18134-Article Text-81512-2-10-20190624
18134-Article Text-81512-2-10-20190624
[Antioxidant and Antibacterial Activities of Sweet Orange (Citrus sinensis) Peels Extract
and Its Application as Food Preservative]
ABSTRACT
Microb ial contamination may cause food poisoning and a decrease in food quality. Preservatives
such as Citrus senensis sweet orange peel waste can b e used to extend the shelf life of food. The purpose
of this study was to measure the potential antioxidant and antib acterial activity of orange peel extract and
its application to improve the quality of meatb alls, wet noodles, and tofu . Meatb alls, wet noodles, and tofu
were soaked with the extract for 90 minutes prior to storage at room temperature (28±2°C) for 4 days. The
results showed that the inhib ition zone of the extract using disc diffusion assay was 17.67±0.58 mm
against Escherichia coli, 16±1 mm against Staphylococcus aureus, and 12.67±1.15 mm against
Salmonella Typhi. Sweet orange peel extract had an antioxidant activity of 66.41% with total phenol of
2,656.48±55.46 mg GAE/100g. The extract was ab le to reduce total b acteria b etween 0.5 and 1.0 log
CFU/g in meatb alls, wet noodles and tofu. The application of the extract on meatb alls, wet noodles and
th
tofu preserved aroma and color attrib ute until 4 day of storage at room temperature (28±2°C). Decrease
of texture attrib utes were ob served starting from 3 rd day of storage at room temperature (28±2°C).
Keywords: antib acterial activity, antioxidant activity, ethanolic extracts, food product, sweet orange peel
ABSTRAK
Kontaminasi mikroorganisme selain menyebabkan keracunan makanan, dapat menurunkan kualitas
mutu bahan pangan. Hal tersebut membuat pengawet digunakan untuk memperpanjang umur simpan
suatu bahan pangan seperti pemanfaatan limbah kulit jeruk manis (Citrus senensis).Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui potensi aktivitas antioksidan dan aktivitas antibakteri ekstrak kulit jeruk dan aplikasinya
pada bahan pangan (bakso, mi basah, dan tahu). Bahan pangan direndam ekstrak selama 90 menit pada
suhu ruang (28±2°C) lalu disimpan selama 4 hari. Hasil penelitian menunjukkanzona penghambatan
ekstrak menggunakan metode difusi agar sebesar 17,67±0,58 mm terhadap Escherichia coli, 16±1 mm
terhadap Staphylococcus aureus, dan 12,67±1,15 mm penghambatan terhadap bakteri Salmonella Typhi.
Ekstrak kulit jeruk manis memiliki aktivitas antioksidan sebesar 66,41% dengan total fenol 2.656,48± 55,46
mg GAE/100g. Ekstrak bisa menurunkan total bakteri diantara 0,5 dan 1,0 Log CFU/g pada bakso, mi
basah dan tahu. Aplikasi ekstrak dari tahu mi bakso melindungi aroma dan warna hingga penyimpana n
hari ke 4. Namun penurunan terjadi pada tekstur yang dimulai minggu ke pada suhu ruang (28±2 °C).
Kata kunci: aktivitas antibakteri, aktivitas antioksidan, ekstrak etanol, kulit jeruk manis , produk pangan
83
DOI: 10.6066/jtip.2019.30.1.83 J. Teknol. dan Industri Pangan Vol. 30(1):83-90 Th. 2019
pengawet pangan yang termasuk bahan tambahan sah seharusnya satu juta mikroba per gram (SNI
pangan. Namun, penambahan yang tidak sesuai 7388:2009).
acceptable daily intak e (ADI) akan menimbulkan Tujuan penelitian ini adalah melakukan karakte-
efek buruk bagi kesehatan. Berdasarkan kenyataan risasi ekstrak kulit jeruk manis dan melihat aplikasi-
tersebut, tren bahan tambahan pangan alami mulai nya pada produkpangan (bakso, mi basah, dan ta-
banyak diteliti, khususnya senyawa alam yang me- hu) yang direndam ekstrak selama penyimpanan pa-
miliki efek mengawetkan bahan pangan. Menurut da suhu ruang terhadap total mikroba dan karakte-
Widiastuti (2016), senyawa alkaloid, kuinon, dan ter- ristik visual bahan pangan.
penoid dalam temulawak mampu menghambat akti-
vitas bakteri Staphylococcus aureus, Streptcoccus,
dan Bacillus pada daging ayam dan ikan. Tohyeng
BAHAN DAN METODE
et al. (2018) juga menambahkan, kurkuminoid dalam
ekstrak kunyit dapat mengendalikan pertumbuhan Bahan
bakteri pathogen seperti Escherichia coli dan Salmo- Bahan yang digunakan dalam pembuatan eks-
nella pada penyimpanan tahu selama 72 jam di su- trak kulit jeruk manis (Gambar 1) adalah kulit jeruk
hu ruang. Berdasarkan sifat antibakteri senyawa manis (Citrus senensis) dengan tingkat kematangan
alam, limbah kulit jeruk manis berpotensi untuk dija- buah 80% (tekstur kulit halus, tipis, mengkilat dan
dikan pengawet alami karena mampu menghambat warna yang tegas). Limbah kulit jeruk diperoleh dari
beberapa mikroorganisme pembusuk dan patogen pedagang minuman jeruk manis di Kota Malang Pro-
(Mehmood et al., 2015; Favela-Hernández et al., vinsi Jawa Timur. Produk olahan pangan seperti
2016). Ketersediaan limbah kulit jeruk manis juga bakso dibeli dari pedagang bakso terkenal di Kota
melimpah dengan total produktivitas mencapai Surabaya, sedangkan mi basah dan tahu putih di-
309.678 ton tiap tahunnya (Kementrian Pertanian, peroleh dari pabrik mi dan tahu di Kota Surabaya.
2010).
Limbah kulit jeruk manis yang diekstraksi
menggunakan pelarut organik (petroleum eter, hexa-
ne, etanol, eter) menghasilkan ekstrak yang memiliki
aktivitas yang mampu menghambat E.coli, S.aureus,
Saccharomyces cerevisiae, Aspergillus niger (Liu et
al., 2012), Salmonella (O’Bryan et al., 2008), Kleb-
siella pneumonia, Shigella flexneri, Enterobacter
amnigenus (Mehmood et al., 2015) Candida albi-
cans (Mehmood et al., 2015) dan Mycobacterium tu-
bercolosis H37RV serta Penicillium digitatum dan
Cladosporium cucumerinum (Favela-Hernández et
al., 2016). Mehmood et al. (2015) juga melaporkan,
ekstrak kulit jeruk manis memiliki aktivitas antioksi-
dan sebesar 70,2% menggunakan metode DPPH Gambar 1. Ekstrak kulit jeruk manis
(2,2-Diphenyl-1-picrylhydrazyl) dan mengandung be-
berapa senyawa seperti C-glycosylated flavones, O- Pembuatan ekstrak kulit jeruk
glycosylated flavones, polymethoxylated flavones, Metode ekstraksi kulit jeruk mengikuti metode
O-glycosylated flavanones. yang dilakukan oleh Mehmood et al. (2015) yaitu ku-
Berdasarkan potensi ekstrak kulit jeruk manis lit jeruk diiris tipis dan dikeringkan pada suhu 60°C
sebagai antibakteri dan antioksidan, ekstrak ini ber- menggunakan cabinet dryer selama 24 jam. Kulit
peluang untuk digunakan sebagai pengawet alami jeruk yang sudah kering dihaluskan dengan meng-
untuk bahan makanan khususnya bahan makanan gunakan grinder (Philips HL 7720, Japan) kemudian
yang sering dikonsumsi masyrakat. Menurut Arisanti disaring dengan ayakan 70 mesh.
et al. (2018), bahan baku masakan yang sering di- Ekstrak kulit jeruk didapatkan dengan metode
gunakan adalah mi kuning, tahu, dan bakso, dimana maserasi. Sebanyak 30 gram bubuk kulit jeruk diren-
bahan baku tersebut adalah bahan yang mengan- dam dalam 300mL etanol (Merck®, Germany) anhy-
dung protein dan berkadar air tinggi serta dipasar- drous sdengan perbandingan 1:10, dilanjutkan de-
kan pada suhu ruang. Sumber nitrogen dan air ada- ngan agitasi 500 rpm pada suhu ruang (28±2°C) se-
lah nutrisi yang dibutuhkan oleh banyak mikroorga- lama 2 jam. Kemudian, agitasi dihentikan dan mase-
nisme untuk menunjang kehidupannya pada suatu rasi dilakukan hingga mencapai 24 jam. Ekstrak
substrat tertentu. Satyajaya (2008) menambahkan yang didapat disaring dengan kertas saring lalu
total mikroba dalam mi basah mencapai lebih dari eluen diuapkan dengan rotary evaporator (Buchi R-
sepuluh juta per gram. Standar mikroba pada mi ba- 20, Sigma Aldrich, Germany) dengan pengaturan ro-
tasi 60 rpm, suhu 50°C, dan tekanan 100 mbar sela-
84
DOI: 10.6066/jtip.2019.30.1.83 J. Teknol. dan Industri Pangan Vol. 30(1):83-90 Th. 2019
ma 2 jam. Penguapan dihentikan ketika didapatkan cherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Salmo-
ekstrak kulit jerukyang pekat (berwarna kuning kehi- nella typhii ditumbuhkan dalam media nutrient broth
jauan. Sebelum diaplikasikan ke bahan pangan, (Merck®, Germany) dan diinkubasi pada 37°C sela-
ekstrak kulit jeruk lebih dulu dilarutkan ke dalam ma 24 jam dengan agitasi 150 rpm hingga mencapai
akuades dengan konsentrasi 1% (b/v) dan dipanas- OD600 0,5 (Waterbath, orbital shaker, Thermo fisher
kan pada suhu 70°C selama 30 menit. scientific, Indonesia) sebanyak 100 µL kultur cair di-
masukkan ke dalam cawan petri steril secara asep-
Rendemen ekstrak tis, kemudian ditambahkan 15 mL media nutrient
Ekstrak kulit jeruk manis hasil evaporasi memi- agar (Merck®, Germany) steril dan dihomogenkan.
liki warna kuning kehijauan dan tidak berbau etanol. Setelah media memadat, cylinder cup steril dima-
Rendemen ekstrak dihitung menurut rumus sebagai sukkan pada permukaan media.
berikut: Sebanyak 100 µL kontrol positif dan negatif di-
masukkan ke dalam cylinder cup. Kontrol positif
Berat ekstrak (g) yang digunakan adalah antibiotik ampicilin (100
% Rendemen 100% mg/mL) dan kloramfenikol (5 mg/mL) (Sigma Aldrich,
Berat bubuk kulit jeruk (g)
Germany). Kontrol negatif yang digunakan adalah
Analisis kandungan senyawa fenolik mengguna - etanol hasil evaporasi ektrak encer kulit jeruk. Ca-
kan reagen Folin-Ciocalteau wan petri berisi cylinder cup kemudian diinkubasi
Analisis kandungan senyawa fenolik dalam eks- pada suhu 37°C selama 16 jam kemudian diamati
trak kulit jeruk manis dilakukan dengan metode total adanya zona bening dan diukur diameter hambat-
phenolic compound (TPC). Sebanyak 200 µL eks- nya.
trak kulit jeruk dicampurkan dengan 2,5 mL reagen
Folin-Ciocalteau 10% (Merck Milipore, Germany) Aplikasi ekstrak kulit jeruk pada bahan pangan
dan 2 mL larutan Na2CO3 7,5% kemudian dihomo- Sebelum diaplikasikan pada produk olahan
genkan. Campuran larutan diinkubasi pada suhu pangan (bakso, mi, dan tahu), ekstrak kulit jeruk ma-
45°C selama 15 menit kemudian serapan larutan di- nis terlebih dahulu diencerkan menggunakan akua-
ukur dengan menggunakan spektrofotometer (Ther- des steril hinga konsentrasi ekstrak 500 mg/ml. Pe-
mo fisher scientific, Indonesia) pada panjang gelom- ngujian ekstrak kulit jeruk dilakukan dengan cara pe-
bang 765 nm. Blanko dipersiapkan dengan meng- rendaman bahan pangan menggunakan ekstrak me-
ganti ekstrak kulit jeruk dengan akuades. Hasil se- ngikuti metode Tohyeng (2018). Perbandingan eks-
rapan yang didapatkan kemudian dibandingkan trak dengan bahan pangan yaitu 1:1. Bahan pangan
dengan kurva standard senyawa fenolik total. (Agbor yang telah direndam (0,30,60,90 menit) kemudian
et al., 2014) dipindahkan ke dalam cawan petri steril dan diinku-
basi pada suhu ruang (26-29°C) selama masa pe-
Analisis aktivitas antioksidan nyimpanan 0,1,2,3,4 hari. Setiap hari dilakukan ana-
Analisis aktivitas antioksidan ekstrak kulit jeruk lisis total mikroba menggunakan metode total plate
dilakukan dengan menggunakan reagen DPPH (2,2- count (TPC). Desain penelitian dapat diihat pada
diphenyl-1-picrylhydrazyl) (Merck Milipore, Germa- Tabel 1.
ny). Sebanyak 200 µL ekstrak kulit jeruk dicampur-
kan dengan 200 µL reagen DPPH kemudian diho- Pengamatan bahan pangan yang telah direndam
mogenkan. Campuran larutan diinkubasi pada ruang ekstrak kulit jeruk manis
gelap selama 30 menit kemudian serapan larutan di- Bahan pangan ditimbang 10 g lalu dilakukan
ukur dengan menggunakan spektrofotometer pada perendaman dengan ekstrak kulit jeruk manis sela-
panjang gelombang 517 nm. Blanko yang digunakan ma (0,30,60,90 menit dan diinkubasi pada suhu ru-
berisikan DPPH sedangkan rasio perbandingan ang (26-29°C) selama masa penyimpanan 0,1,2,3,4
sampel dan DPPH adalah 1:1. Hasil serapan yang hari. Pengamatan dilakukan dengan memberikan
didapatkan kemudian dikonversi menjadi persentase keterangan karakteristik bahan pangan mulai dari
inhibisi menggunakan rumus sebagai berikut normal (aroma, warna, dan tekstur masih sama de-
(Prakash et al., 2010): ngan produk kontrol) hingga sangat rusak (aroma
busuk dan tengik, warna kuning kecoklatan, dan
Absorbansi kontrol-Absorbansi sampel tekstur rapuh/lembek) pada atribut warna, aroma,
%Inhibisi x100%
Absorbansi kontrol dan tekstur.
85
DOI: 10.6066/jtip.2019.30.1.83 J. Teknol. dan Industri Pangan Vol. 30(1):83-90 Th. 2019
menggunakan software SPSS IBM 22. Perbedaan da Escherichia coli sebesar 17,67±0,58 mm diikuti
perlakuan dianalisis dengan uji ANOVA dan jika ber- oleh Staphylococcus aureus, dan Salmonella typhi
beda signifikan maka dilanjutkan dengan uji post masing-masing sebesar 16,00±1 dan 12,67±1,15
hoc Tukey dengan taraf nyata 5%. mm.
Tabel 1. Desain penelitian aktivitas antioksidan dan Tabel 2. Diameter zona bening ekstrak kulit jeruk
antibakteri ekstrak kulit jeruk manis dan manis
aplikasinya sebagai pengawet pangan Diameter Zona Bening (mm)
Perlakuan Pengujian Bakteri Kontrol Kontrol Sampel
Karakterisasi 1. Rendemen ekstrak kulit jeruk Positif Negatif
ekstrak kulit jeruk manis Escherichia coli 21,33± 10,00± 17,67±
manis 2. Aktivitas antioksidan 0,58 1,00 0,58
3. Total senyawa fenolik Staphylococcus 41,33± 9,33± 16,00±
4. Aktivitas antibakteri aureus 1,15 0,58 1,00
Aplikasi ekstrak 1. Pengujian borak dan formalin Salmonella typhi 22,67± 10,33± 12,67±
kulit jeruk manis pada bahan pangan (bakso, 1,15 0,58 1,15
pada bahan mi, dan tahu)
pangan 2. Total Mikroba bahan pangan Kandungan senyawa fenolik dan aktivitas antiok-
setelah direndam ekstrak se-
sidan
lama 0,30,60,90 menit dengan
lama penyimpanan selama 0, Kandungan senyawa fenolik total dan aktivitas
1,2,3, 4 hari antioksidan diuji menggunakan ekstrak kulit jeruk
3. Pengamatan visual bahan pa- dengan konsentrasi 10 mg/mL dan didapatkan total
ngan dan air rendam annya phenolic content sebesar 2,656±55,46 mg GAE/
saat penyimpanan 0,1,2,3,4 100g dan aktivitas antioksidan yang dinyatakan de-
hari ngan % inhibisi DPPH sebesar 66,41±1,68% ditun-
jukkan pada Tabel 3. Total senyawa fenolik pada
kulit jeruk berkisar 0,67-7,30 g/100g berat kering
HASIL DAN PEMBAHASAN (Boudhrioua et al., 2016). Pemilihan metode eks-
traksi menggunakan etanol, akan meningkatkan
Rendemen ekstrak kulit jeruk komponen fenolik yang terekstrak yang berperan se-
Rendemen ekstrak kulit jeruk berwarna kuning bagai senyawa antioksidan. Hal ini sesuai dengan
kehijauan dan tidak berbau etanoldengan rendemen penelitian Boudhrioua et al. (2016) bahwa ekstraksi
sebesar 25%. Rendemen dihitung terhadap berat kulit jeruk menggunakan pelarut etanol secara kon-
bubuk kulit jeruk kering dengan kadar air 12% b/b. vensional menghasilkan aktivitas antioksidan yang
Komponen fenolik yang terekstrak dalam ekstrak lebih besar dibanding kulit jeruk yang diekstraksi
kulit jeruk manis berkisar dari semipolar sampai po- menggunakan pelarut etanol melalui gelombang
lar. Bagian komponen polar akan terekstrak dengan mikro.
etanol yang mempunyai konstanta dielektrik 24,30
(Sax dan Lewis, 1998). Hal tersebut sesuai dengan Tabel 3. Kandungan senyawa fenolik total dan akti-
penelitian Rafsanjani (2015), hasil ekstrak kulit jeruk vitas antioksidan ekstrak kulit jeruk manis
dengan pelarut etanol menunjukkan total fenol pa- Total Phenolic Compound (mg AktivitasAntioksidan
ling tinggi dibanding pelarut air dan etil asetat. Meto- GAE/100 g ekstrak) (%)
de ekstraksi dengan maserasi merupakan metode 2.656,48±55,46 66,41±1,68
yang mudah dilakukan dan menghasilkan rendemen
yang relatif tinggi (Tohyeng, 2018). Neohesperidin, hesperidin, 5-C-glycosyl flavor-
nes: lucenin-2,vicenin-2, stellarin-2, lucenin-2-41-
Aktivitas antibakteri methyl ether and scoparin; one 3-hydroxy-3-methyl-
Pengujian ekstrak kulit jeruk terhadap beberapa glutaryl glycosylflavonol: 3-hydroxy-3-methylglutaryl
bakteri (Escherichia coli, Staphylococcus aureus, glycosyl quercetin; and one flavone O-glycosides:
dan Salmonella typhi) menunjukkan adanya zona chrysoeriol7-O-neoesperidoside dan komponen fe-
bening di sekitar disk. Komponen antimikroba pada nolik yaitu polymethoxylated flavones, O-glycosy-
kulit jeruk manis adalah minyak atsiri yang disusun lated flavones, C-glycosylated flavones, O-glycosy-
oleh komponen decanal (73,36%), octanal (78,12%) lated flavonols, O-glycosylated flavanones (glycosy-
dan linalool (90,61%) dengan mampu menghambat lated flavonones) adalah golongan fenolik yang me-
beberapa mikroorganisme seperti E.coli, S.aureus, miliki aktivitas antioksidan pada kulit jeruk manis
Saccharomuyces cerevisiae, Aspergillus niger (Kavi- (Barreca et al., 2014; Boudhrioua et al., 2016).
ya et al., 2011; Liu et al., 2012). Hal itu sesuai de-
ngan data diameter zona bening tertinggi yang di-
tunjukkan Tabel 2, yaitu ekstrak kulit jeruk manis pa-
86
DOI: 10.6066/jtip.2019.30.1.83 J. Teknol. dan Industri Pangan Vol. 30(1):83-90 Th. 2019
87
DOI: 10.6066/jtip.2019.30.1.83 J. Teknol. dan Industri Pangan Vol. 30(1):83-90 Th. 2019
Tabel 4. Penampakan warna, aroma, dan tekstur bakso selama penyimpanan suhu ruang
Parameter
Hari
Warna Aroma Tekstur
ke-
Kontrol 30’ 60’ 90’ Kontrol 30’ 60’ 90’ Kontrol 30’ 60’ 90’
0 - - - - - - - - - - - -
1 + + + + + + + + + + + +
2 + + + + + + + + ++ ++ ++ ++
3 + + + + + + + + +++ +++ +++ +++
4 + ++ ++ ++ + + + + ++++ ++++ ++++ ++++
Keterangan: (-) Normal; (+) Sedikit rusak; (++) Agak rusak; (+++) Rusak; (++++) Sangat rusak
88
DOI: 10.6066/jtip.2019.30.1.83 J. Teknol. dan Industri Pangan Vol. 30(1):83-90 Th. 2019
Tabel 5. Penampakan warna, aroma, dan tekstur mi selama penyimpanan suhu ruang
Parameter
Hari
Warna Aroma Tekstur
ke-
Kontrol 30’ 60’ 90’ Kontrol 30’ 60’ 90’ Kontrol 30’ 60’ 90’
0 - - - - - - - - - - - -
1 - + + + + + + + + + + +
2 - + + + + + + + ++ ++ ++ ++
3 - + + + + + + + +++ +++ +++ +++
4 - + + + + + + + ++++ ++++ ++++ ++++
Keterangan: (-) Normal; (+) Sedikit rusak; (++) Agak rusak; (+++) Rusak; (++++) Sangat rusak
Tabel 6. Penampakan warna, aroma, dan tekstur tahu selama penyimpanan suhu ruang
Parameter
Hari
Warna Aroma Tekstur
ke-
Kontrol 30’ 60’ 90’ Kontrol 30’ 60’ 90’ Kontrol 30’ 60’ 90’
0 - - - - - - - - - - - -
1 - + + + + + + + + + + +
2 + + + + ++ + + + ++ ++ ++ ++
3 + + + + ++ + + + +++ +++ +++ +++
4 ++ ++ ++ ++ +++ + + + ++++ ++++ ++++ ++++
Keterangan: (-) Normal; (+) Sedikit rusak; (++) Agak rusak; (+++) Rusak; (++++) Sangat rusak
89
DOI: 10.6066/jtip.2019.30.1.83 J. Teknol. dan Industri Pangan Vol. 30(1):83-90 Th. 2019
90