SKRIPSI
OLEH:
IRFAN
NIM: 07C20201060
vii
BAB I
PENDAHULUAN
dinas dan lembaga teknis daerah bahkan kelurahan, hal ini dinyatakan dengan
jelas dalam Pasal 120 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yakni, “Perangkat
terhadap masyarakat, hal ini yang kemudian menjadikan Camat sebagai ujung
pemerintahan kecamatan.
Sejalan dengan itu, Camat tidak lagi ditempatkan sebagai Kepala Wilayah
dan Wakil Pemerintah Pusat seperti yang terdapat dalam Undang-undang Nomor
5 tahun 1974, melainkan sebagai perangkat daerah. Seperti yang dikatakan oleh
Koeswara (2007, h.3), Camat tidak lagi berkedudukan sebagai kepala wilayah
1
2
Selanjutnya dalam Pasal 126 ayat (3) huruf (a) Undang-Undang Nomor 32
membina dalam ketentuan ini adalah dalam bentuk fasilitasi pembuatan peraturan
pemerintahan kecamatan merupakan salah satu lembaga supra desa, yang mana
asli dengan struktur pemerintahan yang berbeda, yakni kepala desa sebagai unsur
eksekutif di desa yang dipilih oleh masyarakat bukan ditunjuk oleh level
Kabupaten Aceh Barat terdiri dari 25 desa/gampong. Peristiwa gempa bumi dan
tsunami yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 membawa dampak yang
sangat besar bagi Kecamatan Meureubo yang mengalami rusak sangat parah
3
terutama rumah penduduk, sekolah, meunasah, jalan, selokan dan sarana serta
permasalahan dan berbagai tantangan yang harus diatasi secara bijaksana dan
Kabupaten Aceh Barat perlu masih diperhatikan terutama dalam membina dan
yang saat ini terus berkembang, karena ini sangatlah penting, menngingat karena
sumber daya manusia pemerintah gampong yang masih terbatas dan belum
untuk dilakukan penelitian dalam karya tulis/skripsi dengan judul ”Peran Camat
Aceh Barat.
konsep teoritis untuk memperkuat teori-teori yang erat kaitannya dengan peran
dan menulis karya ilmiah sebagai syarat menyelesaikan studi akhir pada
ilmiah terhadap teori-teori yang telah ada dan dapat menjadi bahan kajian
penulisan.
TINJAUAN PUSTAKA
tujuan untuk mengetahui peran Camat dalam membina perangkat Desa dalam
penghambat peranan camat dalam membina perangkat desa. Di lihat dari lingkup
masalah dan tujuan yang akan dicapai, maka tipe penelitian ini adalah survey
perangkat desa baik itu melalui ceramah, diskusi, pelatihan dapat dikatakan cukup
baik. Dilihat dari sumber daya manusia dan pelaksanaan fungsi dan perangkat
belum berjalannya fungsi dan tugas pemerintah desa akibat kurangnya pembinaan
penghambat peranan Camat dalam membina perangkat desa antara lain (a) Dalam
perencanaan sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak mendekati tindakan yang riil. (b)
6
7
Jauhnya letak lokasi Kecamatan Lirik dengan Ibukota propinsi sehingga kurang
pegawai karena memakan biaya dan waktu (c) Jarangnya waktu pertemuan antara
Camat dengan aparat pemerintahan desa kecuali pada momen tertentu, sehingga
Camat tidak bisa menilai aparat pemerintah desa yang dinilai berhasil atau mampu
Manado”. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Peran Camat dalam
deskriptif kualitatif untuk memberikan gambaran atau uraian suatu keadaan pada
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran camat sebagai pelaku tugas–
wawancarai menyatakan 15 orang atau 60 persen peranan camat itu baik, sementara
peranan camat kurang baik. Dari data tersebut di atas ternyata camat memiliki
peranan camat dalam menggerakkan masyarakat adalah baik namun penulis teliti
lebih lanjut bentuk partisipasi yang paling besar dalam pembangunan adalah tenaga.
8
Tapi pada kenyataannya juga masyarakat sudah menyadari bahwa partisipasi untuk
keputusan serta partisipasi harta benda mendapat perhatian yang sangat penting.
Afrianti (2013) dan Suawah (2013), adalah penelitian ini meneliti tentang peran
penelitian ini dengan penelitian terdahulu di atas, adalah penelitian ini memiliki
kesamaan dalam meneliti peran camat dalam menjalankan tugas dan fungsinya
Peran adalah perilaku atau lembaga yang punya arti penting bagi struktur
sosial. Dalam hal ini maka, kata peranan lebih banyak mengacu pada penyesuaian
diri pada suatu proses. Menurut Poerwadarminta (2004) peran adalah sesuatu yang
jadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama (dalam terjadinya
disimpulkan bahwa peran adalah tugas yang menjadi tanggung jawab seseorang
organisasi untuk berprakarsa dalam tugas dan fungsinya. Hal lain yang
9
dilaksanakan.
e. Peran sebagai terapi. Menurut persepsi ini, peran diakukan sebagai upaya
“suatu peranan dirumuskan sebagai suatu rangkaian perilaku yang teratur yang
ditimbulkan karena suatu jabatan tertentu atau karena adanya suatu kantor yang
organisasi peranan diperoleh dari uraian jabatan. Uraian jabatan itu merupakan
suatu pekerjaan“. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa hak dan kewajiban
dalam suatu organisasi diwujudkan dalam bentuk uraian jabatan atau uraian tugas.
dalam dua bagian yakni “peranan yang melekat pada diri seseorang dan peranan
mengenai peranan yaitu adanya kedudukan yang bersifat statis, adanya hak dan
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa istilah peran dapat
penduduk makmur dan sejahtera secara merata (Budiman, 1995, h. 4). Kecamatan
merupakan line office dari pemerintah daerah yang berhadapan langsung dengan
Studi tentang kecamatan di Indonesia telah dilakukan oleh para ahli baik
dari dalam maupun luar negeri, meskipun jumlahnya masih relatif terbatas.
Beberapa studi yang menonjol misalnya oleh D.D.Fagg Tahun 1958 yang
mengkaji camat dengan kantornya. Selain itu terdapat studi lain yang dilakukan
dengan menitikberatkan pada hubungan camat dengan lurah atau kepala desa.
kepalanya;
Bupati/ Walikota. Di dalam Pasal 120 ayat (2) Undang- Undang Nomor 32 Tahun
daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan, dan
baru, kecamatan merupakan suatu wilayah kerja atau areal tempat camat
bekerja.
b. Camat adalah perangkat daerah kabupaten dan daerah kota dan bukan lagi
dampak pada kewenangan yang harus dijalankan oleh camat. Namun demikian
13
ada karakter yang berbeda antara status perangkat daerah yang ada pada
kewenangan camat justru lebih bersifat umum dan menyangkut berbagai aspek
disebutkan bahwa Camat atau sebutan lain adalah pemimpin dan koordinator
Bupati atau Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, dan
Walikota atas usul sekretaris daerah kabupaten/kota dari Pegawai Negeri Sipil
sebagai: “seorang pegawai negeri sipil yang diberi peran untuk membantu tugas
Tahun 2008). Pedoman tersebut hendaknya dapat dipakai oleh seorang camat
(Suradinata, 2006, h. 144). Menurut pendapat di atas kedudukan, tugas dan fungsi
Camat adalah:
Daerah telah mengubah status pemerintah kecamatan. Hal ini sebagaimana yang
tingkatan wilayah administratif paling rendah, menjadi wilayah atau daerah kerja
2.4. Pengawasan
rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki”. Dari pendapat Sarwoto
ini secara implisit dapat terlihat tujuan dari pengawasan yaitu mengusahakan agar
adalah pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan dan bukan pekerjaan yang telah
selesai dikerjakan.
Juhir (1994, h.20) menyatakan bahwa: “Pengawasan adalah suatu proses yang
menentukan tentang apa yang harus dikerjakan, agar apa yang dikerjakan sejalan
dengan rencana”.
16
kegiatan yang dilakukan untuk memantau, mengukur dan bila perlu melakukan
perbaikan atas pelaksanaan pekerjaan sehingga apa yang telah direncanakan dapat
sedang atau sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma, standar atau rencana yang
organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan
terpenting dari konsep yang dikemukan oleh Siagian ini adalah bahwa
pengawasan hanya dapat diterapkan bagi pekerjaan yang sedang berjalan dan
mengoreksi penyimpangan penting dalam hasil yang dicapai dari aktivitas yang
tanggung jawab setiap pimpinan pada tingkat mana pun. Hakikat pengawasan
17
“Pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang sudah
penilaian apakah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan ataukah terjadi
penyimpangan, dan tidak hanya sampai pada penemuan penyimpangan tetapi juga
Bertitik tolak dari pengertian para ahli tentang pengawasan sebagai mana
sasaran serta tugas organisasi yang akan dan telah terlaksana dengan baik sesuai
telah ditetapkan dan yang berlaku, serta untuk mengambil tindakan perbaikan
yang diperlukan, guna pemanfaatan manusia dan sumber daya lain yang paling
lain merupakan tujuan dari pengawasan. Sebab setiap kegiatan pada dasarnya
selalu mempunyai tujuan tertentu. Oleh karena itu pengawasan mutlak diperlukan
dalam usaha pencapaian suatu tujuan. Menurut Situmorang dan Juhir (1994, h.22)
direncanakan.
4. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan efisien dan apakah dapat
benar.
adalah untuk mengetahui pelaksanaan kerja, hasil kerja, dan segala sesuatunya
apakah sesuai dengan yang direncanakan atau tidak, serta mengukur tingkat
kesalahan yang terjadi sehingga mampu diperbaiki ke arah yang lebih baik.
mengemukakan:
3. Setelah kedua hal di atas telah dilaksanakan, kemudian para pegawai dapat
yang maksimum dan pencapaian yang memuaskan dari pada hasil yang
diharapkan.
adalah :
20
1. Agar terciptanya aparat yang bersih dan berwibawa yang didukung oleh
suatu sistem manajemen pemerintah yang berdaya guna (dan berhasil guna
tumbuhnya budaya malu dalam diri masing aparat, rasa bersalah dan rasa
berdosa yang lebih mendalam untuk berbuat hal yang tercela terhadap
dan perintah.
dihasilkan
berjalan efisien atau tidak, dan mencari jalan keluar jika ternyata dijumpai
tugasnya masing-masing.
langsung, (b) on the spot observation, (c) on the spot report, yang
bawahan. Laporan itu dapat berbentuk: (a) tertulis, (b) lisan. Kelemahan
dari pada pengawasan tidak langsung itu ialah bahwa sering para bawahan
hanya melaporkan hal-hal yang positif saja. Dengan perkataan lain, para
sebagai berikut :
semuanya tergantung pada berbagai kondisi dan situasi yang akan terjadi, maupun
satu teknik pengawasan ini adalah agar dapat dilakukan perbaikan-perbaikan pada
tindakan yang telah dilakukan atau agar penyimpangan yang telah terjadi tidak
berdampak yang lebih buruk, selain itu agar dapat ditentukan tindakan-tindakan
2.5. Pembangunan
menyediakan berbagai alternatif yang sah bagi pencapaian aspirasi setiap warga
yang paling humanistik. Salah satu titik berat bagi pembangunan nasional adalah
tidak terpisahkan dengan kehidupan mereka. Hal ini merupakan salah satu
ditempuh tidak sesuai dengan kondisi ekosistim wilayah, keinginan serta nilai-
ada serta tidak sesuai dengan kebutuhan daerah. Seharusnya keberagaman potensi
ataupun kebijakan yang berbeda pula yang sesuai dengan karakteristik yang
yang bervariasi, yang oleh Anwar (2005, h.71), kebijakan pertanian dan pedesaan
tidak dapat dilakukan secara seragam untuk semua keadaan wilayah yang masing-
26
masing memiliki kekhasan dan sifat-sifat khusus yang berbeda satu dengan yang
wilayah yang bersangkutan yang secara konseptual tergantung kepada akses pasar
perkotaan yang bercorak industri dan jasa dengan wilayah pedesaan yang di
Dalam kata lain menurut Wresniwiro (2007, h. 202), bahwa suatu konsep
kosong tetapi kegiatan yang dilakukan pada tempat dimana sejumlah penduduk
yang memiliki nilai-nilai tertentu menjadi obyek dan sekaligus sebagai subyek
hanya kegiatan fisik saja (infrastruktur), melainkan yang lebih penting sebagai
entry point-nya adalah kegiatan ekonomi (non fisik) berdasarkan pada potensi
rakyat yang tidak memenuhi kebutuhan hidup dari segi sandang, pangan, papan.
megah. Padahal pembangunan itu ada dua segi yaitu pembangunan fisik dan non
dimaksud dengan pembangunan fisik desa, maka terlebih dahulu penulis akan
drainase, bangunan gedung dan fasilitas publik lainnya, yang dibutuhkan untuk
ekonomi. Pengertian ini merujuk pada infrastruktur sebagai suatu sistem. Dimana
infrastruktur dalam sebuah sistem adalah bagian-bagian berupa sarana dan prasarana
Infrastruktur sendiri dalam sebuah sistem menopang sistem sosial dan sistem
infrastruktur memberikan dampak terhadap sistem sosial dan sistem ekonomi yang
Dari definisi yang telah dikemukan oleh ahli di atas, maka infrastruktur dapat
fasilitas publik lain yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia
secara ekonomi dan sosial. Pembangunan infrastruktur dalam sebuah sistem menjadi
2.7. Gampong
lain yang menempati wilayah tertentu, yang pimpin oleh Keuchik atau nama lain
gampong yaitu Keuchik, Teungku Meunasah dan Tuha Peut, akan tetapi dalam
dipimpin oleh Imum mukim. Menurut Djuned, dkk (2002, h.11), jabatan ini
meliputi tempat hunian, blang, padang dan hutan. Dalam arti hukum, gampong
wilayah tempat hunian, padang, persawahan dan hutan. Belah di Aceh Tengah
3. Tuha Peut. Adalah dewan orang tua yang mempunyai pengetahuan yang
luas tentang adat dan agama. Tuha peut ini terdiri dari Keuchik gampong,
4. Tuha lapan. Adalah dewan tertinggi di tingkat gampong yang terdiri dari;
tuha peut, guree semebeut (guru-guru ngaji), para cerdik pandai dan tokoh-
tokoh pemuda.
bahwa sumber pendapatan desa terdiri dari atas (a) pendapatan asli desa yang
meliputi: 1) hasil usaha desa, 2) hasil kekayaan Desa, 3) hasil swadaya dan
pertisipasi, 4) hasil gotong royong, dan 5) pendapatan lain-lain yang sah; (b)
31
bantuan dari Pemerintah Kabupaten meliputi: 1) bagian dari perolehan pajak dan
retribusi Daerah, 2) bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang
diterima oleh Pemerintah kabupaten (c) bantuan dari pemerintah dan pemerintah
daerah provinsi; (d) sumbangan dari pihak ketiga; dan (e) pinjaman desa.
dan Belanja Desa. Kepala Desa bersama Badan Perwakilan Desa menetapkan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa setiap tahun dengan Peraturan Desa.
Bupati. Tata cara dan pungutan obyek pendapatan dan belanja Desa ditetapkan
METODOLOGI PENELITIAN
lapangan. Menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam Moleong (2009, h.4)
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati. Selanjutnya menurut Denzim dan Lincoln (1987)
terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Penelitian
Sumber data penelitian ini adalah hasil kutipan wawancara penulis dengan
informan berupa kata-kata sebagai data primer. Menurut Lofland dan Lofland
(1984, h.47) dalam Moleong (2009, h.157) sumber data utama dalam penelitian
kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
32
33
sebagai berikut:
1. Wawancara
teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan cara bertanya langsung
kepada informan. Pendapat Bungin (2008, h.108) yang menyatakan bahwa karakter
utama dari wawancara ini adalah dilakukan secara bertahap dan pewawancara tidak
peneliti yang sedang mempelajari objek penelitian yang dapat dilakukan secara
teknik pengumpulan data dari informan sebagai sumber data primer dengan cara
2. Observasi
3. Dokumentasi
menelusuri data yang bersumber pada informasi yang bersumber dari dokumen;
buku, jurnal, surat kabar, majalah, laporan kegiatan, notulen rapat, daftar nilai, kartu
cara purposive sampling yakni dengan cara mencari orang-orang yang banyak
diketahui lebih dalam dalam memberikan informasi yang diperlukan dan begitu
terdiri dari Camat Meureubo dan Keuchik Gampong yang berasal dari Gampong
infrastruktur gampong.
analisis data yang lebih mengandalkan aspek semantik dan kata-kata yang berasal
35
dari sumber informasi utama (key informan). Analisis data kualitatif biasanya
digunakan untuk penelitian pada domain keilmuan yang belum atau tidak ada.
Milles dan Hubermas dalam Silalahi (2009, h.339) menyatakan bahwa “kegiatan
analisis terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi
1. Reduksi Data
2. Penyajian Data
data yang disajikan, kita melihat akan dapat memahami apa yang sedang terjadi
dan apa yang harus dilakukan -lebih jauh menganalisis atau mengambil tindakan-
3. Menarik Kesimpulan
konfigursi yang mungkin, alur sebab akibat dan proposisi. Mula-mula kesimpulan
Untuk mengetahui apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau
dipercaya, dalam penelitian kulitatif sangat penting adanya uji kredibelitas data
seperti; kriteria dalam menilai adalah lama penelitian, observasi yang detail,
4. Diskusi dengan teman. Peneliti melakukan diskusi dengan orang lain agar
temuannya.
Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 Persiapan Proposal
d. Penulisan Proposal √
e. Bimbingan Proposal √
f. Perbaikan Proposal √
g. Seminar Proposal √
2 Penelitian Lapangan
c. Wawancara Penelitian √
5 Sidang Skripsi
b. Sidang Skripsi √
BAB IV
20.851 Ha, terdiri dari 26 gampong dan berada pesisir pantai. Menurut letak
berikut:
data BPS Kabupaten Aceh Barat tahun 2013 menunjukkan bahwa pada tahun
penduduk 254 jiwa/ Km2, dimana jumlah penduduk laki-laki adalah 14.720 orang
atau sebesar 51,33 persen dan perempuan 13.955 orang atau sebesar 48,67 persen.
Dari jumlah penduduk tersebut penduduk yang berusia 0-4 tahun adalah yang
terbanyak dengan jumlah 3.147 orang dan penduduk yang berusia 70 Tahun ke
atas lebih sedikit dengan 252 orang. Berkaitan dengan jumlah penduduk di
Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat dapat dilihat pada tabel berikut:
39
40
Kabupaten Aceh Barat, terdapat beberapa beberapa masalah yang ditemukan yaitu
fakir miskin sebanyak 2,080 Orang atau 80.1 persen, yatim piatu 459 orang atau
17,7 persen. Untuk lebih berkaitan dengan permasalahan tersebut dapat dilihat
adalah masalah penyandang tuna netra dengan jumlah 20 orang atau sebesar 71,4
persen, tuna rungu wicara sebanyak 3 orang, dan tuna gtahita sebanyak 5 orang
atau sebesar 17,9 persen, sebagai terlihat pada table sebagai berikut:
Aceh Barat yang memiliki potensi industri diantaranya adalah industri konstruksi
yang mampu menyerap tenaga kerja pada tahun 2013 sebanyak 161 orang tenaga
industri yang bergerak dibidang jasa, yang mampu menyerap tenaga pada tahun
2013 sebanyak 161 orang yang terdiri dari 11 jenis industri jasa, sebagaimana
Tabel 4.5. Jumlah dan Persentase Tenaga Kerja Berdasarkan Industri Jasa
di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013
keseluruhan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1.118 orang. Untuk lebih
jelas berkaitan dengan hal tersebut, dapat dilihat pada tabel berikut:
potensi industri adalah potensi produksi hasil perkebunan dan perikuanan yang
perkebunan yaitu pala, pinang, biji kopi, kelapa dalam, kelapa hibrida, karet dan
Tabel 4.7. Luas Area dan Produksi Berdasarkan Jenis Perkebunan Rakyat
di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013
Luas Area
No Jenis Produksi Produksi (Ton)
(Hektar)
1 Pala
1.50 0.30
2 Pinang
86.70 35.90
3 Biji Kopi
34.00 5.44
4 Kelapa Dalam
330.50 113.70
5 Kelapa Hidbrida
31.00 4.50
6 Karet
2,093.69 2,071.46
7 Kelapa Sawit
953.00 7,912.00
Sumber: Aceh Barat Dalam Angka, 2014
perikanan, yang pada tahun 2013 mampu menghasilkan produksinya dari jenis
budidaya air tawar sebanyak 39,90 ton dan jenis budidaya perairan sebanyak
satu wilayah di Kabupaten Aceh Barat yang mempunyai potensi wilayah yang
usia 7-12 tahun terdapat 3.573 orang, usia 13-15 tahun terdapat 1.808 orang, dan
usia 16-18 tahun terdapat 1.476 orang dengan jumlah total adalah 6.857 orang.
Untuk lebih jelas berkenaan dengan jumlah dan persentase penduduk usia sekolah
di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat, dapat dilihat pada tabel berikut:
maupun oleh pihak swasta dengan berbagai jenjang pendidikan 53 sekolah yang
kecamatan tersebut juga terdapat Universitas Teuku Umar dan Sekolah Tinggi
Jumlah Siswa
Jumlah
No Jenjang Pendidikan
Sekolah Laki-Laki Perempuan
1 Puskesmas 1 Unit
3 Polindes 7 Unit
Sumber: Aceh Barat Dalam Angka, 2014
karena itu sangat penting bagi pemerintah kabupaten Aceh Barat dan Pemerintah
gampong Meurebo, dimana kantor membawahi seluruh gampong yang ada dalam
dengan baik sehingga terwujudnya pemerintahan yang baik, bersih dan efisien,
sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia pejabat yang mengemban amanah
Bagan 4.1. Struktur Organisasi Sekretariat Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014-2015
Camat
Fungsional Anwar. S, SH
Kasi Pemerintahan Kasi Tantrib Kasi Pelayanan Kasi Ekobang Kasi Kessos
Dedi Muliandi, S.IP, M.Si Abdul Halim, AH Saiful. Hs, S.Pd Herawati, SE Eddy Darmawijya, S.Sos
Langung, Peunaga Rayeuk, Peunaga Paya, Peunaga Pasi, Gunong Kleng, Peunaga
Cut Ujong, Ujong Tanjong, Balee, Reudeup, Pucok Reudeup, Bukit Jaya dan
Panyang terdiri dari 12 gampong yaitu; Pasi Pinang, Pasi Mesjid, Ranto Panyang
Barat, Ranto Panyang Timur, Mesjid Tuha, Ranup Dong, Ujong Tanoh Darat,
Pulo Teungoh, Pasi Aceh Baroh, Pasi Aceh Tunong, Paya Baroh dan Buloh.
Kode Jumlah
Nama Gampong Nama Keuchik
Gampong Dusun
1107081001 Peunaga Cut Ujong Agustiar 4
1107081002 Gunong Kleng Norman 4
1107081003 Peunaga Pasi Sudirman 2
1107081004 Peunaga Rayeuk H. Amrin Mukminin 4
1107081005 Paya Peunaga Samsul Bahri 3
1107081006 Langung Wilis Rajab 4
1107081007 Meureubo I Gusri B 4
1107081008 Ujong Drien Syam Azhar 4
1107081009 Pasi Pinang Bustami Ubit 2
1107081010 Ujong Tanjong Syahril 4
1107081011 Bukit Jaya Harsono 5
1107081012 Buloh M. Yusuf 2
1107081013 Ranto Panyang Timur Djalaluddin 3
1107081014 Ranto Panyang Barat Tgk. Adnan 3
50
masyarakat, peningkatan peran adat, seni budaya menuju masyarakat yang tertib
pemerintahan yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dalam
petani .
budaya serta olah raga. Hal ini dimaksudkan agar pemuda, perempuan dan
indikasi diskriminasi serta menjunjung tinggi nilai adat dan budaya daerah.
diperlukan. Pelaksanaan suatu rencana atau program tanpa diiringi dengan suatu
lambatnya atau bahkan tidak tercapainya sasaran dan tujuan yang telah ditentukan.
apartur gampong dengan aparatur kecamatan. Hal ini dapat dilihat dari komitmen
gampong. Karena itu dari dari semua usulan pembangunan yang diajukan tersebut
gampong yang tepat sasaran oleh Camat, karena tujuan pembangunan gampong
sangat penting, sebagaimana yang dikemukakan oleh Hasmi Zuandi selaku camat
pengaruh yang kuat terhadap pembangunan nasional, dalam hal ini Camat
namun dalam hal pengawasan pembangunan gampong yang dilakukan oleh Camat
56
pada pengawasan yang terpusat dimana Tuha Peut dan aparatur pemerintahan
benar atau belum sesuai dengan perencaaan yang dibuat oleh masyarakat dan dana
yang disediakan pemerintah. Dalam hal ini Hasmi Zuandi mengatakan bahwa:
dengan berbagai sumber daya yang dimilkinya. Camat adalah aktor utama
melakukan koordinasi dengan keuchik. Karena Keuchik adalah orang nomor dua
berkoordinasi dengan keuchik dan kepala pembangunan. Hal ini dikemukan oleh
Berbagai hal tersebut di atas, maka peran camat sebagai sentral publik di
Karena itu dibutuhkan peran Camat untuk setiap saat melakukan pengawasan
yang disajikan dalam bentuk grafik untuk mengetahui jumlah dan persentase
mengapa alasan informan menyatakan peran camat sudah sangat baik bahwa
Hal ini dapat dilihat dari peran Camat yang mampu mengarahkan Keuchik
tujuan pembangunan, hal ini dikarenakan sumber daya dan pengetahuan apartaur
dan masyarakat gampong yang masih minim, sehingga membutuhkan sumber daya
60
lain yang memahami dengan benar tentang aspek-aspek yang harus dibangun dalam
dengan alasan pernyataan yang menyatakaan bahwa peran camat sudah baik
upaya dan peran dari pemerintah agar dapat terlibat langsung dalam pengawasan
menyatakan bahwa peran camat sudah sangat baik dalam menggerakkan partisipasi
“Menurut saya peran camat dalam hal itu sudah sangat baiklah, banyak
pembangunan gampong yang sudah berhasil, apalagi Pak Camat pun,
juga memberikan kesempatan proyek pembangunan untuk dikerjakan
oleh penduduk gampong. ”. (Wawancara, 2 Mei 2015).
gampong sering kali ditemui tidak berjalan sebagaimana di harapkan. Karena itu
pula, sebab bagaimanapun potensi yang dimiliki gampong jika aparat pelaksanaan
Dalam hal tersebut di atas, peran Camat sangat penting, terutama dalam
Kabupaten Aceh Barat. Berkaitan dengan pendapat Keuchik terhadap peran camat
perencanaan dan anggaran yang telah disiapkan. Namun kadang masih dijumpai
aparatur gampong sudah baik, hal ini dapat dilihat dari pengawasan pembangunan
yang disampaikan oleh informan dalam penelitian ini secara umum menunjukkan
Meuruebo ditanggapi dengan baik oleh informan, bahwa peran Camat sudah
merupakan posisi yang sangat sentral bagi Keuchik, aparatur gampong dan
Camat, dengan catatan bahwa setiap pembangunan yang sumber dananya dari
4.3. Pembahasan
dengan daerah perkotaan. Meskipun jika dilihat dalam kondisi yang sebenarnya,
gampong terdapat sektor pertanian, peternakan dan perkebunan yang tidak kita
65
aspek-aspek wilayahnya yang sangat strategis karena berada di jalur lintasan antar
Kabupaten Aceh Barat dan Kabupaten Nagan, memililki berbagai potensi daerah
masyarakat. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Rustiadi dan Pranoto (2007,h.
66
33), yang menyebutkan bahwa faktor yang menyebabkan daerah pedesaan sulit
untuk sejajar dengan perkotaan, yakni disebabkan oleh kualitas sumber daya
manusia yang terbatas. Karena itu diperlukan peran Camat selaku orang yang
pembangunan gampong.
satu daerah yang pernah terkena dampak gempa bumi dan tsunami pada tahun
kembali oleh pemerintah dan lembaga donor sehingga 11 tahun paska kejadian
ekonomi masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari aspek banyak industri
masyarakat yang mampu menyerap tenaga kerja lokal, aspek perikanan dan
pertanian yang mampu menghasilkan berbagi produksi dari potensi alam yang
dimiliki oleh gampong, dan aspek ketersediaan infrastrukur yang terus diperbaiki
Meureubo tersebut di atas tidak lepas peran Camat sebagai pengawas pelaksanaan
67
kepada tukang atau panitia proyek pembangunan di gampong agar panitia proyek
dapat menjelaskan proyeknya kepada Camat, sehingga camat lebih tahu kapan
suatu proyek pembangunan tersebut selesai dan apakah proyek tersebut telah
pembangunan. Dalam kata lain, masih banyak tugas camat yang perlu dilakukan
gampong baik Tuha Peut maupun Keuchik untuk melihat jalannya pembangunan,
karena jika tidak diawasi, maka dikhawatirkan akan bermasalah. Dan Camat pun
Keuchik, apabila tidak memiliki waktu untuk datang ke lokasi, biasanya Camat
pembangunan gampong.
68
Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa peran Camat dalam
gampong yang ada di Kecamatan Meureubo, telah membawa dampak yang positif
sempit, dalam artian pembangunan bukan hanya sekedar membangun hal-hal yang
sifitnya fisik, tapi pembangunan juga dapat membangun hal-hal yang sifatnya
gampong dengan tujuan agar masyarakat dapat mandiri secara ekonomi dan
69
kualitas pembangunan.
gampong mengajukan usulan pembangunan fisik baik non fisik, karena penting
sumber biayanya itu dari pemerintah tidak salah dalam penggunaannya sehingga
dapat merugikan pengguna anggaran itu sendiri, dan masyarakat yang sebenarnya
pembangunan yang diperankan oleh Camat, pada saat ini gampong-gampong yang
70
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pembangunan jalan dan lain sebagainya.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat sudah sangat baik dalam hal
pelaksanaan pembangunan.
5.2. Saran
71
72
mendapatkan solusinya.
manfaatnya.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Ukas, Maman 2004. Manajemen: Konsep, Prinsip dan Aplikasi. Penerbit Agnini.
Bandung.
73
74
B. Laporan/Jurnal/Skripsi
Djuned, Dahlan, T. Dkk. 2002. Inventarisir Hukum Adat dan Adat Aceh. Laporan
Penelitian, Fakultas Hukum UNSYIAH dan Pemerintah Daerah
Peovinsi Nanggroe Aceh Darussalam.