Anda di halaman 1dari 38

LAMPIRAN 1

PT.PERTAMINA RU III PLAJU


1. Sejarah PT. PERTAMINA (Persero)
PT. PERTAMINA (Persero) merupakan suatu perusahaan BUMN
yang bergerak di bidang eksplorasi dan pengolahan minyak serta gas bumi
menjadi berbagai jenis bahan bakar dan petrokimia. Sejarah berdirinya PT.
PERTAMINA (Persero) dimulai pada tahun 1871, ketika Jhon Reenik
melakukan eksplorasi sumber minyak bumi pertama kali di Indonesia,
tepatnya di kaki Gunung Ceremai. Usaha eksplorasi yang dilakukan oleh
Reenik ini mengalami kegagalan. Lalu pada tanggal 15 Juni 1885, Aleko
Jan Zooen Zijkler berhasil melakukan proses pengeboran di Pangkalan
Brandan dan menjadikan sumur minyak tersebut sebagai sumur minyak
komersial pertama di Indonesia.
Sejak keberhasilan Zjikler itulah usaha-usaha pengeboran minyak di
berbagai daerah di Indonesia mulai dilakukan. Beberapa usaha pengeboran
minyak yang dilakukan antara lain di Telaga Said (Sumatera Utara) pada
tahun 1885, Krika (Jawa Timur) pada tahun 1887, Ledok (Cepu) pada tahun
1901, dan Talang Akar (Pendopo) tahun 1921. Hal ini mendorong
tumbuhnya perusahan-perusahan minyak asing pada abad ke-19 antara lain:
a. AS (Andrian Stoop), pada tahun 1887
b. KNPC (Klininklijke Nederlandsche Petroleum Company), pada tahun
1890
c. STTC (Shell Transport and Trading Company), pada tahun 1890
d. TKSG (The Kloninklijke Shell Group), pada tahun 1894
e. BPM (Bataafsche Petroleum Company), pada tahun 1894
f. DPC (Dortsche Petroleum Company), pada tahun 1894
g. NKPM (Nederlandsche Koloniale Petroleum Maatschappij), pada tahun
1894
h. NPPM (Nederlandsche Pacific Petroleum Maatschappij), pada tahun
1894
i. STANVAC (Standard Vacuum Oil), pada tahun 1933
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, berbagai
upaya dilakukan untuk mengambil ahli perusahaan-perusahaan asing yang
menguasai minyak dan gas di Indonesia. Pada tahun 1951, perusahaan
minyak nasiaonal pertama di Indonesia didirikan dengan nama
PerusahaanTtambang Minyak Negara Republic Indonesia (PTMRI). Lalu
pada tanggal 10 Desember 1957, PT EMTSU diambil ahli oleh Indonesia
dan dilakukan perubahan nama menjadi PN PERMINA, dan tanggal ini
ditetapkan sebagai hari lahirnya PT. PERTAMINA (PERSERO). Pada
tahun 1961, pemerintah mengeluarkan UU No. 44 Tahun 1961 yang
menyatakan pembentukan tiga perusahaan Negara di bidang minyak dan gas
yaitu:
a. PN PERTAMIN didirikan berdasarkan PP No. 3/1961
b. PN PERMINA didirikan berdasarkan PP No. 199/1961
c. PN PERMIGAN didirikan berdasarkan PP No. 199/1961
Pada tahun 1965, PN PERMIGAN dibubarkan dan semua kekayaan,
yaitu sumur minyak dan penyulingan di Cepu, diserahkan kepada Lemigas,
sedangkan fasilitas produksinya diserahkan kepada PN PERMINA dan
fasilitas pemasarannya diserahkan kepada PN PERTAMIN. Pada 1968,
berdasarkan PP No. 27/ 1968, PN PERTAMIN dan PERMINA digabung
menjadi satu perusahaan yang menjadi pengelola tunggal dibidang industry
minyak dan gas bumi di Indonesia dan diberi nama Perusahaan Negara
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (PN PERTAMINA). Pada
tahun 1971, PN PERTAMINA berubah nama menjadi Perusahaan
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (PERTAMINA). Tugas
utama PT. PERTAMINA diatur dalam UU No.8 Tahun 1971, yaitu sebagai
berikut:
1. Melaksanakan pengusahaan minyak dan gas dalam arti seluas-luasnya,
guna memperoleh hasil sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat dan
Negara.
2. Menyediakan dan melayani kebutuhan bahan-bahan minyak dan gas
bumi dalam negeri yang pelaksanaannya diatur dengan aturan
pemerintah.
Pada tanggal 17 September 2003, berdasarkan UU No. 20 Tahun 2001
dan PP Noo. 31 Tahun 2003 PT. PERTAMINA berubah nama menjadi PT.
PERTAMINA (Persero). PT PERTAMINA (Persero) memiliki tugas-tugas
pokok yang harus dilakukan dengan sebaik-baiknya sebagai berikut:
1. Eksplorasi dan Produksi
Kegiatan ini mencakup upaya pencarian lokasi yang memiliki potensi
ketersediaan minyak dan gas bumi, kemungkinan penambangannya,
serta proses produksi menjadi bahan baku untuk proses pengolahan.
2. Pengolahan
Kegiatan ini tersusun dari proses-proses pemisahan dan pemurnian
untuk mengolah minyak dan gas mentah menjadi produk yang
diinginkan seperti premium, solar, kerosin, petrokimia, dan lain-lain.
3. Pembekalan dan Pendistribusian
Kegiatan ini meliputi penampungan, penyimpanan, serta
pendistribusian bahan baku ataupun produk akhir yang siap dikirim.
4. Penunjang
Kegiatan penunjang mencakup segala kegiatan yang dapat menunjang
terselenggaranya kegiatan-kegiatan eksplorasi, produksi, pengolahan,
pembekalan, dan pendistribusian. Kegiatan penunjang ini diantaranya
pengadaan penyukuhan keselamatan kerja, dan lain-lain.
PT. PERTAMINA (Persero) memiliki tujuh unit pengolahan
(Refinery), namun pada tahun 2007, Refinery Unit I di Pangkalan Brandan
berhenti beroperasi karena terdapat permasalahan pada pasokam bahan
umpan. Keenam unit pengolahan lain yang masih beroperasi saat ini, yaitu:
1. Refinery Unit II di Dumai-Sei Pakning, Riau.
2. Refinery Unit III di Plaju-Sei Gerong, Sumatera Selatan.
3. Refinery Unit IV di Cilacap, Jawa Tengah.
4. Refinery Unit V di Balikpapan, Kalimantan Timur.
5. Refinery Unit VI di Balongan, Jawa Barat.
6. Refinery Unit VII di Kasim, Papua.
2. Sejarah PT. PERTAMINA (Persero) RU III Plaju, Palembang
Daerah operasi Refinery Unit-III Plaju meliputi Kilang Plaju dan
Kilang Sungai Gerong. Antara Kilang Plaju dengan Kilang Sungai Gerong
dipisahkan oleh sebuah sungai yaitu sungai komering.
Kilang RU III Plaju dan Sungai Gerong mengolah bahan baku minyak
mentah yang berasal dari daerah Sumatera Bagian Selatan dan sebagian lagi
dari luar Sumatera Bagian Selatan, dengan produksi kapasitas 133.700
BPSD.
Pada mulanya Kilang PERTAMINA RU III Plaju dibangun oleh
Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1920 dengan tujuan untuk mengolah
minyak mentah yang berasal dari Prabumulih dan Jambi. Pada tahun 1957
kilang ini diusahakan oleh BPM (Batavache Petroleum Matscappij). Pada
tahun 1965 PERTAMINA membeli kilang Plaju dari PT. SHELL (EX.
BPM), yang terletak di sebelah Selatan sungai Musi dan sebelah Barat
sungai Komering. Kilang Sei Gerong dibangun oleh Stanvac Esso pada
tahun 1920 juga dibeli oleh PERTAMINA pada tahun 1970 dengan
kapasitas total pada waktu itu 70 MBCD. Kilang ini terletak di
persimpangan sungai Musi dan sungai Komering. Pada saat itu tumbuh
tekad untuk melaksanakan kemandirian bangsa dibidang energi dengan
mengoperasikan kilang minyak sendiri untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri. Kilang Plaju dan Sungai Gerong sering juga disebut Kilang Musi
karena lokasinya berada ditepi Sungai Musi.
Seiring dengan kemajuan teknologi PERTAMINA RU III Plaju telah
melakukan perkembangan yang pesat dengan tidak hanya mengolah minyak
dan gas bumi saja namun juga mengolah Petrokimia yang menghasilkan
TA/PTA dan bahan baku plastic. Kilang Plaju dan Sei gerong dioperasikan
secara integrasi sehingga diperoleh tingkat efisiensi yang cukup tinggi
dibandingkan apabila kilang-kilang tersebut beroperasi secara terpisah.
Untuk itu dibangun Jembatan Integrasi Plaju – Sei Gerong sehingga
memudahkan transportasi bahan baku dan produksi antara kedua kilang
tersebut.
Pada tahun 1972 dibangun Asphalt Blowing Plant yang berkapasitas
45.000 ton/jam yang kemudian dikelola oleh pihak swasta dengan system
Kerja Sama Operasi (KSO), dan setahun kemudian (1973) dibangun juga
pabrik “Polypropylene”. Pada tahun 1982 dibangun “Proyek Aromatic
Center” bersamaan dengan Proyek Kilang Musi I yang merupakan
bangunan tambahan sarana utilities untuk menunjang kehandalan operasi
kilang. Pembagunan proyek ini tidak lepas dari persetujuan Pemerintah
sebagai pemilik perusahaan, karena PERTAMINA merupakan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN). Namun sekarang
PERTAMINA sedang berbenah diri agar nanti dapat menjadi suatu
perusahaan yang mandiri sehingga dapat menjadi sebuah Perseroan Terbatas
(PT) murni dan mampu bersaing di zaman globalisasi.
TA / PTA mulai beroperasi pada bulan April 1986 dengan
menghasilkan tepung PTA sebagai bahan baku pembuat tekstil dengan
kapasitas 150.000 ton/tahun menjadi 225.000 ton/tahun maka dilakukan
Debottlenecking Project. Namun semenjak bulan maret 2007 dengan alasan
merugi TA / PTA Plant stop operasi.
Pada tahun 1992 dibangun pabrik Polypropylene II, dan Pabrik yang
lama (Polypropylene I) dibongkar pada tahun 1998. Selanjutnya pada tahun
1993 dilaksanakan Proyek Kilang Musi II (PKM II) di area Utilities Power
Station I dan II (Ps I dan II). Proyek Kilang Musi II ini bertujuan untuk
menambah beberapa fasilitas unit penunjang operasi seperti penambahan
satu Unit Gas Turbine (GT 2015 UC) beserta satu unit WHRU 2010 UC
serta sarana yang lainnya. Perkembangan Kilang Musi dari awal secara garis
besarnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tahun Sejarah
1903 Pembangunan kilang minyak di Plaju oleh Shell
(Belanda).
1926 Kilang Sungai Gerong di bangun oleh STANVAC (AS).
1965 Kilang Plaju/Shell dengan kapasitas 110 MBSD di beli
oleh Negara/PERTAMINA.
1970 Kilang Sungai Gerong/STANVAC dibeli oleh
Negara/PERTAMINA.
1972 Pembangunan Asphalt Blowing Plant berkapasitas
45.000 ton/tahun.
1973 Pendirian kilang Polypropylene untuk mengolah gas
propylene menjadi biji plastik (polytam pellet), dengan
kapasitas produksi 20.000 ton/tahun.
1973 Integritas operasi kilang Plaju-Sungai Gerong.
1982 Pendirian Plaju Aromatic Center (PAC) dan Proyek
Kilang Musi (PKM I) yang berkapasitas 98 MBSD.
1982 Pembangunan High Vacuum Unit (HVU) Sungai
Gerong berkapasitas 54 MBSD dan dan dilaksanakan
Revamping CDU (konversi energi) beberapa unit proses
CD II, III, dan IV yang bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi Kilang Musi.
1984 Proyek pembangunan kilang TA / PTA dengan kapasitas
produksi 150.000 ton/tahun yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan serat polyester di dalam negeri.
1985 Pembangunan Asphalt Drum Filling di Plaju dengan
kapasitas produksi 75.000 ton/tahun.
1985 Pembangunan Vacuum Distillation Unit (VDU) di
Sungai Gerong dengan kapasitas produksi 48.000 barel
per hari.
1986 Kilang PTA mulai beroperasi dengan kapasitas 150.000
ton/tahun.
1987 Proyek pengembangan konservasi energy/Energi
Conservation Industri (ECI).
1988 Proyek Usaha Peningkatan Efisiensi dan Produksi
Kilang (UPEK).
1990 Diadakannya proyek Debottlenecking kapasitas kilang
PTA menjadi 225.000 ton/tahun
1994 Pembangunan Proyek Kilang Musi II (PKM II) yaitu
pembangunan unit polypropylene baru dengan kapasitas
45.200 ton/tahun, revamping RFCCU Sungai Gerong
dari 15 MBSD menjadi 20,5 MBSD dan unit alkilasi,
redesign silicon RFCCU Sungai Gerong, modifikasi unit
Redistilling I/II Plaju, pemasangan Gas Turbine
Generator Complex (GTGC) dan perubahan frekuensi
listrik dari 60 Hz ke 50 Hz, dan pembangunan Water
Treatment Unit (WTU) dan Sulphuric Acid Recovery
Unit (SAU).
2003 Pembangunan jembatan integrasi Kilang Musi.
Jembatan Integrasi Kilang Musi yang menghubungkan
kilang Plaju dengan Sungai Gerong diresmikan.
Tabel 1. Perkembangan Kilang Musi

Usaha Pengembangan Kilang ini bertujuan untuk meningkatkan


produksi tanpa melupakan mutu yang baik dan semua usahanya berhasil.
Selain dari pada itu PERTAMINA Refinery Unit III juga mengadakan
Restrukturisasi.
Tujuan Restrukturisasi yang dilakukan di PERTAMINA Refinery Unit
III Plaju-Sungai Gerong adalah suatu tindakan proaktif dalam rangka
mempersiapkan diri untuk menghadapi era persaingan global dalam aspek
industrialisasi. Hal ini juga untuk mengubah budaya kerja sesuai dengan
konsep pola usaha Strategi Business Unit (SBU).
Pola usaha sebelumnya bercirikan Cost Center harus berubah menjadi
Profit Center yaitu kembali kepada bisnis inti dengan mengoptimalkan aset-
aset yang ada untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, Pola
usaha strategi Strategi Business Unit (SBU) ini di PERTAMINA Refinery
Unit III Plaju - Sungai Gerong, mulai diterapkan sejak tanggal 1 Oktober
1998.
Dengan adanya program ini dan kerja keras para pekerja diharapkan
akan diperoleh Value Creation sebesar 94,16 juta dollar Amerika pada tahun
pertama. Kini program Restrukturisasi baru berjalan beberapa waktu dan
tentu saja hasilnya belum dapat dipetik secara langsung mengingat masih
banyak perbaikan-perbaikan secara menyeluruh.
Kegiatan industri di PT.PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT
III PLAJU-SUNGAI GERONG yaitu meliputi pengolahan minyak mentah
(eksplorasi), sebagai perusahaan komoditi ekspor untuk sector migas, dan
sebagainya. Unit Pengolahan III Plaju-Sungai Gerong terdiri dari beberapa
unit pengolahan. Unit-unit tersebut mampu memproduksi minyak sebanyak
10.000 ton/hari, unit-unit pengolahan tersebut antara lain adalah :
 Crude Distiller II (CD II)
 Crude Distiller III (CD III)
 Crude Distiller IV (CD IV)
 Crude Distiller V (CD V)
Dalam hal ini perusahaan dituntut untuk memiliki kinerja yang tinggi
terutama dalam sumber daya manusianya agar perusahaan tersebut dapat
terus berkembang dan maju serta dapat mencapai misi perusahaan sehingga
perusahaan dapat terus bersaing dalam pasar global.
PT. PERTAMINA RU III Plaju Sungai Gerong memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat melakukan kerja praktek di
lingkungan perusahaan tersebut agar mahasiswa dapat mengenal jalannya
produksi dari perusahaan maupun dapat mengenal dan mengetahui sejarah
perusahaan dari pertama di bangun hingga sekarang. Kerja praktek sangat
berguna bagi mahasiswa terutama untuk dapat mengenalkan mahasiswa
terhadap dunia industri atau dunia kerja yang nantinya akan dihadapi
mahasiswa. Disamping itu mahasiswa juga dapat menerapkan ilmu yang
didapat dari perguruan tingginya sehingga tidak teorinya saja tetapi dapat
melakukan prakteknya agar dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
kerja bagi mahasiswa.

3. Lokasi dan Tata Letak Pabrik


PERTAMINA Refinery Unit III Plaju-Sungai gerong menempati
lokasi seluas 921 Ha (di luar terminal Pulau Sambu dan Tanjung Uban).
Daerah RU III ini terdiri dari dua arah, yaitu Plaju dan Sungai Gerong yang
dipisahkan oleh Sungai Komering.
Kilang Plaju terletak di bagian Selatan Sungai Musi dan sebelah Barat
Sungai Komering, sedangkan Kilang Sungai Gerong terletak di sebelah
Timur Sungai Komering. PERTAMINA RU III memiliki dermaga Plaju dan
dermaga Sungai Gerong sebagai transportasi bahan baku dan produk. Luas
wilayah efektif yang dipergunakan oleh PERTAMINA dapat dilihat pada
berikut :
No Tempat Luas (Ha)
1 Area perkantoran dan kilang Plaju 229.6
2 Area kilang Sungai Gerong 153.9
3 Pusdiklat fire and safety 34.95
4 RDP dan Lap. Golf Bagus Kuning 51.4
5 RDP Kenten 21.2
6 Lap. Golf Kenten 80.6
7 RDP Plaju, Sungai Gerong dan 3 Ilir 343.97
Total 921.02

Tabel 2. Luas Wilayah PERTAMINA

Dilingkungan RU III Plaju-Sungai Gerong selain terdapat kilang-


kilang pemroses beserta sarana penunjangnya, juga terdapat sarana
perkantoran, perumahan, rumah sakit, sarana ibadah (masjid dan gereja),
sarana olahraga, sarana pendidkan, serta sarana penunjang lainnya.
Pada Kilang Plaju terdapat kilang CD & GP (Crude Distilling & Gas
Plant), Kilang Petrokimia, dan unit-unit utilitas, sedangkan pada Kilang
Sungai Gerong terdapat kilnag CD & L (Cracking Destilling & Light Ends).

Unit Operasi Unit Pemasaran


RU I Pangkalan Brandan, Sumatera UPMS I Medan
Utara
RU II Dumai, Riau UPMS II Palembang
RU III Plaju-Sungai Gerong,Sum-sel UPMS III Jakarta
RU IV Cilacap, Jawa Tengah UPMS IV Semarang
RU V Balikpapan, Kalimantan Timur UPMS V Surabaya
RU VI Balongan, Jawa Barat UPMS VI Balikpapan
RU VII Kasim, Papua UPMS VII Makasar
UPMS VII Jayapura

Tabel 3. Pembagian Daerah Operasi Hilir PERTAMINA

4. Tugas dan Fungsi


Tugas dan fungsi PERTAMINA Refinery Unit III Plaju yang
merupakan salah satu unit proses produksi dalam jajaran Direktorat
Pengolahan PERTAMINA, yaitu antara lain : memenuhi kebutuhan bahan
bakar minyak dan non bahan bakar minyak dalam negeri. PERTAMINA
Refinery Unit III Plaju mengolah minyak mentah (Crude Oil) menjadi
bahan bakar minyak dan non bahan bakar minyak. Unit bagian proses untuk
melaksanakan tugas tersebut adalah sebagai berikut :
4.1 Kilang Bahan Bakar Minyak (BBM)
1. Primary Processing
Tujuan utamanya adalah memisahkan minyak mentah menjadi
fraksi produk bahan bakar minyak.
2. Secondary Processing
Tujuan utamanya adalah melanjutkan proses pemisahan minyak
mentah yang merupakan produk bawah dan produk gas.ringan
dari proses utama untuk mendapatkan produk bahan bakar
minyak yang lebih banyak dengan tidak melupakan spesifikasi
dari produk serta untuk memproduksi LPG yang dibutuhkan
konsumen.

5. Identitas Perusahaan
Logo perusahaan merupakan lambang atau simbol yang memuat
filosofi, visi, misi, dan aspirasi perusahaan yang mana simbol atau lambang
tersebut distandarkan dan dijadikan sebagai identitas perusahaan.
Identitas perusahaan merupakan salah satu unsur pembentuk citra
perusahaan yang harus dikelola dan dijaga dengan baik untuk menjamin
keseragaman dan konsistensi dalam perancangan, pembuatan dan
penggunaannya agar pembangunan citra perusahaan dapat dilaksanakan
secara berkelanjutan.
Logo PERTAMINA adalah simbol dari perusahaan PT PERTAMINA
(PERSERO) ditetapkan dengan surat keputusan direksi No. Kpts-
048/C00000/2005-S0 tanggal 1 November 2005 dan muali diberlakukan
sejak diresmikan tanggal 10 Desember 2005. Logo baru tersebut
menggatikan logo atau lambang PERTAMINA lama yang ditetapkan
dengan surat keputusan direksi No. 914/Kpts/DR/DU/1972 tanggal 23 Juni
1972.
Logo perusahaan telah menjadi hak kekayaan intelektual perusahaan
yang telah didaftarkan ke departemen Hukum dan Hak Asasi Manusi RI.
5.1 Latar Belakang Pembuatan Logo Baru PERTAMINA
Falsafah dibalik pengembangan tampilan visual logo
PERTAMINA adalah hasil analisa dan penelitian mendalam yang
dilaksanakan untuk memahami bagaimana lingkungan bisnis dan
pasar beroperasi pada tingkatan yang berbeda. Bagian dari
penjelasan singkat ini akan membantu kita memahami arti logo
PERTAMINA yang menjelaskan nilai dan kepribadian dibalik logo
PERTAMINA serta arsitektur logo yang ingin dikomunikasikan
dengan jelas pada berbagai kelompok pengguna produk
PERTAMINA.
PERTAMINA berupaya memahami fokus bisnis PERTAMINA
di masa mendatang dan lingkungan operasional PERTAMINA.
PERTAMINA telah berusaha mendefinisikan apa yang perlu
ditampilkan oleh logo PERTAMINA kepada pihak didalam maupun
diluar perusahaan. Arsitektur logo ideal ini dikembangkan untuk
menampilkan kebijakan pembuatan logo yang tidak hanya mudah
ditangkap namun juga jelas dan mampu menjelaskan hubungan
dengan logo induk perusahaan yang membantu PERTAMINA
berada di posisi terdepan dalam pasar yang dinamis.

Brand Driver PERTAMINA terbentu dari 4 komponen yang


secara bersamaan membentuk tamilan strategis logo PERTAMINA,
yang ditampilkan secara visual, membawa kesan, pesan, dan
kepribadian perusahaan PERTAMINA.

5.2 Arti Dan Makna Dalam Tiap Unsur Logo PERTAMINA


Bentuk huruf yang dipergunakan sebagai dasar tulisan
PERTAMINA dipilih untuk menampilkan kejelasan dan
kewibawaan perusahaan dan dibentuk khusus secara manual untuk
menghasilkan sebuah bentuk tulisan dan orisinil dan unik yang juga
dapat mencerminkan posisi baru. Secara bersama-sama, tanda
panah, bentuk tulisan PERTAMINA, secara palet warna
PERTAMINA yang baru ini menciptakan logo utama bagi merek
dagang PERTAMINA. Kesan modern dan dinamis yang mendorong
terciptanya
kepribadian
yang lebih
segar kontemporer dicoba ditampilkan oleh logo ini diharapkan logo
ini secara tegas dapat membedakan PERTAMINA dari kesan yang
ditimbulkan oleh tampilan visual para pesaingnya.

Gambar 1. Logo PERTAMINA

Logo PERTAMINA dirancang untu menciptakan atau


merefleksikan identitas yang lebih segar, lebih modern dan dinamis
yang menunjukan atau mencerminkan posisi dan arah baru
organisasi perusahaan saat ini. Hal ini dicerminkan oleh simbol
“Anak Panah” yang disertai tulisan kata PERTAMINA dengan Font
Futura yang mengandung makna sebagai berikut:
1. Simbol “Anak Panah”
 Melambangkan aspirasi organisasi PERTAMINA untuk
senantiasa bergereak kedepan, maju, dan progresif.
 Ketiga elemennya melambangkan pulau-pulau dengan
berbagai skala yang merupakan bentuk negara Indonesia.
 Simbol tersebut terlihat seperti monogram huruf “P” yang
merupakan huruf pertama kata “PERTAMINA”
2. Kata “PERTAMINA”
Merupakan nama perusahaan dari PT PERTAMINA (PERSERO)
dan bukan merupakan singkatan atau akronim, dan tulisannya
harus berwarna hitam kecuali ditentukan lain dalam ketentuan ini.
3. Warna MERAH
Mencerminkan keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam
menghadapai berbagai macam kesulitan.
4. Warna HIJAU
Mencerminkan sumber daya energi yang berwawasan lingkungan.
5. Warna BIRU
Mencerminkan handal, dapat dipercaya dan bertanggung jawab.

6. Struktur Organisasi PERTAMINA RU III


Struktur Organisasi merupakan urutan-urutan bagian yang menangani
operasional dan masalah yang berkaitan dengan kilang yang bertujuan agar
masing- masing bagian mengetahui tugas dan wewenang serta tanggung
jawab pada bidangnya masing-masing.
PERTAMINA RU III Plaju di pimpin oleh seorang General Manager
(GM) yang dibantu oleh beberapa orang Manager dan Kepala seksi
sebagaimana terlampir dalam organigram sebagai berikut :
 Production manager
 Reliability Manager
 Maintenance Planning and Support Manager
 Maintenance Execution Manager
 Procurement Manager
 TA Manager
 Operational Performance Improvement Coordinator
 HSE Manager
 General Affairs Manager
 Refinery Planning and Optimization Manager
 Engineering and Development Manager
 Direktur of Hospital Plaju
 Manajer Keuangan Pengolahan Region II
 Manager HR Area/ Business Partner
 IT UP Plaju Area Manager

7. Struktur Organisasi Maintenance Planning & Support Manager


Gambar 2. Bagan struktur organisasi Maintenance Planning & Support Manager
8. Proses Pengolahan minyak PERTAMINA RU-III Plaju
Minyak mentah yang diolah di PERTAMINA RU-III Plaju berasal
dari Plamebang Selatan (SPD), minyak mentah Talang Akar Pendopo
(TAP), minyak mentah Jambi Asphaltic Oil/Parafinic Oil (JAO/JPO),
minyak mentah Asamera (Ramba), minyak mentah Jene/Kaji, minyak
mentah Duri, minyak mentah Bula/Klamono, minyak mentah Geragai, dan
minyak mentah Lalang.
Minyak mentah dialirkan ke unit Crude Distiller dan Redist sesuai
komposisi dan sumber minyak mentah. Proses pengolahan di PERTAMINA
RU-III Plaju terdiri dari Primary Process, Secondary Process, Treating,
Blending, dan Polypropylene Plant.
 Primary Process
Pada primary process, minyak mentah dipisahkan menjadi fraksi-fraksi
dengan menggunakan prinsip distilasi. Hasil dari distilasi merupakan
produk BBM, sebagian dari hasil distilasi harus melewati tahapan
secondary process. Unit operasi yang digunakan pada proses ini adalah
Crude Distiller (CD) dan Redistiller.
 Crude Distiller digunakan untuk memproses minyak mentah.
 Redistiller digunakan untuk mengolah slop oil (minyak sisa
yang tidak memenuhi standar, off spec).
Namun saat ini redistiller dapat digunakan untuk mengolah minyak
mentah atau campuran keduanya. Unit lain digunakan untuk
memisahkan residu hasil pemisahan dari unit CD dan Redistiller
menjadi fraksi-fraksinya.
 Secondary Process
Proses ini bertujuan untuk mengolah fraksi-fraksi dari primary process.
Pada secondary process melibatkan terjadinya perubahan struktur kimia
dari suatu senyawa. Proses ini meliputi dekomposisi molekul
(cracking), kombinasi molekul (polimerisasi dan alkalisasi) dan
perubahan struktur molekul (reforming). Unit unit- yang beroperasi
pada proses ini adalah FCCU (Fluid Catalityc Cracking Unit),
Polimerisasi, dan Alkilasi.
 Treating
Proses treating bertujuan untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang
tidak diinginkan dari produk BBM seperti senyawa belerang. Proses
treating ini dilakukan pada unit CTU (Caustic Treating Unit), Buthane-
Buthylene Treater (BB Treater), Doctor Treater, dan Sulphuric Acid
Recovery Unit (SAU).
 Blending
Proses ini bertujuan untuk memenuhi spesifikasi produk. Dilakukan
dengan penambahan aditif atau dengan pencampuran dua produk yang
berbeda spesifikasinya. Contoh proses blending adalah penambahan
TEL (Tetra Ethyl Lead) untuk meningkatkan angka oktan bensin.
 Polypropylene Plant
Bahan baku unit ini adalah raw propane-propylene dari hasil
perengkahan di FCCU. Proses terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
 Pemurnian bahan mentah menggunakan proses adsorpsi
 Distilasi dan pengeringan
 Polimerisasi dan peletisasi serbuk polipropilen menjadi bijih
plastik
Setiap unit di PERTAMINA RU-III Plaju memiliki kapasitas sendiri.
Tabel dibawah menunjukan kapasitas dari masing masing unit, yaitu :

Unit Lokasi Kapasitas (MBSD)


CDU II Plaju 16.2
CDU III Plaju 30
CDU IV Plaju 30
CDU V Plaju 35
CDU VI Sungai Gerong 15
HVU II Sungai Gerong 53.5
Stabilizer CAB Plaju 4.9
BBDistilling Plaju 2.89
C4 Polymerisasion Plaju 2.3
RFCCU Sungai Gerong 20.5

Tabel 4. Kapasitas Tiap Unit

9. Produk PERTAMINA RU-III Plaju


PERTAMINA RU-III Plaju mengolah minyak mentah menjadi produk
jadi berupa fuel products, special fuel products, dan non fuel products.
Spesifikasi dari produk yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel dibawah :
Fuel Products Notification Majority Uses
Fuel for Gasoline
Gasoline PSO Engine

Kerosene PSO Fuel for Cooking

Diesel PSO Fuel Diesel Engine


Fuel Industry
Industrial Diesel Oil Non PSO
Diesel

Tabel 5. Fuel Products

Special Fuel Products The Uses


Avgas For non jet aircraft
Avtur For jet aircraft
Pertamax For high compressor cars

Tabel 6. Special Fuel Products

Non Fuel Products The Uses


LPG For households and industry
Solvent (SBP-X, LAWS, For melting paint, link,
SGO) insektiside, medicine, etc
Musicool Hydrocrbon Cooling media for : air
Refrigerant conditioners, frezer, chillers

Tabel 7. Non Fuel Products

10. Workshop Maintenance Excecution


Tugas pokok dari bagian ini adalah melakukan perbaikan terhadap alat
yang tidak dapat diperbaiki di lapangan dan akan lebih efektif apabila
dikerjakan di Workshop. Dalam melaksanakan tugas, Workshop
berhubungan langsung dengan bagian yang lain seperti Maintenance Area I,
II, III, Maintenance Planning & Schedulling, dan Procurement.
Jika ada suatu peralatan kilang (rotating, stationary, electrical dan
instrument equipment) rusak maka pihak MA akan memperbaikinya di
lapangan dan apabila peralatan yang rusak tersebut tidak dapat diperbaiki di
lapangan atau akan lebih efektif jika dikerjakan di Workshop maka pihak
MA akan membawanya ke Workshop  dengan catatan tidak dapat lagi
ditanggulangi langsung di lapangan oleh bagian MA. Lalu di Workshop,
peralatan tersebut didaftarkan terlebih dahulu ke Front Desk untuk
mendapatkan registration card lalu dibawa ke area kerja pompa. Di area
kerja pompa, pompa tersebut dibongkar dan kemudian diperiksa
kerusakannya bersama dengan bagian rotating equipment engineering
MPS.Fungsi dari rotating equipment engineering MPS dalam kegiatan
pemeriksaan atau inspection kerusakan pompa adalah untuk membuat
rekomendasi perbaikan yang harus dilakukan dan mencatat komponen
pompa yang rusak yang perlu diganti.Kemudian rotating equipment
engineering MPS memberikan rekomendasi komponen – komponen yang
harus diganti dengan yang baru kepada bagian Planning schedulling agar
dapat dibuatkan job plant nya.Lalu job plant tersebut diproses oleh bagian
Procurement untuk melakukan pembelian terhadap komponen
tersebut.Setelah barang yang dibeli tiba di bagian Procurement maka bagian
rotating equipment engineering MPS melakukan pemeriksaan terhadap
barang tersebut apakah sudah sesuai dengan spesifikasi yang dipesan.
Setelah disetujui maka barang tersebut dikirim ke bengkel untuk kemudian
dipasang di pompa hingga proses quality test berupa Hydrotest Static.
Kemudian setelah selesai di inspeksi dan hasilnya bagus maka peralatan
tersebut dilaporkan ke Front Desk untuk dibuat rekaman mutunya yang
kemudian akan diserahkan kembali kepada bagian MA yang mengirimkan
peralatan tersebut untuk kemudian dipasang kembali site area.

11. Sarana dan Fasilitas Workshop Maintenance Execution


Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan di Bengkel didukung dengan
sarana dan fasilitas yang memadai. Sarana dan fasilitas yang ada di Bengkel
yaitu:
a. Mechanical W/S
 Rotating
 Pompa dan Bubut : Mesin-mesin bubut, grinda, boring, balancing,
sekrap, mesin CNC, dan lain-lain.
 Non-Rotating
 Las, Kontruksi dan Bundle : Mesin las, rolling, grinda, dan lain-lain.
 Fitting : Mesin Lapping, pneumatic lapping, dan lain-lain.
b. Listrik dan Instrumentasi
 Listrik
Rewinding& O/H, motor, trafo, mesin-mesin listrik, dan lain-lain.
 Instrumentasi
Elektronika pneumatic, dan lain-lain.
c. Tool dan Kalibrasi
 Calibration Sertification
 Master Tool and Front Desk
d. Maintenance SS
 Shift Tech
Special Tool dan alat yang bersifat umum.
e. Heavy Equipment and Rigging
 Heavy Equipment
Alat transportasi dan alat angkat.
 Rigging
Scaff holding, alat keselamatan kerja
LAMPIRAN 2
SPESIFIKASI PERALATAN PROSES PACKAGE BOILER 2011 UB

1. Spesifikasi Peralatan Package Boiler 2011-UA/UB

1.1 Diskripsi peralatan :


Manufacture : Foster Wheeler Power Products Ltd
Tahun Pembuatan : Maret 1984
Tahun Operasional : 1985
Type : MSI 4608 NX
Kapasitas : 50 Ton/jam (Rated Max Continuous)
44 kg/cm2, 394OC ± OC Superheated
Outlet, 121oC BFW inlet temperature
Burner : Hamworthy Combustion, Gas & oil firing
F.D.Fan : Keith Blacman Ltd
Kapasitas : Normal 48,985 NM3/jam
Desain 64,440 NM3/jam, 1487 rpm
Driver : Motor 150 KW, Turbin 135 KW
Discharge pressure : 595 mm H2O

1.2 Alarm Setting 2011-UA/UB


LALL.20271 Steam drum level Low Low 267 mm dibawah center line
LAHH.20272 Steam drum level HighHigh 75 mm diatas center line
LAH.20273 Steam drum level High (diset di alarm LI.20273)
LAL.20273 Steam drum level High (diset di alarm LI.20273)
PAHH.20271 Burner Windbox pres High High 250 mBar
PAL.20295 Burner Windbox pres Low 200 mBar
PAH.20275 Steam drum pres high 54 kg/cm2g
PALL.20500 Pilot gas pres Low Low 2,3 kg/cm2g
PAL.20279 Pilot gas pres Low 2,5 kg/cm2g
PAH.20280 Pilot gas pres High 3,08 kg/cm2g
PAHH.20299 Pilot gas pres High High 3,36 kg/cm2g
PAL.20290 Main Gas pres Low 2,5 kg/cm2g
PALL.20281 Main Gas pres Low Low 2,3 kg/cm2g
PAH.20282 Main gas pres High 3,08 kg/cm2g
PAHH.20283 Main Gas Pres High High 3,36 kg/cm2g
PALL.20284 Fuel Oil pres Low Low 12,5 kg/cm2g
PAL.20285 Fuel Oil pres Low 14,5 kg/cm2g
PAL.20287 Atom steam pres Low 7,5 kg/cm2g
PALL.20288 Atom steam pres Low Low 6,5 kg/cm2g
PAL.20292 Int Air pres Low 4,5 kg/cm2g
PALL.20298 Int Air pres Low Low 4,4 kg/cm2g
PAL.20293 Boiler feed water pres Low 45 kg/cm2g
TAH.20271 Superheat Stm Temp High 404 kg/cm2g
TAL.20271 Superheat Stm Temp Low 394 kg/cm2g
TAL.20276 Fuel Oil temp Low 115 kg/cm2g
TALL.20280 Fuel Oil temp Low 90 kg/cm2g
TAH.20278 Atemp Steam temp High 350 kg/cm2g
TAHH.20279 Superheater outlet High High 406 kg/cm2g

1.3 Setting level steam drum Package Boiler 2011-UA/UB

1.4 Master Gas Trip


Spesifikasi :
- Drum level low low, LSLL-20271
- Drum level high high, LSHH-20272
- Low low FDF speed, SSL-20270
- Instrument air pressure low low, PSLL-20298
- Burner gas pressure low low, PSLL-20281
- Electronic power failure, XL-20274, XL- 20275
- Last burner shutdown, PB-20291.1/PB-20291.2/PB-20293.1/PB-20293.2
- Burner flame failure (semua scanner), BE-20270 + BE-20271 + BE-
20273 + BE-20275 + BE-20276 + BE-20278
- High gas supply pressure,PSHH-20283
- Common trip furnace high high pressure, PSHH-20271
- High high superheated steam temperature, TSHH-20279

Tabel 1. Aksi Interlock untuk Dual Firing (Gas dan Oil)

ACTION
DISKRIPSI GAS OIL PLT
ALM S/D
TRIP TRIP TRIP
LSLL-20271 Drum Level Low Low V v v v v
LSHH-20272 Drum Level High High V v v v v
SSLL-20270 FDF Speed Low Low V v v v v
PSLL-20298 Int Air Press Low Low V v v v v
TSHH-20279 S.H Steam Temp High High V v v v v
PSLL-20281 Fuel Gas Press Low Low V v
PSHH-20283 Fuel Gas Press High High V v
PSLL-20288 Atm Steam Press Low Low V v
PSLL-20284 Fuel Oil Press Low Low V v
TSLL-20280 Fuel Oil Temp. Low Low V v
PSLL-20299 Pilot Gas Press Low Low V
PSHH-20300 Pilot Gas Press High High V
PSHH-20271 Furnace Press High High V v V v v
BE-20270 Pilot Burner 1 Failure V
BE-20271 Fuel Gas Burner 1 Failure V
BE-20273 Fuel Oil Burner 1 Failure V Lihat Note 1
BE-20275 Pilot Burner 2 Failure V di bawah
BE-20276 Fuel Gas Burner 1 Failure V
BE-20278 Fuel Oil Burner 2 Failure V

Note 1 :
1) Dual fuel burner No.1 mempunyai 3 flame canner
Jika 2 diantara 3 flame scanner tersebut failure / gagal, maka burner gas dan
burner fuel oil pada Burner No.1 akan trip.
2) Jika 2 diantara 3 flame scanner pada burner No.1 failure dan 2 diantara 3
flame scanner pada burner No.2 failure, maka seluruh bahan bakar (gas dan
oil) akan trip dan boiler trip.
2. Spesifikasi Peralatan Boiler Feed Water Make Up
2.1 Demin Sturage Tank, 200-F
Size : 27400 mm DIA X 12190 mm Hight
Kapasitas : Nominal = 7188 m3
: Working = 6557 m3 (antara LLL-LHH)
Material : Stainless Steel
Design : atmospheric Pressure, 38oC
2.2 Boiler Feed Water Make Up Pump, 2003-JA/JB/JC
Manufacture : Ebara Corp
Type : 100 x 80 UCWM (25)
Kapasitas : Normal = 30.6 m3/jam, 7.6 kg/cm2g
Rated = 100 m3/jam, 6.7 kg/cm2g
Minimum Flow = 13.7 m3/jam
Motor : Hitachi, 30 KW, 3000 rpm

2.3 Vacuum Condensate Cooler 2016-C :


Design : Inlet flow = 141,200 kg/jam
Outlet flow = 141,200 kg/jam, 50oC
Jumlah Air Fan : 4 pcs, 2.44 m DIA, 302 rpm
Motor : @ 11 KW, 1450 rpm
2.4 Vacuum Condensate polisher 2004-U
Kapasitas : Normal = 105 m3/jam, Max= 144 m3/jam
Design pressure : 10 kg/cm2.g, 50oC
Size : 1.8 m x 3.5 m T-T
Resin : IR.120, 1.5 m3
IRA.400, 2.75 m3
Total Bed : 1.735 m
2.5 L.P Steam Vent Fin Fan Condenser 2013-C
Design : Inlet Low = 25,000 kg/jam, 315 oC
Outlet Flow = 25,000 kg/jam, 120 oC
Jumlah Air Fan : 6 pcs, 2.44 m DIA, 302 rpm
Motor : @ 11 KW, 1450 rpm
3. Spesifikasi Peralatan Dearator
3.1 Dearator 2003-U
Manufacture : Hick, Hargreaves & Co.Ltd
Storage Vesel : 13150 mm T-T, x 3600 mm ID
Kapasitas : 129.5 m3
Material : Stainless/Carbon Steel.
Design : 3.5 kg/cm2.g + FV pada 315oC
Dearator Head : 3150 mm T-T, 2300 mm ID
Design : 3.57 kg/cm2.g + Fv pada 315oC
Operating : 1.05 kg/cm2.g pada 121oC
Spesifikasi :
- Oksigen Max 0.005 ml/ltr air atau (0.007 ppm in solution)
- Bebas CO2
- Minimum kapasitas Dearator storage cukup untuk 10 menit jika total
BFW diperlukan = 460 m3/jam
- Injeksi morpholin 5 ppm terhadap total BFW
- Injeksi Hydrazin 20 % full reaksi terhadap kandungan O2 = 0.005
ml/ltr BFW.
- Hydrazin diinjeksikan pada belokan saluran air panas dari dearator
head ke dearator storage.
- Morpholin diinjeksikan pada saluran keluaran dearator / main suction
line pompa BFW 2008-JA/JB/JC
3.2 BFW Pump 2008-JA/JB/JC
Manufacture : Ebara Corp
Type : 150 SPD 8 MT-8 stages
Kapasitas : Normal = 144 m3/jam, 70 kg/cm2.g
Rated = 165 m3/jam
Min.Flow = 45 m3/jam
Motor : Hitachi, 460 KW, 3000 rpm untuk 2008-JB/JC
Turbine : Shin Nippon H-183
Kapasitas : Normal = 408 KW, 2980 rpm
Rated = 449 KW, 2980 rpm
Steam : Inlet = 42.2 kg/cm2.g, 385oC
Outlet = 3.5 kg/cm2.g
4. Spesifikasi Peralatan Chemical Injection To Boiler
4.1 Hydrazin Injection Package 2000-L
Solution Tank : Kapasitas 2100 liter
Material : 5 % larutanh Hydrazin
Feed Rate : 3.1 liter / jam, normal
4.4 liter / jam, maximum
Pompa : 2 pcs, 2001-LJA/LJB
Manufacture : Brian & Luebbe.Ltd, N-P31
Discharge press : 2.0 kg/cm2.g
4.2 Phosphate Injection Package 2002-L
Solution Tank : Kapasitas 3800 liter
Material : 5 % larutan Phosphate
Feed Rate : 2.7 liter/jam, normal
2.95 liter/jam, maximum
Pompa : 5 pcs, 2002-LJA/LJB/LJC/LJD/LJE
(4 pcs terpasang, 1 pcs spare)
Manufacture : Brian & Luebbe.Ltd, N-P31
Discharge press : 47.0 kg/cm2.g
Flowrate : 2,26 ton/jam
Temperature : 35oC
Nilai GHV : 1163 btu/scf
Komposisi :
CH4 : 85,34 %
C2H6 : 4,8 %
C3H8 : 2,36 %
iC4H10 : 0,46 %
N_ C4H10 : 0,55 %
iC5H12 : 0,15 %
N_C5H12 : 0,08 %
C6H14 : 0,04
CO2 : 6,22 %
N2

CO2
H2O
Flue Gas

O2 excess
Komposisi :
Temperature : 228,02 oC

Flowrate BFW : 43,26 ton/jam


Temperature : 123,1933oC
Tekanan : 0 kg/cm2

Produk : steam

Tekanan : 36,956 kg/cm2


Flowrate Steam : 43,16 ton/jam
Temperature steam : 390,013 oC
LAMPIRAN 3
GAMBAR KOMPONEN PACKAGE BOILER 2011 UB
LAMPIRAN 4
FOTO PACKAGE BOILER 2011 UB
LAMPIRAN 4
PFD CDU II,III,IV,V

Anda mungkin juga menyukai