepasakibat
baut-baut yang kurang kencang.
 Sudu-sudu macetkarena terganjal benda asing.

ii. Corrective Maintenance


Corrective maintenance adalah jenis perawatan yang telah direncanakan, yang
didasarkan pada kelayakan waktu operasi yang telah ditentukan pada buku petunjuk
pompa tersebut. Salah satu contoh corective maintenance adalah general overhaul
yang meliputi pemeriksaan, perbaikan dan penggantian terhadap setiap bagian-
bagian pompa yang tidak layak pakai lagi, baik karena rusak maupun batas
maksimum waktu operasi yang telah ditentukan.
Selain itu, berdasarkan waktu pelaksanaan perawatan, perawatan pompa irigasi dapat
dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu, (1) perawatan rutin, (2) perawatan berkala, (3)
perawatan darurat.
Perawatan rutin
Perawatan rutin adalah pemeliharaan yang dilakukan setiap hari untuk menjaga agar
kondisi poma dalam keadaan baik dan dapat beroperasi dalam kondisi yang optimal.
Termasuk dalam perawatan rutin adalah perbaikan-perbaikan kecil yang harus dilakukan
oleh operator, antara lain mengecek oli, sistem pelumasan, pengencangan baut dan
mur, pengecekan sistem pendingin, pengecekan belt dan lain sebagainya.

Gambar 20.Perawatan rutin irigasi pompa


Perawatan Berkala
Merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan secara berkala yang harus dilakukan oleh
operator pompa.Perawatan ini biasanya ditentukan berdasarkan jam operasi peralatan.
Kegiatan ini juga meliputi perbaikan-perbaikan besar yang dilakukan pada waktu pompa
tidak digunakan, karena tanaman sedang tidak membutuhkan air dan sebagainya.
Perawatan berkala dapat dibedakan lagi menjadi :
 Perawatan Harian
Perawatan harian adalah jenis kegiatan perawatan yang dilakukan setiap hari.
Perawatan harian meliputi :
a) Pengecekan tekanan alat ukur (pressure gauge).
b) Pemberian grease (gemuk) pada poros pompa atau bagian pompa yang bergerak.
c) Pengecekan sistem kelistrikan pompa
 Perawatan Mingguan
Perawatan mingguan adalah jenis kegiatan perawatan yang dilakukan setiap minggu,
termasuk dalam kegiatan perawatan mingguan antara lain:
a) Penggantian packing yang fungsinya untuk menjaga kerapatan antara rumah
pompa dengan poros penggerak sudu-sudu.
b) Pengecekan packing karet rumah pompa dari kebocoran.
 Perawatan Tahunan
Perawatan tahunan adalah kegiatan perawatan berkala yang dilakukan setiap tahun
berkala. Perawatan tahunan meliputi :
a) Pengecekan kebocoran rumah pompa yang disebabkan oleh karat, pada pompa.
b) Penggantian mechanical seal rumah pompa pada pompa sentrifugal.
c) Penggantian sudu-sudu pompa, yang sudah tidak dapat digunakan lagi.
d) Penggantian ball bearing rumah pompa yang sudah rusak (tidak dapat digunakan
lagi.)
e) Pengecekan kelurusan poros penggerak sudu-sudu pompa pada pompa
sentrifugal.
f) Pengecekan dan penggantian katup pada torak pompa.
Pemeliharaan Perawatan Darurat
Perawatan darurat dilakukan karena terjadi kerusakan pada mesin/pompa secara
mendadak, misalnya piston mesin pecah, sudu-sudu pompa patah, dan lain-lain.
Kejadian ini biasanya karena perawatan rutin dan berkala tidak dilaksanakan sesuai
prosedur yang seharusnya, sehingga akan berakibat fatal. Kejadian ini biasanya
memerlukan waktu perbaikan yang relatif lama dengan biaya yang mahal, karena
kejadian ini tidak direncanakan.
Penyetelan Pompa
Alignment adalah suatu pekerjaanyang meluruskan/mensejajarkan dua sumbu poros
lurus (antara poros penggerak dengan sumbu poros yang digerakkan) pada waktu
peralatan itu beroperasi. Tetapi dalam kenyataan, pengertian lurus tidak bisa didapatkan
100%. Untuk itu harus diberikan toleransi, misalnya kurang dari 0,05 mm.
Jenis-jenis ketidaklurusan kedua poros ( misalignment) pada pompa dapat dibedakan
menjadi
Gambar 21. Bentuk shaft dalam keadaan lurus sempurna

 Parallel misalignmentadalah kondisi ketidaklurusan karena posisi dari kedua poros


dalam keadaan tidak sejajar dengan ketinggian yang berbeda, seperti pada
gambar di bawah.

Gambar 22. Parallel misaligment pada pompa


 Angular misalignment adalah ketidaklurusan kedua poros yang posisinya saling
menyudut, sedangkan kedua ujungnya (pada kopling) mempunyai ketinggian
yang sama, seperti tampak pada gambar berikut.

Gambar 23. Bentuk shaft dalam keadaan angular misalignment


 Combination misalignmentadalah ketidaklurusan kedua poros yang posisinya
saling menyudut dan kedua ujungnya poros (kopling) tidak sama. Seperti tampak
pada gambar 24 berikut.
Gambar 24. Bentuk shaft dalam keadaan combination misalignment

Peralatan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan alignment, antara lain :


 Dial indicator, dengan ketelitian pengukuran 0 mm atau 0,001” (inch).
 Straight bar, merupakan batangan baja yang berpenampang bulat dan lurus untuk
tempat memegang dial indicator.
 Shim plate (ganjal), adalah ganjal yang diperlukan untuk kaki-kaki pondasi motor
listrik terhadap plat dasar pondasi. Bahan yang biasa dipakai adalahbaja, stainless
steel,kuninganyang mempunyai aneka ragam ketebalan.
 Palu lunak dari bahan karet atau plastik.
 Kunci ring atau kunci terbuka.
 Kolom adalah alat untuk memegang straight bar pada kopling.
 Feeler gauger, adalah alat untuk mengukur lebarnya celah antara kopling motor
listrik penggerak dengan kopling pompa.
 Pengungkit, mistar dan cermin.

Cara penyetelan kedua poros (alignment) :


1). Dial indicator diikatkan pada kopling pompa, karena motor listrik lebih mudah
digerakkan dan tidak terikat pada suatu sistem secara kaku.
2). Dial indicator diset pada angka 0 (nol). Pengukuran dimulai dari puncak kopling
motor pada arah radial dengan pembacaan jam 12.
3). Kedua kopling diputar bersama – sama, dalam hal ini baut – baut kopling belum
diikat mati.
4). Pembacaan jam 12 dan 6 adalah untuk memperbaiki parallel misalignment pada
posisi tegak lurus.
5). Pembacaan jam 9 dan 3 adalah untuk memperbaiki parallel misalignmentpada
posisi mendatar.
Bagian-bagian yang rusak akibat ketidaklurusan (misalignment) :
a) Poros, akibat terjadi getaran yang berlebihan pada masing-masing poros.
b) Bantalan, terjadinya gesekan yang berlebihan pada bantalan mengakibatkan
timbulnya panas yang berlebihan.
c) Baut-baut kopling akan rusak atau patah.
d) Mempercepat kebocoran cairan yang dipompa pada stuffing box.
e) Menurunkan efesiensi mekanik pompa.
f) Kumparan pada motor listrik akan bergesekkan sehingga menimbulkan hubungan
pendek.

Gambar 25. Ilustrasi kerusakan pompa akibat misalignment.

B. Keterampilan yang diperlukan dalam Menyelesaikan Pekerja dan


Merawat Pompa Sentrifugal
1. Mengecek Efisiensi Pompa Sentrifugal
2. Mengidentifikasi kerusakan pada pompa sentrifugal
3. Melakukan perawatan pompa sentrifugal

C. Sikap kerja yang diperlukan dalam Menyelesaikan Pekerja dan Merawat


Pompa Sentrifugal
1. Memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja
2. Peduli terhadap gejala-gejala gangguan dan atau kerusakan alat dan pompa
setrifugal.
3. Memperhatikan kebersihan alat mesin dan pompa setelah menyelesaikan
pengoperasian alat mesin dan pompa.
DAFTAR PUSTAKA

Allahwerdi.(1986). Technological Dependency and choice of pumping technologies for


Irrigation systems.UNIDO.
Cornell Pump Co. (Undated).Installation and Care of Cornell Pumps.
FAO.(1986). Water Lifting Devices.FAO Irrigation and Drainage Paper 43 .Prepared by:
Fraenkel, P.L. Rome, Italy.
Grundfos.(Undated). Pump Design Manual.
Handayani , Sri Utami, (2012) Bahan Ajar Pompa & Kompresor Pompa Sentrifugal
Internet
Hardies.(1985). Textbook of Pipeline Design.
Irrigation Association.(1983). Irrigation.5th Edition.
Keller, J.&Bliesner, R.D. (1990).Sprinkler and trickle irrigation. Chapman and Hall, New
York.
Longenbaugh and Duke.(1980). Farm Pumps Chapter of Design and Operation of Farm
Irrigation Systems.ASAE Monograph.
Miller, R. (1991). Pumps. Macmillan, New York.
Seipt, W.R. (1974). Water hammer considerations for PVC pipeline in irrigation systems.
Stork Pumps.(Undated). Pump Brochure.
DAFTAR ALAT DAN BAHAN

A. Daftar Peralatan/Mesin

No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan


1. Laptop, infocus, laserpointer Untuk di ruang teori
2. Laptop Untuk setiap peserta
3.
4.
5.
6.
7.

B. Daftar Bahan

No. Nama Bahan Keterangan


1. Setiap peserta
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
DAFTAR PENYUSUN

No. Nama Profesi

1. Widyaiswara
1. Ir. Muhammad Yamin, MT
2.

Anda mungkin juga menyukai