Di susun Oleh :
Kelompok 8
September 2019/2020
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME karena dengan rahmat dan karunia-Nya
lah sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini merupakan
salah satu tugas dari mata kuliah Perencanaan Pendidikan. Selesai nya
penyusunan makalah ini berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis sampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tinggi
nya kepada yang terhormat:
1. Insaniyah, M.Pd selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Psikologi Sosial yang
telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan,
pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini.
2. Sebagian rekan-rekan di Kelas Universitas.
Secara khusus penulis menyampaikan terimakasih kepada keluarga
tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang
besar kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam
menyelesaikan makalah ini. Serta kerabat-kerabat dekat dan rekan-rekan
seperjuangan yang penulis banggakan.Semoga Tuhan YME memberikan balasan
atas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari makalah
ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya
konstruktif sangat diharapkan oleh penulis. Akhirnya penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten.Aamiin.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
RUMUSAN MASALAH...................................................................................................................1
TUJUAN...........................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
1. Pengertian Agresi.....................................................................................................................2
2. Aspek – aspek perilaku agresi.................................................................................................3
3. Bentuk Perilaku Agresi...........................................................................................................3
4. Faktor Penyebab Perilaku Agresi...........................................................................................4
5. Pendekatan – Pendekatan dalam Memahami Perilaku Agresi............................................5
6. Penanganan..............................................................................................................................6
BAB III PENUTUP...............................................................................................................................7
Kesimpulan........................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................8
ii
BAB I PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari setidaknya kita selalu melihat suatu bentuk kekerasan
yang terjadi disekitar kita, perilaku bullying adalah salah satu contoh dari Agresi. Perilaku
Agresi tersebut tidaklah hanya bertumpu pada satu titik point namun telah diketahui bahwa
perilaku agresi tidak terbatas pada hal-hal kecil saja, namun lebih dari itu. Agresi juga bisa
dikaitkan dengan perasaan marah yang terkait dengan ketegangan dan kegelisahan dan dapat
menjerumus pada pengerusakan dan penyerangan.
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
1
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Agresi
Myers (dalam Sarwono, 2002) menyatakan perilaku agresi adalah perilaku fisik atau
lisan yang disengaja dengan maksud menyakiti ata merugikan orang lain. Dalam kamus besar
Bahasa Indonesia, agresi adalah perasaan marah atau tindakan kasar akibat kekecewaan,
kegagalan dalam mencapai pemuas atau tujuan yang dapat diarahkan kepada orang atau
benda (Kusumawati & Nu’man, 2007). Mac Neil & Stewart (dalam Hanurawan, 2010)
menjelaskan bahwa perilaku agresif adalah suatu perilaku atau suatu tindakan yang diniatkan
untuk mendominasi atau berperilaku secara destruktif, melalui kekuatan verbal maupun
kekuatan fisik yang diarahkan pada objek sasaran perilaku agresif. Objek sasaran perilaku
meliputi lingkungan fisik, orang lain dan diri sendiri.
Perilaku agresif menurut Murry (Halll & Lidzey, 1993) di definisikan sebagai suatu
cara untuk melawan dengan sangat kuat, melalui; berkelahi, melukai, menyerang,
membunuh, atau menghukum orang lain. Atau secara singkatnya agresi adalah tindakan yang
dimaksudkan untuk melukai orang lain atau merusak milik orang lain. Hal yang terjadi pada
saat tawuran sebenarnya adalah perilaku agresif dari seorang individu atau kelompok. Dill
dan Dill (1998) melihat perilaku agresif sebagai perilaku yang dilakukan berdasarkan
pengalaman dan adanya rangsangan situasi tertentu sehingga menyebabkan seseorang itu
melakukan tindakan agresif. Perilaku ini bisa dilakukan secara dirancang, seketika atau
karena rangsangan situasi. Tindakan agresif ini biasanya merupakan tindakan anti sosial yang
tidak sesuai dengan kebiasaan, budaya maupun agama dalam suatu masyarakat.
2
Lebih lanjut Bandura (1973) beranggapan bahwa perilaku agresif merupakan sesuatu
yang dipelajari dan bukannya perilaku yang dibawa individu sejak lahir. Perilaku agresif ini
dipelajari dari lingkungan sosial separti interaksi dengan keluarga, interaksi dengan rekan
sebaya dan media massa melalui modelling.
Dari beberapa defenisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Agresi merupakan tingkah
laku atau perilaku yang dapat merugikan individu lain atau kelompok lain baik secara fisik
ataupun verbalnya. Dalam hal ini agresi dapat dikatakan sebagai perilaku yang sangat penting
dalam unsur psikologi, karena pengaruhnya sangat besar, baik terhadap individu maupun
kelompok.
3
2. Aspek – aspek perilaku agresi
Aspek-aspek perilaku agresi menurut Bush & Denni (dalam Tuasikal, 2001) antara lain:
- Agresi fisik (physical agression) ialah bentuk perilaku agresif yang dilakukan dengan
menyerang secara fisik dengan tujuan untuk melukai atau membahayakan seseorang.
Perilaku agresif ini ditandai dengan adanya kontak fisik antara agresor dan korbannya.
agresi tidak langsung berupa perasaan benci kepada orang lain maupun
Menurut Buss (dalam Dayakisni & Hudaniah, 2003) membagi agresi kedalam beberapa
bentuk, yaitu:
1. Agresi fisik aktif langsung, adalah tindakan agresif yang dilakukan individu atau
kelompok dengan cara berhadapan secara langsung dengan individu atau kelompok
lain yang menjadi target dan terjadi kontak fisik secara langsung. Contohnya
memukul, menikam, atau menembak seseorang.
4
2. Agresi fisik pasif langsung, adalah tindakan agresi fisik yang dilakukan oleh individu
atau kelompok dengan cara tidak brhadapan secara langsung dengan individu atau
kelompok lain yang menjadi targetnya dan tidak terjadi kontak fisik secara langsung.
Contohnya memasang ranjau atau jebakan untuk melukai orang lain, menyewa
pembunuh bayaran untuk membunuh oranglain.
3. Agresi fisik aktif tidak langsung, adalah tindakan agresi fisik yang dilakukan oleh
individu atau kelompok kepada individu atau kelompok lain yang menjadi targetnya
namun tidak terjadi kontak fisik secara langsung. Misalnya demonstrasi, aksi mogok,
dan aksi diam.
4. Agresi fisik pasif tidak langsung, adalah tindakan agresi fisik yang dilakukan oleh
individu atau kelompok dengan cara tidak berhadapan dengan individu atau kelompok
lain yang menjadi targetnya dan tidak terjadi kontak fisik secara langsung.
Contonhnya tidak peduli, apatis, masa bodoh, menolak melakukan tugas penting,
tidak mau melakukan perintah.
5. Agresi verbal aktif langsung, adalah tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh
individu atau kelompok dengan cara berhadapan secara langsung dengan individu
atau kelompok lain. Contoh menghina orang lain dengan kata-kata kasar, mengomel.
6. Agresi verbal aktif tidak langsung, adalah tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh
individu atau kelompok dengan cara tidak berhadapan secara langsung dengan
individu atau kelompok lain yang menjadi targetnya. Contoh menyebarkan berita
tidak benar atau gosip tentang orang lain.
7. Agresi verbal pasif langsung, yaitu tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh
individu atau kelompok pada individu atau kelompok lain yang menjad targetnya
dengan berhadapan secara langsung namun tidak terjadi kontak verbal secara
langsung. Misalnya menolak bicara atau bungkam.
8. Agresi verbal pasif tidak langsung, adalah tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh
individu atau kelompok pada individu atau kelompok lain yang menjadi targetnya dan
5
tidak terjadi kontak verbal secara langsung. Misalnya tidak memberi dukungan, tidak
menggunakan hak suara.
1. Amarah. Marah merupakan emosi yang memiliki ciri-ciri aktivitas sistem saraf
parasimpatik yang tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat yang
biasanya disebabkan adanya kesalahan, yang mungkin nyata-nyata salah atau
mungkin juga tidak dan saat marah ada perasaan ingin menyerang, meninju,
menghancurkan atau melempar sesuatu dan timbul pikiran yang kejam.
2. Faktor biologis. Ada tiga faktor biologis yang mempengaruhi perilaku agresi,
yaitu:
- Gen yang berpengaruh pada pembentukan sistem neural otak yang mempengaruhi
perilaku agresi.
- Sistem otak yang tidak terlibat dalam agresi ternyata dapat memperkuat atau
menghambat sirkuit neural yang mengendalikan agresi. Orang yang berorientasi pada
kenikmatan akan sedikit melakukan agresi dibanding orang yang tidak pernah
mengalami kesenangan atau kebahagiaan.
- Kimia darah (khususnya hormon seks yang sebagian ditentukan faktor keturunan)
juga dapat mempengaruhi perilaku agresi. Wanita yang mengalami masa haid kadar
hormon kewanitaan yaitu estrogendan progesterone menurun jumlahnya akibatnya
banyak wanita mudah tersinggung, gelisah, tegang dan bermusuhan.
3. Kesenjangan generasi. Adanya perbedaan atau jurang pemisah antara remaja dengan
orang tuanya, dapat terlihat dalam bentuk hubungan komunikasi yang semakin
minimal dan seringkali tidak nyambung. Kegagalan komunikasi orang tua dan remaja
diyakini sebagai penyebab timbulnya perilaku agresi pada remaja.
4. Lingkungan. Ada tiga faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku agresi,
6
yaitu:
- Anonimitas. Bahwa terlalu banyak rangsangan indera dan kogniitf membuat dunia
menjadi sangat impersonal. Setiap individu cenderung menjadi anonim (tidak
mempunyai identitas diri) dan bila seseorang merasa anonim ia cenderung melakukan
semaunya sendiri, karena ia merasa tidak lagi terikat dengan norma masyarakat dan
kurang berismpati pada orang lain.
- Suhu udara yang panas. Suhu suatu lingkungan yang tinggi memilikidampak terhadap
perilaku sosial berupa peningkatan agresi.
5. Peran belajar model kekerasan. Anak-anak dan remaja banyak belajar menyaksikan
adegan kekerasan melalui televisi dan permainan.
6. Frustrasi. Remaja miskin yang nakal adalah akibat dari frustrasi yang berhubungan
dengan banyaknya waktu menganggur, keuangan yang pas-pasan, dan banyak
kebutuhan yang harus segera dipenuhi tetapi sulit sekali tercapai sehingga mereka jadi
mudah marah dan berperilaku agresi.
7. Proses pendisiplinan yang keliru. Pendidikan disiplin yang otoriter dengan penerapan
yang keras terutama dilakukan dengan memberikan hukuman fisik, dapat
menimbulkan berbagai pengaruh yang buruk pada remaja. Pendidikan disiplin seperti
itu akan membuat remaja menjadi seorang yang penakut, tidak ramah dengan orang
lain, dan membenci orang yang memberi hukuman, kehilangan spontanitas dan
inisiatif dan pada akhirnya melampiaskan kemarahannya dalam bentuk agresi
terhadap orang lain
7
Dari sudut pandang psikologi, ada sejumlah teori besar yang mendasari pemikiran
mengenai agresi, antara lain teori instinct oleh Sigmund Frued, teori survival oleh Charles
Darwin dan teori social learning oleh Neil Miller dan John Dollard, yang kemudian
dikembangkan lagi oleh Albert Bandura. Teori Freud memandang perilaku agresif sebagai
hal yang intrinsik dan merupakan instinct yang melekat pada diri manusia. Selanjutnya
Darwin dengan teori survival nya memandang bahwa secara historis, perilaku agresif ini
dianggap sebagai suatu tindakan manusia untuk kebutuhan survival agar tetap dapat menjaga
dan mengembangkan kemanusiawiannya ataupun membangun dan mengembangkan
komunitas. Teori social learning yang dipelopori oleh Neil Miller dan John Dollard yang
meyakini bahwa perilaku agresi merupakan perolehan daripada hasil belajar yang dipelajari
sejak kecil dan dijadikan sebagai pola respon.
6. Penanganan
8
Program yang dinilai efektif untuk mengurangi agresivias, baik sebagai pencegahan
maupun penanganan, adalah yang menggunakan pendekatan kognitif‐perilakuan (Goldstein
& Glick, 1994 ; Kellner &Tutin ,1995 ;Kellner &Bry, 1999; Whitfield, 1999;
Deffenbacher ,Oetting, &DiGiuseppe, 2002; Knorthetal., 2007; Blake &Hamrin, 2007 )
karena tidak hanya focus pada aspek kognitif saja, namun juga memperhitungkan fungsi
individu pada aspek afektif dan perilaku. Perubahan pada salah satu aspek akan diikuti oleh
perubahan pada aspek yang lainnya (Martin&Sandra,2005), yang sering kali disebut sebagai
penanganan multi komponen atau multi modal (Sukholdosky et al.,dalam Blake & Hamrin,
2007).
Ruminative
Attention
Keterangan: Upaya
: proses yang dapat meningkatkan menekam Perilaku
Pengendalian
amarah & agresi Agresi
Diri
: proses yang dapat menurunkan
amarah & agresi
Program Pengelolaan
Amarah
Gambar 1 : Kerangka pikir penelitian berdasar teori integrasi kognitif tentang trait-anger
(Wilkowski & Robinson, 2008. Dalam personality and Social Psychology Reviw, Vol.12
No.1 hlm.14).)
9
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Dalam hal ini, dapat di simpulkan bahwa Pencegahan perilaku agresif merupakan
sebuah upaya besar untuk membina sebuah bangsa yang besar dan berjaya. Dengan
memahami kompleksitas dan kerumitan perilaku agresif, akan dipahami pula bagaimana
menyusun sebuah strategi yang komprehensif yang mampu menjawab permasalahan pada diri
individu (pelaku), khususnya masalah perilakunya. Kendala strategis yang yang menghambat
pengembangan strategi mencegah (atau bahkan menangani) perilaku agresif adalah sikap
publik yang pada umumnya menganggap bahwa agresi atau kekerasan merupakan salah satu
fitur yang melekat padadiri manusia dan tidak dapat dielakkan (Lore dan Schultz dalam
Krahe, 2001). Walau pada kenyataannya agresi atau menjadi agresif bukan merupakan
sesuatu yang tidak dapat dihindari, melainkan hanya merupakan strategi opsional belaka.
Salah satu teknik yang dewasa ini tengah ramai diujicobakan adalah melalui ”latihan
mengelola amarah”.
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Firman Syarif. 2017. Hubungan Kematangan Emosi Dengan Perilaku Agresi Pada
Mahasiswa Warga Asrama Komplek Asrama Ayu Sempaja. Psikoborneo. 5 (2): 267-
280.
2. Laela Siddiqah. 2010. Pencegahan dan Penanganan Perilaku Agresif Remaja Melalui
Pengelolaan Amarah (Anger Management). Jurnal Psikologi. 37 (1): 50-64.
4. Risa Fadila. 2013. Hubungan Identitas Sosial dengan Perilaku Agresif pada Geng
Motor. Psikologia. 8 (2): 73-78
11