Anda di halaman 1dari 4

Radioterapi Cobalt-60

Perangkat Cobalt menyediakan pengobatan energi rendah (1,17 dan 1,33 MV)
menggunakan Cobalt-60 sebagai sumber radiasi. Nikel berlapis, pelet Cobalt-60 dengan aktivitas
sangat spesifik dienkapsulasi dalam dua lapisan stainless steel rendah karbon, disegel dengan
pengelasan heliarc dalam sebuah silinder. Sumber silinder, yang berdiameter sekitar 1 sampai 2
cm, sudah terpasang pada bagian kepala; suatu laci dorong pneumatis (berisi udara)
menggerakkan sumber dari penyimpanan ke posisi eksposur (terpapar). Penempatan sumber
yang akurat dicapai dengan pembatasan jumlah perangkat. Sumber dikelilingi oleh lead dalam
segala arah sebagai pelindung radiasi. Seperti Linac, perangkat Cobalt dipasang secara isosentris.
Jarak sumber ke sumbu adalah 80 atau 100 cm.

                                                             Gambar 1. Mesin Kobalt 60

                                                Gambar 2. Animasi Teleterapi Kobalt 60

Kolimator adjustable (dapat disetel) digunakan untuk mendefinisikan bidang pengobatan,


dan suatu filter khusus atau modifier berkas juga tersedia untuk kebutuhan terapi individu. Unit
radioterapi Cobalt dioperasikan sama dengan Linac, yaitu dengan energi rendah. Energi foton
yang dihasilkan adalah 1,33 MV; berkas elektronnya bekerja  seperti berkas Linac, sebesar 3,3
MV. Karena radiasi Cobalt mencapai dosis maksimum 0,5 cm di bawah permukaan kulit, maka
terapi ini cocok terutama untuk radioterapi kepala, leher, dan payudara, serta untuk tumor yang
letaknya berjarak 5 cm dari permukaan kulit pada bagian lain tubuh.

      Beberapa fungsi dosimetri menyediakan bantuan dalam komputasi dosis serap pada seorang
pasien berdasarkan pengukuran data pada sebuah fantom. Fungsi dosimetri menjelaskan dosis
pada variasi titik dalam space ‘dipakai’ dengan sebuah fantom referensi, sebuah fantom atau
mini fantom dalam udara. Pengukuran isosentris radiasi ionisasi TAR hanya digunakan pada
rentang energi kobalt 60 radiasi gamma dan kebawah, karena kesulitan pengukuran radiasi pada
udara. Sehinga TPR adalah nilai yang digunakan pada kobalt 60 radiasi gamma dan pada
beberapa berkas radiasi foton megavoltage. Dan memungkinkan untuk mengukur nilai TPR pada
SSD tertentu dan SAD formalisme.
      Dalam SAD formalism pengukuran nilai TPR sangat sulit untuk mengukurnya pada variasi
kedalaman dan untuk ukuran lapangan yang berbeda. Untuk pengukuran secara langsung TPR
pada LINAC kita perlu menempatkan kamar ionisasi pada udara dan pada air di lingkungan yang
berbeda tapi dalam pengaturan kondisi yang sama. 2 titik dikatakan cukup baik disini.
     Salah satu pengukuran berkenaan dengan hamburan kolimator dengan mini fantom dalam
udara yang mana memiliki error selama pengaturan system dosimetri untuk tiap dan setiap
ukuran lapangan9, 10. Tapi ini mungkin untuk menghitung nilai TPR dalam pengukuran langsung
pada SSD formalism tertentu. Dalam SSD formalism tertentu, pengukuran PDD merupakan cara
yang paling mudah dan menpunyai sedikit kesempatan error karena sedikit kesulitan dalam
pengaturan dosimetri. Jika kita bisa mengukur nilai PDD dalam kondisi referensi maka mungkin
untuk menghitung nilai TPR pada beberapa ukuran kedalaman di beberapa kedalaman.
      Untuk pengukuran data TPR kita perlu mengatur kamar ionisasi pada kondisi yang berbeda
dalam udara dan dalam air. Pengaturan akan bervariasi untuk ukuran lapangan berbeda dengan
kedalaman. Sehingga keseluruhan prosedur menghabiskan waktu dan mempunyai kemungkinan
hilangnya konsistensi pengukuran. Namun mudah untuk menghitung nilai TPR di beberapa
ukuran lapangan pada kedalaman berbeda dalam air. Jika kita suka mengukur nilai PDD pada
kondisi referensi atau beberapa ukuran lapangan dalam kedalaman, formula dapat dipakai. Titik
yang lain jika kita menormalisasi data PDD maka ini tidak diperintahkan untuk mengkoreksi
temperature dan tekanan.
Secara umum, ada tiga teknik pemberian radiasi, yakni radiasi eksterna (teleterapi),
radiasi interna (brakiterapi), dan intravena (i.v.). Dalam aplikasi radioterapi Co-60, teknik yang
digunakan adalah teknik radiasi eksterna atau teleterapi. Sumber sinar berupa aparat sinar-X atau
radioisotop yang ditempatkan di luar tubuh. Sinar diarahkan ke tumor yang akan diberi radiasi.
Besar energi yang diserap oleh suatu tumor tergantung dari : besarnya energi yang dipancarkan
oleh sumber energi, jarak antara sumber energi dan tumor, dan kepadatan massa tumor.
Teleterapi umumnya diberikan secara fraksional dengan dosis 150-250 rad per kali, dalam 2-3
seri. Diantara seri 1-2 atau 2-3 diberi istirahat 1-2 minggu untuk pemulihan keadaan penderita
sehingga radioterapi memerlukan waktu 4-6 minggu.

Mesin treatment memasukkan sumber-sumber gamma untuk keperluan radioterapi berkas


eksternal yang disebut mesin teletrapi. Sebagian besar sering dibuat secara isosentris,
membiarkan berkas berotasi di sekitar pasien dengan SAD yang ditentukan. Mesin teletrapi
modern memiliki SAD 80 sampai 100 cm. komponen utamanya antara lain: sumber radioaktif;
sebuah sumber blok atau kerangka mesin atau pesawat, termasuk berkas kolimator, dan sumber
mekanisme pergerakan; sebuah gantry dan penegak (stand) dalam mesin isocenter atau
kumpulan penyokong kerangka mesin dalam mesin penegak; sebuah kumpulan penyokong
pasien; dan sebuah mesin consol.
Sinar yang dipakai untuk radioterapi Cobalt adalah sinar gamma. Sinar gamma
merupakan sinar elektromagnetik atau foton. Sinar ini dapat menembus tubuh. Daya tembusnya
tergantung dari besar energi yang menimbulkan sinar itu. Makin tinggi energinya atau makin
tinggi voltagenya, makin besar daya tembusnya dan makin dalam letak dosis maksimalnya.

Ada 2 jenis dosis radiasi, yaitu :

1.      Radiasi Kuratif


Diberikan kepada semua tingkatan penyakit, kecuali pada penderita dengan metastasis jauh.
Sasaran radiasi adalah tumor primer, KGB leher dan supra klavikular. Dosis total radiasi yang
diberikan adalah 6600-7000 rad dengan fraksi 200 rad, 5 x pemberian per minggu. Setelah dosis
4000 rad medulla spinalis di blok dan setelah 5000 rad lapangan penyinaran supraklavikular
dikeluarkan.
2.      Radiasi Paliatif
Diberikan untuk metastasis tumor pada tulang dan kekambuhan lokal. Dosis radiasi untuk
metastasis tulang 3000 rad dengan fraksi 300 rad, 5 x per minggu. Untuk kekambuhan lokal,
lapangan radiasi terbatas pada daerah kambuh.

Bagian Radiologi FK UI / RSCM memberikan dosis per fraksi 200 cGy yang diberikan 5
x dalam seminggu untuk tumor primer maupun kelenjar. Setelah dosis mencapai 4000 cGy
penderita mendapat istirahat selama 2-3 minggu, pada akhir istirahat dilakukan penilaian respon
terhadap tumor untuk kemungkinan mengecilkan lapangan radiasi dan penilaian ada tidaknya
metastasis jauh yang manifes. Setelah itu radiasi dilanjutkan 10-13 x 200 cGy lagi untuk tumor
primer sehingga dosis total adalah 6000-6600 cGy. Bila tidak didapatkan pembesaran kelenjar
regional maka radiasi efektif pada kelenjar leher dan supraklavikular cukup sampai 4000 cGy.

Respon dan Komplikasi Pasca Terapi Radiasi

Setelah diberikan radiasi, maka dilakukan evaluasi berupa respon terhadap radiasi.
Respon dinilai dari pengecilan kelenjar getah bening leher dan pengecilan tumor primer di
nasofaring. Penilaian respon radiasi berdasarkan kriteria WHO :

1.      Complete Response : menghilangkan seluruh kelenjar getah bening yang besar.
2.      Partial Response : pengecilan kelenjar getah bening sampai 50% atau lebih.
3.      No Change : ukuran kelenjar getah bening yang menetap.
4.      Progressive Disease : ukuran kelenjar getah bening membesar 25% atau lebih.

Dalam aplikasi radioterapi Co-60, efek samping terjadi pada jaringan yang normal karena
terkena paparan radiasi. Komplikasi radioterapi dapat berupa :

1.      Komplikasi dini.


Biasanya terjadi selama atau beberapa minggu setelah radioterapi, seperti : xerostomia, mual-
muntah, mukositis – anoreksi, dermatitis, dan eritema.
2.      Komplikasi lanjut.
Biasanya terjadi setelah 1 tahun pemberian radioterapi, seperti : kontraktur, gangguan
pertumbuhan, dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai