© 2020 Sosietas
Sita Aulia Rahmah, Implementasi Kearifan Lokal… 791
nan, kebutuhan dan kemampuan individu se- Hal ini diperkuat oleh pernyataan Dr. Sikun
hingga dapat terbentuk pola hidup pribadi dan ( dalam Ihsan, 2010, hlm. 20) yang mengatakan
sosial yang teratur. Artinya bahwa proses pen- “Karena orang tua tidak mampu memberikan
didikan tidak pernah berhenti, meskipun pendidikan selanjutnya dalam bentuk berbagai
peradaban suatu masyarakat terus berubah, hal kecakapan dan ilmu. Kita tidak dapat menggam-
ini bertujuan untuk melestarikan hidup barkan masyarakat tanpa sekolah, di dalam
masyarakat. sekolah bekerja orang-orang yang khusus
dididik untuk keperluan mengajar”. Sehingga
Wahidin (2012, hlm. 259) mengatakan
keberadaan sekolah sangat berpengaruh dalam
bahwa
membina karakter, sebagai benang merah dari
Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar tahapan pelestarian kearifan lokal yang berlang-
dan sistematis dalam mengembangkan potensi sung sangat panjang dan dapat membentuk
peserta didik. Pendidikan mempersiapkan pe- karakter lokal secara perlahan. Sebagai bentuk
serta didik baik aspek jasmani, rohani dan ke- penguatan kearifan lokal dalam membentuk
mampuan seseorang untuk perananya di ling- karaktersitik peserta didik maka penelitian ini
kungan sekitarnya di masa yang akan datang. akan mengeksplorasi salah salah satu kearifan
Pendidikan adalah juga suatu usaha masyarakat lokal pandangan hirup urang Sunda, silih asah,
dan silih asih, silih asuh, silih wawangi dalam mem-
bina karakter peserta didik sebagai konservasi
bangsa dalam mempersiapkan generasi kearifan lokal berbasis etnopedagogi yang su-
mudanya bagi keberlangsungan kehidupan dah mulai diterapkan di Kota Bandung. Pem-
masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa belajaran berbasis kearifan lokal ini akan
depan. Keberlangsungan itu ditandai oleh diimplementasikan ke dalam seluruh rangkaian
pewarisan budaya dan karakter yang telah di- pembelajaran meliputi kebiasaan, kurikuler dan
miliki masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, ekstrakurikuler sehingga nantinya generasi
pendidikan adalah proses pewarisan budaya muda memiliki filter dan karakter dalam
dan karakter bangsa bagi generasi muda dan menghadapi arus globalisasi.
juga proses pengembangan budaya dan karak-
ter bangsa untuk peningkatan kualitas ke- 3. METODE PENELITIAN
hidupan masyarakat dan bangsa di masa
Tulisan ini memaparkan pengimplementa-
mendatang.
sian pembelajaran berbasis etnopedagogi yang
Begitupun keberadaan sekolah sebagai sa- sudah diterapkan di Kota Bandung dengan
lah satu lembaga pendidikan, sekolah bukan menggunakan pandangan hidup urang sunda
hanya tempat untuk berkumpul antara guru Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh, Silih Wawangi,
dan peserta didik untuk sekedar mentransfer Silih Wawangi sebagai salah satu cara dalam
ilmu, melainkan lembaga yang berfungsi untuk membina karakter peserta didik. Analisis per-
melaksanakan proses pembelajaran yang masalahan disusun dalam bentuk kajian litera-
berorientasi pada nilai. Selain itu sekolah meru- tur dengan mengeksplorasi berbagai literature
pakan lembaga yang memiliki peran penting da- yang berkaitan secara spesifik dalam mengulas
lam pembentukan karakter dan kepribadian pe- pengimplementasian pandangan hidup urang
serta didik setelah lembaga keluarga. Maka dari sunda dalam membina karakter peserta didik di
itu sekolah memiliki peran penting dalam men- Kota Bandung khususnya di lingkungan
gubah peserta didik sebagai generasi muda da- persekolahan.
lam menciptakan karakter yang kuat, hal ini di- Literatur yang dikaji secara umum berbentuk
perkuat dengan lamanya waktu yang ditempuh hasil penelitian maupun pemikiran dan secara
oleh peserta didik selama persekolahan. Se- khusus berupa penelitian terdahulu, selain itu
hingga sekolah merupakan salah satu unsur kumpulan pustaka yang relevan diramu menjadi
penting dalam proses pembinaan karakter. sebuah formulasi konsep yang sesuai dan dapat
Sita Aulia Rahmah, Implementasi Kearifan Lokal… 793
Tahap Pembinaan Program Bandung Masagi indikator pencapaian mencintai tanah air
di SMPN 2 Bandung (dengan melestarikan lingkungan, budaya),
kesadaran akan kerapihan, cinta lingkungan,
berbangsa dan bernegara, rela berkorban
untuk bangsa dan negara. Ekstrakurikuler
olahraga yang meliputi taekwondo, atletik,
basket, karate, cheerleader, futsal, bulu tang-
kis, nilai karakter yang dibinakan menghor-
mati, bertanggung jawab, kerja keras, gotong
royong dengan indikator pencapaian rela
berkorban untuk bangsa dan negara, mem-
Sumber : Data Pribadi SMPN 2 Bandung iliki keahilan dan meningkatkan skill, memiliki
rasa syukur, menciptakan lingkungan yang
Sehingga program yang dibuat betul-betul sehat. Ekstrakurikuler seni yang meliputi
hasil dari pengkajian yang dibutuhkan kabaret, paduan suara, dan tari/rampak ken-
peserta didik dalam menanamkan nilai-nilai dang, nilai karakter yang dibinakan kreatif,
karakter. menghargai, gotong royong, persatuan,
tanggung jawab, dengan indikator pen-
4.3. PEMBINAAN PROGRAM BANDUNG capaian mencintai tanah air dengan
MASAGI DALAM MENERAPKAN kebudayaan yang dimiliki, memiliki rasa
NILAI-NILAI KARAKTER MELALUI syukur atas potensi diri dan meningkatkan
ASPEK EKSTRAKURIKULER kreativitas. Ekstrakurikuler peminatan ikatan
remaja mesjid, ICT, nilai karakter yang dibina-
Dalam pengimplementasian program kan religius, toleransi, gotong royong, peduli
Bandung Masagi yang dibina melalui lingkungan, jujur, tanggung jawab, mandiri,
pelaksanaan ekstrakurikuler dilaksanakan peduli sosial dengan pencapaian indikator
sesuai jadwal yang telah dibuat serta mempererat hubungan dengan tuhannya,
berdasarkan minat dan potensi peserta didik, mencintai tanah air, memiliki rasa syukur,
sehingga ekstrakurikuler merupakan sebuah meningkatkan kreativitas, meningkatkan
wadah dalam memfasilitasi minat serta kepedulian terhadap permasalahan
potensi yang dimiliki oleh peserta didik di lingkungan, kebudayaan, agama dan bela
SMPN 2 Bandung. Sehingga keberadaan negara. Ekstrakurikuler eksak dan keba-
ekstrakurikuler di SMPN 2 Bandung memiliki hasaan meliputi Math Club, Science Club, dan
peran dalam mengembangkan peserta didik. English Club, nilai karakter yang dibinakan
Ekstrakurikuler yang ada di SMPN 2 Bandung rasa ingin tahu, gemar membaca, komu-
berjumlah 18 ekstrakurikuler dengan lima nikatif, rasa ingin tahu dengan pencapaian in-
bidang yaitu ekstrakurikuler kepemimpinan, dikator meningkatkan kualitas diri, bersyukur
olahraga, seni, peminatan, eksak dan atas potensi yang dimiliki, memiliki
kebahasaan. kemampuan awal bela negara, belajar
Dalam pelaksanaan ekstrakurikuler dengan menyatu dengan alam dengan
terdapat nilai-nilai karakter yang ditanamkan mengangkat masalah lingkungan, budaya
di dalamnya, beserta indikator pencapaian dan agama.
dengan masing-masing bidang yang diminati
oleh peserta. Dalam ekstrakurikuler
kepemimpinan yang meliputi kepramukaan,
PMR, paskibra, nilai karakter yang dibinakan
toleransi, tanggung jawab, disiplin, gotong
royong, peduli, jujur, cinta tanah air dengan
Sita Aulia Rahmah, Implementasi Kearifan Lokal… 796
oleh eksklusif fokus pada budaya sebagai ide- berjalan dengan baik, dalam menerapkan
ologi bersama. Sehingga dalam perspektif so- pembinaan karater melalui pembelajaran
sial budaya, pembelajaran dan proses yangberbasis etnopedagogi diperlukan
perkembangan dipandang sebagai transfor- keberlanjutan dalam membina karakter pe-
masi dalam penggunaan sarana mediational serta didik, namun yang terlihat di masyara-
(alat dan simbol) dalam praktek masyarakat kat masing- masing komponen yang cukup
bersama. Sehingga dalam hal ini orang tua penting memiliki peran dalam membina
bergerak dari pinggiran ke pusat kehidupan karakter terkadang tidak bersinergi sehingga
sekolah, mulai memperhatikan, berbicara mengutamakan sub sistemnya masing-mas-
dan campur tangan dalam cara-cara yang ing. Dalam membina karakter peserta didik
mengubah sifat hubungan dan tidak sekedar dibutuhkan dukungan dari bagian-bagian
melihat guru dan staf sekolah sebagai akhir penting yang ada di masyarakat sebagai be-
dari praktek sekolah tetapi melibatkan diri nang merah dari pembinaan karakter yaitu
menjadi mitra. Akhirnya pendidik sebagai pemerintah, orang tua dan masyarakat luas
alat dan membuat strategi yang dibangun untuk senantiasa memberikan dukungan
dari keluarga yang berasal dari pengalaman serta contoh dalam membina karakter pe-
anak-anak. Hal ini bersifat efektif dalam serta didik.
membangun hubungan yang mengem- Hal ini sejalan dengan teori struktural
bangkan keluarga-sekolah yang dibangun fungsional dengan adanya tahapan pemeli-
atas dasar kepercayaan dan rasa saling haraan pola (latency), digunakan sebagai
menghormati, mendukung keterlibatan bentuk pemeliharaan dan mempertahankan
keluarga yang responsif secara kultural dan sebuah sistem agar terus berjalan dengan
bermakna bagi keluarga dan guru. cara melengkapi, memelihara, memperbaiki,
Sebuah penelitian mengungkapkan baik secara individual maupun kultural dalam
bahwa hubungan antara sekolah dan rumah menciptakan motivasi dengan membangkit-
sangat terhubung dan konsisten anak-anak kan pihak-pihak orang tua, masyarakat seki-
akan mengalami prestasi akademik yang tar, masyarakat luas, dan pemilik otoritas un-
lebih tinggi dari hasil pendidikan (Monti, tuk ikut mendukung secara penuh dalam
Pomerantz, & Roisman, 2014; Yoder & Lopez, membina karakter agar terimplementasikan
2013). Salah satu kunci dari menciptakan secara maksimal. Berkaitan dengan tahap ke
hubungan yang kuat adalah keterlibatan empat AGIL yaitu Latency (pemeliharaan
orang tua dalam pendidikan anak-anak. Hal pola), program pembinaan karakter yang
ini penting bagi sekolah untuk mengakui berbasis etnopedagogi dibutuhkan perbai-
bahwa tidak semua keluarga terutama eth- kan terhadap komponen-komponen yang
noculturally beragam memerlukan pendeka- dirasa belum maksimal dalam memberikan
tan hubungan dengan cara yang sama dan kontribusi, padahal keberadaannya penting
sekolah harus memperlakukan semua hub- dalam mendukung program Bandung Masagi
ungan seolah-olah mereka adalah identik agar tujuan program Bandung Masagi dapat
(Nagayama Hall, Yipp & Zarate, 2016). tercapai secara maksimal.
Perebedaan keyakinan dan nilai-nilai dapat Pandangan teori struktural fungsional me-
terjadi karena keluarga dan guru berasal dari mandang sistem sosial sebagai sebuah sis-
latar belakang budaya yang beragam yang tem yang memiliki keseimbangan, harmonis,
membawa perspektif berbeda mengenai dan dilakukan secara berkelanjutan. Se-
harapan dan peran yang dijalankan dari hub- hingga ketika salah satu komponen di dalam
ungan ini (Nagayama Balai et al, 2016). sebuah sistem tidak berjalan sesuai dengan
Apabila ditinjau dari teori struktural fungsinya akan timbul ketidakseimbangan
fungsional penerapan ke-empat subsistem sehingga membuat sistem tersebut kurang
AGIL untuk menjalankan fungsi sistem belum
Sita Aulia Rahmah, Implementasi Kearifan Lokal… 799
berjalan dengan sempurna. Pernyataan ter- yang memiliki arti saling menyayangi, silih
sebut sejalan dengan pernyataan yang wawangi yang memiliki arti saling
dikemukakan oleh Ritzer & Goodman (2007) menyampaikan hal-hal positif. Salah satu
bahwa: kota yang sudah mulai menerapkan
Fungsionalisme struktural menekankan pembelajaran berbasis kearifan lokal adalah
pada persyaratan fungsional yang dibutuh- Kota Bandung melalui programnya yang
kan oleh masyarakat sebagai sebuah sistem bernama Bandung Masagi dengan
untuk terus bertahan, kecenderungan mengimplementasikan pandangan hidup
masyarakat menciptakan konsensus (kesepa- urang Sunda dalam pembelajarannya mulai
katan) antar anggotanya dan kontribusi dari pembiasaan, kurikuler dan
peran dan status yang dimainkan individu/in- ekstrakurikuler.
stitusi dalam keberlangsungan sebuah
Melihat kendala yang hadir dalam
masyarakat. Masyarakat dilihat sebagai se-
pengimplentasian pembinaan karakter ini
buah sistem dimana seluruh strujtur sosial-
artinya bahwa pihak-pihak yang berkaitan
nya terintegrasi menjadi satu, masing-masing
harus siap menghadapi tantangan arus
memiliki fungsi yang berbeda-beda tapi sal-
globalisasi diperlukan keseriusan dari pihak
ing berkaitan dan menciptakan konsensus
pemerintah sebagai agen pelaksana,
dan keteraturan serta keseluruhan elemen
fasilitator dan tindak lanjut secara konsisten
akan saling beradaptasi baik terhadap peru-
dan keberlanjutan dari hadirnya kearifan
bahan internal dan eksternal dari masyarakat
lokal yang bebasis pembelajaran. Kemudian
(hlm.118).
menjalin hubungan baik dengan mitra sekitar
sekolah untuk senantiasa memberikan
5. SIMPULAN
contoh yang baik sehingga bisa menjadi role
Etnopedagogi merupakan salah satu model bagi peserta diidk. Peran orang tua
cara yang bisa diterapkan di dunia perlu dilibatkan dalam menjalin komunikasi
pendidikan khsusunya di persekolah dalam dengan pendidik agar konsep pandangan
menghadapi tantangan arus globalisasi. urang Sunda dapat betul-betul terbentuk
Salah satunya dengan menanamkan kearifan menjadi karakter yang kuat serta peran
lokal yang diimplementasikan ke dalam mata masyarakat luas dalam mendukung
pelajaran. Kearifan lokal yang dapat pembelajaran berbasis kearifan lokal ini agar
diimplementasikan salah satunya adalah bisa terlaksana dengan baik dan bisa
pandangan hirup urang Sunda yang berkaitan dirasakan dampaknya.
dengan konsep silih asah yang memiliki arti
saling mencerdaskan, silih asuh yang
memiliki arti saling membimbing, silih asih
Sita Aulia Rahmah, Implementasi Kearifan Lokal… 800
DAFTAR PUSTAKA
Hill, N. E. (2010). Culturally-based worldviews, family processes, and family-school
interactions. In S. L. Christenson & A. L. Reschly (Eds.), Handbook of school-family
partnership (pp. 101–127). New York, NY: Routledge.
Ihsan, F. (2010). Dasar-Dasar Pendidikan : Komponen MKDK. Jakarta: Rineka Cipta.
Kosasih, Dede. (2009). Etnopedagogi dalam Kaulinan dan Kakawihan Barudak Sunda.
Konverensi Nasional dan Pembentukan Organisasi Profesi Bahasa, Sastra dan Budaya
Daerah Se-Indonesia. Yogyakarta, hlm. 1-9.
Mc Wayne, Christine M. Doucet, Febienne & Sheridan, Susan M. (2019). Ethnocultural
Diversity and The Home to School. Link. USA : New York University
Monti, J. D., Pomerantz, E. M., & Roisman, G. I. (2014). Can parents’ involvement in
children’seducation offset the effects of early insensitivity on academic functioning?
Journal of Educational Psychology, 106(3), 859–869.
Nagayama Hall, G. C., Yip, T., & Zarate, M. A. (2016). On becoming multicultural in a
monocultural research world: A conceptual approach to studying ethnocultural
diversity. American Psychologist, 71(1), 40–51.
Ritzer, G dan Gouglas J. Goodman. (2007). Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media
Group.
Ritzer, G. (2012). Teori Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Surya, Priadi. (2011). Kepemimpinan Etnopedagogi Di Sekolah. Majalah Ilmiah Dinamika UNY,
Mei, hlm. 1-12 .
Susanti, W. (2019). Eksistensi Bahasa Indonesia dalam Bidang Ilmu Pengetahuan di Era
Globalisasi. Hlm. 1-11
Wahidin, Unang.(2012). Pendidikan Karakter Bagi Remaja. Hlm. 256-269.