Anda di halaman 1dari 36

RENCANA KERJA DAN

SYARAT-SYARAT TEKNIS
Pembangunan Unit Sekolah Baru SDN JABUNGAN
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS (RKS TEKNIS)

Spesifikasi teknis pelaksanaan pembangunan ini harus dilaksanakan sesuai gambar yang telah
ditetapkan dengan syarat teknis sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal di bawah ini :

1. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan terletak di SDN Jabungan Kecamatan Banyumanik di atas tanah Pemerintah
Kota Semarang. Lokasi tersebut akan ditinjau bersama-sama pada waktu rapat penjelasan
pekerjaan nanti.

2. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan fisik dimulai, Penyedia Jasa terlebih dahulu melakukan
segala persiapan yang dapat membantu atau mendukung kelancaran pekerjaan sehingga
tidak akan terjadi hambatan-hambatan yang dapat mengganggu pelaksanaan proyek.
b. Persiapan-persiapan dimaksud antara lain:
b.1Pengecekan bentuk/ situasi halaman dan pengukuran dimana pekerjaan tersebut akan
dilaksanakan, tempat pekerjaan diserahkan kepada Penyedia Barang/ Jasa dalam
keadaan seperti pada waktu penjelasan di lapangan
b.2Mengurus izin perbaikan bangunan (bila diperlukan) ke Kantor Dinas Tata Kota
Pemerintah Daerah setempat
b.3Penyedia Jasa harus minta ijin pada Pemberi Tugas untuk memulai pekerjaan dan
mengurus/ menyelesaikan izin dari penghuni / tetangga yang berbatasan dengan lokasi
pekerjaan
b.4Membersihkan dan meratakan halaman pekerjaan, termasuk membongkar bangunan
lama dan tanaman yang tidak diperlukan serta mengganggu lahan kerja.
b.5Membuat pagar darurat dan memasang lampu penerangan untuk pengamanan lokasi
proyek, bila diperlukan:
1) Bahan pagar terdiri dari seng gelombang dengan tiang dan rangka dari kayu
meranti atau kayu sejenis yang cukup kuat dan tahan lama selama berlangsungnya
pelaksanaan proyek.
2) Tinggi pagar minimum 2.00 m dengan tiang dari kayu ukuran 6/12 – jarak 2,50 m
serta rangka dari kayu kaso 5/7
3) Konstruksi pagar harus dibuat cukup kokoh dan tahan terhadap hembusan angin
maupun pengaruh cuaca serta harus dicat/ dilabur seperlunya, terlebih-lebih pada
bagian tiang/ kayu yang tertanam dalam tanah harus dilabur dengan tir/ residu
b.6Mendirikan Direksikeet, los kerja dan gudang atau sewa ruang yang dapat melindungi baik
para pekerja maupun bahan bangunan dari pada cuaca buruk di lokasi proyek
Penyedia Jasa diharuskan mendirikan bangunan sementara untuk direksi (direksikeet)
dengan ukuran sesuai kebutuhan atau sewa tempat atas pembiayaan Penyedia Jasa.

1
Bangunan direksikeet didirikan dengan bahan-bahan:
1) Dinding papan atau kayu lapis
2) Lantai papan atau pasangan bata merah diplester
3) Langit-langit kayu lapis/ tripleks
4) Rangka kayu meranti atau kayu sejenisnya
5) Atap seng gelombang
6) Dilengkapi pintu/ ventilasi dan lampu penerangaan secukupnya
Tata ruang direksikeet minimal terdiri dari:
1) Ruang kerja, ruang gambar minimal ukuran 2,50 x 3,00 m²
2) Ruang tamu, minimal ukuran 2,50 x 3,00 m¹
3) kamar kecil ukuran 2,00 x 1,50 m¹
Ruangan direksikeet harus pula dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut:
1) Satu lemari sederhana berukuran kecil yang dapat dikunci
2) Satu meja tulis + 2 kursi sederhana
3) Satu stel meja tamu + 4 kursi sederhana
Apabila proyek sudah selesai atau bangunan sudah tidak diperlukan lagi, maka
Penyedia Jasa atas petunjuk direksi harus membongkar serta mengangkut barang-
barang bekas bangunan direksikeet tersebut keluar lokasi proyek.
b.7Memasang papan nama proyek dengan redaksi sesuai dengan normalisasi dari Pemberi
Tugas.
b.8Penjagaan dan Penerangan
1) Penyedia Jasa harus mengurus penjagaan di luar jam kerja dalam kompleks
termasuk bangunan yang sedang dikerjakan, gudang dan lain-lain
2) Untuk kepentingan keamanan dan penjagaan perlu diadakan penerangan/ lampu
pada tempat tertentu.
3) Penyedia Jasa bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan dan alat-alat lain yang
disimpan di gudang dan halaman pekerjaan, apabila terjadi kebakaran dan
pencurian, Penyedia Jasa harus segera mendatangkan gantinya untuk kelancaran
pekerjaan.
4) Penyedia Jasa harus menjaga agar jangan terjadi kebakaran atau sabotase
ditempat pekerjaan, alat-alat pemadam kebakaran atau alat bantu lainnya untuk
keperluan yang sama harus selalu berada di tempat pekerjaan.
5) Segala resiko dan segala kemungkinan kebakaran yang menimbulkan kerugian-
kerugian dalam pelaksanaan pekerjaan dan bahan-bahan material juga gudang dan
lain-lain, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/ Jasa.
b.9Asuransi
1) Penyedia Jasa diwajibkan mengasuransikan tenaga kerjanya (Astek/ Jamsostek).
2) Penggunaan asuransi harus sepengetahuan Direksi Lapangan/ Pemberi Tugas.
3) Penggunaan asuransi dilakukan sebelum memulai pekerjaan sampai selesai
pekerjaan.
4) Persyaratan-persyaratan asuransi harus dipenuhi oleh Penyedia Jasa dan wajib
dilaksanakan.

2
b.10 Keselamatan Kerja
1) Bilamana terjadi kebakaran, Penyedia Jasa harus segera mengambil tindakan dan
segera memberitahukan kepada Direksi Lapangan.
2) Penyedia Jasa harus memenuhi/ mentaati peraturan-peraturan tentang perawatan
korban dan keluarganya.
3) Penyedia Jasa harus menyediakan obat-obatan yang tersusun menurut syarat-
syarat Palang Merah Indonesia dan setiap kali habis harus dilengkapi lagi.
4) Penyedia Jasa diwajibkan mentaati Undang-Undang Tenaga Kerja dan segera
mengurus Astek/ Jamsostek setelah SPMK diterbitkan.
b.11 Pekerjaan Lain-Lain
Sesuai petunjuk Direksi Lapangan, jika terdapat pekerjaan yang belum disyaratkan
dalam pekerjaan persiapan, maka Penyedia Jasa wajib melaksanakan atas biaya
sendiri.
c. Sarana Pekerjaan
Untuk kelancaran pekerjaan pelaksanaan di lapangan Penyedia Jasa harus menyediakan :
c.1. Tenaga Pelaksana yang selalu ada di lapangan tenaga kerja yang trampil dan cukup
jumlahnya dengan kapasitas yang memadahi dengan pengalaman untuk pekerjaan
bangunan sipil dan bangunan gedung.
c.2. Bahan-bahan bangunan harus tersedia di lapangan dengan jumlah yang cukup dan
kualitas sesuai dengan spesifikasi teknis.
c.3. Disamping peralatan administrasi proyek dan peralatan kecil yang lazim digunakan para
tukang/ pekerja, Penyedia Jasa diharuskan menyediakan peralatan-peralatan penting di
lokasi proyek sesuai dengan sifat pekerjaan yang dilaksanakan, dalam keadaan baik
dan siap pakai
Peralatan-peralatan dimaksud minimal terdiri dari :
1) 1 (satu) unit beton mollen
2) 1 (satu) unit lengkap alat bantu perancah/ steiger
3) 1 (satu) unit alat ukur/ waterpas
4) 1 (satu) unit alat pemadat tanah/ stamper
5) 3 (Tiga) unit tabung alat pemadam kebakaran kapasitas 5 Lt.
6) 1 (satu) unit kendaraan roda empat/ pick up
d. Tempat Titik Duga Dan Ukuran
d.1. Titik duga /level ± 0.00 pada masing masing bangunan sesuai kondisi awal atau
ditentukan kemudian dilapangan.
d.2. Bilamana terdapat perbedaan ukuran atau ketidak sesuaian antara :
1) Gambar rencana dan detail, maka yang mengikat adalah gambar yang skalanya
lebih besar.
2) Gambar dengan uraian syarat teknis, maka yang berlaku adalah syarat teknis atau
petunjuk/penjelasan dari Pengguna Anggaran.
3) Bila pada gambar tergambar, sedang dalam syarat teknis tidak ada, maka gambar
tersebut yang mengikat.
4) Bilamana dalam uraian teknis disebutkan, sedang dalam gambar tidak digambar
maka yang mengikat adalah syarat teknis, meskipun demikian hal-hal tersebut

3
diatas harus diberitahukan kepada Pengguna Anggaran atau mendapat persetujuan
sebelum dilaksanakan.

e. Peraturan Teknis Pembangunan Yang Digunakan


e.1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ada ketentuan lain dalam Rencana Kerja
dan Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini
termasuk segala perubahan dan tambahannya:
1) Peraturan Beton bertulang Indonesia 19 - '89 dan atau Pedoman Beton Indonesia
1989 (PBI 1989).
2) Peraturan umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
3) Paku dan kawat paku ; SNI 03-0323-1989
4) Agregat beton : SNI 03-1750-1990
5) Pasir untuk adukan dan beton : SNI 03-0394-1989
6) Peraturan Semen Portland Indonesia SNI. No. 08.
7) Peraturan Umum tentang pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 dan PLN
setempat.
8) Spesifikasi bahan bangunan bagian A : SK SNI S-04-1989-F
9) Genteng Keramik: SNI 03 – 2095 - 1991
10) Kayu untuk bahan bangunan : SNI 03-2445-1991
11) Mutu Kayu bangunan : SNI 03-3527-1994
12) Tata cara pengecatan bangunan : SNI 03-2407-1991
13) Tata cara pengecatan tembok dengan cat emulsion : SNI 03-2410-1991
14) Tata cara pengerjaan asbes semen untuk langit-langit rumah ; SNI 03-2839-1992
15) Peraturan Batu Merah sebagai bahan bangunan.
16) Peraturan muatan Indonesia.

e.2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 tersebut diatas berlaku dan mengikat
pula.
1) Gambar Bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh
Pemberi Tugas termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan oleh
Penyedia Jasa dan sudah disahkan/ disetujui Direksi.
2) Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
3) Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
4) Berita Acara Pemilihan Penyedia Jasa
5) Surat Keputusan Pemberi Tugas tentang penunjukan Penyedia Jasa.
6) Kontrak/ Surat Perjanjian Kerja/ Perjanjian Kerja Sama
7) Surat Perintah Mulai Kerja (S.P.M.K.).
8) Surat Penawaran dan lampiran-lampirannya.
9) Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui Direksi
Lapangan.

4
3. PERSYARATAN UMUM BAHAN DAN PELAKSANAAN

a. Persyaratan Umum Bahan


a.1. Yang disebut dengan bahan bangunan adalah semua bahan-bahan yang digunakan
dalam pelaksanaan sebagaimana tertera dalam uraian pekerjaan dan persyaratan
pelaksanaan ini serta gambar kerja.
a.2. Semua bahan bangunan harus berkualitas baik dan sesuai dengan syarat-syarat yang
tercantum dalam PUBI 1982, PBI 1971, SKSNI-T15-1991-0,3 AV, SII, NI-2-1971, PTC,
AUWI, AVE, PKKI, ASHTO, BSI dan MPBJ serta buku-buku Petunjuk Pelaksanaan ke-
Cipta Karyaan.
a.3. Penyedia Barang/ Jasa harus membuat gambar-gambar detail pelaksanaan (Shop
Drawing) yang dikirimkan kepada Direksi, contoh-contoh bahan bangunan termasuk
warna, bentuk yang akan dipakai sebelum pelaksanaan untuk diperiksa dan disetujui.
a.4. Contoh-contoh harus sesuai dengan macam dan kualitas keadaan barang-barang
yang dimaksud dan direksi berhak untuk meminta keterangan selengkap-lengkapnya
tentang bahan tersebut.
a.5. Penggunaan bahan yang belum tertuang dalam Pasal ini agar menyesuaikan
penggunaannya, sesuai uraian pasal-pasal berikut ini dan sesuai gambar serta dapat
persetujuan dari Direksi Lapangan.
1) Penggunaan bahan-bahan perlengkapan yang tidak sesuai dengan syarat-syarat
bahan tersebut akan ditolak atau dikeluarkan atas perintah Direksi setelah 2 x 24
jam dengan segala resiko oleh Penyedia Jasa.
2) Apabila dibutuhkan pemeriksaan laboratorium atas bahan, maka biaya
pemeriksaan ditanggung oleh Penyedia Jasa.

b. Merk Pembuatan Bahan


b.1. Semua merk pembuatan atau merk dagang dalam uraian pekerjaan & persyaratan
Pelaksanaan teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas dan tidak
diartikan sebagai suatu yang mengikat, kecuali bila ditentukan lain.
b.2. Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai dengan yang
tercantum dalam Gambar, memenuhi standard spesifikasi bahan tersebut.
b.3. Dalam pelaksanaanya, setiap bahan/material dan komponen jadi keluaran pabrik
harus di bawah pengawasan / supervisi Tenaga Ahli yang ditunjuk.
b.4. Direksi Lapangan berhak menunjuk Tenaga Ahli yang ditunjuk Pabrik dan/atau
Supplier yang bersangkutan tersebut sebagai pelaksana
b.5. Diisyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang yang diperkenankan
untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini, kecuali ada
ketentuan lain yang disetujui Direksi / Konsultan Pengawas.
b.6. Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui secara tertulis oleh Direksi Lapangan /
Perencana.
b.7. Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Direksi Lapangan /
Perencana sebanyak empat buah dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan
standard of appearence.

5
b.8. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah dua minggu setelah SPMK
turun.

c. Contoh Bahan / Material & Komponen Jadi


c.1. Untuk detail-detail hubungan tertentu, Penyedia Jasa diwajibkan membuat komponen
jadi (mock up) yang harus diperlihatkan kepada Direksi Lapangan/ Perencana untuk
mendapat persetujuan.
c.2. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji sesuai dengan standard yang
berlaku

d. Koordinasi Pelaksanaan
Penunjukan Supplier dan/atau Sub Penyedia Jasa harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi Lapangan.
d.1. Penyedia Jasa wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk Direksi /
Konsultan Pengawas / Perencana dengan Penyedia Jasa bawahan atau Supplier
bahan
d.2. Supplier wajib hadir mendampingi Direksi / Konsultan Pengawas / Perencana di
lapangan untuk pekerjaan tertentu atau khusus sesuai instruksi Pabrik

e. Persyaratan Pekerjaan
e.1. Penyedia Jasa wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan
syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang
dipergunakan sesuai dengan uraian Pekerjaan & Persyaratan Pelaksanaan Teknis
dan / atau khusus sesuai instruksi Pabrik
e.2. Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di Lapangan, Penyedia Jasa wajib
memperhatikan dan melakukan koordinasi kerja terkait pekerjaan lain antara lain
pekerjaan Struktur, Arsitektur, Elektrikal dan Lansekap dan mendapat ijin tertulis dari
Direksi Lapangan.

f. Pelaksanaan Pekerjaan
f.1. Semua ukuran dan posisi termasuk pemasangan patok-patok di Lapangan harus tepat
sesuai Gambar Kerja jika diperlukan dibuat shop drawing yang telah mendapat
persetujuan Direksi Lapangan.
f.2. Kemiringan yang dibuat harus cukup untuk mengalirkan air hujan menuju ke selokan
yang ada di sekitarnya serta mengikuti persyaratan-persyaratan yang tertera di dalam
Gambar Kerja. Tidak dibenarkan adanya genangan air.
f.3. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa wajib meneliti Gambar Kerja
dan melakukan pengukuran kondisi lapangan.
f.4. Setiap bagian dari pekerjaan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi
Lapangan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tersebut.
f.5. Semua pekerjaan yang sudah selesai terpasang, apabila perlu harus dilindungi dari
kemungkinan cacat yang disebabkan oleh pekerjaan lain.

6
f.6. Penyedia Jasa tidak boleh menclaim sebagai pekerjaan tambah bila terjadi Kerusakan
suatu pekerjaan akibat keteledoran Penyedia Jasa dan Penyedia Jasa harus
memperbaikinya sesuai dengan keadaan semula.
f.7. Memperbaiki suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan persyaratan yang berlaku/
Gambar pelaksanaan atau Dokumen Kontrak.
f.8. Semua pengujian bahan, pembuatan atau pelaksanaan di Lapangan harus
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa.

g. Pekerjaan Pembongkaran & Perbaikan Kembali


g.1. Penyedia Jasa harus sudah memperhitungkan segala kondisi yang ada / existing di
Lapangan yang meliputi dan tidak terbatas pada Saluran Drainase, Pipa Air Bersih,
Pipa lainnya yang masih berfungi dan kabel bawah tanah apabila ada.
g.2. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan pombongkaran untuk
pekerjaan lain, maka Penyedia Jasa diwajibkan memperbaiki kembali atau
menyelesaikan pekerjaan tersebut sebaik mungkin tanpa mengganggu sistem yang
ada. Dalam kasus ini, Penyedia Jasa konstruksi tidak dapat menclaim sebagai
pekerjaan tambah.
g.3. Penyedia Jasa wajib melapor kepada Direksi Lapangan sebelum melakukan
pembongkaran / pemindahan segala sesuatu yang ada di Lapangan.

h. Penggunaan Air Kerja


h.1. Untuk keperluan air kerja selama pelaksanaan proyek, Penyedia Jasa harus
mempersiapkan/ menyediakan air yang cukup bersih berupa air tanah, air sumur gali/
sumur pompa atau air ledeng yang tidak banyak menganduing unsur-unsur asam
maupun garam serta zat-zat kimia dan kotoran lainnya dengan kadar yang berlebihan,
sehingga air tersebut tidak akan mengurangi/ merusak mutu konstruksi yang
dihasilkan.
h.2. Air laut dan air sungai yang mengandung kadar asam cukup tinggi tidak boleh
digunakan dalam proyek ini (untuk pekerjaan adukan).
h.3. Segala sesuatu yang ada sangkutannya dengan masalah pemakaian air sebagai
bahan bangunan terlebih dahulu harus mendapat izin Direksi

4. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang dilaksanakan pada pekerjaan Penyusunan DED Unit Sekolah Baru (USB) SDN
Jabungan Kecamatan Banyumanik meliputi
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pembangunan Gedung
c. Penataan halaman depan (pagar, gapura, perkerasan halaman dan tata hijau)
termasuk segala kegiatan atau jenis pekerjaan yang diperlukan dan yang menunjang
terselenggaranya pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas, sehingga dapat berjalan dengan baik,
tertib dan lancar serta memenuhi peraturan dan persyaratan yang diminta.

7
5. GAMBAR PELAKSANAAN
a. Kepada Penyedia Jasa yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas akan diberikan gambar-gambar
untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk R.K.S. beserta perubahan-perubahannya.
b. Gambar-gambar dimaksud seperti tertera dalam buku Gambar Perencanaan yang telah
disetujui oleh Pemberi Tugas.

6. PEMBERSIHAN HALAMAN PROYEK


a. Dalam rangka persiapan pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus membersihkan
lapangan pekerjaan dari segala benda yang dapat mengganggu kelancaran kerja serta dapat
melemahkan/ merusak kualitas konstruksi bangunan.
b. Apabila di atas lahan proyek terdapat bangunan lama yang sudah tidak diperlukan lagi serta
dapat mengganggu/ menghalangi jalannya pekerjaan, Penyedia Jasa harus membongkarnya
dengan tertib dan hati-hati jangan sampai menimbulkan kecelakaan dan kerusakan serta
gangguan terhadap bangunan lain yang tidak terbongkar.
c. Barang-barang bekas bongkaran tetap menjadi milik bouwheer, oleh karena itu kerusakan
pada bangunan yang dibongkar harus diusahakan seminimal mungkin.
d. Apabila terdapat timbunan sampah/ humus di dalam tanah yang akan dikerjakan, maka
sampah/ humus tersebut harus segera dibuang dan diadakan perbaikan tanah sesuai dengan
petunjuk Direksi.

7. PEKERJAAN PENGUKURAN (UITZET) DAN BOUWPLANK


a. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa diharuskan melakukan pengukuran situasi
bangunan baru supaya diplotkan tata letaknya diatas situasi tanah dimaksud sesuai dengan
gambar rencana.
b. Perubahan mengenai tata letak bangunan maupun ukuran-ukurannya harus ditetapkan pada
gambar rencana yang ada lengkap dengan tanda-tandanya serta harus dilegalisir oleh Direksi
dan disetujui oleh bouwheer/ pemberi tugas.
c. Untuk menentukan as badan bangunan dan ukuran tinggi (peil) bangunan, harus dibuat/
dipasang bouwplank dari bahan kayu yang baik dan tahan lama (meranti atau kayu
sejenisnya) yang terdiri dari papan ukuran 3/20, dengan tiang kaso ukuran 5/7 tertanam
cukup kuat dalam tanah, dengan tanda-tanda seperlunya.
d. Penyedia Jasa juga harus membuat titik tetap (minimum 2 buah) dihalaman proyek yang cukup
kuat dan dijamin tidak akan goyah selama pelaksanaan pekerjaan, terbuat dari patok beton
bertulang dan tertanam didalam tanah serta muncul diatas permukaan tanah setinggi 1,50
m. Titik-titik ini dijadikan dasar/ patokan untuk menetapkan ukuran ketinggian (peil
bangunan).
e. Perletakan bangunan supaya dicocokan dengan ukuran-ukuran pada rencana/ gambar yang
ada, akan tetapi apabila ada selisih/ perbedaan maka perletakannya dapat diubah dan
disesuaikan dengan kondisi dan situasi tanah yang ada berdasarkan petunjuk-petunjuk serta
persetujuan bouwheer/ direksi.

8
8. PEKERJAAN TANAH (GALIAN DAN URUGAN)

a. Lingkup Pekerjaan :
a.1. Menggali tanah untuk pondasi
a.2. Mengurug tanah urug untuk peninggian lantai bangunan
a.3. Mengurug kembali bekas galian yang sudah dipasang pondasi
a.4. Pemadatan urugan

b. Persyaratan Bahan
b.1. Material timbunan yang didatangkan dari lokasi lain harus mendapat persetujuan dari
pengawas dan Direksi Pekerjaan
b.2. Bahan urugan tanah harus dibersihkan dan tidak mengandung akar, kotoran dan
bahan organis lainnya, tanah yang gradasinya bagus serta bebas dari humus/akar-
akaran.
b.3. Agregat halus keras, bebas lumpur, bersih dari/tidak boleh tercampur tumbuh-
tumbuhan, biji bijian, akar akaran yang nantinya akan merusak bentuk/ kualitas beton
sehingga mempengaruhi kekuatannya.
b.4. Pasir yang digunakan adalah pasir yang bersih tidak mengandung bahan-bahan
organis, kasar tajam memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI ’71, menggunakan
pasir Muntilan/ Merapi atau pasir lokal yang mendapat rekomendasi dari Direksi
Lapangan
c. Pelaksanaan Pekerjaan Galian :
c.1. Seluruh lapangan pekerjaan harus   diratakan atau digali dan semua sisa-sisa tanaman
seperti akar-akar, rumput-rumput dan sebagainya, harus dihilangkan.
c.2. Pekerjaan penggalian tanah, perataan tanah, harus dikerjakan lebih dahulu sebelum
kontraktor memulai pekerjaan.   Pekerjaan galian tersebut disesuaikan dengan
kebutuhannya sesuai dengan peil-peil  (level), pada lokasi yang telah ditentukan di
dalam gambar, dan mendapatkan persetujuan pengawas.
c.3. Daerah yang akan digali harus dibersihkan dari semua benda   penghambat seperti,
sampah-sampah, tonggak bekas-bekas lubang dan sumur, lumpur, pohon dan semak-
semak. Bekas-bekas lubang dan sumur, harus dikuras airnya dan diambil Lumpur atau
tanahnya yang lembek, yang   ada didalamnya. Pohon yang ada, hanya boleh
disingkirkan setelah mendapat persetujuan pengawas. Tunggak-tunggak pepohonan
dan jalinan-jalinan akar harus  dibersihkan dan disingkirkan sampai   pada kedalaman
+ 1,5 m di bawah permukaan
c.4. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-lain
yang masih digunakan, maka secepatnya memberitahukan kepada pengawas atau
kepada instansi yang berwenang untuk   mendapatkan petunjuk seperlunya. Kontraktor
bertanggung jawab atas segala kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan
galian tersebut.

9
c.5. Apabila ternyata  penggalian  melebihi  kedalaman yang telah  ditentukan, maka
kontraktor harus mengisi atau mengurug daerah galian tersebut dengan bahan-bahan
pengisian untuk pondasi yang sesuai dengan spesifikasi.
c.6. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas dari
longsoran-longsoran tanah di kiri dan kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat-alat
penahan tanah dan bebas dari genangan air) sehingga pekerjaan pondasi dapat
dilakukan dengan baik sesuai dengan spesifikasi. Pemompaan, bila dianggap perlu,
harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu struktur bangunan yang
sudah jadi.
c.7. Pengisian kembali dengan tanah (batuan) bekas galian, dilakukan selapis demi selapis
dan ditumbuk sampai padat.  Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh
dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan pengawas dan
bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah dan memenuhi sebagai
tanah urug.

d. Pekerjaan Urugan dan Pemadatan :


d.1.  Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran, sampah dan sebagainya.
d.2. Material-material bahan urugan yang terletak pada daerah yang tidak memungkinkan
untuk dipadatkan dengan alat-alat berat, urugan dilakukan dengan ketebalan
maksimum 10 cm material lepas dan dipadatkan dengan mesin stamper.
d.3. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian maupun pengurugan
adalah ± 10 mm terhadap kerataan yang ditentukan.
d.4. Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar dalam lapisan-lapisan
yang rata dalam ketebalan yang tidak melebihi 200 mm pada kedalaman gembur.
d.5. Sarana-sarana darurat : kontraktor harus mengadakan drainase yang sempurna setiap
saat. Kontraktor harus membangun saluran, memompa dan atau mengeringkan
drainase.

e. Pembuangan Material Hasil Galian


e.1. Pembuangan material hasil galian menjadi tanggung jawab kontraktor. Material hasil
galian harus dikeluarkan paling lambat 1x24 jam sehingga tidak mengganggu
penyimpanan material lain
e.2. Material dari hasil galian tersebut atas persetujuan pengawas telah diseleksi bagian-
bagian yang dapat dimanfaatkan sebagai material timbunan dan urugan. Sisanya
harus dibuang ke luar site atau tempat lain atas persetujuan pengawas.    

9. PEKERJAAN PONDASI BATU BELAH


a. Lingkup Pekerjaan :
a.1. Pekerjaan pondasi batu belah
a.2. Pekerjaan pondasi rollag bata tebal 1 bata

b. Persyaratan Bahan
b.1. Pondasi Batu belah
1) Adukan untuk pondasi menggunakan adukan 1Pc:5Ps

10
2) Batu belah yang digunakan merupakan sejenis batu yang keras, liat, berat dan
berwarna kehitam-hitaman yang berasal dari batu besar yang dibelah/ dipecah
menjadi ukuran normal (15 - 20 cm).
b.2. Pondasi Rollag
Pondasi ini biasanya menggunakan pasangan bata yang dipasang bisa berdiri dan
syarat pemasangan rollag adalah pasangan harus berupa bata hindari penggunaan
siar.

c. Pelaksanaan Pekerjaan
c.1. Pondasi Batu Kali
1) Sebelum pekerjaan pondasi lajur dilaksanakan jika parit-parit tergenang air, maka
air tersebut harus dikuras/ dipompa keluar dahulu sehingga kering.
2) Sebelum dilaksanakan pasangan batu kali terlebih dahulu dipasang pondasi batu
kosong (aanstamping) kemudian dihampar pasir urug dengan ketebalan sesuai
gambar.
3) Pasangan batu belah menggunakan adukan/ spesi 1Pc : 5Ps
4) Agregat pada pasangan batu belah dilaksanakan sedemikian rupa yang saling
mengisi sehingga tidak terjadi rongga diantara batu-batu tersebut.

c.2. Pondasi Batu Kali


1) Sebelum pekerjaan pondasi dimulai lakukan campuran antara kapur dan pasir
dengan perbandingan 1 : 4 dan tambahakan air secukupnya.
2) Memotong balok yang akan digunaka sebagai pengganti kusen.
3) Meletakkan balok pada susunan bata terakhir sebagai pengganti rollag nantinya
dan meratakan peletakan balok tersebut menggunaka waterpass.
4) Mengambil spesi menggunakan sendok spesi kemudian letakkan pada balok.
5) Menyusun bata penyangga untuk membantu dalam menyusun rollag.
6) Mulai menyusun rollag sedikit miring ke kiri dan kenan serta tegak lurus ditengah
–tengah (pertemuan antara kanan dan kiri). Kemiringan batu sekitar 60 derajat
dan campuran spesi yang diberikan pada bagian tengah sedikit lebih banyak
untuk mengisi kekosongan.
7) Mengecek kedataran dengan menggunakan waterpass.
8) Setelah pemasangan rollag selesai melanjutkan pemasangan bata samping
kanan dan kiri rollag datar.
9) Melanjutkan pemasangan batu diatasnta sebanyak 3 susun / lapis.

c.3. Urugan kembali pekerjaan galian pondasi dilakukan sesuai dengan pekerjaan tanah
diatas.
c.4. Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap betulnya penempatan,
kedalaman, besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian. Sebelum pemasangan
pondasi dimulai ijin dari Direksi mengenai hal tersebut harus didapat secara tertulis.

11
10. PEKERJAAN BETON

a. Lingkup Pekerjaan :
a.1. Pembuatan beton tak bertulang untuk lantai kerja sesuai tertera pada gambar.
a.2. Pembuatan beton bertulang untuk pondasi beton setempat, sloof, kolom, plat lantai
dan ring balok.

b. Persyaratan Bahan.
b.1. S e m e n
1) Semen yang dipakai dengan Holcim/ Gresik
2) Dalam pengangkutan dan penyimpanan, semen harus terlindungi dari hujan, zak
(kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan
dalam gudang yang cukup ventilasinya.
3) Penimbunan semen didalam gudang harus dilakukan di dalam balai balai balok
kayu, sehingga tidak terkena rembesan uap air tanah/lantai dan semen tidak
boleh ditumpuk lebih dari 2 meter dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan
diberi tanda dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut
pengirimannya.
4) Semen Portland (PC) yang dipergunakan dalam pekerjaan ini adalah semen
dengan kualitas yang baik dan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum
dalam PBI ’71 warna abu-abu kehijauan.
5) Kantong pembungkus tidak boleh rusak jahitannya sebelum sampai lokasi
pekerjaan.
6) Semen yang sudah mulai membatu tidak boleh dipergunakan.
7) Semen harus dari hasil produksi pabrik yang dikeluarkan pada bulan yang sama
dengan kegiatan yang dikerjakan Penyedia Barang/ Jasa.
b.2. Pasir
1) Agregat halus keras, bebas lumpur, bersih dari/tidak boleh tercampur tumbuh-
tumbuhan, biji bijian, akar akaran yang nantinya akan merusak bentuk/ kualitas
beton sehingga mempengaruhi kekuatannya.
2) Pasir beton adalah pasir yang bersih tidak mengandung bahan-bahan organis,
kasar tajam memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI ’71.
3) Pasir untuk pekerjaan beton menggunakan pasir Muntilan/ Merapi atau pasir lokal
yang mendapat rekomendasi dari Direksi Lapangan.
b.3. Air.
1) Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih dan bebas dari bahan bahan
yang bersifat merusak beton dan baja tulangan atau campuran, yang
mempengaruhi daya lekat semen.
2) Sebaiknya air yang dipakai untuk mengaduk beton adalah air bersih yang dapat
diminum.
b.4. Bahan Pembantu (Adimixture)
1) Atas pilihan penyedia barang/ jasa atau permintaan Direksi , suatu bahan
pembantu boleh ditambahkan pada campuran beton untuk mengatur pengerasan

12
beton, efek pengurangan air atau penambahan mutu beton, biaya penambahan
bahan pembantu ditanggung oleh penyedia barang/ jasa.
2) Bahan pembantu yang digunakan dapat berupa sejenis asam “hydroxylated
carbocylic” atau sejenis “lignin – sulfonate” tetapi tidak boleh mengandung
“calcium chloride”.
3) Bahan pembantu harus berkwalitas baik dan dapat diterima oleh Direksi dan
penggunaannya harus sesuai dengan “ Bahan Pembantu” (Bab 3 PBI 10971 NI -
2)
4) Jjika digunakan bahan pembantu, jumlah penggunaan Semen (PC) dalam adukan
adalah tetap dan cara pencampurannya harus sesuai dengan petunjuk dari
produsennya.
b.5. Spesifikasi atau mutu bahan yang digunakan untuk beton bertulang adalah sebagai
berikut :
1) Beton mutu K-225 (σbk’ = 225 kg/cm²) digunakan pada pekerjaan struktur
(pondasi, sloof; kolom dan plat beton).
2) Beton mutu K-175 (σbk’ = 175 kg/cm²) digunakan pada beton praktis.
3) BJTD-36 : baja tulangan deform fy = 3.600 kg/cm², untuk semua tulangan
diameter > 12 mm.
4) BJTD – 24 = baja tualangan polos fy = 2.,400 kg/cm², untuk semua tulangan
diameter ≤ 12 mm.
b.6. Pembuatan cetakan beton (bekisting) menggunakan papan/ multipleks dari bahan
baru, dikeringkan secara baik dan bebas dari mata kayu yang lepas, cela, kotoran
yang melekat, kecuali bila ada cara lain yang disetujui oleh Direksi.
b.7. Konstruksi harus menggunakan peraturan-peraturan/normalisasi yang berlaku di
Indonesia seperti
1) PBI, PMI, PKKI dll.
2) Peraturan Pembebanan Indonesia, PPI 1984.
3) Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk gedung, PPTGIUG 1981.
4) Peraturan Beton Bertulang Indonesia, PBI 1971, untuk standart / pedoman
pelaksanaan, ditambah standart/pedoman pelaksanaan yang berlaku dalam SK
SNI.

c. Persyaratan Pekerjaan.
c.1. Sebelumnya harus melakukan percobaan campuran (trial mix /mix design) dari
rencana mutu beton yang diharapkan dan harus mendapat persetujuan dari Pengawas
ahli atau pengawas lapangan yang ditunjuk.
c.2. Jika pekerjaan beton menggunakan beton jadi (ready mix), pabrik penyalur ready mix
harus mendapat persetujuan Direksi terlebih dahulu.
c.3. Kolom dan Ring Balok
1) Sebelum dilakukan pengecoran harus dilakukan pengecekan terhadap
posisi begesting
2) Pemasangan begesting, pembesian dan pengecoran sesuai dengan ukuran
pelaksanaan pekerjaan beton lainnya.

13
3) Bentuk/ ukuran dan pembesian sesuai dengan gambar masing-masing
pekerjaan
c.4. Tulangan.
1) Membengkok dan meluruskan tulang untuk beton bertulang harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai dengan gambar.
2) Tulang harus bebas dari kotoran dan karat serta bahan-bahan lain yang
mengurangi daya rekat.
3) Jumlah luas penampang besi beton harus sama seperti tercantum dalam gambar
perhitungan. Bila dipakai besi beton kurus, maka jumlah batang harus ditambah
sehingga jumlah luas yang ditentukan terpenuhi/dalam hal ini harus dimintakan
persetujuan secara tertulis terlebih dahulu kepada direksi.
4) Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sebelum dan selama pengecoran tidak
berubah kedudukannya.
5) Jumlah dan ukuran diameter tulangan serta bentuk maupun ukuran penampang
beton harus dilaksanakan sesuai dengan gambar detail yang bersangkutan.
c.5. Cara Pengadukan
1) Takaran untuk bahan beton ( semen, pasir, batu pecah dan air) harus disetujui
oleh pengawas
2) Pengadukan bahan harus menggunakan mesin pengaduk ( molen) sehingga
mendapatkan hasil adukan yang baik/ merata.
c.6. Persiapan Pengecoran.
1) Mulai pengecoran harus sepengetahuan dan seijin Direksi dan konsultan
pengawas.
2) Sebelum mengadakan pengecoran semua cetakan dibersihkan dari segala
macam kotoran.
3) Cetakan harus datar dan tegak lurus, cetakan tidak ada yang bocor dan harus
kokoh sehingga kedudukan dan bentuknya tetap, tidak bergetar maupun bergeser
pada waktu dan setelah pengecoran, tetapi mudah dibongkar, cetakan dibuat dari
kayu kalimantan tebal 2 cm dan memenuhi syarat sesuai fungsinya, sambungan-
sambungan antar papan dan balok harus rapi, rapat dan kuat.
4) Sebelum pengecoran, penyedia barang/ jasa diwajibkan mengajukan trial mix (mix
design) tentang mutu beton yang telah disyaratkan, sedangkan pemakaian beton
ready mix harus mempertimbangkan jarak angkut dan waktu stand-by saat
menunggu proses pengecoran.
5) Jumlah sample yang dibuat sebanyak 6 (enam) buah, 2 buah masing-masing
dites tekan pada umur 14, 21 dan 28 hari, tempat uji tekan harus mendapat
persetujuan dari pengawas ahli atau pengawas lapangan yang ditugaskan.
6) Sebelum pengecoran, penulangan diteliti kembali dan disesuaikan dengan
gambar, kalau ada yang bengkok/berubah posisinya harus segera dibetulkan.
7) Perubahan/ penambahan penulangan dan ukuran beton atau perbedaan
pelaksanaan dengan gambar kerja harus sepengetahuan dan persetujuan
konsultan perencana dan konsultan pengawas.
c.7. Pengecoran.
1) Untuk pengecoran beton harus mendapatkan ijin dari pengawas lapangan.

14
2) Perbandingan adukan harus sesuai dengan ukuran yang diminta.
3) Takaran harus dibuat baik dan kuat, sebelum dpakai harus dimintakan
persetujuan konsultan pengawas seperti ukuran yang telah tercantum diatas.
4) Pengadukan minimum 5 menit sebelum bahan-bahan masuk ke dalam drum
pengaduk, setelah selesai pengadukan adukan beton harus diperlihatkan susunan
dan warna yang sama.
5) Adukan beton harus sudah dicor sebelum waktu 10 menit setelah pengadukan
dengan air dimulai.
6) Penggunaan bahan bahan pembantu harus terlebih dahulu disetujui oleh
Pengguna Anggaran/ Konsultan pengawas.
c.8. Pembongkaran.
1) Pembongkaran bekisting dilakukan dengan statis, tanpa goncangan, getaran atau
kerusakan pada beton.
2) Waktu pembongkaran bekisting tergantung dari persetujuan Direksi Lapangan,
atau dengan pedoman untuk kolom pengerasan secara normal selama 4 hari
(dengan kondisi/ keadaan cuaca normal)

11. PEKERJAAN PEMASANGAN CERUCUK BAMBU

a. Persyaratan Bahan
a.1. Bahan bamboo yang dipergunakan harus cukup tua, berkualitas baik dan tidak cacat
a.2. sebelum bamboo digunakan harus diawetkan terlebuh dahulu

b. Pelaksanaan Pemasangan
b.1. Sebelum digunakan bamboo harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk
memastikan bahwa bamboo tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan toleransi
yang diijinkan
b.2. Sebelum pemancangan, diusahakan dilakukan tindakan pencegahan kerusakan pada
cerucuk bamboo
b.3. kepala tiang dipotong tegak lurus terhadap panjangnya sampai bagian kayu yang
keras dan diberi bahan pengawet sebelum pilecap dipasang.
b.4. kepala tiang (cerucuk bamboo) harus tertanam dalam poer dengan kedalaman yang
cukup.

12. PEKERJAAN PASANGAN

a. Lingkup pekerjaan meliputi :


a.1. Pasangan batu bata untuk dinding
a.2. Pasangan roster tanah liat untuk dinding

b. Persyaratan Bahan
b.1. Batu bata yang digunakan adalah batu bata dari tanah yang dibakar dengan kwalitas
baik, matang dengan warna merah khas bata secara menyeluruh, keras dan tidak

15
mudah patah dan satu ukuran serta diproduksi dari wilayah lokal setempat ukuran
5x10x22 cm
b.2. Batu roster tanah liat yang digunakan ukuran 20x20x5 cm

c. Persyaratan Pekerjaan :
c.1. Pasangan batu bata menggunakan campuran spesi 1Pc : 5Ps
c.2. Adukan spesi harus dilakukan dengan baik dapat dilakukan dengan alat pencampur
(molen) atau dengan tangan (manual) dengan menghasilkan campuran yang merata
dan perbandingan yang sesuai. Sangat dilarang memakai adukan yang sudah mulai
mengeras untuk dipakai lagi.
c.3. Batu bata dan rooster sebelum dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu
sampai jenuh.
c.4. Pasangan batu bata dan rooster dilakukan bertahap, setiap tahap ditunggu sampai
kuat betul minimal 1 hari untuk pemasangan berikutnya.
c.5. Batu bata yang kurang dari ½ (setengah) tidak boleh dipasang, kecuali pada bagian-
bagian yang membutuhkan.
c.6. Siar harus dikorek sebelum diplester dan pasangan batu bata yang menempel dengan
beton tidak boleh tembus pandang.
c.7. Pasangan bata yang telah berdiri harus terus menerus dibasahi air selama 7 (tujuh)
hari, setiap hari sekali pada pagi hari.
c.8. Dalam pemasangan batu bata pada area terbuka sewaktu-waktu hujan lebat harus
diberi pelindungan dengan menutup bagian atas dengan penutup yang sesuai.
c.9. Pada pasangan batu bata yang bersinggungan/ menempel beton, permukaan beton
harus dibuat kasar atau jika perlu diberi angkur dari besi.
c.10. Untuk batu alam dilakukan dengan menggunakan spesi semen portland atau bahan
fabrikasi
c.11. Pemasangan batu alam diberi jarak nat 2 mm dengan perletakan naat sejajar/ segaris
dengan pola teksture.

13. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

c.1. Lingkup Pekerjaan


a.1. Plesteran dan acian untuk dinding (pasangan bata)
a.2. Plesteran dan acian untuk permukaan beton
a.3. Plesteran dan acian untuk sponengan atau tali air.

c.2. Persyaratan Bahan


b.1. Pasir yang digunakan adalah pasir yang berasal dari sungai (pasir kali) yang bersih,
tidak mengandung tanah, lumpur dan kotoran-kotoran lain serta sebelum digunakan
harus disaring/ diayak terlebih dahulu.
b.2. Pasir pasang adalah pasir yang tidak mengandung bahan-bahan organis, garam dan
tidak tercampur tanah atau bahan-bahan lain.
b.3. Semen yang digunakan Holcim; Gresik

16
c.3. Persyaratan Pekerjaan
c.1. Semua pasangan yang akan dimulai diplester harus sudah disiram air sampai basah
dan bersih dari kotoran-kotoran naad-naadnya harus dikorek dahulu, dibasahi air baru
diplester.
c.2. Semua pasangan dinding batu bata harus diplester dan diaci dengan ketentuan :
- Pasangan batu bata campuran 1Pc : 5Ps diplester dengan adukan yang sama
dengan spesi pasangan bata, tebal plesteran tidak boleh lebih dari 20 mm
- Acian menggunakan dari bahan PC dengan ketebalan 1 mm
c.3. Semua pekerjaan beton bertulang yang terlihat permukannya harus diplester dengan
campuran 1 Pc : 3 Ps dengan tebal tidak boleh dari 1 cm, sebelumnya harus
dikasarkan (dikamprot) terlebih dahulu, kecuali ketentuan lain.
c.4. Plesteran harus menghasilkan bidang yang rata serta sponengan harus kelihatan rapi,
dimana setiap sponengan harus menghasilkan garis yang lurus, sponengan/ plester
sudut menggunakan adukan campuran 1 Pc : 3 Ps.
c.5. Plesteran harus digosok berulang-ulang dengan acian PC sehingga tidak terjadi retak-
retak dan pecah dengan hasil halus dan rata.

14. PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA KONVENSIONAL

c.1. Ruang Lingkup


Pekerjaan meliputi penyediaan semua tenaga-tenaga kerja, bahan dan perlengk apan untuk
semua pekerjaan atap struktural, termasuk pemasangan alat-alat dari benda-benda yang
terlekat, yaitu ;
a.1. Mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pekerjaan konstruksi baja sesuai
gambar dan spesifikasi.
a.2. Melaksanakan pekerjaan rangka atap / kuda kuda dibuat oleh tenaga yang ahli dan
berpengalaman sehingga mendapatkan hasil yang rapi dan kokoh sesuai dengan yang
diinginkan
a.3. Apabila pembuatan kuda kuda dikerjakan diluar tempat pekerjaan, maka kuda kuda
tersebut tidak boleh difinishing lebih dahulu sebelum mendapatkan persetujuan Pengawas
a.4. Melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pengamatan pada seluruh bidang konstruksi baja
(pengamanan pada masa konstruksi di lapangan)
a.5. Melaksanakan pekerjaan-pekerjaan persiapan untuk melaksanakan pekerjaan ini.
a.6. Pemasangan baut dan mur, pelubangan pada batang baja tidak boleh terlalu longgar /
dengan toleransi 1 %, apabila terlalu sempit tidak boleh dibesarkan dengan alat las
a.7. Melaksanakan pekerjaan - pekerjaan pembersihan untuk pekerjaan-pekerjaan yang sudah
selesai dan akan diikuti pekerjaan-pekerjaan lain.
a.8. Melaksanakan pemasangan dan penyetelan konstruksi baja di lokasi pekerjaan (Site)
harus memperhatikan pekerjaan-pekerjaan yang terkait, keamanan, kebersihan dan
kebisingan dengan spesifikasi dan gambar.
a.9. Pembuatan konstruksi baja komplit, dengan penyambungan sistem baut dilengkapi
pemasangan windstank dan dilapisi cat anti karat sampai rata.

17
c.2. Syarat -syarat umum dan peraturan
Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini, semua pekerjaan baja harus sesuai dengan
standard terbaru dan standard-standard dibawah ini:
b.1. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBI-83)
b.2. American Institute of Steel Construction (AISO) “Spesification for Faabrication and
Erection”, 12 February 1966 dan Spesification for Structural Joints Bolts.
b.3. American Society for Testing and Materials (ASTM)
b.4. American Welding Society (AWS), code for Arc Welding in Building Construction Section
A
b.5. Standard Industri Indonesia (SII)

c.3. Syarat Syarat dan Bahan


c.1. Semua material/bahan harus baru, tidak boleh mengandung karat, bengkok, sesuai
ukuran tidak cacat.
c.2. Pada pekerjaan konstruksi atap kanopi/ kuda-kuda menggunakan jenis besi IWF
200.100.5,5.8 mm dan pipa galvanis 3” atau lihat gambar, gording menggunakan besi
Canal C 150.50.20 tebal 3,2 mm dengan mutu baja BJ-37 dan tegangan tarik = 1600
kg/cm², Usuk baja ringan mengunakan galvanized C 75.08 atau galvalum C 75.075
dengan reng ukuran 35 mm tebal 0,5 mm atau ukuran 37 mm tebal 0.45 mm dengan jarak
reng 37 cm merk Gigasteel; Galvasteel; Smartruss Lysaght
c.3. Baut ASTM A-307, kepala segi enam A-325 (8,8 standard DIN) 3,5
c.4. Washer, tebal washer sesuai dengan diameter baut, digunakan 2 washer, flat washer dan
spring washer
c.5. Elektroda las AWS E-6010 atau sesuai ASTM A-233
c.6. Penyimpanan bahan sebelum terpasang harus di tempat yang terlindung dan berada di
atas tanah.

c.4. Test Material.


Jika dari Pengawas ada keraguan dari mutu baja dan bahan bangunan lainnya, maka perlu
diadakan pengetesan di laboratorium yang akan ditentukan oleh Pengawas atas biaya
Penyedia Jasa.

c.5. Fabrikasi
e.1. Sebelum fabrikasi, kontraktor harus menyerahkan gambar gambar kerja (shop drawing)
untuk disetujui oleh Perencana/ dan Pengawas
 Bagian konstruksi yang telah selesai harus bebas dari puntir, bengkok dan
sambungan-sambungan yang terbuka dengan beberapa ketentuan sebagai berikut:
 Untuk bagian bagian konstruksi yang lebih pendek dari 10 m, panjang sebenarnya
dari bagian konstruksi tidak boleh bervariasi dari = 1,5 m menurut detail
e.2. Bagian bagian yang mengalami gaya tekanan tidak boleh mempunyai deviasi dalam
kelurusannya lebih dari 1/1000 panjang jarak tumpuan
e.3. Semua ukuran harus tepat, sesuai dengan gambar

18
e.4. Semua detail hubungan harus dibuat dengan teliti dan dipasang dengan hati-hati untuk
menghasilkan tampak yang rapi.
e.5. Semua perlengkapan atau barang-barang pekerjaan lain yang perlu untuk kesempurnaan
pemasangan, walaupun secara khusus tidak ditunjukkan dalam gambar atau
dipersyaratkan, harus diadakan / dipersediakan.
e.6. Kontraktor harus mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya di tempat pekerjaan dan tidak
dari gambar-gambar kerja untuk memasang pekerjaan pada tempatnya.

c.6. Sambungan Baut.


f.1. Lubang baut tidak boleh dibuat dengan las, agar dilaksanakan menggunakan bor. Lubang
baut harus lebih besar 0,5 mm dari diameter luar baut. Jika pelubangan dilakukan di
“workshop” maka diperkenankan langsung dilubangi tembus dengan alat penggerak
f.2. Jika dilaksanakan di lapangan maka harus dilubangi sebagian di “workshop” dilanjutkan
dilapangan

c.7. . Pemasangan / Erection.


g.1. Penyedia Jasa harus menyediakan seluruh perancah dan alat alat yang diperlukan untuk
pekerjaan pemasangan. Semua pekerjaan harus dilakukan hati hati dan teliti, setelah
terpasang semua sambungan sambungan harus di cek ulang, baik yang menggunakan
las atau baut mur
g.2. Tidak diperkenankan penggunaan martil yang berlebihan yang dapat merusak material.
setiap kesalahan pada pekerjaan bengkel yang menyulitkan pengepasan bagianbagian
pekerjaan dapat diatasi dengan cara yang disetujui Direksi

c.8. Gambar Pelaksanaan (Shop Drawing)


Apa yang diberikan adalah gambar kerja (working drawing). Gambar pabrik (shop drawing)
yang terperinci harus dibuat oleh Pelaksana secara teliti dengan memperhatikan working
drawing yang diberikan dan harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan/Perencana
lebih dahulu sebelum dilaksanakan.

c.9. Lain lain.


Baik mengenai prosedur, interpass, toleransi dan koreksi harus selalu berpegang pada
standard yang dipakai pada spesifikasi ini dan harus dengan persetujuan Pengawas

15. PEKERJAAN PENUTUP ATAP GENTENG

a. Lingkup pekerjaan dan ketentuan umum


a.1. Menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
a.2. Pekerjaan ini meliputi pembuatan penutup atap, listplank dan talang, seperti disebut
dalam persyaratan ini atau dalam syarat-syarat dan spesifikasi khusus sesuai gambar
rencana.
b. Penutup atap
b.1. Pekerjaan ini meliputi :

19
Pemasangan penutup atap baru, bubungan nok, dan lain-lain pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan ini atau sesuai dengan gambar dan harus rapi, tidak
bergelombang sedemikian rupa sehingga tidak bocor pada waktu hujan
b.2. Bahan-bahan
 Penutup Atap baru menggunakan genteng
glazuur
 Bubungan atap dari bahan yang sama dan
satu produksi dengan genteng, begitupun warnanya. Bentukannya harus teratur
menurut fungsi penempatannya, dipasang pada kedudukannya.

c. Listplank
c.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan meliputi pemasangan penutup listplank dari bahan GRC kualitas baik yang
dilapis dengan cat-catan, ukuran sesuai gambar rencana.
c.2. Bahan Penutup Listplank
 Listplang menggunakan bahan GRC dengan
permukaan halus dan tidak boleh terdapat retak atau cacat bawaan lainnya.
 Harus menggunakan mutu bahan yang baik
dan teliti cara pelaksanaan agar tidak keropos dan bergelombang.
c.3. Pemasangan Listplank
 Dipasang tegak lurus (siku dengan sudut
atap) pada rangka listplank atau rangka atap baja yang sesuai di dalam jumlah
yang cukup untuk menjaga berat, sisi permukaan yang halus diletakkan di bagian
luar (sesuai gambar).
 Bidang permukaan listplank harus tampak
lurus dan rata dan pertemuan antara dua sudut harus siku, tidak boleh terdapat
celah dan retak
 Setelah pemasangan lisplank selesai dapat
dilakukan pendempulan pada setiap sekrup lisplank dan sambungan atar papan
lisplank.

16. PEKERJAAN PLAFOND

a. Lingkup pekerjaan:
a.1. Pemasangan Rangka Plafond Kayu bengkirai.
a.2. Pemasangan Plafond dan pelengkapnya.

b. Persyaratan bahan:
b.1. Rangka plafond.
 Rangka plafond menggunakan rangka kayu kelas II (kayu bengkirai)
ukuran 4/6
 Ukuran yang digunakan sesuai dengan gambar
 Bahan yang digunakan harus sudah mendapat persetujuan dari
Direksi

20
b.2. Penutup plafond.
 Bahan penutup plafond untuk ruang dalam menggunakan bahan
gypsum 9 mm sekualitas Jayaboard, Knauf.
 List plafond gypsum menggunakan list gypsum kualitas baik dengan
ukuran 8 cm, sedangkan list kayu kualitas baik.
 Bahan yang digunakan harus sudah mendapat persetujuan dari
Direksi.

b.3. Persyaratan pelaksanaan:


 Sebelum pemasangan rangka dan penutup plafond harus sudah mendapat ijin dari
pengawas.
 Pemasangan rangka plafond sesuai dengan gambar dengan grid
pemasangan 60cmx80cm dan setelah rangka plafond terpasang bidang permukaan
harus rata, lurus, waterpass dan tidak ada bagian yang bergelombang.
 Cara pemasangan sesuai dengan gambar pada bagian tepi diberi.
 Penggantung plafond dipasang pada area maksimal 2 m2
menggunakan kayu ukuran 4x4cm dan di baut pada tiap – tiap gording.
 Setelah penutup plafond selesai terpasang, harus menghasilkan
bidang yang rata dan waterpass naad seponengan untuk plafond asbes datar
terlihat baik / rapi dan merupakan garis lurus kemudian difinish dengan cat tembok
sampai baik.
 Pemasangan list plafond dilakukan pada bagian tepi bidang plafond
dengan cara dipaku.
 c.7. Bahan list untuk langit-langit adalah List Gypsum. Untuk list
yang menempel pada dinding dan plafond dipakai list profil ukuran 8 cm.
Sedangkan untuk list kayu kualitas baik

17. PEKERJAAN LANTAI DAN PELAPIS DINDING

a. Lingkup pekerjaan:
a.1. Pemasangan Rabat Beton dibawah lantai
a.2. Pemasangan Pelapis Lantai
a.3. Pemasangan Pelapis Dinding Keramik pada kamar mandi
b. Persyaratan bahan:
b.1. Rabat beton menggunakan adukan 1Pc:3Ps:5Kr
b.2. Keramik Lantai
1) Jenis : Ubin Keramik , Granit, sesuai dengan gambar kerja
2) Permukaan : halus ; tidak licin (polished)
3) Ketebalan : ± 7 mm
4) Ukuran : Untuk ruangan ukuran ± 40x40 cm
Untuk KM ukuran ± 20x20 cm
5) Produk : Roman
6) Tipe/ warna : ditentukan kemudian

21
b.3. Bahan keramik harus memenuhi persyaratan teknis misalnya tidak licin,
tidak retak, rata dan mempunyai daya lekat aduk standart, digunakan untuk ruangan
dan teras bangunan sesuai desain gambar.
b.4. Sebelum dilaksanakan pemasangan bahan, pelaksana harus mengajukan
contoh terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan direksi. Bahan tersebut harus
disimpan di tempat yang telindung dan tertutup, kering dan bersih.
b.5. Semua keramik tersebut dapat menggunakan produk lokal yang telah
memiliki SII dan memenuhi syarat PUBI 1972.
b.6. Toleransi ukuran  1% dan penyerapan air tidak boleh lebih dari 1% atau
sesuai gambar, jenis keramik harus seragam / satu merek dan warna harus sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan Direksi Pekerjaan

b.7. Keramik Dinding


1) Jenis : Ubin Keramik
2) Permukaan : halus (polished)
3) Ketebalan : ± 5 mm
4) Ukuran : Untuk Lavatory ukuran ± 20x25 cm
5) Produk : Roman
6) Tipe/ warna : ditentukan kemudian
7) Bahan keramik harus memenuhi persyaratan teknis misalnya tidak licin, tidak
retak, rata dan mempunyai daya lekat aduk standart, digunakan untuk ruangan
dan teras bangunan sesuai desain gambar.
8) Sebelum dilaksanakan pemasangan bahan, pelaksana harus mengajukan
contoh terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan direksi. Bahan tersebut
harus disimpan di tempat yang telindung dan tertutup, kering dan bersih.
9) Semua keramik tersebut dapat menggunakan produk lokal yang telah memiliki
SII dan memenuhi syarat PUBI 1972.
10) Toleransi ukuran  1% dan penyerapan air tidak boleh lebih dari 1% atau sesuai
gambar, jenis keramik harus seragam / satu merek dan warna harus sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan Direksi Pekerjaan
b.8. Semen: produksi dalam negeri terdekat kwalitas I-SII, Holcim, atau Gresik.
b.9. Pengisi nat menggunakan semen warna sesuai warna keramik yang
dipasang.

c. Persyaratan pelaksanaan:
c.1. Pasang keramik :
1) Sebelum melaksanakan pemasangan keramik, bahan keramik harus sudah
disahkan oleh Direksi.
2) Area yang akan dipasang keramik pada lantai 1 terlebih dahulu dihampar pasir
dengan ketebalan 5 cm kemudian dilaksanakan pemasangan lantai kerja dengan
adukan rabat beton setebal 5 cm.
3) Elevasi lantai keramik yang ditunjukkan pada gambar adalah elevasi final yang
harus dikerjakan.

22
4) keramik lantai menggunakan adukan dengan perbandingan 1Pc : 4Ps dengan
ketebalan adukan maksimal 5 cm, terlebih dahulu harus diteliti kebenaran elevasi/
peil yang ditentukan
5) Semua keramik yang akan dipasang terlebih dahulu direndam dalam air.
Pengisian siar-siar harus cukup merata/ padat. Setelah dibersihkan dari kotoran
pengkolotan lantai dapat dilakukan dengan semen warna atau sesuai petunjuk.
6) Pekerjaan lantai yang tidak lurus/ waterpass, siarnya tidak lurus berombak, turun
naik dan retak harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya pelaksana. Lantai yang
sudah terpasang harus di pel dan dibersihkan.
7) Sebagai plint ruangan dalam gedung, tegel keramik 10 cm x 40 cm dengan
adukan 1pc:3ps diatur betul-betul rapih, dari lantai ruangan yang bersangkutan.
8) Pemasangan keramik tersebut diatas harus dikerjakan serapih mungkin sehingga
diperoleh permukaan yang betul-betul rata. Sambungan (celah) antara keramik
satu sama lain harus lurus dan siku-siku dengan lebar celah maksimum 2mm.
Celah-celah (siar) tersebut diisi/ dicor dengan larutan semen yang warnanya
sama dengan warna keramik yang bersangkutan. Permukaan dinding harus betul-
betul tegak (harus dilot).

18. PEKERJAAN KUSEN DAN PINTU JENDELA

a. Lingkup Pekerjaan
a.1. Pemasangan Kusen Pintu dan Jendela Rangka Alumunium Powder Coating
a.2. Daun pintu panel engineering door
a.3. Pemasangan Jendela Kaca Rangka Alumunium Powder Coating.

b. Persyaratan Bahan
1) Kusen pintu, jendela dan bouvenlight
 Alumunium Powder Coating Warna Putih
 Dengan ukuran 4.10.0,2
2) Daun Pintu dan Jendela
 Daun pintu panel engineering door
 Daun jendela aluminium frame
3) Perlengkapan aksesoris
 Engsel : merk Solid
 Grendel : merk Solid
 Kunci Pintu : merk Solid
 Kait Angin : merk Solid

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Kusen Alumunium yang akan dipergunakan untuk kusen telah difabrikasi dan dipasang
saat kondisi lapangan siap yaitu pekerjaan plesteran dan acain telah selesai. Sistem
pemasangan menggunkan screw fisher.

23
2) Sebelum Kusen dimatikan di dinding, haruslah dicek terlebih dahulu elevasi dan
kesikuan kusen alumunium dengan alat bantu waterpass. Apabila tidak lurus maka akan
diganjal menggunakan bahan dari hardboard, sehingga lebih kuat dan tahan lama.
3) Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumium dengan dinding harus diisi
menggunakan sealant.
4) Setelah Kusen alumunium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame untuk
pintu / jendela, kaca dan hardware. Frame pibtu / jendela dipasangan dengan kusen
menggunnakan penggantung engsel yang disekrup di kusen.
5) Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar – benar aman dan
tidak ada lagi pekerjaan yang merusak kusen dan alumuium beserta daunnya.
6) Pelindung pada bagian kusen dapat dilepas setelah kondisi lokasi pekerjaan benar –
benar bersih dari kotoran dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat merusak alumunium
tersebut.

19. PEKERJAAN KACA

a. Lingkup Pekerjaan:
a.1. Pemasangan kaca untuk jendela rangka alumunium
a.2. Pemasangan kaca untuk pintu utama

b. Persyaratan Bahan:
b.1. Kaca untuk pintu utama menggunakan kaca tempered 8 mm sekualitas Asahi
b.2. Kaca untuk jendela dan bouvenlight menggunakan kaca tempered dan kaca bening
tebal 5 mm sekualitas Asahi
b.3. Sticker kaca menggunakan bahan plastik jenis solid sekualitas Deco; 3M

c. Syarat Pelaksanaan:
c.1. Kecuali ditentukan lain, kaca yang digunakan adalah kualitas baik, kaca bening dengan
tebal sesuai gambar perencanaan yaitu 5 mm dan 6 mm dimana kaca harus dalam
keadaan rata tidak bergelombang.
c.2. Pemasangan kaca harus tepat masuk kedalam rangkanya, setiap pemasangan kaca
harus diberi list (sealant) dan di finish rapih dan tidak menimbulkan bunyi bila tertiup
angin dan tidak rembes air.
c.3. Kaca dipasang sedemikian rupa sehingga tidak bocor, tertanam rapih dan kokoh, kaca
yang telah terpasang harus dibersihkan dan dilap, kaca yang retak atau ada goresan
harus diganti.
c.4. Untuk pemasangan sticker terlebih dahulu dilakukan pembersihan kaca baru bisa
dilakukan pemasangan sticker, dan harus menghasilkan bidang yang rata dan tidak
timbul gelembung-gelembung udara

20. PEKERJAAN FINISHING CAT

a. Lingkup pekerjaan:
a.1. Pengecatan Tembok untuk dinding dan plafond

24
a.2. Pengecatan waterproof

b. Persyaratan bahan:
b.1. Pengecatan Tembok
 Cat yang akan digunakan berada dalam wadah yang masih disegel,
tidak bocor dan mendpat persetujun pengawas.
 Cat tembok untuk bagian luar menggunakan cat anti lumut dan cuaca
sekualitas Jotun, Mowilex atau Dulux
 Cat bagian dalam yang digunakan sekualitas Jotun, Mowilex atau
Dulux
 Warna akan ditentukan kemudian oleh Direksi.
b.2. Pengecatan Besi
 Cat yang akan digunakan berada dalam wadah yang masih disegel,
tidak bocor dan mendapat persetujuan pengawas.
 Cat besi yang digunakan sekualitas Seiv; Aviant
 Warna akan ditentukan kemudian oleh Pengguna Anggaran/ Direksi.
b.3. Pengecatan Waterproofing
 Untuk Kamar Mandi / WC Menggunakan BRUSHBOND merk Fosroc,
merupakan bahan pelapis kedap air pada beton dengan bahan dasar semen dan
acrylic (2komponen). Pemakaiannya dengan cara pelaburan ( coating ).
Takarannya adalah 2 kg/cm2 ( 2 kali pelaburan ) tebal 1,2 mm.
 Untuk waterproofing atap Dak. Menggunakan BRUSHBOND merk
Fosroc, merupakan bahan pelapis kedap air pada beton dengan bahan dasar
semen dan acrylic (2komponen). Pemakaiannya dengan cara pelaburan ( coating
). Takarannya adalah 2 kg/cm2 ( 2 kali pelaburan ) tebal 1,2 mm.

c. Persyaratan pelaksanaan:
Ketentuan warna, merk bahan yang akan digunakan terlebih dahulu harus dikonsultasikan
dengan direksi, sedangkan contoh bahan maupun hasil percobaan laburan/ cat harus
diperlihatkan dan segala sesuatu tentang pelaksanaannya sesuai petunjuk-petunjuk direksi.
c.1. Cat tembok
 Cat tembok digunakan untuk semua bidang dinding dan plafond yang
terlihat
 Tembok yang akan dicat harus mempunyai banyak waktu untuk
mengering.
 Pada permukaan yang akan dicat terlebih dahulu harus dilakukan
penghalusan permukaan dengan ampelas dan plamur tembok (untuk dinding) dari
merk yang sama dengan merk cat temboknya, sehingga mendapatkan permukaan
yang rata, halus dan siap untuk dilakukan pengecatan.
 Pengecatan dilakukan berulang-ulang, minimal 3 kali, hingga sampai
mendapatkan warna yang rata.
c.2. Cat Besi

25
 Cat besi digunakan untuk talang zincalum atap bagian luar, termasuk
besi penggantungny serta listplang galvalum
 Meni besi dilakukan untuk semua permukaan besi yang kelihatan
termasuk yang tertanam.
 Pengecatan dilakukan berulang-ulang, minimal 2 kali, hingga
mendapatkan warna yang rata.

c.3. Cat Waterproofing


 Waterproofing untuk atap, tebal 3 mm. lengkap dengan primer, screed
lapisan pertama dan screed lapisan kedua, kawat ayam dan pengaturan kemiringan
harus sesuai dengan yang dibutuhkan.
 Pengujian. Kontraktor harus melaksanakan pengujian kebocoran
setelah selesai pekerjaan lapisan waterproofing. Cara pengujian dengan
menuangkan air ke permukaan yang telah tertutup lapisan waterproofing hingga
ketinggian + 50 mm. dan dibiarkan selama 3 x 24 jam.
 Perbaikan Lapisan Waterproofing. Apabila terjadi ketidak-sempurnaan
dalam pelaksanaannya (terjadi kebocoran), maka Kontraktor diwajibkan
memperbaiki kembali pekerjaan tersebut hingga sempurna dan disetujui Konsultan
Pengawas dan biaya perbaikan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Metoda pelaksanaan perbaikan waterproofing harus mengikuti petunjuk / saran dari
pakarnya dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
 Jaminan / Garansi Kontraktor wajib menyerahkan jaminan / garansi
tertulis bahwa pekerjaan, perbaikan dan perawatan dari bagian-bagian pekerjaan
perlindungan ini telah dilaksanakan dengan standar sesuai spesifikasi teknis dari
pabrik pembuat. Jaminan / garansi untuk pekerjaan perlindungan tersebut tidak
kurang dari 5 tahun setelah masa pemeliharaan.

21. PEKERJAAN PIPA BESI


a. Lingkup Pekerjaan:
Pemasangan pipa besi untuk gapura dan pagar serta pelengkap lainnya
b. Persyaratan Bahan:
Mutu pipa yang digunakan adalah mild steel yang memenuhi persyaratan ASTM A-36 Bahan-bahan
pelengkap harus dari jenis yang sama dengan barang yang dipasangkan dan yang paling cocok untuk
maksud yang bersangkutan.
c. Pelaksanaan:
- Contoh bahan-bahan yang akan dipakai harus diperlihatkan kepada Pengawas untuk disetujui.
Contoh itu harus memperlihatkan kualitas pengelasan dan penghalusan untuk standar dalam
pekerjaan ini.
- Pengerjaan harus yang sebaik-baiknya. Semua pengerjaan harus diselesaikan bebas dari
puntiran, tekukan dan hubungan terbuka.
- Pengerjaan di bengkel ataupun di lapangan harus mendapat persetujuan Pengawas. Semua
pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai las listrik. Tenaga kerja yang melakukan hal
ini harus benar-benar ahli dan berpengalaman.

26
- Semua bagian yang dilas harus diratakan dan difinish sehingga sama dengan permukaan
sekitarnya. Bila memakai pengikat-pengikat lain seperti clip keling dan lain-lain yang tampak harus
sama dalam finish dan warna dengan bahan yang diikatnya.
- Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang sesuai dengan
maksudnya termasuk perlengkapannya. Lubang-lubang untuk baut harus dibor dan di-punch.
- Pemasangan (penyambungan dan pemasangan accesorise) harus dilakukan oleh tukang yang
ahli dan berpengalaman.
- Semua untuk pekerjaan ini harus mengacu pada gambar rencana, kecuali ditentukan lain.
- Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki segala kesalahan dalam penggambaran, tata letak
dan fabrikasi atas biaya Kontraktor.

22. PEKERJAAN PERKERASAN PAVING


a. Persyaratan bahan:
 Pasir untuk Laying Course harus merupakan pasir yang tajam (sharp sand) dan bersih,
dengan kadar tanah atau silt tidak lebih dari 3% berat dan tidak lebih dari 15% yang
tertahan pada saringan 2,36 mm, di Indonesia dikenal dengan pasir extra beton. Pasir
tersebut pada waktu akan dipergunakan harus dalam keadaan benar-benar kering.
 Pasir untuk laying course setelah diratakan dan dipadatkan harus mempunyai ketebalan
10 cm atau sesuai Gambar. Profil dari permukaan pasir yang belum dipadatkan harus
sama dengan profil permukaan yang dikehendaki dan ketebalan sebelum dipadatkan
kurang lebih 10 cm s.d. 12 cm.
 Paving Block, yang dipakai untuk sarana jalan dan parkir mempunyai ketebalan t = 8 cm,
Produksi LOKAL atau dengan mutu beton minimal K-300.
 Kansteen yang dipakai kualitas baik dengan mutu minimal K300 produksi local dengan
ukuran standar sesuai dengan gambar kerja.

b. Pelaksanaan pekerjaan
 Paving block dipasang diatas permukaan pasir yang belum dipadatkan tetapi telah
diratakan.
 Pasangan tersebut kemudian harus dipadatkan dengan menggunakan vibrating plat
compactor sebanyak 3 kali jalan, sebelum pasir untuk penggilingan celah-celah
ditebarkan.
 Celah-celah atau nat-nat (joint spacing) pada pasangan interlocking tidak boleh lebih
dari 4 mm. Apabila tidak demikian maka pasangan tersebut harus dibongkar dan
diperbaiki lagi atas biaya Penyedia Jasa.
 Jarak antara garis kanstin dengan paving block tidak boleh lebih besar dari 4 mm, dan
tidak boleh dicor dengan adukan. Apabila tidak demikian, maka pasangan tersebut harus
dibongkar dan diperbaiki lagi atas biaya Penyedia Jasa.
 Pemotongan di daerah pinggir harus menggunakan mesin potong khusus, apabila tidak
disebutkan lain dalam design, maka profile min.2,5% dengan toleransi 10 mm.
 Penyimpangan/deviasi pada permukaan datar 8 mm, diukur pada tiap 3 meter garis
lurus dan perbedaan maksimal antara level (ketinggian) sebuah interblock dengan
lainnya tidak lebih dari 2 mm.

27
 Pada jarak 1 meter dari tempat-tempat yang belum diberi tahanan atau tanggul (Kerb)
tidak dipadatkan terlebih dahulu. Pasir yang sesuai untuk laying course, kemudian
disapu diatas permukaan interblock dan kemudian terakhir dipadatkan lagi dengan
vibrator 3 kali jalan.
 Untuk mendapatkan permukaan pavement paving block yang rata (level), alat roller (+ 3
ton) dijalankan diatas pavement tersebut beberapa kali.
 Bila terjadi pemberhentian pasangan, baris terakhir dari paving block harus dibongkar
dulu pada waktu pekerjaan dilanjutkan.

23. PEKERJAAN PLUMBING DAN SANITASI

a. Lingkup pekerjaan:
a.1. Pengadaan/penyediaan dan pemasangan sistem instalasi pipa air bersih serta
kelengkapannya untuk bangunan.
a.2. Pengadaan/penyediaan dan pemasangan sistem instalasi pipa air kotor serta
kelengkapannya untuk bangunan.
a.3. Pengadaan/penyediaan dan pemasangan fixture-fixture plumbing dan kelengkapannya untuk
bangunan.
a.4. Pembuatan saluran air baru menggunakan saluran U dan bak kontrol.

b. Persyaratan bahan:
b.1. Semua material/ bahan yang digunakan/ dipasang harus dari jenis material berkwalitas baik,
dalam keadaan baru (tidak dalam keadaan rusak atau afkir).
b.2. Bahan pekerjaan plumbing/ pemipaan adalah:

No Instalasi Tekanan Kerja Tekanan Uji Spesifikasi


1) Air Bersih 2 Bar 5 Bar PVC, klas AW
PVC min. klas D,
2) Air Kotor Gravitasi 2 Bar
abu-abu
PVC min. klas D,
3) Air Hujan Gravitasi 2 Bar
abu-abu

b.3. Fixture/ perlengkapan sanitasi yang digunakan adalah:


a). Kloset duduk menggunakan bahan keramik jenis dual flash sekualitas INA atau TOTO
Standard
Kloset jongkok anak-anak menggunakan bahan keramik sekualitas INA atau TOTO
Standard
b). Jet Spray bahan besi/ stainless steelsekualitas INA atau TOTO
c). Kran air bahan besi/ stainless steelsekualitas INA atau TOTO
d). Floordrain bahan besi/ stainless steel sekualitas INA atau TOTO
e). Washtafel bahan keramik sekualitas INA atau TOTO

28
e). Washbak bahan besi/ stainless steel sekualitas INA atau TOTO

c. Persyaratan pelaksanaan:
a. Sebelum dilakukan pemasangan, penyedia barang/ jasa harus menyerahkan contoh dari
bahan yang akan dipasang/ digunakan kepada Direksi/ pengawas.
b. Pemasangan instalasi air harus dilaksanakan oleh instalatur pipa yang sudah
berpengalaman dengan dasar lokasi yang telah ditentukan dalam gambar.
c. Pemasangan pipa-pipa pada dinding harus dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran, atau
jika pada keadaan tertentu mengenai struktur maka sebelumnya dilakukan pemasangan
sparing pada waktu pelaksanaan struktur tersebut sehingga menghindarkan dari
pembobokan/ pembongkaran.
d. Pemasangan pipa-pipa dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak ada
sambungan yang saling bersilangan antara pipa air bersih dengan pipa air kotor/ buangan.
e. Instalasi pipa air bersih sampai mengalir yang disambung dari distribusi air
bersih dengan pipa PVC Ø 1” dan pipa yang masuk ke instalasi ruang dengan pipa PVC ¾”,
yang diteruskan pada kran dengan pipa PVC Ø 1/2”.
f. Pembuatan saluran baru menggunkaan beton precast u-ditch 30 dan
pembuatan bak kontrol
g. Pipa pembuangan air kotor dari lavatory/ KM dialirkan melalui floordrain
dan diteruskan melalui pipa PVC Ø 2” menuju saluran luar terdekat atau sumur resapan,
untuk pembuangan air dari bak cuci tangan menggunakan pipa PVC Ø 2”

d. Pengujian
Semua peralatan yang sudah terpasang harus dilakukan pengujian/ test dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Sistem pemipaan (air bersih) harus ditest dengan tekanan hydrostatis sebesar 1,5x tekanan
kerja selama 2 jam terus menerus.
b. Testing pemipaan harus dilaksanakan sebelum fixture terpasang dan disaksikan oleh
Direksi/ pengawas.

24. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

a. Ketentuan Umum Pekerjaan Mekanikal Elektrikal


a.1 Standar maupun referensi yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1) Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia 2000 (PUIL 2000).
2) Peraturan Instalasi Listrik (Menteri PU dan Tenaga Kerja no. 023-PRT-1978).
3) Syarat-syarat penyambungan listrik (Menteri PU dan Tenaga Kerja no. 024-PRT-1978).
4) Pedoman Konsultan Pengawasan instalasi listrik, Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi no. 59/PD/1980.
5) Peraturan yang dikeluarkan oleh Departemen atau Lembaga Pemerintah yang
berwenang dan telah diakui penggunaannya, diantaranya Departemen Pekerjaan
Umum, yaitu :
 Standard NVC, VDE/DIN, AVE, VDE, BBS, WEMA, JIS.

29
 Standard penerangan buatan di dalam gedung-gedung 1978, Dirjen Cipta
Karya, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.
a.2 Semua ketentuan mengenai pemasangan instalasi yang berlaku umum, dimana tidak
ditentukan lain, adalah tetap mengikat Penyedia Jasa dianggap mengetahui ketentuan ini.
a.3 Jika di dalam melaksanakan ternyata salah satu bagian instalasi yang sukar/tidak dapat
dilaksanakan, maka hal tersebut harus segera dilaporkan kepada Direksi
Pekerjaan/Pengawas Pekerjaan/ Konsultan Pengawas untuk diadakan rapat lapangan untuk
mencari penyelesaiannya.
a.4 Frekwensi dan penggunaan tegangan.
Semua peralatan yang harus dicatu daya listriknya pada pekerjaan ini harus direncanakan
untuk bekerja pada sumber tegangan 220/380 volt serta Frekwensi 50 Hz (terkecuali
peralatan-peralatan kontrol).
a.5 Ketentuan Pelaksanaan.
Penyedia Jasa atau Sub Penyedia Jasa untuk pekerjaan Instalasi Mekanikal dan Elektrikal
harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut :
1) Harus mempunyai izin yang masih berlaku untuk Instalasi listrik dan penangkal petir,
kelas B atau sesuai peraturan yang berlaku.
2) Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan Instalasi Mekanikal dan Elektrikal
berdasarkan dan sesuai dengan :
 Ketentuan Umum ini.
 Uraian dan Ketentuan Teknis.
 Gambar-gambar bestek.
 Ketentuan administrasi.
 Perintah Direksi Pekerjaan/Pengawas Pekerjaan/Konsultan Pengawas di
lapangan, baik tertulis maupun lisan.

b. Lingkup Pekerjaan
b.1 Pengadaan dan pemasangan yang terdiri dari instalasi, lampu, rumah lampu, saklar dan stop
kontak.
b.2 Testing dan commissioning
c. Persyaratan bahan
c.1 Lampu dalam plafond dan lampu fitting tempel atau sesuai desain dengan ketentuan:
1) Lampu jenis gantung LED Downlight dengan daya 16 W sekualitas Phillips; Oshram.
2) Rumah lampu jenis tanam (down light) dibuat dari alluminium tahan karat sebelah luar
yang melekat di plafond diberi list alluminium, dilengkapi dengan penjepit ke plafond
sekualitas Panasonic; Artolite
c.2 Saklar dan kotak /stop kontak
Saklar dan stop kontak jenis inbow dengan bahan Panasonic atau Broco warna sesuai
dengan warna dinding.
c.3 Kabel yang digunakan adalah jenis NYM dengan ukuran 3 x 2,5 mm untuk instalasi lampu
dan instalasi stop kontak serta ukuran 3x4mm untuk instalasi stop kontak AC sekualitas
Supreme; Eterna

30
c.4 Panel box terbuat dari besi plat tebal 3 mm type inbouw dilengkapi pintu dan kuncinya serta
kompnen-komponennya (MCB/fuse, switc, lampu indikator, ampere/ volt meter, dan lain-lain)
hasil produksi Nasional sekualitas Merk Siemens, Merlin Gerin dan lain-lain dengan arde
(pertanahan) dari kabel B.C.

d. Persyaratan pemasangan
d.1 Lampu-lampu
1) Lampu-lampu yang harus terpasang kuat pada bangunan (plafond) tetapi harus mudah
dibuka
2) Harus dipasang dengan sesuai ketinggian (sesuai gambar)
3) Harus dipasang dengan lurus sejajar dengan bagian bangunan pada arah vertikal
maupun horisontal
d.2 Saklar dan stop kontak
1) Saklar lampu dipasang dengan ketinggian 150 cm dari permukaan lantai ruang tersebut.
2) Stop kontak untuk peralatan kantor dipasang dengan ketinggian 20 cm dari permukaan
lantai ruang tersebut.
d.3 Pemasangan kabel instalasi harus di bungkus dengan pipa pvc 5/8” baik itu diatas plafon
maupun yang ditanam dalam dinding.
d.4 Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/ stop kontak serta jenis armatur lampu
yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar yang bersangkutan, sedangkan sistem
pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton harus ditanam (sistem inbouw) dan
penarikan kabel (jaringan kabel) diatas plafond diikat pada klem penarik dengan jarak 1,00 a
1,20 m1. Khusus untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel aarde (pentanahan)
sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai & terendam air tanah).

e. Ketentuan Lain
e.1 Semua kabel daya, baik type maupun ukurannya mengikuti gambar kerja dan kabel daya
yang dipersyaratkan telah lulus test PLN.
e.2 Tidak diperkenankan adanya sambungan pada satu jalur kabel, karena itu Penyedia Jasa
harus meneliti kembali keutuhan kabel dengan baik sebelum pelaksanaan.
e.3 Pemasangan kabel harus dengan pelindung yang cukup yaitu dengan pasir dan deksteen
untuk ditanam dalam tanah, jika kabel yang ditanam melintasi jalan, maka kabel tersebut
harus dimasukkan ke dalam pipa (ukuran pipa disesuaikan dengan besarnya kabel).
e.4 Tidak diperkenankan adanya puntiran pada pegelaran kabel, kalau terpaksa harus berbentuk
“S” kelengkungannya harus membentuk radius 3 x outer diameter.
e.5 Pegelaran kabel hanya boleh dilaksanakan dengan seijin Konsultan Pengawas.
e.6 Sebelum dipasang kabel harus diuji terlebih dahulu baik fisik maupun sifat-sifat elektris dan
hasilnya dinyatakan baik oleh Konsultan Pengawas.
e.7 Pemasangan kabel pada dinding, MDP dan SDP harus menggunakan bracket sehingga rapi
dan kuat.
e.8 Pemasangan kabel pada lantai harus menggunakan trace/parit kabel yang memadai, ditutup
dengan plat bordes berbunga serta dilengkapi dengan handel pengangkat, pada belokan
harus dibuat check hole sehingga belokan kabel tidak tajam.
e.9 Ketentuan-ketentuan instalasi yang lain agar berpedoman pada :

31
1) Pedoman Umum Instalasi Listrik, tahun 2000.
2) Peraturan dan Petunjuk PLN setempat.
3) Petunjuk Konsultan Pengawas.

32
Spesifikasi Bahan / Material

No Item Pekerjaan/ Bahan Spesifikasi Teknis


- Holcim
1. Semen
- Gresik
- Kuda kuda IWF 200.100.5,5.8 dan Pipa
Galvanis 3”
- Gording besi Canal 150.50.20.3,2
dengan jarak gording 120 cm
- Usuk baja ringan mengunakan
galvanized C 75.08 atau galvalum C
2 Konstruksi atap
75.075dengan reng ukuran 35 mm tebal
0,5 mm atau ukuran 37 mm tebal 0.45
mm dengan jarak reng 37 cm merk
Gigasteel; Galvasteel; Smartruss
Lysaght

3 Penutup atap Genteng Glazuur

4 Plafond Gypsum 9 mm dengan rangka kayu Bengkirai

Pelapis Lantai dan Dinding :


5. - Granit Ukuran 50x50 cm,40x40 cm Roman

- Keramik Lantai
Ukuran 20x20 cm, merk Roman

- Keramik dinding Ukuran 20x25 cm merk Roman

Kusen : Alumunium Powder Coating Warna Hitam


6.
- Rangka Kusen dengan ukuran 4.10.0,2
Daun pintu engineering door warna hitam
- Daun Pintu dan daun jendela
Daun Jendela Aluminium Frame warna hitam
Elektrikal : Ukuran 3x2,5 mm; NYM merk Supreme,
7.
- Kabel Eterna, Gold

- MCB Schneider, ABB

Lampu Hemat Energi jenis LED Downlight


- Lampu
Gantung 16 watt merk Philips

- Rumah Lampu Philips, Artolite

33
No Item Pekerjaan/ Bahan Spesifikasi Teknis

Cat :
8. - Cat Tembok Acrylic merk Dulux
- Cat Tembok
- Cat Tembok Weathercoat merk Dulux

- Cat kayu - Emco; Bee Brand

Pekerjaan Sanitair :
- TOTO
9. - Kloset duduk
- TOTO
- Kloset jongkok anak-anak
- Washtafel - TOTO
- Jet spray, - Wasser
- Kran Air - Wasser
- Floordrain - Wasser
Plumbing :
10.
- PVC pipe class AW Maspion

34
25. PENUTUP

Untuk lain-lain pkerjaan maupun persyaratan yang belum dan tidak tercantum dalam R.K.S. ini
serta yang belum/ tidak dijelaskan pada waktu rapat Penjelasan Pekerjaan akan berlaku
peraturan pelaksanaan pekerjaan berdasarkan A.V. yang mana pasal demi pasal semata-mata
sudah tercakup dalam pedoman teknis pelaksanaan pekerjaan ini.
1. Tim teknis/Pengawas lapangan berhak untuk menolak bahan bangunan yang didatangkan
yang dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan dimaksud, jika tidak sesuai dengan syarat-
syarat tersebut diatas.
2. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam uraian dan syarat-syarat teknis ini, akan
diberikan pada saat pemberian penjelasan pekerjaan dan juga oleh Tim Teknis/Pengawas
Lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan.
3. Semua pekerjaan yang termasuk pekerjaan yang dilaksanakan, tetapi tidak dijelaskan dalam
uraian dan syarat-syarat teknis ini, maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh
Penyedia Jasa.
Gambar rencana kerja dan syarat-syarat teknis serta Risalah Berita Acara Pemberian
Penjelasan Pekerjaan, merupakan satu kesatuan yang sifatnya saling melengkapi dan mengikat

Pelaksana harus menyerahkan sampel/ contoh material yang akan dipasang dan harus
mendapat persetujuan Direksi.

35

Anda mungkin juga menyukai