Jurusan Ilmu Komunikasi Hubungan Masyarakat, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung
(*)
Email : rinahimaturipa17@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pengelolaan
dimulai dari pencarian data dan fakta, perencanaan,pengaplikasian
program,serta tahap evaluasi. Proses ini merupakan rangkaian dari
pengaplikasian konsep four step public relationsyang dijalankan oleh humas
Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat, yaitu tahap fact
finding,planning and programming, taking actions and communications, and
evaluations.Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme ,
pendekatan kualitatif dan metode studi kasus, mengenai suatu lembaga
atau organisasi dengan berupa fenomena yang ada dan terjadi nyata
disuatu lembaga atau organisasi. Hasil dari penelitian ini menerangkan
bahwa proses pengelolaan website menghasilkan data yang terbagi
kedalam dua bagian yaitu fakta primer dan sekunder,setelah data
didapatkan selanjutnya perencanaan program aplikasi yang memudahkan
publik, lalu pengaplikasian program aplikasi seperti halnya E-MTQ,
SIMKAH, dan lain-lain, tahap akhir yaitu evaluasi yang dilakukan seperti
Rapat Koordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota.
Kata Kunci : Pengelolaan; Humas; Website
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out the management process, Fact
Finding, Planning and programming, Taking Actions and
communications, and evaluation stages. This process is a series of
applications of the four-step public relations concept run by the PR of
the Regional Office of the Ministry of Religion of West Java Province.
Researchers also use a case study approach that is about an institution
Diterima: April 2019. Disetujui: Mei 2019. Dipublikasikan: Juni 2019. 225
Rina Himaturipa, Yusuf Zaenal Abidin, Abdul Aziz Ma’arif
PENDAHULUAN
Perkembangan Teknologi komunikasi saat ini dimanfaatkan oleh praktisi
humas sebagai media komunikasi baru, yaitu dengan penggunaan internet
dalam melakukan kegiatannya. Keuntungan dari penggunaan internet bisa
mengidentifikasi masalah dalam komunikasi, dan bisa menembus ruang
waktu dalam pemakaiannya. Pada new media ini humas memiliki metode
dan strategi baru yaitu dengan menggunakan internet sebagai sarana
komunikasi dengan publik metode ini disebut dengan cyber public relations.
Komunikasi melalui internet dianggap efektif dalam kegiatan humas
karena menciptakan hubungan one to one dari pada media massa lain
yang bersifat one to many. Sehingga komunikasi yang dilakukan bisa lebih
cepat dan tepat karena bersifat langsung. Kantor Wilayah Kementrian
Agama Provinsi Jawa Barat, telah melakukan perubahan berbagai sistem
salah satunya yaitu penggunaan website, penggunaan website ini sesuai
berdasarkan intruksi presiden No 3 Tahun 2003, mengenai Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan E-Government yang bertujuan untuk
terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik Good Governance dalam
pengertiannya mencakup aturan dan institusi yang mendorong
administrasi publik yang transparan, efesien, dan akuntabel. Hal itu
didukung dalam undang-undang No 14 Tahun 2004 tentang Keterbukaan
Informasi Publik yaitu
Pasal 7 Ayat (3): untuk melaksanakan kewajibannya dalam
penyedian informasi publik maka Badan Publik harus membangun
dan mengembangkan Sistem Informasi dan Dokumentasi untuk
mengelola informasi publik secara baik dan efesien sehingga dapat
diakses dengan mudah” kemudian, Pasal 4 huruf (b) Peraturan
Komisi Informasi No. 1 Tahun 2010, tentang Standar Pelayanan
Informasi Publik yaitu; Badan Publik harus membangun dan
226 Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 2 (2019)225-246
Pengelolaan Website sebagai Media Informasi Publik
LANDASAN TEORITIS
kerja sama pihak dengan pihak pers, media cetak atau elektronik dan
hingga menggunakan media tradisional lainnya. Humas pemerintah
memiliki tugas sebagai mediator, fasilitator, dan penjembatan komunikasi
antara masyarakat dengan pemerintah.Mengusahakan timbulnya
hubungan yang harmonis dan saling pengertian antara lembaga dengan
masyarakat.Pada dasarnya humas pemerintah mempunyai tugas
adalah:pertama, Memberikan penerangan dan penjelasan kepada
masyarakat tentang kebijakann langkah-langkah dan tindakan pemerintah
serta memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa informasi yang
diperlukan secara terbuka,jujur dan objektif. Kedua, Memberi bantuan
kepada media berita berupa bahan-bahan informasi mengenai kebijakan
dan langkah-langkah serta tindakan pemerintah, termasuk fasilitas
peliputan kepada media berita untuk acara-acara resmi yang penting,
pemerintah merupakan sumber informasi yang penting bagi media, karena
itu sikap keterbukaan informasi publik sangat diperlukan. Perkembangan
teknologi komunikasi dan informasi pada saat ini, dan kegiatan
komunikasi dan publikasi yang dilakukan oleh praktisi humas dinamakan
dengan Cyber Public Relations. Humas melalui media internet memiliki
peranan yang lebih besar dan luas dibandingkan dengan humas dunia
fisik, melalui kegiatan E-PR tersebut maka dapat diketahui keuntungan
yang didapat humas dalam menggunakan internet.
Informasi cepat sampai pada publik; 2.Internet dapat berfungsi
sebagai iklan, media, alat marketing, sarana penyebaran informasi
dan promosi; 3.Siapa pun dapat mengakses internet; 4.Tidak
terbatas oleh ruang dan waktu; 5.Internet dapat membuka
kesempatan melakukan hubungan komunikasi dalam bidang
pemasaran secara langsung. (Ardianto, 2007:193).
Berdasarkan pengertian tersebut bahwa banyak sekali keuntungan
yang diperoleh jika praktisi humas menggunakan internet dalam kegiatan
komunikasi dan publikasi, karena internet bisa digunakan sebagai iklan,
alat pemasaran dan keuntungan lainnya internet tidak terbatas ruang dan
waktu, membuka secara luas untuk melakukan hubungan komunikasi
dengan pihak external.Komunikasi seperti ini bisa saja akan lebih lengkap
dibandingkan dengan media offline.Humas pemerintah memiliki tugas
sebagai mediator, fasilitator dan penjembatan komunikasi antara
masyarakat dengan pemerintah.Menurut Rasyid (2011: 215) dalam
bukunya Dasar – Dasar Public Relations menyebutkanada beberapa aplikasi
yang dapat digunakan seorang Cyber PR dalam implementasi
Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 2 (2019) 225- 233
246
Rina Himaturipa, Yusuf Zaenal Abidin, Abdul Aziz Ma’arif
Masyarakat atau yang disebut Dumas. Pekerjaan humas itu tidak terlepas
dari data, karena tanpa data yang akurat humas tidak bisa melakukan apa-
apa. Salah satu pekerjaan humas adalah membuat release sesuai dengan
kegiatan yang terjadi di lembaga, tugas humas adalah sebagai penghubung
atau sebagai mediator dengan adanya layanan dumas, inmas menjembatani
kebutuhan publik seperti adanya pengaduan mengenai zakat dan haji,
maka inmas akan menyampaikan aduan tersebut kepada pihak yang
bersangkutan sehingga tidak akan ada lagi miss komunikasi.dalam buku
dasar- dasar Public Relations terdapat pendapat yang dikemukakan oleh
Cutlip, Center, and Broom bahwa,beberapa kegiatan dalam memenuhi
kebutuhan pengumpulan data dengan cara metode informal melalui data
Primer salah satunya adalah Mail Analysis yaitu metode mengolah surat-
surat yang masuk langsung dikirim ke organisasi kita baik yang memuji
atau mengkritik organisasi kita atau personal kontak, komunikasi
interpersonal karena seorang humas dapat menembus tembok-tembok
formalitas baik dari organisasi maupun per-orangan yang umumnya dirasa
sulit.(Yulianita, 2001 : 122-127)
Humas memiliki kewajiban untuk menyebarkan informasi kepada
publik, dan publik memiliki hak untuk mendapat informasi dari
lembaga.setelah mengikuti kegiatan humas memiliki kewajiban untuk
menulis release yang akan disebarkan kepada wartawan tujuannya agar
tidak adanya kesalah pahaman atau berita yang salah ditulis oleh
wartawan. Data selanjutnya didapatkan dari data sekunder yaitu media
cetak dan medi online seperti yang dijelaskan oleh Novam Scorpatien
selaku Pranata Humas bahwa:
Data sekunder yang dilakukan adalah monitoring media, melalui
media cetak atau online dengan menganalisis berita tersebut seperti
melihat unsur 5W1H dan mengklasifikasikan berita, berita nya
positif apa negative atau netral kalau positif berita nya yang baik
baik kalau negative ya yang buruk-buruk, setelah itu apakah berita
foto atau berita tulisan dalam berita tersebut. proses analisis ini yang
menentukan apakah berita tersebut layak untuk di informasikan
atau tidak. (Hasil Wawancara 28 Februari 2018)
Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 2 (2019) 225- 235
246
Rina Himaturipa, Yusuf Zaenal Abidin, Abdul Aziz Ma’arif
Inmas sih biasanya setahun dua kali atau setahun sekali, gimana kalau ada
anggaran aja sih” (Hasil Wawancara 28 Februari 2018)
Data yang didapatkan menjadi pertimbangan untuk merencanakan
program yang akan dibuat selanjutnya, seperti adanya data mengenai
pendaftaran MTQ nasional yang ingin memperbaharuinya sehingga pihak
Kemenag Pusat mempertimbangkan untuk membuat pendaftaran MTQ
secara online, bekerja sama dengan pihak IT, untuk tahap koordinasi nya
itu programmer dari setiap Kanwil Provinsi saling bekerja sama untuk
penentuan Aplikasi terkait dan User nya, dan bagaimana teknis
pengisiannya. Perkembangan teknologi informasi saat ini membuat
pemerintah lebih memberikan pelayanan melalui basis IT sehingga sistem
dapat terlacak dengan cepat. Proses ketiga adalah rapat koordinasi. Proses
ketiga yaitu Rapat Koordinasi Inmas Se-Jawa Barat Berdasarkan hasil
Rapat Koordinasi Inmas Satker Inmas Kabupaten atau kota memiliki
perencanaan membuat Aplikasi terbaru, untuk pelayanan terhadap
wartawan walau bagaimanapun wartawan adalah pihak external dari
instansi, maka pihak Kanwil Kemenag membuat aplikasi yang didalamnya
terdapat beberapa Release yang bisa disampaikan kepada publik, sehingga
tidak lagi wartawan sibuk secara personal untuk makesure berita-berita yang
beredar. Seperti yang dijelaskan oleh Informan Tribudiono Selaku Pranata
Humas Kontributor Berita menyatakan bahwa:
Salah satu tugas humas itu adalah menjaga hubungan baik dengan
pihak external diantaranya hubungan dengan pers. Media Center ini
sebelumnya memang sudah dilakukan di pusat Kementerian Agama
Republik Indonesia, dan kami ingin membuat di lingkup Kanwil
khususnya Provinsi Jawa Barat. Media center ini wadah untuk
pihak media mengetahui kegiatan kemenag atau untuk media siaran
pers, kan kalau di website siaran pers situ sama dengan berita-berita
yang di sebarkan. Nah di media center ini mah khusus siaran pers
aja, jadi kalau wartawan membutuhkan berita udah lansgung ada di
media center tidak perlu bertanya personal lalu kami juga ingin
memiliki spot khusus di kantor Media Center jadi ketika kita ingin
melakukan konferensi pers tidak usah bingung lagi untuk masalah
tempat. (Hasil Wawancara 20 Maret 2018)
Pada pengembangan website yang dilakukan untuk memperbarui
data, sering dilakukan referensi website instansi lain untuk menjadi bahan
acuan atau sebagai contoh agar website Kanwil Kemenag tidak no-
uptudate. Komunikasi secara non-formal lebih sering dilakukan untuk
Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 2 (2019) 225- 237
246
Rina Himaturipa, Yusuf Zaenal Abidin, Abdul Aziz Ma’arif
proses penerapan aplikasi ini secara tidak langsung memilki fungsi yang
sama yaitu untuk memberikan pelayanan terbaik pada publik.
Penerapan yang pertama dilakukan adalah Aplikasi yang
memudahkan publik yaitu pertama adalah aplikasi E-MTQ Perencanaan
yang sudah dihasilkan adalah dengan adanya aplikasi E-MTQ yang
diluncurkan pada tahun 2016. Pada Tahun ini diminimalkan untuk error
system publik bisa langsung membuka website Kanwil Kementerian Agama
Provinsi Jawa Barat dan me-klik aplikasi terkait dengan log-in terlebih
dahulu, atau publik juga bisa meng-akses link terkait http//e-mtqnasional,
didalam aplikasi tersebut sudah terdaftar beberapa orang yang pernah
menjuarai MTQ pada tahun sebelumnya. E-Mtq bisa meminimalisir
pemalsuan data, seperti yang dijelaskan oleh Tribudiono selaku Pranata
Humas Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
Para calon peserta bisa langsung aja buka website.Nanti langsung ada
aplikasinya. Pada aplikasi E-MTQ peserta mulai dipantau dari
proses pendaftaran hinggan akhir. Potensimanipulasi data peserta
dalam registrasi awal diantaranya pencurian dan kelebihan umur
peserta aka terlacak oleh sistem komputerisasi. E-Mtq ini bentuk
kerjasama kemeag dengan Kemendagri semua data akan terekam
melali NIK yang sudah di lakukan Kemendagri. Aplikasi ini
dilengkapi dengan video streaming masyarakat bisa menonton
secara langsung seluruh agenda pada pelaksanaan MTQN.(Hasil
Wawancara 28 Februari 2018).
Pengumpulan data yang dilakukan oleh Kementerian Agama adalah
bekerja sama dengan Kemendagri untuk pengumpulan NIK, sehingga
meminimalisir pencurian data dan kecurangan dalam pendaftaran. Untuk
memaksimalkan layanan maka bentuk kerja sama ini dengan orang-orang
aheli dalam teknologi informasi karena membutuhkan user-user yang
cepat dan untuk melayani pun panitia menyediakan video live streaming pada
saat acara berlangsung. Aplikasi yang kedua adalah, yang dibuat oleh
Kementerian Agama Pusat adalah SIMKAH yaitu (Sistem Informasi
Manajemen Nikah) dikeluarkan pada Tahun 2018 Aplikasi berbasis web ini
bertujuan untuk melindungi data dari pemalsuan akta nikah. Penyesuaian
aplikasi pusat ini adalah setiap perwakilan Provinsi bekerja di pusat
sehingga informasi bisa disebarkan melalui perwakilan tersebut atau dalam
proses Bimtek. Pembuatan apikasi ini bekerja sama dengan Pihak KUA
seperti yang dijelaskan oleh Yudi Hermawan Selaku Pengembangan
Teknologi dan Informasi:
Publik bisa mengakses aplikasi ini melalui website atau link terkait
seperti facebook Kemenag.Karena komunikasi yang dilakukan pihak
external khsusunya wartawan atau pers masih menggunakan media social
atau personal sehingga pihak kemenag membuat aplikasi yang bisa
memudahkan jalannya komunikasi, hingga tempat yang disediakan di
Kantor.Pada Proses penerapan aplikasi terbagi kedalam dua bagian yaitu
penerapan dan komunikasi, komunikasi yang dilakukan pertama adalah
pengenalan website pada publik, dan yang kedua adalah bimbingan tekniks
yang dilakukan kepada publik.Pihak Kantor Wilayah Kementerian Agama
hingga saat ini karena terbentur oleh Sumber Daya Manusia belum
memaksimalkan pengenalan websitei dan Aplikasi-aplikasinya pada publik
melalui media social.Facebook lah salah satu media pengenalan pada
masyarakat, dikarenakan respon dalam facebook lebih banyak dibandingkan
media social lainya, namun untuk kedepannya Inmas akan
memaksimalkan pengenalan aplikasi-aplikasinya kepada masyarakat.
Strategi untuk sosialisai pengenalan seluruh aplikasi yang dibuat oleh
Kementerian Agama kepada publik melalui media social yang
dimanfatkan, seperti facebook, Twitter, Instagram.Menjadikan website sebagai
media informasi publik adalah dengan megutamakan pelayanan-pelayanan
yang dapat memudahkan kebutuhan publik.seperti berita-berita yang
disebar secara uptudate aplikasi yang memudahkan publik dan pengelolaan
yang baik
Pelayanan yang diberikan dengan perkembangan teknologi
informasi saat ini adalah program aplikasi.Berita-berita yang menarik
perhatian publik pun tetap ditayangkan sesuai dengan berita yang sedang
hangat di perbincangkan.Penyebaran berita merupakan suatu hal yang
harus sesuai dengan Keterbukaan Informasi Publik yang tertera pada
Undang-Undang. Dalam Proses komunikasi harus ditentukan saluran-
saluran yang dilalui, menurut Scoot M Cultip dan Allen(2009:121) dalam
bukunya yang berjudulEffective Public Relations diuraikan beberapa faktor
agar komunikasi berlangsung efektif yang dinamakan dengan "The seven
Communication", salahsatunya adalah :pertama, Kepuasan artinya
komunikator dapat menyampaikan pesan kepada komunikan dalam hal ini
komunikan dapat memahami maksud komunikator sehingga komunikator
merasa puas,penyampaian pesan atau pembuatan berita menggunakan
bahasa yang mudah dipahami karena segmentasinya adalah seluruh
Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 2 (2019) 225- 241
246
Rina Himaturipa, Yusuf Zaenal Abidin, Abdul Aziz Ma’arif
data dan fakta yang sesuai dengan kondisi lapangan untuk menentukan
program selanjutnya, termasuk dalam evaluasi.Evaluasi juga
menghasilkan keputusan atau kinerja yang sudah dilakukan, seperti
Kementerian Agama Republik Indonesia memberikan penghargaan bagi
setiap Provinsi dalam Pengelolaan website terbaik Provinsi Jawa Barat
menduduki posisi ke-tiga tentunya ini menjadi bahan evaluasi apa yang
harus di tambahkan dari mempelajari website yang lebih unggul. Evaluasi
selanjutnya dilakukan oleh Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
Evaluasi non Formal artinya evaluasi yang dilakukan tanpa adanya aturan
khusus seperti melakukan komunikasi interpersonal dengan karyawan
yang lainnya.
Evaluasi yang dilakukan Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Jawa Barat adalah secara keseluruhan yang dibicarakan dalam
rapat formal yaitu rapat koordinasi, dalam rapat tersebut membahas
mengenai hal apa saya yang telah dilakukan dan dampaknya seperti apa,
lalu membahas mengenai apa yang harus diperbarui untuk misi
kedepannya. Rapat koordinasi dilakukan oleh Kasubag Inmas secara
Nasional dan Rapat Koordinasi Satuan Kerja Kementerian Agama yang
tesebar disetiap Kab atau Kota.
PENUTUP
Humas Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat dalam
menjalankan proses Pengelolaan Website sebagai Media Informasi Publik,
menggunakan tahap konsep four step public relations yaitu pertama adalah
pencarian data dan fakta fact finding, planning and programming,taking actions
and communications, evaluations. Peneliti disini bertujuan untuk mengetahui
proses yang dilakukan Humas Kantor Wilayah Kementrian Agama
Provinsi Jawa Barat dalam mengelola website yang dijadikan sebagai media
informasi publik, setelah menganalisis data hasil penelitian tentang proses
pengelolaan website.Pada dasarnya dalam kegiatan kehumasan
menggunakan manajemen, manajemen adalah suatu pengelolaan agar
suatu tujuan tercapai berdasakan sebuah perencanaan.Proses pengelolaan
yang dilakukan menggunakan konsep proses four step public relations yaitu
proses yang dilakukan oleh praktisi humas.
Pada proses tersebut satu setelah proses saling berkaitan dimulai
pencarian fakta kemudian dilanjutkan dengan perencanaan program
setelah itu pengaplikasian program setelah itu melakukan evaluasi, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Pertama, proses pencarian data
dan fakta atau fact finding setelah melakukan penelitian bahwa data terbagi
kedalam dua bagian yaitu data primer dan sekunder, primer didapatkan
dari aplikasi yang berbasis Dumas yaitu pengaduan masyarakat
dikarenakan humas tidak melakukan secara langsung ke lapangan namun
menerima pengaduan melalui aplikasi tersebut, lalu mengikuti liputan yaitu
kegiatan yang dilakukan oleh divisi manapun untuk menulis atau
menghasilkan sebuah berita, selanjutnya data sekunder didapatkan dari
hasil media online dan media cetak. Kedua, yaitu proses planning and
programmer perencanaan yang nantinya akan menjadi rencana yang
dilakukan selanjutnya perencanaan yang dihasilkan adalah melakukan
pengenalan website kepada publik, melakukan rapat koordinasi dengan
pihak kementrian agama pusat dan kementrian agama kab/kota.ketiga,
proses pengaplikasian aplikasi yang sudah direncanakan seperti halnya
aplikasi terbaru. Keempat,yaitu evaluasi yang terbagi dalam dua yaitu formal
dan non formal. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari data-data
di lapangan, pada dasarnya penelitian ini berjalan baik.Bukan sesuatu
kekeliruan apabila peneliti ingin mengemukakan beberapa saran yang
bermanfaat bagi kemajuan bagi kedepannya. Saran yang peneliti ajukan
adalahPertama, Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat
Humas atau yang biasa disebut dengan Informasi Masyarakat secara
structural dibawah Tata Usaha tidak memiliki struktur tersendiri. Pada
kinerja kekurangan tenanga professional dibidang humas, kedua Inmas
Kanwil Kemenag dalam mengolah aplikasi tidak hanya dalam website saja
alangkah lebih baik lagi bahwa memiliki SDM untuk mengelola social media
seperti contohnya facebook, twitter,dsb. Jika dalam lingkup pemerintah
alangkah lebih baik nya memiliki Inmas diluar dari divisi Tata Usaha
sehingga program nya lebih fokus.Ketiga, Kepada Mahasiswa, Penelitian ini
hanyalah langkah awal untuk penelitian dan selanjutnya mengenai proses
pengelolaan website dengan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, E. (2013).Handbook Of Public Relations Pengantar
Komprehensif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Cutlip, S .(2009). Effective Public Relations. Edisi ke Sembilan. Jakarta :
Prenada Media Group.
Dewi, Q .2018. Strategi Komunikasi pada Pasar Modal Syariah Berbasis
Cyber Public Relations. Ilmu Dakwah: Jurnal Dakwah Tabligh,
Vol.10.No.1. Hal 19
Reputation: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 2 Nomor 2 (2019) 225- 245
246
Rina Himaturipa, Yusuf Zaenal Abidin, Abdul Aziz Ma’arif