Anda di halaman 1dari 7

e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 2, Agustus 2017

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR


SUSU IBU (MP-ASI) DENGAN STATUS GIZI BAYI
PADA USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BAHU
MANADO
A. Halil Datesfordate
Rina Kundre
Julia V. Rottie

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi
Email : halildasfordate96@gmail.com

Abstract. Nutrition is very important in the growth of children. The goal of good nutrition is to
achieve adequate child growth. The purpose of this research is to know the relation of
complementary feeding of mother's milk (MP-ASI) with baby's nutritional status at 6-12 months
age in working area of Bahu Manado Puskesmas. Samples in this study were 79 mothers who
had infants at 6-12 months of age in the working area of Bahu Manado Puskesmas. The
research design used was analytic observational research with cross sectional approach. Based
on chi-square test, there was a significant correlation between the provision of MP-ASI and
infant nutritional status in the work area of puskesmas manado. The conclusions of the study
showed that there was a relationship of complementary feeding of breast milk (MP-ASI) with
infant nutritional status at 6-12 months in the working area of Bahu Manado Puskesmas. This
conclusion for further research can be expected to be a reference for more research on the
provision of MP-ASI with nutritional status.
Keywords: MP-ASI and Nutritional Status

Abstrak. Gizi sangat berperan dalam tumbuh kembang anak. Tujuan pemberian gizi yang baik
adalah mencapai tumbuh kembang anak yang adekuat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan pemberian makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) dengan status gizi bayi pada
usia 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bahu Manado. Sampel pada penelitian ini 79 ibu-
ibu yang memiliki bayi pada usia 6-12 bulan diwilayah kerja Puskesmas Bahu Manado. Desain
penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat observasi analitik dengan pendekatan
cross sectional. Hasil penelitian berdasarkan uji chi-square terdapat hubungan yang signifikan
antara pemberian MP-ASI dengan status gizi bayi di wilayah kerja puskesmas manado.
Kesimpulan dari penilitian menunjukan bahwa terdapat hubungan pemberian makanan
pendamping air susu ibu (MP-ASI) dengan status gizi bayi pada usia 6-12 bulan di wilayah kerja
Puskesmas Bahu Manado. Saran untuk penelitian selanjutnya dapat diharapkan dapat menjadi
rujukan untuk lebih banyak lagi penelitian tentang pemberian MP-ASI dengan status gizi.
Kata Kunci : MP-ASI dan Status Gizi

1
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 2, Agustus 2017

PENDAHULUAN amat penting sekaligus masa kritis dalam


Masalah gizi kurang dan gizi buruk proses tumbuh kembang bayi baik fisik
masih menjadi masalah utama di Indonesia. maupun kecerdasan, oleh karena itu setiap
bayi dan anak usia 6-24 bulan harus
Hal ini terbukti dengan masih ditemukannya
memperoleh asupan gizi sesuai dengan
kasus gizi kurang dan gizi buruk pada anak kebutuhannya. Hasil survey menunjukkan
di berbagai daerah. Salah satu faktor yang bahwa salah satu penyebabterjadinya
dapat mempengaruhi status gizi adalah gangguan tumbuh kembang bayi dan anak
asupan. Status gizi seseorang merupakan usia 6-24 bulan di indonesia adalah
gambaran apa yang dikonsumsinya. Anak rendahnya mutu makanan pendamping air
usia 4-24 bulan memperoleh kecukupan susu ibu (MP-ASI) dan tidak sesuai pola
asuh yang diberikan sehingga beberapa zat
gizinya dari Air Susu Ibu (ASI) dan
gizi tidak dapat mencukupi kebutuhan
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) khususnya energi dan zat gizi mikro
(Prasetyono, 2009 dalam Afrianto 2015). terutama zat besi (Fe) dan (Zn) (Suhariati,
Gizi sangat berperan dalam tumbuh 2010).
kembang anak. Tujuan pemberian gizi yang Berdasarkan data dari Word Health
baik adalah mencapai tumbuh kembang Organization (WHO, 2011), menyatakan
anak yang adekuat. Pada bayi dan anak, bahwa hanya 40% bayi di dunia yang
mendapat ASI eksklusif sedangkan 60%
kekurangan gizi akan menimbulkan
bayi lainnya ternyata telah mendapatkan
gangguan pertumbuhan dan perkembanagan ASI non ekslusif saat usia kurang dari 6
yang apabila tidak diatasi secara dini akan bulan. Hal ini menggambarkan bahwa
berlanjut hingga dewasa. Usia 0-24 bulan pemberian ASI ekslusif masih rendah
merupakan masa kritis dalam pertumbuhan sedangkan pratek pemberian ASI non
dan perkembanagan anak, karena dimasa ekslusif diberbagai negara masih tinggi.
Jumlah peningkatan pemberian ASI non
inilah periode tumbuh kembang anak yang
ekslusif dan penurunan ASI ekslusif tidak
paling optimal baik untuk intelegensi hanya terjadi di negara-negara maju namun
maupun fisiknya. Periode ini dapat terwujud juga terjadi di negara berkembang seperti di
apabila anak mendapatkan asupan gizi indonesia (kumalasari, dkk, 2015). Tahun
sesuai dengan kebutuhannya secara optimal 2010 di Jawa Timur terdapat 136 kecamatan
(Soetjiningsih dalam Lestari, 2012). rawan gizi atau 20,54% dari 662 kecamatan
Makanan pendamping air susu ibu yang ada di Provinsi Jawa Timur. Jumlah
(MP-ASI) adalah makanan atau minuman bayi Bawah Garis Merah (BGM) di Jawa
yang mengandung zat gizi selain dari ASI. Timur tahun 2010 sebanyak 42.826 atau
Hal ini dikarenakan ASI hanya mampu 2,07% dari seluruh bayi yang ditimbang.
memenuhi duapertiga kebutuhan bayi pada Cakupan status gizi di Jawa Timur tahun
usia 6-9 bulan, dan pada 9-12 bulan 2010 adalah 4,8% termasuk gizi buruk;
memenuhi setengah dari kebutuhan bayi. 12,3% termasuk dalam gizi kurang; 75,3%
Dalam pemberian MP-ASI, yang perlu trmasuk gizi baik dan 7,6% termasuk gizi
diperhatikan adalah usia pemberian MP- lebih. Pemberian MP-ASI dini di Jawa
ASI, jenis MP-ASI, frekuensi dalam Timur masih tinggi yaitu 69,28%
pemberian MP-ASI, porsi pemberian MP- (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
ASI dan cara pemberian MP-ASI pada tahap 2007 dalam Wargiana 2013).
awal. Usia dibawah dua tahun masa yang

2
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 2, Agustus 2017

Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi yaitu variabel independen dan variabel


Utara, dr Liesje G Punuh mengungkapkan, dependen akan dilakukan serta dikumpulkan
jajaran kesehatan di sulut perlu kerja keras secara bersama-sama (Setiadi, 2013).
untuk mencapai target capaian air susu ibu Penelitian ini telah dilakukan di Puskesmas
(ASI) ekslusif di bumi nyiur melambai . Bahu Manado pada bulan Juni 2017.
Sebagaimana rilis ke tribun, jumat (25/4), Kriteria Inklusi yaitu Ibu yang mempunyai
Punuh menjelaskan, capaian ASI ekslusif di bayi pada usia 6-12 bulan, Ibu bersedia
sulut tahun 2013 hanya 30 samapai 45 menjadi responden dengan menandatangani
persen, jauh dari target rata-rata nasional 80 lembar persetujuan. Kriteria eksklusi yaitu
SHUVHQ ³SDGDKDO ED\L -6 bulan wajib Bayi yang sedang sakit.
mendapat ASI ekslusif sebagai jaminan
kekebalan tubuh, intelegensLD GDQ JHQHWLN ´ HASIL dan PEMBAHASAN
kata Punuh (Tribun Manado, 2013). Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan
Cakupan air susu ibu (ASI) ekslusif di Pemberian MP-ASI di Puskesmas Bahu
sulut tercatat jauh di bawah angka ideal Manado
sasaran provinsi dan nasional, akupan ASI MP-ASI N %
ekslusif sulut tahun 2011 hanya mencapai Buruk 22 27.8
26,3 persen, sementara 2012 tercatat 42,56 Baik 57 72.2
persen. Kepala Dinkes sulut Dr Maxi
Rondonuwu DHSM melalui kasi Bimdal Total 79 100.0
upaya peningkatan gizi, eva tawas, Sumber: data primer (diolah tahun 2017)
pencapaian ini jauh dari target sulu 70
Hasil analisis pada table 1 menunjukkan
persen, dan target nasional 70 persen.
bahwa sebagian besar responden Pemberian
Pemberian ASI ekslusif yang harus
MP-ASI yaitu BAIK sebanyak 57 responden
diberikan pada bayi sejak usia 0 hingga 6
(72.2%%).
bulan. ASI ekslusif sangat penting bagi
tumbuh kembang bayi karena mengandung Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan
nutrisi kekebalan tumbuh paling esensial Status Gizi di Puskesmas Bahu Manado
(Tribun Manado, 2013). Status Gizi N %
Pengambilan data awal di puskesmas 43 54.4
Buruk
Bahu Manado, diketahui dari bulan Januari- 36 45.6
Baik
Februari 2017, bayi usia 6-12 bulan
Total 79 100.0
berjumlah 395 bayi, yang mendapat MP-ASI
Sumber: data primer (diolah tahun 2017)
berjumlah 395 bayi. melalui wawancara
pada 3 ibu bayi yang hadir kegiatan Hasil analisis pada table 2 menunjukkan
imunisasi yang memiliki bayi usia 6-12 bahwa sebagian besar responden Status gizi
bulan, didapatkan data 2 bayi diberikan ASI yaitu buruk sebanyak 43 responden (54.4%).
non ekslusif dan 1 bayi diberikan ASI
eklusif yaitu berbeda 350-500 gram
dibandingkan bayi yang mendapat ASI
ekslusif.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian yang bersifat observasional
analitik dengan pendekatan cross sectional

3
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 2, Agustus 2017

Tabel 3. Distribusi berdasarkan hubungan serta menerima bermacam-macam makanan


Pemberian Makanan Pendamping Air Susu dengan berbagai tekstur dan rasa (Sulistijani,
Ibu dengan Status Gizi Bayi di Puskesmas 2004). Bagi bayi, susu formula bermanfaat
Bahu Manado untuk memberikan kepuasaan yang lebih
karena formula susu sapi yang dibuat dari
MP- Status Gizi susu sapi lebih sulit dicerna daripada ASI,
ASI Buruk Baik Total OR P dan endapan besar sehingga meninggalkan
N % N% N % rasa kenyang pada bayi yang lebih lama.
Manfaat pemberian susu formula pada bayi
Buruk 2 25. 2 2. 2 27. 14. 0.0 untuk ibu antara lain memudahkan
0 3 5 2 8 783 00 pemantauan jumlah susu yang diberikan
Baik 2 29. 3 43 5 72. pada bayi, lebih sedikit tuntutan pada ibu,
3 1 4 .0 7 2 lebih sedikit tuntutan batas diet, tidak
Total 4 54. 3 45 7 100 merasa tertekan bila memberi susu didepan
3 4 6 .6 9 .0 umum (Ambarawati, 2014). MP-ASI yang
Sumber: data primer (diolah tahun 2017) baik adalah kaya energi, protein,
mikronutrien, mudah dimakan anak, disukai
Hasil analisis pada table 3 menunjukan dari anak, berasal dari bahan makanan lokal dan
79 responden, yang memiliki MP-ASI Baik terjangkau, serta mudah disiapkan.
dengan status gizi baik sebanyak 34 Banyaknya kasus kurang gizi di dunia,
responden (43.0%), MP-ASI baik dengan terutama kasus kurang energi, protein, zat
Status gizi buruk sebanyak 23 responden besi, dan vitamin A; telah mendorong WHO
(29.0%), MP-ASI buruk dengan status gizi sebagai badan kesehatan dunia untuk
buruk sebanyak 20 responden (25.3%), MP- memperbarui beberapa prinsip penting
ASI buruk dengan status gizi baik sebanyak dalam pemberian makan bagi bayi dan anak
2 responden (2.5%). Berdasarkan hasil uji pada 2010 (Tim Admin HHBF, 2015).
statistic chi square di peroleh nilai p = 0.000 Pemberian MP ASI yang tepat dan
hal ini berarti bahZD S OHELK EHVDU GDUL . S benar dapat dimulai pada usia 6 bulan,
! . ,QL EHUDUWL GDSDW karena pada usia ini bayi memulai gerakan
dikatakan Hipotesis H1 diterima dan H0 di mengunyah serta menggerakan rahang ke
tolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat atas dan ke bawah serta sudah mampu
hubungan yang signifikan antara pemberian menggenggam dengan telapak tangan. (Golu
MP-ASI dengan status gizi bayi pada usia 6- dan Nurmiyati, 2014). Keberhasilan
12 bulan di wilayah kerja puskesmas bahu pemberian MP-ASI ini di pengaruhi juga
manado. oleh perkembangan fungsi system syaraf,
Berdasarkan hasil penelitian pada 79 saluran cerna dan ginjal bayi. MP-ASI
responden menunjukkan bahwa pemberian adalah memberikan makanan lain sebagai
MP-ASI di puskesmas bahu manado pendamping ASI atau makanan tambahan
sebagian besar dalam kategori baik bayi yang sudah berusia 6 bulan keatas yang
sebanyak 34 responden (43,0%). Makanan mengandung zat gizi berdasarkan data status
pendamping ASI adalah makanan yang MP-ASI disimpulkan bahwa baik sebanyak
diberikan pada bayi yang telah berusia 6 57 responden (72.2%). Dan buruk sebanyak
bulan atau lebih karena ASI tidak lagi 22 responden (27.2%). Hal ini sejalan
memenuhi kebutuhan gizi bayi. Pemberian dengan penelitian (Mutalib, 2014) setelah 6
makanan pendamping dilakukan secara bulan pemberian ASI saja tidak cukup untuk
berangsur untuk mengembangkan memenuhi seluruh kebutuhan makanan bayi,
kemampuan bayi mengunyah dan menelan

4
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 2, Agustus 2017

ASI hanya akan memenuhi sekitar 60-70% makanan yang di peroleh bayi menjadi lebih
kebutuhan bayi, sedangkan yang 30-40% baik.
harus di penuhi dari makanan pendamping penyebab gizi kurang tidak hanya
atau makanan tambahan. Makanan disebabkan karena makanan yang tidak
pendamping ASI adalah makanan atau sesuai, tetapi juga karena penyakit. Anak
minuman tambahan yang mengandung zat yang mendapat makanan yang baik tetapi
gizi, yang diberikan kepada bayi atau anak karena sering sakit diare atau demam dapat
usia 6-24 bulan untuk memenuhi kebutuhan menderita kurang gizi. Demikian dengan
gizi selain dari ASI. Tujuan pemberian anak yang makannya tidak cukup baik maka
makanan pendamping ASI adalah untuk daya tahan tubuh makin melemah dan
menambah energi dan zat-zat gizi yang mudah terserang penyakit. Kenyataan secara
diperlukan bayi karena ASI tidak dapat bersama-ama baik makanan maupun
memenuhi kebutuhan bayi secara terus penyakit merupakan penyebab dari kurang
menerus. Dari hasil ini, peneliti berasumsi gizi. Hasil uji statistic chi-square di peroleh
bahwa ibu yang selalu memperhatikan nilai p = 0,000 hal ini berarti bahwa p lebih
kesehatan bayinya dan memberikan besar darL . P ! . PDND
makanan pendamping ASI kepada bayi yang demikian dapat dikatakan bahwa terdapat
mengandung zat-zat gizi yang dapat hubungan yang signifikan antara pemberian
mempercepat pertumbuhan dan MP-ASI dengan status gizi bayi di wilayah
perkembangan bayi sehingga gizi bayi kerja puskesmas manado. Pemberian MP-
menjadi lebih baik. Hasil penelitian ASI sangatlah dibutuhkan untuk memenuhi
menunjukkan bahwa paling banyak status kebutuhan gizi bayi, karena pemberian MP-
gizi kurang 24 responden (30,4%). Status ASI pada bayi sangat mempengaruhi status
gizi adalah bagian penting dari status gizi bayi yang berkaitan dengan
kesehatan seseorang. Status gizi dapat di pertumbuhan dan perkembangan bayi. Hasil
bedakan menjadi status gizi buruk, kurang, penelitian dari Majid (2006), menyatakan
baik dan lebih (Pontoh, 2015). ada hubungan antara pemberian MP-ASI
status gizi yang baik pada bayi dapat dengan status gizi yang dinilai berdasarkan
terjadi jika tubuh dalam keadaan normal indeks berat badan menurut usia.
(sehat) dan mengkonsumsi makanan dengan Menurut (lestari dkk 2015) anak yang
kebutuhan akan zat-zat gizinya terjamin. diberikan MP-$6, VDDW XVLD • EXODQ
Gizi baik dintandai dengan pertumbuhan memiliki status gizi yang lebih baik
berat badan anak sesuai dengan umur. dibandingkan dengan anak yang telah diberi
Apabila pertumbuhan berat badan berlebih MP-ASI dini. Hal ini karena pada saat bayi
dari umur anak, maka dikatakan anak berusia 6 bulan keatas system pencernaanya
mengalami gizi lebih. Bayi juga dapat sudah relative sempurna dan siap menerima
mengalami gizi kurang apabila tidak makanan padat. (Nurmiyati dan Gulo, 2015)
memperoleh cukup makanan atau konsumsi ada hubungan yang signifikan anatara
energy dan protein yang kurang dari hubungan pemberian MP-ASI dengan status
makanan sehari-hari dan pertumbuhan kritis. gizi pada bayi usia 6-24 bulan. Pemberian
Hasil penelitian ini peneliti berasumsi makanan pendamping ASI dengan status
bahwa status gizi bayi dilihat berat badan gizi pada bayi usia 6-12 bulan, proses
bayi, dan ibu yang memberikan pola makan analisa pemberian MP-ASI didasarkan pada
kepada bayi dan tekstur makan bayi yang sub variabel MP-ASI yaitu kesesuaian
mengandung zat gizi sehingga cakupan dalam pemberian MP-ASI menurut usia,
jenis, frekuensi dan jumlah pemberian,

5
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 2, Agustus 2017

sedangkan penilaian status gizi didasarkan Purodadi Kecamatan Purwodadi


pada indeks berat badan menurut usia yang Kabupaten Grobongan Tahun 2010
dilanjutkan dengan penilaian status gizi
berdasarkan berat badan. Dari hasil ini, Gulo dan Nurmiyati, (2014). Hubungan
penulis berasumsi bahwa pemberian MP- Pemberian MP ASI dengan Status
ASI yang benar dan tepat kepada bayi yang Gizi Bayi Usia 6-12 Bulan di
di berikan ibu harus mengandung zat gizi Puskesmas Curug Kabupaten
dan protein sehingga pertumbuhan dan Tangerang
perkembangan bayi status gizi menjadi baik.
Hayati, (2009). Buku Saku Gizi Bayi,
Jakarta: EGC
SIMPULAN
Pemberian makanan pendamping air susu Jane Kristin Lutur, (2012). Perbedaan
ibu (MP-ASI) di wilayah kerja Puskesmas Pemberian Asi Ekslusif dan Asi Non
Bahu Manado paling banyak pemberian Ekslusif dengan Perubahan Berat
MP-ASI baik. Badan Pada Bayi di Puskesmas
status gizi bayi pada usia 6-12 bulan di Bahu Manado
wilayah kerja Puskesmas Bahu Manado
berada pada status gizi kurang. Jitiwiyono dan Kristiyanasari, (2011).
Ada hubungan pemberian makanan Asuhan Keperawatan Neonatus dan
pendamping air susu ibu (MP-ASI) dengan Anak, Yogyakarta, Nuha Medika
status gizi bayi pada usia 6-12 bulan di
wilayah kerja Puskesmas Bahu Manado. Kodiyah Nurul, (2009). Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu dengan Pemberian
DAFTAR PUSTAKA Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
Akhmad Afrianto dkk, (2015), Hubungan di Desa Jatirejo Kecamatan
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) dan Jumapolo
Makanan Pendamping ASI(MP-ASI) Kusumaningsih, (2009). Hubungan antara
dengan Status Gizi Anak Usia 4-24 pemberian makanan pendamping
Bulan Di Wilayah Kelurahan ASI dengan status gizi bayi pada
Wonodri Kecamatan Semarang usia 6-12 bulan di desa gogik
Selatan Kota Semarang) kecamatan ungaran barat
Ehok, (2015). Hubungan Tingkat Lestari dkk. (2012). Hubungan pemberian
Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Makanan Pendamping Asi (MP-ASI)
Pendamping Air Susu Ibu Terhadap dengan Status Gizi Anak Usia 1-3
Status Gizi Bayi 6-12 Bulan di Tahun di Kota Padang Tahun 2012
Wilayah Kerja Puskesmas Pakis
Mardalena, (2017). Dasar-dasar ilmu gizi
Fikawati, Syafiq dan Karima, (2015). Gizi dalam keperawatan, Yogyakarta,
Ibu dan Bayi, jakarta: rajawali Pers pustaka baru press
Febrika Nutrisani, (2010). Hubungan Manado.tribunnews.com/2013/04/16/cakupa
Pemberian Makanan Pendamping n-asi-ekslusif-di-sulut-
Air Susu Ibu (MP ASI) Pada Anak memprihatikan
Usia 0-24 Bulan dengan Kejadian
Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Notoatmodjo S. (2012). Metodologi
Penelitian Kesehatan / Soekidjo

6
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 2, Agustus 2017

Notoadmojo ± Ed. Rev. --, PT Setiani, (2013). Faktor-Faktor yang


RINEKA CIPTA, Jakarta. Berhubungan dengan Status Gizi
Bayi Usia 6-12 Bulan di Posyandu
Pramita, (2014) Pure Buah Enak di Kunyah Kelurahan B Kota Surakarta
Gizi Melimpah, Yogyakarta:
Ajarmasak Suhariati, (2010). Hubungan Pemberian
Makanan Pendamping Air Susu Ibu
Puskesmas Bahu Manado. Data Kunjungan (MP-ASI) Terhadap Pertumbuhan
Pasien Ibu yang Mempunyai Bayi Balita usia 6-24 Bulan
Usia 6-12 Bulan
Supariasa, Bakri dan Fajar, (2001).
Dewi dkk (2010), Hubungan Pola Penilaian Status Gizi, Jakarta: EGC
Pemberian Makanan Pendamping
ASI (MP-ASI) dengan Status Gizi Tim Admin HHBF, (2015). Ensiklopedia
Pada Balita Usia 6-12 Bulan di Desa MP-ASI Sehat, Jakarata: pandamedia
Kaliori Kecamatan Kalibagor
Kabupaten Banyumas Tahun 2010 Wargiana dkk (2012), Hubungan Pemberian
MP-ASI Dini dengan Status Gizi
Sakti dkk (2013) Hubungan Pola Pemberian Bayi Umur 0-6 Bulan di Wilayah
MP-ASI dengan Status Gizi Anak Kerja Puskesmas Rowotengah
Usia 6-23 bulan di Wilayah Pesisir Kabupaten Jember
Kecamatan Tallo kota Makassar
Tahun 2013 Widiya Larasati, (2010). Hubungan Antara
Praktik Pemberian Makanan
Sebataraja dkk, (2014). Hubungan Status Pendamping ASI (MP-ASi) dan
Gizi dengan Status Sosial Ekonomi Penyakit Infeksi Kaitannya dengan
Keluarga Murid Sekolah Dasar di Status Gizi pada Bayi Umur 6-12
Daerah Pusat dan Pinggiran Kota Bulan
Padang
Yudianti dan Tyas, ( 2014). Status gizi
Setiadi, (2013). Konsep dan praktik perkembangan bayi usia 6-12 bulan
penulisan riset keperawatan, Graha
Ilmu, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai