1. Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), Hukum Dagang adalah bagian hukum perdata pada umumnya, yakni yang mengatur masalah perjanjian dan perikatan-perikatan yang diatur dalam buku III BW. 2. Pengertian Hukum Dagang Menurut Para Ahli Purwo Sucipto Menurut ahli Purwo Sucipto definisi hukum dangang yaitu adalah hukum yang memiliki keterikatan dengan Hukum Perikatan yang timbul dari dalam lapangan perusahaan. Ahmad Ihsan Hukum dagang merupakan sebuah pengaturan masalah perdagangan yang timbul dari tingkat laku manusia dalam perdagangan disuatu perekonomian. CST. Kansil Mengemukakan bahwa pengertian hukum dagang menurutnya yaitu seperangkat aturan yang mengatur tingkah laku manusia mengenai keikut sertaan dalam melakukan suatu perdagangan dalam usaha pencapaian laba. Sunaryati Hartono Hukum dagang termasuk kedalam hukum ekonom yang keseluruhan keputusan hukum mengatur semua aktivitas perekonomian. Munir Fuadi Munir Fuadi Menjelaskan bahwa definisi hukum dagang adalah segala perangkat aturan tata cara dalam pelaksanaan kegiatan perdagangan, industri, maupun keuangan yang terhubung dengan produksi atau kegiatan tukar-menukar barang. Kesimpulan Hukum Dagang adalah hukum yang mengatur segala aktivitas dan hukum dari perdagangan yang berkaitan dengan masalah perdagangan baik tertulis maupun tidak tertulis. Dasar Berlakunya KUHD di Indonesia KUHD di Indonesia diumumkan dengan publikasi pada tanggal 30 april 1847 dan mulai berlaku pada tanggal 1 Mei 1848. KUHD merupakan turunan dari “Wetbook Van Koophandel” yang dibuat atas dasar koordinasi. Sumber-Sumber Hukum Dagang 1. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) 2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) atau juga dikenal dengan istilah Burgerlijk Wetboek (BW). 3. Peraturan Perundang-Undangan UU No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan UU No 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (PT) UU No 7 Tahun 1987 tentang Hak Cipta UU No 5 Tahun 1999 tentang Persaingan Usaha UU No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal 4. Hukum kebiasaan, hal yang menjadi sumber adalah Pasal 1339 KUH Perdata dan Pasal 1347 KUH Perdata. 5. Perjanjian yang dibuat para pihak 6. Perjanjian Internasional Traktat yaitu perjanjian bilateral yang dilakukan oleh dua negara saja. Contohnya traktat yang dibuat oleh Indonesia dengan Amerika yang mengatur tentang sebuah pemberian perlindungan hak cipta yang kemudian disahkan melalui Keppres No.25 Tahun 1989 Konvensi yaitu suatu perjanjian yang dilakukan oleh beberapa negara. Contohnya yaitu Konvensi Paris yang mengatur tentang merek. Sumber Hukum Dagang yang dikodifikasi, yaitu : 1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) atau Burgerlijke wetboek (BW) yang terdiri dari 4 (empat) buku yaitu : Buku I Tentang Orang (Van Personen) Buku II Tentang Benda (Van Zaken) Buku III Tentang Perikatan (Van Verbintennissen) Buku IV Tentang Pembuktian dan Kedaluwarsa (Van Bewijs en Verjaring) 2. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) atau Wetboek Van Koophandel, yang terdiri dari 2 (dua) buku, antara lain : Buku I Tentang Perniagaan pada Umumnya Buku II Tentang Hak-hak dan kewajiban yang timbul dari perkapalan. Sumber Hukum Dagang diluar kodifikasi meliputi peraturan perundang-undangan yang berlaku antara lain : 1. UU No. 1 tahun 1967 Tentang PMDN dan UU No. 12 Tahun 1967 Tentang PMA 2. UU No. 2 Tahun 1992 Tentang Perasuransian dan UU No. 14 Tahun 1992 Tentang Pengangkutan 3. UU No. 25 Tahun 1992 Tentang Koperasi dan UU No. 10 Tahun 1998 TentangPerbankan 4. UU No. 40 Tahun 2007 Tentang PT, UU No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan, 5. dan lain-lain Hubungan Hukum Dagang dan Hukum Perdata Hukum dagang merupakan bagian dari hukum privat yang mencakup peraturan- peraturan hukum yang mengatur tentang hubungan antara individu-individu dalam memenuhi keperluan hidupnya. Jadi Hukum dagang merupakan hukum perdata khusus, dalam arti hukum perikatan yang muncul di lapangan perusahaan. Hukum perdata yang diatur dalam kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KHUPerdata) merupakan hukum perdata umum, sedangkan Hukum dagang yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) adalah Hukum Perdata Khusus. Dengan demikian hubungan antara kedua hukum tersebut adalah genus (umum) dan specialis (khusus). Hal ini sesuai dengan adagium asas hukum ”Lex Spesialis Derogat Lex Generalis” bahwa hukum yang bersifat khusus mengenyampingkan hukum yang bersifat khusus. Pasal 1 KUHD yang berbunyi :”Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, seberapa jauh dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang tidak khusus diadakan penyimpangan-penyimpangan, berlaku juga terhadap hal-hal yang disinggung dalam KUHD.” Demikian juga pada pasal 15 KUHD disebutkan “bahwa segala persoalan tersebut dalam bab ini dikuasai oleh persetujuan pihak-pihak yang bersangkutan oleh kitab ini dan oleh hukum perdata.” Kesimpulan Hubungan antara kedua hukum tersebut merupakan genus (umum) dan Species (khusus) yang dikenal dengan azas “Lex Spesialist Derogat Lex Generalis” (hukum yang khusus mengenyampingkan hukum yang umum). Dimana ketentuan ini juga dapat dililhat dalam pasal 1 KUHD yang menyebutkan ”Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, seberapa jauh dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang tidak khusus diadakan penyimpangan-penyimpangan, berlaku juga terhadap hal-hal yang disinggung dalam KUHD.” PENGERTIAN PERUSAHAAN 1. Pengertian Perusahaan Secara Umum Perusahaan merupakan tempat suatu kegiatan produksi dan tempat berkumpulnya semua faktor produksi. Setiap perusahaan ada yang berdaftar di penerintahan dan ada juga yang tidak terdaftar. Bagi sebuah perusahaan yang telah terdaftar dipemerintahan, mereka memiliki adan usaha untuk perusahaannya (status perusahaan yang terdaftar dalam pemerintah secara resmi). 2. Perusahaan Perusahaan adalah bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, baik milik perorangan atau badan hukum, baik milik swasta ataupun milik negara yang pekerja maupun dengan upah atau upah dalam bentuk lain. 3. Usaha Usaha merupakan upaya atau tindakan perbuatan (dalam pengertian umum). Usaha dalam pnegrtian perusahaan berarti segalaupaya atau tindakan atau perbuatan yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan. 4. Pengertina perusahaan berdasarkan memorie van toelichting (MVT) Menurut pemerintah Belanda, yang pada waktu membacakan “memorie van toelichting” rencana undang-undang “Wetboek van Koophandle” di muka Parlemen, menerangkan bahwa yang disebut “perusahaan” ialah keseluruhan perbuatan, yang dilakukan secara tidak terputus-putus, dengan terang-terangan, dalam kedudukan tertentu dan untuk mencari laba (bagi diri sendiri). 5. Pengertian Perusahaan berdasarkan Menurut Undang – undang Nomor 3 Tahun 1982 Pasal 1 huruf b tentang Wajib Daftar Perusahaan Perusahaaan adalah setiap bentuk usaha yang tetap dan terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta berpendudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba. Pengertian Perusahaan Menurut Para Ahli 1. Willem Molengraaff Menurut Willem Molengraaff, pengertian perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus menerus, bertindak ke luar untuk mendapatkan penghasilan dengan cara memperdagangkan, menyerahkan barang, atau pengadaan perjanjian perdagangan. 2. Komar Andasasmita Menurut Andasasmita, pengertian perusahaan adalah mereka yang secara teratur berkesinambungan dan terbuka bertindak dalam kualitas tertentu mencapai keuntungan bagi diri mereka. 3. Abdul Kadir Muhammad Menurut Abdul Kadir Muhammad, pengertian perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi. Berdasarkan tinjauan hukum, istilah “Perusahaan” mengacu pada badan hukum dan pembuatan badan usaha dalam menjalankan usahanya. 4. Murti Sumarni Menurut Murti Sumarni, definisi perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber daya ekonomi untuk memproduksi barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan menyediakan kebutuhan masyarakat dan mendapatkan keuntungan. 5. Much. Nurachmad Menurut Much. Nurachmad pengertian perusahaan adalah semua bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutun, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pegawai dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain 6. Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo Menurut Swastha dan Sukotjoe, definisi perusahaan adalah suatu organisasi produksi yang menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. 7. C. S. T. Kansil Menurut C. S. T. Kansil, pengertian perusahaan adalah semua bentuk badan usaha yang menjalankan jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus, dan didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah negara indonesia untuk tujuan mendapatkan keuntungan. 8. Ronald J. Ebert dan Ricky W. Griffin Menurut Ebert dan griffin, arti perusahaan adalah sebuah organisasi yang menghasilkan barang dan jasa untuk memperoleh keuntungan. Pengertian Pekerjaan 1. Secara Umum, pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan tidak terputus secara terang-terangan dalam kedudukan tertentu 2. Steer dan poters, Menyebutkan bahwa pekerjaan merupakan suatu hal yang penting dalam kedidupan tiap individu karena beberapa alasan 3. M Polak,Menyebutkan bahwa pekerjaan dapat direncanakan sebelumnya dan dicatat tetapi tidak memperhitungkan laba rugi. Unsur-Unsur Perusahaan 1. Badan Usaha, setiap perusahaan memiliki bentuk tertentu, apakah berbadan hukum atau bukan badan hukum. Contoh: Usaha dagang, CV, PT, Koperasi, dan lain-lain. 2. Kegiatan di Bidang Ekonomi, meliputi bidang perindustrian, perdagangan, jasa, dan pembiayaan. 3. Terjadi Terus-menerus, artinya kegiatan usaha yang dilakukan perusahaan sebagai mata pencaharian, dilakukan secara terus menerus dan bukan kegiatan insidentil. 4. Bersifat Tetap, kegiatan usaha yang dilakukan tidak berubah dalam waktu singkat, namun dapat berubah dalam waktu panjang. 5. Diketahui Publik, artinya usaha yang dijalankan diketahui dan ditujukan untuk publik secara umum, diakui dan dibenarkan oleh undang-undang Republik Indonesia. 6. Mendapatkan Laba, tujuan dari usaha tersebut adalah untuk mendapatkan keuntungan dari setiap kegiatan usaha. 7. Pembukuan, sebuah perusahaan harus melakukan pencatatan tentang hak dan kewajiban yang berhubungan dengan aktivitas usaha. Perbedaan antara Perusahaan dan Pekerjaan Terdapat perbedaan mendasar antara perusahaan dan pekerjaan diantaranya : Perusahaan 1. Tujuannya mencari keuntungan atau laba materi 2. Lebih banyak menggunakan modal 3. Izin khusus 4. Pembukuan (book keeping) Pekerjaan 1. Tujuannya memenuhi kebutuhan hidup 2. Lebih banyak menggunakan tenaga 3. Bisa/Tidak Jenis-Jenis Perusahaan Secara Umum 1. Perusahaan Berdasarkan Lapangan Usaha Perusahaan Ekstratif, yaitu perusahaan yang fokus di bidang pemanfaatan kekayaan alam, mulai dari penggalian, pengambilan dan pengolahan kekayaan alam yang tersedia. Misalnya: tambang batu bara. Perusahaan Agraris, yaitu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan lahan atau ladang. Misalnya perusahaan yang bekerja di bidang pertanian, perikanan darat, perkebunan, kehutanan, dan lainnya. Perusahaan Industri, yaitu perusahaan yang memproduksi barang mentah menjadi setengah jadi atau setengah jadi menjadi produk siap jual. Bisa juga perusahaan yang meningkatkan nilai guna barang. Perusahaan Perdagangan, yaitu perusahaan yang bergerak di bidang jual beli barang, membeli barang yang sudah jadi tanpa diolah lagi. Misalnya usaha pertokoan, usaha minimarket, dan lainnya. Perusahaan Jasa, yaitu perusahaan yang bergerak di bidang jasa atau layanan. Misalnya jasa perbankan, asuransi, perhotelan, pembiayaan, dan lainnya. 2. Perusahaan Berdasarkan Kepemilikan Perusahaan Milik Negara, yaitu perusahaan yang dimodali dan didirikan oleh negara. Informasi selengkapnya bisa dibaca pada artikel tentang pengertian BUMN. Koperasi, yakni perusahaan yang dimodali dan didirikan oleh anggotanya. Perusahaan Swasta, yaitu perusaaan yang dimodali dan didirikan oleh sekelompok orang luar (di luar negara). Bentuk Perusahaan di Indonesia 1. Perusahaan Berbadan Hukum Perusahaan ini bisa dimiliki oleh negara atau swasta. Bisa juga bentuknya persekutuan yang dimiliki oleh beberapa pengusaha baik sasta atau negara yang sudah memiliki syarat-syarat hukum. Adapun contoh perusahan berbadan hukum di antaranya: PT (Perseroan Terbatas) PT. Tbk. (Perseroan Terbatas, Terbuka) Perusahaan Perseroan (Persero) Koperasi (Co-operative) Perusahaan Umum 2. Perusahaan yang Bukan Berdasarkan Badan Hukum Jenis perusahaan ini adalah perusahaan swasta yang dimiliki dan didirikan oleh beberapa orang pengusaha dalam bentuk kerjasama.Mereka bisa menjalankan berbagai bidang perekonomian seperti perdagangan, perjasaan dan perindustrian. Perusahaan ini dimiliki oleh swasta, bisa berbentuk perseorangan atau persekutuan. Berikut ini beberapa contoh perusahaan yang bukan berdasarkan badan hukum: Perusahaan perseorangan Firma (FA) Commanditaire Vennootschap (CV) Persekutuan Perdata Yayasan – Foundation 3. Perusahaan Multinasional Ketika sebuah bisnis sudah menyentuh ranah nasional dan berhasil tumbuh sukses, pengertian perusahaan akan lebih berkembang dan bisa berubah menjadi perusahaan multinasional. Perusahaan ini akan tumbuh dan mendapatkan posisi yang kuat dan kebanyakan bisa bersing di era globalisasi. Ada beberapa faktor yang membuat perusahaan bisa tumbuh dan berkembang, salah satunya adalah terlengkapinya unsur-unsur perusahaan sesuai dengan jabaran pengertian perusahaan di atas, antara lain: Kegiatan dalam bidang ekonomi Memiliki badan usaha Bersifat konsisten Terang-terangan Memiliki keuntungan atau laba Ada pembukuan Urusan-Urusan Perusahaan Urusan perusahaan merupakan segala sesuatu yang berwujud atau bukan benda yang termasuk dlam lingkungkan perusahaan tertentu. Misalnya : Tanah, gedung, alat-alat kantor, buku, barang-barang dagangan, tagihan, piutang, nama perusahaan, palen, good will, utang, relasi, langgannan rahasia perusahaan dll. Dari Segi Ekonomi Urusan perusahaan adalah segala kekayaan dan usaha yang terdapat dalam lingkungan perusahaan sebagai satu kesatuan dengan perusahaan, yang digunakan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dengan pengorbanan yang sekecil- kecilnya. Dari sudut ekonomis perusahaan itu merupakan suatu kesatuan yang bulat misalnya peraturan penyerahaan benda bergerak. Dari Segi Hukum Urusan perusahaan yang berupa kekayaan dan usaha perusahaan itu dapat dialihkan pada pihak lain atau dapat dilakukan tanpa merugikan orang lain atau tidak. Urusan perusahaan yang berupa kekayaan adalah benda yang dapat dialhkan kepada pihak lain, baik tersendiri terpisah dari perusahaan maupun bersama dengan perusahaan sebagai satu kesatuan, dari segi hukum, kekayaan yang berupa benda dapat dijadikan objek jual beli, sewa menyewa dan ini diatur oleh hukum bagaimana cara melakukan jual beli, sewa menyewa, dan cara melakukan penyerehan benda dan membayar harga. KEKAYAAN PERUSAHAAN 1. Pengertian Kekayaan Kekayaan adalah benda milik orang, mempunyai nilai ekonomi, diakui dan dilindungi oleh hukum, serta dapat dialihkan kepada pihak lain. Menurut ketentuan pasal 499 BW, benda meliputi barang dan hak.Barang adalah benda wujud (tangible goods), sedangkan hak adalah benda tidak berwujud (intangible good).Pada benda melekat suatu hak.Setiap pemilik benda adalah juga pemilik hak atas bendanya itu.Hak atas benda milik disebut hak milik, disingkat “milik” saja. 2. Klasifikasi Kekayaaan Kekayaan adalah benda yang menjadi objek hak yang dapat dialihkan (dijual atau disewakan) kepada pihak lain. Kekayaan diklasifikasikan sebagai berikut: Benda bergerak (movable goods) Benda bergerak terdiri atas benda berwujud (tangible goods), misalnya kendaraan bermotor, komputer, televisi, dan lemari besi: sedangkan benda tidak berujud (intangible goods) berupa hak, misalnya piutang, gadai, hak cipta, dan paten. Benda tidak bergerak (unmovable goods) Benda tidak bergerak terdiri atas benda tidak bergerak berwujud (tangible unmovable goods), misalnya tanah pekarangan, rumah, gedung, pabrik, dan tanaman buah-buahan; sedangkan benda tidak bergerak tak berwujud (intangible unmovable goods), misalnya hipotek, hak tanggungan, hak guna bangunan, dan hak sewa rumah. Kekayaan perusahaan adalah benda yang dapat dialihkan menurut hukum. Kekayaan perusahaan terdiri atas: Modal perusahaan berupa uang tunai. Inventaris perusahaan berupa barang dan hak. Produk usaha perusahaan berupa keuntungan (nilai lebih) berupa uang dan barang serta piutang (tagihan) perusahaan. Kekayaan perusahaan lebih mengutamakan motif komersial dari pada motif sosial. 3. Pengalihan Kekayaan Dengan mengikuti ketentuan undang-undang yang mengatur cara penyerahan benda, maka pengalihan kekayaan perusahaan juga mengikuti cara penyerahan benda bergerak dan tidak bergerak berdasarkan klasifikasi yang telah dikemukakan di atas. Berikut ini dibahas beberapa cara penyerahan benda. Menurut ketentuan Pasal 612 KUHPdt, pengalihan benda bergerak berwujud dilakukan dengan: Penyerahan dari tangan ke tangan, misalnya jual beli barang di toko. Penyerahan kunci gudang tempat barang itu berada, misalnya perdagang beras yang tersimpan di gudang. Pernyataan saja apabila barang sudah berada dalam kekuasaan penerima berdasarkan alas hak (perbuatan hukum) tertentu. USAHA PERUSAHAAN 1. Lingkup Usaha Perusahaan Usaha perusahaan adalah segala urusan yang termasuk dalam lingkungan perusahaan yang tidak dapat dialihkan kepada pihak lain karena merupakan satu kesatuan dengan perusahaan. Usaha perusahaan tidak mungkin dapat dialihkan tanpa mengalihkan pula perusahaan bersangkutan. Jadi, dari segi hukum usaha perusahaan hanya berarti jika perusahaannya dialihkan kepada pihak lain. Namun, apabila dirinci secara cermat, sebenarnya ada di antara usaha perusahaan itu yang dapat dialihkan tersendiri, tanpa bersama dengan perusahaan. Usaha perusahaan meliputi hal-hal berikut: Perbuatan hukum berupa kontrak dengan pihak ketiga. Produk dari kontrak tersebut berupa piutang perusahaan (produk kontrak penjualan) dan utang perusahaan (produk kontrak pembelian) serta hak-hak lain (hak lisensi, hak merek). Produk usaha perusahaan terdiri atas mutu produksi, rahasia perusahaan, goodwill, bonafiditas, dan relasi atau pelanggan. 2. Alasan Tidak Dapat Dialihkan Ada beberapa alasan mengapa usaha perusahaan tidak dapat dialihkan sehingga secara yuridis tidak mempunyai arti apa-apa.Akan tetapi, justru sangat berarti dari segi ekonomi kerena mendatangkan keuntungan sebagai tujuan utama perusahaan.Beberapa alasan tersebut seperti diuraikan berikut ini. Tidak Mungkin Dialihkan Utang adalah usaha perusahaan yang tidak dapat dialihkan kepihak lain, tidak ada pihak yang mau menerima beban utang karena utang adalah kewajiban yang harus dipenuhi. Sebaliknya, mengenai rahasia perusahaan, bukan tidak ada yang mau menerima pengalihan, melainkan tidak ada yang mau menjualnya karena rahasia perusahaan adalah kunci memperoleh keuntungan.Jika ada yang memperoleh pengalihan perusahaan, pasti itu perbuatan melawan hukum (unlawful action) yang dapat dituntut di muka pengadilan. Rahasia perusahaan dilindungi oleh hukum, siapa yang membocorkannya kepada pihak lain dapat digugat berdasarkan Pasal 1365 KUHPdt. Undang-undang tidak mengatur cara mengalihkan usaha perusahaan. Tidak menguntungkan atau bahkan merugikan Dari segi ekonomi, mengalihkan perusahaan tidak menguntungkan, bahkan mungkin merugikan kepentingan perusahaan ataupum kepentingan perusahaan. Pada usaha perusahaan melekat unsur subjektif perusahaan misalnya, bonafiditas, kejujuran, keahlian atau keterampilan dan kemauaan yang baik, yang sulit dialihkan kepada pihak lain. Usaha perusahaan menciptakan produksi bermutu yang disenangi pelanggan atau konsumen. Apabila dialihkan kepada perusahaan lain, belum tentu sama mutunya dengan yang ada sebelumnya. Dari segi hukum memang tidak ada aturan hukum yang mengatur cara mengalihkan perusahaan, seperti bonafiditas, goodwill, dan relasi. Usaha perusahaan baru dapat dialihkan secara keseluruhan menerut hukum apabila perusahaan sebagai satu kesatuan dialihkan kepada pihak lain karena dijual atau karena pewarisan. GOODWILL 1. Dari Segi Ekonomi Dari segi ekonomi, S.J Fockema Andrea mengatakan bahwa: Goodwill adalah beda ekonomi tidak berujud yang timbul dalam hubungan antara perusahaan dan pelanggan serta kemungkinan perkembangan yang akan datang. Goodwill dapat diperhitungkan bersama dengan urusan perusahaan dan dicatat dalam neraca sebagai keuntungan atau laba (Purwosutjipto, 1985) Tegasnya goodwill adalah hubungan perusahaan dengan pelanggan atau konsumen yang menciptakan keuntungan perusahaan. Berdasarkan pernyataan ini jelas bahwa dari segi ekonomi goodwill adalah benda tidak berujud hasil kemajuan perusahaan yang digambarkan sebagai nilai lebih. Oleh karena itu, goodwill dicatat dalam pembukuan sebagai keutungan atau laba. Keutungan atau laba ini adlah hasil kegiatan ekonomi suatu perusahaan. Sebagai perusahaan, goodwill dapat terjadi karena hal-hal berikut: Hubungan baik antara perusahaan dan konsumen; Menajemen perusahaan yang baik dan teratur; Pemilihan tempat penjualan perusahaan yang strategis; Pemasangan iklan yang tepat dan menarik pelanggan atau konsumen; Produksi yang tinggi memenuhi selera konsumen dengan harga layak; Pelayanan perusahaan yang ramah dan menarik pembeli; dan Barang produksi perusahaan dibutuhkan orang terus-menerus karana vital, jumlah penduduk bertambah, dan daya beli masyarakat meningkat. Perusahaan dengan goodwill yang tinggi menjadi terkenal, dipercaya, dan sahamnya dijualbelikan dengan harga mahal di pasar modal.Goodwill merupakan sumber nilai lebih yang bukan berasal dari modal uang, melainkan dari kegiatan pelayanan (jasa), kreativitas, pemasaran, dan prospek usaha. 2. Dari Segi Hukum Dari segi hukum, goodwill adalah usaha perusahaan bukan beda dalam arti hukum karena tidak dapat dialihkan (dijual) kepada pihak lain. Goodwill bukan kekayaan yang dapat dijadikan objek hak, jadi dari segi hukum tidak relevan.Akan tetapi, menurut Purwosutjipto (1985), goodwill adalah salah satu unsur urusan perusahaan yang termasuk dalam kelompok benda bergerak tidak berwujud yang bersifat imateriil. Dengan demikian, beliau menganggap goodwill itu benda bergerak tidak berwujud sama dengan hak kekayaan intelektual, seperti hak cipta, hak paten, dan hak merek yang dapat dialihkan kepada pihak lain. Pendapat beliau ini mungkin dapat dibenarkan jika dilihat dari segi ekonomi.Akan tetapui, dari segi hukum, goodwill tidak mungkin dijualbelikan, goodwill bukan hak, melainkan kegiatan, pelayanan, dan kreativitas usaha. DOKUMEN PERUSAHAAN 1. Pengertiannya Kekayaan perusahaan digunakan dan dipakai oleh perusahaan untuk mencapi tujuan, yaitu keuntungan atau laba.Kekayaan dapat dibuktikan dengan pembukuan perusahaan. Pembukuan diatur dalam Pasal 6 sampai dengan Pasal 9 dan Pasal 12 KUHD di bawah judul Pembukuan. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan melalui Lembaran Negara Nomor 18 Tahun 1997 pada tanggal 24 Maret 1997, ketentuan Pasal 6 KUHD mengenai pembukuan dinyatakan tidak berlaku lagi. Hal ini tentukan dalam Pasal 30 undang-undang tersebut bahwa pada saat undang- undang ini mulai berlaku, Pasal 6 KUHD dan semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan denganb dokumen perusahaan dan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berkaitan dengan penyimpanan, pemindahan, penyerahan, dan pemusnahan arsip yang bertentangan dengan undang-undang ini dinyatakan tidak berlaku. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan terdiri atas enam bab terurai dalam 31 pasal. Diundangkannya undang-undangini berdasarkan pertimbangan ekonomi, yuridis, dan praktis dalam konsiderans berikut: Menjamin penyelenggaraan perusahaan secara efektif dan efisien sebagai salah satb dasar kebijakan pembangunan nasional dibidang ekonomi yang dapat diberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat. Kewajiban menyimpan buku, catatan, dan neraca selama tiga puluh tahun dan penyimpanan surat, surat kawat beserta penebusannya selama tiga puluh tahun sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan kebutuhan hukum masyarakat khususnya dibidang ekonomi dan perdagangan. Penyimpanan, pemindahan, pemusnahan dan penyerahan arsip yang selama ini berlaku menimbulkan beban ekonomi dan administrasi yang memberatkan perusahaan. Pembaruan media yang memuat dokumen dan pengurangan jangka waktu penyimpanan tetap diperlukan untuk menjamin kepastian hukum dan melindungi kepentingan para pihak dalam hubungan hukum. Kemajuan teknologi telah menungkinkan catatan dan dokumen yang dibuat di atas kertas dialihkan ke dalam media elektronik atau dibuat secara langsung dalam media elektronik. 2. Jenis Dokumen Perusahaan Dokemen perusahaan adalah data, catatan, dan keterangan yang dibuat dan atau diterima oleh perusahaan dalam pelaksanaan kegiatannya, baik tertulis di atas kertas atau sarana lain maupun terekam dalam bentuk corak apa pun yang dapat dilihat, dibaca, dan didengar (Pasal 1 angka (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997). Berdasarkan definisi ini, maka dapat dikenal dua jenis dokumen perusahaan, yaitu dokumen keuangan dan dokumen lainnya. Menurut ketentuan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997, dokumen keuangan terdiri atas: Catatan, Rekening, dan Jurnal transaksi harian. Catatan adalah setiap tulisan yang berisi keterangan mengenai hak dan kewajiban serta hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan usaha suatu perusahaan.Catatan tersebut berupa neraca tahunan perhitungan laba rugi tahunan, rekening dan jurnal transaksi harian (Pasal 5 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1997).Neraca tahunan adalah bentuk catatan yang menggambarkan posisis kekayaan, utang, dan modal pada akhir tahun buku yang merupakan pertanggungjawaban keuangan. Rekening adalah bentuk catatan yang dibuat perusahaan untuk menampung transaksi sejenis yang digunakan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan dan dapat disebut buku besar perkiraan. Jurnal transaksi harian adalah bentuk catatan yang menggambarkan adanya transaksi yang dapat berupa buku harian atau catatan harian atau tulisan lainnya. Bukti pembukuan adalah dokumen keuangan berupa warkat-warkat yang digunakan sebagai dasar pembukuan yang mempengaruhi perubahan kekayaan, utang, dan modal (Pasal 6 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1997). Warkat adalah Dokumen tertulis yang bentuk dan penggunaannya ditetapkan menurut aturan tertentu dan merupakan bukti transaksi, misalnya, cek, bilyet, giro, surat perintah pembayaran, wesel, nota debet, dan nota kredit.