Oleh
Kelompok V :
1. Arneta Syafridahlia
1810105047
Dosen Pengampuh :
Ns. Melti Surya, M.Kep
PRODI KEPERAWATAN
STIKes ALIFAH PADANG
2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan seluruh
rahmat dan nikmatnya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah Karya Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Penyakit Appendisitis”. Penulis
sadar masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki dalam membuat makalah ini.
Dapat kesempatan ini, penulis haturkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
1. Ns. Melti Surya, M.Kep, selaku Dosen Mata Kuliah Keperawatan HIV/AIDS .
2. Orang tua kami yang banyak memberikan dukungan baik moril maupun
materil.
3. Semua pihak yang tidak dapat kami rinci satu persatu yang telah membantu
dalam proses penyusunan makalah ini.
Dimana pihak yang telah mendukung penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini. Penulis berharap semoga laporan ini bisa bermanfaat serta dapat membantu bagi
perkembangan STIKes Alifah Padang.
Peyusun,
2
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Tujuan........................................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN TEORITIS................................................................... 3
2.1 Komponen Reaksi Imunologik..................................................... 3
2.2 Jenis Imonologi............................................................................. 4
2.3 Respon Imun................................................................................. 5
2.4 Respon Imun Humoral ................................................................. 6
2.5 Interaksi Respon Imun.................................................................. 3
2.6 Cara Kerja Imun........................................................................... 4
2.7 Pengelompokan Antigen............................................................... 5
2.8 Faktor Pengubah Mekanisme Imun ............................................. 6
2.9 Penyimpanan Sistem Imun .......................................................... 6
BAB III. PENUTUP........................................................................................ 30
3.1 Kesimpulan................................................................................... 30
3.2 Saran............................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 41
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
tentunya harus disertai dengan pola makan sehat, cukup berolahraga, dan
Pola hidup modern menuntut segala sesuatu dilakukan secara cepat dan instan.
3
Hal ini berdampak juga pada pola makan misalnya sarapan didalam kendaraan,
makan siang serba tergesah-gesah, dan malam karena kelelahan jadi tidak ada
nafsu makan. Belum lagi kualitas makanan yang dikonsumsi, polusi udara,
kurang berolahraga dan stres. Apabila terus berlanjut maka daya tahan tubuh
akan terus menurun, lesu, cepat lelah dan mudah terserang penyakit. Sehingga
saat ini banyak orang yang masih muda banyak yang mengidap penyakit
degeneratif. Kondisi stres dan pola hidup modern serta polusi, diet tidak
sehingga timbul berbagai penyakit infeksi, penuaan dini pada usia dini.
konsep imunitas dapat diartikan sebagai suatu mekanisme yang bersifat faali
mengenal suatu zat sebagai asing terhadap dirinya, yang selanjutnya tubuh akan
4
tubuh (respons imun), adalah kemampuan sistem limforetikuler untuk
Roitt,1993).
terpapar suatu zat yang oleh sel atau jaringan tadi dianggap asing.
Konfigurasi asing ini dinamakan antigen atau imunogen dan proses serta
menghasilkan suatu zat yang disebut dengan antibodi. Jadi antigen atau
imun tubuh yang dapat diamati baik secara seluler ataupun humoral. Dalam
keadaan tertentu (patologik), sistem imun tidak dapat membedakan zat asing
(non-self) dari zat yang berasal dari tubuhnya sendiri (self), sehingga sel-sel
dalam sistem imun membentuk zat anti terhadap jaringan tubuhnya sendiri.
Kejadian ini disebut dengan Autoantibodi (Abbas dkk., 1991; Roit dkk.,
1993).
Bila sistem imun terpapar oleh zat yang dianggap asing, maka akan
terjadi dua jenis respons imun, yaitu respons imun non spesifik dan respons
imun spesifik. Walaupun kedua respons imun ini prosesnya berbeda, namun
telah dibuktikan bahwa kedua jenis respons imun diatas saling meningkatkan
antara satu komponen dengan komponen lain yang terdapat didalam system
menghasilkan suatu aktivitas biologic yang seirama dan serasi (Grange, 1982;
5
.2 Rumusan Masalah
1. Apa jenis imunologi?
2. Bagaimana respon imun ?
3. Apa saja respon imun humoral ?
4. Apa saja interaksi respon imun?
5. Bagaimana cara kerja imun ?
6. Bagaimana pengelompokkan antigen ?
7. Apa saja faktor pengubah mekanisme imun ?
8. Bagaimana penyimpanan sistem imun ?
.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Apa jenis imunologi.
2. Untuk mengetahui Bagaimana respon imun.
3. Untuk mengetahui Apa saja respon imun humoral.
4. Untuk mengetahui Apa saja interaksi respon imun.
5. Untuk mengetahui Bagaimana cara kerja imun.
6. Untuk mengetahui Bagaimana pengelompokkan antigen.
7. Untuk mengetahui Apa saja faktor pengubah mekanisme imun.
8. Untuk mengetahui Bagaimana penyimpanan sistem imun.
1.
6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. kelenjar timus
2. kelenjar limfe
3. limfa
4. tonsil
urogenital
masih ada unsur-unsur lain yang berperan dalam mekanisme respons imun,
dan factor- faktor humoral lain diluar antibody yang berfungsi menunjang
mekanisme tersebut.
7
2.2 Jenis Imunologi
a. Protein
system HLA yang terdapat pada permukaan leukosit, dan epitop yang
b. Polisakharida
menimbulkan respons imun pada spsies tertentu saja. Kelinci dan marmot
yang mempunyai respons imun sangat baik bila disuntik dengan protein, tidak
akan menimbulkan respons imun sama sekali apabila hewan tersebut disuntik
levan tersusun dari fructose. Jenis lain dari antigen polisakharida, yaitu yang
8
tertentu spesifisitasnya ditentukan oleh gugus karbohidratnya. Contoh jenis ini
adalah antigen golongan darah yang larut dan antigen dari tumor
c. polipeptida sintetik
secara acak.
d. Asam Nukleat
9
2.3 HAPTEN
kecil yang disebut dengan hapten. Hapten berasal dari kata yunani yang
itu ada indikasi bahwa dalam beberapa hal, determinan antigen yang
10
2.3 Respon Imun
artian bahwa respons terhadap zat asing dapat terjadi walaupun tubuh
sebelumnya tidak pernah terpapar oleh zat tersebut. Sebagai contoh dapat
fagositosis tersebut harus berada dalam jarak yang dekat dengan partikel
bakteri, atau lebih tepat lagi bahwa partikel tersebut harus melekat pada
permukaan fagosit. Untuk mencapai hal ini maka fagosit harus bergerak
menuju sasaran. Hal ini dapat terjadi karena dilepaskannya zat atau mediator
tertentu yang disebut dengan factor leukotaktik atau kemotaktik yang berasal
komplemen yang telah berada dilokasi bakteri (Kresno, 1991; Roitt, 1993).
perlu mengalami opsonisasi terlebih dahulu. Ini berarti bahwa bakteri terlebih
mudah ditangkap oleh fagosit. Selanjutnya partikel bakteri masuk kedalam sel
keasaman yang ada dalam fagosit atau penghancuran oleh lisozim dan
dilepaskan oleh basofil dan mastosit, Vasoactive amine yang dilepaskan oleh
komplemen, sebagai reaksi umpan balik dari mastosit dan basofil. Mediator-
inilah yang disebut dengan respons inflamasi akut (Abbas, 1991; Stite; 1991;
Kresno, 1991).
Dengan rangsangan antigen yang telah diproses tadi, sel-sel system imun
klon atau kelompok sel yang disebut dengan memory cells yang dapat
berkembang biak secara intra seluler, antara lain didalam makrofag sehingga
13
2.4 Respons Imun Humoral
Respons imun humoral, diawali dengan deferensiasi limfosit B
menjadi satu populasi (klon) sel plasma yang melepaskan antibody spesifik ke
dalam darah. Pada respons imun humoral juga berlaku respons imun primer
yang membentuk klon sel B memory. Setiap klon limfosit diprogramkan untuk
sinyal tertentu baik melalui MHC maupun sinyal yang dilepaskan oleh
cytotoxicity (ADCC), karena sitolisis baru terjadi bila dibantu oleh antibodi.
Dalam hal ini antibodi berfunsi melapisi antigen sasaran, sehingga sel natural
melekat erat pada sel atau antigen sasaran. Perlekatan sel NK pada kompleks
sasaran.
spesifik, heterogen dan memiliki daya ingat atau memory. Adanya sifat
14
spesifik akan membutuhkan berbagai populasi sel atau zat yang dihasilkan
respons imun yang sama terhadap konfigurasi yang sama pada pemaparan
berikutnya.
jenis polimer protein dan PVP. Respons imun yang ditimbulkan oleh antigen
antigen endogen. Antigen eksogen adalah antigen yang berasal dari luar tubuh
antigen endogen adalah antigen yang berasal dari dalam tubuh sendiri, misalnya;
antigen xenogenic atau heterolog yang terdapat dalam spesies yang berlainan.
Antigen autolog atau idiotipik yang merupakan komponen dari tubuh sendiri,
dan antigen allogenic atau homolog yang membedakan satu individu dari
individu yang lain dalam satu spesies. Contoh determinant antigen homolog
adalah antigen yang terdapat pada eritrosit, leukosit, trombosit, protein serum dan
15
major histocompatibility complex (MHC) (Kresno, 1991; Abbas, 1991; Roitt
dkk., 1993).
anatomi, fisiologi, umur dan mikroba (Bellanti, 1985; Subowo 1993; Roitt
progesterone diduga sebagai faktor pengubah terhadap respons imun. Hal ini
1. Faktor lingkungan
Kenaikan angka kesakitan penyakit infeksi, sering terjadi pada
bibit penyakit atau hilangnya daya tahan tubuh yang disebabkan oleh
16
2. Faktor Gizi
vitamin, mineral dan air. Gizi yang cukup dan sesuai sangat penting
3. Faktor Anatomi
Garis pertahanan pertama dalam menghadapi invasi mikroba
biasanya terdapat pada kulit dan selaput lender yang melapisi bagian
Dalam hal ini kulit lebih efektif dari pada selaput lender. Adanya
kerusakan pada permukaan kulit, atau pada selaput lender, akan lebih
4. Faktor Fisiologis
Getah lambung pada umumnya menyebabkan suatu lingkungan
Demikian pula dengan air kemih yang normal akan membilas saluran
kulit juga dihasilkan zat- zat yang bersifat bakterisida. Didalam darah
demikian tidak berarti bahwa pada umur lanjut, sistem imun akan bekerja
secara maksimal. Malah sebaliknya fungsi sistem imun pada usia lanjut
dan humoral. Pada usia lanjut resiko akan timbulnya berbagai kelainan
6. Faktor Mikroba
Berkembangnya koloni mikroba yang tidak pathogen pada
produksi natural antibody. Flora normal yang tumbuh pada tubuh dapat
18
Sebagaimana sistem-sistem yang lain dalam tubuh, sistem imun mungkin
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem imun merupakan sistem yang sangat komplek dengan berbagai
peran ganda dalam usaha menjaga keseimbangan tubuh. Seperti halnya sistem
yang jauh dari pusat. Untuk melaksanakan fungsi imunitas, didalam tubuh
Sistem ini merupakan jaringan atau kumpulan sel yang letaknya tersebar
timus, sistem saluran napas, saluran cerna dan beberapa organ lainnya.
respons terhadap suatu rangsangan sesuai dengan sifat dan fungsinya masing-
3.2. Saran
Kepada seluruh pembaca baik mahasiswa maupun dosen pembimbing untuk
melakukan kebiasaan hidup sehat, karena pola hidup tidak sehat tentu tidak benar
dan harus dihindari, pengetahuan tentang penyakit dan makanan menjadi prioritas.
20
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta. BP.FKUI.
21