Anda di halaman 1dari 11

IMPLEMENTASI PEMERINTAHAN KOLABORATIF DALAM PENGUATAN

NILAI-NILAI BELA NEGARA

Khoirun Nisa’1, Yuliar Magdalena Zega2


1
Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Kementerian Komunikasi dan Informatika
2
Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Kementerian Komunikasi dan Informatika
e-mail: ladynisa90@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan, Intruksi Presiden RI Nomor 7 tahun 2018 tentang Rencana Aksi Bela Negara Tahun
2018-2019 menuntut sinergitas peran dari seluruh komponen negara dalam melakukan upaya bela
negara. Implementasi penguatan nilai-nilai bela negara ini merupakan salah satu bentuk kolaborasi
pemerintahan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang implementasi pemerintahan
kolaboratif dalam penguatan nilai-nilai bela negara. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
pemerintahan kolaboratif dalam penguatan nilai-nilai bela negara. Metode penelitian. Penelitian
menggunakan metodologi studi kasus pada implementasi Instruksi Presiden Republik Indonesia
Nomor 7 tahun 2018. Subjek penelitian terdiri dari Kepala Satuan Tugas Bela Negara, Sekretaris
Satuan Tugas Bela Negara dan Ketua Panitia penyelenggaraan Training of Trainer Bela Negara
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional. Penelitian berfokus pada enam kriteria penting dari
pemerintahan kolaboratif. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data seperti wawancara
mendalam dan kajian literatur. Data analisis. Analisis data menggunakan open dan axial coding.
Hasil dan Pembahasan. Program penguatan nilai-nilai bela negara diprakarsai oleh Sekretariat
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2018 menerapkan model
Pentahelix yang melibatkan berbagai aktor baik pemerintah maupun non pemerintah. Aktor non
pemerintah yang terlibat dalam penguatan nilai-nilai bela negara berperan dalam pengambilan
keputusan. Salah satu upaya penguatan nilai-nilai bela negara berupa Program Emas Biru dan Emas
Hijau diorganisir secara formal dan aktor-aktornya bertemu secara kolektif. Penguatan nilai-nilai
bela negara dalam program Emas Biru dan Emas Hijau memiliki tujuan untuk sebuah keputusan
konsensus sebuah perdamaian. Program-program penguatan nilai-nilai bela negara bertujuan agar
masyarakat memaksimalkan pengelolaan sumber daya alam melalui pelibatan dan sinergitas
berbagai komponen negara. Kesimpulan dan Saran. Implementasi pemerintahan kolaboratif dalam
penguatan nilai-nilai bela negara telah memiliki enam kriteria pemerintahan kolaboratif. Namun,
diperlukan penelitian lebih lanjut pada variabel-variabel model pemerintahan kolaboratif dari salah
satu contoh kasus program penguatan nilai-nilai bela negara.

Kata Kunci: Pemerintahan kolaboratif; Bela Negara

PENDAHULUAN dihadapi sebuah negara harus mendapat


Perkembangan kemajuan ilmu perhatian serius oleh seluruh komponen
pengetahuan, teknologi, komunikasi dan negara dengan bersama-sama melakukan
informasi di era globalisasi memiliki potensi upaya bela negara. Upaya bela negara di
ancaman terhadap kedaulatan Negara Indonesia diatur dalam Undang-Undang
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002
3 Tahun 2002 pertahanan negara). Ancaman, tentang Pertahanan Negara. Setiap warga
gangguan, hambatan dan tantangan yang negara berhak dan wajib ikut serta dalam
Khoirun Nisa’ dan Yuliar Magdalena Zega: Implementasi Pemerintahan Kolaboratif dalam Penguatan Nilai-Nilai Bela
Negara

upaya bela negara yang diselenggarakan khususnya dalam penguatan nilai-nilai bela
melalui pendidikan kewarganegaraan, negara.
pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, Implementasi model pemerintahan
pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional kolaboratif di Indonesia tidaklah mudah
Indonesia, dan pengabdian sesuai dengan karena mensyaratkan kolaborasi pemerintahan
profesi. yang holistik antara sektor pemerintah dan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 non pemerintah. Penelitian Islamy 2017
Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, 2002) menemukan bahwa model pemerintahan
Bela negara adalah bentuk mempertahankan kolaboratif dalam pengembangan pariwisata
eksistensi sebuah negara dalam konsep Buton tidak berjalan efektif karena kurangnya
patriotisme seorang individu atau seluruh kolaborasi dari sektor swasta. Penelitian
komponen dari seluruh komponen Negara Sururi 2018 menemukan bahwa pemerintahan
(Sekretriat Jenderal Dewan Ketahanan kolaboratif yang dilakukan antar pemerintah
Nasional RI , 2008). Implementasi bela negara daerah dalam revitalisasi wisata cagar budaya
di Indonesia dipertegas oleh Instruksi Banten Lama masih memiliki hambatan
Presiden Republik Indonesia nomor 7 tahun seperti permasalahan relokasi pedagang kaki
2018 tentang Rencana Aksi Nasional Bela lima, belum tercapainya target perencanaan
Negara Tahun 2018-2019. Instruksi Presiden pembangunan (revitalisasi) infrastruktur dan
Republik Indonesia nomor 7 tahun 2018 belum sinergisnya kerjasama antara
tentang Rencana Aksi Nasional Bela Negara stakeholder. Penelitian Boer et al (2017)
Tahun 2018-2019 mengamanatkan Sekretariat menemukan pemicu dan penghambat inisiatif
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional sebagai inovasi publik kolaboratif yang berkontribusi
koordinator kementerian dan lembaga dalam pada transisi energi di tingkat lokal. Irawan
melaksanakan Rencana Aksi Nasional Bela (2007) mendeteksi penyebab proses
Negara Tahun 2018-2019. pemerintahan kolaboratif yang belum berjalan
Koordinasi dengan seluruh kementerian secara efektif dalam pengendalian
dan lembaga yang dilakukan oleh Sekretariat pencemaran udara di Surabaya
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Tantangan yang dihadapi dalam
merupakan salah satu bentuk kolaborasi implementasi model pemerintahan
pemerintahan yang diperlukan untuk kolaboratif di berbagai bidang menunjukkan
mencapai satu tujuan bersama yaitu pentingnya sinergitas dari masing-masing
menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa peran aktor. Pelaksanaan kebijakan Instruksi
menuju masyarakat Indonesaia yang Presiden Republik Indonesia nomor 7 tahun
berdaulat, adil dan makmur. Pemerintahan 2018 tentang Rencana Aksi Nasional Bela
yang terbagi dalam kementerian dan lembaga, Negara Tahun 2018-2019 pun menuntut
menandakan fragmentasi pemerintahan sinergitas peran dari seluruh komponen
sebagai akibat sistem manajemen publik lama. negara. Oleh karena itu, perlu dilakukan
Di era manajemen publik baru, Indonesia penelitian tentang implementasi model
perlu mengimplentasikan model tata kelola pemerintahan kolaboratif dalam penguatan
pemerintahan kolaboratif untuk mencapai nilai-nilai bela negara. Penelitian ini bertujuan
tujuan bersama melibatkan segala bidang, untuk mendeskripsikan model pemerintahan

31
DINAMIKA GOVERNANCE: JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA Volume 10 (1), April 2020

kolaboratif dalam penguatan nilai-nilai bela Kota Serang melibatkan para Pedagang Kaki
negara. Lima yang tergabung dalam kelompok
Paguyuban Pedagang Keraton Surososwan
KAJIAN PUSTAKA untuk penataan kawasan wisata Cagar Budaya
Ansell dan 2007 Gash mendefinisikan Banten Lama (Sururi 2018). Pemerintah
pemerintahan kolaboratif sebagai pengaturan daerah mengajak lembaga adat untuk turut
pemerintahan dimana satu atau lebih badan serta dalam pengembangan pariwisata di
publik secara langsung mengikutsertakan Buton (Islamy, Alwi, & Haning, 2017),
stakeholder non pemerintah dalam proses Pemerintah daerah melibatkan Lembaga
pengambilan keputusan kolektif yang formal, Swadaya Masyarakat dan kelompok
berorientasi konsensus dan deliberatif serta masyarakat dalam upaya pengendalian
bertujuan untuk membuat atau menerapkan pencemaran udara di Surabaya (Irawan, 2017)
kebijakan umum atau mengelola program atau Ansell dan Gash (2007) memilih
aset publik. Definisi pemerintahan kolaboratif pendekatan gabungan untuk membuat konsep
memiliki 6 (enam) kriteria penting, (Ansell & pemerintahan. Pemerintahan kolaboratif
Gash.2007), yaitu 1) forum diprakarsai oleh dipandang sebagai tipe pemerintahan dimana
lembaga atau lembaga publik, 2.) peserta aktor publik dan privat bekerja secara
dalam forum termasuk aktor non pemerintah, kolektif dalam cara khusus menggunakan
3.) peserta terlibat langsung dalam proses tertentu untuk menegakkan hukum dan
pengambilan keputusan dan tidak hanya peraturan yang berkaitan dengna penyediaan
dikonsultasikan oleh badan publik, 4.) forum barang publik. Upaya pelibatan aktor non
tersebut diorganisir secara formal dan bertemu pemerintah menjadi salah satu bagian penting
secara kolektif, 5.) forum ini bertujuan untuk lainnya dalam pemerintahan kolaboratif.
mengambil keputusan konsensus, 6.) fokus Penelitian Rahajeng dan Manaf (2015) terkait
kolaborasi adalah pada kebijakan publik atau bentuk-bentuk kemitraan pemerintah, swasta
manajemen publik. Enam kriteria penting ini dan masyarakat dalam program penataan
menjadi syarat pemerintahan kolaboratif. lingkungan permukiman berbasis komunitas,
Pemerintah merupakan satu komponen mengkaji peran pemerintah sebagai
kritikal dalam hal pemerintahan kolaboratif. pendamping, sedangkan masyarakat berperan
Pengertian pemerintahan sebagai rezim dari sebagai perencana dan swasta berperan
hukum, aturan, keputusan yudisial dan praktik sebagai rekan bermitra. Hal ini sejalan dengan
administrasi yang memaksa, menentukan dan semangat paradigma Manajemen Publik Baru
memungkinkan penyediaan barang dan jasa dimana pemerintah harus berperan sebagai
yang didukung publik (Ansell & Gash, 2007). pendamping atau fasilitator untuk mendorong
Menurut Ansell dan Gash (2007) pengertian masyarakat memecahkan masalah sosial
pemerintahan ini digarisbawahi sebagai dengan bermitra pada pihak swasta.
penyedia ruang untuk struktur pemerintahan Ansell dan Gash (2007) menggunakan
tradisional serta bentuk-bentuk pengambilan terminologi “stakeholder” untuk mengacu
keputusan publik/swasta. Pemerintahan di pada partisipasi dari instansi pemerintah dan
Indonesia telah banyak memprakasai forum stakeholder non pemerintah (baik individu
untuk mengkolaborasikan seluruh komponen maupun kelompok terorganisir). Ansell dan
dalam pemecahan masalah publik. Pemerintah

32
Khoirun Nisa’ dan Yuliar Magdalena Zega: Implementasi Pemerintahan Kolaboratif dalam Penguatan Nilai-Nilai Bela
Negara

Gash (2007) memandang partisipasi yang pemerintahan kolaboratif dicerminkan dalam


dimaksudkan adalah sebuah upaya kolaborasi forum yang terorganisir dan struktur yang
dengan komunikasi dua arah dan jelas. Jika forum yang dibentuk kurang
mempengaruhi pemerintah dan stakeholder formal, akan ada potensi kurang berjalannya
serta kesempatan bagi stakeholder untuk implementasi model pemerintahan kolaboratif
berbicara satu sama lain. Pemerintah dan seperti pada penelitian Mutiarawati dan
stakeholder harus dipertemukan bersama Sudarmo (2017). Hubungan kolaboratif yang
dalam proses kolektif. Selain sebagai proses dilakukan melalui kesepakatan informal akan
kolektif, kolaborasi juga harus melibatkan cenderung lebih sulit dianalisis dari segi
stakeholder sebagai pengambil keputusan, partisipan, prosedur hingga tujuan
Pelibatan aktor non pemerintah dalam sebuah (Mutiarawati & Sudarno, 2017, p.52). Oleh
kolaborasi bersama pemerintah, tidak hanya karena itu, perlunya model pemerintahan
sebatas konsultasi dengan pemerintah., tetapi kolaboratif diimplementasikan secara formal
juga terlibat langsung dalam pengambilan agar mudah dalam menjelaskan para aktor
keputusan. Penelitian Rahajeng dan Manaf terlibat, mendeskripsikan prosedur dan
(2015) menunjukkan bahwa masing-masing menggambarkan tujuan.
aktor memiliki peran penting yang harus Model pemerintahan kolaboratif
terlibat langsung dalam pengambilan menurut Ansell dan Gash (2007) dikenakan
keputusan. Namun, bentuk kemitraan yang pada tujuan kolaborasi dengan tipikal untuk
ada mengalami kendala dari faktor mencapai beberapa tingkatan konsensus
komunikasi, koordinasi dan kepercayaan, antara para stakeholder, membentuk sebuah
sehingga pihak swasta hanya sebatas forum dengan tujuan pengambilan keputusan
memanfaatkan event-event tertentu. Peran konsensus. Menurut Febrian (2016),
pihak non pemerintah memegang peranan pembangunan sebuah konsensus yang
penting sebagai rekan bermitra sehingga melibatkan unsur-unsur terkait dalam sebuah
faktor-faktor penyebab kendala kemitraan sistem kolaborasi diperlukan dalam
perlu diperhatikan. Hal ini sejalan dengan pembangunan kawasan perdesaan terkait isu
penelitian Sururi (2018) yang menyarankan tata ruang, investasi, dan ekonomi politik.
bahwa komitmen, faktor intensitas Konsensus yang dibangun berupa pedoman
komunikasi dan koordinasi menjadi kunci dan petunjuk teknis pembangunan kawasan
penting untuk pengambilan keputusan dalam perdesaan yang ditetapkan oleh pemerintah
pemecahan masalah kolaborasi. pusat. Hal ini menunjukkan bahwa
Model pemerintahan kolaboratif pemerintahan perlu menghasilkan sebuah
mensyaratkan terorganisirnya forum secara konsensus yang mengatur hal terkait fokus
formal dan mempertemukan seluruh pihak kolaborasi
yang terkait. Ansell dan Gash (2007) Model tata kelola pemerintahan
memasang kriteria dari kolaborasi formal kolaboratif dalam bentuk kemitraan antara
untuk membedakan pemerintahan kolaboratif instansi pemerintah dengan sector non
dari bentuk interaksi kelompok kepentingan- pemerintah hanya berfokus memiliki tujuan
pemerintah yang lebih kasual dan pada fenomena yang sama yaitu terkait
konvensional. Bentuk formal dari kebijakan publik atau manajemen publik.

33
DINAMIKA GOVERNANCE: JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA Volume 10 (1), April 2020

Program Gerbang Mapan yang diinisiasi oleh kebijakan publik. Penelitian ini menggunakan
pemerintah daerah Tangerang berfokus pada teknik pengumpulan data seperti wawancara
pemberdayaan masyarakat pesisir untuk mendalam, observasi, dan kajian literatur.
meningkatkan ekonomi dan kapasitas sosial Analisis data penelitian ini menggunakan
(Fadli & Nurlukman, 2018). Sunmor Sembada open dan axial coding.
Minggu Pahingan merupakan program
penyediaan pelayanan publik dari Pemerintah HASIL PENELITIAN DAN
Kecamatan Sleman sebagai inovasi untuk PEMBAHASAN
memecahkan persoalan ekonomi, budaya dan Penguatan nilai-nilai bela negara tidak
pendidikan (Wulandari, Suranto, & Purnomo, hanya tugas pemerintah, namun juga tugas
2019). Pada tingkat nasional, terdapat sebagai hak dan kewajiban seluruh warga
kebijakan Minapolitan dari Kementerian negara sesuai dengan Undang-Undang
Kelautan dan Perikanan yang bertujuan untuk Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002
meningkatkan kesehateraan masyarakat tentang Pertahanan Negara. Penguatan nilia-
(khususnya nelayan dan produktivitas nilai bela negara mendapat dukungan serius
masyarakat di kawasan pesisisir. Fatmawati, dari Presiden melalui ya Instruksi Presiden
Ikawati dan Amri (2018) melakukan kajian Republik Indonesia tentang Rencana Aksi
perumusan strategi pengembangan kawasan Nasional Bela Negara Tahun 2018-2019. Hal
minapolitan dalam konsep pengembangan ini yang menjadi landasan Sekretariat Jenderal
wilayah untuk Kecamatan Pamboang Dewan Ketahanan Nasional untuk
Kabupaten Majene untuk mendukung melaksanakan penguatan nilai-nilai bela
kebijakan Minapolitan. negara. Dukungan serius dari pimpinan, yakni
Presiden, ditunjukkan melalui dikeluarkannya
METODE PENELITIAN Instruksi Presiden Republik Indonesia tentang
Penelitian dilakukan pada tanggal 20 Rencana Aksi Nasional Bela Negara Tahun
Mei sampai dengan 7 Agustus 2019 2018-2019.
menggunakan metodologi studi kasus pada Instruksi Presiden Republik Indonesia tentang
implementasi Instruksi Presiden Republik Rencana Aksi Nasional Bela Negara Tahun
Indonesia nomor 7 tahun 2018 tentang 2018-2019 tidak hanya mengatur tugas
Rencana Aksi Nasional Bela Negara Tahun Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
2018-2019. Subjek penelitian terdiri dari Nasional sebagai koordinator kementerian dan
Kepala Satuan Tugas Bela Negara, Sekretaris lembaga, tetapi juga memuat peran setiap
Satuan Tugas Bela Negara dan Ketua Panitia kementerian lembaga dalam menggalakkan
penyelenggaraan Training of Trainer Bela Rencana Aksi Nasional Bela Negara.
Negara. Penelitian berfokus pada kriteria Koordinasi ini diperlukan untuk membuat
penting dari model kolaboratif, yaitu 1.) sinergi kementerian dan lembaga sehingga
lembaga publik sebagai pemrakarsa, 2.) tugas dan fungsi masing-masing dapat
melibatkan aktor non pemerintah, 3.) semua berjalan efektif dan efisien dalam mencapai
aktor terlibat langsung dalam pengambilan tujuan bersama penguatan nilai bela negara.
keputusan, 4.) forum terorganisir formal dan Dengan harapan bahwa setiap kementerian
kolektif, 5.) memiliki tujuan pengambilan dan lembaga akan berkolaborasi dalam
keputusan konsensus, 6.) berfokus pada

34
Khoirun Nisa’ dan Yuliar Magdalena Zega: Implementasi Pemerintahan Kolaboratif dalam Penguatan Nilai-Nilai Bela
Negara

mencapai tujuan bersama yaitu penguatan Bela Negara Tahun 2018-2019. Setelah
nilai bela negara. Instruksi Presiden Republik Indonesia tentang
Instruksi Presiden Republik Indonesia Rencana Aksi Nasional Bela Negara Tahun
tentang Rencana Aksi Nasional Bela Negara 2018-2019 disahkan oleh presiden, yang juga
Tahun 2018-2019 memuat tiga tahapan menjabat sebagai Ketua Dewan Ketahanan
Rencana Aksi Nasional Bela Negara, yaitu 1) Nasional, maka Sekretariat memiliki peran
tahap sosialisasi, harmonisasi, sinkronisasi, sebagai eksekutor dan akselerator untuk
koordinasi dan evaluasi; 2) tahap internalisasi Rencana Aksi Nasional Bela Negara.
nilai-nilai dasar bela negara; dan 3) tahap aksi Kemudahan-kemudahan yang diberikan
gerakan (Presiden Republik Indonesaia 2018). Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
Penguatan nilai-nilai bela negara memerlukan Nasional kepada Lembaga atau kementerian
keterlibatan berbagai pihak yang disebut terkait untuk menerapkan Rencana Aksi
sebagai model pentahelix. Model pentahelix Nasional Bela Negara adalah dengan
melibatkan komponen pemerintah, akademisi, menyesuaikan bentuk bela negara yang telah
pelaku usaha, komunitas dan media (Tim dilakukan oleh masing-masing lembaga atau
Penyusun Modul Utama Pembinaan Bela kementerian sesuai dengan tugas dan fungsi
Negara, 2018). Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing lembaga atau kementerian.
penguatan nilai-nilai bela negara sesuai Hal ini semakin memperlihatkan betapa
dengan definisi model pemerintahan perlunya koordinasi dan kolaborasi antara
kolaboratif, dimana Sekretariat Jenderal semua pihak untuk penguatan nilai-nilai bela
Dewan Ketahanan Nasional sebagai negara. Implementasi pemerintahan
pemerintah menjadi pelopor penguatan nilai- kolaboratif dalam penguatan nilai-nilai bela
nilai bela negara. Implementasi penguatan negara dipenuhi jika telah memiliki enam
nilai-nilai bela negara melalui model syarat pemerintahan kolaboratif, yaitu forum
pentahelix menunjukkan upaya kolaborasi penguatan nilai-nilai bela negara diprakarsai
antara pemerintah dan non pemerintah. oleh instansi pemerintah, 2) aktor non
Koordinasi dan kolaborasi antara pihak pemerintah terlibat sebagai peserta, 3) peserta
pemerintah, komunitas, akademisi, serta terlibat langsung dalam pengambilan
media dikenal dengan kerjasama yang disebut keputusan terkait penguatan nilai-nilai bela
sebagai kolaborasi pentahelix (Ariwibowo, negara, 4) forum diorganisir secara formal dan
Wirapraja, & Putra, 2018). Menurut Wibowo bertemu secara kolektif, 5) forum bertujuan
(2018), pada model pentahelix, pemerintah untuk mengambil keputusan konsensus terkait
memiliki peran krusial sebagai regulator penguatan nilai-nilai bela negara, 6) fokus
untuk memberikan kemudahan dalam kolaborasi adalah pada kebijakan publik
pengembangan suatu isu melalui kebijakan terkait bela negara.
yang dapat dilaksanakan serta mampu Penguatan nilai-nilai bela negara
mendukung seluruh stakeholder. Sekretariat diprakarsai oleh Presiden sebagai Ketua
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional berperan Dewan Ketahanan Nasional. Forum
sebagai regulator saat menyusun hingga penguatan nilai-nilai bela negara diprakarsai
mengajukan Instruksi Presiden Republik oleh Dewan Ketahanan Nasional sebagai
Indonesia tentang Rencana Aksi Nasional lembaga yang mempunyai tugas membantu

35
DINAMIKA GOVERNANCE: JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA Volume 10 (1), April 2020

Presiden dalam menyelenggarakan pembinaan inisiasi oleh Kodam Pattimura adalah salah
ketahanan nasional guna menjamin satu bentuk persuasi untuk merangkul pihak-
pencapaian tujuan dan kepentingan nasional pihak yang pernah mengalami gesekan. Pihak
Indonesia. Kemudian pada tanggal 19 yang dimaksud adalah mantan separatis, kaum
Desember 2014, saat Hari Bela Negara, radikal, bahkan kelompok-kelompok antar-
Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa desa yang mengalami pertikaian. Mereka
bela negara mempunyai spektrum yang sangat diberi keterampilan untuk menambah
luas di berbagai bidang kehidupan. Oleh kompetensi masyarakat Maluku agar dapat
karena itu peran Dewan Ketahanan Nasional membuat mereka menjadi mandiri (Retaduri,
harus direvitalisasi, sesuai dengan Surat 2017). Program emas hijau dan emas biru
Sekretaris Kabinet tanggal 3 Februari 2017, sebagai salah satu perwujudan pemerintah
yakni Perintah Presiden bahwa masalah bela kolaboratif, dimana program tersebut
negara agar diberikan dan diperkuat melibatkan pemerintah yang terwakili oleh
penanganannya kepada Dewan Ketahanan TNI, akademisi yaitu dengan pelibatan IPB
Nasional. (Institut Pertanian Bogor) komunitas yang
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2018 merupakan masyarakat daerah sekitar
menerapkan model Pentahelix yang terselenggaranya program, pelaku usaha yang
melibatkan berbagai aktor baik pemerintah terdiri dari pasar, dan media massa yang
maupun non pemerintah. Elemen pemerintah menyebarluaskan berita program tersebut di
terdiri dari kementerian/lembaga dan berbagai harian atau surat kabar. Program
pemerintah daerah. Elemen akademik atau Emas Biru dan Emas Hijau melibatkan
dunia pendidikan berasal dari kalangan seluruh pihak untuk bersama-sama
akademik seperti sekolah, perguruan tinggi, membangun daerah konflik melalui
dan lembaga penelitian. Elemen dunia usaha pemberdayaan warga desa yang sifatnya dua
dapat terdiri dari aneka bentuk badan usaha. arah, yakni melibatkan pihak non pemerintah
Selanjutnya, elemen masyarakat dapat secara aktif. Oleh karena itu, aktor non
mewakili wadah kemasyarakatan seperti pemerintah yang terlibat dalam penguatan
Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dan nilai-nilai bela negara berperan dalam
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta pengambilan keputusan, tidak hanya sebatas
tokoh-tokoh masyarakat formal maupun konsultasi kepada pemerintah.
informal. Elemen terakhir adalah elemen Program emas hijau dan emas biru
media yang terdiri dari berbagai media sebagai salah satu perwujudan pemerintahan
elektronik, media non-elektronik, dan media kolaboratif, dimana program tersebut
sosial. melibatkan pemerintah yang terwakili oleh
Salah satu implementasi penguatan TNI, akademisi yaitu dengan pelibatan dari
nilai-nilai bela negara adalah program Emas IPB (Institut Pertanian Bogor), komunitas
Biru dan Emas Hijau yang berfmula di yang merupakan masyarakat daerah sekitar
Maluku. Program emas hijau ditujukan untuk terselenggaranya program, pelaku usaha yang
pelestarian lingkungan hidup dan emas biru terdiri dari pasar, dan media massa yang
untuk kegiatan ekonomi berbasis kelautan. menyebarluaskan berita program tersebut di
Program emas hijau dan emas biru yang di berbagai harian atau surat kabar.

36
Khoirun Nisa’ dan Yuliar Magdalena Zega: Implementasi Pemerintahan Kolaboratif dalam Penguatan Nilai-Nilai Bela
Negara

Program Emas Biru dan Emas Hijau selama ini dikembangkan oleh Kodam XVI
diorganisir secara formal dan aktor-aktornya Pattimura melalui tim bersama masyarakat.
bertemu secara kolektif. Program Emas Biru Tujuan dari diselenggarakannya sarasehan
dan Emas Hijau bermula di Maluku dan nasional dan pameran tersebut adalah sebagai
diinisiasi oleh Doni Monardo saat menjabat upaya untuk semakin mencintai dan
sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan mengembangkan produk lokal dalam negeri
Nasional meliputi kegiatan di sektor kelautan serta rasa peduli terhadap lingkungan sekitar.
dan perikanan, pertanian, kehutanan, Program emas biru dan emas hijau ini sangat
perkebunan, dan peternakan. Sekretaris bermanfaat dalam rangka kegiatan
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional pemberdayaan masyarakat, yang pada
mempertemukan seluruh pihak terkait di akhirnya untuk mengingkatkan pendapatan
sektor kelautan dan perikanan, pertanian, masyarakat. Adapun tujuan dari emas hijau
kehutanan, perkebunan, dan peternakan dan emas biru ini adalah menghasilkan “emas
melalui dialog untuk mewujudkan program putih” yang memiliki makna filosofis sebagai
Emas Biru dan Emas Hijau. Program ini perdamaian hakiki, menciptakan masyarakat
dalam rangka membangun ketahanan pangan yang rukun dan sejahtera. Karena jika
pertahanan dan keamanan di masyarakat yang masyarakat sejahtera, maka akan tercipta
secara tidak langsung juga berdampak pada ketahanan, dan jika ketahanan kuat, maka
peningkatan pertahanan dan keamanan di pertahanan juga akan kuat.
Maluku. Program emas biru dan emas hijau Pada salah satu kegiatan yang
ini sangat bermanfaat dalam rangka kegiatan diselenggarakan oleh Sekretariat Jenderal
pemberdayaan masyarakat, yang pada Dewan Ketahanan Nasional, yaitu Sarasehan
akhirnya untuk mengingkatkan pendapatan Nasional 10 – 11 Juli 2018 di Jakarta, turut
masyarakat. Adapun tujuan dari emas hijau digelar berbagai produk dalam negeri yang
dan emas biru ini adalah menghasilkan “emas salah satu diantaranya yaitu hasil-hasil alam
putih” yang memiliki makna filosofis sebagai dari program emas biru dan emas hijau yang
perdamaian hakiki, menciptakan masyarakat selama ini dikembangkan oleh Kodam XVI
yang rukun dan sejahtera. Karena jika Pattimura melalui tim bersama masyarakat.
masyarakat sejahtera, maka akan tercipta Tujuan dari diselenggarakannya sarasehan
ketahanan, dan jika ketahanan kuat, maka nasional dan pameran tersebut adalah sebagai
pertahanan juga akan kuat. upaya untuk semakin mencintai dan
Penguatan nilai-nilai bela negara mengembangkan produk lokal dalam negeri
melalui program Emas Biru dan Emas Hijau serta rasa peduli terhadap lingkungan sekitar.
memiliki tujuan untuk mengambil keputusan Pemerintahan kolaboratif dalam
konsensus. Pada salah satu kegiatan yang penguatan nilai-nilai bela negara memiliki
diselenggarakan oleh Sekretariat Jenderal tujuan untuk mencapai tingkatan konsensus
Dewan Ketahanan Nasional, yaitu Sarasehan atara para stakeholder. Selain program emas
Nasional 10 – 11 Juli 2018 di Jakarta, turut hijau dan emas biru yang diinisiasi o, leh
digelar berbagai produk dalam negeri yang Sekjen Dewan Ketahanan Nasional kala itu,
salah satu diantaranya yaitu hasil-hasil alam Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
dari program Emas Biru dan Emas Hijau yang Nasional juga telah menggagas Program

37
DINAMIKA GOVERNANCE: JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA Volume 10 (1), April 2020

Holistic Papua yang mengusung tema Papua jawaban tepat untuk menjawab fenomena
ASASI yang berarti Papua Adil, Setara, dan daerah konflik.
Sejahtera dalam Bingkai NKRI (Sekretariat
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional , 2019) . PENUTUP
Seperti dijelaskan oleh Letjen TNI Doni Kesimpulan
Monardo, Program Papua ASASI adalah Implementasi pemerintahan kolaboratif
Private Public People Partnership (P4) yang dalam kasus penguatan nilai-nilai bela negara
artinya melibatkan seluruh pihak, baik oleh Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
pemerintah dan terutama berbagai kelompok Nasional telah memenuhi enam syarat
masyarakat, dalam mengembangkan pemerintahan kolaboratif, bahwa penguatan
komoditas lokal (indrawan, 2018). Tujuan nilai-nilai bela negara tentang rencana Aksi
utama dari program Papua ASASI yaitu agar Nasional Bela Negara diprakarsai oleh
terciptanya kemajuan yang berkesinambungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
bagi masyarakat Papua. Pendekatan holistik Nasional, 2.) aktor non pemerintah terlibat
yang dilakukan Dewan Ketahanan Nasional dalam model pentahelix untuk melaksanakan
saat ini adalah membangun karakter diri pendekatan pemerintahan kolaboratif, 3.)
(character building) masyarakat agar mampu peserta terlibat langsung dalam pengambilan
memaksimalkan pengelolaan sumber daya keputusan melalui dialog dua arah, 4.) forum
alam yang ada dengan melibatkan dan diorganisir secara formal dan bertemu secara
mensinergikan berbagai elemen lembaga, kolektif dalam merencanakan dan melakukan
seperti akademisi dari IPB (Institut Pertanian program, 5.) forum bertujuan untuk
Bogor) (Sekretariat Jenderal Dewan mengambil keputusan konsensus terkait
Ketahanan Nasional, 2018), Forum penguatan nilai-nilai bela negara, 6.) fokus
Komunitas umat Beragama, tokoh adat Papua, kolaborasi adalah pada kebijakan publik
pemerintah dalam hal ini Sekretariat Jenderal terkait bela negara sebagai implementasi
Dewan Ketahanan Nasional dan media yang upaya bela negara dalam Undang-Undang
meliput dan menyebarluaskan berita mengenai tentang Pertahanan Negara
program ini.
Program Emas Hijau dan Emas Biru Saran
yang bermuara pada Emas Putih serta Implementasi pemerintahan kolaboratif dalam
Program Papua Asasi merupakan penguatan nilai-nilai bela negara telah
implementasi pemerintahan kolaboratif yang memiliki 6 (enam) kriteria pemerintahan
berfokus pada fenomena yang sama, yaitu kolaboratif. Namun, diperlukan penelitian
upaya merangkul pihak-pihak bertikai melalui lebih lanjut pada variable-variabel
pemberdayaan masyarakat dan sumber daya implementasi model pemerintahan kolaboratif
alam. Daerah konflik memerlukan bantuan dari salah satu contoh kasus program
nyata dari pemerintah sebagai bentuk penguatan nilai-nilai bela Negara.
perhatian pemerintah atas konflik yang dapat
DAFTAR PUSTAKA
memecah belah persatuan dan kesatuan
Ansell, C, & Gash, A. (2007) Collaborative
bangsa. Oleh karena itu, pemberdayaan Governance in Theory and Practice,
masyarakat dan sumber daya alam merupakan Journal of Administration Research and

38
Khoirun Nisa’ dan Yuliar Magdalena Zega: Implementasi Pemerintahan Kolaboratif dalam Penguatan Nilai-Nilai Bela
Negara

Theory, 18, 543-571. Kebijakan dan Manajemen Publik, 5(3),


doi:10.1093/jopart/mum032 1-12.
Ariwibowo, H., Wirapraja, A., & Putra, Y. D. Islamy, L. S., Alwi, & Haning, M. T. (2017).
(2018). Implementasi Kolaborasi Model The Model of Collaborative Governance
Pentahelix dalam Rangka in Tourism Development at Buton
Mengembangkan Potensi Pariwisata di District. International Journal of
Jawa Timur serta Meningkatkan Academic Research and Reflection,
Perekonomian Domestik. Jurnal 5(2), 1-12.
Manajemen dan Bisnis, 3(1). Mutiarawati, T., & Sudarmo. (2017).
doi:10.33005/mebis.v3i1.21 Collaborative Government dalam
Boer, T. d., Franco, J., Moonen, F., & Wu, J. Penanganan Rob di Kelurahan
(2017). Towards a sustainable future: Bandengan Kota Pekalongan. Jurnal
Lessons for local collaborative Wacana Publik, 1(2), 48-62.
governance. Utrecht University, Utrecht Presiden Republik Indonesia. (2018,
School of Governance . September 18). Instruksi Presiden.
Fadli, Y., & Nurlukman, A. D. (2018). Instruksi Presiden Republik Indonesia
Government Collaboration in tentang Rencana Aksi Nasional Bela
Empowerment? A Collaborative Negara Tahun 2018-2019. Jakarta:
Framework for the Government in Sekretariat Kabinet RI.
Empowering Coastal Communities. Rahajeng, M. S., & Manaf, A. (2015).
Journal of Government and Civil Bentuk-Bentuk Kemitraan Pemerintah,
Society, 2(2), 145-161. Swasta dan Masyarakat dalam Upaya
doi:10.31000/jgcs.v2i2.1022 Keberlanjutan Program Penataan
Fatmawaty D, Ikawati, & Amri, E. (2018). Lingkungan Permukiman Berbasis
Strategi Pengembangan Kawasan Komunitas (Studi Kasus: Kabupaten
Minapolitan di Kecamatan Pamboang Kndal dan Kota Pekalongan). Jurnal
Kabupaten Majene dalam Konsep Pengembangan Kota, 3(2), 112-119.
Pengembangan Wilayah. Plano Madani, Retaduari, E. A. (2017, 10 18). Program Emas
7(1), 37-45. Biru-Hijau Kodam Pattimura
Febrian, R. A. (2016). Collaborative Diharapkan Berkelanjutan. Dipetik 8 5,
Governance dalam Pembangunan 2019, dari Detiknews:
Kawasan Perdesaan (Tinjauan Konsep https://news.detik.com/berita/d-
dan Regulasi). Wedana Jurnal 3688575/program-emas-biru-hijau-
Pemerintahan, Politik dan Birokrasi, kodam-pattimura-diharapkan-
2(1), 200-208. berkelanjutan
Indrawan, A. (2018, 10 7). Wantannas Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
Gulirkan Program Pemerataan Bumi Nasional. (2018, Oktober 25). Program
Papua. Dipetik Agustus 5, 2019, dari Holistik Papua, Wujud Sinergitas Setjen
Republika.co.id: Wantannas dan Institut Pertanian Bogor
https://www.republika.co.id/berita/nasional/u (IPB). Dipetik Agustus 5, 2019, dari
mum/18/10/07/pg88kx319-wantannas- Watannas.go.id:
gulirkan-program-pemerataan-bumi- https://www.wantannas.go.id/2018/10/2
papua 5/program-holistik-papua-wujud-
Irawan, D. (2017). Collaborative Governance sinergitas-setjen-wantannas-dan-institut-
(Studi Deskriptif Proses Pemerintahan pertanian-bogor-ipb/
Kolaboratif dalam Pengendalian Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
Pencemaran di Kota Surabaya). Nasional. (2019, Januari 10). Lanjutkan

39
DINAMIKA GOVERNANCE: JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA Volume 10 (1), April 2020

Program Holistik Papua, Tim Setjen Publik. Jurnal Ilmu Pemerintahan


Wantannas Bersilaturahmi Dengan Kajian Ilmu Pemerintahan dan Politik
Asosiasi Pendeta Indonesia di Papua. Daerah, 4(1), 13-28.
Dipetik Agustus 5, 2019, dari doi:10.24905/jip.v4i1.1081
Watannas.go.id:
https://www.wantannas.go.id/2019
/01/10/lanjutkan-program-holistik-
papua-tim-setjen-wantannas-
bersilaturahmi-dengan-asosiasi-pendeta-
indonesia-di-papua/
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional R.I. (2018, Oktober 19). Bela
Negara : Pengertian, Unsur, Fungsi,
Tujuan Dan Manfaat Bela Negara.
Dipetik Juli 30, 2019, dari
https://www.wantannas.go.id:
https://www.wantannas.go.id/2018/10/1
9/bela-negara-pengertian-unsur-fungsi-
tujuan-dan-manfaat-bela-negara/
Sururi, A. (2018). Collaborative Governance
sebagai Inovasi Kebijakan Strategis
(Studi Revitalisasi Kawasan Wisata
Cagar Budaya Banten Lama).
Humanika, 25(1), 24-37. Diambil
kembali dari
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/hu
manika
Tim Penyusun Modul Utama Pembinaan Bela
Negara. (2018). Buku Modul Utama
Pembinaan Bela Negara : Modul II
Konsepsi Bela Negara. Jakarta:
Sekretariat Jenderal Ketahanan
Nasional.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2002 Pertahanan Negara. (2002,
Januari 8). Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 4169.
Jakarta.
Universitas Sam Ratulangi. (t.thn.). Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
Dipetik Juli 30, 2019, dari
http://hukum.unsrat.ac.id:
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_3_02.ht
m
Wulandari, W., Suranto, & Purnomo, E. P.
(2019). Collaborative Government
dalam Mewujudkan Inovasi Pelayanan

40

Anda mungkin juga menyukai