PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Keamanan pangan merupakan syarat penting yang harus melekat pada
pangan yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat. Pangan yang bermutu
dan aman dapat dihasilkan dari dapur rumah tangga maupun dari industri pangan.
Oleh karena itu industri pangan adalah salah satu faktor penentu beredarnya
pangan yang memenuhi standar mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.
Lebih dari 90% terjadinya penyakit pada manusia yang terkait dengan
makanan (foodborne diseases) disebabkan oleh kontaminasi mikrobiologi, yaitu
meliputi penyakit tipus, disentri bakteri/amuba, botulism, dan intoksikasi bakteri
lainnya, serta hepatitis A dan trichinellosis. Foodborne disease lazim
didefinisikan namun tidak akurat, serta dikenal dengan istilah keracunan makanan.
WHO mendefinisikannya sebagai penyakit yang umumnya bersifat infeksi atau
4
racun, yang disebabkan oleh agent yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan
yang dicerna.
5
pangan yang tidak aman akan mempengaruhi kesehatan manusia yang pada
akhirnya menimbulkan masalah terhadap status gizi (Seto, 2001).
6
2.3 Upaya Pengendalian Keamanan Pangan
7
pangan ini dimulai dari penggunaan jenis dan kualitas produk yang digunakan
untuk produk olahannya. Industri pangan mempunyai kekuatan yang besar pula
untuk mempengaruhi status gizi dan kesehatan masyarakat umum.
8
konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan merugikan
pembeli, mengurangi kerusakan makanan
2. Higiene Makanan
Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan
higienis serta berguna bila dimasukan ke dalam tubuh, dan makanan jadi adalah
makanan yang telah diolah dan atau langsung disajikan/dikonsumsi. Usaha untuk
meminimalisasi dan menghasilkan kualitas makanan yang memenuhi standar
kesehatan, dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip sanitasi. Secara lebih
terinci sanitasi meliputi pengawasan mutu bahan makanan mentah, penyimpanan
bahan, suplai air yang baik, pencegahan kontaminasi makanan dari lingkungan,
peralatan, dan pekerja, pada semua tahap proses.
Ada lima langkah berikut ini harus dilakukan dalam upaya pemeliharaan
sanitasi makanan:
9
Kedua adalah penjagaan makanan dari kemungkinan pencemaran.
Makanan atau bahan makanan harus disimpan di tempat yang tertutup dan
terbungkus dengan baik sehingga tidak memungkinkan terkena debu.
Ketiga, penyediaan lemari es. Banyak bahan makanan dan makanan jadi
yang harus disimpan dalam lemari es agar tidak menjadi rusak atau busuk.
Keempat, pemanasan makanan yang harus dimakan dalam keadaan panas.
Jika makanan menjadi dingin mikroorganisme akan tumbuh dan
berkembang biak dengan cepat.
Kelima, jangan menyimpan makanan tidak terlalu lama. Jarak waktu
penyimpanan makanan selama 3 atau 4 jam sudah cukup bagi berbagai
bakteri untuk berkembang
10
KLB keracunan pangan yang dihimpun oleh Direktorat Surveilan dan
Penyuluhan Keamanan Pangan (SPKP) Badan POM dari 26 Balai POM di seluruh
Indonesia pada tahun 2006 menunjukkan (21.4%) kasus terjadi di lingkungan
sekolah dan (75.5%) kelompok siswa anak sekolah dasar (SD) paling sering
mengalami keracunan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) (Andarwulan et al.
2009).
Dari hasil pengawasan pangan jajanan anak sekolah tahun 2005 yang
dilakukan oleh 18 balai besar/ Balai BOM dengan cakupan pengambilan sampel
makanan jajanan anak sekolah seluruhnya 861 sampel yang diperiksa/diuji, yang
memenuhi syarat sebanyak 517 sampel (60.04%), dan yang tidak memenuhi
syarat sebanyak 344 sampel (39.96%). Sedangkan pada tahun 2006 hasil
pengawasan PJAS oleh Badan POM menunjukan bahwa dari 2.903 sampel yang
diambil dari 478 SD di 26 ibukota propinsi di Indonesia sebesar 50.6% sampel
yang memenuhi syarat (MS) dan 49.4% tidak memenuhi syarat (TMS).
Selain masalah BTP, perilaku penjaja PJAS juga menjadi masalah yang
perlu diperhatikan, dimana masalah yang sering timbul mulai dari proses
persiapan, pengolahan dan saat penyajian makanan dilokasi jualan serta kebiasaan
penjual makanan jajanan yang patut mendapat perhatian adalah penggunaan bahan
tambahan non pangan seperti pemanis, pewarna, pengeras dan lain-lain yang
digunakan hampir pada setiap makanan. Residu insektisida berbahaya seperti
11
dieldrin dan aldrin juga ditemui pada sebagian makanan jajanan yang dijual
(Fardiaz & Fardiaz, 1994).
12
keamanan dan sanitasi pangan selama mengolah, menyajikan dan menyimpan
pangan agar keamanan pangan yang dijual dapat terjaga. Berdasarkan kondisi di
atas, perlu dilakukan penelitian mengenai perilaku penjaja PJAS tentang gizi dan
keamanan pangan jajanan di lingkungan Sekolah.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pembahasan makalah ini adalah :
14
3.2 Saran
Produsen harus memproduksi dan menjual bahan pangan yang memang sehat
dan aman untuk dikonsumsi,
Distributor harus menyalurkan bahan-bahan pangan yang memang sehat dan
tidak membahayakan kesehatan manusia,
Konsumen harus lebih pintar dalam memilih, membeli dan mengelola bahan
pangan
Pemerintah juga berperan dalam pembuatan peraturan dan pengawasan bahan
pangan yang beredar di masyarakat.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://dinkes.banyuwangikab.go.id/14-artikel-kesehatan/83-makalah-keamanan-
pangan.html
http://hartoko.wordpress.com/keamanan-pangan/
http://www.psychologymania.com/2012/12/pengertian-keamanan-pangan.html
http://yprawira.wordpress.com/manajemen-mutu-dan-keamanan-pangan/
http://reminatarigan.blogspot.co.id/2014/11/keamanan-pangan.html
16
MAKALAH
DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :