7180 15378 1 SM
7180 15378 1 SM
Hartuti Purnaweni 1
1 Jurusan Administrasi Publik, FISIP, Universitas Diponegoro
Magister dan Doktor Administrasi Publik, FISIP, Universitas Diponegoro
Magister dan Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro
hartutipurnaweni@gmail.com
ABSTRAK
ABSTRACT
development in which local people’s involvement and fairness are parts of development parts; b)
Organizing: the stakeholders’ interest should be managed with win-win solution, such as by zonation; c)
Actuating: optimatization of efficient natural resources management by using environmentally
friendly technology should the cement factory is built in Sukolilo.
LATAR BELAKANG
54
© 2014, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
Jurnal Ilmu Lingkungan , Vol 12 (1) : 53-65 , 2014 ISSN : 1829-8907
wilayah terluas adalah Kecamatan biasanya bisa dua kali musim padi dan
Sukolilo (15.874 ha), dengan Kecamatan satu kali polowijoPada tegalan milik
Wedarijaksa memiliki luas wilayah penduduk atau tanah tanah terbuka di
terkecil (4.085 Ha). Menurut klasifikasi sekitar pemukiman atau sawah, dapat
Tingkat Perkembangan Desa semua dijumpai berbagai jenis tanaman mulai
sudah menjadi desa/ kelurahan kategori dari tanaman kayu seperti jati, mahoni,
III (Desa Swasembada). randu, bambu, serta tamanan polowijo
Kondisi topografi dan berupa jagung atau ketela pohon dan
morfologinya didominasi oleh berbagai jenis sayur. Masyarakat juga
pegunungan kapur yang membujur di menanam pohon jati, di tegalan atau di
sebelah selatan meliputi sebagian kecil lahan-lahan terbuka milik penduduk.
wilayah Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Kondisi tanaman jati milik
Winong, dan Pucakwangi. Kabupaten Pati penduduk ini secara umum tumbuh
mempunyai luas wilayah 1.503.680 Ha dengan baik dan subur, bahkan di
yang terdiri dari 59.332 ha lahan sawah, beberapa wilayah lebih rimbun, rapat,
66. 086 ha lahan bukan pertanian. dan hijau daripada di lahan milik
Dengan luas wilayah terbesar adalah Perhutani. Mengapa demikian? Menurut
Kecamatan Sukolilo dengan luas 15. 874 beberapa informan kunci yang
Ha dan luas wilayah terkecil adalah diwawancarai, ternyata masyarakat
Kecamatan Wedarijaksa dengan luas merasa bahwa lahan milik Perhutani
4.085 Ha. adalah lahan milik Negara, yang
Penduduk Kabupaten Pati tahun merupakan milik bersama, sehingga
2012 sebanyak 1.207.399 jiwa yang mereka cenderung merasa tidak bersalah
terdiri dari penduduk laki-laki sebesar seandainya “memanfaatkan” kayu-
586.870 jiwa dan penduduk perempuan kayunya untuk kebutuhan mereka.
sebesar 620.529 jiwa. kepadatan Sementara itu, lahan milik pribadi
penduduk Kabupaten Pati berada di terlindungi, karena masyarakat
kisaran 802. 96 jiwa/ km2 lebih tinggi mengganggap itu merupakan hak milik
dibanding tahun sebelumnya sebesar perseorangan sehingga tidak dapat
797.06 jiwa/ km2. Berdasarkan data dimanfaatkan dengan bebas karena
mengenai tingkat pendidikan di bukan merupakan milik bersama.
Kecamatan Sukolilo dapat diketahui Selain itu, di kawasan Sukolilo
bahwa tingkat pendidikan terakhir di juga ditemukan berbagai situs yang
Kecamatan tersebut paling banyak adalah dikeramatkan penduduk, misalnya
lulus SD. berupa kuburan para sesepuh desa serta
Mata pencaharian tertinggi gua-gua yang dianggap keramat. Mereka
masyarakat di Kecamatan Sukolilo adalah masih mengganggap kawasan tersebut
bekerja sebagai petani pemilik dengan harus dihormati dan dijaga baik-baik.
jumlah sebesar 23.584. Desa Baturejo Inilah salah satu bentuk budaya yang
merupakan desa dengan jumlah petani terkait dengan lingkungan, yang berlokasi
pemilik paling tinggi yaitu 3.474 jiwa. di kawasan Sukolilo.
Buruh tani berada di urutan kedua mata
pencaharian paling banyak di Kecamatan HASIL DAN PEMBAHASAN
Sukolilo dengan jumlah sebesar 23.281
jiwa atau hanya selisih 303 jiwa dari Di Pulau Jawa, pegunungan karst
jumlah petani pemilik. Adapun industri membentang di selatan dari Ujung Kulon
merupakan mata pencaharian paling kecil ke Sukabumi, Ciamis hingga Kebumen,
di Kecamatan ini dengan jumlah 6 orang lalu Wonosari hingga Tulung Agung.
saja, yaitu yang berada di desa Kuwawur. Begitu juga di bagian utara, terutama
Sebagian penduduk berprofesi perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur,
sebagai petani di lahan sawah dan non dari Blora, Purwodadi, Pati, Tuban,
sawah. Kondisi lahan pertanian Gresik, sampai ke Madura. Pegunungan
penduduk di sekitar Pegunungan Kendeng merupakan salah satu bagian
Kendeng berupa sawah tadah hujan dan dari kawasan ini.
tegalan. Kondisi sawah cukup subur,
57
© 2014, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
April 2014 HARTUTI PURNAWENI; PENGELOLAAN DI KAWASAN KENDENG UTARA
Nomor 128 Tahun 2008 tentang ngunan dengan azas keterpaduan antara
Penetapan Kawasan Lindung Karst berbagai stakeholders, yang dalam
Sukolilo. Peraturan yang terkait dengan penelitian ini mencakup tiga dari empat
tata ruang kawasan karst Sukolilo ini indikator POAC yaitu Planning,
dimaksudkan sebagai sebuah cara Organizing, dan Actuating.
pemataan ruang dalam kaitannya dengan
lingkungan hidup (Sugandhy, 1999). Planning (Perencanaan)
Dalam kebijakan Peraturan Gubernur Dalam hal ini mencakup kegiatan
tersebut ditetapkan bahwa kawasan karst perencanaan dalam rangka pengelolaan
dibagi menjadi kawasan yang dilindungi lingkungan secara terpadu terhadap
dan kawasan yang dapat dimanfaatkan. suatu wilayah. Perencanaan Pemerintah
Dalam Pasal 3 Peraturan Gubernur Jawa yang matang diharapkan dapat
Tengah Nomor 128 Tahun 2008 tentang menghasilkan kebijakan publik yang baik
Penetapan Kawasan Lindung Karst bagi semua pihak dan tidak ada yang
Sukolilo tersebut dinyatakan bahwa: (1) dirugikan. Kebijakan publik adalah
Maksud ditetapkannya kawasan lindung serangkaian keputusan yang kurang lebih
kars Sukolilo adalah sebagai pedoman berhubungan (termasuk keputusan tidak
bagi upaya perlindungan kawasan kars berbuat) yang dibuat badan-badan atau
Sukolilo; (2) Penetapan kawasan lindung kantor-kantor pemerintah, diformu-
kars Sukolilo bertujuan untuk: a) lasikan dalam bidang-bidang isu yaitu
memberikan perlindungan terhadap kars arah tindakan aktual atau potensial dari
Sukolilo; b) sebagai pedoman bagi pemerintah yang di dalamnya
pemanfaatan sumberdaya bahan terkandung konflik antara kelompok
tambang yang berada di kars Sukolilo masyarakat.
tanpa mengorbankan kawasan lindung Kebijakan publik menurut
kars Sukolilo. Thomas Dye dalam Subarsono (2005)
Peraturan Gubernur ini kemudian adalah apapun pilihan pemerintah untuk
menimbulkan kontroversi, karena melakukan sesuatu atau tidak melakukan
dianggap merupakan jalan bagi sesuatu. Definisi tersebut mengandung
diberikannya ijin pendirian pabrik semen antara lain makna bahwa kebijakan
di kawasan Sukolilo karena memberikan publik menyangkut pilihan yang harus
pedoman bagi pemanfaatan sumberdaya dilakukan atau tidak dilakukan oleh
bahan tambang di kawasan tersebur, badan pemerintah. Dalam hal ini adalah
sebagaimana dinyatakan oleh kelompok apakah pemerintah akan melakukan
yang menentang rencana penambangan pemberian ijin penambangan atau tidak
di kawasan karst Sukolilo ini. memberikan ijin penambangan terhadap
Dari hasil wawancara mendalam, kawasan karst di Kecamatan Sukolilo.
Gunretno, tokoh masyarakat asli Sedulur Penambangan batu gamping di
Sikep yang tinggal di Kecamatan Sukolilo kawasan karst amat berpotensi merusak
menyatakan bahwa kelestarian ling- lingkungan. Letak kawasan karst yang
kungan karst harusnya lebih di- berada di daerah tropis menjadikan
utamakan, untuk kepentingan pem- kawasan ini sebagai penyerap karbon
bangunan yang berkelanjutan. Meskipun yang potensial karena pada daerah ini
jumlah masyarakat Sedulur Sikep tidak curah hujan sangat tinggi. Semakin
banyak dalam jumlah, namun mereka banyak curah hujan maka proses
menonjol dalam suara. Akibatnya, karsifikasi lebih intensif sehingga
terbentuk opini publik yang kuat bahwa penyerapan karbon cukup tinggi, karena
masyarakat Sukolilo menolak kehadiran dalam proses karsifikasi terjadi
rencana pabrik semen Gresik di wilayah penyerapan karbon yang berarti dapat
tersebut. mengurangi pemanasan global. Proses
penambangan dapat menyebabkan
2. Pengelolaan lingkungan hilangnya lapisan epikarst, yakni lapisan
tipis di permukaan lahan yang menahan
Pengelolaan lingkungan bertujuan air. Dengan adanya kegiatan
agar tercipta keberlanjutan pemba- penambangan maka terjadi pengurangan
59
© 2014, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
April 2014 HARTUTI PURNAWENI; PENGELOLAAN DI KAWASAN KENDENG UTARA
kerap kali antara permukaan air dan tersebut. Situs keramat tersebut juga
dinding gua menyatu. Kekayaan air menjadi habitat beberapa jenis flora
bawah tanah di seluruh Indonesia belum yang jarang ditemukan di tempat lain
seluruhnya terpetakan. Padahal, peta ini di kawasan Punungan Kendeng,
penting sebagai salah satu dasar keberadaan situs tersebut harus
mengklasifikasikan pemanfaatan dipertahankan.
kawasan karst. Dengan demikian masih (d) Kawasan Pegunungan Kendeng
dipertanyakan, bolehkah kawasan karst dengan potensi keanekaragaman
ditambang ataukah harus dilindungi? hayati yang cukup besar, ditambah
Selain kekayaan fisik, kawasan dengan kondisi alamnya yang cukup
Sukolilo juga menyimpan kekayaan flora menarik, antara lain banyak gua-gua
dan fauna, serta kekayaan budaya yang di kawasan kars, sumber mata air,
penting bagi masyarakatnya, sebagai- dan situs situs yang banyak terdapat
mana pendapat Jamari, dosen Biologi, di kawasan Kendeng. Maka kawasan
MIPA, Undip, yang menyatakan bahwa Kendeng sesuai untuk dikembangkan
berdasarkan pengamatan langsung di menjadi kawasan wisata pendidikan,
lapangan dan penelaahan data yang wisata ritual, ekowisata atau
ditemukan dalam penelitian, dapat agrowisata.
dikemukakan Kawasan Kendeng meru- Akan tetapi pemerintah dan dunia
pakan wilayah yang subur dan produktif. bisnis juga mempunyai kepentingan atas
Jamari juga menulis (2011) dalam wilayah perbukitan karst yang sarat
laporan penelitiannya, antara lain: kepentingan ini. Beberapa pabrik semen
(a) Kawasan Tambakromo dan Sukolilo berusaha mendapatkan ijin
sekitar Pegunungan Kendeng penambangan di wilayah tersebut, karena
mempunyai kekayaan sumberdaya batu gamping merupakan bahan baku
hayati yang cukup potensial. utama pembuatan semen. Sementara itu,
Kekayaan ekosistem berupa lahan atas nama pembangunan, pemerintah
hutan jati, lahan pertanian berupa juga berusaha agar keinginan pabrik
sawah dan tegalan, serta kawasan semen tersebut dapat terlaksana.
pemukiman, merupakan ekosistem Masyarakat lokal menganggap
yang lengkap. Berbagai jenis bahwa kebijakan Peraturan Gubernur
kekayaan species tumbuhan meliputi Jawa Tengah Nomor 128 Tahun 2008
tanaman perkebunan hutan jati, tentang Penetapan Kawasan Lindung
tanaman pangan, tanaman obat, Karst Sukolilo dikeluarkan untuk
obatan, pakan ternak, kayu bakar dan mensahkan rencana pembangunan
tanaman liar lainya dan berbagai jenis pabrik semen di kawasan Kecamatan
fauna yang ada. Kekayaan hayati Sukolilo, karena kemudian dijelaskan
beserta lingkunganya di kawasan bahwa ada wilayah-wilayah tertentu yang
tersebut seharusnya cukup untuk bisa ditambang di wilayah tersebut.
menopang kehidupan masyarakat Kelompok yang menentang dengan keras
sekitar. kebijakan penambangan adalah
(b) Potensi kekayaan hayati yang kelompok masyarakat asli Sedulur Sikep
dimiliki dan pemanfaatanya masih yang lebih dikenal sebagai kelompok
belum banyak terungkap, sehingga Samin, karena merupakan keturunan
perlu penelitian lebih lanjut dan Mbah Samin Surosentiko.
upaya upaya untuk mengelola Kelompok yang mempunyai
kawasan tersebut menjadi lebih sistem budaya sendiri yang khas dan unik
berhasilguna dan lebih produktif ini kemudian menjadikan media massa
untuk menunjang pendaptan daerah sebagai partner untuk menyuarakan
dan meningkatkan kesejahteraan dengan keras perlawanan mereka
masyarakat. terhadap rencana pembangunan pabrik
(c) Selain kaya akan sumberdaya alam semen, dibantu oleh para pegiat
kawasan ini juga memiliki situs-situs pelestarian lingkungan. Salah seorang
keramat yang berkaitan dengan pemimpin formal terkemuka kelompok
sejarah dan keberadan di wilayah Sikep ini, Gunretno, menyatakan dalam
61
© 2014, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
April 2014 HARTUTI PURNAWENI; PENGELOLAAN DI KAWASAN KENDENG UTARA
63
© 2014, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP
April 2014 HARTUTI PURNAWENI; PENGELOLAAN DI KAWASAN KENDENG UTARA
65
© 2014, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP