Anda di halaman 1dari 4

ENGKAU

Bagaimana aku dapat berlari dari engkau

Ketika telah habis usaha tuk menghapus sebuah senyuman

Namun engkau masih saja mengiringi

Datang menggodaku?

Mungkin bagimu engkau biasa

Dengan cinta sederhanamu

Dengan rindu yang mungkin kini telah hilang

Tapi bagiku engkau tetap engkau

Yang tak ingin hilang terbawa waktu dan keadaan

Tak ada yang dapat menghilangkanmu dariku

Walau tangan ini tak dapat menggapai wajahmu

Walau hati ini tak mungkin membelai rambutmu

walau aku tak akan pernah merasakan hangatmu

Bagiku engkau adalah lantunan lagu

Yang selalu membisikkan rona wajahmu di mataku

Bagiku engkau adalah hijau dedaunan pucuk-pucuk pohon

Yang tak pernah habis tampakkan senyuman, tampakkan tawa bahagia

Lalu bagaimana aku dapat melupakan engkau?

Engkau adalah sudut-sudut liku jalan panjang

Terbatasi kiri kanannya oleh tembok yang menjulang

Dan disitu hanya ada engkau

Yang kupandangi, yang kusayangi


Malam sebenarnya tak lagi menyisakan waktunya

Walau sekedar detik yang ku pinta untuk engkau

Lalu ku mengadu kepada siang

Ia pun sama, tak dapat memberikan saja setengahnya untukku

Kemudian ku berteriak kepada mereka

Dapatkah kalian kembalikan waktu yang berlalu

Hanya sekedar dapat ku melihat lagi

Rona-rona keindahan di dalamnya yang pernah kurasakan?

Lihatlah sayang,

Mereka hanya terdiam saja

Dan aku tak dapat kembalikanmu

Kusadari

Malam ini dan malam sesudahnya,

Sama seperti malam-malam sebelumnya,

Bukan tanganku yang membelai engkau

Bukan kasihku yang merengkuh bayangmu

Karena di antara wajahku dan senyumanmu

Di batasi takdir yang tak mungkin pernah akan dapat kita lewati

Tetapi kusadari juga

Kumampu tangkap bulatan-bulatan kecil abu-abu

Yang berterbangan hiasi langit-langit malam

Lalu kujadikan ia kata-kata

Yang membentuk dirimu, yang membentuk engkau

Lalu ku bertanya kepada engkau,

Masihkah ini engkau?


Bahkan engkau sendiripun tak mampu menjawabnya

Engkau hanya terdiam menatapi bulatan-bulatan itu

Engkau tertunduk sembunyikan senyum manismu

Yang lama telah engkau hilangkan dariku

Engkau berkata

Aku hanyalah bayang saja

Yamg tak mungkin dapat hidup tuk temanimu

Karena aku dapat hilang kapan saja

Terhalangi berbagai penutup peristiwa

Engkau berkata

Aku bukanlah diriku yang di sana

Yang sedang menari dengan awan-awan bercahaya

Tapi jika kau mau

Aku akan menjadi bagian dari teman hatimu

Yang setia datang menemani

Bermain di dalam hati, walau tak indah nyatanya

Bagaimana aku dapat terpekur begini

Maaf, jika aku memotong pembicaraan engkau

Kurasa tadinya engkau hadir di sisi

Ya, engkau berbisik bertanya

Namun setelah kubertanya kepada udara yang diam

Kepada suara gemerisik angin malam

Kepada serangga-serangga penjaga bunyi-bunyian

Mereka menjawab

Tak ada engkau! Di mana yang kau maksud engkau?!


Aku di sini sayang.. engkau kembali berbisik

Yang hanya dapat terlihat oleh rasa

Yang aku bukan citra sebenarnya seperti yang pernah kukatakan

Padamu

Tetapi aku tetap ada berbicara

Lalu engkau terdiam menanti jawaban dariku

Ya, ucapku

Aku merasakan engkau

Dan ku yakin engkau bukan lagi engkau yang dulu

Ya, balasmu

Aku sama sekali berbeda

Tapi aku lebih mampu mencintaimu

Lebih mampu bersama denganmu dibanding aku yang berbeda dulu

Lalu,

Mengapa kau masih ragu padaku, sayang? Aku ada disini

Di hati

Ketuklah pintunya

Maka ku kan membukanya persilahkan kau masuk

Sedang di dalam telah kusediakan berbagai keindahan

Yang kujaga untuk kupersembahkan

Dengan kelembutan yang tak pernah dulu kuberikan

Untukmu, saat kau membuka pintu hatimu

Aku tersenyum mendengar jawabmu

Jika aku mencintai diriku

Maka tak lain aku juga mencintai dirimu

Ya sayang, jawab engkau *

Anda mungkin juga menyukai