Anda di halaman 1dari 30

Analisis Sosialisasi Pembangunan Daerah Dalam Media

E-Musrenbang Di Kelurahan Jeruk Kota Surabaya

Ahmad Naufal Fa’iq


22040564169

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2022
Bab I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Kesejahteraan pembangunan daerah ialah aspek yang penting dalam
suatu pembangunan dalam suatu wilayah daerah tersebut. Hal ini tentunya
memberikan keuntungan terhadap keberhasilan bagi kepemerintahan bagian
pembangunan daerah, yaitu mampu menggunakan lahan atau sumber daya yang
tidak berpengguni atau kosong menjadi suatu kegiatan pembangunan yang
berguna untuk masyarakat sekitar daerah tersebut. Dalam Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2004 yang membahas tentang perencanaan pembangunan nasional, hal
tersebut menjadi suatu acuan bahwasannya perencanaan pembangunan di tiap
daerah-daerah, merupakan suatu wewenang bagi pemerintah daerah dari putusan
kepemerintahan pusat yang terpusat pada suatu undang-undang. Di dalam undang-
undang nomor 25 tahun 2004 juga dijelaskan bahwa sistem perencanaan ini dapat
membentuk suatu konsep pembangunan dalam jangka pendek maupun jangka
panjang yang akan diwujudkan dalam perencaan pembangunan oleh negara dan
masyarakat dalam tingkat daerah maupun pusat. Dalam pelaksanaan
pembangunan ini, tentu saja membutuhkan banyak aspirasi masyarakat sebagai
bentuk dukungan pembangunan daerah yang akan dilaksanakan.
Kepemerintahan daerah saat ini sudah menduduki era modern, hal ini
tentunya mampu digunakan dalam kepemerintahan daerah untuk mengambil suatu
kebijakan daerah yang bermanfaat dalam keperbaikan sumber daya manusianya.
Oleh karena itu, perkembangan teknologi yang semakin berkembang ini mampu
mempengaruhi sistem kepemerintahan untuk dilakukannya perubahan yang besar
terhadap pelayanan kepada masyarakat. Perbaikan ini tidak hanya dalam suatu
pelayanan saja, namun juga pada struktur organisasi kepemerintahan (Bennis dan
Mische, 1995). Dengan adanya perencanaan ini, tentunya meminimalisir adanya
penghambat dalam interaksi antara pemerintah pembangunan daerah dengan
masyarakat setempat. Masyarakat dapat menerima informasi-informasi yang
dijelaskan staff kepemerintahan terkait pembangunan yang akan dilaksanakan,
setelah itu masyarakat dapat menyampaikan aspirasi atau saran yang dapat
diutarakan dalam proses pembangunan daerah melalui website berbasis internet
yang disebut degan e-musrenbang.
E-musrenbang ini ialah suatu sistem website yang dirancang untuk
menampung aspirasi atau saran masyarakat daerah, dengan kepemerintahan
pembangunan daerah yang nantinya akan disusun suatu konsep pembangunan
secara transparan dan menghasilkan hasil yang efektif dan efisien dalam
pembangunan daerah tersebut. E-musrenbang juga menjadi dasar dalam suatu
kepemerintahan daerah dalam menentukan bagaimana arah dalam suatu
pembangunan, yang nantinya akan membantu pemerintah dalam menemukan
informasi yang tepat (Bappeda, kota Lhokseumawe, 2020). Dengan demikian
pemerintah Kota Surabaya tekhususnya kelurahan Jeruk, Surabaya Barat,
menyusun rencana untuk menerapkan website E-Musrenbang dalam
pembangunan taman yang akan dilaksanakan. Dalam penerapan website berbasis
internet ini diharapkan masyarakat mampu memanfaatkan teknologi informasi,
dan mempercepat adanya proses perubahan dalam pelayanan kepemerintahan,
serta perubahan masyarakat daerah dalam penggunakan media teknologi
informasi.
E-musrenbang sebelumnya sudah diterapkan di berbagai wilayah Kota
Surabaya, banyak manfaat serta perubahan yang didapat setelah adanya penerapan
website tersebut. Mayarakat Kota Surabaya mengatakan bahwa dengan adanya
website tersebut, usulan atau saran mereka lebih cepat dan praktis untuk ditinjau
kembali oleh admin website dan kepemerintahan pembangunan daerah. Hal ini
berkaitan dengan penjelasan oleh badan staf-Bappeko :
“dengan penerapan e-musrenbang kebeberapa wilayah yang sedang terdapat
pembangunan daerah, akan lebih memudahkan masyakat untuk membuka dan
mendapatkan informasi dengan lebih jelas beberapa usulan yang bahas. Dan
masyarakat juga akan mengetahui seberapa jauh usulan masyarakat yang
dibahas dan diproses oleh pihak kepemerintahan dan admin e-musrenbang”.
Dengan hal ini, sistem e-musrenbang melalui titik pencapaian dari suatu
program yang menggunakan bantuan masyarakat, dimana masyarakat sangat
berpengaruh dalam tingkat keberhasilan dalam pencapaian. Mahmudi berpendapat
bahwa suatu efektivitas ialah suatu hubungan antara apa yang akan dilakukan
dengan apa yang menjadi tujuan, dengan semakin tinggi partisipasi yang
dilakukan terhadap tujuan akan pencapaian suatu hal, maka akan membuka
peluang keberhasilan yang tinggi terhadap program kegiatan (Mahmudi, 2005).
Disamping adanya usaha pemerintah pusat untuk memberikan yang
terbaik dalam pembangunan daerah agar tetap sesuai dengan kebutuhan
masyarakat sekitarnya. Namun masih terdapat adanya kesenjangan dalam
mensosialisasikan media e-musrenbang dibeberapa daerah yang terdapat
pembangunan. Di kelurahan Jeruk setempat, memberikan informasi atau
pernyataan yang mengatakan bahwa pemerintah daerah baik dari kecamatan,
kelurahan, atau bahkan pusat BAPPEDA, dianggap kurang dalam melakukan
sosialisasi kepada masyarakat terkait website e-musrenbang. Yang seharusnya
masyarakat memberikan usulan terkait pembangunan, namun dijatuhkan dengan
kenyataan bahwasannya pemerintah dianggap kurang dalam mensosialisasikan.
Akibatnya masyarakat tidak dapat memberikan usulan dan tidak mengerti
sebagaimana arti penting penggunaan e-musrenbang ini dalam pembangunan
daerah tersebut.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian terkait website e-musrenbang yang dirancang
oleh kepemerintahan atau Bappeda untuk masyarakat menyampaikan usulan
dalam menjadi partisipan pembangunan daerah, baik dari kota, kabupaten,
kelurahan, dan kecamatan. Dengan ini peneliti tertarik untuk mengambil judul
“Analisis Sosialisasi Pembangunan Daerah Dalam Media E-Musrenbang Di
Kelurahan Jeruk Kota Surabaya”.
Alasan peneliti mengambil lokasi di Kelurahan Jeruk Kota Surabaya
dikarenakan kelurahan ini terdapat sebuah pembangunan taman dengan lahan
tanah yang cukup besar dan masyarakat di sekitar Kelurahan Jeruk memiliki
antusias dalam memberikan saran apa saja sarana dan prasarana yang akan ada di
dalam taman tersebut. Oleh karena itu, harapan masyarakat ialah agar pemerintah
mampu mensosialisasikan dengan baik kembali kepada masyarakat sekitar, agar
usulan masyarakat kelurahan Jeruk diharapkan mampu disetujui oleh Badan
Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah
untuk mengatahui perkembangan daya guna e-musrenbang dalam penerapan di
Kelurahan Jeruk Kota Surabaya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diketahui rumusan masalah yang dapat
di jelaskan sebagai berikut:
1) Bagaimana respon atau tanggapan masyarakat terhadap website E-
Musrenbang yang digunakan sebagai bentuk penyaluran saran terhadap
pembangunan yang akan diselenggarakan?
2) Bagaimana sosialisasi yang diberikan pemerintah terkait website e-
musrenbang di kelurahan Jeruk?
3) Apa saja yang diharapkan masyarakat kelurahan Jeruk dengan adanya
website E-Musrenbang ini?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini
bertujuan untuk:
1) Mengetahui bagaimana perkembangan sosialisasi website e-musrenbang
terhadap pembangunan daerah di Kelurahan Jeruk.
2) Mengetahui bagaimana respon masyarakat setempat tentang adanya
penerapan e-musrenbang.
3) Mengetahui proses peninjauan usulan masyarakat terhadap pembangunan
daerah.
4) Mengetahui faktor penyebab kesenjangan dalam proses penerapan e-
musrenbang di wilayah Kelurahan Jeruk.

1.4. Manfaat Penelitian


Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti berharap dapat
menambah wawasan ilmu pengetahuan utamanya terkait sosiologi. Serta
mampu memberikan partisipasi positif bagi peneliti untuk
mengembangkan ilmu tersebut terkhususnya terkait sosialisasi e-
musrenbang.
2. Manfaat Praktis
1) Bagi mahasiswa dan pihak terkait
Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan penulis dapat menambah
wawasan, dikarenakan mampu menerapkan materi perkuliahan secara
nyata, dan penulis mengetahui informasi sejauh mana pemerintah
mensosialisasikan website e-musrenbang di Kelurahan Jeruk Kota
Surabaya.
2) Bagi Universitas Negeri Surabaya
Penelitian yang telah dilakukan, besar harapan agar peneliti lain dapat
menggunakan penelitian ini sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya
dan menambah catatan bagi peneliti terkait website e-musrenbang.
3) Bagi Instansi
Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan bermanfaat bagi pemerintah
maupun instansi terkait agar dapat dijadikan bahan pertimbangan
pensosialisasian kembali terkait website e-musrenbang kepada masyarakat
kelurahan Jeruk Kota Surabaya. Tujuannya agar masyarakat tidak hanya
saja mengerti teknologi, namun juga memperlancar adanya pembangunan
daerah setempat.
BAB II
Kajian Pustaka
2.1. Penelitian Terdahulu
No. Topik Penelitian Teori / Metode Hasil
1. Perencanaan Pembangunan Kualitatif, dengan Sistem E-musrenbang
Berbasis Partisipasitifpenelitian yang diyakini menjadi sistem yang
Dalam Penerapan E- bersifat deskriptif bermanfaat bagi
Musrenbang. dengan studi pembangunan daerah
kepustakaan (library terhadap usulan masyarakat
(Novita Maulida Ikmal, re-search). setempat. Masyarakat ikut
Beta Ayu Prawesti, Dimas serta dalam
Ayu R, Mali Fajry, 2021) memusyawarahkan dalam
pembangunan daerah,
sedangkan pemerintah
bertugas mensosialisasikan
dan memberikan kepada
masyarakat.

2. Implementasi Kebijakan E- Metode deskriptif Implementasi di wilayah


Musrenbang Di Kelurahan dengan pendekatan Kelurahan Gondrong
Gondrong, Kecamatan kualitatif. dikategorikan seimbang. Hal
Cipondoh, Kota Tangerang. yang mendukung ialah, adanya
karakteristik mendukung antara
(Ahmad Nazir, 2017) masalah, lingkungan dan adanya
bukti dari keberhasilan
implementasi E-Musrenbang.
Hal ini memberikan peluang
terhadap keefisen dan kemajuan
masyarakat dalam menggunakan
media elektronik.

3. Perencanaan pembangunan Kualitatif, dengan Penerapan E-Musrenbang telah


partisipatif dalam penerapan melalui studi pustaka. terlaksana dengan baik dalam
e-musrenbang. melakukan perencanaan
pembangunan daerah. Namun,
(Agung Manghayu, 2018) terdapat hal yang masih
dikatakan tidak optimal yaitu
tentang sistem yang tidak
terintegrasi, serta penjabaran
sistem terhadap E-musrenbang
masih belum terimplementasi.
Hal ini dikarenakan terkait
dukungan fisik dan infrastuktur
yang sangat terbatas.
4. Implementasi Kebijakan Kualitatif, yang bersifat Secara keseluruhan
Aplikasi Electronic deskriptif implementasi yang dilakukan
Musyawarah Perencanaan terhadap kebijakan aplikasi E-
Pembangunan (E- Dengan menggunakan Musrenbang di kecamatan
Musrenbang) Di Kecamatan teori implementasi Cibiru ini dikatakan masih tidak
Cibiru Kota Bandung kebijakan dari Edwards efektif. Hal ini dikarenakan
III (1980) beberapa hal yang belum
(Devi Damayanti, Mas terpenuhi, yaitu perihal
Halimah, Budiman Rusli, komunikasi beserta sumber daya
2021) yang tidak memadahi.

5. Peran Badan Perencanaan Kualitatif deskriptif Dalam peran Bappeda


Pembangunan Daerah Kabupaten Malang terhadap E-
(BAPPEDA) Kabupaten musrenbang ini telah memenuhi
Malang dalam Musrenbang beberapa peranan, selain itu
Kecamatan di Kecamatan Bappeda Kabupaten Malang
Kepanjen Tahun 2020 juga telah memegang teguh
prinsip forum Musrenbang yaitu
(Mahathir Muhammad Iqbal, kesetaraan, keberpihakan, dan
Achmad Khoiruddin Utomo, anti dominasi. Bapeeda juga
2020) melakukan pendampingan
berkelanjutan pada operator
ditiap kecamatan agar
masyarakat dapat mengakses E-
Musrenbang. Hal ini dapat
dikatakan bahwa penerapan
yang dilakukan Bappeda di
Kabupaten Malang disetiap
Kecamatan telah dilakukan
secara optimal.

6. Efektivitas Sistem Informasi Kualitatif, dengan jenis Sistem informasi pembangun


Pembangunan Daerah (SIPD) penelitian studi kasus daerah (SPID) ini baru
dalam Perencanaan diterapkan pada tahun 2021 di
Pembangunan Daerah pemerintahan Kabupaten
Malang. Hal ini tentunya masih
(Mahathir Muhammad Iqbal, banyak hal yang harus dilakukan
Sri Handayani, Dewi Istanti pemerintah untuk mengevaluasi
Safitri) dan memperbaiki program
tersebut. Hal ini di karenakan
program SPID ini termasuk
kebijakan yang baru dan harus
masih evaluasi tentang ketepatan
penentuan waktu, perhitungan
biaya, pengukuran, berpikir dan
masih banyak lagi.

7. Inovasi E-Government Dalam Kualitatif, dengan Program E-Musrenbang yang


Pelayanan Publik teknik pengumpulan dilakukan di Kota Surabaya ini
(Studi Faktor Pendukung Dan data melalui studi telah berjalan dengan baik,
Penghambat Program E- pustaka beberapa hal termasuk proses
Musrenbang usulan masyarakat telah
Kota Surabaya) Dan memakai model diajukan dan tinggal menunggu
implementasi dari adanya kebijakan ditolak atau
(Rahmat Rafinzar, George Edward III diterima oleh pemerintah. Selain
Kismartini, 2020) itu kendala juga menyertai
proses implementasi ini, yaitu
masih terdapat gap atau
kesenjangan.

8. Inovasi E-government dalam Kualitatif, dengan Sistem pada E-goverment


perencanaan pembangunan melakukan berjalan dengan baik diwilayah
daerah (Efektivitas E- pengumpulan data Kelurahan Kebon Kacang,
Musrenbang di Pemerintah melalui wawancara beberapa aspirasi masyarakat
Provinsi Daerah Khusus Ibu telah mampu ditampung
kota Jakarta) meskipun masih terdapat
beberapa kendala. Disamping
(Neneng Sri Rahayu,2019) hal ini, peran dalam pemerintah
terhadap kebijakan tentang
perencanaan pembangunan
beserta anggaran yang di
tetapkan, masih dilakukan
perhatian lebih.

9. E-musrenbang: a digital Kualitatif, dengan E-musrenbang mengalami


framework for local analisis isi. peningkatan transparansi dan
participatory planning at akuntabilitas dari semua
the community level. proses perencanaan. Hal ini
dapat dicerminkan melalui
(Dhimas Bayu Anindito, perkembangan teknologi yang
Saut AH Sagala dan Ari berkembang dan memberikan
Krisna Mawira Tarigan, akses yang sama bagi semua
2022) kalangan untuk dapat
berpartisipasi dalam membuat
suatu kebijakan. Namun,
website e-musrenbang
mengalami kegagalan dalam
memenuhi usulan yang telah
masyarakat ajukan dan gagal
dalam menangani
permasalahan yang ada pada
masyarakat sekitar.

10. E-Government Innovation Kualitatif, dengan E-goverment memberikan


in Bandung City During pendekatan studi kemudahan Aparatur sipil
the Covid-19 Pandemic. kasus. Kota bandung dalam
menjalankan tugasnya di era
(Imas Sumiati, Hari pandemi Covid-19. E-
Busthomi Ariffin, Dhini goverment dikembangkan
Ardianti, 2022) kembali oleh pemerintah
daerah dengan hasil lebih dari
400 aplikasi yang telah
dikembangkan. Oleh karena
itu, dapat dilihat bahwa e-
goverment memberikan
kemudahan dalam membuat
aplikasi yang tidak
memerlukan biaya yang besar
bagi pengguna. Hal ini
nantinya akan membuat
masyarakat yang bekerja
secara virtual tidak terlalu
banyak hambatannya.
11. The Utilization Of Cyber Kualitatif, dengan E-musrenbang menjadi salah
Pr In Musrenbang pendekatan studi satu konsep Cyber PR yang
Campaign (Case Studies In kasus belum sepenuhnya dilakukan
The City Development atau dioperasikan kepada para
Planning Agency Of South pengelola yang
Tangerang). berkepentingan. Sementara
itu, pemanfaatan Cyber PR
(Tria Patrianti, Amin sebenarnya telah
Shabana, 2018) mendapatkan dukungan oleh
Dinas Komunikasi
Informatika dan Humas
Tangerang Selatan. Akan
tetapi, kelanjutannya masih
belum diketahui akan seperti
apa.

12. The Implementation of E- Deskriptif kualitatif Implementasi E-musrenbang


Musrenbang Website to di Desa Purwantoro Kota
Increase Community Malang dikatakan masih
Participation in kurang. Dikarenakan proses
Development Planning komunikasi atau sosialisasi
during Covid-19 Pandemic yang dilakukan oleh
(Case Study of Glintung pengelola masih tidak merata
Water Street in Purwantoro di desa-desa. Hal ini
Kota Malang) menyebabkan banyak
masyarakat yang kurang
(Sekar Ayu Wandyra, memahami penggunaan dari
Saiman Saiman, 2022) E-musrenbang. Bahkan
banyak juga masyarakat yang
tidak mengetahui manfaat
dari e-musrenbang yang akan
di implementasikan di Desa
Purwantoro.

13. E-Governance towards Kualitatif, Implementasi proses E-


Local Participatory menggunakan musrenbang ini membuat
Planning in wawancara banyak masyarakat
Developing Country (A mendalam, observasi, berpartisipasi. Meskipun
Study about the dan pengumpulan proses yang dilakukan tidak
Implementation of data sekunder. dapat secara tatap muka,
“E-Musrenbang” In masyarakat tetap ingin terlibat
Surabaya, Indonesia) di dalam proses tersebut.
Dengan adanya dukungan
(Choiriyah Basnawi dan penuh dari masyarakat dan
Hikmatus Sabilil, 2017) dipengaruhi juga oleh
kemajuan teknologi
informasi, proses perencanaan
pembangunan kota dapat
dicapai dengan apa yang
menjadi tujuan pembangunan
tersebut.
14. An Analysis of Public Kualitatif Penerapan e-musrenbang di
Participation in E- Tanjung Priok seharusnya
Musrenbang (Planning sudah dapat berjalan dengan
Development Discussion) baik. Namun hal ini
As An Effort to Support terkendala oleh hambatan
The Successful yang menyertai penerapan e-
Performance of Tanjung musrenbang yakni pada
Priok District Jakarta. kendala dilapangan, hal ini
dikarenakan banyak
(Mary Ismowati, Hendra masyarakat kurang
Brajanegara, Murni memahami sistem e-
Sianturi, Yuliyanto, 2019) musrenbang dan masyarakat
lebih berminat untuk
mengerjakan hal ini dengan
cara manual. Oleh karena itu,
masih e-musrenbang masih
dikatakan belum mendukung
dari adanya pelaksanaan
pembangunan, dikarenakan
lemahnya pelaksanaan yang
mempengaruhi keberhasilan
penerapan e-musrenbang.

15. Encouraging Public Kualitatif E-musrenbang telah


Participation And membantu proses penyusunan
Deliberative Democracy In RKPD Provinsi DKI Jakarta
The Implementation Of dengan lebih efisien, mudah
Emusrenbang In Dki dan cepat. Oleh karena itu e-
Jakarta. musrenbang ini merupakan
sistem yang mengurangi
(Fetty Wiyani, 2019) birokrasi pengusulan program
pembangunan. Jika dilihat
dari partisipasi masyarakat
sudah sangat baik. Namun,
partisipasi yang telah
dilakukan tidak dibarengi
dengan proses demokrasi
deliberatif yang kuat. Oleh
karena itu, pembangunan
menjadi tertunda akan
komunikasi yang kurang
diberikan oleh pengelola. Hal
yang seharusnya dilakukan
ialah e-musrenbang harus
menggunakan pendekatan
secara musyawarah mufakat,
sehingga masyarakat juga
tetap terjaga dan kebutuhan
yang diperlukan masyarakat
tidak mengalami kehangusan
atau tidak tercabut.

Penelitian ini menggunakan beberapa referensi dari penelitian sebelumnya


yang digunakan sebagai dasar penelitian kami. Adapun referensi yang diperoleh
dari penelitian internasional dan penelitian nasional. Penelitian pertama berjudul
“Perencanaan Pembangunan Berbasis Partisipasitif Dalam Penerapan E-
Musrenbang”, artikel ilmiah yang ditulis oleh Novita Maulida Ikmal, Beta Ayu
Prawesti, Dimas Ayu R, Mali Fajry (2021) bertujuan untuk menjelaskan tentang
perencanaan pembangunan partisipatif dengan memanfaatkan e-musrenbang.
Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penulis yaitu menjelaskan bagaimana
perencanaan pembangunan dengan memanfaatkan e-musrenbang dan dalam hasil
penelitian ini dengan penulis yaitu memiliki kesamaan terhadap masyarakatnya
yang memiliki antusiasme terkait perencanaan pembangunan dengan menerapkan
e-musrenbang. Perbedaan penelitian yaitu terletak pada hasil, penelitian ini
memperlihatkan bahwa sistem e-musrenbang bermanfaat terhadap pembangunan
sedangkan penulis masih terdapat kesenjangan dalam proses penerapan. Selain itu,
tugas pemerintah di dalam penelitian ini mampu mensosialisasikan dengan baik
kepada masyarakat terkait sistem e-musrenbang. Sedangkan penulis, pemerintah
setempat kurang mampu mensosialisasikan dengan baik sistem e-musrenbang.
Penelitian ke-dua berjudul “Implementasi Kebijakan E-Musrenbang Di
Kelurahan Gondrong, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang”, artikel ilmiah
yang ditulis oleh Ahmad Nazir (2017) bertujuan untuk mengidentifikasi harapan
warga Kelurahan Gondrong dengan adanya perencanaan pembangunan melalui e-
musrenbang di Kota Tangerang. Penelitian ini memiliki kesamaan yaitu
mengidentifikasi perencanaan pembangunan dalam penerapan e-musrenbang.
Perbedaan penelitian terlihat dari lokasi penelitian dan hasil penelitian yaitu
implementasi e-musrenbang dikategorikan seimbang dan banyak hal yang
mendukung keberhasilan penerapan tersebut. Sedangkan penulis implementasi e-
musrenbang dikategorikan tidak seimbang dan banyak beberapa hal yang kurang
mendukung keberhasilan penerapan e-musrenbang dalam pembangunan daerah.
Penelitian ke-tiga berjudul “Perencanaan pembangunan partisipatif dalam
penerapan e-musrenbang”, artikel ilmiah yang ditulis oleh Agung Manghayu
(2018) bertujuan untuk membahas tentang bagaimana perubahan perencanaan
pembangunan dengan memanfaatkan dan menerapkan e-musrenbang dalam
kegiatan perencanaan. Penelitian ini memiliki kesamaan yaitu penerapan e-
musrenbang dalam perencanaan pembangunan dan hasil yang kurang optimal
dalam penerapan e-musrenbang. Perbedaan penelitian terlihat dari alasan mengapa
implementasi e-musrenbang kurang optimal.
Penelitian ke-empat berjudul “Implementasi Kebijakan Aplikasi Electronic
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (E-Musrenbang) Di Kecamatan Cibiru
Kota Bandung” , artikel ilmiah yang ditulis oleh Devi Damayanti, Mas Halimah,
Budiman Rusli (2021) bertujuan untuk mengetahui perencanaan pembangunan
yang berbasis media online yang dinamakan e-musrenbang dengan keikutsertaan
masyarakat Kota Bandung khususnya di Kecamatan Cibiru Kota Bandung.
Penelitian ini memiliki kesamaan yaitu implementasi e-musrenbang dalam
perencanaan pembangunan dan hasil penelitian yang memperlihatkan
implementasi e-musrenbang yang dikategorikan masih belum efektif, dikarenakan
kurangnya komunikasi atau sosialisasi yang diberikan. Perbedaan penelitian
terlihat dari lokasi penelitian.
Penelitian ke-lima berjudul “Peran Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Malang dalam Musrenbang Kecamatan di
Kecamatan Kepanjen Tahun 2020” , artikel ilmiah yang ditulis oleh Mahathir
Muhammad Iqbal, Achmad Khoiruddin Utomo (2020) bertujuan untuk meneliti
atau menyelidiki peran Bappeda terhadap penerapan e-musrenbang di Kabupaten
Malang Kecamatan Kepanjen. Penelitian ini memiliki kesamaan terkait penerapan
e-musrenbang. Perbedaan penelitian terlihat dari subyek penelitian yaitu
Bappeda , sedangkan penulis yaitu masyarakat di Kelurahan Jeruk. Selain itu
perbedaan lokasi penelitian.
Penelitian ke-enam berjudul “Efektivitas Sistem Informasi Pembangunan
Daerah (SIPD) dalam Perencanaan Pembangunan Daerah” , artikel ilmiah yang
ditulis oleh Mahathir Muhammad Iqbal, Sri Handayani, Dewi Istanti Safitri
(2022). Dengan tujuan penelitian mengetahui apakah penerapan SIPD sudah dapat
dikategorikan efektif ketika diterapkan di Kabupaten Malang dan mengetahui
faktor pengambat dan pendukung sistem tersebut. Penelitian ini memiliki
kesamaan terkait topik penelitian perencanaan pembangunan daerah. Perbedaan
penelitian terlihat dari sistem yang digunakan. Dalam penelitian menggunakan
sistem informasi pembangunan daerah (SIPD), sedangkan penulis menggunakan
sistem e-musrenbang sebagai topik yang diteliti.
Penelitian ke-tujuh berjudul “Inovasi E-Government Dalam Pelayanan
Publik (Studi Faktor Pendukung Dan Penghambat Program E-Musrenbang Kota
Surabaya)” , artikel ilmiah yang ditulis oleh Rahmat Rafinzar dan Kismartini
(2020) bertujuan untuk memperlihatkan bagaimana pelaksanaan e-musrenbang
dan apa saja faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini memiliki kesamaan
terkait objek penelitian ialah sistem pelayanan publik e-musrenbang, persamaan
lokasi penelitian, dan persamaan bahwa masih terdapat kendala yang menyertai
proses implementasi. Perbedaan penelitian terlihat dari adanya studi faktor
pendukung dan penghambat, sedangkan penulis hanya terdapat faktor penghambat
program e-musrenbang.
Penelitian ke-delapan berjudul “Inovasi E-government dalam perencanaan
pembangunan daerah (Efektivitas E-Musrenbang di Pemerintah Provinsi Daerah
Khusus Ibu kota Jakarta)” , artikel ilmiah yang ditulis oleh Neneng Sri Rahayu
(2019), bertujuan untuk mengetahui penggunaan inovasi e-government dalam
perancanaan pembangunan daerah diwilayah DKI Jakarta. Penelitian ini memiliki
kesamaan terkait penggunaan sistem pelayanan publik dalam perencanaan
pembangunan daerah. Perbedaan penelitian terlihat dari lokasi penelitian, dan
perbedaan hasil penelitian yang memperlihatkan bahwa banyak aspirasi
masyarakat yang sudah ditampung dan penggunaan sistem yang berjalan baik.
Sedangkan penulis sistem belum berjalan dan aspirasi masyarakat tidak semua
ditampung.
Penelitian ke-sembilan berjudul “E-musrenbang: a digital framework for
local participatory planning at the community level” , artikel ilmiah yang ditulis
oleh Dhimas Bayu Anindito, Saut AH Sagala dan Ari Krisna Mawira Tarigan
(2022) bertujuan untuk meneliti penerapan e-musrenbang, dimulai dari pihak
terlibat, proses penerapan, dan teknologi apa saja yang digunakan. Penelitian ini
memiliki kesamaan terkait penggunaan e-murenbang yang diterapkan dengan
melibatkan masyarakat di dalamnya dan persamaan hasil penelitian terdapat
kegagalan sistem dalam menangani permasalahan masyarakat. Perbedaan
penelitian terlihat dari perencanaan yang dilakukan, peneliti melakukan
perencanaan kota yang memiliki banyak kegiatan perencanaan pembangunan ,
sedangkan penulis mengambil perencanaan di satu kelurahan saja diwilayah
Surabaya Barat.
Penelitian ke-sepuluh berjudul “E-Government Innovation in Bandung City
During the Covid-19 Pandemic” , artikel ilmiah yang ditulis oleh Imas Sumiati,
Hari Busthomi Ariffin, Dhini Ardianti (2022) bertujuan untuk mengetahui apakah
penerapan e-government telah memudahkan operasional aparat sipil negara.
Penelitian ini memiliki kesamaan terkait penggunaan sistem pelayanan publik (e-
government) yang memberikan kemudahan bagi masyarakat. perbedaan penelitian
terlihat dari penerapan sistem layanan publik digunakan untuk mengembangkan
aplikasi yang berguna bagi masyarakat. Sedangkan penulis, menerapkan sistem
layanan publik untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan pembangunan
daerah
Penelitian ke-sebelas berjudul “The Utilization Of Cyber Pr In Musrenbang
Campaign (Case Studies In The City Development Planning Agency Of South
Tangerang)” , artikel ilmiah yang ditulis oleh Tria Patrianti, Amin Shabana
(2018) bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan Cyber PR dalam
penerapan e-musrenbang oleh Bappeda kota Tangerang Selatan. Penelitian ini
memiliki kesamaan terkait penerapan sistem e-musrenbang dalam perencanaan
pembangunan, dan persamaan bahwa penerapan dikategorikan belum efektif dan
masih kurang adanya dukungan dan komunikasi program tersebut. kegiatan.
Perbedaan penelitian terlihat dari lokasi penelitian dan proses pemerintah dalam
memperkenalkan penggunaan e-musrenbang. Peneliti menggunakan Cyber PR,
sedangkan penulis hanya mengandalkan sosialiasi biasa untuk memperkenalkan e-
musrenbang.
Penelitian ke-duabelas berjudul “The Implementation of E-Musrenbang
Website to Increase Community Participation in Development Planning during
Covid-19 Pandemic (Case Study of Glintung Water Street in Purwantoro Kota
Malang)” bertujuan untuk menganalisis penerapan e-musrenbang dalam
perencanaan pembangunan dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Penelitian
ini memiliki kesamaan terkait implementasi e-musrenbang dalam perencanaan
pembangunan dan hasil penelitian yang menjelaskan bahwa implementasi
dikategorikan kurang dikarenakan kurang meratanya sosialiasi ke desa tersebut.
Perbedaan penelitian terlihat dari lokasi penelitian dan waktu penelitian ketika
terdapat pandemi Covid-19 sedangkan penulis ketika new normal.
Penelitian ke-tigabelas berjudul “E-Governance towards Local Participatory
Planning in Developing Country (A Study about the Implementation of “E-
Musrenbang” In Surabaya, Indonesia)” , artikel ilmiah yang ditulis oleh Choiriyah
Basnawi dan Hikmatus Sabilil (2017) bertujuan untuk dapat lebih mampu
memahami pemanfaatan e-musrenbang dalam perencanaan pembangunan yang
dapat mempengaruhi masyarakatnya. Penelitian ini memiliki kesamaan terkait
implementasi sistem pelayanan publik dalam perencanaan pembangunan dan
lokasi penelitian diwilayah Surabaya. Perbedaan penelitian terlihat dari pemilihan
lokasi yang secara menyeluruh, sedangkan penulis mengerucutkan dalam satu
kelurahan namun dengan wilayah yang sama.
Penelitian ke-empatbelas berjudul “An Analysis of Public Participation in
E-Musrenbang (Planning Development Discussion) As An Effort to Support The
Successful Performance of Tanjung Priok District Jakarta” , artikel ilmiah yang
ditulis oleh Mary Ismowati, Hendra Brajanegara, Murni Sianturi, Yuliyanto
(2019) bertujuan untuk menganalisis partisipasi masyarakat terhadap e-
musrenbang dan apa saja kendala yang ada dalam pelaksanaan partisipasi
masyarakat e-musrenbang. Penelitian ini memiliki kesamaan terkait implementasi
e-musrenbang dalam pembangunan daerah dan kesamaan hasil penelitian yang
memperlihatkan bahwa penerapan e-musrenbang belum mendukung pelaksanaan
pembangunan. Perbedaan penelitian terlihat dari lokasi penelitian, kendala dalam
penerapan e-musrenbang yang terdapat pada kondisi lapangan dan masyarakat
yang hanya ingin berpartisipasi secara manual tidak dengan teknologi.
Penelitian ke-limabelas berjudul “Encouraging Public Participation And
Deliberative Democracy In The Implementation Of Emusrenbang In Dki
Jakarta” , artikel ilmiah yang ditulis oleh Fetty Wiyani (2019) bertujuan untuk
menganalisis penggunaan e-musrenbang dalam perspektik partisipasi masyarakat
dan implementasi e-musrenbang di DKI Jakarta. Penelitian ini memiliki kesamaan
terkait penerapan e-musrenbang dalam program pengusulan pembangunan dan
persamaan terhadap kurangnya komunikasi yang mengakibatkan kendala didalam
proses penerapan. Perbedaan penelitian terlihat dari lokasi penelitian.

2.2. Tinjauan Pustaka


1. E-musrenbang
a. Pengertian E-musrenbang
E-musrenbang merupakan suatu aplikasi yang berbasis website yang
dibangun oleh pemerintah untuk digunakan dalam mendukung upaya
perencanaan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam menyusun
rencana kerja yang baik bagi pemerintah pusat maupun di daerah.
Kementerian perencanaan pembangunan nasional (BAPPENAS) yang selama
ini telah membangun dan mengembangkan website e-musrenbang. Besar
harapan dari adanya website ini ialah agar dapat membantu proses
perencanaan pembangunan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
dengan lebih mudah. Adapun perencanaan dan dana anggaran juga akan
disesuaikan dengan kebutuhan, namun juga tetap memegang prinsip-prinsip
good govermance (Elfa Safira, 2020).
E-musrenbang juga diartikan sebagai forum masyarakat yang dapat
dijadikan wadah aspirasi yang akan disampaikan dalam proses pembangunan
yang nantinya akan dilaksanakan. Sebagaimana jika dilihat e-musrenbang
ialah tugas dari pemerintah namun juga tetap harus dilakukan dengan campur
tangan masyarakat dalam proses pembangunan. E-musrenbang telah menjadi
website yang banyak menghasilkan hasil nyata yang baik, terkhususnya yaitu
majunya setiap daerah meliputi Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota,
Provinsi dan daerah pusat lainnya (Maya R, Nandang S dkk, 2008).
Awal dari adanya keberhasilan pembangunan yang baik maka terdapat
perencanaan yang baik pula, sehingga nantinya keberhasilan pembangunan
tersebut mampu dilaksanakan oleh penggarap pembangunan dan hasil dari
pembangunan akan menjawab kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu,
diperlukannya partisipasi masyarakat melalui konsultasi publik atau
melakukan musyawarah mengenai perencanaan pembangunan.
Penyelenggaraan E-musrenbang ini nantinya akan dapat menjadi media
pemberdayaan masyarakat, dikarenakan nantinya masyarakat akan mendapat
kesempatan untuk mengatakan aspirasi atau usulan terhadap pembangunan,
selain itu masyarakat juga akan berperan dalam pengambilan keputusan.
Tahapan yang dilakukan pemerintah setelah masyarakat meyampaikan
aspirasinya ialah, mendiskusikan, merumuskan hal yang menjadi prioritas
dalam program pembangunan, setelah itu pengambilan keputusan program
yang akan di tindak lanjuti progresnya (Siagian:1994).
Dari pengertian yang ditulis diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa E-
musrenbang merupakan website perencanaan pembangunan yang dibuat oleh
pemerintah daerah (Bappeda) dan dapat digunakan masyarakat dalam
berpartisipasi terhadap pengusulan kebutuhan pembangunan yang akan
dipergunakan masyarakat. Adapun usulan yang masyarakat berikan, nantinya
akan diproses dengan lebih lanjut oleh pemerintah pusat maupun daerah
dengan tetap memperhatikan prinsip.
b. Manfaat E-musrenbang
Manfaat E-musrenbang menurut Integra Indonesia (konsultan dan
developer dalam pengembangan TIK) tahun 2021 ialah:
1) Memberikan kemudahan dalam mengajukan usulan kegiatan di website
e-musrenbang.
2) Menciptakan izin yang diusulkan melalui e-musrenbang terhadap
prioritas daerah.
3) Menjadi sarana sebagai fasilitas partisipatif dan teknokratik.
4) Proses peninjauan e-musrenbang menjadi tepat waktu dapat terlaksana
sesuai dengan jadwal yang telah diperkirakan.
5) Menciptakan proses usulan pembangunan yang transparansi dan
akuntabilitas.
6) Memfasilitasi anggota dewan seperti DPRD dalam menyampaikan
pokok pikiran.
7) Memberikan kemudahan OPD ketika melakukan verifikasi dan koreksi
usulan masyarakat.
Berdasarkan penjelasan yang telah disebutkan diatas, bahwa dapat
diketahui bahwa dengan adanya e-musrenbang dalam proses pembangunan
daerah ini memberikan manfaat bagi masyarakat dalam penyampaikan
usulan pembangunan yang direncanakan dengan cepat dan mudah melalui
media internet. Selain itu, juga memudahkan pemerintah mengetahui
kebutuhan masyarakat terkait perencanaan pembangunan daerh tersebut.
c. Kemudahan E-musrenbang
Tidak hanya manfaat saja yang dimiliki e-musrenbang, namun dalam
penggunaan e-murenbang juga memberikan kemudahan yang nantinya tidak
membuat kebingungan dalam mengaksesnya, kemudahan yang diberikan
sebagai berikut :
1) Masyarakat yang ingin mencari tahu seberapa jauh perkembangan
usulan diwilahnya dapat dilakukan dengan mudah mengaksesnya, yaitu
dengan menghubungkan hp/laptop/komputer melalui internet.
2) Dalam mengakses media e-musrenbang dapat dilakukan dimana saja
dan kapan saja tanpa adanya batasan waktu, dengan syarat memiliki
jaringan internet.
3) Usulan yang disampaikan masyarakat dapat dipantai selama 24 jam.
2. Sosialisasi
a. Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi menurut Charles R Wright ialah proses dimana individu
mendapatkan kebudayaan dari kelompoknya dan menginternalisasikan hingga
pada tingkat norma sosial, sehingga seseorang tersebut dapat membimbing untuk
memperhitungkan harapan-harapan orang lain (Surtayo, 2004:156). Sedangkan
menurut Maclever sosialisasi ialah proses yang mampu dijadikan pembelajaran
norma, nilai, peran, dan persyaratan yang diperlukan untuk berpartisipasi dengan
lebih efektif dalam kehidupan sosial. Terdapat dua pembagian manfaat adanya
sosialisasi pertama, bagi individu (diri sendiri) sosialiasi dapat bermanfaat
sebagai pedoman untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya
berdasarkan norma, nilai, struktur sosial yang ada di dalam lingkungan
masyarakat tersebut. Kedua, bagi masyarakat sosialisasi dapat bermanfaat
sebagai alat untuk melestarikan norma, nilai, dan kepercayaan budaya yang ada
dilingkungan masyarakat.
Soerjono Soekanto berpendapat bahwa sosialisasi merupakan suatu proses
sosial yang menjadi tempat individu mendapatkan pengetahuan dalam
pembentukan sikap untuk dapat berperilaku sesuai dengan perilaku masyarakat
yang ada disekitarnya. Menurut Gunawan (2012:198) sosialisasi diartikan
sebagai proses penyampaian pesan kepada orang lain yang digunakan untuk
memberi tahu informasi atau mengubah sikap orang lain, berpendapat, dan dapat
berperilaku dengan baik secara lansung maupun tidak
Namun jika diartikan secara luas, sosialisasi ialah proses interaksi yang
dilakukan seseorang sejak lahir hingga akhir hayat seseorang di dalam budaya
masyarakat. Proses sosialisasi dapat di ketahui dan dijalankan melalui hak dan
kewajiban yang didasari oleh peran dan status masyarakat sesuai dengan budaya
yang ada. Hal ini diketahui bahwa individu ini mampu melakukan pembelajaran
dan pengembangan pola perilaku sosial dalam pendewasaan diri individu
tersebut. Dengan ini, masyarakat mampu menjaga norma, nilai, dan kepercayaan
yang ada ada dirnya. Sosialisasi juga ditentukan melalui lingkungan sosial,
ekonomi, kebudayaan individu, selain itu sosialisasi juga ditentukan oleh
interaksi pengalaman kepribadiannya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sosialisasi ialah masyarakat yang dilihat
sudut hubungan antar manusia dan dilihat dari proses yang terlihat dari
hubungan manusia di dalam suatu tatanan masyarakat. Oleh karena itu,
sosialisasi terdapat berbagai interaksi antara manusia satu dengan manusia lain,
atau manusia dengan kelompok masyarakat lain.
b. Tujuan Sosialisasi
Adapun tujuan dari sosialisasi menurut Agustin (2014) ialah sebagai berikut :
1) Membantu masyarakat atau individu untuk membiasakan nilai-nilai
kepercayaan yang ada dilingkungannya.
2) Menambah kemampuan untuk melatih komunikasi dengan baik, efektif
dan efisien. Selain itu untuk meningkatkan kemampuan dalam membaca,
menulis, dan lain sebagainya.
3) Memberikan ketrampilan dan ilmu pengetahuan kepada masyarakat
untuk meningkatkan kualitas hidup dan melangsungkan hidup ditengah
kehidupan bermasyarakat.
c. Jenis Sosialisasi
Terdapat jenis-jenis sosialisasi yang dikaitkan dengan proses terjadinya
sosialisasi. Hal ini dikemukakan oleh Peter L Beger dan Luckman bahwa
terdapat dua jenis yang ada didalam sosialisasi yaitu sebagai berikut:
1) Sosialisasi Primer
Sosialisasi primer ini diketahui menjadii sosialisasi pertama yang
dulunya dijalani seorang individu ketika masih kecil yang belajar
menjadi anggota masyarakat melalui keluarga.
2) Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi sekunder ini ialah proses dimana sosialisasi lanjutan dari
sosialisasi primer yang memperkenalkan seorang individu kedalam suatu
tatanan kelompok sosial dalam masyarakat (Sudarsono, 2017).
d. Sosialisasi dan Komunikasi
Melalui sosialisasi seseorang individu dapat berfungsi dalam suatu
kelompok, apabila seseorang tersebut mampu mamahami proses penyerapan
mengenai sistem sosial dan warisan sosial dan budaya yang ada di
masyarakat. oleh karena itu, dengan adanya proses sosialisasi ini seorang
individu akan memahami sebagaimana cara bertingkah laku dalam
bermasyarakat, dan memiliki adab dalam bermasyarakat.
Kegiatan sosialisasi yang dilakukan dengan sering atau setiap hari oleh
seorang individu maupun oleh masyarakat, maka telah dipastikan terdapat
proses komunikasi. Di dalam proses komunikasi juga terdapat unsur yang
dapat menentukan berhasil tidaknya penyampaian kalimat atau pesan dari
pembicara. Apabila proses komunikasi dan sosialisasi berjalan dengan baik,
maka hasil dari hal tersebut juga akan baik pula. oelh karena itu, diusahakan
dalam berkomunikasi tidak terdapat kesalahan dalam melakukan sosialisasi.
Hal ini nantinya juga akan berpengaruh pada hasil akhir sosialisasi yang
mengalami berantakan dan ketidakaturan. Dikarenakan didalam sosialisasi
terdapat lebih dari dua orang yang saling berinteraksi, ditakukan hal ini
nantinya akan mempengaruhi tujuan utama dari proses komunikasi, yang
dimana tujuannya ialah untuk merubah sikap dan tingkah laku seseorang
melalui forum sosialiasasi
3. Pembangunan Daerah
a. Definisi Pembangunan Daerah
Pembangunan diartikan sebagai bentuk perubahan yang direncanakan
oleh setiap individu maupun kelompok tertentu. Dalam suatu proses
pembangunan tentu saja banyak harapan yang dilontarkan masyarakat
mengenai perubahan suasana atau wujud baru yang lebih baik dibandingkan
dengan sebelumnya. Tentu saja untuk menjawab harapan tersebut
memerlukan adanya perencanaan pembangunan. Oleh karena itu usaha
rasional dan teratur ialah suatu perencanaan pembangunan yang diatur secara
berencana dan mampu dirasakan oleh masyarakat di dalam suatu proses
pembangunan yang baru saja berkembang atau masih tidak terdapat
perkembangan (Subandi: 2011:9-11).
Pembangunan menurut para ahli Rogers merupakan suatu perubahan
yang berguna untuk menuju suatu sistem sosial dan ekonomi sebagai
kemauan masyarakat. Sedangkan menurut W.W. Rostow pembangunan
diartikan sebagai proses yang ada dalam sebuah garus lurus, yaitu dari
masyarakat yang terbelakang menuju ke masyarakat di negara yang lebih
maju. Jika dihubungkan dengan bidang sosial, usaha dalam pembangunan
diarahkan untuk pengembangan nilai dan sikap masyarakat untuk lebih
kondusif terhadap proses pembangunan, pengembangan, partisipasi, dan
pemberdayaan yang akan dilakukan. Dengan adanya sikap tersebut,
menjadikan proses pembangunan lebih produkti dan nantinya akan
memudahkan dalam proses pembangunan daerah tersebut.
Pelaksanaan pembangunan merupakan wadah untuk dapat meningkatkan
pendapatan nasional, selain itu jaminan dalam pembagian pendapatan juga
akan merata bagi seluruh rakyat dengan mengedepankan keadilan dan
mewujudkan asas keadaan sosial. Oleh karena itu, pembangunan daerah
menjadi proses yang dimana pemerintah daerah dan masyarakat yang terlibat
dapat mengelola sumberdaya yang ada disekitar dan nantinya akan terbentuk
suatu pola kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta yang
dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan akan memberikan dampak
baik kedalam pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Dalam upaya
mencapai tujuan pembangunan daerah, pemerintah daerah dan masyarakat
tentunya diwajibkan untuk mengambil inisiatif atau ide kreatif terhadap
pembangunan daerah.
Dalam pembangunan daerah diwajibkan mempunyai tiga inti nilai
menurut Todaro (2003), yaitu : pertama, ketahanan (sustenance) merupakan
kemampuan dalam memenuhi kebutuhan pokok contohnya sandang, pangan,
papan, kesehaatan, dan proteksi. Kedua, harga diri (Self esteem) dijelaskan
bahwa suatu pembangunan harus didasari oleh rasa kemanusiaan, yaitu
meningkatkan rasa bangga sebagai mana seseorang tersebut tinggal di daerah
itu. Ketiga, Kebebasan (Freedom for servitude) merupakan kebebasan yang
dirasakan individu untuk berfikir, berkembang, dan berperilaku dalam
partisipasi pembangunan daerah.
BAB III
Metode Penelitian
3.1. Pendekatan Penelitian
Jenis dari penelitian ini yaitu menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan secara fenomenologi dan studi kasus. Adapun tujuan dari penelitian
kuantitatif deskriptif ialah untuk memperdalam kembali tentang sebuah fenomena
sosial yang ada pada lingkungan masyarakat, seperti halnya tentang fenomena
pembangunan daerah dengan melibatkan masyarakat, usulan masyarakat yang
dapat disampaikan melalui media e-musrenbang, dan bentuk sosialisasi
pemerintah terhadap website e-musrenbang kepada masyarakat sekitar wilayah
pembangunan daerah. Metode penelitian kualitatif berfokus pada proses serta
makna dari hasil yang diperoleh. Metode kualitatif lebih tertuju pada interaksi,
peristiwa, serta perilaku masyarakat (Mohamed, Abdul Majid & Ahmad, 2010).
Peneliti akan mendeskripsikan dan mengolah data yang diperoleh dari proses
wawancara, agar dapat menghasilkan sebuah penjelasan perihal kejadian saat ini.
Metode penelitian kualitatif ini dijelaskan tentang sebagaimana penelitian yang
mendeskripsikan atau memperjelas tentang permasalahan sosial yang belum
mampu dijabarkan. Alasan penulis memiliki metode penelitian kualitatif melalui
pendekatakan fenomenologi dan studi kasus ialah agar memberikan kemudahan
bagi penulis untuk menjelaskan fenomena tersebut dengan runtun dan tidak
melebih-lebihkan atau dikurang-kurangi tiap hasil penelitian yang diperoleh.
Penelitian ini berusaha menjelaskan dengan detail tentang proses pemerintah
melakukan sosialisasi penerapan e-musrenbang dalam pembangunan daerah
terhadap masyarakat. Sehingga hasil penelitian ini, dapat mendeskripsikan
bagaimana e-musrenbang telah terlaksana dengan baik atau tidak didalam
pembangunan daerah wilayah Kelurahan Jeruk Kota Surabaya.
3.2. Perspektif Teori
Penelitian ini menggunakan perspektif teori Fenomenologi yang digagas
oleh Edmund Husserl yang menekankan bahwa dalam memahami suatu
fenomena, maka seseorang tersebut harus mengamati dan menulusuri fenomena
dengan apa adanya. Husserl juga mengatakan bahwa fenomena dapat diamati oleh
orang yang pernah mengalami fenomena tersebut yaitu diartikan sebagai realitas
yang tampak dan tidak memiliki tembok pemisah antara subyek realitas. Husserl
juga menunjuk metode fenomenologi mengenai pengalaman yang dapat menuju
pada pengalaman murni. Dimana hal tersebut dapat diketahui dengan akal pikir
kita sendiri seperti mengingat, berfikir. Teori fenomenologi membuka akan
kesadaran baru dalam suatu metode penelitian filsafat dan ilmu-ilmu sosial,
bahwa kesadaran tersebut bersifat terarah dan memiliki makna bagi kehidupan
dikarenakan menurut Hsusserl, bahwa dalam proses kesadaran yang terarah pada
satu titik maka hal itu disebut sebagai tindakan. Tindakan itu sendiri dilakukan
manusia selalu ada didalam suatu kerangka kebiasaan dan terdapat gerak tubuh
dan pola berfikir manusia itu sendiri. Seperti halnya apabila dikaitkan dengan
judul proposal bahwa hal tersebut merupakan fenomena mengenai pembangunan
daerah yang terdapat kontribusi masyarakat melalui media e-musrenbang, yang
dimana terdapat suatu kesadaran yang terarah melalui sosialisasi dan akan
menimbulkan suatu tindakan berupa gerak tubuh dan pola berfikir yang apabila
dikaitkan hal tersebut ialah bagaimana masyarakat memberikan usulan yang
nantinya akan berguna bagi pelaksanaan pembangunan daerah.
3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kota Surabaya tepatnya yaitu di
Desa Banjar Mlati Rw.03 Kelurahan Jeruk, Kota Surabaya. Lokasi penelitian ini
dipilih sesuai dengan hasil dari rumusan masalah serta tujuan penelitian yang
telah dituangkan dalam latar belakang penelitian. Alasan memilih posisi penelitian
di daerah tersebut dikarenakan di Desa Banjar Mlati ini terdapat sebuah
pembangunan taman dengan lahan tanah yang cukup besar dan masyarakat di
sekitar Kelurahan Jeruk memiliki antusias dalam memberikan saran apa saja
sarana dan prasarana yang akan ada di dalam taman tersebut. Waktu yang
dibutuhkan unuk penelitian ini tidaklah sedikit, dikarenakan peneliti harus
melakukan beberapa observasi dan wawancara ke beberapa masyarakat sekitar
mengenai proses pembangunan daerah dan mengenai sosialisasi website e-
musrenbang apakah telah di lakukan dengan baik dan terstruktur oleh pemerintah,
sehingga nantinya dapat berhasil dan sesuai dengan hasil penelitian tersebut, dan
juga menyusun beberapa baguan proposal penelitian yang akan di ajukan.
3.4. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini seperti orang, tempat, dan hasil yang dapat diamati
sebagai sasaran peneliti. Subjek penelitian ini yaitu beberapa masyarakat Desa
Banjar Mlati Rw.03, Pemerintah Kelurahan Jeruk dan Kecamatan Lakarsantri
yang dapat diwawancarai agar mendapatkan hasil data yang diharapkan penulis.
Peneliti mengambil subjek masyarakat dan pemerintah setempat dikarenakan
berdasarkan observasi dan wawancara yang sebelumnya telah dilakukan terdapat
kesenjangan mengenai sosialiasi media e-musrenbang dalam pembangunan
daerah.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menjadi tahap-tahap yang akan dilakukan
peneliti agar dapat memperoleh data yang dapat menyelesaikan permasalahan
peneliti. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ialah, melakukan
studi pustaka dan studi lapangan. Studi pustaka dilakuakn dengan membaca buku
atau media literatur lainnya yang berkaitan dengan analisis pembangunan daerah
dengan menggunakan penerapan E-musrenbang. Studi lapangan yaitu observasi
dan wawancara observasi, yaitu mengamati langsung pembangunan di Desa
Banjar Mlati, Kelurahan Jeruk, Kota Surabaya dengan teliti. Peneliti akan
melakukan pengamatan dengan terjadwal di beberapa Rt di desa tersebut dan
mengamati sebagaimana masyarakat setempat mengetahui tentang E-musrenbang,
lalu mencatat tentang gelaja apa yang terjadi didalam pensosialisasian terkait e-
musrenbang. Teknik pengumpulan data selanjutnya ialah wawancara, Wawancara
dilakukan dengan beberapa pihak yang akan dituju yaitu pemerintah daerah dan
masyarakat yang berada disekitaran pembangunan. Pertanyaan yang diberikan
penulis mencakup hal tentang bagaimana pelaksanaan pensosialisasian e-
musrenbang di Kelurahan Jeruk Kota Surabaya.
3.6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data menggunakan metode kualitatif, yaitu tentang
menganalisa data dari berbagai sumber mengenai Analisis Media E-Musrenbang
Dalam Mensosialisasikan Pembangunan Daerah Di Kelurahan Jeruk Kota
Surabaya. Teknik analisis data dapat berupa reduksi data yaitu memiliki beberapa
data yang akan disesuaikan dengan fokus penelitian, sehingga nantinya akan
memberikan gambaran yang jelas mengenai hasil penelitian. Setelah melakukan
reduksi data, data selanjutnya akan dianalisis dan disusun dengan beberapa
tahapan dari studi literatur dan studi lapangan yang berupa hasl observasi dan
wawancara. Dan tahap yang terakhir yaitu, pengambilan kesimpulan, dengan data
yang telah diperoleh akan dihubungkan terlebih dahulu, lalu dicari beberapa
kesimpulan yang dapat dipaparkan.

Daftar Pustaka
Anindito, D. B., Sagala, S. A. H., & Tarigan, A. K. M. (2022). E-musrenbang: A
digital framework for local participatory planning at the community level.
International Development Planning Review, 44(2), 191–216.
https://doi.org/10.3828/idpr.2021.5
Basnawi, C., & Sabilil, H. (2017, April 18). E-Governance towards Local
Participatory Planning in Developing Country (A Study about the
Implementation of E-Musrenbang In Surabaya, Indonesia). CAFES-17,
ICFCT-2017, SDMCAE-17 April 18-19, 2017 Kyoto (Japan). April 18-19,
2017 Kyoto (Japan). https://doi.org/10.15242/DIRPUB.DIRH0417027
Damayanti, D., Halimah, M., & Rusli, B. (2021). IMPLEMENTASI
KEBIJAKAN APLIKASI ELECTRONIC¬ MUSYAWARAH
PERENCANAAN PEMBANGUNAN (E-MUSRENBANG) DI
KECAMATAN CIBIRU KOTA BANDUNG. JANE - Jurnal Administrasi
Negara, 12(2), 46. https://doi.org/10.24198/jane.v12i2.28681
Ependi, U. (2013). PENGEMBANGAN E-MUSRENBANG PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAERAH (Studi Kasus: Kabupaten Ogan Komering
Ulu). Seminar Nasional Informatika, Vol. 1 No. 1, 6.
Harahap, D. R., Badaruddin, B., & Harahap, R. H. (2021). Efektivitas Penerapan
Sistem E-Planning Dalam Perencanaan Pembangunan di Pemerintahan
Kabupaten Tapanuli Selatan. PERSPEKTIF, 10(1), 76–87.
https://doi.org/10.31289/perspektif.v10i1.4073
Ikmal, N., Prawesti, B., R, D., & Fajry, M. (2021). Perencanaan Pembangunan
Berbasis Partisipasitif Dalam Penerapan E-Musrenbang. GOVERNANCE:
Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik, Vol. 11(Vol 11 No 1 (2021):
GOVERNANCE: Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik).
https://doi.org/10.38156/gjkmp.v11i1
Iqbal, M., Handayani, S., & Safitri, D. (2022). Efektivitas Sistem Informasi
Pembangunan Daerah (SIPD) dalam Perencanaan Pembangunan Daerah.
Jurnal Inovasi Ilmu Sosial Dan Politik.
Iqbal, M. M., & Utomo, A. K. (2020). Peran Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Malang dalam Musrenbang Kecamatan di
Kecamatan Kepanjen Tahun 2020. Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan,
6(1), 50–66. https://doi.org/10.37058/jipp.v6i1.2178
Ismowati, M., Brajanegara, H., Sianturi, M., & Yuliyanto, Y. (2021). An Analysis
of Public Participation in E-Musrenbang (Planning Development
Discussion) As An Effort to Support The Successful Performance of
Tanjung Priok District Jakarta. Proceedings of the 1st International
Conference on Science and Technology in Administration and
Management Information, ICSTIAMI 2019, 17-18 July 2019, Jakarta,
Indonesia. 1st International Conference on Science and Technology in
Administration and Management Information, ICSTIAMI 2019, 17-18
July 2019, Jakarta, Indonesia, Jakarta, Indonesia.
https://doi.org/10.4108/eai.17-7-2019.2302183
Karuniawati, R. D., Fanida, E. H., Ap, S., & Ap, M. (t.t.). EFEKTIVITAS SITEM
ELECTRONIC MUSYAWARAH RENCANA PEMBANGUNAN (E-. 11.
Nazir, A. (2017). IMPLEMENTASI KEBIJAKAN E-MUSRENBANG DI
KELURAHAN GONDRONG, KECAMATAN CIPONDOH, KOTA
TANGERANG. Jurnal Mandiri : Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi,
1(1), 8–21. https://doi.org/10.33753/mandiri.v1i1.6
Patrianti, T., & Shabana, A. (2017). THE UTILIZATION OF CYBER PR IN
MUSRENBANG CAMPAIGN (CASE STUDIES IN THE CITY
DEVELOPMENT PLANNING AGENCY OF SOUTH TANGERANG). 9.
Rafinzar, R. (2020). Inovasi E-Government Dalam Pelayanan Publik (Studi
Faktor Pendukung Dan Penghambat Program E-Mussrenbang Kota
Surabaya). 6, 24.
Rahayu, N. S. (2019). Inovasi E-Government Dalam Perencanaan Pembangunan
Daerah (Efektivitas E-Musrenbang di Pemerintah Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta). 9, 26.
Sahoming, P., Lumohlos, J., & Pangemanan, F. (2019). Implementasi Kebijakan
E-SAKIP Dalam Peningkatan Kinerja Aparatur Sipil Negara Di Dinas
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Manado. Jurnal
Jurusan Ilmu Pemerintahan. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Sam Ratulangi, 3.
Sidiq, D. U., Ag, M., & Choiri, D. M. M. (t.t.). METODE PENELITIAN
KUALITATIF DI BIDANG PENDIDIKAN. Dalam METODE
PENELITIAN KUALITATIF DI BIDANG PENDIDIKAN.
Sumiati, I., Ariffin, H. B., & Ardianti, D. (2022). E-Government Innovation in
Bandung City during the Covid-19 Pandemic. 16.
Wandyra, S. A. (t.t.). The Implementation of E-Musrenbang Website to Increase
Community Participation in Development Planning during Covid-19
Pandemic (Case Study of Glintung Water Street in Purwantoro Kota
Malang). 11.
Wiyani, F. (t.t.). ENCOURAGING PUBLIC PARTICIPATION AND
DELIBERATIVE DEMOCRACY IN THE IMPLEMENTATION OF e-
MUSRENBANG IN DKI JAKARTA. 16.

Anda mungkin juga menyukai