Anda di halaman 1dari 10

VIVA MEDIKA

Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan


http://ejournal.uhb.ac.id/index.php/VM/issue/archive

STUDI KASUS: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST


APENDEKTOMI

Dian Septianita ¹⁾ Moh.Ridwan.²⁾ Adi Isoworo³⁾


1,2,3)
Poltekkes Kemenkes Semarang
dianseptianita1998@gmail.com

Abstrak:
Latar Belakang ; Appendicitis merupakan suatu keluhan nyeri perut yang di rasakan pada perut bagian
kanan bawah yang menetap. Apendisitis merupakan penyakit yang membutuhkan proses pembedahan.
Appendisitis dapat terjadi pada laki-lakii maupun perempuan. Riwayat penyakit, pemeriksaan fisik,
ultrasonography (USG) dan pemeriksaan laboratorium menjadi factor penunjang untuk menegakkan
diagnosis appendicitis. Pemeriksaan penunjang yang menjadi bagian dalam penegakkan diagnosis
appendicitis yaitu meningkatnya leukosit dan suhu tubuh. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan post appendektomi. Metode: penelitian ini
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan melalui pengelolaan asuhan keperawatan pada
Ny.W 24th yaitu pasien dengan post apendektomi. Hasil: penelitian ini di lakukan di RSUD Temanggung
pada bulan Februari 2019 selama 2 hari.Dalam pengumpulan data di dapat melalui wawancara dengan
pasien dan keluarga, observasi kondisi pasien. Berdasarkan pengkajian di dapatkan data adanya keluhan
nyeri pada perut bagian bawah, dengan skala nyeri 3, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 95x/menit, suhu
37°C. Terdapat masalah keperawatan yaitu nyeri akut. Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama
3 hari masalah mulai teratasi dengan skala nyeri 1.Kesimpulan: dari data yang di dapat keperawatan
yang muncul adalah nyeri akut.

Kata kunci: appendicitis, leukosit, suhu tubuh, pembedahan, asuhan keperawatan.

Abstrak
Background: Appendicitis is a complaint of abdominal pain that is felt in the lower right abdomen that
persists. Appendicitis is a disease that requires a surgical process. Appendicitis can occur in both men
and women. Illness, physical examination, ultrasonography (USG) and laboratory tests are the
supporting factors for diagnosing appendicitis. Investigations that are part of the diagnosis of
appendicitis are increased leukocytes and body temperature.
Objective: this study aims to determine nursing care in patients with post appendectomy.
Method: This study uses a descriptive method with an approach through the management of nursing care
for 24th NyS, namely patients with post appendectomy.
Results: This study was conducted at the Temanggung Hospital in February 2019 for 3 days.
In collecting data can be through interviews with patients and families, observation of the patient's
condition. Based on the study it was obtained data on complaints of pain in the lower abdomen, with a
scale of pain of 5 blood pressure 110/80 mmHg, pulse 95x / minute, temperature 37 ° C. There are
nursing problems namely acute pain. After doing nursing actions for 2 days the problem began to
overcome with the scale of pain 2.
Conclusion: from the data obtained by nursing that appear is acute pain.

Keywords: appendicitis, leukocytes, body temperature, surgery, nursing care.

Viva Medika | VOLUME 13/NOMOR 02/MARET/2020

142
Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 13 (02), Maret 2020
Dian Septianita, Moh.Ridwan, Adi Isoworo (Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post
Apendektomi)

pemeriksaan penunjang yang menjadi


PENDAHULUAN
bagian dalam menegakkan diagnosis
Appendicitis adalah satu
appendicitis akut
penyebab nyeri pada perut bagian
yaitu jumlah leukosit yang meningkat
kanan bawah yang sering di temukan.
dapat mencapai 10.000-18.000
Penyebab yang paling sering adalah
sel/mm³ jika >18.000 sel/mm³ maka
adanya obstruksi lumen yang
dapat terjadi peritonitis akibat
berlanjut pada kerusakan dinding
perforasi(Annisa Amalina, Avit
appendik dan terjadi pembentukan
Suchitra, Deddy Saputra 2018).
abses (Windy CH.’S, M.Sabir 2016).
Dalam dunia kedokteran
Appendicitis bisa terjadi pada dewasa
perkembangan ilmu sains mengalami
maupun anak-anak. Menurut WHO
pembaharuan.
(2004) angka mortalitas akibat
Bulent Dinc (2015) melakukan
appendicitis lebih banyak laki-laki di
penelitian, menyatakan bahwa
banding perempuan. Penyakit
Platelet distribution width (PDW)
appendicitis biasanya disebabkan oleh
menjadi parameter baru dalam
infeksi bakteri, namun beberapa
appendisitis akut. Dalam penelitian
kemungkinan untuk factor
menyebutkan bahwa sensitivitas dan
pencetusnya belum dipastikan, antara
spesifitas PDW lebih tinggi di
lain obstruksi (factor penyumbatan)
banding dengan diagnosis hitung
pada lumen (lapisan saluran)
jumlah leukosit (Windy C.S, M.Sabir
appendiks oleh timbunan fekalit
2016)
(feses yang keras), pembesaran
Appendisits dapat di golongkan
(hyperplasia) jaringan limfoid.
menjadi dua, yaitu appendicitis akut
Sebuah penelitian epidemiologi
dan kronik, dimana appendicitis akut
menunjukkan bahwa kebiasaan
lebih sering di jumpai daripada
makanan rendah serat dapat
appendicitis kronik.
mempengaruhi konstipasi terhadap
Penyakit appendisitis jika tidak segera
timbulnya appendicitis. Salah satu
di obati akan menimbulkan
Viva Medika | VOLUME 13/NOMOR 02/MARET/2020

143
Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 13 (02), Maret 2020
Dian Septianita, Moh.Ridwan, Adi Isoworo (Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post
Apendektomi)

komplikasi yang parah, seperti sepsis Peneliti menggunakan pendekatan


atau perforasi, dan bisa menyebabkan proses keperawatan yang di lakukan
kematian. Oleh sebab itu, penyakit melalui 5 tahapan yaitu, Pengkajian:
appendisitis dapat di obati dengan Peneliti melakukan pengumpulan data
melakukan tndakan pembedahan atau yang bersumber pada hasil wawancara
sering di sebut Apendektomi, jika dengan pasien, keluarga pasien,
terjadi perforasi dapat di lakukan Diagnosis keperawatan: Peneliti
laparatomi. melakukan analisis data yang di peroleh
sehingga membantu dalam
METODE PENELITIAN menegakkan diagnosa, Intervensi
Penelitian ini menggunakan keperawatan: Peneliti melakukan
pendekatan studi kasus pada pasien penyusunan rencana tindakan untuk
dengan melalui proses keperawatan. mengatasi masalah keperawatan yang
Pasien dalam penelitian ini adalah anak ada, Implementasi keperawatan:
yang mengeluh nyeri pada perut bagian Peneliti melakukan tindakan
kanan bawah dan demam. Sampelnya keperawatan sesuai dengan rencana
adalah Ny.W, pengambilan sampling keperawatan yang telah di susun,
menggunakan Teknik puposive Evaluasi Keperawatan: Peneliti
sampling. Penelitian di lakukan di melakukan penilaian terhadap asuhan
RSUD Temanggung (bangsal Dahlia) keperawatan yang telah di lakukan.
pada bulan Januari 2019. Data yang di HASIL PENELITIAN
dapatkan melalui wawancara pada Peneliti akan menjabarkan hasil
pasien dan keluarga, observasi dan penelitian berdasarkan tahapan-tahapan
studi dokumentasi. Instrument pada proses keperawatan.
penelitian adalah peneliti sendiri Dari hasil pengkajian didapatkan
dengan alat bantu sphygmomanometer, keadaan pasien sebagai berikut :
stetoskop, termometer, penlight, serta keluhan utama klien, klien mengatakan
pedoman pengkajian. nyeri perut bagian kanan bawah.Dari

144
Viva Medika | VOLUME 13/NOMOR 02/MARET/2020
Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 13 (02), Maret 2020
Dian Septianita, Moh.Ridwan, Adi Isoworo (Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post
Apendektomi)

data obyektif didapatkan hasil klien Berdasarkan analisa data peneliti


merasakan nyeri perut sejak 7 februari menetapkan 2 diagnosa untuk kasus ini
2019, lalu di bawa ke dokter umum oleh yaitu yang pertama Nyeri Akut
keluarganya, lalu dokter meminta untuk berhubungan dengan agen cedera
melakukan USG dan hasilnya terdapat biologis dengan ekspresi wajah
appendisitis, kemudian dokter merujuk menahan nyeri perut bagian kanan
klien ke RSUD Temanggung dan di bawah dengan skala 5. Diagnosa yang
rencanakan operasi pada tanggal 12 kedua yaitu Risiko infeksi berhubungan
Februari 2019. dengan prosedur invasif dengan data
Dari pemeriksaan fisik di dapatkan obyektif terdapat bekas luka operasi
data hasil kesehatan pasien secara pada bagian perut.
umum baik, tingkat kesadaran
Untuk intervensi keperawatan
composmentis, tanda-tanda vital,
peneliti menggunakan pedoman NIC
tekanan darah 110/80 mmHg, suhu 37
dan untuk diagnosa pertama Nyeri akut
C, nadi 74x/menit, pernafasan
tujuan dan kriteria hasilnya yaitu
20x/menit, pada pengkajian
setelah di lakukan tindakan
CRT(Capillary Revil Time) < 2 detik.
keperawatan selama 2x24jam di
Dari hasil pemeriksaan darah
harapkan nyeri akut pada pasien dapat
didapatkan hasil Hemoglobin 10,2 g/dl,
teratasi dengan kriteria hasil, klien
eritrosit 5,40 juta/mm dan hematokrit
tampak rileks ,skala nyeri klien
31%. Dari hasil pemeriksaam USG
berkurang dan ekspresi wajah tidak
didapatkan hasil pada right lower
menahan nyeri. Untuk intervensi
quadrant tampak focal hypoechoic
keperawatan pada nyeri akut yaitu
mass batas tidak tegas, ukuran sekitar
memonitor tanda-tanda vital , mengkaji
>7,22 x 6,84 x 7,38 cm, dengan CDS
intensitas nyeri dan mengajarkan teknik
tampak internal vascularization.
relaksasi dengan melakukan napas
Tampak pula cairan bebas
dalam, dan berkolaborasi dalam
intraabdomen, tak tampak massa pada
pemberian analgesik. Untuk diagnosa
adneksa.
Viva Medika | VOLUME 13/NOMOR 02/MARET/2020

145
Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 13 (02), Maret 2020
Dian Septianita, Moh.Ridwan, Adi Isoworo (Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post
Apendektomi)

yang kedua risiko infeksi dan kriteria relaksasi dengan melakukan napas
hasilnya yaitu setelah di lakukan dalam. Selanjutnya untuk diagnosa
tindakan keperawatan selama 2x24jam kedua peneliti melakukan tindakan
di harapkan risiko infeksi pada pasien pemberian antibiotik ceftriaxone 2x1
dapat teratasi dengan kriteria hasil, gr, mengkaji tanda-tanda infeksi pada
klien tidak mengalami tanda-tanda area insisi.
infeksi. Untuk intervensi keperawatan
Hari ke-2 yaitu tanggal 13 Februari
yaitu mengkaji tanda-tanda infeksi pada
2019 pada pukul 14.00 sampai pukul
area insisi, anjurkan semua orang untuk
21.00, peneliti melakukan asuhan
cuci tangan sebelum dan sesudah
keperawatan yang berupa tindakan
kontak dengan pasien dan
untuk diagnosa 1 dan 2, untuk diagnosa
berkolaborasi dalam pemberian
pertama peneliti melakukan tindakan
antibiotik.
pemberian ketorolac 3x20mg ,
Selanjutnya adalah implementasi mengkaji intensitas nyeri dengan
keperawatan pada tanggal 12 februari respon klien mengatakan nyeri
2019 pada pukul 14.00 WIB sampai berkurang dengan skala 2, dan
pukul 21.00 WIB ,peneliti melakukan memonitor tanda-tanda vital dengan
asuhan keperawatan yang berupa hasil tekanan darah 110/80mmHg ,
tindakan untuk mengatasi diagnosa 1 suhu 36.5°C, pernapasan 21x/menit dan
dan 2, untuk diagnosa pertama peneliti melakukan teknik napas dalam.
melakukan tindakan pemberian Selanjutnya untuk diagnosa kedua
analgetik ketorolac 3x20mg, mengkaji peneliti melakukan tindakan pemberian
intensitas nyeri dengan respon klien antibiotik ceftriaxone 2x1gr , mengkaji
mengatakan masih merasa nyeri, tanda-tanda infeksi pada area insisi.
dengan skala 3, dan memonitor tanda-
Untuk Evaluasi keperawatan . Evaluasi
tanda vital dengan hasil tekanan darah
hari pertama pada tanggal 12 Februari
120/70mmHg, suhu 36°C, pernafasan
2019 pukul 20.00 WIB, diagnosa
20x/menit dan mengajarkan teknik

146
Viva Medika | VOLUME 13/NOMOR 02/MARET/2020
Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 13 (02), Maret 2020
Dian Septianita, Moh.Ridwan, Adi Isoworo (Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post
Apendektomi)

pertama data subjektifnya yaitu klien 1. Pengkajian


mengatakan nyeri sudah berkurang
dalam pengkajian ini adalah tahapan
menjadi skala nyeri 3. Data objektifnya
dalam pengumpulan data. Dalam hal
ekspresi wajah klien menahan nyeri.
ini peneliti mengkaji nama, alamat,
Assesment masalah belum teratasi.
umur, jenis kelamin dan
Planning lanjutkan intervensi.
penanggungjawab pasien yang ada
Diagnosa kedua data objektifnya yaitu
pada lembar identitas pasien. Peneliti
balutan luka bersih, tidak ada
juga mengkaji keluhan utama pasien,
rembesan. Assesment masalah teratasi
riwayat kesehatan dahulu, riwayat
sebagian. Planning lanjutkan
kesehatan sekarang, riwayat kesehatan
intervensi.
keluarga, dan mengkaji 11 pola fungsi
Evaluasi hari kedua yaitu pada tanggal gordon serta pemeriksaan fiisk head to
13 Februari 2019 pukul 20.00 WIB, toe. Dari hasil pengkajian didapatkan
diagnosa pertama data sibjektifnya keluhan utama pasien nyeri pada perut
yaitu klien mengatakan nyeri berkurang bagian kanan bawah. Hal ini menurut
dengan skala nyeri 0. Data objektifnya teori Smeltzer (2005) Gejala
ekspresi wajah klien tidak menahan appendisitis yaitu nyeri pada quadran
nyeri. Asessement masalah teratasi. kanan bawah , nafsu makan menurun.
Diagnosa kedua data objektifnya yaitu
Dari pola pengkajian nutisin metabolik
balutan luka bersih, tidak ada tanda-
klien mengatakan napsu makannya
tanda infeksi. Asessement masalah
menurun dan hanya menghabiskan ½
teratasi. Planning lanjutkan intervensi.
porsi makanan yang di berikan rumah
PEMBAHASAN isakit karena tidak napsu makan. Dari
data pengkajian pola eliminasi
Dalam pembahasan ini akan
BAB,klien mengatakan sebelum dan
menjelaskan tentang proses
selama sakit BAB Ny.W tidak
keperawatan yang telah di lalui oleh
mengalami perubahan , selama sakit
peneliti.
pasien BAB 1x sehari dengan
Viva Medika | VOLUME 13/NOMOR 02/MARET/2020

147
Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 13 (02), Maret 2020
Dian Septianita, Moh.Ridwan, Adi Isoworo (Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post
Apendektomi)

karakteristik lembek, warna kuning dari otot sirkular yang di lapisi oleh
kecoklatan, bau khas feses. Sedangkan epitel kolon.
pada pemeriksaan abdomen bising usus Terapi yang diberikan pada Ny.W
8x/menit, terdapat nyeri tekan. Hal ini adalah infus RL 20 tpm makro dengan
tsesuai dengat teori menurut pemberian melalui IV, hal ini sesuai
Wijaya.A.N dan Yessi (2013) bahwa teori menurut Doenges (2000) bahwa
gejala-gejala permulaan pada cairan parenteral berfungsi
appendisitis yaitu nyeri atau perasaan mempertahankan istirahat usus, akan
tidak enak sekitar umbillicus diikuti memerlukan penggantian cairan untuk
oleh anoreksia, nausea dan muntah, memperbaiki kehilangan.
gejala ini umumnya berlangsung lebih
1 atau 2 hari. 1. Diagnosa keperawatan
Data pemeriksaan fisik menunjukkan Data untuk diagnosa nyeri akut
data keadaan umum pasien adalah data subjektif klien
composmentis, Ny. W ekspresi wajah mengatakan nyeri pada perut bagian
menahan nyeri, terlihat lemas. kanan bawah dengan nyeri skala 5.
Pemeriksaan penunjang yang Pada data objektif didapatkan data
menegakkan diagnosa adalah ekspresi wajah menahan nyeri.
pemeriksaan Ultrasonography (USG) Maka penulis menetapkan masalah
appendiks berukuran > 20 cm yang keperawatan nyeri akut , hal ini
menunjukkan panjang appendik sesuai dengan teori menurut
melebihi batas normal. Hal ini sesuai NANDA (2015/2017 bahwa batasan
dengan teori menurut Lee (2013), karakteristik diagnosa nyeri akut
panjang appendik bervariasi antara 2- meliputi ekspresi wajah menahan
20 cm, dinding apendik terdiri dari dua nyeri.
lapisan, lapisan luar terdiri dari otot Penulis menetapkan diagnosa
longitudinal yang merupakan lanjutan keperawatan risiko infeksi
dari taenia coli dan lapisan dalam terdiri

148
Viva Medika | VOLUME 13/NOMOR 02/MARET/2020
Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 13 (02), Maret 2020
Dian Septianita, Moh.Ridwan, Adi Isoworo (Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post
Apendektomi)

berhubungan dengan prosedur istirahat, tidur, terbebas dari


infasiv. nyeri,pengaturan suhu, seksual dan
Etiologi ini sesuai dengan teori lain sebagainya.
NANDA (2015/2017) risiko infeksi Tujuan keperawatan untuk diagnosa
berhubungan dengan prosedur pertama diharapakan: setelah
invasive. Data diagnosa kedua dilakukan tindakan keperawatan
adalah data objektif, pemeriksaan selama 2x24jam masalah teratasi.
tanda-tanda vital S: 36,6°C, N: Hal ini tidak sesuai dengan teori
80x/menit , RR: 20x/menit menurut Wilkinson (2012),
sedangkan pemeriksaan fsik tidak seharusnya tujuannya adalah setelah
ditemukan rembesan pada balutan dilakukan tindakan keperawatan
luka. selama 3x24jam jam tercapai
2. Intervensi keperawatan keseimbangan cairan.
Dalam tahap intervensi dilakukan Kriteria hasil pasien mengatakan
penyusunan prioritas masalah nyeri pada perut bagian kanan
keperawatan. Dengan menentukan bawah sudah mulai berkurang,
diagnosis keperawatan, maka dapat ekspresi wajah tidak menahan nyeri.
diketahui diagnosis mana yang akan Hal ini sesuai dengan teori menurut
dilakukan atau diatasi pertama kali Potter & Perry (2010) proses
atau yang segera dilakukan penyembuhan nyeri secara
(Hidayat, 2008). menyeluruh tidak selalu dapat
Penulis menetapkan diagnosa utama dicapai, tetapi mengurangi rasa nyeri
adalah nyeri akut. Hal ini sesuai sampai dengan tingkat yang dapat
dengan teori menurut Asmadi ditoleransi harus dilakukan.
(2008), bahwa penentuan prioritas Intervensi yang akan dilakukan
berdasarkan kebutuhan dasar adalah mengajarkan teknik relaksasi
menurut Maslow yaitu pertama dengan melakukan napas dalam ,
kebutuhan fisiologis meliputi kolaborasi pemberian analgetik
osigen, cairan, nutrisi, eliminasi, ketorolac 3x20mg melalui IV.
Viva Medika | VOLUME 13/NOMOR 02/MARET/2020

149
Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 13 (02), Maret 2020
Dian Septianita, Moh.Ridwan, Adi Isoworo (Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post
Apendektomi)

Tujuan keperawatan untuk diagnosa tidak menahan nyeri dan skala nyeri
kedua diharapkan setelah dilakukan menurun (Wilkinson,2007).
tindakan keperawatan selama
2x24jam masalah teratasi. Kriteria KESIMPULAN
hasil tidak ditemukan rembesan Masalah utama yang muncul pada
pada balutan luka. Ny.W dengan post apendektomi
Intervensi yang akan dilakukan adalah nyeri akut dan risiko infeksi.
adalah memonitor adanya rembesan Setelah 2x24 jam dilakukan
pada balutan luka,dan memonitor implementasi keperawatan
tanda vital suhu tubuh. didapatkan hasil nyeri berkurang
dari skala 5 menjadi skala 2, dan
3. Implementasi keperawatan setelah dilakukan tindakan selama
Implementasi merupakan tahap 2x24jam tidak ada rembesan pada
proses keperawatan dimana perawat luka balutan.
memberikan intervensi keperawatan
langsung dan tidak langsung DAFTAR PUSTAKA
terhadap klien (Potter & Perry 1. Amalina, Annisa .et al (2016).
,2009). Dari hasil implementasi Hubungan Jumlah Leukosit Pre
yang dilakukan selama 2 hari Operasi dengan Kejadian
perawatan sesuai dengan intervensi 2. Dani., Calista, P. (2014).
yang telah disusun. Karakteristik Penderita Apendisitis
Akut Di Rumah Sakit
4. Evaluasi 3. Dinc, B., Oskay, A., DincS., Bas,B.,
Hasil evaluasi didapatkan pada hari Tekin, S. (2015). New parameter in
ke 2 dengan tindakan keperawatan Diagnosis of Acute Appendiciitis:
nyeri akut berhubungan dengan agen Platelet Distribution Width. World
cidera biologis dapat teratasi dengan Journal of Gastroenterology
kriteria hasil ekspresi wajah klien

150
Viva Medika | VOLUME 13/NOMOR 02/MARET/2020
Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 13 (02), Maret 2020
Dian Septianita, Moh.Ridwan, Adi Isoworo (Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post
Apendektomi)

Immanuel Bandung Periode 1 Distribution Width (PDW) Pada


Januari 2013 - 30 Juni 2013. Apendisitis Akut Dan Apendisitis
4. Universitas Kristen Maranatha : Perforasi Di Rumah Sakit Umum
Bandung.Komplikasi Pasca ANUTAPURA PALU . Artikel
Operasi Apendektomi pada Pasien Penelitian
Apendisitis Perforai di RSUP Dr. 10. Zulfikar, Fandy . et al (2013). Studi
M. Djamil Padang. Artikel Pengguaan Antibiotik pada Kasus
Penelitan Bedah Apendiks di Instalasi Rawat
5. NANDA. 2015. Diagnosa Inap RSD dr. Soebandi Jember.
Keperawatan Definisi dan Artikel Penelitian
Klasifikasi 2015-2017. Jakarta:
.
EGC
6. Smeltzer, & Bare. 2005 Buku Ajar
Keperawatan Medical Bedah
Brunner & Suddart. Edisi 8. Vol 1,
alih bahasa: Kuncara Monica Ester.
Jakarta: EGC
7. Suhashani, K. (2010). Jumlah
Leukosit pada Pasien Apendisitis
Akut di RSUP H. Adam Malik
Medan pada Tahun 2009. FK USU :
Medan
8. Thomas, G.A. et al (2016). Angka
kejadian di RSUP Prof. Dr. RD
Kandou Manado periode Oktober
2012- September 2015
9. Windy,C.S.et al (2016).
Perbandingan Antara Suhu Tubuh,
Kadar Leukosit, Dan Platelet
Viva Medika | VOLUME 13/NOMOR 02/MARET/2020

151

Anda mungkin juga menyukai