Sindy pramudita
JL. Raya Serang - Jakarta, KM.03 No.1B, Panancangan, Kec.Cipocok Jaya, Kota Serang,
Banten 42124, Indonesia
Email: sindypramudita@gmail.com
Abstract
Abstrak
Digital Public Relations atau Cyber Public Relations digunakan dalam manajemen reputasi
perusahaan. Praktek digital Public Relations merupakan interaksi masyarakat yang
melakukan praktek dengan adaptasi dari penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
dalam perusahaan. PR memiliki peran penting dalam menyediakan informasi yang sehat dan
positif di tengah perkembangan teknologi komunikasi, dengan kata lain PR harus
memperhatikan pluralisme dan cultural sensitivity dalam lingkungan masyarakat. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah netode kualitatif deskriptif dengan pendekatan
studi kepustakaan. Tujuan penelitian ini yaitu mempelajari dan mengkaji bagaimana strategi
Public Relations dapat mempertahankan reputasi perusahaan Indonesia di era digital. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan startegi PR yang digunakan dalam mengimplementasikan
tahapan PR yaitu defining the problem, planning and programming, taking action and
communicating serta evaluating.
METODE PENELITIAN
Pendekatan dalam penelitian ini yakni penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan
Metode penelitian kajian literatur atau studi pustaka. Alasan studi kasus dipilih karena
kemampuan metode ini memberi ruang luas kepada peneliti untuk bersentuhan langsung
dengan berbagai aktivitas (Putra & Raharjo, 2020). Kajian literatur atau studi kasus
merupakan langkah awal dan penting dalam penyusunan rencana penelitian. Melalui kajian
literatur, peneliti melakukan penelusuran dan studi mendalam terhadap berbagai sumber
kepustakaan seperti buku, jurnal, dan artikel terkait dengan topik penelitian, dengan tujuan
untuk menghasilkan tulisan yang relevan tentang topik atau isu yang diteliti. Dalam kajian
ini, penulis mengumpulkan berbagai jenis literatur tersebut untuk mendukung analisis dan
pembahasan yang dilakukan dalam penelitian.
A. Public Relation
Digital Public Relations atau e-PR atau dapat disebut juga sebagai Cyber Public
Relations merupakan konsep baru yang digunakan dalam manajemen reputasi
perusahaan. Praktek Digital Public Relations (PR) merupakan salah satu bagian dari
kegiatan hubungan masyarakat yang diadaptasi dari penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi bagi perusahaan. Sudah banyak perusahaan dalam tingkat nasional maupun
multinasional yang mulai menerapkan Digital Public Relations dalam perusahaannya
seperti Bank, Pemerintahan, Organisasi Non-Pemerintah, Institusi dan lainnya yang
memiliki website dan halaman web di Internet. Pentingnya penyebaran informasi digital
begitu dirasakan setiap perusahaan atau pemerintah sehingga kesadaran untuk memenuhi
kebutuhan informasi pada media tersebut perlu diterapkan pengelolaan yang sesuai
dalam penerapannya (Satira & Hidriani, 2021). Definisi Public Relations (PR) yang
disimpulkan secara singkat menurut Nurul Jannati Rochmah (2015) adalah aktivitas yang
dilakukan dengan menjalin hubungan komunikasi antara organisasi dan keseluruhan
publik, baik eksternal maupun internal, dengan tujuan menumbuhkan saling pengertian,
goodwill, dan kerjasama melalui komunikasi timbal balik untuk mencapai tujuan
bersama.
Berkembangnya teknologi komunikasi, berita dan informasi kini dapat disebar dalam
hitungan detik dengan dukungan internet. Namun semua perkembangan teknologi
komunikasi yang dilewati memiliki dampak positif dan negatif yang terjadi. PR berperan
penting dalam memberikan informasi yang sehat dan positif kepada masyarakat di
tengah polemik perkembangan teknologi komunikasi yang banyak pula menyebarkan
berita hoax atau fake news. PR harus dapat memberikan informasi yang memperhatikan
pluralisme dan cultural sensistivity yang ada di dalam lingkungan masyarakat. Oleh
karena itu, perlunya pengetahuan yang memadai tentang teknologi informasi dan
komunikasi bagi seorang praktisi PR masa kini. Ada beberapa peran penting public
relations di era digital ini yaitu menggiring opini, mengelola akun sosial, mengelola
konsumen, membuat strategi publikasi, dan menjaga reputasi online.
Penggunaan internet memberikan dampak yang luar biasa bagi kehidupan masyarakat
di dunia, termasuk di Indonesia. Berdasarkan hasil survey yang telah dirilis Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2017, menunjukkan bahwa
penetrasi pengguna internet terus meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan pada tahun
2017, penetrasi pengguna internet di Indonesia mencapai 143, 26 juta orang dari total
jumlah penduduk 262 juta orang. Ini artinya 54,68% penduduk Indonesia sudah
menggunakan internet. Berdasarkan data tersebut maka tidak dapat dipungkiri bahwa
saat ini kita elah memasuki dunia digital. Dunia digital telah mengubah cara komunikasi
antara organisasi dengan publiknya. (Cutlip, S, M., Center, A, H., & Broom, G, 2009)
mengungkapkan bahwa internet Merupakan revolusi komunikasi yang sangat luas dan
mendalam. Bagi praktisi kehumasan. Penggunaan internet juga membawa dampak dalam
membina hubungan dengan publik dan melakukan pengelolaan informasi suatu
organisasi.
Ada berbagai definisi humas digital yang dikemukakan para ahli, menurut Onggo &
Bob julis (2011) humas digital adalah inisiatif humas yang menggunakan media internet
sebagai sarana publisitasnya. Humas digital juga dilihat sebagai pelaksanaan fungsi
humas di dunia maya (cyberspace) Oleh karenanya pelaksanaan humas digital
merupakan pelaksanaan program humas dengan memanfaatkan media digital online
untuk berkomunikasi dengan publiknya (Mizanie & Irwansyah, 2019). Selain itu,
pelaksanaan humas digital juga sudah mulai dilakukan oleh para pejabat publik, tokoh
masyarakat ataupun aktor politik. Contohnya saja seperti Presiden ke-7 Republik
Indonesia, Joko Widodo yang kerap mengelola akun media sosialnya, untuk
membagikan informasi mengenai berbagai aktivitas kenegaraan maupun aktivitas pribadi
kepada para netizen. Hal ini menunjukkan bahwa seorang pejabat publik pun berusaha
mengadaptasi pengelolaan hubungan dan informasi dengan publiknya di dunia maya
sehingga publik dapat melihat berbagai aktivitas terbarunya tanpa dibatasi ruang dan
waktu pelaksanaan humas digital sudah mulai diimplementasikan di berbagai organisasi
publik, organisasi privat, organisasi nirlaba, partai politik maupun organisasi lainnya.
Selain itu, pelaksanaan humas digital juga sudah mulai dilakukan oleh para pejabat
publik, tokoh masyarakat ataupun aktor politik.
Sebuah praktik PR dalam suatu organisasi harus memiliki kedua peran tersebut,
karena keduanya saling melengkapi. Manajer PR bertanggung jawab untuk
merencanakan, mengelola, memilih staf, mengatur jadwal, dan menyiapkan anggaran
untuk kegiatan PR. Sementara itu, teknisi PR bertanggung jawab untuk melaksanakan
seluruh kegiatan PR dengan memastikan bahwa program-program PR berjalan dengan
baik, terarah, dan tepat sasaran. Pada peran PR ini sebuah organisasi dapat memastikan
bahwa aktivitas PR mereka efektif dan efisien dalam mencapai tujuan komunikasi dan
bisnis yang diinginkan. dua peran yang dimiliki oleh seorang praktisi Public Relations
(PR) dalam organisasi, sedangkan seorang teknisi PR tidak terlibat dalam proses
tersebut. Terdapat perbedaan diantara peran-peran PR yaitu terletak pada tingkat
keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan di tingkat korporasi. Seorang manajer
PR terlibat dalam pengambilan keputusan strategis yang mempengaruhi arah dan tujuan
organisasi, sementara seorang teknisi PR lebih fokus pada pelaksanaan tugas-tugas
praktis dalam menjalankan program dan kegiatan PR yang telah ditetapkan oleh manajer
atau pimpinan. Manajer PR bertanggung jawab untuk merencanakan, mengelola,
memilih staf, mengatur jadwal, dan menyiapkan anggaran untuk kegiatan PR. Sementara
itu, teknisi PR bertanggung jawab untuk melaksanakan seluruh kegiatan PR dengan
memastikan bahwa program-program PR berjalan dengan baik, terarah, dan tepat
sasaran. Dengan adanya kedua peran ini, sebuah organisasi dapat memastikan bahwa
aktivitas PR mereka efektif dan efisien dalam mencapai tujuan komunikasi dan bisnis
yang diinginkan (Nurislamiah et al., 2023).
B. Era Digital
Penulis akan menyajikan atau memberikan gambaran yang sangat baik tentang era
digital. Memang benar, zaman telah berubah dikarnakan adanya era digital salah satunya
mengubah cara berkomunikasi, bekerja, belajar, hingga berbelanja. Era digital menandai
pergeseran menuju kemudahan, efisiensi, dan konektivitas yang lebih besar melalui
teknologi. New media atau internet menjadi salah satu pilar utama dalam era digital ini,
memungkinkan akses yang cepat dan luas terhadap informasi serta mengubah cara kita
berinteraksi dengan dunia sekitar. Meskipun membawa banyak manfaat, era digital juga
menghadirkan sejumlah tantangan dan dampak yang perlu dikelola dengan bijaksana
(Hasna & Irwansyah, 2019).
Gambaran yang sangat jelas tentang pentingnya Digital Public Relations atau e-PR
dalam manajemen reputasi perusahaan di era digital ini. Praktik Digital PR tidak hanya
menjadi bagian integral dari kegiatan hubungan masyarakat, tetapi juga merupakan
strategi komunikasi yang semakin umum diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di
berbagai sektor, termasuk perbankan, pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan
institusi pendidikan. Dengan memanfaatkan teknologi dan platform digital, perusahaan
dapat memperkuat citra dan hubungan mereka dengan publik. Bahkan media
pemberitaan tradisional seperti koran dan majalah telah beralih ke platform digital untuk
memenuhi kebutuhan informasi publik yang semakin tinggi di era digital ini.Tentu saja,
pentingnya penyebaran informasi digital menuntut pengelolaan yang tepat untuk
memastikan informasi yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan dan harapan publik.
Dengan teknologi komunikasi yang terus berkembang, PR memiliki peran yang semakin
vital dalam menyebarkan informasi yang akurat dan relevan melalui media digital untuk
memperkuat reputasi dan hubungan perusahaan dengan publiknya.
Namun, seiring dengan kemudahan tersebut, terdapat dampak positif dan
negatif.Namun, seiring dengan kemudahan tersebut, terdapat dampak positif dan negatif.
Salah satu tantangan utama adalah penyebaran berita palsu atau hoaks yang dapat
mempengaruhi opini publik secara negatif. Oleh karena itu, Public Relations (PR)
memiliki peran penting dalam menyediakan informasi yang akurat, sehat, dan positif
kepada masyarakat. Melalui komunikasi yang transparan dan terpercaya, PR dapat
membantu mengatasi dampak negatif dari penyebaran berita palsu dan membangun
kepercayaan publik terhadap perusahaan atau organisasi yang mereka wakili. serta
memerangi penyebaran berita palsu dengan memberikan informasi yang memperhatikan
pluralisme dan sensitivitas budaya dalam lingkungan masyarakat.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan bahwa Penulis memberikan analisis yang
komprehensif tentang peran penting praktisi Public Relations (PR) dalam menghadapi
tantangan dan peluang di era digital. PR memiliki peran krusial dalam membantu perusahaan
menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang baru yang muncul. Perusahaan perlu
memperhatikan PR sebagai salah satu strategi utama dalam pembentukan citra dan untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang peran PR dalam era digital. Analisis
SWOT juga sebagai pernah penting untuk menilai suatu kelemahan, kekuatan dan ancaman
PR dalam lingkungan digital. Dengan menggunakan analisis ini, praktisi PR dapat
mengembangkan strategi yang tepat untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang
yang ada di era digital. Dengan demikian, peran profesional PR sangat penting dalam
membantu perusahaan menghadapi dinamika dan kompleksitas lingkungan bisnis digital saat
ini, serta membantu perusahaan mencapai tujuan bisnis mereka dengan lebih efektif. Selain
itu penulis juga menyimpulkan bahwa PR sangat berperan penting pada dunia teknologi dan
informasi tanpa adanya PR di era digital Perusahaan tidak akan bisa melaju dengan cepat
perkembangannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahnsar, M. (2019). Electronic Public Relations (E-PR): Strategi Mengelola Organisasi di Era
Digital. Jurnal Komodifikasi, Volume 8, 200–213.
Cutlip, S, M., Center, A, H., & Broom, G, M. (2009). Effective Public Relations, merancang
dan melaksanakan kegiatan kehumasan dengan sukses. kencana prenada media group.
Hasna, S., & Irwansyah, I. (2019). Electronic Word of Mouth Sebagai Strategi Public
Relation Di Era Digital. Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi, 8(1), 18.
Mizanie, D., & Irwansyah, I. (2019). Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Strategi Kehumasan
Digital Di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Komunikasi, 13(2), 149–164.
Nurislamiah, M., Fauzi, R., Nurjanah, F., & Islam Bunga Bangsa Cirebon, U. (2023).
Communicative: (1-10). 4, 1–10.
Nurul Jannati Rochmah. (2015). Tantangan dan KesempatanPraktisi Public Relations
MenghadapiDinamika Era Digital di Indonesia. Jurnal Ilmu Komunikasi, VI(2), 131–
141.
Onggo & Bob julis. (2011). Cyber PUBLIC Relations. PT. Elex Media Komputindo.
Putra, N. A., & Raharjo, E. O. (2020). The Role of Public Relations Team: Case Study of
Image Management in the Governor of Central Java, Ganjar Pranowo in the Digital Era.
Journal Pekommas, 5(2), 169.
Satira, U., & Hidriani, R. (2021). Peran Penting Public Relations Di Era Digital. Sadida:
Islamic Communications Media Studies, 1(1), 179–202.
Teguh, M., Laurentsia, J. S., Pascarina, P. A., Astuty, S., Widaningsih, T. T., Diana, R.,
Rahayunianto, A., Furrie, W., Nugraha, A. R., Novianti, E., Komala, L., Komariah, K.,
Khansa, S. A., Suminar, J. R., Rondonuwu, R. R., Wono, H. Y., Meliany, E., Nugraha,
A. R., & Novianti, E. (2001). Public Relations Dan Periklanan.