Anda di halaman 1dari 22

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

5.1 Konsep Dasar

Konsep dasar perancangan Panti Rehabilitasi Narkoba Banda Aceh ini

adalah untuk memberikan suatu hasil rancangan berdasarkan judul proyek yang

mengarah kepada pendekatan tema, baik secara fisik maupun non fisik dengan

menyesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada dengan mengutamakan

pemakai bangunannya yaitu pasien rehabilitas narkoba.

Perancangan Panti Rehabilitasi Narkoba Banda Aceh ini ditujukan untuk

suatu rancangan yang mampu mewadahi, kegiatan penyembuhan terhadap pasien

rehabilitasi, dimana konsep Arsitektur Kontekstual yang akan diterapkan sebagai

berikut :

a. Menciptakan suasana yang nyaman dengan penghijau antar massa

bangunan, penghawaan alami, pencahayaan alami, da perletakan masa

bangunan jauh dari kebisingan.

b. Perletakan massa bangunan yang menimalisir matahari secara langsung

umtuk mengurangi silau dan panas didalam bangunan yang berlebihan.

5.2 Konsep Tapak

5.2.1 Pemintakatan

Pemintakatan atau zoning daerah pada tapak digunakan untuk

mengoptimalkan kegiatan. Zoning disesuaikan dengan tema perancangan dengan


94
95

mengoptimalkan matahari yang masuk pada zona-zona seperti rahabilitas. Daerah

– daerah yang membutuhkan ketenangan di tempatkan pada daerah tengah dan

utara site. Sedangkan untuk daerah yang bisa berdekatan dengan kebisingan

ditempatkan pada daerah depan site dan zoning dipakai untuk penggelompokkan

ruang – ruang berdasarkan aktifitas dan fungsinya.

A = Semi Publik : Zona Adminstrasi


B = Privat : Zona Pendidikan
C = Service : Zona Penunjang
D = Publik : Zona Parkir

C A C

Gambar 5.1 Pemintakan


(Sumber : Dokumen Pribadi, 2015)
Program ruang dalam site dibagi menjadi 4 zona yaitu :

a. Zona Semi Publik terdiri dari administrasi, rehabilitasi medis dan unit gawat

darurat;
96

b. Zona Privat terdiri dari ruang hunian asrama, rehabilitasi karantina,

perawatan rawat inap, rehabilitasi lanjutan, rehabilitasi rawat jalan dan

rehabilitasi sosial:

c. Zona Servis terdiri dari musalla, asrama tamu, kantin, pos jaga, ruang

makan dan rumah ginset:

d. Zona Publik terdiri dari parkir roda 2, parkir roda 4, parkir bus dan parkir

ambulan:

5.2.2 Pencapaian

Pencapaian menuju site melalui pintu masuk utama yang akan diletakkan

pada Jalan Geucik Haiyat yang menghadap ke selatan untuk memudahkan

pengguna memasuki area Panti Rehabilitasi Narkoba Banda Aceh.

Pencapaian / sirkulasi pada tapak terbagi 3 bagian, yaitu :

a. Sirkulasi Kenderaan; c. Sirkulasi Servis

b. Sirkulasi Pejalan kaki;

C
A

Gambar 5.2 Desain Sirkulasi Pencapaian.


(Sumber : Dokumen Pribadi, 2015)
97

Pemilihan pola sirkulasi di atas dimaksudkan untuk menciptakan jalur –

jalur aksebilitas yang teratur agar lebih nyaman bagi pengguna.

5.2.3 Sirkulasi Di Dalam Tapak

Konsep sirkulasi di dalam tapak dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Sirkulasi kendaraan roda dua dan roda empat;

2. Sirkulasi roda dua dan empat memilki jalur yang jelas sehingga tidak

menimbulkan kemacetan ataupun salah jalan. Untuk jalur sirkulasi

kendaraan menggunakan material aspal/ perkerasan dan dipertegas dengan

penanaman pohon pengarah seperti pohon palem dan glodokan tiang;

3. Sirkulasi pejalan kaki;

4. Sirkulasi pejalan kaki difokuskan di area privat pada tapak hal ini untuk

mewujudkan rasa kenyaman yang optimal jauh dari kebisingan serta bisa di

fungsikan sebagai area joging dan jalan santai oleh para pasien binaan

rehabilitasi

5. Sirkulasi servis;

6. Sirkulasi servis berada di sebelah timur tapak tepat diarean kantin dan dapur

umum hal ini untuk memudahkan pengantaran logistik maupun

pengambilan sampah oeh mobil dinas kebersihan


98

AREA SIRKULASI
PEJALAN KAKI
SIRKULSPEJALAN
AREA SIRKULASI
SERVIS

AREA SIRKULASI
KENDERAAN

Gambar 5.3 Desain Sirkulasi.


(Sumber : Dokumen Pribadi, 2015)
5.2.4 Parkir

Ada 2 (dua) daerah pembagian parkir untuk kegiatan pada Panti Rehabilitasi

Narkoba Banda Aceh ini, yaitu:

1. Di sebelah Selatan site (di depan jalan Geucik Haiyat) dipergunakan untuk

parkir roda 2 dan roda 4:

2. Di sebelah Timur site dipergunakan untuk parkir bus.

1 1

Gambar 5.4 Desain Pola Parkir


(Sumber : Dokumen Pribadi, 2015)
99

5.2.5 Lansekap (Tata Hijau)

Lokasi site merupakan lahan perkebunan dan pemukiman penduduk,

adapun untuk kenyamanan dan kesesuai dengan tema arsitektur kontekstual.

Oleh karena itu diperlukan penataan vegetasi yang lebih baik, seperti

penggunaan pohon palem sebagai pengarah bagi pengguna, pohon angsana,

pohon asam, glodokan pohon, pohon tanjung sebagai peneduh, dan pohon

cemara, glodokan tiang yang dapat menjadi pembatas juga penyaring angin.

Untuk penutup tanah digunakan rumput manila dan rumput gajah.

Gambar 5.5 Sketsa Konsep Vegetasi


(Sumber: Analisa, 2015)

5.2.6 Sirkulasi Didalam Bangunan

Pola sirkulasi di dalam Panti Rehabilitasi Narkoba Banda Aceh harus

disesuaikan dengan fungsi dan karakternya sebagai gedung pelayanan dan

penyembuhan pasien korban narkoba. Sirkulasi di dalam bangunan panti dibagi

menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Sirkulasi horizontal. Sirkulasi yang digunakan adalah sirkulasi dengan pola

linear dan grid Sirkulasi bentuk koridor atau selasar;

2. Sirkulasi Vertikal. Digunakan beberapa bentuk sirkulasi:


100

1) Tangga utama untuk sirkulasi pengunjung dan pengelola sehari-hari

dalam melakukan aktivitasnya. Tangga darurat digunakan untuk sirkulasi

jalur evakuasi dalam keadaan darurat;

2) Ramp, merupakan sirkulasi yang digunakan kepada koban gawat darurat

dan untuk sirkulasi kendaraan.

5.3 Konsep Bangunan

5.3.1 Modul Struktur

Sebagai bangunan pelayanan dan pengembuhan terhadap korban

penyalahgunaan narkotika, maka perlu diperhatikan tentang kenyamanan pasien

sebagai salah satu faktor yang dapat memberikan kenyamanan dalam masa

rehabilitas. Jarak modul yang direncanakan 4 meter x 6 meter.

5.3.2 Sistem Struktur

Sistem struktur yang dipergunakan pada bangunan ini terbagi atas 3 (tiga)

bagian, antara lain:

1. Pondasi yang dipergunakan adalah pondasi tapak. Karena mampu menahan

beban secara baik untuk bangunan bertingkat 2 (dua). Di samping itu, tanah

existing lebih rendah dari jalan utama;

Gambar 5.6 Pondasi Tapak.


(Sumber : Dokumen Pribadi, 2015)
101

2. Struktur utama (balok dan kolom) yang dipergunakan adalah struktur

dengan rangka kaku. Pemilihan jenis struktur ini berdasarkan tinjauan :

1) Murah dalam memperoleh bahannya

2) Mudah dalam pelaksanaannya

3) Penggunaan waktu yang efisiensi

3. Struktur atap yang dipergunakan adalalah struktur rangka baja bermaterial

baja ringan dan plat beton. Pemilihan struktur jenis ini berdasarkan tinjauan

terhadap kemudahan dalam pemeliharaan.

5.3.3 Utilitas

Dalam perancangan Panti Rehabilitasi Narkoba ini menggunakan prasarana

berupa utilitas agar bangunan tersebut dapat berfungsi dengan baik. Adapun

utilitas direncanakan adalah sebagai berikut :

1. Jaringan Air Bersih

Jaringan air bersih yang digunakan pada bangunan Panti Rehabilitasi

Narkoba ini bersumber dari PDAM dan sumur bor, dengan sistem distribusi

menggunakan sistem penampungan berupa reservoir atas dan bawah.

PDAM Meteran

Sumur Bor Resevoir Pompa Reservoir


Bawah Atas

Fire Hidrant

Bangunan
Skema 5.1 Jaringan Air Bersih
(Sumber : Analisa, 2015)
102

2. Jaringan Listrik

Sumber listrik utama yang digunakan pada bangunan Panti Rehabilitasi

Narkoba Banda Aceh ini berasal dari PLN, sedangkan untuk cadangannya

menggunakan genset.

Mesin

Gense PLN

Starte Trafo

Panel Utama

Bangunan
Skema 5.2 Jaringan Listrik
(Sumber : Analisa, 2015)

3. Jaringan Drainase

Jaringan drainase ini berfungsi untuk menyalurkan air hujan ke drainase

keliling bangunan. Air hujan tersebut dialirkan ke riol kota agar tidak terjadi

genangan pada lingkungan sekolah yang dapat menimbulkan jentik-jentik

nyamuk.

4. Sampah dan Limbah Cair

Sampah padat berupa tempat obat-obatan/vitamin pasien rehabilitasi,

dimusnahkan menggunakan Needle Crusher.


103

Sampah Tempat Sampah

Penampungan Truk Sampah


Sementara
Penampungan
Terakhir
Skema 5.3 Jaringan Sampah dan Limbah Cair
(Sumber : Analisa, 2015)

5. Pencahayaan Alami

Pada Perancangan Panti Rehabilitasi Narkoba Banda Aceh ini

mengutamakan pencahayaan alami dengan mengoptimal bukaan kaca. Di

sertai pemakaian kanopi untuk menurangi pantulan silau dan panas langsung

kedalam bangunan, hal ini untuk meminimalisir penggunaan listrik

khususnya pada siang hari. Selain itu penggunaan pencahayaan alami untuk

ruang tertentu juga sangat baik untuk terapi dan rehabilitas pasien pada pagi

hari, agar cahaya matahari pagi dapat masuk ke dalam bangunan sangat baik

bagi penunjang kesehatan pasien.

6. Penghawaan

Penghawaan pada perancangan Panti Rehabilitasi Narkoba Banda Aceh ini

mengutamakan penghawaan alami, hal ini maksudkan untuk mencipkan

sirkulasi yang udara yang lebih baik. Dengan mengoptimalkan bukaan

ventilasi pada ruang- ruang bangunan, daerah site terpilih juga masih

mempunyai penghijauan yang cukup. Sehingga memudahkan pengaringan


104

udara bersih masuk kedalam bangunan Panti Rehabilitasi Narkoba Banda

Aceh.

Gambar 5.7 Penghawaan Alami


(Sumber : Dokumen Pribadi, 2015)

Selain itu penggunaan penghawaan buatan juga digunakan dalam

bangunan Panti Rehabilitasi Narkoba Banda Aceh, tapi hanya di ruang

tertentu saja, seperti ruang karantina dan administrasi.

Cooling
Tower

PLN Mesin AC AHU Ruangan

Chilled Fan
Coil Ruangan

Skema 5.4 Penghawaan Buatan


(Sumber : Analisa, 2015)

7. Pencegahan Kebakaran

Konsep pencegahan kebakaran digunakan untuk mengantisipasi timbulnya

kebakaran pada bangunan. Untuk mengatasi mengatasi kebakaran pada

bangunan digunakan:

1. Sistem pencegahan, dengan menggunakan smoke detector dan flame

detector.
105

a. Smoke Detector (alat deteksi asap), mempunyai kepekaan yang

tinggi dan membunyikan alarm bila ada asap di ruang-ruang. Alat

deteksi asap ini dipasang dengan jarak maksimal 16 m dan luas

layanan 75 m2;

b. Flame Detector (alat deteksi nyala api), dapat mendeteksi adanya

nyala api yang tidak terkendali dengan cara menangkap sinar ultra

violet yang dipancarkan nyala api tersebut.

2. Sistem penanggulangan, dengan menggunakan fire hidrant dan sprinkler.

a. Fire Hidrant adalah penanggulangan kebakaran, yang ditempatkan di

koridor dan tempat-tempat yang mudah dicapai seperti halaman.

Dengan jarak maksimal 30 m dan luas layanan 800 m2;

b. Sprinkler adalah alat penanggulangan kebakaran yang bekerja secara

otomatis. Dengan jarak maksimal 6-9 m dan luas layanan 25 m2.

8. Penangkal Petir

Konsep penangkal petir menggunakan sitem faraday. Dimana ketika petir

datang ditangkap oleh elektroda logam yang berdiri tegak pada atap.

Kemudian arus disalurkan ke tanah menggunakan tembaga. Proses

pembumian menggunakan elektroda plat yang ditanam dengan kedalaman

minimum 50 cm.

Penerima Konduktor Pembumian


Petir
(elektroda (Tembaga) (Elektroda
Logam) Plat)

Skema 5.5 Sistem Penangkal Petir


(Sumber : Analisa, 2015)
106

5.3.4 Material Pada Struktur Bangunan

1. Struktur utama seperti pondasi, sloof, kolom, balok dan ringbalk

menggunakan beton bertulang. Keunggulan beton bertulang tahan terhadap

beban dan gaya-gaya yang ditimbulkannya, tahan lama, mudah dibentuk dan

mudah memperoleh bahannya;

2. Dinding menggunakan perpaduan antara batu-bata, kaca, ventilasi serta

keramik. Bahan-bahan tersebut mudah didapat, juga dapat bertahan lama;

3. Lantai sebagai penutup dari pada bangunan, digunakan bahan yang ramah

lingkungan menggunakan keramik bertekstur kasar dengan ukuran Standar

Nasional Indonesia (SNI) dengan ukuran 40 cm x 40 cm. Pada bagian

koridor dan lansekap;

4. Struktur atap menggunakan baja ringan, plat beton dan penutup atap

Onduline. Material tersebut dapat diselaraskan dengan penerapan arsitektur

kontekstual.

5.4 Konsep Arsitektur Kontekstual pada Bangunan

Aplikasi arsitektur kontekstual pada perancangan Panti Rehabilitasi

Narkoba \Banda Aceh adalah sebagai berikut:

1. Terwujudkan dengan penggunaan warna, tekstur, bahan/material, skala dan

bentuk rancangan yang menyatu dengan alam, dan mengutamakan

pengamanan/keselamatan dengan penggunaan material yang tidak

berbahaya bagi pasien;

2. Menggunakan pencahayaan yang alami masuk kedalam bangunan secara

optimal, dengan penggunaan kaca pada ruangan yang dapat mengutamakan


107

sinar matahari pagi serta mengoptimalkan ventilasi pada jendela agar

sirkulasi udara yang alami bisa keluar masuk kedalam bangunan;

3. Menyatukan desain bangunan dengan lingkungan sekitar seperti

memanfaatkan penghijauan yang telah ada pada tapak agar terciptanya

penyatuan yang selaras dan seimbang pada desain.

Gambar 5.8 Pemakaian ventilasi sirip ikan pada Bangunan


(Sumber: Dokumen Pribadi, 2015)

Gambar 5.9 Penghijauan Alami (di lingkaran merah)


(Sumber:Dokumen Pribadi, 2015)
5.4.1 Konsep interior pada Bangunan
108

a. Skala ruang normal;

b. Menggunakan warna yang dapat membangkitkan semangat, ceria dan

lembut seperti biru pudar, kuning pudar, hijau pudar serta abu-abu pudar

lebih diutamakan bagi pasien panti rehabilitasi;

c. Meminimalkan penggunaan warna yang bersifat atraktif seperti merah

terang dan orange;

d. Perabotan bersudut tumpul;

Perabotan pada ruangan rehabilitasi didesain dengan bentuk unik dan

kreatif, sehingga akan membuat pasien merasa nyaman dan betah;

e. Menghindari penggunaan warna dan peletakan perabot yang terkesan

monoton dan kaku.

5.4.2 Konsep Warna

Untuk semua ruang - ruang pemakaian warna yang sesuai digunakan adalah

warna ceria dan lembut karena warna-warna tersebut lebih memiliki efek

emosional yang lebih rendah dibandingkan dengan warna dingin dan mencolok.

Warna lembut tersebut mudah dipadukan dengan warna kontras, misalnya warna

hijau pudar, kuning pudar dan biru pudar, maka akan tercipta suasana ruang

hunian yang segar, akrab, dinamis, menyenangkan, ramai, merangsang, tidak

monoton dan bergairah.


109

Gambar 5.10 Pemakaian warna yang lembut pada bangunan


(Sumber:Dokumen Pribadi, 2015)

5.4.3 Konsep Furniture

Dalam perancangan furnitur ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,

antara lain:

1. Ergonomik

Memiliki nilai keamanan dan kenyamanan sehingga manusia yang

menggunakan atau melakukan kegiatan terhadap furnitur tersebut tidak

mengalami cidera.

1) Fungsional

Memiliki fungsi atau tujuan tertentu untuk setiap furniture dan selain

memiliki bentuk yang sangat stylist namun juga dapat memenuhi

kebutuhan pengguna.

2) Estetika
110

Memiliki unsur keindahan sehingga meningkatkan nilai dari furniture itu

sendiri. Karena keindahan menjadi daya tarik tersendiri untuk sebuah

furniture.

3) Material

Unsur material sangat mendukung terciptanya sebuah furnitur yang

indah, kuat juga menyokong struktur atau dekat kaitannya dengan teknik.

Sehingga pemilihan material yang tepat dapat membuat sebuah furnitur

lebih indah dan memiliki daya tahan yang cukup panjang.

5.5 Konsep Bentuk

5.5.1 Konsep Transformasi Bentuk

Gambar: 5.11 Konsep Bentuk


(Sumber : Dokumen Pribadi, 2015)

5.5.2 Konsep Bentuk Denah

Bentuk dasar denah bangunan yang akan di rencanakan adalah transpormasi

persegi panjang dan lingkaran yang merupakan gabungan dari bentuk persegi dan

bentuk silinder. Mempunyai bukaan yang lebar pada tampak bangunan sehingga
111

sirkulasi udara kedalam bangunan akan lebih optimal, Kelebihan dari bentuk

tersebut adalah:

1. Memiliki tingkat efisiensi yang tinggi terhadap penggunaan ruang;

2. Memudahkan sistem organisasi ruang dan sistem sirkulasi pada bangunan;

3. Mudah berkaleborasi dengan bentuk lengkung.

Gambar: 5.12 Denah Penerimaan Awal/ UGD/


Rehabilitasi Medis
(Sumber : Dokumen Pribadi, 2015)

Gambar: 5.13 Denah Rehabilitasi Karantina/ Perawatan Inap


(Sumber : Dokumen Pribadi, 2015)
112

Gambar: 5.14 Denah Asrama Hunian


(Sumber : Dokumen Pribadi, 2015)

5.5.3 Konsep Gubahan Massa

Bentuk konsep gubahan massa selaras membentuk ruang luar, sehingga

adanya saling keterkaitan antara ruang luar dan ruang dalam pada Panti

Rehabilitasi Narkoba Banda Aceh ini. Oleh karena itu dipilih pola massa

bangunan majemuk, karena:

1. Komposisi dari beberapa massa yang dinamis;

2. Umumnya orientasi ke arah luar;

3. Sirkulasi dalam tapak lebih dinamis;

4. Penataan dan pengolahan sirkulasi udara dan pencahayaan alami dalam

bangunan lebih baik.


113

Gambar: 5.15 Gubahan Massa


(Sumber : Dokumen Pribadi, 2015)

5.5.4 Konsep Tampak

Konsep tampak pada bangunan Panti Rehabilitasi Narkoba Banda Aceh ini

mengutamakan bukaan yang lebar sehingga pengguna bangunan tetap menyadari

kehadiran alam meskipun berada di dalam bangunan dan dapat mengoptimalkan

cahaya masuk ke bangunan secara efisien.

Penerapan konsep tampak memperhatikan analisa-analisa yang berkaitan

dengan arsitektur kontekstual. Adanya filter terhadap kondisi iklim tropis yang

akan banyak terjadi hujan berupa pembuatan cantilever dan penggunaan cahaya
114

alami, agar memasukkan cahaya kedalam bangunan guna dapat menghemat

energi.

Gambar: 5.16 Tampak Penerimaan Awal. UGD/ Rehabilitasi Medis dan Administrasi
(Sumber : Dokumen Pribadi, 2015)

Gambar: 5.17 Tampak Perawatan Inap/ Rehabilitasi Karantina/ Rawat Jalan/


Sosial/ Lanjutan
(Sumber : Analisa, 2015)

Gambar: 5.18 Tampak Hunian Asrama Pecandu Sedang/ Berat


Pria/ Wanita dan Anak
(Sumber : Dokumen Pribadi, 2015)
115

Gambar: 5.19 Tampak Ruang Makan/ Kantin dan Asrama Tanu


(Sumber : Dokumen Pribadi, 2015)

Gambar: 5.20 Tampak Musalla


(Sumber : Dokumen Pribadi, 2015)

Gambar 5.13 Konsep Tampak 1


(Sumber : Analisa, 2013)
Gambar: 5.21 Tampak Rumah Ginset dan Pos Jaga
(Sumber : Dokumen pribadi, 2015)

Anda mungkin juga menyukai