Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN KEHAMILAN TRISMETER

III

DISUSUN OLEH :

Muhammad Ariyanto

NPM : 1914201110035

Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Banjarmasin


Tahun Ajaran 2019/2020
Laporan Pendahuluan Kehamilan Trismeter 3

1. Definisi
Trimester tiga adalah priode kehamilan tiga bulan terakhir atau sepertiga masa kehamilan
terakhir. Trimester tiga merupakan periode kehamilan dari bulan ketujuh sampai sembilan bulan
(28-40 minggu) (Farrer, 2001). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Trimester ketiga berlangsung selama 13 minggu, mulai dari
minggu ke – 28 sampai minggu ke- 40. Pada trimester ketiga, organ tubuh
janin sudah terbentuk. Hingga pada minggu ke – 40 pertumbuhan dan
perkembangan utuh telah dicapai (Manuaba, 2010:79).
Kehamilan trimester III merupakan kehamilan dengan usia 28-40
mingu dimana merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan kedudukan
sebagai orang tua , seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi,
sehingga disebut juga sebagai periode penantian (Vivian, 2011:118).

2. Anatomi fisiologi Kehamilan Trimester 3


Pada trimester ketiga terjadi beberapa perubahan pada tubuh ibu, yaitu :
a. UTERUS
Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram (berat uterus
normal 30 gram) dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm. Pada bulan-bulan pertama
kehamilan bentuk uterus seperti buah alpukat agak gepeng. Pada kehamilan 16 minggu,
uterus berbentuk bulat. Selanjutnya pada akhir kehamilan kembali seperti bentuk semula,
lonjong seperti telur. Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya kehamilan sangat
penting diketahui antara lain untuk membentuk diagnosis, apakah wanita tersebut hamil
fisiologik, hamil ganda atau menderita penyakit seperti mola hidatidosa dan sebagainya.
Pada kehamilan 28 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 3 jari diatas pusat atau
1/3 jarak antara pusat ke prosssus xipoideus. Pada kehamilan 32 minggu, fundus uteri
terletak antara ½  jarak pusat dan prossesus xipoideus. Pada kehamilan 36 minggu,
fundus uteri terletak kira-kira 1 jari dibawah prossesus xipoideus. Bila pertumbuhanjanin
normal, maka tinggi fundus uteri pada kehamilan 28 minggu adalah 25 cm, pada 32
minggu adalah 27 cm dan pada 36 minggu adalah 30 cm. Pada kehamilan 40 minggu,
fundus uteri turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari dibawah prossesus xipoideus. Hal
ini disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida turun dan masuk kedalam
rongga panggul.

b. SERVIKS UTERI
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon
estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi,
maka konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri lebih banyak mengandung
jaringan ikat yang terdiri atas kolagen. Karena servik terdiri atas jaringan ikat dan hanya
sedikit mengandung jaringan otot, maka serviks tidak mempunyai fungsi sebagai
spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan membuka saja mengikuti tarikan-tarikan
corpus uteri keatas dan tekanan bagian bawah janin kebawah.
Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak menutup seperti
spinkter. Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini mungkin pada
kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya berhati-hati dan tidak dibenarkan
melakukannya dengan kasar, sehingga dapat mengganggu kehamilan.Kelenjar-kelenjar
di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-
kadang wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih
banyak. Pada keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan keadaan fisiologik,
karena peningakatan hormon progesteron. Selain itu prostaglandin bekerja pada serabut
kolagen, terutama pada minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan
lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan.

c. VAGINA DAN VULVA


Vagina dan vulva akibat hormon estrogen juga mengalami perubahan. Adanya
hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vula tampak lebih merah dan agak kebiru-
biruan (livide). Warna porsio tampak livide. Pembuluh-pembuluh darah alat genetalia
interna akan membesar. Hal ini dapat dimengerti karena oksigenasi dan nutrisi pada alat-
alat genetalia tersebut meningkat. Apabila terjadi kecelakaan pada kehamilan atau
persalinan maka perdarahan akan banyak  sekali, sampai dapat mengakibatkan kematian.
Pada bulan terakhir kehamilan, cairan vagina mulai meningkat dan lebih kental.

d. MAMMAE
Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari puting susu dapat keluar cairan berwarna
putih agak jernih disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus
yang mulai bersekresi.

e. SIRKULASI DARAIH
Volume darah akan bertambah banyak ± 25% pada puncak usia kehamilan 32
minggu. Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit secara keseluruhan, tetapi
penambahan volume plasma jauh lebih besar sehingga konsentrasi hemoglobin dalam
darah menjadi lebih rendah. Walaupun kadar hemoglobin ini menurun menjadi ± 120
g/L. Pada minggu ke-32, wanita hamil mempunyai hemoglobin total lebih besar daripada
wanita yang tidak hamil. Bersamaan itu, jumlah sel darah putih meningkat
(± 10.500/ml), demikian juga hitung trombositnya.
Untuk mengatasi pertambahan volume darah, curah jantung akan
meningkat ± 30% pada minggu ke-30. Kebanyakan peningkatan curah jantung tersebut
disebabkan oleh meningkatnya isi sekuncup, akan tetapi frekuensi denyut jantung
meningkat ± 15%. Setelah kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat kecenderungan
peningkatan tekanan darah.
Sama halnya dengan pembuluh darah yang lain, vena tungkai juga mengalami
distensi. Vena tungkai terutama terpengaruhi pada kehamilan lanjut karena terjadi
obstruksi aliran balik vena (venous return) akibat tingginya tekanan darah vena yang
kembali dari utrerus dan akibat tekanan mekanik dari uterus pada vena kava. Keadaan ini
menyebabkan varises pada vena tungkai (dan kadang-kadang pada vena vulva) pada
wanita yang rentan.
Aliran darah melalui kapiler kulit dan membran mukosa meningkat hingga
mencapai maksimum 500 ml/menit pada minggu ke-36. Peningkatan aliran darah pada
kulit disebabkanoleh vasodilatasi ferifer. Hal ini menerangkan mengapa wanita “merasa
panas” mudah berkeringat, sering berkeringat banyak dan mengeluh kongesti hidung.

f. SISTEM RESPIRASI
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena pergerakan
diafragma terbatas setelah minggu ke-30, wanita hamil bernafas lebih dalam, dengan
meningkatkan volume tidal dan kecepatan ventilasi, sehingga memungkinkan
pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek
ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi progesteron. Keadaan tersebut dapat
menyebabkan pernafasan berlebih dan PO2 arteri lebih rendah. Pada kehamilan lanjut,
kerangka iga bawah melebar keluar sedikit dan mungkin tidak kembali pada keadaan
sebelum hamil, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi wanita yang memperhatikan
penampilan badannya.

g. TRAKTUS DIGESTIFUS
Di mulut, gusi menjadi lunak, mungkin terjadi karena retensi cairan intraseluler
yang disebabkan oleh progesteron. Spinkter esopagus bawah relaksasi, sehingga dapat
terjadi reguritasi isi lambung yang menyebabkan rasa terbakar di dada (heathburn).
Sekresi isi lambung berkurang dan makanan lebih lama berada di lambung. Otot-otot
usus relaks dengan disertai penurunan motilitas. Hal ini memungkinkan absorbsi zat
nutrisi lebih banyak, tetapi dapat menyebabkan konstipasi, yang merupakan salah satu
keluhan utama wanita hamil.

h. TRAKTUS URINARIUS
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering berkemih
timbul karena kandung kemih mulai tertekan. Disamping itu, terdapat pula poliuri.
Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan
sehingga laju filtrasi glomerulus juga meningkat sampai 69%. Reabsorbsi tubulus tidak
berubah, sehingga produk-produk eksresi seperti urea, uric acid, glukosa, asam amino,
asam folik lebih banyak yang dikeluarkan.

i. SISTEM IMUN
HCG dapat menurunkan respon imun wanita hamil. Selain itu kadar IgG, IgA
dan Ig M serum menurun mulai dari minggu ke-10 kehamilan hingga mencapai kadar
terendah pada minggu ke-30 dan tetap berada pada kadar ini, hingga aterm.

j. Kulit

Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu.


Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melanophone stimulating hormone (MSH)
yang meningkat. MSH ini merupakan salah satu hormon yang juga dikeluarkan oleh
lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen dahi, pipi, dan hidung,
yang dikenal sebagai kloasma gravidarum.

3. Perubahan psikologis ibu pada kehamilan trimester ketiga

Bertambahnya usia kehamilan akan menyebabkan perasaan yang tidak nyaman dan
ingin segera melahirkan. Pada masa ini ibu akan disibukan oleh persiapan-persiapan
kebutuhan bayi. Selain itu akan disibukan pula oleh pengontrolan kehamilan yang lebih
ketat. Menjelang dua minggu kelahiran banyinya, perasaan ibu sudah tidak sabar ingin
melihat dan menyentuh bayinya (Hulliana,2001). Trimester ketiga ditandai dengan klimaks
kegembiraan emosi karena kelahiran bayi. Sekitar bulan ke-8 mungkin terdapat periode
tidak semangat dan depresi, ketika bayi membesaar dan ketidaknyamanan bertambah. Calon
ibu menjadi lelah dan menunggu terlalu lama. Reaksi calon ibu terhadap persalinan secara
umum tergantung pada persiapan dan persepsi ibu terhadap kehamilan ini (Hamilton,1995).

Pada periode ini, kecemasan-kecemasan menghadapi persalinan akan muncul dan


mulai dirasakan. Bayangan-bayangan negatif mulai menghantui, misalnya Apakah ia bisa
melahirkan normal ? Bagaimanan cara mengejan ? Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan
dirinya pada saat melahirkan ? Apakah bayinya akan lahir normal?. Sementara itu sang
suami hendaknya memberikan dukungan yang lebih kepada istrinya. Jika kehamilan ini
bukan yang yang pertama kali sang suami dapat melakukan pendekatan terhadap kakak-
kakak “si bayi” agar tidak tergantung kepada ibu sepenuhnya. Dengan demikian, ibu tidak
akan merasa khawatir dan memikirkan kondisi putra-putrinya setelah melahirkan.

Untuk mengatasi perubahan psikologis pada periode ini, berilah rasa aman pada ibu
dan dukunglah ibu untuk melakukan berbagai kegiatan, misalnya dengan latihan senam
bersama-sama, menemani saat kontrol kehamilan, dan membantu ibu dalam memenuhi
segala kebutuhannya. Dengan cara ini akan muncul rasa percaya diri ibu sehingga memiliki
mental yang kuat untuk menghadapi persalinan. Selain dari suami dukungan dari keluarga
juga sangat berarti (Hulliana,2001).

4. Pathway
5. Tanda Subjektif dan Objektif Kehamilan Trimester III

Usia kehamilan Tanda subjektif Tanda objektif

29-33 minggu a. Fatigue (perasaan lemah a. Rasa panas dalam perut


untuk bekerja hingga disebabkan tekanan uterus,
perasaan letih yang berat mild hiatus hernia dan
sesudah melakukan kerja muntahan asam perut ke
fisik dan mental). dalam esophagus.
b. Ansietas tentang masa b. Kontaraksi braxton-hick.
depan. c. Fundus terletak diantara
c. Mimpi buruk. umbilikus dan xipoid
d. Penurunan keinginan
seksual karena
ketidaknyamanan fisik.
34-38 minggu a. Sakit punggung, a. Heartburn (pirosis, nyeri
perubahan gaya berjalan. dada).
b. Ketidaksabaran untuk b. Konstipasi.
mengakhiri kehamilan. c. Vena varikosa (varicose
c. Perasaan buaian tentang veins).
masa depan yang d. Edema kaki.
ambivalen. e. Haemoroid (wasir).
Sebelum kelahiran a. Lightening atau tanda dini Fundus ada di bawah
dimulainya persalinan. diafragma sampai kepala janin
b. Sakit perut bagian bawah. masuk kedalam rongga
panggul, kemudian perut
kelihatan maju ke depan.

6. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin Pada Trimester ke III


Pertumbuhan dan perkembangan janin pada trimester ke III yaitu:
Usia kehamilan Perkembangan janin
Minggu 28 – 31 a. Lemak sub kutan disimpan.
b. Jika janin lahir saat ini dengan paru-paru imatur, respiratory
distress syndroma (rsd) dapat terjadi.
Minggu 32 – 36 a. Berat janin menetap.
b. Lanugo menghilang tetapi masih ada bekasnya di kepala.
c. Kuku jari tumbuh.
d. Janin mempunyai kemampuan yang cukup baik jika lahir
dalam minggu-minggu ini.
Minggu 37 – 40 a. Lemak sub kutan tetap dibentuk dan disekeliling janin
menjadi menggumpal.
b. Kuku jari tangan dan kaki terbentuk sempurna dan
melampaui ujung jari tangan dan kaki.
c. Testis turun ke arah scrotum.
d. Tengkorak berkembang sempurna dan lebih besar dari
bagian tubuh.

7. Pemeriksaan Penunjang
A. Pemeriksaan Golongan Darah
Pemeriksaan ini tidak hanya berguna untuk mengetahui
golongan darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-
waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.

B. Pemeriksaan Kadar Hb
Pemeriksaan dilakukan minimal sekali pada trimester I dan sekali pada
trismester III. Pemeriksaan ini di tujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia
atau tidak selama kehamilannya, karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh
kembang janin dalam kandungan. Pemeriksaan darah pada kehamilan trimester III perlu
dilakukan untuk mengetahui terjadi anemia atau tidak. Klasifikasi anemia menurut Romauli
(2014) adalah Hb 11 gr% tidak anemia, Hb 9-10,5 gr % anemia ringan, Hb 7 – 8 gr% anemia
sedang dan Hb < 7 gr % anemia berat.

C. Pemeriksaan Protein Urin


Pemeriksaan dilakukan pada trimester ke II dan ke III atas indikasi.
Pemeriksaan yang ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria
merupakan salah satu indikator terjadinya pre eklampsia pada ibu hamil.

8. Penatalaksana
Dalam pelaksanaan seluruh rencana tindakan yang sudah disusun
dilaksanakan dengan efisien dan aman meliputi:
a. Memberikan informasi terhadap perubahan fisiologis yang biasa terjadi pada
kehamilan trimester III untuk memberikan pemahaman kepada klien dan menurunkan
kecemasan serta membantu penyesuaian aktivitas perawatan diri. Masalah yang mungkin
muncul pada kehamilan trimester III seperti nyeri punggung, varises pada kaki, susah
tidur, sering BAK, hemoroid, konstipasi, obstipasi, kram pada kaki dan lain sebagainya.
b. Memberikan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) seperti :
1) Nutrisi ibu hamil
Kebutuhan nutrisi ibu hamil lebih banyak dari kebutuhan wanita yang tidak hamil, karena
penting bagi pertumbuhan anak dan dirinya sendiri. Ibu hamil harus mengonsumsi
makanan yang mengandung protein, zat besi, minum cukup cairan (menu seimbang)
seperti kentang, kacang- kacangan, sayuran hijau dan minum air putih.
2) Hygiene selama kehamilan
Menjaga kebersihan berguna untuk mengurangi kemungkinan infeksi.
Sebaiknya ibu hamil mandi, gosok gigi dan ganti pakaian dalam minimal 2
kali sehari serta menjaga kebersihan daerah genetalia.
3) Hubungan seksual
Memilih posisi yang nyaman dan tidak menyebabkan nyeri bagi ibu hamil, sebaiknya
menggunakan kondom karena prostatglandin yang terdapat dalam semen bisa
menyebabkan kontraksi, lakukanlah dalam frekuensi yang wajar.
4) Aktivitas dan istirahat
Mengusahakan tidur malam ± 8 jam dan tidur siang ± 1 jam. Karena tidur
yang cukup dapat membuat ibu menjadi rileks, bugar dan sehat.
5) Perawatan payudara dan persiapan laktasi dan menjaga kebersihan payudara.
6) Tanda-tanda persalinan yaitu pinggang terasa sakit yang menjalar ke perut,
sifatnya teratur, intervalnya makin pendek dan kekuatannya makin besar,
keluar lendir bercampur darah dan keluar banyak cairan dari jalan lahir.
7) Persiapan yang diperlukan untuk persalinan yaitu perlengkapan ibu dan bayi.
c. Menganjurkan ibu untuk segera mencari pertolongan dan segera datang ke tenaga
kesehatan apabila mengalami tanda-tanda bahaya seperti berikut perdarahan pervaginam
sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak menghilang pandangan kabur nyeri abdomen
bengkak pada wajah dan tangan serta kaki gerakan bayi berkurang atau sama sekali tidak
bergerak.
d. Memberikan suplemen penambah darah seperti tablet Fe untuk meningkatkan
persediaan zat besi selama kehamilan dan diminum sekali sehari pada malam hari dengan
air putih bukan dengan teh atau sirup.
e. Memberikan imunisasi TT 0,5 cc apabila ibu belum mendapatkan. Pada ibu hamil
imunisasi TT diberikan 2 kali dengan selang waktu 4 minggu.
f. Menjadwalkan kunjungan ulang pada kehamilan trimesterIII setiap 2 minggu dan jika
setelah 36 minggu kunjungan ulang setiap minggu sebelum persalinan.

9. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
1) Data Subjektif
Terdiri dari Biodata Pasien dan Penanggung Jawab, Keluhan dan Alasan Datang,
Riwayat Kesehatan ( Dahulu, Sekarang dan Keluarga), Riwayat Perkawinan (usia
menikah, lama menikah, brp kali menikah), Riwayat Menstruasi (menarche,
siklus/lama, byknya haid, dismenorea), Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang
lalu, Riwayat Kehamilan sekarang (usia kehamilan menurut pasien, HPHT, periksa
ANC berapa kali, therapy, penkes, suntik TT 1-3, kebiasaan merokok, minum
minuman keras, jamu, obt2an, ada hewan peliharaan, gerakan janin, dan rencana
bersalin). Riwayat KB (KB yang digunakan, lamanya, alas an berhenti, renc KB stlh
bersalin), Kebutuhan sehari hari sebelum dan slm hamil (nutrisi, eliminasi, aktivitas,
istirahat, seksual, personal hygiene), Psikososiospiritual (perasaan dengan kehamilan,
respon keluarga terhadap kehamilan, dan pengambil keputusan).
2) Data Obyektif
Terdiri dari pemeriksaan :
 Tingkat Kesadaran
 Berat Badan dan Tinggi Badan
 LILA
 TTV
 Status Obstetri
3) Inspeksi
 Muka : tidak ada atau adanya cloasma gravidarum, tidak odema
 Mamae : Montgomery terlihat, putting susu menonjol, colostrum sudah keluar
 Perut : Linea Alba dan Striae gravidarum ada
 Anus : tidak ada hemoroid
4) Palpasi
 Leopold I : TFU pertengahan antara prosesus xipoideus dan pusat. Bagian fundus
teraba bulat, lunak dan tidak melenting.
 Leopold II : Bagian Kanan ibu teraba ada tahanan memanjang, keras. Bagian Kiri
ibu teraba bagian kecil kecil janin.
 Leopold III : Bagian segmen bawah rahim teraba bagian bulat, keras dan
melenting.
 Leopold IV : Keduan jari jari tangan bertemu berarti kepala janin belum masuk
PAP
5) Auskultasi, mendengarkan DJJ
6) Perkusi, melakukan pemeriksaan Reflek patella : + / -
b. Diagnosa yang mungkin muncul
1) Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus, peningkatan
tekanan abdomen, fluktuasi aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus.( Nanda
hal 187)
2) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan pergeseran diafragma karena
pembesaran uterus. (Nanda hal 228)
3) Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik akibat pengaruh hormonal.
(Nanda hal 245)
4) Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pada tingkat aktifitas, stres,
psikologi, ketidakmampuan untuk mempertahankan kenyamanan. (Nanda hal 214)
c. Rencana keperawatan
1) Perubahan Eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus, peningkatan
tekanan abdomen, fluktuasi aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerolus.( Nanda hal
187)
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan, klien mengerti tentang perubahan pola
eliminasi urin.
KH : mengungkapkan pemahaman tentang kondisi saat ini, mengidentifikasi cara-cara
untuk mencegah stasis urinarius dan atau edema jaringan.
No. Intervensi Rasional
1. Berikan informasi tentang Membantu klien memahami alasan
perubahan perkemihan fisiologis dari frekuensi berkemih dan
sehubungan dengan trimester nokturia. Pembesaran uterus trimester
ketiga. ketiga.
2. anjukan klien untuk melakukan Meningkatkan perfusi ginjal.
posisi miring saat tidur.
Perhatikan keluhan-keluhan
nokturia.
3. Anjurkan klien untuk menghindari Posisi ini memungkinkan terjadinya
posisi tegak dalam waktu yang sindrom vena kava dan menurunkan
lama. aliran vena.
4. Berikan informasi mengenai Mempertahankan tingkat cairan dan
perlunya masukan cairan 6-8 perfusi ginjal adekuat, yang
gelas/ hari, penurunan masukan 2- mengurangi natrium diet untuk
3 jam sebelum beristirahat, dan mempertahankan status isotonik.
penggunaan garam, makanan, dan
produk mengandung natrium
dalam jumlah sedang.
5. Berikan informasi mengenai Kehilangan atau pembatasan natrium
bahaya menggunakan diuretik dan dapat sangat menekan regulator renin-
penghilangan natrium dari diet. angiotensin-aldosteron dari kadar
cairan, mengakibatkan dehidrasi/
hipovolemia berat.
6. Tes urin midstream untuk Dapat mengidentifikasi spasme
memeriksa albumin glomerulus atau penurunan perfusi
ginjal berkenaan dengan hipertensi
akibat kehamilan

2) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan pergeseran diafragma karena


pembesaran uterus. (Nanda Hal 228)

Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam pola napas klien efektif

Kriteria hasil : Frekuensi napas 18-20 kali/menit, Klien tidak sesak

1. Kaji TTV Merupakan data dasar dalam


menentukan intervensi selanjutnya.
2. Monitor status pernapasan klien Menentukan luas dan beratnya masalah
pada pergerakan dada. yang terjadi.
3. Anjurkan klien untuk banyak Mengurangi pemakaian O2.
istirahat.
4. Anjurkan klien untuk tidur Posisi semi fowler dapat
setengah duduk. mengefektifkan expansi paru dan
mengurangi sesak.
3) Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik pengaruh hormonal. (Nanda Hal
245)
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan, klien merasa nyaman
Kriteria hasil : klien melakukan aktivitas perawatan diri dengan tepat untuk mengurangi
ketidaknyamanan, melaporkan ketidaknyamanan dapat diminimalkan/ atau dikontrol dan
mencari pertolongan medis dengan tepat.
No Intervensi Rasional
1. Kaji secara terus-menerus Data dasar terbaru untuk merencanakan
ketidaknyamanan klien dan perawatan.
metoda untuk mengatasinya.
2. Kaji satatus pernapasan klien. Penurunan kapasitas pernapasan saat uterus
menekan diafragma, mengakibatkan
dispnea.
3. Perhatikan adanya keluhan Lordosis dan regangan otot disebabkan oleh
ketegangan pada punggung dan pengaruh hormon (relaksin, progesteron)
perubahan cara jalan. Anjurkan pada sambungan pelvis dan perpindahan
penggunaan sepatu hak rendah, pusat gravitasi sesuai dengan perbesaran
latihan pelvicrock, girdle uterus. Intervensi multipel biasanya
maternitas, penggunaan kompres membantu untuk menghilangkan
panas, sentuhan terapeutik atau ketidaknyamanan.
stimulasi saraf elektrikal
transkutan dengan tepat.
4. Perhatikan adanya kram pada Menurunkan ketidaknyamanan berkenaan
kaki. Anjurkan klien untuk dengan perubahan kadar kalsium/
meluruskan kaki dan ketidakseimbangan kalsium-fosfor atau
mengangkat telapak kaki bagian karena tekanan dari pembesaran uterus
dalam keposisi dorsofleksi, pada saraf yang mensuplai ekstremitas
menurunkan masukan susu, bawah.
sering mengganti posisi, dan
menghindari berdiri atau duduk
lama.
5. Kaji ada atau tidak adanya Kontraksi ini dapat menciptakan
frekuensi kontraksi braxton ketidaknyamanan pada multigrafida pada
Hick. Berikan informasi trimester kedua. Primigrafida biasanya
mengenai fisiologi aktifitas tidak mengalami ketidaknyamanan ini
uterus. sampai trimester akhir.
6. Perhatikan keluhan aktifitas pembesaran uterus trimester ketiga
BAK dan tekanan pada kandung menurunkan kapasitas kandung kemih,
kemih. mengakibatkan sering berkemih.
7. Kaji adanya konstipasi dan peningkatan pemindahan posisi uterus
hemoroid. memperberat masalah eliminasi.
8. Kaji adanya pirosis (nyeri ulu Masalah sering terjadi pada trimester
hati). Tinjau pembatasan diet. kedua dan dapat berlanjut, khususnya bila
diet tidak dimodifikasi.
9. Perhatikan adanya leukorea dan Saat kadar estrogen tinggi, sekresi kelenjar
pruritus. Anjurkan klien untuk servikal menghasilkan media asam yang
sering mandi, menggunakan mendorong proliferasi organisme.
celana dalam katun, pakaian
longgar dan menghindari duduk
untuk waktu yang lama.
10. Berikan suplemen kalsium Penambahan produk susu bila intoleransi
dengan tepat. Anjurkan dapat menjadi masalah. Jeli dapat
penggunaan jel aluminium menurunkan kadar fosfor dan memperbaiki
hidroksida sesuai kebutuhan. ketidak seimbangan kalsium-fosfor.

4) Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pada tingkat aktifitas, stres,
psikologi, ketidakmampuan untuk mempertahankan kenyamanan. (Nanda Hal 214)
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien tidak mengalami
gangguan pola tidur.
Kriteria hasil : melaporkan perbaikan istirahat dan melaporkan peningkatan rasa sejahtera
dan perasaan segar
No. Intervensi Rasional
1. Tinjau ulang kebutuhan Membantu mengidentifikasi kebutuhan
perubahan tidur normal berkenaan untuk menetapkan pola tidur yang
dengan kehamilan. Tentukan pola berbeda.
tidur saat ini.
2. Evaluasi tingkat kelelahan. Peningkatan retensi cairan, penambzahan
berat badan, dan pertumbuhan janin,
semua memperberat perasaan lelah,
khususnya pada multipara.
3. Kaji terhadap kejadian insomnia Ansietas yang berlebihan, kegembiraan,
dan respons klien terhadap ketidaknyamanan fisik, nokturia, dan
penurunan tidur. Anjurkan alat aktifitas janin dapat mempersulit tidur.
bantu untuk tidur, seperti teknik
relaksasi, membaca, mandi air
hangat,dan penurunan aktifitas
sebelum istirahat.
4. Perhatikan keuslitan bernafas Pada posisi rekumben, pembesaran
karena posisi. Anjurkan tidur pada uterusserta organ abdomen menekan
posisi semi fowler. diafragma, sehingga membatasi ekspansi
paru. Penggunaan posisi semifowler
memugnkinkan diafragma menurun,
membantu mengembangkanekspansi paru
optimal.
5. Dapatkan sel darah merah (SDM) Anemia dan penurunan kadar Hb/SDM,
dan kadar Hb. mengakibatkan penurunan oksigenasi
jaringan serta mempengaruhi perasaan
letih berlebihan.
6. Rujuk klien untuk konseling bila mungkin perlu bagi klien menghadapi
kurang tidur atau kelelahan perubahan siklus tidur-terjaga,
mempengaruhi aktifitas mengidentifikasi prioritas yang tepat dan
kehidupan sehari-hari memodifikasi komitmen

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes. E, Marylinn. (2001). Rencana Perawatan Maternal Bayi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran: EGC
Farrer, Helen. (2001). Perawatan Maternitas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC

Hamilton, Persis.(1995). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Hulliana, Mellyna.(2001). Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta : Puspa Swara

Prawiroharjo, Sarwono. (2002). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(……………………….) (……………………)

Anda mungkin juga menyukai