Anda di halaman 1dari 1

Perjalanan Indonesia

Indonesia itu layaknya kapal di samudra


Dikendalikan nahkoda dengan hasrat menghidupi keluarga
Tanpa tau arah yang nyata
Berkali-kali ganti nahkoda tapi jauh dari sejahtera

Nahkoda pertama,
Sang proklamator yang katanya dapat mengguncang dunia
Namun pemudanya bergoyang di sosial media

Nahkoda kedua,
Puluhan tahun berkuasa
Katanya negara aman dan nyaman dibuatnya
Tapi faktanya banyak yang hilang tanpa berita

Nahkoda ketiga,
Sang wakil yang naik tahta, tapi terhenti di tahun pertama
Punya segudang ilmu yang dibanggakan Eropa, tapi dipermainkan di Indonesia
Jerman merasakan ilmunya, tapi kita hanya merasakan antrean filmnya

Nahkoda keempat,
Sang kyai berhati terbuka
Tidak repot jika ada perkara
Tapi terhenti karena perebutan tahta di istana

Nahkoda kelima,
Nahkoda pertama seorang wanita
Ditangan ibunya bendera pusaka tercipta
Ditangan beliau boneka partai yang tercipta

Nahkoda keenam,
Sang jenderal militer yang naik tahta
Keamanan memang yang utama
Tapi apa daya kapal terjebak di lumpur abu-abu yang dalam

Nahkoda terakhir yang masih berdiri,


Anak desa yang bersaing dengan anak menteri
Sifat rendah hati bukan jaminan tidak dibenci
Berkali-kali janji tapi hanya transportasi bagus yang jadi
Seperti ini keadaannya tapi memang kita menikmati

Inilah kapal kami


Dengan membawa sejuta kekayaan alam yang tak perlu meminjam
Dengan membawa sulitnya persatuan karena penumpang yang beragam
Tapi apalah daya yang memang harus mencintai
Demi meneruskan arah kapal menuju sejahtera
Tanpa harus membenci atas apa yang telah terjadi

Anda mungkin juga menyukai