Anda di halaman 1dari 15

RESUME MATERI HUKUM DAGANG

Nama : Novita Lestari


NIM : B10018473
Kelas :i
MK : Hukum Dagang

PENGERTIAN HUKUM DAGANG


1. Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)
Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), Hukum Dagang
adalah bagian hukum perdata pada umumnya, yakni yang mengatur masalah perjanjian
dan perikatan-perikatan yang diatur dalam buku III BW.
2. Pengertian Hukum Dagang Menurut Para Ahli
 Purwo Sucipto
Menurut ahli Purwo Sucipto definisi hukum dangang yaitu adalah hukum yang
memiliki keterikatan dengan Hukum Perikatan yang timbul dari dalam lapangan
perusahaan.
 Ahmad Ihsan
Hukum dagang merupakan sebuah pengaturan masalah perdagangan yang timbul
dari tingkat laku manusia dalam perdagangan disuatu perekonomian.
 CST. Kansil
Mengemukakan bahwa pengertian hukum dagang menurutnya yaitu seperangkat
aturan yang mengatur tingkah laku manusia mengenai keikut sertaan dalam
melakukan suatu perdagangan dalam usaha pencapaian laba.
 Sunaryati Hartono
Hukum dagang termasuk kedalam hukum ekonom yang keseluruhan keputusan
hukum mengatur semua aktivitas perekonomian.
 Munir Fuadi
Munir Fuadi Menjelaskan bahwa definisi hukum dagang adalah segala perangkat
aturan tata cara dalam pelaksanaan kegiatan perdagangan, industri, maupun
keuangan yang terhubung dengan produksi atau kegiatan tukar-menukar barang.
Kesimpulan
Hukum Dagang adalah hukum yang mengatur segala aktivitas dan hukum dari
perdagangan yang berkaitan dengan masalah perdagangan baik tertulis maupun tidak
tertulis.
Dasar Berlakunya KUHD di Indonesia
KUHD di Indonesia diumumkan dengan publikasi pada tanggal 30 april 1847 dan
mulai berlaku pada tanggal 1 Mei 1848. KUHD merupakan turunan dari “Wetbook Van
Koophandel” yang dibuat atas dasar koordinasi.
Sumber-Sumber Hukum Dagang
1. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) atau juga dikenal dengan
istilah Burgerlijk Wetboek (BW).
3. Peraturan Perundang-Undangan
 UU No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
 UU No 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (PT)
 UU No 7 Tahun 1987 tentang Hak Cipta
 UU No 5 Tahun 1999 tentang Persaingan Usaha
 UU No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
4. Hukum kebiasaan, hal yang menjadi sumber adalah Pasal 1339 KUH Perdata dan
Pasal 1347 KUH Perdata.
5. Perjanjian yang dibuat para pihak
6. Perjanjian Internasional
 Traktat yaitu perjanjian bilateral yang dilakukan oleh dua negara saja. Contohnya
traktat yang dibuat oleh Indonesia dengan Amerika yang mengatur tentang sebuah
pemberian perlindungan hak cipta yang kemudian disahkan melalui Keppres
No.25 Tahun 1989
 Konvensi yaitu suatu perjanjian yang dilakukan oleh beberapa negara. Contohnya
yaitu Konvensi Paris yang mengatur tentang merek.
Sumber Hukum Dagang yang dikodifikasi, yaitu :
1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) atau Burgerlijke wetboek
(BW) yang terdiri dari 4 (empat) buku yaitu :
 Buku I Tentang Orang (Van Personen)
 Buku II Tentang Benda (Van Zaken)
 Buku III Tentang Perikatan (Van Verbintennissen)
 Buku IV Tentang Pembuktian dan Kedaluwarsa (Van Bewijs en Verjaring)
2. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) atau Wetboek Van Koophandel,
yang terdiri dari 2 (dua) buku, antara lain :
 Buku I Tentang Perniagaan pada Umumnya
 Buku II Tentang Hak-hak dan kewajiban yang timbul dari perkapalan.
Sumber Hukum Dagang diluar kodifikasi
meliputi peraturan perundang-undangan yang berlaku antara lain :
1. UU No. 1 tahun 1967 Tentang PMDN dan UU No. 12 Tahun 1967 Tentang PMA
2. UU No. 2 Tahun 1992 Tentang Perasuransian dan UU No. 14 Tahun 1992 Tentang
Pengangkutan
3. UU No. 25 Tahun 1992 Tentang Koperasi dan UU No. 10 Tahun 1998
TentangPerbankan
4. UU No. 40 Tahun 2007 Tentang PT, UU No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan,
5. dan lain-lain
Hubungan Hukum Dagang dan Hukum Perdata
Hukum dagang merupakan bagian dari hukum privat yang mencakup peraturan-
peraturan hukum yang mengatur tentang hubungan antara individu-individu dalam
memenuhi keperluan hidupnya. Jadi Hukum dagang merupakan hukum perdata khusus,
dalam arti hukum perikatan yang muncul di lapangan perusahaan.
Hukum perdata yang diatur dalam kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KHUPerdata) merupakan hukum perdata umum, sedangkan Hukum dagang yang
diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) adalah Hukum Perdata
Khusus. Dengan demikian hubungan antara kedua hukum tersebut adalah genus
(umum) dan specialis (khusus). Hal ini sesuai dengan adagium asas hukum ”Lex
Spesialis Derogat Lex Generalis” bahwa hukum yang bersifat khusus
mengenyampingkan hukum yang bersifat khusus.
Pasal 1 KUHD yang berbunyi :”Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, seberapa
jauh dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang tidak khusus diadakan
penyimpangan-penyimpangan, berlaku juga terhadap hal-hal yang disinggung dalam
KUHD.” Demikian juga pada pasal 15 KUHD disebutkan “bahwa segala persoalan
tersebut dalam bab ini dikuasai oleh persetujuan pihak-pihak yang bersangkutan oleh
kitab ini dan oleh hukum perdata.” 
Kesimpulan
Hubungan antara kedua hukum tersebut merupakan genus (umum) dan Species
(khusus) yang dikenal dengan azas “Lex Spesialist Derogat Lex Generalis” (hukum
yang khusus mengenyampingkan hukum yang umum). Dimana ketentuan ini juga dapat
dililhat dalam pasal 1 KUHD yang menyebutkan ”Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, seberapa jauh dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang tidak khusus
diadakan penyimpangan-penyimpangan, berlaku juga terhadap hal-hal yang disinggung
dalam KUHD.”
PENGERTIAN PERUSAHAAN
1. Pengertian Perusahaan Secara Umum
Perusahaan merupakan tempat suatu kegiatan produksi dan tempat berkumpulnya
semua faktor produksi. Setiap perusahaan ada yang berdaftar di penerintahan dan ada
juga yang tidak terdaftar. Bagi sebuah perusahaan yang telah terdaftar dipemerintahan,
mereka memiliki adan usaha untuk perusahaannya (status perusahaan yang terdaftar
dalam pemerintah secara resmi).
2. Perusahaan
Perusahaan adalah bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, baik milik
perorangan atau badan hukum, baik milik swasta ataupun milik negara yang pekerja
maupun dengan upah atau upah dalam bentuk lain.
3. Usaha
Usaha merupakan upaya atau tindakan perbuatan (dalam pengertian umum). Usaha
dalam pnegrtian perusahaan berarti segalaupaya atau tindakan atau perbuatan yang
dilakukan untuk memperoleh keuntungan.
4. Pengertina perusahaan berdasarkan memorie van toelichting (MVT)
Menurut pemerintah Belanda, yang pada waktu membacakan “memorie van
toelichting” rencana undang-undang “Wetboek van Koophandle” di muka Parlemen,
menerangkan bahwa yang disebut “perusahaan” ialah keseluruhan perbuatan, yang
dilakukan secara tidak terputus-putus, dengan terang-terangan, dalam kedudukan
tertentu dan untuk mencari laba (bagi diri sendiri).
5. Pengertian Perusahaan berdasarkan Menurut Undang – undang Nomor 3
Tahun 1982 Pasal 1 huruf b tentang Wajib Daftar Perusahaan
Perusahaaan adalah setiap bentuk usaha yang tetap dan terus menerus dan yang
didirikan, bekerja serta berpendudukan dalam wilayah Negara  Republik Indonesia
dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.
Pengertian Perusahaan Menurut Para Ahli
1. Willem Molengraaff
Menurut Willem Molengraaff, pengertian perusahaan adalah keseluruhan perbuatan
yang dilakukan secara terus menerus, bertindak ke luar untuk mendapatkan penghasilan
dengan cara memperdagangkan, menyerahkan barang, atau pengadaan perjanjian
perdagangan.
2. Komar Andasasmita
Menurut Andasasmita, pengertian perusahaan adalah mereka yang secara teratur
berkesinambungan dan terbuka bertindak dalam kualitas tertentu mencapai keuntungan
bagi diri mereka.
3. Abdul Kadir Muhammad
Menurut Abdul Kadir Muhammad, pengertian perusahaan adalah tempat terjadinya
kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi. Berdasarkan tinjauan
hukum, istilah “Perusahaan” mengacu pada badan hukum dan pembuatan badan usaha
dalam menjalankan usahanya.
4. Murti Sumarni
Menurut Murti Sumarni, definisi perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang
mengolah sumber daya ekonomi untuk memproduksi barang dan jasa bagi masyarakat
dengan tujuan menyediakan kebutuhan masyarakat dan mendapatkan keuntungan.
5. Much. Nurachmad
Menurut Much. Nurachmad pengertian perusahaan adalah semua bentuk usaha yang
berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutun, atau milik
badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pegawai
dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain
6. Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo
Menurut Swastha dan Sukotjoe, definisi perusahaan adalah suatu organisasi produksi
yang menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan
kebutuhan dengan cara yang menguntungkan.
7. C. S. T. Kansil
Menurut C. S. T. Kansil, pengertian perusahaan adalah semua bentuk badan usaha yang
menjalankan jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus, dan didirikan, bekerja,
serta berkedudukan dalam wilayah negara indonesia untuk tujuan mendapatkan
keuntungan.
8. Ronald J. Ebert dan Ricky W. Griffin
Menurut Ebert dan griffin, arti perusahaan adalah sebuah organisasi yang menghasilkan
barang dan jasa untuk memperoleh keuntungan.
Pengertian Pekerjaan
1. Secara Umum, pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan tidak terputus secara
terang-terangan dalam kedudukan tertentu
2. Steer dan poters, Menyebutkan bahwa pekerjaan merupakan suatu hal yang penting
dalam kedidupan tiap individu karena beberapa alasan
3. M Polak,Menyebutkan bahwa pekerjaan dapat direncanakan sebelumnya dan dicatat
tetapi tidak memperhitungkan laba rugi.
Unsur-Unsur Perusahaan
1. Badan Usaha, setiap perusahaan memiliki bentuk tertentu, apakah berbadan hukum
atau bukan badan hukum. Contoh: Usaha dagang, CV, PT, Koperasi, dan lain-lain.
2. Kegiatan di Bidang Ekonomi, meliputi bidang perindustrian, perdagangan, jasa,
dan pembiayaan.
3. Terjadi Terus-menerus, artinya kegiatan usaha yang dilakukan perusahaan sebagai
mata pencaharian, dilakukan secara terus menerus dan bukan kegiatan insidentil.
4. Bersifat Tetap, kegiatan usaha yang dilakukan tidak berubah dalam waktu singkat,
namun dapat berubah dalam waktu panjang.
5. Diketahui Publik, artinya usaha yang dijalankan diketahui dan ditujukan untuk
publik secara umum, diakui dan dibenarkan oleh undang-undang Republik Indonesia.
6. Mendapatkan Laba, tujuan dari usaha tersebut adalah untuk mendapatkan
keuntungan dari setiap kegiatan usaha.
7. Pembukuan, sebuah perusahaan harus melakukan pencatatan tentang hak dan
kewajiban yang berhubungan dengan aktivitas usaha.
Perbedaan antara Perusahaan dan Pekerjaan
Terdapat perbedaan mendasar antara perusahaan dan pekerjaan diantaranya :
Perusahaan
1. Tujuannya mencari keuntungan atau laba materi
2. Lebih banyak menggunakan modal
3. Izin khusus
4. Pembukuan (book keeping)
Pekerjaan
1. Tujuannya memenuhi kebutuhan hidup
2. Lebih banyak menggunakan tenaga
3. Bisa/Tidak
Jenis-Jenis Perusahaan Secara Umum
1. Perusahaan Berdasarkan Lapangan Usaha
 Perusahaan Ekstratif, yaitu perusahaan yang fokus di bidang pemanfaatan
kekayaan alam, mulai dari penggalian, pengambilan dan pengolahan kekayaan
alam yang tersedia. Misalnya: tambang batu bara.
 Perusahaan Agraris, yaitu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan lahan
atau ladang. Misalnya perusahaan yang bekerja di bidang pertanian, perikanan
darat, perkebunan, kehutanan, dan lainnya.
 Perusahaan Industri, yaitu perusahaan yang memproduksi barang mentah
menjadi setengah jadi atau setengah jadi menjadi produk siap jual. Bisa juga
perusahaan yang meningkatkan nilai guna barang.
 Perusahaan Perdagangan, yaitu perusahaan yang bergerak di bidang jual beli
barang, membeli barang yang sudah jadi tanpa diolah lagi. Misalnya usaha
pertokoan, usaha minimarket, dan lainnya.
 Perusahaan Jasa, yaitu perusahaan yang bergerak di bidang jasa atau layanan.
Misalnya jasa perbankan, asuransi, perhotelan, pembiayaan, dan lainnya.
2. Perusahaan Berdasarkan Kepemilikan
 Perusahaan Milik Negara, yaitu perusahaan yang dimodali dan didirikan oleh
negara. Informasi selengkapnya bisa dibaca pada artikel tentang pengertian
BUMN.
 Koperasi, yakni perusahaan yang dimodali dan didirikan oleh anggotanya.
 Perusahaan Swasta, yaitu perusaaan yang dimodali dan didirikan oleh
sekelompok orang luar (di luar negara).
Bentuk Perusahaan di Indonesia
1. Perusahaan Berbadan Hukum
Perusahaan ini bisa dimiliki oleh negara atau swasta. Bisa juga bentuknya persekutuan
yang dimiliki oleh beberapa pengusaha baik sasta atau negara yang sudah memiliki
syarat-syarat hukum.
Adapun contoh perusahan berbadan hukum di antaranya:
 PT (Perseroan Terbatas)
 PT. Tbk. (Perseroan Terbatas, Terbuka)
 Perusahaan Perseroan (Persero)
 Koperasi (Co-operative)
 Perusahaan Umum
2. Perusahaan yang Bukan Berdasarkan Badan Hukum
Jenis perusahaan ini adalah perusahaan swasta yang dimiliki dan didirikan oleh
beberapa orang pengusaha dalam bentuk kerjasama.Mereka bisa menjalankan berbagai
bidang perekonomian seperti perdagangan, perjasaan dan perindustrian. Perusahaan ini
dimiliki oleh swasta, bisa berbentuk perseorangan atau persekutuan.
Berikut ini beberapa contoh perusahaan yang bukan berdasarkan badan hukum:
 Perusahaan perseorangan
 Firma (FA)
 Commanditaire Vennootschap (CV)
 Persekutuan Perdata
 Yayasan – Foundation
3. Perusahaan Multinasional
Ketika sebuah bisnis sudah menyentuh ranah nasional dan berhasil tumbuh sukses,
pengertian perusahaan akan lebih berkembang dan bisa berubah menjadi perusahaan
multinasional. Perusahaan ini akan tumbuh dan mendapatkan posisi yang kuat dan
kebanyakan bisa bersing di era globalisasi.
Ada beberapa faktor yang membuat perusahaan bisa tumbuh dan berkembang, salah
satunya adalah terlengkapinya unsur-unsur perusahaan sesuai dengan jabaran pengertian
perusahaan di atas, antara lain:
 Kegiatan dalam bidang ekonomi
 Memiliki badan usaha
 Bersifat konsisten
 Terang-terangan
 Memiliki keuntungan atau laba
 Ada pembukuan
Urusan-Urusan Perusahaan
Urusan perusahaan merupakan segala sesuatu yang berwujud atau bukan benda yang
termasuk dlam lingkungkan perusahaan tertentu.
Misalnya : Tanah, gedung, alat-alat kantor, buku, barang-barang dagangan, tagihan,
piutang, nama perusahaan, palen, good will, utang, relasi, langgannan rahasia
perusahaan dll.
Dari Segi Ekonomi
Urusan perusahaan adalah segala kekayaan dan usaha yang terdapat dalam lingkungan
perusahaan sebagai satu kesatuan dengan perusahaan, yang digunakan untuk
memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dengan pengorbanan yang sekecil-
kecilnya. Dari sudut ekonomis perusahaan itu merupakan suatu kesatuan yang bulat
misalnya peraturan penyerahaan benda bergerak.
Dari Segi Hukum
Urusan perusahaan yang berupa kekayaan dan usaha perusahaan itu dapat dialihkan
pada pihak lain atau dapat dilakukan tanpa merugikan orang lain atau tidak. Urusan
perusahaan yang berupa kekayaan adalah benda yang dapat dialhkan kepada pihak lain,
baik tersendiri terpisah dari perusahaan maupun bersama dengan perusahaan sebagai
satu kesatuan, dari segi hukum, kekayaan yang berupa benda dapat dijadikan objek jual
beli, sewa menyewa dan ini diatur oleh hukum bagaimana cara melakukan jual beli,
sewa menyewa, dan cara melakukan penyerehan benda dan membayar harga.
KEKAYAAN PERUSAHAAN
1. Pengertian Kekayaan
Kekayaan adalah benda milik orang, mempunyai nilai ekonomi, diakui dan dilindungi
oleh hukum, serta dapat dialihkan kepada pihak lain. Menurut ketentuan pasal 499 BW,
benda meliputi barang dan hak.Barang adalah benda wujud (tangible goods), sedangkan
hak adalah benda tidak berwujud (intangible good).Pada benda melekat suatu hak.Setiap
pemilik benda adalah juga pemilik hak atas bendanya itu.Hak atas benda milik disebut
hak milik, disingkat “milik” saja.
2. Klasifikasi Kekayaaan
Kekayaan adalah benda yang menjadi objek hak yang dapat dialihkan (dijual atau
disewakan) kepada pihak lain. Kekayaan diklasifikasikan sebagai berikut:
 Benda bergerak (movable goods)
Benda bergerak terdiri atas benda berwujud (tangible goods), misalnya kendaraan
bermotor, komputer, televisi, dan lemari besi: sedangkan benda tidak berujud
(intangible goods) berupa hak, misalnya piutang, gadai, hak cipta, dan paten.
 Benda tidak bergerak (unmovable goods)
Benda tidak bergerak terdiri atas benda tidak bergerak berwujud (tangible unmovable
goods), misalnya tanah pekarangan, rumah, gedung, pabrik, dan tanaman buah-buahan;
sedangkan benda tidak bergerak tak berwujud (intangible unmovable goods), misalnya
hipotek, hak tanggungan, hak guna bangunan, dan hak sewa rumah.
Kekayaan perusahaan adalah benda yang dapat dialihkan menurut hukum.
Kekayaan perusahaan terdiri atas:
 Modal perusahaan berupa uang tunai.
 Inventaris perusahaan berupa barang dan hak.
 Produk usaha perusahaan berupa keuntungan (nilai lebih) berupa uang dan barang
serta piutang (tagihan) perusahaan.
 Kekayaan perusahaan lebih mengutamakan motif komersial dari pada motif sosial.
3. Pengalihan Kekayaan
Dengan mengikuti ketentuan undang-undang yang mengatur cara penyerahan benda,
maka pengalihan kekayaan perusahaan juga mengikuti cara penyerahan benda bergerak
dan tidak bergerak berdasarkan klasifikasi yang telah dikemukakan di atas. Berikut ini
dibahas beberapa cara penyerahan benda.
Menurut ketentuan Pasal 612 KUHPdt, pengalihan benda bergerak berwujud dilakukan
dengan:
 Penyerahan dari tangan ke tangan, misalnya jual beli barang di toko.
 Penyerahan kunci gudang tempat barang itu berada, misalnya perdagang beras yang
tersimpan di gudang.
 Pernyataan saja apabila barang sudah berada dalam kekuasaan penerima berdasarkan
alas hak (perbuatan hukum) tertentu.
USAHA PERUSAHAAN
1. Lingkup Usaha Perusahaan
Usaha perusahaan adalah segala urusan yang termasuk dalam lingkungan perusahaan
yang tidak dapat dialihkan kepada pihak lain karena merupakan satu kesatuan dengan
perusahaan. Usaha perusahaan tidak mungkin dapat dialihkan tanpa mengalihkan pula
perusahaan bersangkutan. Jadi, dari segi hukum usaha perusahaan hanya berarti jika
perusahaannya dialihkan kepada pihak lain.
Namun, apabila dirinci secara cermat, sebenarnya ada di antara usaha perusahaan itu
yang dapat dialihkan tersendiri, tanpa bersama dengan perusahaan. Usaha perusahaan
meliputi hal-hal berikut:
 Perbuatan hukum berupa kontrak dengan pihak ketiga.
 Produk dari kontrak tersebut berupa piutang perusahaan (produk kontrak penjualan)
dan utang perusahaan (produk kontrak pembelian) serta hak-hak lain (hak lisensi,
hak merek).
 Produk usaha perusahaan terdiri atas mutu produksi, rahasia perusahaan, goodwill,
bonafiditas, dan relasi atau pelanggan.
2. Alasan Tidak Dapat Dialihkan
Ada beberapa alasan mengapa usaha perusahaan tidak dapat dialihkan sehingga secara
yuridis tidak mempunyai arti apa-apa.Akan tetapi, justru sangat berarti dari segi
ekonomi kerena mendatangkan keuntungan sebagai tujuan utama perusahaan.Beberapa
alasan tersebut seperti diuraikan berikut ini.
 Tidak Mungkin Dialihkan
Utang adalah usaha perusahaan yang tidak dapat dialihkan kepihak lain, tidak ada pihak
yang mau menerima beban utang karena utang adalah kewajiban yang harus dipenuhi.
Sebaliknya, mengenai rahasia perusahaan, bukan tidak ada yang mau menerima
pengalihan, melainkan tidak ada yang mau menjualnya karena rahasia perusahaan
adalah kunci memperoleh keuntungan.Jika ada yang memperoleh pengalihan
perusahaan, pasti itu perbuatan melawan hukum (unlawful action) yang dapat dituntut di
muka pengadilan. Rahasia perusahaan dilindungi oleh hukum, siapa yang
membocorkannya kepada pihak lain dapat digugat berdasarkan Pasal 1365 KUHPdt.
Undang-undang tidak mengatur cara mengalihkan usaha perusahaan.
 Tidak menguntungkan atau bahkan merugikan
Dari segi ekonomi, mengalihkan perusahaan tidak menguntungkan, bahkan mungkin
merugikan kepentingan perusahaan ataupum kepentingan perusahaan. Pada usaha
perusahaan melekat unsur subjektif perusahaan misalnya, bonafiditas, kejujuran,
keahlian atau keterampilan dan kemauaan yang baik, yang sulit dialihkan kepada pihak
lain. Usaha perusahaan menciptakan produksi bermutu yang disenangi pelanggan atau
konsumen. Apabila dialihkan kepada perusahaan lain, belum tentu sama mutunya
dengan yang ada sebelumnya. Dari segi hukum memang tidak ada aturan hukum yang
mengatur cara mengalihkan perusahaan, seperti bonafiditas, goodwill, dan relasi. Usaha
perusahaan baru dapat dialihkan secara keseluruhan menerut hukum apabila perusahaan
sebagai satu kesatuan dialihkan kepada pihak lain karena dijual atau karena pewarisan.
GOODWILL
1. Dari Segi Ekonomi
Dari segi ekonomi, S.J Fockema Andrea mengatakan bahwa:
Goodwill adalah beda ekonomi tidak berujud yang timbul dalam hubungan antara
perusahaan dan pelanggan serta kemungkinan perkembangan yang akan datang.
Goodwill dapat diperhitungkan bersama dengan urusan perusahaan dan dicatat dalam
neraca sebagai keuntungan atau laba (Purwosutjipto, 1985)
Tegasnya goodwill adalah hubungan perusahaan dengan pelanggan atau konsumen yang
menciptakan keuntungan perusahaan.
Berdasarkan pernyataan ini jelas bahwa dari segi ekonomi goodwill adalah benda tidak
berujud hasil kemajuan perusahaan yang digambarkan sebagai nilai lebih. Oleh karena
itu, goodwill dicatat dalam pembukuan sebagai keutungan atau laba. Keutungan atau
laba ini adlah hasil kegiatan ekonomi suatu perusahaan. Sebagai perusahaan, goodwill
dapat terjadi karena hal-hal berikut:
 Hubungan baik antara perusahaan dan konsumen;
 Menajemen perusahaan yang baik dan teratur;
 Pemilihan tempat penjualan perusahaan yang strategis;
 Pemasangan iklan yang tepat dan menarik pelanggan atau konsumen;
 Produksi yang tinggi memenuhi selera konsumen dengan harga layak;
 Pelayanan perusahaan yang ramah dan menarik pembeli; dan
 Barang produksi perusahaan dibutuhkan orang terus-menerus karana vital, jumlah
penduduk bertambah, dan daya beli masyarakat meningkat.
 Perusahaan dengan goodwill yang tinggi menjadi terkenal, dipercaya, dan sahamnya
dijualbelikan dengan harga mahal di pasar modal.Goodwill merupakan sumber nilai
lebih yang bukan berasal dari modal uang, melainkan dari kegiatan pelayanan (jasa),
kreativitas, pemasaran, dan prospek usaha.
2. Dari Segi Hukum
Dari segi hukum, goodwill adalah usaha perusahaan bukan beda dalam arti hukum
karena tidak dapat dialihkan (dijual) kepada pihak lain. Goodwill bukan kekayaan yang
dapat dijadikan objek hak, jadi dari segi hukum tidak relevan.Akan tetapi, menurut
Purwosutjipto (1985), goodwill adalah salah satu unsur urusan perusahaan yang
termasuk dalam kelompok benda bergerak tidak berwujud yang bersifat imateriil.
Dengan demikian, beliau menganggap goodwill itu benda bergerak tidak berwujud
sama dengan hak kekayaan intelektual, seperti hak cipta, hak paten, dan hak merek yang
dapat dialihkan kepada pihak lain. Pendapat beliau ini mungkin dapat dibenarkan jika
dilihat dari segi ekonomi.Akan tetapui, dari segi hukum, goodwill tidak mungkin
dijualbelikan, goodwill bukan hak, melainkan kegiatan, pelayanan, dan kreativitas
usaha.
DOKUMEN PERUSAHAAN
1. Pengertiannya
Kekayaan perusahaan digunakan dan dipakai oleh perusahaan untuk mencapi tujuan,
yaitu keuntungan atau laba.Kekayaan dapat dibuktikan dengan pembukuan perusahaan.
Pembukuan diatur dalam Pasal 6 sampai dengan Pasal 9 dan Pasal 12 KUHD di bawah
judul Pembukuan. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang
Dokumen Perusahaan melalui Lembaran Negara Nomor 18 Tahun 1997 pada tanggal 24
Maret 1997, ketentuan Pasal 6 KUHD mengenai pembukuan dinyatakan tidak berlaku
lagi. Hal ini tentukan dalam Pasal 30 undang-undang tersebut bahwa pada saat undang-
undang ini mulai berlaku, Pasal 6 KUHD dan semua peraturan perundang-undangan
yang berkaitan denganb dokumen perusahaan dan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan penyimpanan, pemindahan, penyerahan, dan
pemusnahan arsip yang bertentangan dengan undang-undang ini dinyatakan tidak
berlaku.
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan terdiri atas enam
bab terurai dalam 31 pasal. Diundangkannya undang-undangini berdasarkan
pertimbangan ekonomi, yuridis, dan praktis dalam konsiderans berikut:
 Menjamin penyelenggaraan perusahaan secara efektif dan efisien sebagai salah satb
dasar kebijakan pembangunan nasional dibidang ekonomi yang dapat diberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat.
 Kewajiban menyimpan buku, catatan, dan neraca selama tiga puluh tahun dan
penyimpanan surat, surat kawat beserta penebusannya selama tiga puluh tahun sudah
tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan kebutuhan hukum masyarakat khususnya
dibidang ekonomi dan perdagangan.
 Penyimpanan, pemindahan, pemusnahan dan penyerahan arsip yang selama ini
berlaku menimbulkan beban ekonomi dan administrasi yang memberatkan
perusahaan.
 Pembaruan media yang memuat dokumen dan pengurangan jangka waktu
penyimpanan tetap diperlukan untuk menjamin kepastian hukum dan melindungi
kepentingan para pihak dalam hubungan hukum.
 Kemajuan teknologi telah menungkinkan catatan dan dokumen yang dibuat di atas
kertas dialihkan ke dalam media elektronik atau dibuat secara langsung dalam media
elektronik.
2. Jenis Dokumen Perusahaan
Dokemen perusahaan adalah data, catatan, dan keterangan yang dibuat dan atau
diterima oleh perusahaan dalam pelaksanaan kegiatannya, baik tertulis di atas kertas
atau sarana lain maupun terekam dalam bentuk corak apa pun yang dapat dilihat,
dibaca, dan didengar (Pasal 1 angka (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997).
Berdasarkan definisi ini, maka dapat dikenal dua jenis dokumen perusahaan, yaitu
dokumen keuangan dan dokumen lainnya. Menurut ketentuan Pasal 5 Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1997, dokumen keuangan terdiri atas:
 Catatan,
 Rekening, dan
 Jurnal transaksi harian.
Catatan adalah setiap tulisan yang berisi keterangan mengenai hak dan kewajiban serta
hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan usaha suatu perusahaan.Catatan tersebut
berupa neraca tahunan perhitungan laba rugi tahunan, rekening dan jurnal transaksi
harian (Pasal 5 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1997).Neraca tahunan adalah bentuk
catatan yang menggambarkan posisis kekayaan, utang, dan modal pada akhir tahun
buku yang merupakan pertanggungjawaban keuangan.
Rekening adalah bentuk catatan yang dibuat perusahaan untuk menampung transaksi
sejenis yang digunakan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan dan dapat disebut
buku besar perkiraan.
Jurnal transaksi harian adalah bentuk catatan yang menggambarkan adanya transaksi
yang dapat berupa buku harian atau catatan harian atau tulisan lainnya.
Bukti pembukuan adalah dokumen keuangan berupa warkat-warkat yang digunakan
sebagai dasar pembukuan yang mempengaruhi perubahan kekayaan, utang, dan modal
(Pasal 6 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1997).
Warkat adalah Dokumen tertulis yang bentuk dan penggunaannya ditetapkan menurut
aturan tertentu dan merupakan bukti transaksi, misalnya, cek, bilyet, giro, surat perintah
pembayaran, wesel, nota debet, dan nota kredit.

Anda mungkin juga menyukai