Anda di halaman 1dari 7

RESUME PERATURAN MENTERI PU

PERENCANAAN & PENGEMBANGAN WILAYAH


(PNU3205B)

Nama : Muhammad Mikail An-Nubli


NIM : 14/369409/PN/13909
Kelas :B
Dosen : Prof. Dr. Junun S. M.Sc.

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
NOMOR : 16/PRT/M/2009
TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN

I. PENDAHULUAN

Latar belakang:

Dalam rangka perencanaan tata ruang wilayah kabupaten, perlu disusun pedoman
penyusunan RTRW kabupaten sebagai acuan bagi semua pihak terkait dalam penyusunan
RTRW kabupaten, baik kalangan pemerintah, swasta, maupun masyarakat pada umumnya.

Maksud dan Tujuan:

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan dalam kegiatan penyusunan RTRW kabupaten oleh
pemerintah daerah kabupaten dan para pemangku kepentingan lainnya. Dan Tujuan
disusunnya pedoman ini adalah untuk mewujudkan RTRW kabupaten yang sesuai dengan
ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Ruang Lingkup:

Memuat ketentuan teknis muatan RTRW kabupaten serta proses dan prosedur penyusunan
RTRW kabupaten.

Istilah dan Definisi:

Rencana tata ruang wilayah (RTRW) kabupaten adalah rencana tata ruang yang bersifat
umum dari wilayah kabupaten, yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah
kabupaten, rencana struktur ruang wilayah kabupaten, rencana pola ruang wilayah kabupaten,
penetapan kawasan strategis kabupaten, arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, dan
ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.

Acuan Normatif: Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Kedudukan:

RTRW Kabupaten berada di bawah RTRW Provinsi, dan setara dengan RDTR Kabupaten
dan RTR Kawasan Strategis Kabupaten.

Fungsi dan Manfaat:

Fungsinya adalah sebagai acuan penyusunan RPJPD dan RPJMD, acuan dalam pemanfaatan
wilayah kabupaten, acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan wilayah, acuan
lokasi investasi, pedoman penyusunan rencana rinci tata ruang, dasar pengendalian
pemanfaatan ruang, serta acuan dalam administrasi pertanahan.
Manfaatnya adalah mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah kabupaten,
mewujudkan keserasian pembangunan wilayah kabupaten dengan wilayah sekitarnya dan
menjamin terwujudnya tata ruang wilayah kabupaten yang berkualitas.

II. KETENTUAN TEKNIS MUATAN RTRW KABUPATEN

Muatan RTRW Kabupaten: RTRW kabupaten memuat tujuan, kebijakan, dan strategi
penataan ruang wilayah kabupaten (penataan kabupaten); rencana struktur ruang wilayah
kabupaten; rencana pola ruang wilayah kabupaten; penetapan kawasan strategis kabupaten;
arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten; dan ketentuan pengendalian pemanfaatan
ruang wilayah kabupaten.

Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten: Tujuan,


kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten (penataan kabupaten) merupakan
terjemahan dari visi dan misi pengembangan kabupaten dalam pelaksanaan pembangunan
untuk mencapai kondisi ideal tata ruang wilayah kabupaten yang diharapkan.

Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten: Rencana struktur ruang wilayah kabupaten
merupakan kerangka tata ruang wilayah kabupaten yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat
kegiatan yang berhierarki satu sama lain yang dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana
wilayah kabupaten terutama jaringan transportasi.

Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten: Rencana pola ruang wilayah kabupaten
merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi
rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi
budi daya.

Penetapan Kawasan Strategis Wilayah Kabupaten: Kawasan strategis wilayah kabupaten


merupakan bagian wilayah kabupaten yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena
mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial
budaya, dan/atau lingkungan. Penentuan kawasan strategis kabupaten lebih bersifat indikatif.

Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten: Arahan pemanfaatan ruang wilayah


kabupaten merupakan perwujudan rencana tata ruang yang dijabarkan ke dalam indikasi
program utama penataan/pengembangan wilayah kabupaten dalam jangka waktu
perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir tahun perencanaan (20 tahun).

Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten: Ketentuan


pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten adalah ketentuan yang diperuntukan
sebagai alat penertiban penataan ruang, meliputi ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan
perizinan, ketentuan pemberian insentif dan disinsentif, serta arahan pengenaan sanksi dalam
rangka perwujudan rencana tata ruang wilayah kabupaten.

Format Penyajian: Materi Teknis RTRW Kabupaten disajikan dalam buku data, buku
rencana, dan album peta. Naskah Raperda terdiri atas rumusan pasal per pasal dan lampiran –
lampiran terkait perencanaan.

Masa Berlaku RTRW Kabupaten: RTRW kabupaten berjangka waktu perencanaan 20


(dua puluh) tahun dan ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun.
III. PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN

Landasan Asas: RTRW kabupaten disyaratkan berlandaskan atas asas: keterpaduan;


keserasian; keselarasan dan keseimbangan; keberlanjutan; keberdayagunaan dan
keberhasilgunaan; keterbukaan; kebersamaan dan kemitraan; pelindungan kepentingan
umum; kepastian hukum dan keadilan; serta asas akuntabilitas.

Proses: Proses penyusunan RTRW kabupaten meliputi persiapan penyusunan RTRW


kabupaten, pengumpulan data yang dibutuhkan, pengolahan dan analisis data, perumusan
konsepsi RTRW kabupaten, serta penyusunan raperda tentang RTRW kabupaten. Sedangkan
prosedur penyusunan RTRW kabupaten meliputi pembentukan tim penyusunan RTRW
kabupaten, pelaksanaan penyusunan RTRW kabupaten, pelibatan peran masyarakat dalam
penyusunan RTRW kabupaten, serta pembahasan raperda tentang RTRW kabupaten.

Waktu: Keseluruhan waktu yang dibutuhkan untuk proses penyusunan dan penetapan
RTRW kabupaten diupayakan seefektif mungkin, maksimal selama 24 (dua puluh empat)
bulan. Proses penyusunan RTRW kabupaten membutuhkan waktu antara 8 (delapan) bulan
sampai dengan 18 (delapan belas) bulan dan selebihnya digunakan untuk proses penetapan.
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
NOMOR : 17/PRT/M/2009
TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang: Dalam rangka perencanaan tata ruang wilayah kota, perlu disusun pedoman
penyusunan RTRW kota sebagai acuan bagi semua pihak terkait dalam penyusunan RTRW
kota, baik untuk kalangan pemerintah, swasta, maupun masyarakat pada umumnya.

Maksud dan Tujuan: Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan dalam kegiatan penyusunan
RTRW kota oleh pemerintah daerah kota dan para pemangku kepentingan lainnya. Tujuan
penyusunan pedoman ini untuk mewujudkan RTRW kota yang sesuai dengan ketentuan
dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Ruang Lingkup Pedoman: Pedoman ini memuat ketentuan teknis penyusunan RTRW kota
serta proses dan prosedur penyusunan RTRW kota.

Istilah dan Definisi: Rencana tata ruang wilayah (RTRW) kota adalah rencana tata ruang
yang bersifat umum dari wilayah kota, yang merupakan penjabaran dari RTRW provinsi, dan
yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah kota, rencana struktur ruang
wilayah kota, rencana pola ruang wilayah kota, penetapan kawasan strategis kota, arahan
pemanfaatan ruang wilayah kota, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
kota.

Acuan Normatif: Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Kedudukan: Berada di tingkatan terbawah pada Rancangan Umum, dan setara dengan
RDTR Kota dan RTR Kawasan Strategis Kota.

Fungsi dan Manfaat RTRW Kota: acuan dalam penyusunan RPJPD dan RPJMD, acuan
dalam pemanfaatan wilayah kota, acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan
dalam wilayah kota, acuan lokasi investasi dalam wilayah kota, pedoman untuk penyusunan
rencana rinci tata ruang di wilayah kota, dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam
penataan wilayah, serta pengenaan sanksi dan acuan dalam administrasi pertanahan.

Manfaat RTRW kota adalah untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah
kota, mewujudkan keserasian pembangunan wilayah kota dengan wilayah sekitarnya dan
menjamin terwujudnya tata ruang wilayah kota yang berkualitas.
II. KETENTUAN TEKNIS MUATAN RTRW KOTA
Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kota: Tujuan, kebijakan, dan
strategi penataan ruang wilayah kota (penataan kota) merupakan terjemahan dari visi dan
misi pengembangan wilayah kota dalam pelaksanaan pembangunan untuk mencapai kondisi
ideal tata ruang kota yang diharapkan.
Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota: Rencana struktur ruang wilayah kota merupakan
kerangka sistem pusat-pusat pelayanan kegiatan kota yang berhierarki dan satu sama lain
dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah kota.
Rencana Pola Ruang Wilayah Kota: Rencana pola ruang wilayah kota merupakan rencana
distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kota yang meliputi rencana peruntukan ruang
untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
Penetapan Kawasan Strategis Wilayah Kota Kawasan strategis kota merupakan bagian
wilayah kota yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat
penting dalam lingkup kota di bidang ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan.
Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kota: Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota
merupakan upaya perwujudan rencana tata ruang yang dijabarkan ke dalam indikasi program
utama penataan/pengembangan kota dalam jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahunan
sampai akhir tahun perencanaan 20 (dua puluh) tahun.
Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kota: Ketentuan pengendalian
pemanfaatan ruang wilayah kota adalah ketentuan yang diperuntukkan sebagai alat
penertiban penataan ruang, meliputi ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan,
ketentuan pemberian insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi dalam rangka perwujudan
RTRW kota.
Format Penyajian: Materi Teknis RTRW kota yang terdiri atas Buku Data dan Analisis,
Buku Rencana dan Album Peta b. Naskah Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) terdiri atas
rumusan pasal per pasal dari buku rencana dan lampiran – lampiran.
Masa Berlaku RTRW Kota: RTRW kota berlaku dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun
dan ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun.
III. PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN RTRW KOTA
Landasan Asas: RTRW kota disyaratkan berlandaskan atas asas: keterpaduan; keserasian;
keselarasan dan keseimbangan; keberlanjutan; keberdayagunaan dan keberhasilgunaan;
keterbukaan; kebersamaan dan kemitraan; pelindungan kepentingan umum; kepastian hukum
dan keadilan; serta asas akuntabilitas.
Proses: Komponen utama penyusunan RTRW kota meliputi tahap persiapan, proses
pengumpulan data dan informasi, proses analisis, proses perumusan konsep yang dituangkan
dalam konsep pengembangan dan materi teknis, serta penyusunan naskah raperda. Sedangkan
prosedur yang dilalui adalah pentahapan penyusunan RTRW kota yang melibatkan semua
pemangku kepentingan dan prosedur legalisasi.
Waktu: Waktu yang dibutuhkan untuk proses penyusunan dan penetapan RTRW kota
diupayakan seefektif mungkin, maksimal selama 24 (dua puluh empat) bulan, dapat terdiri
atas tahapan persiapan, pengumpulan data, analisis, perumusan konsepsi, dan penyusunan
raperda membutuhkan waktu antara 8 (delapan) bulan sampai dengan 18 (delapan belas)
bulan, dan selebihnya digunakan untuk proses legalisasi

Anda mungkin juga menyukai