Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Malaria sampai saat ini masih merupakan salah satu penyakit yang
menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, penyakit ini memberikan
sumbangan yang cukup tinggi terhadap angka kesakitan dan kematian serta
menurunnya produktifitas kerja masyarakat. Penderita malaria biasanya
ditemukan di daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh pelayanan kesehatan
dan sebagian penderitanya adalah masyarakat yang berpenghasilan rendah
Provinsi Papua yang berpenduduk + 2.210.000 jiwa sebagian besar
penduduknya (66 %) tinggal di daerah pedalaman dan terpencil. Sampai saat ini
di Kabupaten Biak Numfor malaria masih menduduki urutan pertama sepuluh
besar penyakit yang ada dan merupakan daerah hipo endemic, walaupun
upaya-upaya pemberantasan sudah dilaksanakan mulai tahun 1958. Kasus
malaria di Kabupaten Biak Numfor, dari tahun ketahun masih tetap tinggi pada
tahun 2011 sampai 2012, Annual Parasite Incidens (API) di kabupaten tersebut
adalah 46 dan 31
Penggunaan klorokuin sebagai obat anti malaria sudah lama dipergunakan
di Papua dan Kabupaten Biak Numfor khususnya karena; 1) efektif terhadap
semua jenis stadium parasit, 2) menyembuhkan infeksi akut dan laten, 3) cara
pemakaiannya mudah, 4) harganya murah, 5) mudah didapat, 6) efek samping
ringan, dan 7) toksisitasnya rendah.
Dengan lamanya pemakaian kloroquin sebagai obat anti malaria dan
adanya pemakaian obat yang tidak rasional oleh masyarakat, kemungkinan saat
ini parasit malaria di kabupaten Biak Numfor sudah resisten terhadap kloroquin.
Untuk mengetahui ada atau tidak resistensi plasmodium malaria terhadap
kloroquin di kabupaten Biak Numfor perlu melakukan penelitian efikasi klorokuin
terhadap plasmodium malaria
1.2. Perumusan Masalah
1. Apakah plasmodium malaria di kabupaten Biak Numfor sudah resisten
dengan pengobatan klorokuin.
2. Berapa persen kasus malaria yang tidak sembuh (gagal) dengan
pengobatan klorokuin.
1
1.3. Tujuan Penelitian
a. Umum
Untuk mengetahui tingkat resistensi plasmadium malaria terhadap
pengobatan kloroquin dosis standar
b. Khusus
1. Mengetahui jumlah penderita malaria klinis di Puskesmas wilayah survey
2. Mengetahui jenis parasit yang dominan di Puskesmas wilayah survey
3. Mengetahui efektifitas pengobatan malaria dengan kloroquin

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Malaria
1. Pengertian
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium
malaria dengan gejala demam secara berkala, anemia, pembesaran limpa,
sakit kepala, diare, nyeri sendi dan tulang, diare serta ditularkan oleh
nyamuk anopheles betina (Depkes RI. 2010)
Malaria merupakan penyakit infeksi yang menyerang sel darah merah,
menyebabkan demam tinggi disertai menggigil, penghancuran darah merah
dan mengakibatkan anemia dan pertumbuhan janin (Manuaba, 2013)
2. Etiologi
Malaria disebabkan oleh Plasmodium yang ditularkan dari manusia ke
manusia lain oleh nyamuk anopheles betina, selain gigitan nyamuk malaria
juga dapat ditular oleh ibu hamil yang terinfeksi kepada bayinya, tranfusi
darah serta penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi plasmodium
malaria
Saat ini ada lima spesies plasmodium yang dapat menularkan malaria
yaitu;
a. Plasmodium falsifarum penyebab malaria tropika
b. Plasmodium vivak penyabab malaria tertian
c. Plasmodim ovale penyebab malaria ovale
d. Plasmodium malariae penyebab malaria malariae
e. Plasmodium knowlesi penyabab malaria knowlesi

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
GAMBARAN UMUM

3
2.1 Wilayah Administrasi

Kabupaten Biak Numfor mempunyai luas wilayah 3.130 Km2 , terdiri dari 15
distrik, 226 kampung, dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah timur : samodera pacific
Sebelah barat : Kabupaten Manokwari
Sebelah Utara : Kabupaten Supiori
Sebelah Selatan : Kabupaten Kep. Yapen

jumlah penduduk tahun 2012 sebanyak 141.447 orang, terdiri dari wanita
71.198 orang, laki-laki 70.249 orang, tinggal di perkotaan 30.303 orang,
111144 orang. Curah rata-rata 256 mm, dengan jumlah hari hujan 18 hari per
bulan.
Fisilitas kesehatan yang ada adalah seperti table berikut ;

Tabel, 1

Fasilitas kesehatan di Kabupaten Biak Numfor


Pada tahun 2012
No Jenis Fasilitas Jumlah
1 Rumah Sakit 3
2 Puskesmas Perawatan 4
3 Puskesmas non Perawatan 14
4 Pustu 47
5 Polindes 100
6 Posyandu 211
7 Pos Malaria desa 75

Tabel 2,
Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Biak Numfor
Pada tahun 2012
No Jenis Tenaga Jumlah
1 Dokter Puskesmas 13 orang
2 Pengelola program Malaria Puskesmas 18 orang
3 Pengelola program Malaria Kabupaten 1 orang
4 Perawat 59 Orang
5 Bidan desa 103 Orang
6 Mikroskopis 18 Orang
7 Mikroskopis Kab. 1 Orang
8 Asisten Entomologi 1 Orang
9 Kader Malaria Desa 150 orang
2.2 Lingkup Wilayah Penelitian

Gambaran wilayah studi resistensi plasmodium falsifarum terhadap


pengobatan dengan klorokuin terlihat pada gambar berikut;

4
KABUPATEN BIAK NUMFOR
Kabupaten Biak Numfor

Sabarmiokre
Yenggarbun
Kec Supiori Utara Sorendiweri
Kec. Supiori Selatan Warsa
Korido
AmpombukorKec.
P . Insumbabi Warsa
Korem Sorong
P . Rani Kec.
Biak Barat Kec.
Biak Utara
Kameri Yomdori
Yenburwo
Yemburwo
Kec. Sumberker
Kec.
Numfor Timur Yendidori
Kec. Biak Timur
Kec. Ridge P. Padadido
Numfor Barat Mandori Yendidori
Kec. Biak Kota
Biak
Biak Bosnik
Marauw LOKASI
KEGIATAN
Wundi
Pasi
Kec. Undi
Keterangan

Pusk Lokasi Survey


N
Puskesmas W E
S

Gambar 1. Lokasi kegiatan studi resistensi plasmodium falsifarum terhadap


pengobatan dengan klorokuin

2.2 Wilayah Administrasi

Kabupaten Seram Bagian Timur beribukota di Bula ini memiliki luas wilayah
secara keseluruhan 3.952,08 Km2 dan terbagi menjadi 4 Kecamatan yang
berbatasan langsung dengan Laut seram di sebelah utara dan timur, Laut
Banda di sebelah selatan, Kabupaten Maluku Tengah di sebelah
barat.Kabupaten ini memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan, terdapat
minyak, perkebunan, transmigrasi, dan kekayaan alam flora fauna yang bisa
menjadi andalan daerah ini. Sumur minyak yang ditemukan pada awal abad ke-
19 kini telah dikelola oleh dua perusahaan Kalrez petroleum (KP) dan Kupfec
(Kuwait Foreign petroleum Exploration company). KP mengakuisisi lapangan
minyak Blok Bula PSC dari Santos Ltd, lokasi ini merupakan lapangan minyak
tua dan diperkirakan kandungan yang tersisa masih cukup besar. Pada sektor
perkebunan, komoditi andalan yang dihasilkan meliputi kopi, kakao, pala,
cengkeh, dan kelapa merupakan komoditas penting. Untuk kegiatan pertanian
sendiri bahan tanaman pangan masih menjadi andalan yang dihasilkan di
daerah ini, kegiatan cocok tanam padi tidak lepas dari lokasi transmigrasi yang
sebagian berpusat diBula seperti Benggoi, airmatakasu, dan Tanjungsilat.
Daerah ini terpilah atas dua gugusan pulau yaitu Pulau Seram Bagian Timur
dan Pulau Kesui, dengan kondisi kepulauan dan jalan yang masih minim

5
jumlah dan kualitasnya, berbagai kegiatan masih amat bergantung pada
angkutan laut yang berpusat di Ambon (ibukota Provinsi Maluku).
Kabupaten Seram Bagian Timur terdiri dari 4 Kecamatan dengan jumlah Desa
atau Kelurahan pada Tahun 2005 sebanyak 59 buah, terdiri dari 56 Desa
Swadaya dan 3 Desa Swakarya.
Kecamatan Seram Timur dengan 17 Desa, Kecamatan Pulau-Pulau Gorom
dengan 20 Desa, Kecamatan Werinama dengan 10 Desa, dan Kecamatan Bula
dengan 12 Desa. Secara tradisional, Desa-Desa tersebut di atas adalah
merupakan Desa induk yang masing-masing membawahi beberapa Dusun
yang jumlah penduduk per Dusunnya rata-rata hampir sama bahkan lebih
besar dari jumlah penduduk Desa Induk tersebut. Sebagai contoh, Desa
Kilmury di Kecamatan Seram Timur yang membawahi 21 Dusun.
Disamping keberadaan Desa-Desa Swadaya yang lebih dikenal dengan
sebutan Desa Adat, terdapat pula beberapa unit Desa Swakarya yang lahir dari
Program Transmigrasi Nasional maupun Transmigrasi Lokal yang sampai saat
ini masih dalam status pembinaan baik oleh Departemen Transmigrasi maupun
oleh Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemerintah Kabupaten Serarn Bagian
Timur. Desa-desa tersebut terletak pada wilayah pemerintahan Kecamatan
Bula dan Kecamatan Werinama.

2.3 Kondisi Geografis dan Iklim

Daerah Kabupaten Seram Bagian Timur dibatasi oleh:


Laut Seram - di sebelah Utara.
Laut Banda - di sebelah Selatan.
Laut Arafura - di sebelah Timur.
Kabupaten Maluku Tengah - di sebelah Barat.
Luas Wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur seluruhnya kurang lebih
15.887,92 Km2 yang terdiri luas laut 11.935,84 Km2 dan luas daratan 3.952,08
Km2 yang secara terperinci dapat dilihat pada tabel 2-3 berikut ini:

Tabel 2-3. Luas Daratan Kabupaten Seram Bagian Timur Menurut Kecamatan
NO KECAMATAN LUAS (KM2)
1 Seram Timur 603,65
2 P. Gorom 171,53
3 Werinama 175,58
6
4 Bula 3.001,32
JUMLAH 3.952,08
Sumber: Kabupaten Seram Bagian Timur dalam Angka Tahun 2005/2006.

Jumlah sungai besar dan kecil yang langsung bermuara ke laut pada 4
kecamatan sebanyak 29 buah. Jumlah dimaksud belum termasuk anak-anak
sungai yang bermuara ke sungai utama. Terdapat 2 sungai besar yang tidak
pernah mengalami kekeringan sepanjang tahun, yaitu : Sungai Bobot (lebar lk.
70 M) di Kecamatan Werinama dan Sungai Masiwang (lebar lk. 85 M) yang
membatasi Kecamatan Seram Timur dan Kecamatan Bula.
Karena secara geografis Kabupaten Seram Bagian Timur terletak di antara
Benua Australia dan Benua Asia serta masih dalam kawasan lintang tropis dan
dikelilingi oleh laut yang cukup luas, maka iklim yang terdapat di kabupaten ini
adalah iklim musim dan iklim taut tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi
sepanjang tahun. Berdasarkan hasil pemantauan di Stasiun Meteorologi Geser
Kabupaten SBT pada tahun 2005, ditemui temperatur maksimum 31,7° C,
minimum 22,2°, dengan temperature rata-rata 27,8°C. Curah hujan tertinggi
terjadi pada bulan April, yaitu rata-rata sebesar 456,3 mm, dan menyusul pada
bulan Desember yaitu sebesar 360,6 mm .
Jumlah hari hujan terbanyak juga terjadi pada bulan April, dengan rata-rata
sebanyak 22 hari, menyusul pada bulan Januari sebesar 20 hari. Rata-rata
jumlah hari hujan perbulan dalam tahun 2005 adalah sebesar 14,1 hari.
Penyinaran matahari rata-rata 64,7 %. Tekanan udara rata-rata setahun
sebesar 1.111,1 milibar. Kelembaban nisbi rata-rata 81,9 %. Kecepatan angin
rata-rata 5,7 knot. Kecepatan angin terbesar pada Musim Timur terjadi pada
bulan April, yaitu sebesar 30 knot dengan arah angin dari Tenggara menuju
Barat Laut, dan pada Musim Barat terjadi pada bulan Januari sebesar 25 knot
dengan arah angin dari Barat Laut ke Tenggara. Tinggi gelombang rata-rata
pada musim tersebut di atas sebesar 2 m.

2.4 Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Seram Bagian Timur pada pendataan terakhir
tahun 2005 (Podes SE 2006 Tahun 2005) sebesar 81.320 jiwa yang terdiri dari:
Laki-laki 40.602 Jiwa dan Perempuan 40.718 Jiwa. Jumlah dan penyebaran

7
penduduk di kabupaten SBT secara terinci dapat dilihat pada Tabel 2- 4 berikul
ini :

Tabel 2-4. Jumlah dan Penyebaran Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten


Seram Bagian Timur
Penduduk
Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah
No
1 Seram Timur 13.845 14.052 27.897
2 P.P. Gorom 15.988 15.670 31.658
3 Werinama 3.821 3.795 7.616
4 Bula 6.948 7.201 14.149
Jumlah 40.602 40.718 81.320
Sumber : Kabupaten Seram bagian Timur dalam Angka tahun 2005/2006.

Pertumbuhan penduduk rata-rata pertahun sejak tahun 1971 sampai dengan


tahun 2000 sebesar 1,67 %. Angka pertumbuhan tertinggi tercatat panda
Kecamatan Bula, yaitu 4,87 % pada tahun 1980 dan 5,42 % pada tahun 1990.
Sedangkan pada Kecamatan P.P. Gorom, data angka pertumbuhan penduduk
belum terpantau, karena pada saat pemantauan dimaksud, Kecamatan P.P.
Gorom masih merupakan bagian dari Kecamatan Seram Timur.

2.5 Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan

Produksi tahunan tanaman pangan di Kabupaten SBT sebagian besar


didominansi oleh jenis komoditi umbi-umbian, palawija dan hortikultura, seperti :
Ubi Kayu (4.861,65 Ton / 798,24 Ha), Ubi Jalar (1.456,59 Ton / 598,25 Ha),
Padi Sawah (269 Ton / 64 Ha) Jagung (75,75 Ton / 50,70 Ha), Kacang Tanah
(184,44 Ton / 208,90 Ha), Kacang Hijau (7,38 Ton / 11,00 Ha) dan Kacang
Kedele (5,59 Ton / 4,6 Ha) serta beraneka jenis hortikultura (sayur-sayuran dan
buah-¬buahan) yang mencapai produksi sebesar 146,9 ton / 84 Ha. Produksi
hasil-hasil pertanian tersebut pada panen terkadang tidak dapat dipasarkan
secara efisien, karena tidak tersedianya akses pemasaran, akibat tidak
memadainya prasarana dan sarana transportasi yang menjangkau kawasan
hinterland.

Berbagai jenis komoditi perkebunan juga dihasilkan dari kabupaten ini,


diantaranya : Kelapa, Cengkih, Pala, Kakao, Kopi, Jambu Mete dengan total
8
produksi pertahun sebesar 1.094,30 Ton pada areal produksi seluas 3.702,00
Ha yang tersebar hampir merata pada 4 kecamatan.
Produksi dari sektor kehutanan merupakan salah satu primadona dalam
menghasilkan devisa bagi Kabupaten Seram Bagian Timur. Berbagai jenis
Kayu (Merbau, Nyatoh, Matoa, Eucalyptus, kelompok Kayu Indah dan Kayu
Mewah) serta Hasil Hutan Non Kayu (Damar, Rotan, Gaharu / Kemedangan,
dan berjenis-jenis satwa liar) merupakan komoditi penghasil pendapatan
masyarakat Kabupaten Seram Bagian Timur sejak dulu

2.6 Pertambangan dan Energi

Potensi Pertambangan dan Enegi di Kabupaten Seram Bagian Timur, seperti


Minyak Bumi merupakan salah satu mascot komoditi wilayah ini, karena telah
tereksploitasi sejak zaman penjajahan Belanda maupun Jepang. Sedangkan
Bahan Galian C saat ini merupakan hasil tambang yang telah diekspor secara
besar-besaran ke Kabupaten lainnya di Provinsi Maluku, maupun ke Provinsi
lainnya.

2.7 Perikanan
Sumber Daya Perikanan yang terdapat di Wilayah Seram Bagian Timur dan
utamanya di Kecamatan Gorom seperti Ikan dan Lobster yang telah di Export
ke Luar Negeri, dengan kapasitas yang tersedia 108.969.600 Ton/Tahun,
sedangkan pemanfaatan hanya : 27.242.400 Ton/Tahun (20 % ).
Produk perikanan yang memiliki nilai ekonomis penting antara lain : pelagis
besar, pelagis kecil, jenis-jenis ikan demersal, crustsea, teripang, rumput laut,
jenis-jenis ikan hias air laut selain itu terdapat potensi perikanan lain seperti
ikan tuna,cakalang,lola,batulaga,udang dan lobster. Produksi perikanan di
Kabupaten Seram Bagian Timur sebagian besar terkonsentrasi pada kawasan
kepulauan di Kecamatan Seram Timur dan Kecamatan PP. Gorom, serta
sebagian kecil pada Kecamatan Werinama dan Kecamatan Bula. berbagai
jenis komoditi hasil laut, seperti : ikan, udang, kepiting, teripang, kulit lola,
beraneka jenis siput / kerang, rumput laut dan hasil laut lainnya sejak dulu telah
merupakan identitas komoditi dari Kecamatan Seram Timur dan Kecamatan PP
Gorom. Data terakhir nilai produksi dari sektor perikanan di Kabupaten Seram

9
Bagian Timur mencapai nilai sebesar : Rp. 13.561.250.000,- dengan jumlah
nelayan sebesar 6.882 orang.

2.8 Peternakan
Secara statistik, produksi tahunan ternak di Kabupaten SBT belum terdata
secara aktual, namun komoditi ini sangat beragam serta perlu pemasaran yang
lebih efektif . Jenis-jenis ternak masyarakat yang dominan adalah : Sapi yang
secara kasat mata dapat diprediksi mencapai ribuan ekor pertahun, Kerbau,
Kambing, Ayam Buras, Itik dan Etok.

2.9 Pariwisata
Potensi Pariwisata Bahari yang tersebar hampir merata di Kawasan Kepulauan
Kecamatan Seram Timur dan Kecamatan PP. Gorom, serta sebagian kecil di
Kecamatan Bula, merupakan cadangan penghasil devisa yang cukup potensial,
karena berpotensi untuk pengembangan Wisata Bahari dan Olah Raga Air
(seperti diving), serta Penelitian dan Pengembangan ilmu Pengetahuan. Hal ini
akan lebih tergarap secara efektif dan efisien bila ditunjang dengan
beroperasinya sarana angkutan penyeberangan (kapal ferry) ke wilayah-
wilayah tersebut

2.10 Adat dan Budaya


Nilai – nilai sosial budaya yang telah mengakar pada setiap dusun, desa, atau
kecamatan di Kabupaten Seram Bagian Timur masih dipertahankan dan
merupakan modal dasar bagi peningkatan persatuan dan kesatuan dalam
mendukung pembangunan di Kabupaten Seram Bagian Timur.
Walaupun masyarakat di kabupaten ini masih mencerminkan karakteristik
masyarakat yang multikultur tetapi mempunyai nilai – nilai budaya sendiri -
sendiri sebagai representasi kolektif. Sistem Pemerintahan Adat masih
dipertahankan demikian pula Upacara Adat yang masih di gunakan pada ritual
adat tertentu. Ikan asing di Kecamatan Seram Timur(Geser), Gurita Kering di
Gorom, Sagu Kering di Werinama serta Umbi – umbian di Bula merupakan
makanan khas unggulan daerah masing – masing

10
BAB III
METODOLOGI

3.1. Pendekatan Metodologi


Metodologi yang akan dilakukan dalam Identifikasi Tingkat Kerusakan
Struktur Dermaga Pertamina TBBM Bula Kabupaten Seram Bagian Timur,
dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Pengumpulan data primer yaitu berupa
 Survey topografi dan bathimetri yaitu untuk mendapatkan peta dasar dan
peta kerja dari kawasan yang diteliti.
 Pengambilan data dan pengukuran di lapangan.
 Melakukan pengamatan yaitu terhadap kondisi struktur dermaga secara
keseluruhan dan pengambilan dokumentasi.
b. Pengumpulan data sekunder yaitu berupa
 Pengambilan data berupa literatur yang telah ada.
 Pengambilan data dilapangan berinteraksi terhadap masyarakat sekitar yaitu
berupa tanya jawab dan pengisian form-form.

3.2. Metode Penelitian


Penelitian dilakukan dengan Identifikasi berupa;
a. Pemeriksaan Visual, pemeriksaan visual ditujukan pada tempat-tempat
rawan (akibat korosi) misalnya, elemen tipis, pemasangan pagar berkisi,
saluran air, balkon (konsol), sambungan-sambungan. Hasilnya ditabelkan pada

11
tabel kerusakan dan penyebabnya dan didokumetasikan.
b. Pemeriksaan Detail, setelah dilakukan pemeriksaan visual, dilakukan
pemeriksaan detail yang meliputi:
 Pengukuran selimut beton.
 Pemeriksaan kekerasan dan permeabilitas (permeability) beton.
 Pemeriksaan dengan Hammer Test.

3.3. Analisa Tingkat Kerusakan


Analisis tingkat kerusakan berdasar hasil dari idendifikasi kerusakan yang
terdiri dari 3 yaitu Ringan, sedang dan berat
BAB IV
ANALISIS DATA

4.1. Prosedur dan Proses


Untuk perbaikan suatu dermaga diperlukan beberapa pengetahuan
operasi dermaga sebelum kita memasuki detail teknis operasional. Prosedur
yang dilakukan untuk perbaikan sistem dermaga dilakukan dengan suatu
metode perencanaan dan pedekatan proses perencanaan guna mencapai hasil
yang diinginkan, adapun pendekatan yang dilakukan tersebut meliputi:

 Melakukan investigasi pendahuluan, melakukan evaluasi data yang tersedia


(existing data) dan mengumpulkan data tambahan lainnya yang diperlukan
sehubungan dengan perencanaan perbaikan dimaksud.
 Melakukan beberapa testing kekuatan beton eksisting (Hammer Test)
maupun besi beton existing yang masih ada.
 Identifikasi dan rekomendasi metode pelaksanaan yang optimal untuk
perencanaan detail.
 Melakukan perencanaan/perhitungan teknis yang terdiri dari:
- Analisa terhadap laporan perencanaan terdahulu dan investigasi kondisi
dermaga eksisting.
- Menetapkan kriteria dan batasan-batasan perencanaan sesuai
peraturan yang telah ditetapkan.

12
- Mengembangkan alternatif rencana sistem perbaikan berdasarkan
kriteria dan batasan-batasan yang telah ditetapkan serta ruang kerja
yang ada.
- Menetapkan perencanaan sistem perbaikan sesuai dengan cara
sebagai berikut:
 Penetapan sistem konstruksi penunjang yang direncanakan dapat
mengganti dan digunakan sebagai sistem struktur pengganti yang
akan diperbaiki.
 Perencanaan sistem konstruksi penunjang (penyokong).
 Perencanaan sistem struktur dermaga.

4.2. Analisa Struktur


4.2.1. Kondisi Beton
Untuk mengetahui kondisi eksisting struktur beton di Dermaga PT.
Pertamina (persero) Terminal BBM Bula, telah dilakukan survei terhadap
struktur beton tersebut yang meliputi:

1. Pengamatan Secara Visual


Pengamatan secara visual dilakukan terhadap seluruh komponen
struktur beton yang dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kerusakan
beton diluar dengan melakukan pengamatan terhadap warna, retak yang
meliputi lebar dan kedalaman retak, pengelupasan selimut beton dan
kerusakan tulangan beton.

 Warna, pada bagian beton yang masih utuh warnanya masih warna
beton asli dan sedangkan pada bagian beton yang rusak berwarna
kekuningan dimana warna ini adalah karena karat dari besi tulangan.
 Retak, pada balok beton tidak terlihat adanya retak lentur maupun
retak geser.
Kerusakan balok beton semuanya terjadi pada bagian bawah balok
yaitu bagian yang paling dekat dengan permukaan air laut. Kerusakan
beton ini terjadi akibat korosi besi tulangan yang mengembang dan
merusak beton yang menyelimutinya dan beton yang rusak tersebut

13
menjadi pecah dan terlepas akibat gaya impack horosontal dari benturan
kapal pada waktu merapat.

2. Hammer Test
Dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan tekan beton secara global
dengan jumlah titik uji yang cukup, dalam survei ini kami ambil beberapa
titik uji sehingga lebih memberikan pendekatan yang optimal terhadap
kondisi kekuatan tekan beton yang terjadi. Pengujian dilakukan dalam
arah horisontal dan vertikal, setiap jenis struktur dilakukan 5 kali
tembakan. Hasil pengujian sbb:

Grafik Rebound Hammer Test


50
47.47
45 43.82 45.08
42.92 42.15
Compression Test ( Mpa )

40
35 34.68 34.76
30 28.68 30.36 31.38 29.82
27.95
25 24.36 25.1725.68
20
15
10
5
0
Jenis Struktur

4.2.2. Konstruksi/Struktur
1. Jenis Kerusakan
Kerusakan yang ada bisa dikelompokkan dalam tiga tingkat
kerusakan yaitu ringan, sedang dan berat.
Kerusakan ringan, umumnya terjadi pada balok Jetty dan
beberapa Dolphin dimana balok mengalami keretakan halus
ataupun terjadi gelembung pada permukaan beton dan beton
mengalami perubahan warna akibat karat pada besi.

14
Retak
ringan

Kerusakan sedang timbul pada beberapa plat Jetty dimana beton


mengalami retak clan sedikit terkelupas dengan besi beton sudah terlihat
dan beberapa besi termakan karat, sedang beton mengalami perubagan
warna akibat karat pada tulangan dan sebagian dasar trestle.

Kerusakan berat ditemukan pada sebagian samping dan bawah


Trestle, sebagian tiang panjang Jetty head, permukaan lantai Jetty, tiang
pancang Dolphin dan Cat walk (yang asli rusak) sementara diganti
dengan pipa 6” dengan dasar besi beton.

15
Kerusakan berat ditemukan pada sebagian samping dan bawah
Trestle, sebagian tiang panjang Jetty head, permukaan lantai Jetty, tiang
pancang Dolphin dan Cat walk (yang asli rusak) sementara diganti
dengan pipa 6” dengan dasar besi beton.

16
2. Lokasi Kerusakan
Dengan pengamatan dilapangan, dapat dilihat lokasi
kerusakan yang kesemuanya terjadi pada bagian bawah konstruksi
yang berdekatan dengan permukaan air laut.
Secara umum dapat dinyatakan lokasi kerusakan yang timbul
dan kondisi elemen struktur sebagai berikut :
 Tiang pancang pipa pada bagian bawah air ditumbuhi karang
dan tumbuhan laut lainnya, tidak terdapat tanda-tanda
kerusakan parah, pecah atau bengkok.
 Tiang pancang bagian atas air hampir sebagian besar jacket
betonnya retak, namun masih dapat dilakukan perbaikan.
 Hampir sebagian besar pada tiang pancang terjadi
kerusakan pipa tidak terdapat anoda karbon, anoda korban
yang terpasang ditumbuhi karang clan tumbuhan laut lainnya.
 Struktur Beton plat Jetty Head beberapa tempat retak dan pecah.
 Fender pada Jetty dan Dolphin kondisi sebagian rusak par ah
(retak dan pecah) , beberapa baut angker keropos dan
sebagian tidak terpasang sehingga perlu penggantian.
 Bollard pada Jetty clan Dolphin kondisi korosi (berkarat dan pitting).
 Konstruksi rangka besi, platform dan handrail catwalk kondisi
korosi dan keropos, dibeberapa bagian sambungan lasnya

17
keropos dan terlepas. Sehingga perlu segera dilakukan
perbaikan untuk keamanan/safety pekerja lapangan.

4.2.3. Kontrol Perhitungan Konstruksi


1. Umum
Perhitungan konstruksi telah dilakukan secara umum untuk
mengetallui perilaku struktur dermaga terhadap gaya-gaya yang
bekerja, dimana hal ini dipakai untuk memperkirakan faktor-faktor
penyebab kerusakan.
Dalam melakukan perhitungan turut diperhatikan dasar
perencanaan terdahulu. Khusus untuk gaya gempa, kriteria
terdahulu tidak diikuti, tetapi digunakan ketentuan terbaru
mengenai aturan Dirjen Perhubungan Laut tahun 1981.
Dari hasil perhitungan konstruksi dapat dilihat bahwa
yang sangat berpengaruh adalah gaya-gaya lateral, dimana yang
terutama adalah akibat tumbukan kapal.

2. Dasar-dasar Perencanaan
Yang dijadikan dasar dalam melakukan perhitungan
kontrol konstruksi adalah sebagai berikut :
 Kriteria perencanaan clan gambar denah terdahulu yang didapat
dari RKS saat tender, tidak bisa kami dapatkan sehingga
kami hanya bisa melakukan pengukuran terhadap kondisi
existing struktur dilapangan.
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 – NI-2.
 Ketentuan tentang mutu beton.
 Standard Design Criteria for Ports in Indonesia, Maritime Sector
Development Programme Directorate General of Sea
Communications, Januari 1984.
 Standard Port and Harbour Facilities in Japan Published by
OCDI.

3. Analisa-analisa Perhitungan

18
Analisa Perhitungan Kontrol lebih ditekankan pada
elemen-elemen tipikal yang menjadi struktur utama, antara lain :
 Tiang Pancang, Struktur Jetty dan Trestel.
 Kondisi Struktur secara kesatuan bila terkena gaya lateral
akibat gempa, gaya bollard dan tumbukan kapal.
 Kontrol Fender yang terpasang.
 Kontrol Konstruksi bila dilakukan perbaikan terhadap struktur
lama.

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari hasil survei dan pengolahan data dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kerusakan ringan, umumnya terjadi pada balok Jetty dan


beberapa Dolphin dimana balok mengalami keretakan halus
ataupun terjadi gelembung pada permukaan beton dan beton
mengalami perubahan warna akibat karat pada besi.
2. Kerusakan sedang timbul pada beberapa plat Jetty dimana beton
mengalami retak clan sedikit terkelupas dengan besi beton sudah terlihat
dan beberapa besi termakan karat, sedang beton mengalami perubagan
warna akibat karat pada tulangan dan sebagian dasar trestle.
3. Kerusakan berat ditemukan pada sebagian samping dan bawah Trestle,
sebagian tiang panjang Jetty head, permukaan lantai Jetty, tiang pancang
Dolphin dan Cat walk (yang asli rusak) sementara diganti dengan pipa 6”
dengan dasar besi beton.
4. Dari hasil hammer test menunjukkan bahwa rata – rata kuat tekan beton
masih memenuhi syarat.
5. Tingkat Kerusakan struktur yang terjadi pada dermaga terminal BBM Bula
termasuk kerusakan berat seperti pada tiang pancang jetty dan trestle,

19
pasangan batu di dinding penahan gelombang, balok beton trestle, balok
pelat dermaga, pelat beton dermaga dan lisplank.

5.2. REKOMENDASI
1. Perlu dilakukan perbaikan struktur dermaga .
2. Perlu dilakukan studi lingkungan.

20

Anda mungkin juga menyukai