Abstrak:
Latar Belakang ; Appendicitis merupakan suatu keluhan nyeri perut yang di rasakan pada perut bagian
kanan bawah yang menetap. Apendisitis merupakan penyakit yang membutuhkan proses pembedahan.
Appendisitis dapat terjadi pada laki-lakii maupun perempuan. Riwayat penyakit, pemeriksaan fisik,
ultrasonography (USG) dan pemeriksaan laboratorium menjadi factor penunjang untuk menegakkan
diagnosis appendicitis. Pemeriksaan penunjang yang menjadi bagian dalam penegakkan diagnosis
appendicitis yaitu meningkatnya leukosit dan suhu tubuh. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan post appendektomi. Metode: penelitian ini
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan melalui pengelolaan asuhan keperawatan pada
Ny.W 24th yaitu pasien dengan post apendektomi. Hasil: penelitian ini di lakukan di RSUD Temanggung
pada bulan Februari 2019 selama 2 hari.Dalam pengumpulan data di dapat melalui wawancara dengan
pasien dan keluarga, observasi kondisi pasien. Berdasarkan pengkajian di dapatkan data adanya keluhan
nyeri pada perut bagian bawah, dengan skala nyeri 3, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 95x/menit, suhu
37°C. Terdapat masalah keperawatan yaitu nyeri akut. Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama
3 hari masalah mulai teratasi dengan skala nyeri 1.Kesimpulan: dari data yang di dapat keperawatan
yang muncul adalah nyeri akut.
Abstrak
Background: Appendicitis is a complaint of abdominal pain that is felt in the lower right abdomen that
persists. Appendicitis is a disease that requires a surgical process. Appendicitis can occur in both men
and women. Illness, physical examination, ultrasonography (USG) and laboratory tests are the
supporting factors for diagnosing appendicitis. Investigations that are part of the diagnosis of
appendicitis are increased leukocytes and body temperature.
Objective: this study aims to determine nursing care in patients with post appendectomy.
Method: This study uses a descriptive method with an approach through the management of nursing care
for 24th NyS, namely patients with post appendectomy.
Results: This study was conducted at the Temanggung Hospital in February 2019 for 3 days.
In collecting data can be through interviews with patients and families, observation of the patient's
condition. Based on the study it was obtained data on complaints of pain in the lower abdomen, with a
scale of pain of 5 blood pressure 110/80 mmHg, pulse 95x / minute, temperature 37 ° C. There are
nursing problems namely acute pain. After doing nursing actions for 2 days the problem began to
overcome with the scale of pain 2.
Conclusion: from the data obtained by nursing that appear is acute pain.
142
Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 13 (02), Maret 2020
Dian Septianita, Moh.Ridwan, Adi Isoworo (Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post
Apendektomi)
143
Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 13 (02), Maret 2020
Dian Septianita, Moh.Ridwan, Adi Isoworo (Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post
Apendektomi)
144
Viva Medika | VOLUME 13/NOMOR 02/MARET/2020
Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 13 (02), Maret 2020
Dian Septianita, Moh.Ridwan, Adi Isoworo (Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post
Apendektomi)
145
Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 13 (02), Maret 2020
Dian Septianita, Moh.Ridwan, Adi Isoworo (Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post
Apendektomi)
yang kedua risiko infeksi dan kriteria relaksasi dengan melakukan napas
hasilnya yaitu setelah di lakukan dalam. Selanjutnya untuk diagnosa
tindakan keperawatan selama 2x24jam kedua peneliti melakukan tindakan
di harapkan risiko infeksi pada pasien pemberian antibiotik ceftriaxone 2x1
dapat teratasi dengan kriteria hasil, gr, mengkaji tanda-tanda infeksi pada
klien tidak mengalami tanda-tanda area insisi.
infeksi. Untuk intervensi keperawatan
Hari ke-2 yaitu tanggal 13 Februari
yaitu mengkaji tanda-tanda infeksi pada
2019 pada pukul 14.00 sampai pukul
area insisi, anjurkan semua orang untuk
21.00, peneliti melakukan asuhan
cuci tangan sebelum dan sesudah
keperawatan yang berupa tindakan
kontak dengan pasien dan
untuk diagnosa 1 dan 2, untuk diagnosa
berkolaborasi dalam pemberian
pertama peneliti melakukan tindakan
antibiotik.
pemberian ketorolac 3x20mg ,
Selanjutnya adalah implementasi mengkaji intensitas nyeri dengan
keperawatan pada tanggal 12 februari respon klien mengatakan nyeri
2019 pada pukul 14.00 WIB sampai berkurang dengan skala 2, dan
pukul 21.00 WIB ,peneliti melakukan memonitor tanda-tanda vital dengan
asuhan keperawatan yang berupa hasil tekanan darah 110/80mmHg ,
tindakan untuk mengatasi diagnosa 1 suhu 36.5°C, pernapasan 21x/menit dan
dan 2, untuk diagnosa pertama peneliti melakukan teknik napas dalam.
melakukan tindakan pemberian Selanjutnya untuk diagnosa kedua
analgetik ketorolac 3x20mg, mengkaji peneliti melakukan tindakan pemberian
intensitas nyeri dengan respon klien antibiotik ceftriaxone 2x1gr , mengkaji
mengatakan masih merasa nyeri, tanda-tanda infeksi pada area insisi.
dengan skala 3, dan memonitor tanda-
Untuk Evaluasi keperawatan . Evaluasi
tanda vital dengan hasil tekanan darah
hari pertama pada tanggal 12 Februari
120/70mmHg, suhu 36°C, pernafasan
2019 pukul 20.00 WIB, diagnosa
20x/menit dan mengajarkan teknik
146
Viva Medika | VOLUME 13/NOMOR 02/MARET/2020
Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 13 (02), Maret 2020
Dian Septianita, Moh.Ridwan, Adi Isoworo (Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post
Apendektomi)
147
Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 13 (02), Maret 2020
Dian Septianita, Moh.Ridwan, Adi Isoworo (Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post
Apendektomi)
karakteristik lembek, warna kuning dari otot sirkular yang di lapisi oleh
kecoklatan, bau khas feses. Sedangkan epitel kolon.
pada pemeriksaan abdomen bising usus Terapi yang diberikan pada Ny.W
8x/menit, terdapat nyeri tekan. Hal ini adalah infus RL 20 tpm makro dengan
tsesuai dengat teori menurut pemberian melalui IV, hal ini sesuai
Wijaya.A.N dan Yessi (2013) bahwa teori menurut Doenges (2000) bahwa
gejala-gejala permulaan pada cairan parenteral berfungsi
appendisitis yaitu nyeri atau perasaan mempertahankan istirahat usus, akan
tidak enak sekitar umbillicus diikuti memerlukan penggantian cairan untuk
oleh anoreksia, nausea dan muntah, memperbaiki kehilangan.
gejala ini umumnya berlangsung lebih
1 atau 2 hari. 1. Diagnosa keperawatan
Data pemeriksaan fisik menunjukkan Data untuk diagnosa nyeri akut
data keadaan umum pasien adalah data subjektif klien
composmentis, Ny. W ekspresi wajah mengatakan nyeri pada perut bagian
menahan nyeri, terlihat lemas. kanan bawah dengan nyeri skala 5.
Pemeriksaan penunjang yang Pada data objektif didapatkan data
menegakkan diagnosa adalah ekspresi wajah menahan nyeri.
pemeriksaan Ultrasonography (USG) Maka penulis menetapkan masalah
appendiks berukuran > 20 cm yang keperawatan nyeri akut , hal ini
menunjukkan panjang appendik sesuai dengan teori menurut
melebihi batas normal. Hal ini sesuai NANDA (2015/2017 bahwa batasan
dengan teori menurut Lee (2013), karakteristik diagnosa nyeri akut
panjang appendik bervariasi antara 2- meliputi ekspresi wajah menahan
20 cm, dinding apendik terdiri dari dua nyeri.
lapisan, lapisan luar terdiri dari otot Penulis menetapkan diagnosa
longitudinal yang merupakan lanjutan keperawatan risiko infeksi
dari taenia coli dan lapisan dalam terdiri
148
Viva Medika | VOLUME 13/NOMOR 02/MARET/2020
Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 13 (02), Maret 2020
Dian Septianita, Moh.Ridwan, Adi Isoworo (Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post
Apendektomi)
149
Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 13 (02), Maret 2020
Dian Septianita, Moh.Ridwan, Adi Isoworo (Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post
Apendektomi)
Tujuan keperawatan untuk diagnosa tidak menahan nyeri dan skala nyeri
kedua diharapkan setelah dilakukan menurun (Wilkinson,2007).
tindakan keperawatan selama
2x24jam masalah teratasi. Kriteria KESIMPULAN
hasil tidak ditemukan rembesan Masalah utama yang muncul pada
pada balutan luka. Ny.W dengan post apendektomi
Intervensi yang akan dilakukan adalah nyeri akut dan risiko infeksi.
adalah memonitor adanya rembesan Setelah 2x24 jam dilakukan
pada balutan luka,dan memonitor implementasi keperawatan
tanda vital suhu tubuh. didapatkan hasil nyeri berkurang
dari skala 5 menjadi skala 2, dan
3. Implementasi keperawatan setelah dilakukan tindakan selama
Implementasi merupakan tahap 2x24jam tidak ada rembesan pada
proses keperawatan dimana perawat luka balutan.
memberikan intervensi keperawatan
langsung dan tidak langsung DAFTAR PUSTAKA
terhadap klien (Potter & Perry 1. Amalina, Annisa .et al (2016).
,2009). Dari hasil implementasi Hubungan Jumlah Leukosit Pre
yang dilakukan selama 2 hari Operasi dengan Kejadian
perawatan sesuai dengan intervensi 2. Dani., Calista, P. (2014).
yang telah disusun. Karakteristik Penderita Apendisitis
Akut Di Rumah Sakit
4. Evaluasi 3. Dinc, B., Oskay, A., DincS., Bas,B.,
Hasil evaluasi didapatkan pada hari Tekin, S. (2015). New parameter in
ke 2 dengan tindakan keperawatan Diagnosis of Acute Appendiciitis:
nyeri akut berhubungan dengan agen Platelet Distribution Width. World
cidera biologis dapat teratasi dengan Journal of Gastroenterology
kriteria hasil ekspresi wajah klien
150
Viva Medika | VOLUME 13/NOMOR 02/MARET/2020
Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 13 (02), Maret 2020
Dian Septianita, Moh.Ridwan, Adi Isoworo (Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post
Apendektomi)
151