Anda di halaman 1dari 5

Nama: Saarah Salsabila Shofa

NIM: 24117124

KAPAN SUATU BANGUNAN DIKATAKAN SEBAGAI BANGUNAN ARSITEKTUR?


Kita sering kesulitan membedakan antara bangunan dan arsitektur, karena memang arsitektur itu adalah
bangunan. Namun kita harus tahu bahwa tidak semua bangunan adalah arsitektur dan dalam arsitektur
tidak hanya menyangkut masalah bangunan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dibuat oleh
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, terbitan Balai Pustaka, Jakarta, tahun 1990, bangunan
diartikan sebagai yang didirikan, yang dibangun (seperti rumah, gedung, jembatan), sedangkan
arsitektur diartikan sebagai 1. seni dan ilmu merancang serta membuat kontruksi bangunan; 2. metode
dan gaya rancangan suatu konstruksi. Untuk pembuat arsitektur yaitu arsitek masih menurut kamus
besar ini diartikan sebagai 1. orang yang merencanakan suatu gedung dan memimpin konstruksinya.
Menurut Ensiklopedia Indonesia, yang disusun oleh Hassan Shadily dan kawan-kawan, terbitan Ichtiar
Baru-Van Houve, Jakarta, tahun 1980, diterangkan tentang arsitektur adalah sebagai berikut.Arsitektur
berasal dari bahasa Yunani Purba, archos, berarti pemimpin, dan tektor, yang berarti tukang tembok.
Architector berarti lebih kurang mandor tukang tembok, sekarang menjadi kata Indonesia arsitek
melalui bahasa Belanda dan menjadi gelar dari seseorang yang melakukan perencanaan bangunan.
Sedangkan arsitektur menjadi istilah untuk menunjukkan ruang lingkup bidangnya. Pada masa kini, kata
arsitektur mengandung pengertian yang agak panjang: seni merancang bangunan bagi manusia yang
bernaluri mencari keamanan dan kenyamanan diri demi kesejahteraan jiwa dan raganya, serta untuk
memenuhi kepuasan diri mencipta suatu keindahan. Merupakan seni yang praktis dan langsung
digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari yaitu dalam bentuk rumah yang dihuninya serta
dalam bentuk bangunan dan lingkungannya yang dibutuhkan untuk hidup bermasyarakat. Pada masa
kini dipandang lebih sempurna lagi bilamana segi teknologinya dan segi ekonominya memiliki
keistimewaan yang bernilai menguntungkan. Pada dasarnya, seni arsitektur ialah seni yang
memperpadukan unsur-unsur yang relatif berskala besar dan berdimensi tiga. Ukuran tiga arah ini dapat
berwujud akhir sebagai bentuk yang padat dan kokoh, ataupun menjelma ruangan dengan maksud dan
suasana tertentu. Selain itu setiap bangunan umumnya memiliki kekhasan secara fisik. Ditinjau dari
sudut sejarahnya dan dipandang dari segi yang sempit terwujudnya suatu bentuk dan gaya arsitektur
ditentukan oleh pencipta atau perencanaannya. Tetapi bilamana dipandang dari segi yang luas dan
melihat arsitekturnya sebagai hasil karya cipta suatu kebudayaan, maka ada 6 unsur yang dapat
mempengaruhi perwujudan tersebut: geografi, geologi, iklim, sosial atau kemasyarakatan, agama dan
falsafah kepercayaan, latar belakang sejarah dan ketatanegaraannya. Berdasarkan hal-hal tersebut di
atas maka ciri khas dari berbagai bentuk dan gaya arsitektur di seluruh dunia ini dari abad-abad yang lalu
sampai masa sekarang, dapat disimpulkan: seni arsitektur; ilmu arsitektur. Masih banyak literatur-
literatur yang dapat kita ambil dalam mengartikan bangunan dan arsitektur, sehingga kita dapat
memahami apa sebenarnya arti dari kata-kata itu. Kemudian kita dapat membayangkan bagaimana
wujud dan bentuknya dan kemudian kita dapat mengambil contoh-contoh untuk dibandingkan apakah
ini termasuk bangunan ataukah termasuk arsitektur.
BANGUNAN Bangunan adalah suatu susunan elemen-elemen yang membentuk fungsi untuk
mewadahi aktifitas manusia dengan segala komponen yang dibutuhkan dalam aktifitasnya. Ia memiliki
bentuk dan dimensi yang dapat menaungi dengan memiliki kekakuan dan kekokohan yang dapat
melindungi manusia dan segala aktifitas di dalamnya dari segala gangguan. Karena bangunan berfungsi
untuk mewadahi aktifitas manusia maka ia harus mempunyai keadaan yang dibutuhkan oleh manusia
yaitu kenyamanan, keamanan, dan efisiensi, serta kebutuhan-kebutuhan manusia yang lain. Memang
menurut kamus besar Bahasa Indonesia di atas, bangunan diartikan menurut arti katanya. Bangunan
adalah kata benda, dengan kata kerjanya bangun atau membangun, sehingga bangunan dapat diartikan
sebagai yang dibangun atau yang didirikan. Bangunan adalah segala sesuatu yang dibangun untuk suatu
kepentingan tertentu. Dengan definisi demikian, hampir semua bentuk yang didirikan atau dibangun
dapat disebut sebagai bangunan, seperti gedung, rumah, jembatan, jalan, tugu, kios, warung dan banyak
lagi contoh yang dapat disebutkan. Sehingga kita dapat menyebut ada bangunan kapal, bangunan irigasi,
bangunan permanen, bangunan tidak permanen dan seterusnya. Namun dilihat dari arti yang lebih
khusus, bangunan harus memenuhi syarat-syarat lebih khusus pula, sehingga ia benar-benar dapat
disebut sebagai bangunan seperti yang kita maksud dalam risalah atau makalah ini. Syarat-syarat itu
meliputi fungsinya, ukuran dan bentuknya, serta sifatnya, yang antara lain telah disebutkan di atas.
Dalam kenyataannya kita sering melihat yang telah dibangun oleh manusia lebih banyak bangunan dari
pada arsitektur. Karena menurut ilmu arsitektur membuat bangunan itu lebih mudah dari pada
membuat arsitektur, apalagi arsitektur yang benar-benar mempunyai nilai yang tinggi dan bermutu. Dan
nilai itulah salah satu yang membedakan antara bangunan dan arsitektur. Bangunan ini lebih banyak
menjurus pada sifat fungsional. Ia dibangun untuk memenuhi kebutuhan manusia. Ia dimanfaatkan dari
segi fungsi fisiknya saja. Bangunan sering hanya digunakan untuk tempat-tempat produksi, meskipun
tidak selalu demikian. Misalnya pabrik, galangan, bangsal, penjara, tenda, bengkel, gudang, sering
menggunakan yang disebut bangunan, walau ada juga tempat-tempat itu yang dibangun dengan
arsitektur dengan nilai seni tinggi yang tidak kalah menariknya wujud yang lain. Kalau kita pandang dari
sudut sejarah adanya bangunan di muka bumi ini ada semenjak manusia mulai menetap dan bercocok
tanam. Dulu ketika manusia hidup berpindah-pindah dan mencari makan dengan berburu dan mencari
buah-buahan, mereka melindungi diri dari keadaan alam dengan memanfaatkan goa atau pohon yang
besar. Ketika mereka mulai bercocok tanam dan menetap dan jumlah mereka semakin banyak,
kebutuhan mulai lebih banyak, goa saja tidak cukup, diperlukan suatu bentukan yang dapat melindungi
mereka dari panas dan hujan, dari gangguan binatang buas, untuk menyimpan hasil pertanian, dan lain
sebagainya, maka dibangunlah rumah pohon, tenda, gubuk, dan terus berkembang hingga menjadi
rumah dan gedung sampai sekarang. Pada zaman sekarang yang namanya bangunan memang sangat
beraneka ragam, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki oleh
manusia. Demikian juga dengan bahan-bahan yang digunakan untuk menyusun konstruksi dan segala
komponen bangunan itu. Kalau dulu cuma dikenal kayu, ijuk dan bambu, kini ada beton bertulang dan
konstruksi baja. Sistem yang digunakan untuk menyusunnya pun beraneka ragam, bisa rangka, sistem
tenda, sistem tali, sistem lipat, dan tentu akan terus berkembang bersama perkembangan kebudayaan
manusia yang tidak akan pernah berhenti selama ada kehidupan di dunia ini. Bangunan kini telah
mendominasi permukaan bumi yang tipis ini dengan segala macam bentuk dan warnanya. Kini hampir
semua kegiatan manusia berada dalam suatu benda yang disebut bangunan.
ARSITEKTUR
Arsitektur dalam hal ini adalah suatu karya cipta manusia dengan segala pengetahuannya dan sifat
kemanusiaannya serta sifat seninya dalam bentuk susunan elemen-elemen yang mempunyai bentuk,
fungsi, dan keindahan. Ia adalah hasil seni bangunan yang memiliki aturan-aturan dan kaidah-kaidah
yang kemudian disebut kaidah arsitektural. Sesuai dengan yang disebutkan oleh Romo Mangun Wijaya,
misalnya, guna dan citra, berarti arsitektur mempunyai kegunaan atau fungsi dan citra atau keindahan
atau ciri khusus yang menjadi warna dan jiwa dari wujud itu. Arsitektur mempunyai fungsi yang tidak
hanya menaungi dan mewadahi manusia dengan segala aktifitasnya dan segala perabot yang
dibutuhkan dalam aktifitas itu, melainkan juga memberikan suasana, image, dan mengarahkan pikiran
dan perasaan serta prilaku dari para penggunaannya. Arsitektur juga mempunyai citra, keindahan, dan
nilai seni yang dapat dibanggakan dan ditunjukkan serta dinikmati sendiri oleh penghuninya. Atau yang
disebutkan oleh Fetrufius: utilitas (fungsi), firmitas (kekokohan), dan venustas (keindahan). Bahwa
arsitektur adalah wujud karya manusia yang ditujukan untuk memenuhi suatu fungsi tertentu, yang
dalam hal ini adalah mewadahi manusia dan aktifitasnya dengan segala tuntutannya, memiliki
kekokohan yang memberikan rasa aman, nyaman dan memberikan bentukan tegar dan menaungi, serta
memiliki keindahan atau estetika yang menjadi tuntutan manusia untuk menunjukkan kelebihannya.
Kita juga dapat menyebut arsitektur adalah bangunan yang mempunyai nilai lebih. Nilai lebih ini adalah
jiwa, keindahan atau seni, dan mempunyai kreatifitas serta keaslian sehingga arsitektur dapat
diapresiasikan. Dalam arsitektur, yang juga sering disebut lingkungan binaan, ternyata tidak hanya
menyangkut masalah bangunan, namun juga termasuk apa yang ada dalam bangunan itu (interior) dan
yang berada diluar atau di sekeliling bangunan itu (eksterior). Hal inilah yang membuat ilmu arsitektur
lebih luas dari pada ilmu bangunan, karena ternyata selain adanya seni didalamnya, juga menyangkut
segala bentuk pemenuhan wadah aktifitas atau kegiatan manusia dalam hidupnya di muka bumi ini. Jadi
arsitektur dapat berskala ruang dalam bangunan dan segala perabotnya, bangunan itu sendiri dengan
estetikanya, juga sekitar bangunan, dan sekeliling bangunan itu, lingkungan bangunan itu berada,
permukiman, kota, atau bahkan negara dan seluruh dunia kalau mungkin. Dan yang penting dari
arsitektur adalah bahwa ia mempunyai kaidah-kaidah atau aturan-aturan sesuai dengan para ilmuwan
arsitek, atau tokoh-tokoh arsitek dari pengalaman dan pengamatannya tentang arsitektur. Misalnya
tentang fungsi yang dimiliki oleh arsitektur seperti yang dijelaskan Godfrey Broadbent: aesthetic form,
container (wadah), environment filter (melindungi dari luar), modifier behaviaor (mengarahkan prilaku),
capital investment (investasi), dan cultural symbol (simbol kultur/agama/kebudayaan). Jadi memang
arsitektur harus memiliki fungsi-fungsi itu walau terkadang salah satunya lebih dominan dibandingkan
dengan yang lain. Kita juga dapat mengatakan bahwa arsitektur adalah bangunan yang memakai baju.
Bajunya adalah estetika. Jadi suatu bentuk dapat dikatakan arsitektur bila ia mengandung unsur
kekuatan, fungsional, dan original/kreatifitas/estetika, sehingga mengandung apresiasi. Kalau dipandang
dari sudut sejarah, adanya arsitektur dapat kita perkirakan sejak manusia mengenal seni dan keindahan,
yaitu sejak manusia menetap dan mengenal peradaban, atau sejak adanya gedung dan bangunan. Kalau
dilihat dari katanya, arsitektur, yang berasal dari bahasa Yunani, berarti arsitektur ada sejak zaman
Yunani. Seperti juga bangunan, arsitektur juga terus berkembang sesuai dengan perkembangan
kebudayaan manusia. Kalau kita memandang definisi yang dijelaskan Ensiklopedia Indonesia di atas
bahwa arsitektur adalah seni dan ilmu, maka orang yang ahli arsitektur atau kita sebut arsitek, adalah
ilmuwan dan sekaligus seniman. Sebagaimana dengan ilmu-ilmu yang lain, ilmu arsitektur juga terus
berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagaimana seni-seni
yang lain, seni arsitektur juga mempunyai gaya-gaya atau langgam-langgam. Sejak dikenalnya arsitektur
banyak langgam yang telah berkembang dan mewarnai perjalanan sejarah arsitektur. Langgam-langgam
itu muncul dan berganti sejalan dengan pemikiran-pemikiran tokoh arsitektur di masa itu, sejalan
dengan sifat manusia yang selalu menginginkan perubahan dan suasana baru. Demikian juga dengan
arsitektur dipandang sebagai benda, ia mengikuti perkembangan ilmu dan seninya. Sehingga kita sering
melihat adanya arsitektur yang menurut kita aneh dan tidak normal, namun bagi orang lain itu adalah
arsitektur yang sangat bagus dan bermutu. Ya, inilah arsitektur, membolehkan adanya subyektifitas dan
tidak ada arsitektur yang salah, melainkan arsitektur yang bagus dan kurang bagus, untuk menilai suatu
arsitektur. Menilai arsitektur sangat tergantung dari siapa yang menilai, dan kemudian yang sering jadi
patokan arsitek zaman sekarang adalah pemakai atau pemilik karya arsitektur itu. Apa yang
dihasilkannya merupakan hasil dari ilmu dan seni yang dimilikinya dengan keinginan dan selera dari
pemilik arsitektur itu. Jadi apabila di atas disebutkan ada 6 unsur yang mempengaruhi perwujudan
arsitektur, yaitu geografi, geologi, iklim, sosial atau kemasyarakatan, agama dan falsafah kepercayaan,
latar belakang sejarah dan ketatanegaraannya, kini ditambah lagi yakni selera atau keinginan dari
pemilik arsitektur itu, karena ada kebutuhan manusia yang mungkin tidak akan pernah berakhir selama
hidupnya yakni kepuasan. Seperti diterangkan oleh A. Maslow, tingkat kebutuhan manusia seperti
piramida yang tidak berujung. Kebutuhan-kebutuhan itu adalah physiological needs (kebutuhan fisik),
safety needs (kebutuhan keamanan), social needs (kebutuhan sosial), esteem needs (kebutuhan
kepuasan), dan self actualization needs (kebutuhan untuk mengaktualisasikan dirinya). Seperti juga
dalam semua bidang kehidupan manusia, arsitektur sebagai wadah aktifitas manusia juga mengikuti
adanya tingkat kebutuhan itu. Semula arsitektur adalah tempat berlindung dari panas dan hujan, serta
untuk menyimpan bahan makanan. Berlanjut dengan kebutuhan akan rasa aman, sehingga arsitektur
dibuat untuk melindungi penghuninya dari segala gangguan baik dari alam maupun dari binatang atau
orang lain. Kemudian arsitektur juga dibuat sebagai tempat untuk keluarga, sebagai tempat kerja,
sebagai tempat pertemuan dan semuanya membutuhkan suatu bentukan yang lain sesuai dengan apa
yang dibutuhkan dalam setiap kegiatan yang ada didalamnya, dengan demikian arsitektur juga semakin
berkembang dan bentukannya pun semakin komplek misalnya bangunan tinggi, ruang dengan bentang
lebar, dan bentukan-bentukan yang lain yang membutuhkan teknologi tinggi untuk membuatnya. Dan
yang membuat bentukan arsitektur tidak terbatas adalah kebutuhan kepuasan, dimana kepuasan tidak
terbatas, arsitektur jug tidak akan berhenti dikembangkan dan muncul bentukan-bentukan dan gaya-
gaya yang baru. Pada kebutuhan manusia untuk menunjukkan esensi dirinya, dengan arsitektur ia paling
tidak ingin tampil beda, ia ingin dilihat orang lain memiliki sesuatu yang lebih, maka dalam berarsitektur
ia juga ingin membuat sesuatu yang lain dari pada yang lain. Dan itu semua memang yang membuat
kehidupan selalu berkembang. Karena dengan adanya kebutuhan yang tak terbatas, manusia selalu
berusaha memenuhi kebutuhan itu dan dengan demikian manusia akan selalu mengembangkan diri dan
pengetahuannya agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya itu semaksimal mungkin.

PERSAMAAN BANGUNAN DAN ARSITEKTUR


Kalau kita melihat sekilas, hampir semua ciri yang ada dalam bangunan merupakan ciri arsitektur. Dalam
hal fungsi bangunan dan arsitektur memiliki persamaan, yakni untuk mewadahi manusia dengan segala
aktifitas serta peralatannya. Dalam segi bentuk dan ukuran sama-sama memiliki dimensi yang besar
yang cukup untuk melingkupi kegiatan manusia dalam tiga dimensi sehingga manusia dan peralatannya
dapat diwadahi oleh bangunan atau juga arsitektur. Pada bentukan dan sistem struktur yang digunakan
juga merupakan hal yang sama, dan arsitektur memang bangunan yang diberi nilai dan estetika.

PERBEDAAN BANGUNAN DAN ARSITEKTUR


Perbedaan antara bangunan dan arsitektur terletak pada estetikanya, karena perbedaan estetika itu
berbeda pula nilai dan tampilannya. Bila bangunan hanya dinilai dari segi fisik yaitu bahan yang
digunakan (kekuatan, keawetan, ketahanan) dan fungsinya, pada arsitektur tidak hanya itu, arsitektur
juga dinilai seni dan keindahannya. Jadi bila pada bangunan, dalam posisi dan fungsi yang sama, semakin
besar dan semakin kokoh bangunan itu maka harganya akan semakin mahal. Namun pada arsitektur,
dapat juga yang lebih kecil walau fungsinya sama mempunyai harga yang lebih mahal karena nilai seni
dan keindahannya tinggi. Dengan demikian dalam berarsitektur efisiensi itu sangat diperlukan juga
penggunaan teknologi yang mutakhir, untuk mendapat nilai dan seni yang lebih tinggi. Karena harga dari
arsitektur tidak hanya dari kegunaan dan kapasitasnya, namun juga dari tampilan dan nilai-nilai
kearsitekturalnya, yang tidak dimiliki oleh bangunan.

Anda mungkin juga menyukai