Anda di halaman 1dari 4

REVIEW JURNAL

Judul The Relationship Between Academic Frauds With Unethical Attitude And
Accounting Fraud

Jurnal The Indonesian Accounting Review

Volume & Volume 3, No. 1, pages 53 – 66


Halaman
Tahun Januari 2013
Penulis Laurensia Tjoanda, Pepie Diptyana

Reviewer kelompok 5
1. Veronika Anggun P 18013010225
2. Aisyah Almaghfiroh M 18013010243
3. Ananda Riana 18013010228
4. Danis Dwi B 18013010216
5. Jordan Adam S 18013010222
6. kevin pradana 18013010212
7. Farid Nabil C 18013010207

Tanggal 23 Februari 2021

Abstrak Ketidakjujuran tidak hanya dilakukan oleh praktisi atau akuntan, tetapi
sikap ini juga dilakukan awalnya dengan penipuan yang dilakukan oleh
siswa ketika di dalam proses pendidikan formal. Perilaku ini tidak etis
akan muncul ketika akuntan melanggar kode etik profesi yang
ditetapkan oleh Ikatan Akuntan di Indonesia (IAI). Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis hubungan sikap terhadap sikap
ketidakjujuran akademik terhadap sikap penipuan akuntansi dari
perspektif ketidaketisan akuntan publik. Vignette digunakan untuk
mengumpulkan data dengan populasi akuntan publik yang terdaftar di
IAPI. Sampel meliputi 43 akuntan publik yang telah berpartisipasi dalam
Kongres IAI XI di Jakarta, dan akuntan publik di Surabaya. Ternyata
ditemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan
ketidakjujuran akademik dan sikap dengan perilaku yang tidak etis
terhadap sikap penipuan akuntansi.

Pengantar Pengantar pada jurnal ini menjelaskan tentang Dunia telah


mengalami penurunan moral, terutama di bidang akuntansi. Hal ini
terlihat dari meluasnya perilaku tidak etis. Akuntan publik yang
seharusnya dipercaya oleh masyarakat pada umumnya dan stakeholders
bahkan telah melakukan beberapa tindakan tidak jujur untuk
mendapatkan keuntungan dari klien. Ketidakjujuran ini juga dapat
dilakukan oleh level jabatan lain di Kantor Akuntan Publik seperti staf,
senior, supervisor, manajer dan lain sebagainya.

Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling dan
metode purposive sampling. Dengan demikian, ini dapat diklasifikasikan
ke dalam metode sampling campuran (Suharsono 2009: 76-81). Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan survey yang dilakukan dengan
membagikan vignette langsung kepada kongres IAI dan membagikan
vignette ke Kantor Akuntan di Surabaya kemudian mengambil data
primer dan menganalisa vignette.

Hasil Penelitian Hasil penelitian dari jurnal ini menyatakan bahwa Penelitian
dilakukan terhadap empat puluh enam responden. Meskipun ada tiga
data dengan jawaban ekstrim, namun data berikut yang diolah sebanyak
43 responden. Dari 43 yang akan diolah, sebagian besar adalah laki-laki
sebanyak 31 orang (72,1%), di bawah 40 tahun dan berjumlah 19 orang
(44,2%) sebagian besar responden dengan posisi auditor junior dan
pasangannya 17 orang (39,5) dan sebagian besar responden dengan
pengalaman kerja di bawah 9 tahun sebanyak 21 orang (48,8%).

terlihat bahwa tidak ada sikap yang berbeda terhadap ketidakjujuran


akademik antar jenis kelamin. Padahal, ditemukan bahwa perempuan
cenderung lebih toleran terhadap perilaku tidak etis dibandingkan laki-
laki. Hal yang sama ditemukan pada sikap terhadap perilaku tidak etis
dan sikap tude terhadap kecurangan akuntansi sedangkan tidak ada
perbedaan sikap laki-laki dan perempuan. Sikap terhadap ketidakjujuran
akademik, sikap terhadap perilaku tidak etis dan sikap terhadap
kecurangan akuntansi adalah sama antara posisi akuntan publik.

Posisi manajer dan mitranya adalah posisi yang tidak dapat mentolerir
perilaku tidak etis, baik untuk Sikap terhadap Ketidakjujuran Akademik,
Sikap terhadap Perilaku Tidak Etis, atau kemungkinan kecurangan
Akuntansi. Selain itu sikap terhadap ketidakjujuran akademik, sikap
terhadap perilaku tidak etis dan kemungkinan kecurangan akuntansi juga
berbeda ditinjau dari usia akuntan publik.

Semakin dewasa usia mereka, mereka cenderung tidak dapat mentolerir


perilaku tidak etis baik ketidakjujuran akademik, perilaku tidak etis
maupun kecurangan akuntansi. Di sisi lain, terdapat inkonsistensi hasil
tes divergensi demografi pengalaman dan jabatan kerja sedangkan
terdapat perbedaan sikap terhadap ketidakjujuran akademik untuk
akademisi yang bekerja rendah dengan pengalaman kerja yang tinggi.
Hal yang berbeda ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan sikap
terhadap perilaku dan sikap tidak etis terhadap kecurangan akuntansi
untuk pengalaman kerja. Perbedaan hasil tes yang berbeda tersebut
disebabkan karena pengalaman kerja seseorang tidak sesuai dengan
posisi akuntan publik.

Penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan antara sikap sikap


kejujuran akademik dengan sikap kecurangan akuntansi dari perspektif
akuntansi publik. Artinya akuntan publik menilai kecurangan akademik
yang dilakukan oleh mahasiswa akuntansi merupakan salah satu ukuran
kecenderungan kecurangan akuntansi.

Kesimpulan Berdasarkan bukti empiris yang ditemukan, disimpulkan bahwa ada


hubungan sikap ketidakjujuran akademik dengan sikap terhadap perilaku
tidak etis. Artinya mahasiswa yang melakukan ketidakjujuran akademik
cenderung melakukan perilaku tidak etis ketika menginjak dunia
profesional. Hasil pengujian mendukung penelitian sebelumnya yang
peneliti lakukan Nonis et al. (2001) dan Harding et al. (2004) bahwa
terdapat hubungan yang kuat antara sikap terhadap sikap menyontek
akademik terhadap perilaku tidak etis dalam dunia profesional. Selain
itu, ada bukti juga, bahwa ada korelasi dengan sikap terhadap
kecurangan akademik kecurangan akuntansi.

Tampak jelas bahwa perilaku tidak etis sering dilakukan oleh banyak
akademisi dan praktisi. Secara spesifik, perilaku tidak etis yang
dilakukan oleh mahasiswa akan membawa budaya ke dalam lingkungan
profesional. Persepsi setiap orang terhadap kecurangan akademik,
perilaku tidak etis, dan kemungkinan kecurangan akuntansi berbeda-
beda. Oleh karena itu, perlu dikaji lebih lanjut mengenai persepsi tingkat
kecurangan akademik, perilaku tidak etis, dan kecenderungan
kecurangan akuntansi. Dengan melakukan penelitian dengan
menganalisis perbedaan tingkat persepsi, hasilnya dapat memberikan
perspektif yang lebih luas. Dengan demikian, ini juga dapat bermanfaat
untuk lingkungan akademik dan profesional.

Kekuatan 1. Teori dan model analisis yang digunakan sangat tepat


2. Abstrak yang ditulis cukup menyeluruh dan mudah dipahami
oleh pembaca
3. Penulis detail dalam memberikan hasil yang didapat dalam
melakukan penelitiannya.
4. Penggunaan bahasa dan analisis yang dilakukan oleh penulis
sangat mudah dipahami.

Anda mungkin juga menyukai