KDP Arfah
KDP Arfah
DI SUSUN OLEH :
NAMA : Arfah S.Kep
NIM : 019.02.1040
Laporan dan Asuhan Keperawatan ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing lahan dan
pembimbing akademik
Hari :
Tanggal :
Tahun :
Mengetahui :
B. Etiologi
Faktor yang mempengaruhi pola kebutuhan nutrisi
1) Fisiologis
a. Intake nutien
2. Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
3. Pengetahuan
4. Gangguan menelan
5. Perasaan tidak nyaman setelah makan
6. Anoreksia
7. Nausea dan vomitus
8. Intake kalori dan lemak yang berlebih
b. Kemampuan mencerna nutrient
- Obstruksi saluran cerna
- Malaborbsi nutrient
- DM
c. Kebutuhan metabolisme
- Pertumbuhan
- Stres
- Kondisi yang meningkatkan BMR (latihan,hipertyroid)
- Kanker
2) Gaya hidup dan kebiasaan
Kebiasaan makan yang baik perlu diterapkan pada usia toddler
3) Kebudayaan dan kepercayaan
Kebudayaan orang asia lebih memilih padi sebagai makanan pokok
4) Sumber ekonomi
5) Obat dan interaksi nutrient
6) Gender
D. Nutrisi Esensial
Nutrisi dikatakan esensial bagi tubuh jika tubuh tidak bisa memproduksinya sendiri
sehingga harus dipenuhi dari sumber makanan seperti karbohidrat, protein, lemak dan
berbagai vitamin dan mineral. Jadi, nutrisi esensial pentingagar tubuh dapat memproduksi
nutrisi nonesensial.
1. Karbohidrat tersusun atas unsur C, H, O
Karbohidrat adalah kelompok nutrien yamh penting dalam susunan
makanan. Fungsinya adalah sebagai sumber energi bagi tubuh. Senyawa ini
mengandung unsur karbon, hidrogen dan oksigen yang dihasilkan oleh tanaman
melalui proses fotosintesis. Ada beberapa jenis karbohidrat, tetapi secara umum
kita dapat mengelompokkannya menjadi tiga berdasarkan ukuran molekulna, yaitu
monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Ukuran molekul monosakarida lebih
kecil dari pada disakarida. Sedangkan disakarida lebih kecil dari pada polisakarida.
Dalam hal ini ukuran molekul polisakarida adalah yang paling besardan termasuk
kedalam golongan senyawa nongula. Sedangkan monosakarida dan disakarida
termasuk kedalam golongan senyawa gula.
4. Vitamin
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik komplek yang dibutuhkan
oleh tubuh dalam jumlah kecil agar tetap sehat. Vitamin pertama kali diperkenalkan
pada tahun 1912 oleh Hopkins. Secara umum vitamin dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, dan K) dan vitamin larut air
(vitamin C dan kelompok vitamin B).
5. Mineral
Unsur mineral adalah unsur kimia selain karbon, hidrogen, oksigen dan
nitrogen yang dibutuhkan oleh tubuh. Dalam makanan, unsur-unsur tersebut
kebanyakan terdapat dalam bentuk garam-garam organik, seperti natrium klorida.
Namun, beberapa mineral juga terdapat dalm bentuk senyawa organik, seperti
sulfur dan fosfor. Sekitar 4% berat tubuh manusia tersusun atas unsur mineral,
seperti kalsium dan fosfor, terdapat dalam jumlah yang relatif besar didalam sel
tubuh. Mineral lain yang terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit dikenal dengan
istilah unsur kelumit (trace element). Unsur mineral mempunyai beberapa fungsi
didalam tubuh. Sebagai contoh kalsium, fosfor dan magnesium penting untuk
penyusunan tulang dan gigi. Dari segi nutrisi, kalsium dan zat besi adalah unsur
mineral yang paling penting karena terdapat dalam jumlah yang sedikit disusunan
makanan. Sedangkan unsur kelumit yang terpenting bagi tubuh adalah iodin, sebab
unsur ini dibutuhkan oleh kelenjar tyroid untuk embentukan tiroksin, yakni hormon
yang berperan dalam pengaturan kecepatan oksidasi nutrien dalan sel tubuh.
F. Penatalaksanaan
Penyuluhan masalah nutrisi pada pasien dan keluarga
Penanganan focus pada penyebab masalah pola nutrisi
Pemberian asupan nutrisi : Oral
Kolaborasi : Pemasanan NGT dan Pemberian Nutrisi melalui NGT
Pemberian obat pada penyebab masalah pola nutrisi
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketida keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan :
Penurunan asupan oral, ketidak nyamanan pada mulut, mual, muntah.
Penurunan absorpsi nutrisi
Muntah, anoreksia, gangguan digesti
Depresi, stres, isolasi social
Ketidak mampuan klien dalam mengelola rasa nyeri
Kriteria hasil :
- Klien akan mengonsumsi kebutuhan nutrisi harian sesuai dengan tingkat aktivitas
dan kebutuhan metabolik.
- Klien mampu mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan penurunan
nafsu makan
- Klien dapat merasa nyaman
Indikator
Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
Mengidentifikasi kekurangan atau defisiensi dalam asupan sehari-hari
Menyebutkan metode-metode untuk meningkatkan nafsu makan
C. INTERVENSI
1) Diagnosa 1
Intervensi umum
Mandiri :
Menjelaskan perlunya konsumsi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan
cairan yang adekuat.
Konsultasikan dengan ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan kalori harian dan
jenis makanan yang sesuai dengan klien.
Diskusikan bersama klien kemungkinan penyebab hilangnya nafsu makan.
Anjurkan klien untuk istirahat sebelum makan.
Tawarkan makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering.
Pada kondisi menurunnya nafsu makan, batasi asupan cairan saat makan dan
hindari mengonsumsi cairan satu jam sebelum dan sesudah makan.
Dorong dan bantu klien untuk menjaga kebersihan mulut yang baik.
Atur agar posisi makanan tinggi kalori dan tinggi protein disajikan saat klien
biasanya paling lapar.
Lakukan langkah-langkah untuk meningkatkan nafsu makan :
Tentukan makanan kesukaan klien dan atur agar makanan tersebut tersaji
apabila memungkinkan.
Hilangkan bau dan pemandangan yang tidak sedap dari area makan.
Kontrol rasa nyeri dan mual sebelum makan.
Anjurkan orang terdekat klien untuk membawa makanan yang diperbolehkan
dari rumah apabila memungkinkan.
Ciptakan lingkungan yang santai saat makan.
Beri klien daftar materi nutrisi diet yang terdiri atas :
Asupan tinggi karbohidrat kompleks dan serat.
Pengurangan asupan gula, garam, kolesterol, lemak total dan lemak jenuh.
Penggunaan alkohol hanya dalam jumlah sedang.
Asupan kalori yang sesuai untuk mempertahankan berat badan ideal.
Mengendalikan rasa nyeri yang berhubungan dengan penyakitbyang diderita:
Mengajarkan teknik-teknik untuk mengurangi rasa nyeri
Menjaga lingkungn tetap bersih guna meningkatkan kenyamanan pasien
Mengkolaborasikan pemberian obat untuk menghilangkan rasa nyeri
Kolaborasi
- Pemberian nutrisi melalui enteral ( melalui NGT ) dan parenteral ( pemberian
nutrisi berupa cairan infuse yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui darah vena)
2) Diagnosa 2
Intervensi umum
Kaji adanya faktor penyebab peningkatan berat badan, seperti penurunan indera
pembau dan perasa pengaruh medikasi, atau riwayat penambahan berat badan
lebih dari 15 kg misalnya selama kehamilan, obesitas, kolesterol dll.
Jelaskan pengaruh penurunan indera perasa dan pembau pada persepsi kenyang
setelah makan. Anjurkan klien untuk mengevaluasi asupan berdasarkan
penghitungan jumlah kalori, bukan perasaan kenyang.
Jelaskan rasional peningkatan selera makan akibat penggunaan obat-obatan
tertentu (misalnya, steroid, androgen).
Diskusikan tentang asupan nutrisi dan peningkatan berat badan selama kehamilan.
Tingkatkan kesadaran klien mengenai berbagai tindakan yang bisa menyebabkan
peningkatkan asupan makanan.
Minta klien menuliskan seluruh makanan yang dikonsumsinya dalam 24 jam
terakhir.
Instruksikan klien untuk membuat buku harian diet selama 1 minggu yang
menjelaskan hal-hal berikut : jenis makanan, kapan, dimana, dan mengapa
klien makan, serta kehadiran orang lain saat makan.
Tinjau kembali buku harian diet untuk mengetahui pola makan klien yang
mempengaruhi asupan makannya.
Jelaskan rasional peningkatan selera makan akibat penggunaan obat-obatan
tertentu (misalnya, steroid, androgen).
Ajarkan teknik-teknik modifikasi prilaku untuk mengurangi asupan kalori,
seperti:
Jangan makan pada saat melakukan kegiatan.
Minum satu gelas air sesaat sebelum makan.
Kurangi porsi makanan tambahan, makanan berlemak, makanan manis dan
alkohol.
Siapkan makanan dalam porsi kecil yang hanya cukup untuk satu kali makan
dan buang sisanya.
Makan dengan perlahan dan kunyah makanan hingga sempurna.
Instrusikan klien untuk memperbanyak aktivitas guna membakar kalori.
3) Diagnosa 3
Pada dasarnya diagnosis keperawatan ini mirip dengan risiko ketidakseimbangan
nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh. Diagnosis ini menggambarkan individu yang
memiliki riwayat obesitas pada keluarga, yang juga memperlihatkan pola berat badan
yang lebih tinggi serta individu yang pernah memiliki riwayat peningkatan berat
badan yang berlebihan (misalnya, kehamilan sebalumnya). Sampai penelitian klinis
membedakan diagnosis tersebut ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (aktual
atau risiko) atau risiko ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh untuk
memberikan penyuluhan langsung guna mambantu klien dan keluarga
mengidentifikasi pola diet yang tidak sehat.
D. IMPLEMENTASI
Tindakan keperawatan disesuikan dengan intervensi
E. EVALUASI
Asuhan keperawatan yang kita berikan dikatakan berhasil bila:
1. Klien mampu mengatasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi diet.
2. Klien mampu mengontrol pola makan.
3. Klien merasa nyaman saat makan.
DAFTAR PUSTAKA
Nanda 2005-2006. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta : Prima Medika.