Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI

DI SUSUN OLEH :
NAMA : Arfah S.Kep
NIM : 019.02.1040

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XV/2


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan dan Asuhan Keperawatan ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing lahan dan
pembimbing akademik

Hari :
Tanggal :
Tahun :

Mengetahui :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan


BAB II
KOSEP DASAR

1. KONSEP DASAR NUTRISI


A. Pengertian
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan
tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi
dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung,
aksi reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.
(Wartonah, 2010).
Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam makanan dan
diperoleh untuk penggunaan fungsi tubuh.
Jenis-jenis Nutrien :
1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen dan oksigen.
Karbohidrat dibagi atas :
a) Karbohidrat sederhana (gula) ; bisa berupa monosakarida (molekul tunggal yang
terdiri dari glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Juga bisa berupa disakarida
(molekul ganda), contoh sukrosa (glukosa + fruktosa), maltosa (glukosa +
glukosa), laktosa (glukosa + galaktosa).
b) Karbohidrat kompleks (amilum) adalah polisakarida karena disusun banyak
molekul glukosa.
c) Serat adalah jenis karbohidrat yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, tidak dapat
dicerna oleh tubuh dengan sedikit atau tidak menghasilkan kalori tetapi dapat
meningkatkan volume feces.
2. Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan. Lemak dan minyak terdiri atas
gabungan gliserol dengan asam-asam lemak.
Fungsi lemak :
1) Sebagai sumber energi ; merupakan sumber energi yang dipadatkan dengan
memberikan 9 kal/gr.
2) Ikut serta membangun jaringan tubuh.
3) Perlindungan.
4) Penyekatan/isolasi, lemak akan mencegah kehilangan panas dari tubuh.
5) Perasaan kenyang, lemak dapat menunda waktu pengosongan lambung dan
mencegah timbul rasa lapar kembali segera setelah makan.
6) Vitamin larut dalam lemak.
3. Protein
Protein merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis nutrien ini berupa
struktur nutrien kompleks yang terdiri dari asam-asam amino. Protein akan
dihidrolisis oleh enzim-enzim proteolitik. Untuk melepaskan asam-asam amino yang
kemudian akan diserap oleh usus.
Fungsi protein :
a) Protein menggantikan protein yang hilang selama proses metabolisme yang
normal dan proses pengausan yang normal.
b) Protein menghasilkan jaringan baru.
c) Protein diperlukan dalam pembuatan protein-protein yang baru dengan fungsi
khusus dalam tubuh yaitu enzim, hormon dan haemoglobin.
d) Protein sebagai sumber energi.
4. Vitamin
Vitamin adalah bahan organic yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan
berfungsi sebagai katalisator proses metabolisme tubuh.
Ada 2 jenis vitamin :
a) Vitamin larut lemak yaitu vitamin A, D, E, K.
b) Vitamin larut air yaitu vitamin B dan C (tidak disimpan dalam tubuh jadi harus
ada didalam diet setiap harinya).
5. Mineral dan Air
Mineral merupakan unsure esensial bagi fungsi normal sebagian enzim, dan sangat
penting dalam pengendalian system cairan tubuh. Mineral merupakan konstituen
esensial pada jaringan lunak, cairan dan rangka. Rangka mengandung sebagian besar
mineral. Tubuh tidak dapat mensintesis sehingga harus disediakan lewat makanan.
Tiga fungsi mineral :
a) Konstituen tulang dan gigi ; contoh : calsium, magnesium, fosfor.
b) Pembentukan garam-garam yang larut dan mengendalikan komposisi cairan tubuh
; contoh Na, Cl (ekstraseluler), K, Mg, P (intraseluler).
Bahan dasar enzim dan protein.

B. Etiologi
Faktor yang mempengaruhi pola kebutuhan nutrisi
1) Fisiologis
a. Intake nutien
2. Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
3. Pengetahuan
4. Gangguan menelan
5. Perasaan tidak nyaman setelah makan
6. Anoreksia
7. Nausea dan vomitus
8. Intake kalori dan lemak yang berlebih
b. Kemampuan mencerna nutrient
- Obstruksi saluran cerna
- Malaborbsi nutrient
- DM
c. Kebutuhan metabolisme
- Pertumbuhan
- Stres
- Kondisi yang meningkatkan BMR (latihan,hipertyroid)
- Kanker
2) Gaya hidup dan kebiasaan
Kebiasaan makan yang baik perlu diterapkan pada usia toddler
3) Kebudayaan dan kepercayaan
Kebudayaan orang asia lebih memilih padi sebagai makanan pokok
4) Sumber ekonomi
5) Obat dan interaksi nutrient
6) Gender

C. Fisiologi Nutrisi dan Metabolisme


Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk fungsi organ dan
pergerakan badan, untuk menyediakan material mentah, untuk fungsi enzim,
pertumbuhan, penempatan kembali dan perbaikan sel. Metabolisme mengacu pada semua
reaksi biokimia dalm tubuh. Proses metabolic dapat menjadi anabolic (membangun) atau
katabolic (merusak). Energy adalah kekuatan untuk bekerja, manusia membutuhkan
energy untuk terus menerus berhubungan dengan lingkungannya.
1) Pemasukan energy
Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi makanan.
Makanan merupakan sumber utama energi manusia. Besarnya energi yang dihasilkan
dengan satuan kalori. 1 kalori juga disebut 1 kalori besar ( K ) atau kkal adalah
jumlah panas yang di butuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 °c. 1 kkal =
1 K atau sama dengan 1000 kalori. 
2) Pengeluaran energy
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk men- support
jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk senyawa
phospat seperti ATP. Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh BMR dan aktivitas
fisik. 
3) Basal metabolisme rate (MBR)
Basal Metabolisme Rate adalah energi yang digunakan tubuh pada saat istirahat yaitu
untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung,  perbafasan, peristaltic usus,
kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh.
Makanan di dalam tubuh mengalami beberapa proses. Mulai dari pencernaan, absorbsi,
metabolisme, dan penyimpanan hingga eliminasi.
a) Pencernaan
Pencernaan dimulai dari mulut, tempat makanan di pecah secara mekanik
dengan mengunyah. Protein dan lemak dipecahkan secara fisik tetapi tetap tidak
berubah secara kimia karena enzim dalam mulut tidak bereaksi dengan nutrisi ini.
Makanan yang telah ditelan memasuki esopagus dan bergerak sepanjangnya dan
dengan kontraksi otot seperti gelombang (peristaltik). Massa makanan yang berada
pada kardiak spinkter, berlokasi pada pembukaan atas lambung, menyebabkan
spinkter relaksasi dan memungkinkan makanan masuk lambung.
Di dalam lambung, pepsinogen di sekresikan dan diaktifkan oleh asam
hidrokolik menjadi pepsin, enzim pemecah protein. Lambung juga mengeluarkan
sejumlah kecil lipase dan amilase untuk mencerna lemak dan zat tepung secara
berturut-turut. Lambung juga bertindak sebagai penyimpanan dan makanan menetap
di dalam perut kira-kira 3 jam, dengan rentang dari 1-7 jam. Makanan meninggalkan
lambung pada spinkter pilorik sebagai asam, massa cair yang disebut kimus. Kimus
mengalir ke duodenum dan bercampur cepat dengan empedu, getah intestinal, sekresi
pangkreas. Peristaltik terjadi terus menerus dalam usus kecil, mencampur sekresi
dengan kimus.
b) Absorbsi
Usus kecil merupakan tempat penyerapan utama nutrien. Sepanjang daerah ini
terdapat penonjolan seperti jari yang disebut vili, untuk meningkatkan area
permukaan absorbsi. Nutrient diabsorbsi oleh difusi pasif dan osmosis, transport aktif,
dan pinositosis. 
c) Metabolisme
Nutrien diabsopsi dalam intestinal, termasuk air, yang ditransportasikan melalui
system sirkulasi ke jaringan tubuh. Melalui perubahan kimia dari metabolisme,
nutrien diubah ke jumlah substansi yang diperlukan oleh tubuh. Dua tipe dasar
metabolisme adalah anabolisme dan katabolisme. Anabolisme merupakan produksi
dari substansi kimia yang lebih kompleks dengan sintesis nutrient. Katabolisme
merupakan pemecahan substansi kimia menjadi substansi yang lebih sederhana.
d) Penyimpanan
Beberapa, tapi tidak semua, nutrient yang diperlukan tubuh disimpan dalam
jaringan tubuh. Bentuk pokok tubuh dari energi yang disimpan adalah lemak, yang
disimpan sebagai jaringan adiposa. Glikogen disimpan dalam cadangan kecil di hati
dan jaringan otot dan protein dan protein disimpan dalam massa otot. Ketika
keperluan energi tubuh melebihi persediaan energi dari nutrient yang dimakan, maka
energi yang disimpan digunakan. Sebaliknya energi yang tidak digunakan harus
disimpan terutama lemak.

D. Nutrisi Esensial
Nutrisi dikatakan esensial bagi tubuh jika tubuh tidak bisa memproduksinya sendiri
sehingga harus dipenuhi dari sumber makanan seperti karbohidrat, protein, lemak dan
berbagai vitamin dan mineral. Jadi, nutrisi esensial pentingagar tubuh dapat memproduksi
nutrisi nonesensial.
1. Karbohidrat tersusun atas unsur C, H, O
Karbohidrat adalah kelompok nutrien yamh penting dalam susunan
makanan. Fungsinya adalah sebagai sumber energi bagi tubuh. Senyawa ini
mengandung unsur karbon, hidrogen dan oksigen yang dihasilkan oleh tanaman
melalui proses fotosintesis. Ada beberapa jenis karbohidrat, tetapi secara umum
kita dapat mengelompokkannya menjadi tiga berdasarkan ukuran molekulna, yaitu
monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Ukuran molekul monosakarida lebih
kecil dari pada disakarida. Sedangkan disakarida lebih kecil dari pada polisakarida.
Dalam hal ini ukuran molekul polisakarida adalah yang paling besardan termasuk
kedalam golongan senyawa nongula. Sedangkan monosakarida dan disakarida
termasuk kedalam golongan senyawa gula.

2. Lemak tersusun atas unsur C, H, O.


Lemak adalah suatu senyawa yang mengandung unsur karbon, hidrogen dan
oksigen. Lemak sendiri adalah ester dari gliserol dan asam lemak. Gloserol adalah
alkohol trihidrat yang mempunyai tiga gugus hidroksil-OH. Sedangkan asam lemak
adalah molekul yang memiliki rumus umum R.COOH, dengan R menunjukkan
rantai hidrokarbon. Setiapgugus-OH gliserol beraksi dengan –COOH asam lemak
membentuk. Berdasarkan strukturnya, lemak yang tersusun atas satu moekul
gliserol dan mengandung tiga atau lebih molekul asam lemak disebut dengan
trigliserida. Trigliderida ini mengandung dua atau tiga asam lemak yang berbeda,
yang dikenal sebagai trigliserida majemuk. Lemak alami adalah campuran dari
beberapa trigliserida majemuk. Dengan demikian, lemak alami juga
mengandungsejumlah asam lemak yang berbeda. Fungsi dari lemak adalah
penyedia energi terbanyak dibandingkan karbohidrat dan protein, 1gram lemak
bernilai 9,3 kalori, sebagai pelarut vitamin (A, D, E, dan K), sebagai insulator
sehinga tubuh dapat mempertahankan suhu normal, serta sebagai pelindung organ-
organ tubuh vital seperti bola mata dan ginjal.

3. Protein tersususn stas C, H, O, S, dan P.


Protein merupakan kelompok nutrien yang sangat penting bagi makhlik
hidup. Senyawa ini dijumpai dalam sitoplasma semua sel hidup, baik hewan
maupun tumbuhan. Protein adalah substansi organik dengan kandungan unsur
karbon, hidrogen dan oksigen yang mirip dengan karbohidrat dan lemak. Di
samping itu, protein juga mengandung nitrogen dan beberapa diantaranya
mengandung belerang dan fosfor. Tumbuhan dapat menyintesis protein dari bahan-
bahan anorganik yang terdapat dialam. Kandungan karbondioksida di udara air
tanah menyediakan suplai karbon, hidrogen dan oksigen yang penting untuk sintetis
protein. Sedangkan suplai nitrogen diproeh dari tanah dalam bentuk senyawa
anorganik, umumnya berupa nitrat dan nitrit. Protein berfungsi untuk pertumbuhan
dan pemeliharaan (protein penting untuk pembentukan enzim, antibodi dan
beberapa hormon), dan sebagai sumber energi (kelebihan protein dapat digunakan
sebagai sumber energi, setiap 1 gram protein menyediakan 17 kj).

4. Vitamin
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik komplek yang dibutuhkan
oleh tubuh dalam jumlah kecil agar tetap sehat. Vitamin pertama kali diperkenalkan
pada tahun 1912 oleh Hopkins. Secara umum vitamin dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, dan K) dan vitamin larut air
(vitamin C dan kelompok vitamin B).
5. Mineral
Unsur mineral adalah unsur kimia selain karbon, hidrogen, oksigen dan
nitrogen yang dibutuhkan oleh tubuh. Dalam makanan, unsur-unsur tersebut
kebanyakan terdapat dalam bentuk garam-garam organik, seperti natrium klorida.
Namun, beberapa mineral juga terdapat dalm bentuk senyawa organik, seperti
sulfur dan fosfor. Sekitar 4% berat tubuh manusia tersusun atas unsur mineral,
seperti kalsium dan fosfor, terdapat dalam jumlah yang relatif besar didalam sel
tubuh. Mineral lain yang terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit dikenal dengan
istilah unsur kelumit (trace element). Unsur mineral mempunyai beberapa fungsi
didalam tubuh. Sebagai contoh kalsium, fosfor dan magnesium penting untuk
penyusunan tulang dan gigi. Dari segi nutrisi, kalsium dan zat besi adalah unsur
mineral yang paling penting karena terdapat dalam jumlah yang sedikit disusunan
makanan. Sedangkan unsur kelumit yang terpenting bagi tubuh adalah iodin, sebab
unsur ini dibutuhkan oleh kelenjar tyroid untuk embentukan tiroksin, yakni hormon
yang berperan dalam pengaturan kecepatan oksidasi nutrien dalan sel tubuh.

E. Masalah-masalah Gangguan Nutrisi


1. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak
berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakmampuan asupan
nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis :
• Berat badan 10-20% dibawah normal
• Tinggi badan dibawah ideal
• Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
• Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
• Adanya penurunan albumin serum
• Adanya penurunan transferin
Kemungkinan penyebab:
 Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat
penyakit infeksi atau kanker.
• Disfagia karena adanya kelainan persarafan
• Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa
• Nafsu makan menurun 
2. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai
resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara
berlebihan.
Tanda klinis :
• Berat badan lebih dari 10% berat ideal
• Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
• Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
• Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton.
Kemungkinan penyebab :
• Perubahan pola makan
• Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman. 
3. Obesitas
ObesitasObesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih
dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan
kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
4. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada
tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai
dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan
makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan
otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan lain-
lain.
5. Diabetes mellitus
Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan
adanya gangguan metabolism karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan
karbohidrat secara berlebihan. 
6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan
kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan. 
7. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh
adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung koroner
sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan
lain-lain.
8. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian
lemak secara berlebihan.

F. Penatalaksanaan
 Penyuluhan masalah nutrisi pada pasien dan keluarga
 Penanganan focus pada penyebab masalah pola nutrisi
 Pemberian asupan nutrisi : Oral
 Kolaborasi : Pemasanan NGT dan Pemberian Nutrisi melalui NGT
 Pemberian obat pada penyebab masalah pola nutrisi

2. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN NUTRISI


A. Pengkajian
1. Status nutrisi seseorang dalam hal ini klien dengan gangguan status nutrisi dapat
dikaji :
a. Data pasien / Data biomedis (biomedical data) pasien
b. Pengukuran antropometik (antropometik measuremant)
c. Riwayat penyakit, diet, dan penggunaan obat-obatan
d. Tanda-tanda klinis status nutrisi (clinical sign)
e. Pemeriksaan Fisik (head to toe)
f. Pemeriksaan laboratorium/biokimia
Tujuan mengkaji kebutuhan nutrisi :
- Mengidentifikasi adanya defisiensi nutrisi dan pengaruh terhadap status
kesehatan.
- Mengumpulkan informasi khusus guna menetapkan rencana asuhan keperawatan
terkait nutrisi.
- Menilai keefektifan asuhan keperawatan terkait nutrisi dan kemungkinan untuk
memodifikasi asuhan tersebut (Potter & Perry, 1992).
- Mengidentifikasi kondisi kelebihan nutrisi yang berisiko menyebabkan obesitas,
diabetes melitus, penyakit jantung, hipertensi.
- Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi pasien (Barkauskas, 1994).

1) Kaji data pasien sampai kebutuhan Biopsikososial


2) Pengukuran Antropometik
a. Tinggi badan. Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan balita
dilakukan dalam posisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi dilakukan
dalam posisi berbaring.
b. Berat badan
- Alat serta skala ukur yang digunakan harus sama setiap kali menimbang.
- Pasien ditimbang tanpa alas kaki.
- Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali
menimbang.
- Waktu penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah makan.
c. Tebal lipatan kulit
- Anjuran klien untuk membuka baju guna mencegah kesalahan pada hasil
pengukuran.
- Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien.
- Dalam pengukuran TSF utamakan lengan klien yang tidak dominan.
- Pengukuran TSF dilakukan pada titik lengan atas, antara akromion dan
olekranon.
- Ketika pengukuran dilakukan, anjurkan klien untuk relaks.
- Alat yang digunakan adalah kaliper
d. Lingkaran tubuh : umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini
adalah kepala, dada dan otot bagian tengah lengan atas.
3) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang dilakukan pada klien merupakan penilaian kondisi fisik yang
berhubungan dengan masalah malnutrisi. Prinsip pemeriksaan ini adalah head to
toe yaitu dari kepala sampai ke kaki.
4) Pemeriksaan biokimia
Nilai umum yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah kadar total limfosit,
albumin serum, zat besi, transferin serum, kreatinin, hemoglobin, hemotokrit,
keseimbangan nitrogen dan tes antigen kulit (Barkaukas, 1995).
5) Tanda dan gejala klinis defisiensi nutrisi
Bagian tubuh Tanda klinis Kemungkinan kekurangan
Tanda umum Penurunan berat badan, lemah, lesu -Kalori
Rasa haus adanya dehidrasi -Cairan
Pertumbuhan terhambat -Vitamin A
Rambut Kusut, kekuningan, kekurangan pigmen Protein
Kulit Adanya radang pada kulit atau  Niasin, riboflavin dan
dermatitis biotinemak
Sedangkan pada bayi terjadi dermatosis  Asam asetat
adanya petechial hemorhagik
Eksema  Rodoksin
Mata Fotofebia atau penglihatan ganda - Roboflavin
Rabun senja - Vitamin A
Mulut Stomatis - Riboflavin
Glositis - Niasin, asam volat,
sianokobalamin (vit B12) dan
zat besi
Gigi Karies gigi Fluorida
Sistem Kejang - Vitamin D
neuramuskular Lemah otot - Kalium
Tulang Riketsia Vitamin D
Sistem Anoreksia atau nafsu makan menurun - Tiamin
gastrointestinal Mual dan muntah - Garam dapur
Sistem Gondok Iodium
endrokin
Sistem Adanya pendarahan - Vitamin K
kardiovaskular Penyakit jantung - Tiamin
Anemia - Piridoksin dan zat besi
Sistem saraf Kelainan mental - Sianokobalamin
Kelainan saraf perifer
6) Riwayat Diet
Berikut ini adalah faktor yang menyebabkan gangguan nutrisi
a. Riwayat diet
1. Gangguan pada fungsi mengunyah dan menelan
2. Asupan makanan tidak adekuat
3. Diet yang salah atau ketat
4. Kurangnya persediaan bahan makanan selama 10 hari atau lebih
5. Pemberian nutrisi melalui intravena selama 10 hari atau lebih
6. Tidak adekuatnya dana untuk penyediaan bahan makanan
7. Tidak adekuatnya fasilitas penyiapan bahan makanan
8. Tidak adekuatnya fasilitas penyimpanan bahan makanan
9. Ketidakmampuan fisik
10. Lansia yang tinggal dan makan sendiri
b. Riwayat penyakit
1. Adanya riwayat berat badan berlebih atau berkurang
2. Penurunan berat badan dan tinggi badan
3. Mengalami penyakit tertentu
4. Riwayat pembedahan pada sistem gastrointestinal
5. Anoreksia
6. Mual dan muntah
7. Diare
8. Alkoholisme
9. Gangguan yang mengenai organ tertentu (kanker)
10. Disabilitas mental
11. Kehamilan remaja
12. Terapi radiasi
7) Riwayat pemakaian obat-obatan : aspirin, antibiotik, antasida, anti-depresan,
agens anti-hipersentivitas, agens anti-imflamasi, agens anti-neoplastik, digitalis,
laksatif, diuretik, natrium klorida dan vitamin atau preparat nutrien lain.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketida keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan :
 Penurunan asupan oral, ketidak nyamanan pada mulut, mual, muntah.
 Penurunan absorpsi nutrisi
 Muntah, anoreksia, gangguan digesti
 Depresi, stres, isolasi social
 Ketidak mampuan klien dalam mengelola rasa nyeri
Kriteria hasil :
- Klien akan mengonsumsi kebutuhan nutrisi harian sesuai dengan tingkat aktivitas
dan kebutuhan metabolik.
- Klien mampu mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan penurunan
nafsu makan
- Klien dapat merasa nyaman
Indikator
 Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
 Mengidentifikasi kekurangan atau defisiensi dalam asupan sehari-hari
 Menyebutkan metode-metode untuk meningkatkan nafsu makan

2. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan :


 Perubahan pada indera pengecapan dan penciuman.
 Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi.
 Penurunan kebutuhan metabolisme.
 Kelebihan asupan nutrisi.
 Perubahan gaya hidup.
 Risiko peningkatan berat badan sebesar 12,5-15 kg selama kehamilan.
 Penurunan pola aktivitas, penurunan kebutuhan metabolik.
Kriteria hasil
- Klien akan menjelaskan mengapa dia berisiko mengalami peningkatan berat
badan.
- Klien akan menjalani program diet sesuai dengan anjuran yang diberikan.
- Klien mampu mengontrol jumlah kalori yang dikonsumsi.
- Teridentifikasinya kebutuhan nutrisi dan berat badan terkontrol
Indikator
- Menjelaskan alasan peningkatan asupan pada kondisi defisit pengecapan atau
panciuman.
- Mendiskusikan kebutuhan nutrisi selama manjalani diet berhubungan dengan
penyakit yang dialami
- Mendiskusikan pengaruh olah raga terhadap pengontrolan berat badan.

3. Ketidak seimbangan nutrisi : potensial lebih dari kebutuhan tubuh


Pada dasarnya diagnosis keperawatan ini mirip dengan risiko ketidakseimbangan
nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh. Diagnosis ini menggambarkan individu yang
memiliki riwayat obesitas pada keluarga, yang juga memperlihatkan pola berat badan
yang lebih tinggi serta individu yang pernah memiliki riwayat peningkatan berat
badan yang berlebihan (misalnya, kehamilan sebalumnya). Sampai penelitian klinis
membedakan diagnosis tersebut ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (aktual
atau risiko) atau risiko ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh untuk
memberikan penyuluhan langsung guna mambantu klien dan keluarga
mengidentifikasi pola diet yang tidak sehat.

C. INTERVENSI
1) Diagnosa 1
Intervensi umum
Mandiri :
 Menjelaskan perlunya konsumsi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan
cairan yang adekuat.
 Konsultasikan dengan ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan kalori harian dan
jenis makanan yang sesuai dengan klien.
 Diskusikan bersama klien kemungkinan penyebab hilangnya nafsu makan.
 Anjurkan klien untuk istirahat sebelum makan.
 Tawarkan makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering.
 Pada kondisi menurunnya nafsu makan, batasi asupan cairan saat makan dan
hindari mengonsumsi cairan satu jam sebelum dan sesudah makan.
 Dorong dan bantu klien untuk menjaga kebersihan mulut yang baik.
 Atur agar posisi makanan tinggi kalori dan tinggi protein disajikan saat klien
biasanya paling lapar.
 Lakukan langkah-langkah untuk meningkatkan nafsu makan :
 Tentukan makanan kesukaan klien dan atur agar makanan tersebut tersaji
apabila memungkinkan.
 Hilangkan bau dan pemandangan yang tidak sedap dari area makan.
 Kontrol rasa nyeri dan mual sebelum makan.
 Anjurkan orang terdekat klien untuk membawa makanan yang diperbolehkan
dari rumah apabila memungkinkan.
 Ciptakan lingkungan yang santai saat makan.
 Beri klien daftar materi nutrisi diet yang terdiri atas :
 Asupan tinggi karbohidrat kompleks dan serat.
 Pengurangan asupan gula, garam, kolesterol, lemak total dan lemak jenuh.
 Penggunaan alkohol hanya dalam jumlah sedang.
 Asupan kalori yang sesuai untuk mempertahankan berat badan ideal.
 Mengendalikan rasa nyeri yang berhubungan dengan penyakitbyang diderita:
 Mengajarkan teknik-teknik untuk mengurangi rasa nyeri
 Menjaga lingkungn tetap bersih guna meningkatkan kenyamanan pasien
 Mengkolaborasikan pemberian obat untuk menghilangkan rasa nyeri
Kolaborasi
- Pemberian nutrisi melalui enteral ( melalui NGT ) dan parenteral ( pemberian
nutrisi berupa cairan infuse yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui darah vena)

2) Diagnosa 2
Intervensi umum
 Kaji adanya faktor penyebab peningkatan berat badan, seperti penurunan indera
pembau dan perasa pengaruh medikasi, atau riwayat penambahan berat badan
lebih dari 15 kg misalnya selama kehamilan, obesitas, kolesterol dll.
 Jelaskan pengaruh penurunan indera perasa dan pembau pada persepsi kenyang
setelah makan. Anjurkan klien untuk mengevaluasi asupan berdasarkan
penghitungan jumlah kalori, bukan perasaan kenyang.
 Jelaskan rasional peningkatan selera makan akibat penggunaan obat-obatan
tertentu (misalnya, steroid, androgen).
 Diskusikan tentang asupan nutrisi dan peningkatan berat badan selama kehamilan.
 Tingkatkan kesadaran klien mengenai berbagai tindakan yang bisa menyebabkan
peningkatkan asupan makanan.
 Minta klien menuliskan seluruh makanan yang dikonsumsinya dalam 24 jam
terakhir.
 Instruksikan klien untuk membuat buku harian diet selama 1 minggu yang
menjelaskan hal-hal berikut : jenis makanan, kapan, dimana, dan mengapa
klien makan, serta kehadiran orang lain saat makan.
 Tinjau kembali buku harian diet untuk mengetahui pola makan klien yang
mempengaruhi asupan makannya.
 Jelaskan rasional peningkatan selera makan akibat penggunaan obat-obatan
tertentu (misalnya, steroid, androgen).
 Ajarkan teknik-teknik modifikasi prilaku untuk mengurangi asupan kalori,
seperti:
 Jangan makan pada saat melakukan kegiatan.
 Minum satu gelas air sesaat sebelum makan.
 Kurangi porsi makanan tambahan, makanan berlemak, makanan manis dan
alkohol.
 Siapkan makanan dalam porsi kecil yang hanya cukup untuk satu kali makan
dan buang sisanya.
 Makan dengan perlahan dan kunyah makanan hingga sempurna.
 Instrusikan klien untuk memperbanyak aktivitas guna membakar kalori.

3) Diagnosa 3
Pada dasarnya diagnosis keperawatan ini mirip dengan risiko ketidakseimbangan
nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh. Diagnosis ini menggambarkan individu yang
memiliki riwayat obesitas pada keluarga, yang juga memperlihatkan pola berat badan
yang lebih tinggi serta individu yang pernah memiliki riwayat peningkatan berat
badan yang berlebihan (misalnya, kehamilan sebalumnya). Sampai penelitian klinis
membedakan diagnosis tersebut ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (aktual
atau risiko) atau risiko ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh untuk
memberikan penyuluhan langsung guna mambantu klien dan keluarga
mengidentifikasi pola diet yang tidak sehat.

D. IMPLEMENTASI
Tindakan keperawatan disesuikan dengan intervensi

E. EVALUASI
Asuhan keperawatan yang kita berikan dikatakan berhasil bila:
1. Klien mampu mengatasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi diet.
2. Klien mampu mengontrol pola makan.
3. Klien merasa nyaman saat makan.

DAFTAR PUSTAKA
Nanda 2005-2006. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta : Prima Medika.

Syaifudin.2006.Anatomi Fisiologi untuk mahasiswa keperawatan.Jakarta: EGC

Dedi.2011.Pendahuluan Gangguan Pemenuhan. http://they-de.blogspot.com. Diakses pada


tanggal 15 Juni 2013.

Alchusaini, Alfrizal. 2013. laporan Pendahuluan Gangguan Pola Nutrisi.


http://afrizalalchusaini.blogspot.com. Diakses pada tanggal 15 Juni 2013.

Anda mungkin juga menyukai