Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN SEMENTARA

PETROLOGI

Nama : Yahdy Al Kamal Amka


NIM : 1910813110004
Kelompok : I (Satu)
Asisten : 1. Muhammad Fikri (1610813110004)
2. Nelly Imita Maulistya (1610813120006)

LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Petrologi

Petrologi merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan geologi


yang memepelajari suatu aspek tentang batuan yang membentuk kulit bumi dan
yang mencakup tentang ganesa, komposisi dari pada mineral-mineralnya, asal
dari penggolongan batuan atau klasifikasi batuan serta hubungan di dalam
proses geologi maupun terhadap sejarah geologinya. Melalui kemampuan
teknologi yang diciptakan manusia yang tidak pernah berhenti, bahan tambang
yang telah ditemukan dapat diolah menjadi berbagai macam barang yang siap
sebagai bahan baku untuk menciptakan industri, yang terbukti telah membuka
lapangan kerja yang telah menghidupi masyarakat secara berkesinambungan,
dengan studi petrologi ini mengantarkan seluk beluk tentang terjadinya batuan
beku, batuan sedimen, batuan metamorf, yang selanjutnya dapat mengetahui
potensi geologi suatu wilayah, untuk dimanfaatkan demi kelangsungan hidup
manusia.
Secara umum, petrologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang aspek batuan sebagai pembentuk kerak bumi. Secara khusus, petrologi
merupakan cabang dari ilmu geologi yang membahs dan meneliti batuan, baik
mengenai asal usulnya (petro ganesa), struktur, tekstur, mineralogi serta
penyebarannya. Petrologi adalah studi tentang batuan, asal mula kejadiannya,
terdapatnya serta penjelasan lingkungan pembentukannya. Disiplin ini akan
berhubungan dengan studi tentang mineral (mineralogi) dan bentuk-bentuk
Kristal dari mineral (kristalografi).
(Mustaghfirin, 2013).
Salah satu manfaat mempelajari Petrologi bagi dunia pertambangan adalah
untuk mengetahui seluk beluk tentang terjadinya batuan beku, batuan sedimen,
batuan metamorf, batuan karbonat dan batuan piroklasik, yang selanjutnya
dapat mengetahui potensi geologi suatu wilayah, yang telah disediakan oleh
Sang. Pencipta Dunia ini tanpa diminta, untuk dimanfaatkan demi kelangsungan
hidup manusia, dalam arti lain kita membaca  rahasia alam dengan segala
kekayaan yang terkandung di kulit Bumi ini (Hamzah, 2013).

1.2. Magma

Magma adalah suatu lelehan silikat bersuhu tinggi berada didalam


Litosfir, yang terdiri dari ion-ion yang bergerak bebas, hablur yang mengapung
didalamnya, serta mengandung sejumlah bahan berwujud gas. Lelehan
tersebut diperkirakan terbentuk pada kedalaman berkisar sekitaran 200
kilometer dibawah permukaan bumi, terdiri terutama dari unsur-unsur yang
kemudian membentuk mineral-mineral silikat. Magma yang mempunyai berat
jenis lebih ringan dari batuan sekelilingnya, akan berusaha untuk naik melaluin
rekahan-rekahan yang ada dalam litosfir hingga akhirnya mampu mencapai
permukaan bumi. Komposisi magma terdiri atas SiO 2, MnO, Al2O, CaO, Fe2O3,
TiO2, P2O3. Senyawa-senyawa tersebut bersifat non volatil dengan komposisi
99% dan sisanya 1% bersifat volatil dan unsur jejak.
Diferensiasi magma adalah proses penurunan temperatur magma yang
terjadi secara perlahan yang diikuti dengan terbentuknya mineral-mineral
seperti yang ditunjukkan dalam deret reaksi Bowen. Pada penurunan
temperatur magma maka mineral yang pertama kali yang akan terbentuk
adalah mineral Olivine, kemudian dilanjutkan dengan Pyroxene, Hornblende,
Biotite (deret tidak kontinu). Pada deret yang kontinu, pembentukan mineral
dimulai dengan terbentuknya mineral Ca-Plagioclase. Pada penurunan
temperatur selanjutnya akan terbentuk mineral K-Feldspar (orthoclase),
kemudian dilanjutkan oleh Muscovite dan diakhiri dengan terbentuknya mineral
kuarsa (quartz). Proses pembentukan mineral akibat proses diferensiasi magma
dikenal juga sebagai mineral pembentukan batuan (rock forming minerals).
*Sumber : http//ryokurniawan.blongspot.com, 2020
Gambar 1.1
Diferensiasi Magma

Pembentukan batuan yang berkomposisi ultrabasa, basa, intermediate,


dan asam dapat terjadi melalui proses diferensiasi magma. Pada tahap awal
penurunan temperatur magma, maka mineral-mineral yang akan terbentuk
untuk pertama kalinya adalah Olivine, Pyroxene dan Ca-plagioklas merupakan
mineral penyusun batuan ultra basa. Dengan terbentuknya mineral mineral ini
maka konsentrasi larutan magma akan semakin bersifat basa hingga
intermediate dan pada kondisi ini terbentuk mineral-mineral amphibole, biotite
dan plagioklas yang intermadiat (labradorite-andesine) yang merupakan mineral
pembentuk batuan Gabro (basa) dan Diorit (intermediate). (Noor, 2012)
1.3. Batuan

Batuan merupakan kumpulan-kumpulan atau agregat dari mineral yang


telah dalam keadaan mengeras atau membeku. Batuan juga dikenal sebagai
benda alam yang menjadi penyusun utama materi bumi. Berdasarkan penelitian
para ahli, diketahui bahwa pembentukan batuan memerlukan waktu hingga
jutaan tahun. Siklus batuan berawal dari terbentuknya batuan beku, pelapukan
batuan beku, pergerakan batuan, sedimentasi, metamorfosis dan pencairan
magma kembali. (Jevi Nugraha, 2020)

*Sumber: http//jagad.co.id, 2020

Gambar 1.2
Siklus Batuan
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah, 2013. Petrologi. Bab I (http://hamzahiya2.blogspot.com/2013/ 09/petrologi-


bab-i.html). Diakses pada tanggal 16 Oktober 2020 pada pukul 08:30 WITA.
Noor, Djauhar. 2012. Pengantar Geologi. Program Studi Teknik Geologi Fakultas
Teknik Universitas Pakuan: Bogor.
Nugraha, Jevi , 2020, Mengenal Jenis Batuan, Lengkap dengan Ciri-Ciri dan
Kegunaannya. Merdeka : Jawa Tengah.
Tim Asisten Praktikum Petrologi, 2016. Modul dan penuntun Praktikum Petrologi.
Universitas Lambung Mangkurat: Banjarbaru.
LAPORAN SEMENTARA
PETROLOGI

Nama : M. IQBAL
NIM : 1910813210001
Kelompok : I (Satu)
Asisten : 1. Muhammad Fikri (1610813110004)
2. Nelly Imita Maulistya (1610813120006)

LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Petrologi

Petrologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan geologi yang


mempelajari batuan pembentuk kulit bumi, mencakup aspek pemerian
(deskripsi) dan aspek genesa-interpretasi. Pengertian luas dari petrologi adalah
mempelajari batuan secara mata telanjang, secara optik/mikroskopis, secara
kimia dan radio isotop. Studi petrologi secara kimia sering disebut petrokimia
yang dapat dipandang sebagai bagian dari ilmu geokimia Aspek pemerian
antara lain meliputi warna, tekstur, struktur, komposisi, berat jenis, kekerasan,
kesarangan (porositas), kelulusan (permebilitas) dan klasifikasi atau penamaan
batuan. Aspek genesa – interpretasi mencakup tentang sumber asal (“source”)
hingga proses atau cara terbentuknya batuan. Batuan didefinisikan sebagai
semua bahan yang menyusun kerak (kulit) bumi dan merupakan suatu agregat
(kumpulan) mineral-mineral yang telah menghablur (mengkristal). Dalam arti
sempit, yang tidak termasuk batuan adalah tanah dan bahan lepas lainnya yang
merupakan hasil pelapukan kimia, fisis maupun biologis, serta proses erosi dari
batuan. Namun dalam arti luas tanah hasil pelapukan dan erosi tersebut
termasuk batuan.
Petrologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan geologi yang
mempelajari batuan-batuan pembentuk kulit bumi, mencakup aspek pemberian
nama (deskripsi) dan aspek genesa-interpretasi. Pengertian luas dari petrologi
adalah mempelajari batuan dengan menggunakan mata telanjang, optik/
mikroskopis, kimia dan radio isotop.Batuan, merupakan agregasi (kumpulan)
dari berbagai macam mineral ataupun mineral sejenis. Andesit (sering disebut
batu candi) tersusun oleh mineral-mineral plagioklas, piroksin, hornblende dan
sedikit kuarsa. Sedangkan marmer termasuk batuan metamorf yang oleh
mineral kalsit yang mengalami ubahan. Bagian terluar Bumi yang disebut litosfir
disusun oleh masa batuan padat yang keras dan kaku. Berdasarkan proses
pembentukannya batuan dikelompokkan menjadi tiga jenis batuan: yaitu batuan
beku (igneous rocks), batuan sediment (sedimentary rocks), dan batuan
metamorfosa/malihan (metamorphic rocks)
Aspek pemberian nama antara lain meliputi warna, tekstur, struktur,
komposisi, berat jenis, kekerasan, kesarangan (porositas), kelulusan
(permebilitas) dan klasifikasi atau penamaan batuan. Aspek genesa –
interpretasi mencakup tentang sumber asal (“source”) hingga  proses atau cara
terbentuknya batuan. Batuan didefinisikan sebagai semua bahan yang
menyusun kerak (kulit)bumi dan merupakan suatu agregat (kumpulan) mineral-
mineral yang telah menghablur (mengkristal). Dalam arti sempit, yang tidak
termasuk batuan adalah tanah dan bahan lepas lainnya yang merupakan hasil
pelapukan kimia, fisika maupun biologis, serta proses erosi dari batuan. Namun
dalam arti luas tanah hasil pelapukan dan erosi tersebut termasuk batuan.
1.2. Magma

Magma adalah suatu lelehan silikat bersuhu tinggi berada didalam


Litosfir, yang terdiri dari ion-ion yang bergerak bebas, hablur yang mengapung
didalamnya, serta mengandung sejumlah bahan berwujud gas. Lelehan
tersebut diperkirakan terbentuk pada kedalaman berkisar sekitaran 200
kilometer dibawah permukaan bumi, terdiri terutama dari unsur-unsur yang
kemudian membentuk mineral-mineral silikat. Magma yang mempunyai berat
jenis lebih ringan dari batuan sekelilingnya, akan berusaha untuk naik melaluin
rekahan-rekahan yang ada dalam litosfir hingga akhirnya mampu mencapai
permukaan bumi. Komposisi magma terdiri atas SiO 2, MnO, Al2O, CaO, Fe2O3,
TiO2, P2O3. Senyawa-senyawa tersebut bersifat non volatil dengan komposisi
99% dan sisanya 1% bersifat volatil dan unsur jejak.
Diferensiasi magma adalah proses penurunan temperatur magma yang
terjadi secara perlahan yang diikuti dengan terbentuknya mineral-mineral
seperti yang ditunjukkan dalam deret reaksi Bowen. Pada penurunan
temperatur magma maka mineral yang pertama kali yang akan terbentuk
adalah mineral Olivine, kemudian dilanjutkan dengan Pyroxene, Hornblende,
Biotite (deret tidak kontinu). Pada deret yang kontinu, pembentukan mineral
dimulai dengan terbentuknya mineral Ca-Plagioclase. Pada penurunan
temperatur selanjutnya akan terbentuk mineral K-Feldspar (orthoclase),
kemudian dilanjutkan oleh Muscovite dan diakhiri dengan terbentuknya mineral
kuarsa (quartz). Proses pembentukan mineral akibat proses diferensiasi magma
dikenal juga sebagai mineral pembentukan batuan (rock forming minerals).

*Sumber : http//ryokurniawan.blongspot.com, 2020


Gambar 1.1
Diferensiasi Magma

Pembentukan batuan yang berkomposisi ultrabasa, basa, intermediate,


dan asam dapat terjadi melalui proses diferensiasi magma. Pada tahap awal
penurunan temperatur magma, maka mineral-mineral yang akan terbentuk
untuk pertama kalinya adalah Olivine, Pyroxene dan Ca-plagioklas merupakan
mineral penyusun batuan ultra basa. Dengan terbentuknya mineral mineral ini
maka konsentrasi larutan magma akan semakin bersifat basa hingga
intermediate dan pada kondisi ini terbentuk mineral-mineral amphibole, biotite
dan plagioklas yang intermadiat (labradorite-andesine) yang merupakan mineral
pembentuk batuan Gabro (basa) dan Diorit (intermediate). (Noor, 2012)
1.3. Batuan

Batuan merupakan kumpulan-kumpulan atau agregat dari mineral yang


telah dalam keadaan mengeras atau membeku. Batuan juga dikenal sebagai
benda alam yang menjadi penyusun utama materi bumi. Berdasarkan penelitian
para ahli, diketahui bahwa pembentukan batuan memerlukan waktu hingga
jutaan tahun. Siklus batuan berawal dari terbentuknya batuan beku, pelapukan
batuan beku, pergerakan batuan, sedimentasi, metamorfosis dan pencairan
magma kembali. (Jevi Nugraha, 2020)

*Sumber: http//jagad.co.id, 2020

Gambar 1.2
Siklus Batuan
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah, 2013. Petrologi. Bab I (http://hamzahiya2.blogspot.com/2013/ 09/petrologi-


bab-i.html). Diakses pada tanggal 16 Oktober 2020 pada pukul 08:30 WITA.
Noor, Djauhar. 2012. Pengantar Geologi. Program Studi Teknik Geologi Fakultas
Teknik Universitas Pakuan: Bogor.
Nugraha, Jevi , 2020, Mengenal Jenis Batuan, Lengkap dengan Ciri-Ciri dan
Kegunaannya. Merdeka : Jawa Tengah.
Prastyo, Yuanita. 2015. Petrologi.(https://www.academia.edu/12090756/Petrologi).
Diakses pada tanggal 17 oktober 2020 pukul 01:55 WITA.
Tim Asisten Praktikum Petrologi, 2016. Modul dan penuntun Praktikum Petrologi.
Universitas Lambung Mangkurat: Banjarbaru.
LAPORAN SEMENTARA
PETROLOGI

Nama : Hika Aghitsna


NIM : 1910813320012
Kelompok : I (Satu)
Asisten : 1. Muhammad Fikri (1610813110004)
2. Nelly Imita Maulistya (1610813120006)

LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Petrologi

Petrologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari batuan pembentuk


kulit bumi, yang mencakup mengenai cara terjadinya, komposisi, klasifikasi
batuan dan hubungan dengan proses-proses dan sejarah geologinya. Batuan
didefinisikan sebagai semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan
suatu agregat (kumpulan) mineral-mineral yang telah menghablur. Tidak
termasuk batuan adalah tanah dan bahan lepas lainnya yang merupakan hasil
pelapukan kimia maupun mekanis serta proses erosi batuan.
Pendekatan utama pada ilmu ini adalah cara melihat komponen organik
dan anorganik secara mikroskopis keilmuan ini disebut dengan petrografi
batuan yang menekankan pada cara pemerian dan klasifikasi secara
sistematis batuan. Adapun manfaat petrologi dalam pertambangan adalah
identifikasi lapisan batu bara, penafsiran cekungan batu bara yang
berkaitan dengan lingkungan pengendapan, dan prediksi potensi pemanfaatan
batu bara serta eksplorasi minyak dan gas bumi. (Stach dkk, 1982)
Adapun Manfaat dan kegunaan petrologi dalam pertambangan sebagai
berikut:
1. Petrologi mempelajari tentang tekstur dan komposisi batuan, yang mana itu
berguna bagi pertambangan dalam melakukan pemanfaatan bahan galian
tersebut untuk dijadikan bahan yang diperlukan untuk industri-industri
lainnya.
2. Petrologi mempelajari tentang proses terbentuknya suatu batuan di alam.
Dalam pertambangan, mengetahui proses terbentuknya batuan membantu
untuk lebih mudah mencari keberadaannya di alam, sehingga saat
eksplorasinya bisa lebih efisien dan dapat meminimalisir dampak yang
ditimbulkan.
3. Petrologi mempelajari tentang kandungan-kandungan batuan, itu berguna
bagi perusahaan pertambangan dalam mengatasi dampak lingkungan yang
ditimbulkan dalam pengambilan batuan tersebut sehingga, lingkungan bekas
penambangan dapat dimanfaatkan kembali dan tidak mengancam
masyarakat sekitar.
1.2. Magma

Magma adalah suatu lelehan silikat bersuhu tinggi berada didalam


Litosfir, yang terdiri dari ion-ion yang bergerak bebas, hablur yang mengapung
didalamnya, serta mengandung sejumlah bahan berwujud gas. Lelehan
tersebut diperkirakan terbentuk pada kedalaman berkisar sekitaran 200
kilometer dibawah permukaan bumi, terdiri terutama dari unsur-unsur yang
kemudian membentuk mineral-mineral silikat. Magma yang mempunyai berat
jenis lebih ringan dari batuan sekelilingnya, akan berusaha untuk naik melaluin
rekahan-rekahan yang ada dalam litosfir hingga akhirnya mampu mencapai
permukaan bumi. Komposisi magma terdiri atas SiO 2, MnO, Al2O, CaO, Fe2O3,
TiO2, P2O3. Senyawa-senyawa tersebut bersifat non volatil dengan komposisi
99% dan sisanya 1% bersifat volatil dan unsur jejak.
Diferensiasi magma adalah proses penurunan temperatur magma yang
terjadi secara perlahan yang diikuti dengan terbentuknya mineral-mineral
seperti yang ditunjukkan dalam deret reaksi Bowen. Pada penurunan
temperatur magma maka mineral yang pertama kali yang akan terbentuk
adalah mineral Olivine, kemudian dilanjutkan dengan Pyroxene, Hornblende,
Biotite (deret tidak kontinu). Pada deret yang kontinu, pembentukan mineral
dimulai dengan terbentuknya mineral Ca-Plagioclase. Pada penurunan
temperatur selanjutnya akan terbentuk mineral K-Feldspar (orthoclase),
kemudian dilanjutkan oleh Muscovite dan diakhiri dengan terbentuknya mineral
kuarsa (quartz). Proses pembentukan mineral akibat proses diferensiasi magma
dikenal juga sebagai mineral pembentukan batuan (rock forming minerals).
*Sumber : http//ryokurniawan.blongspot.com, 2020
Gambar 1.1
Diferensiasi Magma

Pembentukan batuan yang berkomposisi ultrabasa, basa, intermediate,


dan asam dapat terjadi melalui proses diferensiasi magma. Pada tahap awal
penurunan temperatur magma, maka mineral-mineral yang akan terbentuk
untuk pertama kalinya adalah Olivine, Pyroxene dan Ca-plagioklas merupakan
mineral penyusun batuan ultra basa. Dengan terbentuknya mineral mineral ini
maka konsentrasi larutan magma akan semakin bersifat basa hingga
intermediate dan pada kondisi ini terbentuk mineral-mineral amphibole, biotite
dan plagioklas yang intermadiat (labradorite-andesine) yang merupakan mineral
pembentuk batuan Gabro (basa) dan Diorit (intermediate). (Noor, 2012)
1.3. Batuan

Batuan merupakan kumpulan-kumpulan atau agregat dari mineral yang


telah dalam keadaan mengeras atau membeku. Batuan juga dikenal sebagai
benda alam yang menjadi penyusun utama materi bumi. Berdasarkan penelitian
para ahli, diketahui bahwa pembentukan batuan memerlukan waktu hingga
jutaan tahun. Siklus batuan berawal dari terbentuknya batuan beku, pelapukan
batuan beku, pergerakan batuan, sedimentasi, metamorfosis dan pencairan
magma kembali. (Jevi Nugraha, 2020)

*Sumber: http//jagad.co.id, 2020

Gambar 1.2
Siklus Batuan
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah, 2013. Petrologi. Bab I (http://hamzahiya2.blogspot.com/2013/ 09/petrologi-


bab-i.html). Diakses pada tanggal 16 Oktober 2020 pada pukul 08:30 WITA.
Noor, Djauhar. 2012. Pengantar Geologi. Program Studi Teknik Geologi Fakultas
Teknik Universitas Pakuan: Bogor.
Nugraha, Jevi , 2020, Mengenal Jenis Batuan, Lengkap dengan Ciri-Ciri dan
Kegunaannya. Merdeka : Jawa Tengah.
Tim Asisten Praktikum Petrologi, 2016. Modul dan penuntun Praktikum Petrologi.
Universitas Lambung Mangkurat: Banjarbaru.
.
LAPORAN SEMENTARA
PETROLOGI

Nama : Muhamad Faizal


NIM : 1910813210006
Kelompok : I (Satu)
Asisten : 1. Muhammad Fikri (1610813110004)
2. Nelly Imita Maulistya (1610813120006)

LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Petrologi

Petrologi adalah ilmu yang membahas proses pembentukan batuan,


termasuk bahasan tentang struktur, tekstur, komposisi mineral, kandungan fosil,
umur, dan evolusi yang terjadi terhadap batuan tersebut. Sedangkan batuan
didefinisikan sebagai agregat satu atau beberapa mineral (anorganik) dan
material organik yang terjadi secara alamiah dan menyusun lapisan kulit bumi.
tanah dan bahan lepas lainnya yang merupakan hasil pelapukan kimia maupun
mekanis serta proses erosi batuan tidak termasuk dalam batuan.
Pengertian luas dari petrologi adalah mempelajari batuan dengan
menggunakan mata telanjang, optik/ mikroskopis, kimia dan radio
isotop.Batuan, merupakan agregasi (kumpulan) dari berbagai macam mineral
ataupun mineral sejenis. Andesit (sering disebut batu candi) tersusun oleh
mineral-mineral plagioklas, piroksin, hornblende dan sedikit kuarsa. Sedangkan
marmer termasuk batuan metamorf yang oleh mineral kalsit yang mengalami
ubahan. Bagian terluar Bumi yang disebut litosfir disusun oleh masa batuan
padat yang keras dan kaku. Berdasarkan proses pembentukannya batuan
dikelompokkan menjadi tiga jenis batuan: yaitu batuan beku, batuan sedimen
dan batuan metamorf
Dalam dunia pertambangan, kita akan terus berhubungan dengan mineral
dan batuan itu sendiri. oleh karena itu sangat penting bagi kita sebagai
mahasiswa jurusan pertambangan untuk petrologi, yang akan membantu kita
dalam melihat segala aspek yang berhubungan dengan mineral dan batuan
yang akan kita tambang. (Bestari Larasati, 2020)

1.2. Magma

Magma adalah suatu lelehan silikat bersuhu tinggi berada didalam


Litosfir, yang terdiri dari ion-ion yang bergerak bebas, hablur yang mengapung
didalamnya, serta mengandung sejumlah bahan berwujud gas. Lelehan
tersebut diperkirakan terbentuk pada kedalaman berkisar sekitaran 200
kilometer dibawah permukaan bumi, terdiri terutama dari unsur-unsur yang
kemudian membentuk mineral-mineral silikat. Magma yang mempunyai berat
jenis lebih ringan dari batuan sekelilingnya, akan berusaha untuk naik melaluin
rekahan-rekahan yang ada dalam litosfir hingga akhirnya mampu mencapai
permukaan bumi. Komposisi magma terdiri atas SiO 2, MnO, Al2O, CaO, Fe2O3,
TiO2, P2O3. Senyawa-senyawa tersebut bersifat non volatil dengan komposisi
99% dan sisanya 1% bersifat volatil dan unsur jejak.
Diferensiasi magma adalah proses penurunan temperatur magma yang
terjadi secara perlahan yang diikuti dengan terbentuknya mineral-mineral
seperti yang ditunjukkan dalam deret reaksi Bowen. Pada penurunan
temperatur magma maka mineral yang pertama kali yang akan terbentuk
adalah mineral Olivine, kemudian dilanjutkan dengan Pyroxene, Hornblende,
Biotite (deret tidak kontinu). Pada deret yang kontinu, pembentukan mineral
dimulai dengan terbentuknya mineral Ca-Plagioclase. Pada penurunan
temperatur selanjutnya akan terbentuk mineral K-Feldspar (orthoclase),
kemudian dilanjutkan oleh Muscovite dan diakhiri dengan terbentuknya mineral
kuarsa (quartz). Proses pembentukan mineral akibat proses diferensiasi magma
dikenal juga sebagai mineral pembentukan batuan (rock forming minerals).

*Sumber : http//ryokurniawan.blongspot.com, 2020


Gambar 1.1
Diferensiasi Magma

Pembentukan batuan yang berkomposisi ultrabasa, basa, intermediate,


dan asam dapat terjadi melalui proses diferensiasi magma. Pada tahap awal
penurunan temperatur magma, maka mineral-mineral yang akan terbentuk untuk
pertama kalinya adalah Olivine, Pyroxene dan Ca-plagioklas merupakan mineral
penyusun batuan ultra basa. Dengan terbentuknya mineral mineral ini maka
konsentrasi larutan magma akan semakin bersifat basa hingga intermediate dan
pada kondisi ini terbentuk mineral-mineral amphibole, biotite dan plagioklas yang
intermadiat (labradorite-andesine) yang merupakan mineral pembentuk batuan
Gabro (basa) dan Diorit (intermediate). (Noor, 2012)

1.3. Batuan

Batuan merupakan kumpulan-kumpulan atau agregat dari mineral yang


telah dalam keadaan mengeras atau membeku. Batuan juga dikenal sebagai
benda alam yang menjadi penyusun utama materi bumi. Berdasarkan penelitian
para ahli, diketahui bahwa pembentukan batuan memerlukan waktu hingga
jutaan tahun. Siklus batuan berawal dari terbentuknya batuan beku, pelapukan
batuan beku, pergerakan batuan, sedimentasi, metamorfosis dan pencairan
magma kembali. (Jevi Nugraha, 2020)

*Sumber: http//jagad.co.id, 2020

Gambar 1.2
Siklus Batuan

DAFTAR PUSTAKA
Bestari. 2020. Petrologi. (httpa://www.academia.edu/25852321/Mineralogi_dan
_petrologi). Diakses pada tanggal 17 Oktober 2020 pukul 14:43 WITA.
Hamzah, 2013. Petrologi. Bab I (http://hamzahiya2.blogspot.com/2013/ 09/petrologi-
bab-i.html). Diakses pada tanggal 16 Oktober 2020 pada pukul 08:30 WITA.
Noor, Djauhar. 2012. Pengantar Geologi. Program Studi Teknik Geologi Fakultas
Teknik Universitas Pakuan: Bogor.
Nugraha, Jevi , 2020, Mengenal Jenis Batuan, Lengkap dengan Ciri-Ciri dan
Kegunaannya. Merdeka : Jawa Tengah.
Tim Asisten Praktikum Petrologi, 2016. Modul dan penuntun Praktikum Petrologi.
Universitas Lambung Mangkurat: Banjarbaru.

LAPORAN SEMENTARA
PETROLOGI
Nama : Akbar Arni
NIM : 1910813210007
Kelompok : I (Satu)
Asisten : 1. Muhammad Fikri (1610813110004)
2. Nelly Imita Maulistya (1610813120006)

LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Petrologi

Petrologi berasal dari kata petra yang diartikan sebagai batu dan logos
yang berarti ilmu. Petrologi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang
mempelajari batuan serta kondisi pembentukannya. Secara umum, petrologi
merupakan cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang genesa (struktur,
tekstur, mineralogi, penyebarannya, klasifikasi, dan tata penamaan batuan).
Petrologi merupakan salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari batuan
pembentuk kulit bumi, mencakup aspek pemerian (deskripsi) dan aspek genesa-
interpretasi. Pengertian luas dari petrologi adalah mempelajari batuan secara
mata telanjang, secara optik atau mikroskopis, secara kimia, dan radio isotop.
Studi petrologi dibatasi secara megaskopis saja. Aspek pemerian antara lain
meliputi warna, tekstur, struktur, komposisi, berat jenis, kekerasan, kesarangan
(porositas), kelulusan (permeabilitas) dan klasifikasi atau penamaan batuan.
Sedangkan aspek genesa-interpretasi mencakup tentang sumber asal hingga
proses atau cara terbentuknya batuan.
Petrologi yang mempelajari aspek tentang batuan penyusun kulit bumi
juga mencakup tentang :
1. Genesa batuan
2. Komposisi mineral batuan
3. Asal dari suatu klasifikasi batuan
4. Hubungan dengan proses geologi
5. Hubungan dengan sejarah geologi
6. Penyusun dari isi bumi, terutama batuan.
(Frianto, 2009).

Adapun Manfaat dan kegunaan petrologi dalam pertambangan sebagai


berikut:
1. Petrologi mempelajari tentang proses terbentuknya suatu batuan di alam.
Dalam pertambangan, mengetahui proses terbentuknya batuan membantu
untuk lebih mudah mencari keberadaannya batuan yang ingin digali di alam,
sehingga saat eksplorasinya bisa lebih efisien dan dapat meminimalisir
dampak yang ditimbulkan.
2. Petrologi mempelajari tentang kandungan-kandungan kimia batuan yang
telah ditemukan ataupun batuan yang mau diteliti, itu berguna bagi
perusahaan pertambangan dalam mengatasi dampak lingkungan yang
ditimbulkan dalam pengambilan batuan tersebut sehingga, lingkungan bekas
penambangan dapat dimanfaatkan kembali dan tidak merusak lingkungan
dan alam sekitar.
1.2. Magma

Magma adalah suatu lelehan silikat bersuhu tinggi berada didalam


Litosfir, yang terdiri dari ion-ion yang bergerak bebas, hablur yang mengapung
didalamnya, serta mengandung sejumlah bahan berwujud gas. Lelehan
tersebut diperkirakan terbentuk pada kedalaman berkisar sekitaran 200
kilometer dibawah permukaan bumi, terdiri terutama dari unsur-unsur yang
kemudian membentuk mineral-mineral silikat. Magma yang mempunyai berat
jenis lebih ringan dari batuan sekelilingnya, akan berusaha untuk naik melaluin
rekahan-rekahan yang ada dalam litosfir hingga akhirnya mampu mencapai
permukaan bumi. Komposisi magma terdiri atas SiO 2, MnO, Al2O, CaO, Fe2O3,
TiO2, P2O3. Senyawa-senyawa tersebut bersifat non volatil dengan komposisi
99% dan sisanya 1% bersifat volatil dan unsur jejak.
Diferensiasi magma adalah proses penurunan temperatur magma yang
terjadi secara perlahan yang diikuti dengan terbentuknya mineral-mineral
seperti yang ditunjukkan dalam deret reaksi Bowen. Pada penurunan
temperatur magma maka mineral yang pertama kali yang akan terbentuk
adalah mineral Olivine, kemudian dilanjutkan dengan Pyroxene, Hornblende,
Biotite (deret tidak kontinu). Pada deret yang kontinu, pembentukan mineral
dimulai dengan terbentuknya mineral Ca-Plagioclase. Pada penurunan
temperatur selanjutnya akan terbentuk mineral K-Feldspar (orthoclase),
kemudian dilanjutkan oleh Muscovite dan diakhiri dengan terbentuknya mineral
kuarsa (quartz). Proses pembentukan mineral akibat proses diferensiasi magma
dikenal juga sebagai mineral pembentukan batuan (rock forming minerals).
*Sumber : http//ryokurniawan.blongspot.com, 2020
Gambar 1.1
Diferensiasi Magma

Pembentukan batuan yang berkomposisi ultrabasa, basa, intermediate,


dan asam dapat terjadi melalui proses diferensiasi magma. Pada tahap awal
penurunan temperatur magma, maka mineral-mineral yang akan terbentuk
untuk pertama kalinya adalah Olivine, Pyroxene dan Ca-plagioklas merupakan
mineral penyusun batuan ultra basa. Dengan terbentuknya mineral mineral ini
maka konsentrasi larutan magma akan semakin bersifat basa hingga
intermediate dan pada kondisi ini terbentuk mineral-mineral amphibole, biotite
dan plagioklas yang intermadiat (labradorite-andesine) yang merupakan mineral
pembentuk batuan Gabro (basa) dan Diorit (intermediate). (Noor, 2012)

1.3. Batuan
Batuan merupakan kumpulan-kumpulan atau agregat dari mineral
yang telah dalam keadaan mengeras atau membeku. Batuan juga dikenal
sebagai benda alam yang menjadi penyusun utama materi bumi. Berdasarkan
penelitian para ahli, diketahui bahwa pembentukan batuan memerlukan waktu
hingga jutaan tahun. Siklus batuan berawal dari terbentuknya batuan beku,
pelapukan batuan beku, pergerakan batuan, sedimentasi, metamorfosis dan
pencairan magma kembali. (Jevi Nugraha, 2020)

*Sumber: http//jagad.co.id, 2020

Gambar 1.2
Siklus Batuan

.
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah, 2013. Petrologi. Bab I (http://hamzahiya2.blogspot.com/2013/ 09/petrologi-
bab-i.html). Diakses pada tanggal 16 Oktober 2020 pada pukul 08:30 WITA.
Noor, Djauhar. 2012. Pengantar Geologi. Program Studi Teknik Geologi Fakultas
Teknik Universitas Pakuan: Bogor.
Nugraha, Jevi , 2020, Mengenal Jenis Batuan, Lengkap dengan Ciri-Ciri dan
Kegunaannya. Merdeka : Jawa Tengah.
Tim Asisten Praktikum Petrologi, 2016. Modul dan penuntun Praktikum Petrologi.
Universitas Lambung Mangkurat: Banjarbaru.

Anda mungkin juga menyukai