PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Hasil pengkajian manajemen pelayanan keperawatan di RSUD Datu
Sanggul didapatkan : Hasil wawancara dengan kasi keperawatan,
kepala ruangan dan perawat pelaksana pelaksanaan SBAR sudah
dilaksanakan belum seoptimal yang diharapkan. Berdasarkan observasi
dilapangan komunikasi SBAR belum optimal karena hanya dilakukan
dengan dokter saat konsultasi melalui telepon, berdasarkan observasi
data di rekam medik pasien tidak terdapat format komunikasi SBAR.
Sedangkan hasil kuisioner menunjukan 37% perawat/bidan yang
belum paham tentang kegiatan SBAR diruangan dan 53,7%
perawat/bidan mengatakan belum optimal pelaksanaan SBAR
diruangan.
5.1.2 Belum optimalnya sosialisasi/pelatihan komunikasi efektif dengan
SBAR kepada seluruh perawa, berdasarkan hasil kuisione 88,1%
perawat/bidan belum pernah mengikuti pelatihan SBAR dan 35,8%
perawat/bidan belum mendapat sosialisasi tentang SBAR di rumah
sakit.
5.1.3 Kegiatan penyegaran menjadi bagian implementasi berupa acara
sosialisasi (In House Tranning) komunikasi efektif dengan SBAR.
Peserta terdiri atas karu, katim, perawat pelaksana, bidan pelaksana,
komite keperawata, pokja SKP dan IPCN, para peserta terlibat aktif
dalam diskusi tanya jawab mengenai komunikasi efektif dengan
SBAR.
5.1.4 Implementasi komunikasi efektif SBAR timbang terima dan transfer
pasien di Ruang VIP Di RSUD Datu Sanggul Rantau. Perawat di ruang
VIP merasa pelaksanaan timbang terima dengan SBAR lebih baik dan
terstruktur dalam penyampaian, pendokumentasian timbang terima di
44
45
5.2 Saran
1. Rumah Sakit
a. Mendukung penuh kegiatan POKJA SKP dalam mengaplikasikan
komunikasi saat timbang terima, pelaporan via telepon dan transfer
pasien antar unit di rumah sakit bagi seluruh petugas kesehatan
b. Mengembangkan perawat di rumah sakit dengan memberikan pelatihan
dan sosialisasi berkala tentang pelaksanaan komunikasi efektif dengan
46
SBAR saat timbang terima, pelaporan via telepon dan transfer pasien
antar unit di Rumah Sakit
c. Mendorong dan memotivasi staf perawat untuk melakukan kegiatan
keperawatan berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SPO) yang
telah ditetapkan oleh rumah sakit
d. Mempersiapkan dan mengembangkan ruang percontohan komunikasi
efektif dengan SBAR, sehingga dapat menjadi rujukan untuk ruangan
lain mengikuti pelaksanaan komunikasi efektif SBAR.
e. Melakukan supervisi secara berkala dan memberikan follow up,
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di rumah
sakit
2. Akademik
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin sebaiknya meneruskan
kerjasama yang sudah terjalin baik dengan pihak RSUD Datu Sanggul
Rantau dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
melakukan kegiatan aplikasi untuk berkontribusi terhadap pengembangan
sumber daya manusia keperawatan yang ada di rumah sakit dan dapat
memberikan masukan atau membantu rumah sakit dalam meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan dengan membuat sebuah proyek inovasi di
rumah sakit tersebut.