NIM : 180210104007
Kelas : IPA-A
kertas salinan masuk lewat tray sheet ke bagian bawah drum. Drum berputar kebawah
sejajar dengan permukaan kertas salinan. Alas tempat kertas salinan memiliki daya tarik
magnet yang jauh lebih kuat dari drum mesin sehingga semua serbuk toner jatuh dan
menempel pada kertas. Langkah terakhir adalah memanaskan sambil mem-press serbuk
toner pada kertas agar menempel dengan kuat dan tidak lentur itulah alasannya kenapa
kertas hasil fotocopy terasa panas
5. Aplikasi Printer Laser
Alat ini terdiri dari drum photoreceptor,
fuser, corona wire, laser, dan toner. Prinsip
kerja alat ini adalah penyinaran laser dan
proses pemanasan.Di dalam printer laser
ada sebuah perangkat yang disebut “drum”
yang memiliki muatan listrik. Di samping
drum ada transfer roller, yang memberikan
aliran negatif atau positif untuk
men-“charge” daya muatan listrik ke
“drum”. Dalam printer laser “drum” di aliri
muatan positif, meskipun proses ini juga
dapat
bekerja secara terbalik (negative). Computer Controller di dalam printer itu memanipulasi
sinar laser kecil untuk “menulis” pada drum dengan muatan negatif sehingga
menciptakan gambar/image secara elektrostatik. Kemudian, “drum” bergerak (rolling)
melalui toner, yang bermuatan positif sehingga akan melekat pada bidang muatan negatif
pada printer drum. Printer kemudian menarik secarik kertas, yang diberi muatan negatif
yang lebih kuat dengan transfer roller bergerak melewati drum. Gambar elektrostatik
pada drum akan di transfer ke kertas, yang kemudian ditempelkan untuk mencegah
menempel pada drum. Kemudian dimasukkan melalui fuser yang memanaskan toner
sehingga mengikat dengan serat di atas kertas. Sementara itu, drum melewati lampu
discharge, yang akan mengekspos seluruh permukaan drum dan menghapus gambar
elektrostatik. Kawat transfer memberikan daya muatan positif, dan printer siap untuk
mencetak halaman berikutnya. Pada printer laser warna, memiliki toner biru, merah, dan
kuning, selain hitam, yang dapat dikombinasikan untuk membentuk warna. Printer laser
warna memiliki “drum” terpisah dan toner untuk setiap warna pada saat kertas melewati
setiap drum secara terpisah.
6. Aplikasi Tetes Minyak Milikan
Elektron mempunyai peran penting dalam
mempelajari gejala kelistrikan dan
kemagnetan. Dengan mengembangkan
gaya-gaya gravitasi dan gaya listrik pada
suatu tetes kecil minyak yang berada
diantara dua plat elektroda, masing-masing
plat berdiameter 20 cm dan terpisah sejauh
7,67 cm. Minyak diteteskan dengan tetesan
kecil melalui dua plat logam dengan dua
plat yang dapat menarik muatan listrik dari
tetesan minyak pada plat bagian atas. Jika
beda tegangan diatur agar mengimbangi
gaya gravitasi pada tetes minyak, maka
partikel-partikel minyak yang mengandung
muatan akan melayang karena keseimbangan gaya tersebut. Pada keadaan ini gaya
gravitasi sama dengan gaya elektrostatik, sehingga muatan dapat diketahui besarnya.
7. Petir (Halilintar)
Sebelum teradinya hujan badai, awan biasanya dalam kondisi netral, jumlah proton
sama dengan jumlah elektron. Pada saat terjadi hujan badai, terjadi gesekan antara
partikel-partikel awan dengan udara sehingga menyebabkan awan bermuatan listrik.
Apabila awan melewati gedung yang tinggi, muatan negatif di dasar awan akan
menginduksi bangunan gedung hingga muatan positif bergerak ke atas terkumpul di
puncak gedung. Adapun, muatan negatif ditolak ke dasar gedung.
Perbedaan jenis muatan antara awan
dengan puncak gedung menyebabkan
medan listrik. Apabila muatan pada
awan bertambah, gaya elektrostatis
akan memaksa muatan negatif
meloncat secara tiba-tiba dari dasar
awan ke puncak gedung yang disertai
dengan bunga api listrik. Apabila hal
itu terjadi, maka dikatakan gedung tersambar petir. Pelepasan muatan listrik secara tiba-
tiba menghasilkan bunga api listrik yang disebut petir. Loncatan muatan melalui udara
menghasilkan cahaya sangat kuat dan panas yang menyebabkan udara memuai
mendadak. Pemuaian udara yang mendadak menghasilkan bunyi ledakan menggelegar
yang disebut guntur. Petir dapat terjadi dari awan ke bumi, dari bumi ke awan, atau dari
awan ke awan.
8. Penerapan Potensial Listrik pada Biomedis
Pada bidang biomedis saat ini banyak memanfaatkan potensial listrik dalam alat-alat
kesehatan yang digunakan. Hal ini dikarenakan objek penelitian yang diamati maupun
objek dalam bidang kesehatan yang ada dalam cakupan biomedis berada pada tingkat sel,
molekul, organ, sampai organisme utuh. Oleh karena itu diperlukan alat-alat canggih
agar dapat melakukan penanganan secara tepat. Didalam tubuh manusia sendiri telah
memiliki sistem kelistrikan seperti pada jantung, Beberapa peralatan yang digunakan
dalam dunia biomedis yang memanfaatkan potensial listrik contohnya adalah :
a. Elektrokardiogram (EKG/ECG)
Alat ini digunakan untuk mengukur dan
merekam aktivitas kelistrikan dalam
jantung. Kelistrikan dalam jantung
terjadi karena adanya potensial listrik
yang timbul karena aktivitas jantung,
sedangkan potensial aksi jantung sangat
kecil sehingga sulit untuk terukur.
Meskipun potensial listrik yang timbul
pada depolarisasi satu sel otot jantung
adalah sangat kecil, tetapi depolarisasi
sekumpulan otot-otot jantung dalam
jumlah besar dalam susunan sejajar secara bersamaan dapat menimbulkan potensial
listrik yang dari luar tubuh dapat terukur dalam ukuran mili-volt. Mekanisme
elektrokardiogram saat ini terdiri dari perolehan data oleh sensor, konversi dari sinyal
atau data analog ke digital, pemrosesan sinyal, serta perolehan data maupun keluaran.
Dalam EKG, sensor yang biasa digunakan adalat elektroda yang dipasang pada tubuh
pasien (seperti pada gambar). Jenis elektroda yang digunakan biasanya noninvasive
bipotential electrodes yang biasa disusun oleh sejenis polimer dan elastomer yang
membuat konduksi listrik dengan menambahkan bahan karbon atau serbuk logam.
b. Elektroensefalograf (EEG)
Merupakan alat yang digunakan untuk merekam potensial listrik dari otak. Potensial
listrik yang terjadi merupakan hasil dari sinkronisasi berselang-seling melibatkan syaraf
pada permukaan otak (cortex). Rekaman inilah yang disebut dengan
elektroensefalogram. Alat ini menadaatkan elektrode berupa disket kecil dari perak
klorida yagn terdiri dari elektrode jarum (permukaan kulit) dan elektrode reference yang
dipasang pada kedua daun telinga. Elektroda tersebut diisi oleh gel elektrolit dan dapat
ditempelkan di kulit kepala menggunakan semacam perekat. Selanjutnya subdermal
electrodes juga merupakan pilihan untuk digunakan dalam perekaman EEG. Hal tersebut
disebabkan karena perekaman yang lumayan sulit pada kulit kepala yang terhalang
rambut maupun kulit berminyak. Elektroda
tersebut terbuat dari platinum atau jarum anti
karat dengan panjang 10 mm dan lebar 0.5
mm. Penggunaannya adalah dengan
memasukkannya ke bawah kulit dengan
tujuan untuk mendapatkan kontak listrik
yang lebih baik. Amplitudo EEG meningkat
dan frekuensi menurun seiring seseorang
tertidurlebih lelap. EEG yang diambil selama
tidur menunjukkan pola frekuensi tinggi =
paradoxical sleep atau Rapid Eye Movement
(REM) karena mata bergerak selama periode
ini. Hal ini timbul berkaitan dengan mimpi.