PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Anak usia sekolah dapat disebut sebagai akhir masa kanak-kanak sejak usia 6
tahun atau masuk sekolah dasar kelas satu, ditandai oleh kondisi yang sangat
mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak. Masalah-masalah yang
sering terjadi pada anak usia sekolah meliputi bahaya fisik dan psikologis. Bahaya fisik
meliputi kegemukan, kecelakaan, kesederhanaan, kecanggungan. Sedangkan bahaya
psikologi meliputi bahaya dalam berbicara, emosi, bermain, konsep diri, moral,
menyangkut minat, penggolongan peran seks, perkembangan kepribadian, serta hubungan
keluarga. (Suprajitno, 2004). Masalah-masalah yang timbul tersebut dapat menyebabkan
anak mengalami gangguan pemusatan perhatian atau gangguan konsentrasi.
Gangguan pemusatan perhatian atau gangguan konsentrasi dewasa ini menjadi
permasalahan yang cukup rumit dan serius. Biasanya gangguan ini mulai tampak menjadi
masalah bagi anak setelah memasuki usia sekolah, dan sangat mempengaruhi prestasi
belajar anak. Angka kejadian gangguan ini adalah sekitar 3-10%, di Amerika Serikat
sekitar 3-7%, sedangkan di negara Jerman, Kanada dan Selandia Baru sekitar 5-10%.
Diagnosis and Statistic Manual (DSM IV) menyebutkan prevalansi kejadian pada anak
usia sekolah berkisar antara 3-5%. Di Indonesia angka kejadiannya masih belum
menunjukkan angka yang pasti, meskipun tampaknya sudah cukup banyak terjadi.
Banyaknya angka kejadian masalah kesehatan pada anak usia sekolah seringkali
disebabkan oleh interaksi dalam keluarga yang kurang akibat dari ketidakmampuan
orangtua dalam membagi waktu antara pekerjaan dengan anak. Dampak utama dari anak
yang mendapatkan waktu serta perhatian yang kurang dari kedua orangtua yakni
pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi tidak terkontrol dengan baik oleh
orangtua.
KEMENKES RI masih giat dalam upaya penanggulangan masalah kesehatan
anak usia sekolah di Indonesia. Upaya yang dikembangkan oleh FK-PPAI (Forum
Komunikasi Pembinaan dan Pengembangan Anak) dalam memprakarsai Dasa Warsa
Anak Indonesia terbentuknya Pola Pembinaan dan Pengembangan Anak Indonesia untuk
1
25 tahun, panduan Idola Citra Anak Indonesia yang salah satunya berisi Asta Citra Anak
Indonesia yang kemudian diadopsi oleh pemerintah dalam GBHN 1994. Sehingga
sebetulnya sudah sejak tahun 1993 pemerintah secara serius menangani masalah anak.
Pada akhirnya semua itu kembali lagi pada kita (baik pemerintah, masyarakat, LSM,
anak, serta terutama orangtua) untuk membina SDM sejak usia dini agar pertumbuhan
dan perkembangan anak berkualitas.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menggambarkan asuhan keperawatan keluarga pada tahap perkembangan keluarga dengan
anak usia sekolah.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3
2. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan.Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam
masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan sebagainya.
Tetapi kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu
dengan baik.Ada beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan anggota keluarga yang lain sedangkan orang tua mereka entah kemana atau
malah berdiam diri dirumah.
3. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah positif.
4. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak,
mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan
suatu pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.Norma adalah pola perilaku
yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah
kupulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi, dan ditularkan dengan tujuan
untuk menyelesaikan masalah (Murwani, 2007).
4
3. Keluarga Campuran (Blended Family)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak-anak kandung dan anak-anak tiri.
4. Keluarga menurut hukum umum (Common Law Family): Anak-anak yang tinggal
bersama.
5. Keluarga orang tua tinggal
Keluarga yang terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena telah bercerai, berpisah,
ditinggal mati atau mungkin tidak pernah menikah, serta anak-anak mereka yang tinggal
bersama.
6. Keluarga Hidup Bersama (Commune Family)
Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama berbagi hak
dan tanggung jawab, serta memiliki kepercayaan bersama.
7. Keluarga Serial (Serial Family)
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah dan mungkin telah punya
anak, tetapi kemudian bercerai dan masing-masing menikah lagi serta memiliki anak
anak dengan pasangannya masing-masing, tetapi semuanya mengganggap sebagai satu
keluarga.
8. Keluarga Gabungan (Composite Family)
Keluarga yang terdiri dari suam dengan beberapa istri dan anak-anaknya (poligami) atau
istri dengan beberapa suami dan anak-anaknya (poliandri).
9. Hidup bersama dan tinggal bersama (Cohabitation Family)
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ada ikatan
perkawinan yang sah.
5
2. Fungsi Sosialisasi dan penempatan sosial (socialisation and social placement fungtion)
Fungsi pengembangan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
3. Fungsi Reproduksi (reproductive function)
Fungsi untuk mempertahankan generasi menjadi kelangsungan keluarga.
4. Fungsi Ekonomi (theeconomic function)
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat
untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi Perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the healty care function)
Fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas tinggi.Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang
kesehatan.
6
2.2.2 Ciri Ciri Anak Usia Sekolah
Menurut Suprajitno (2004) akhir masa kanak-kanak memiliki beberapa ciri antara lain:
1. Label yang di gunakan oleh orang tua
a. Usia yang menyulitkan dimana suatu masa ketika anak tidak mau lagi menuruti
perintah dan ketika anak lebih dipengaruhi oleh teman sebaya dari pada oleh
orang tua dan anggota keluarga lain.
b. Usia tidak rapi, suatu masa ketika anak cenderung tidak memperdulikan dan
ceroboh dalam penampilan.
c. Usia bertengkar, suatu masa ketika banyak terjadi pertengkaran antara keluarga
dan suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi semua anggota keluarga.
7
2.2.3 Perkembangan Anak Usia Sekolah (Suprajitno, 2004)
1. Perkembangan biologis
Saat usia dasar pertumbuhan rata-rata 5 cm per tahun untuk tinggi badan dan
meningkat 2 sampai 3 kg per tahun untuk berat badan. Pada usia ini pembentukan
jaringan lemak lebih cepat perkembangannya dari pada otot.
2. Perkembangan psikososial
Menurut Ericson perkembangan psikososialnya berada dalam tahap industri inferior.
Dalam tahap ini anak mampu melakukan dam menguasai ketrampilan yang bersifat
teknologi dan sosial. Tahap ini sangat dipegang faktor instrinsik (motivasi,
kemampuan, tanggung jawab untuk memiliki, interaksi dengan lingkungan dan teman
sebaya) dan faktor ekstrinsik (penghargaan yang didapat, stimulus dan keterlibatan
orang lain).
3. Temperamen
Sifat temperamen yang dialami sebelumnya merupakan faktor terpenting dalam
perilaku pada masa ini. Pada usia ini temperamen sering muncul sehingga peran
orang tua dan guru sangat besar untuk mengendalikannya, yang perlu diperhatikan
orang tua adalah menjadi figur dalam sehari.
4. Perkembangan kognitif
Menurut Peaget usia ini berada dalam tahap operasional konkret yaitu anak
mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan simbol. Selama periode ini
kemampuan anak belajar konseptual mulai meningkat dengan pesat dan memiliki
kemampuan belajar dari benda, situasi dan pengalaman yang dijumpai.
5. Perkembangan moral
Pada masa akhir kanak-kanak perkembangan moralnya dikategorikan oleh Kohlberg
berada dalam tahap konvensional.Pada tahap ini anak mulai belajar tentang peraturan-
peraturan yang berlaku, menerima peraturan.
6. Perkembangan spiritual
Anak usia sekolah menginginkan segala sesuatu adalah konkret atau nyata dari pada
belajar tentang agama. Mereka lebih tertarik terhadap surga dan mereka sehingga
cenderung akan melakukan atau mematuhi peraturan, karena takut bila masuk neraka.
8
7. Perkembangan bahasa
Pembicaraan yang dilakukan dalam hidup ini lebih terkendali dan terseleksi karena
anak menggunakan pembicaraan sebagai komunikasi.
8. Perkembangan sosial
Akhir masa kanak-kanak sering disebut usia berkelompok yang ditandai dengan
adanya minat terhadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan yang kuat
untuk diterima sebagai anggota kelompok.
9. Perkembangan seksual
Masa ini anak mulai belajar tentang seksualnya dan teman-temannya,
mengembangkan minat-minat sesuai dengan dirinya.
10. Perkembangan konsep diri
Perkembangan konsep diri sangat dipengaruhi oleh mutu hubungan dengan orang tua,
saudara dan sanak keluarga lainnya. Saat ini anak-anak membentuk konsep diri yang
ideal.
9
d. Kecanggungan
Pada masa ini anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman sebaya bila
muncul perasaan tidak mampu dapat menjadi dasar untuk rendah diri.
e. Kesederhanaan
Kesederhanaan sering dilakukan oleh anak-anak pada masa apapun. Orang yang lebih
dewasa memandangnya sebagai perilaku yang kurang menarik, sehingga anak
menafsirkan sebagai penolakan yang dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri
pada anak.
2. Bahaya Psikologi
a. Bahaya dalam berbicara
Kesalahan dalam berbicara seperti salah ucap dan kesalahan bahasa, cacat dalam
bicara seperti gagap atau pelat, akan membuat anak menjadi sadar diri sehingga anak
hanya berbicara bila perlu saja.
b. Bahaya emosi
Anak masih menunjukkan pola-pola ekspresi emosi yang kurang menyenangkan
seperti marah yang meledak-ledak, cemburu sehingga kurang disenangi orang lain.
c. Bahaya bermain
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa kekurangan kesempatan
untuk mempelajari permainan dan olahraga yang penting untuk menjadi anggota
kelompok. Anak yang dilarang berkhayal karena membuang waktu atau dilarang
melakukan kegiatan kreatif dan bermain akan mengembangkan kebiasaan penurut
yang kaku.
d. Bahaya konsep diri
Anak mempunyai konsep diri yang ideal, biasanya merasa tidak puas pada diri sendiri
dan pada perlakuan orang lain. Anak cenderung berprasangka dan bersikap
diskriminatif dalam memperlakukan orang lain.
e. Bahaya moral
Ada enam bahaya umumnya dikaitkan dengan perkembangan sikap moral dan
perilaku anak-anak :
10
1) Perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau berdasarkan
konsep-konsep media masa tentang benar dan salah yang tidak sesuai dengan
kode orang dewasa.
2) Tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas dalam terhadap
perilaku.
3) Disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang sebaiknya
dilakukan.
4) Hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak.
5) Menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah begitu memuaskan
sehingga perilaku menjadi kebiasaan.
6) Tidak sabar terhadap perbuatan orang lain yang salah.
11
2.2.5 Konsep Perilaku Anak Usia Sekolah
Menurut Soekidjo Notoatmojo (2003), usia 6-12 tahun anak sudah memiliki dunia
sekolah yang lebih serius walaupun ia tetap seorang anak dengan dunia yang khas, masa
ini ditandai dengan perubahan dalam kemampuan dan perilaku. Pertumbuhan dan
perkembangan anak membuatnya lebih siap untuk belajar dibanding sebelumnya, anak
jiga mengembangkan keinginan untuk melakukan berbagai hal dengan baik bahkan bila
mungkin enggan sempurna. Karakteristik anak usia sekolah jelas berbeda dengan anak
prasekolah sehingga orang tua perlu melakukan pendekatan yang berbeda dibanding
sebelumnya ketika anak masih duduk di Taman Kanak-Kanak. Karena waktu anak
sekarang lebih banyak dilewatkan diluar rumah sehingga orang tua khwatir anak tercemar
pengaruh yang tidak diinginkan. Perkembangan anak sekolah meliputi perkembangan
kognitif dan sosial emosi.
1. Perkembangan Kognitif
Anak usia 10-12 tahun atau praremaja sudah mulai menggunakan logikanya
Karen amereka sudah mahir berhitung dan kemampuan ini dapat diterapkan dalam
kehidupan setiap hari. Mereka juga mulai bisa diberi pengertian untuk menghemat
dengan memberitahukan secara garis besar pemasukan dan pengeluaran keluarga
setiap bulan anak juga semakin mamapu merencanakan perilaku yang terorganisir,
temasuk menerima rencana atau tujuan beraktivitas dan menghubungkan pengetahuan
serta tindakan dalam rencana tesebut. Perkembangan kognitif pada akhir usia sekolah
adalah pencapaian prestasi dan sebagian anak juga memiliki motivasi yang amat
tinggi untuk mencapai sukses dan berusaha keras untuk mencapainya.
12
ekonomi anak karena saat anak duduk dikelas 4-6 SD anak telah memandang
kegagalan atau keberhasilannya dengan penuh percaya diri.
2.3 Asuhan Keperawatan pada Tahap Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia
Sekolah
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu
sebagai anggota keluarga.
1. Pengkajian
a. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga (sesuai dengan materi askep
keluarga).
b. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah
1) Identitas anak.
2) Riwayat kehamilan dan persalinan.
3) Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini.
4) Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari).
5) Pertumbuhan dan perkembangannya saat ini (termasuk kemampuan yang telah
dicapai).
6) Pemeriksaan fisik.
7) Lengkapi dengan pengkajian fokus
a) Bagaimana karakteristik teman bermain.
b) Bagaimana lingkungan bermain.
c) Berapa lama anak menghabiskan waktunya disekolah.
d) Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah sarana yang
dimilikinya.
e) Bagaimana temperamen anak saat ini.
f) Bagaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang.
g) Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak.
h) Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini.
i) Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah.
j) Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekolah.
13
k) Pernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau dirumah saat bermain.
l) Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini.
m) Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa jenisnya.
n) Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya.
o) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.
14
2) Potensial atau sejahtera
a) Meningkatnya kemandirian anak.
b) Peningkatan daya tahan tubuh.
c) Hubungan dalam keluarga yang harmonis.
d) Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas perkembangannya.
e) Pemeliharaan kesehatan yang optimal
15
5) Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikanmasalah.
6) Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah.
7) Beri pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau mampu membaut
alternatif.
c. Potensial atau sejahtera
Meningkatnya hubungan yang harmonis antar anggota keluarga.
Tujuan : dipertahankanya hubungan yang harmonis.
Intervensi :
1) Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka pada keluarga.
2) Diskusikan cara-cara penyelesaian masalah dan beri pujian atas
kemampuannya.
3) Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga (anak usia sekolah).
4) Diskusikan cara memenuhi kebutuhan anggota keluarga tanpa menimbulkan
masalah.
16
BAB 3
PEMBAHASAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. I DAN NY. S DENGAN
PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH
A. PENGKAJIAN
1. INDENTITAS UMUM KELUARGA
a. INDENTITAS KEPALA KELUARGA
Nama : Tn. I
Umur : 34 tahun
Agama : islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Perkerjaan : swasta
Alamat : Jln. Pembangunan
No. Telpon : 0823 6400 5099
2. KOMPOSISI KELUARGA
No Nama L/P Umur Hub. Klg Pekerjaan Pendidikan
3. Genogram :
17
Bapak Tn. A Ibu Tn. A Bapak Ny. B Ibu Ny. B
58 60
56 56
Thn Thn
Th Th
n n
Tn.A Ny. B
31 29 26 35 30
Thn Th Th Th Th
n n n n
6
An. C Thn
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal serumah
4. Tipe Keluarga
Jenis Type Keluarga : keluarga Nuclear Family.
Masalah yang terjadi dengan type tersebut : keluarga saat ini belum bisa sepenuhnya
mengajarkan anak bagaimana cara bersosialisai dengan lingkungan dan membantu anak
menyelesaikan tugas sekolahnya.
5. Ecomap
18
Teman
dekat
Keluarga
Besar
Tetangga
Tn. A
Masjid
Keluarga
Besar
Ny. B
Pelayanan
Kesehatan
(Klinik)
(
Keterangan:
: Hubungan sangat kuat : Hubungan timbal balik
: Hubungan kuat
: Hubungan lemah
: Tn. I
: Ny. S
: An. D
6. Suku Bangsa
Asal Suku Bangsa : Tn. I dan Ny. S sama-sama berasal dari suku jawa. Mereka bisa
menerima kebiasaan mereka satu sama lain dan mempunyai kebiasaan yang hampir sama
jadi tidak ada perbedaan yang terlalu mencolok untuk memicu perselisihan.
7. Agama dan Kepercayaan yang Mempengaruhi Kesehatan
19
Agama Tn. I dan Ny. S adalah Islam, Tn. I dan Ny. S selalu berusaha untuk
memenuhi shalat 5 waktu dan mereka selalu berjamaah di rumah dengan anak mereka
An. D yang sebelumnya sudah di masukkan ke TPA untuk belajar agama, seperti sholat
dan baca tulis Al-Qur’an.
8. Status Sosial Ekonomi Keluarga
a. Anggota yang keluarga yang mencari nafkah : Tn. I dan Ny. S
b. Penghasilan : Rp. 1.500.000,00 Rp 3.000.000,00 / bulan.
c. Upaya lain : tidak ada.
d. Harta benda yang dimiliki ( perabotan, transportasi, dll ) : motor 2 buah.
e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : kebutuhan setiap bulannya sekitar 2 juta,
sudah termasuk untuk kebutuhan makan sehari hari,dan jajan An. C juga pembayaran
sekolah An. C.
9. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga kadang-kadang berekreasi diakhir pekan, dengan mengunjungi rumah
orang tua yang berbeda kota, dari Mempawah ke Pontianak.
10. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini : keluarga Tn. A dan Ny. B memiliki satu
orang anak berumur 6 tahun yang baru masuk SD tahun ini, dan berencana untuk
memiliki anak lagi, jadi keluarga Tn. A dan Ny. B berada pada tahap perkembangan
keluarga dengan anak usia sekolah.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya : saat ini
keluarga Tn. A dan Ny. B sebagai keluarga yang memiliki satu anak yang baru saja
masuk SD belum tahu bagaimana cara yang tepat dalam mengajarkan anak bergaul,
karena Ny. B selalu khawatir jika anaknya ingin bermain diluar rumah, dan Ny. B
serta Tn. A juga jarang sekali memiliki waktu untuk membantu anak dalam
mengerjakan PR dari sekolah, karena waktu kerja mereka yang kadang jika lembur
sampai larut malam. kadang anak dititipkan dirumah tetangga yang sudah dianggap
sebagai keluarga jika Tn. A dan Ny. B ada kerja lembur yang kadang pulangnya
pukul 21.00.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti.
1) Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
20
Tn. A, Ny. B serta An. C tidak ada yang menderita penyakit berat, hanya kadang
terkena flu, atau pusing kepala biasa.
2) Riwayat penyakit keturunan
Menurut pengakuan keluarga, tidak pernah mengalami sakit berat yang
memerlukan perawatan di Rumah Sakit ataupun perawatan di rumah yang lama.
Dari riwayat kesehatan keluarga Tn. A dan Ny. B tidak ada yang memilki
penyakit kronis maupun penyakit keturunan.
3) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
No. Nama B Umur Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan
B Kesehatan (BCG/Polio kesehatan yang telah
/DPT/HB/campak) dilakukan
1. Tn. A 55 31th Tn. A Lengkap - Minum
kg mengatakan vitamin
bahwa biasanya dan susu
dia merasa
lelah setelah
berkerja
dengan jam
lembur.
2. Ny. B 50 30th Ny. B kadang Lengkap - Minum
kg merasa sangat susu
lelah jika
setelah pulang
kerja harus
membereskan
rumah lagi
3. An. C 24 6th Ny. B Lengkap - Berobat
kg mengatakan ke dokter
anaknya jarang
sakit, kalaupun
sakit hanya
seperti flu
21
namun tidak
sering
22
menggunakan marmer kecuali dapur yang masih menggunakan papan. Rumah
memiliki ventilasi tetapi jarang dibuka. Pada ruangan dalam rumah seperti kamar,
dapur, ruang tamu cukup gelap karena jendela-jendelanya tidak dibuka setiap hari,
hanya waktu-waktu tertentu saja jika ada orang di rumah. Menurut Ny. B karena
mereka sering keluar kerja sampai sore jadi jendela jarang dibuka. Penerangan di
malam hari menggunakan listrik. Secara umum ventilasi dan pencahayaan di
dalam rumah kurang akibat ventilasi yang tidak dimanfaatkan secara optimal.
Secara umum kebersihan rumah baik, hanya penataan perabotan rumah yang
kurang teratur terutama untuk bagian dalam rumah dan dapur.
12) Keadaan diluar rumah : rumah memiliki pekarangan yang cukup luas dan
ditanami pohon kelapa, mangga, dan bunga bunga. Kebersihan pekarangan secara
umum baik. Keluarga memanfaatkan PDAM untuk sumber air bersih. Keluarga
memiliki kamar mandi dengan saluran pembuangan ke selokan perumahan yang
mengalir diparit. Keluarga juga telah memiliki jamban jenis leher angsa yang
dipergunakan setiap hari dengan septic tank di ujung rumah dengan jarak lebih
dari 10 m dari sumur gali. Kebersihan kamar mandi dan jamban cukup. Dalam
pengelolaan sampah rumah tangga keluarganya memiliki tempat penampungan
berupa lobang yang terdapat di pekarangan samping rumah dan jika sudah penuh
biasanya di bakar. Lubang dalam keadaan terbuka. Secara umum kebersihan
rumah cukup.
23
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
1) Kebiasaan : setiap bulan biasanya mengadakan arisan RT dan pengajian setiap
seminggu sekali.
2) Aturan/kesepakatan : apabila ada kerabat atau teman yang menginap harus lapor
RT/RW.
3) Budaya : di lingkungan budaya yang mayoritas adalah melayu.
4) Mobilitas geografis keluarga : menurut Ny. B selama ini keluarganya sering
mengunjungi sanak saudara.
5) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : menurut Ny. B dalam
keluarganya ataupun keluarga suaminya tidak terdapat perkumpulan atau
pertemuan-pertemuan khusus dan biasanya berkumpul hanya di waktu-waktu
tertentu seperti lebaran dan kadang pergi ke pesta ulang tahun teman anaknya jika
An. C diundang kepesta ulang tahun.
6) System pendukung keluarga : saat ini dalam keluarga tidak terdapat anggota
keluarga yang sakit, An. C sebagai penyemangat jika merasa lelah bekerja.
Hubungan satu anggota keluarga dengan yang lainnya cukup baik dan sudah
terbiasa saling tolong menolong.
12. Struktur Keluarga
24
a. Pola/cara komunikasi keluarga : menurut Ny. B dalam keluarganya berkomunikasi
biasa menggunakan bahasa melayu, dan An. C juga terbiasa dengan bahasa melayu.
b. Struktur kekuatan keluarga : dalam pengambilan keputusan keluarga Tn. A dan Ny. B
selalu memutuskan secara bersama-sama atau musyawarah. An. C jarang diikut
sertakan jika memang itu menyangkut masalah keluarga, karena An. C dianggap
mash trlalu kecil. Perbedaan-perbedaan pendapat yang ada selalu bisa di atasi jika
mereka bermusyawarah.
c. Struktur peran (peran masingmasing anggota keluarga ) : dalam keluarga Ny. B, Tn.
A sebagai kepala keluarga berkewajiban mencari nafkah untuk keluarga dan dibantu
oleh Ny. B yang turut bekerja membantu suaminya tetapi dirinya juga tetap
melakukan perannya sebagai istri yang harus menyiapkan semua keperluan suaminya
dan anaknya di rumah. An. C sebagai seorang anak yang saat ini tugasnya hanya
belajar.
d. Nilai dan norma keluarga : sebagai bagian dari masyarakat melayu dan beragama
islam keluarga memiliki nilai-nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun
terhadap orang tua, suami terhadap isteri. Selama ini dirinya anak dan suaminya
makan bersama kalau malam hari, An. C sudah tidur saat Tn. A pulang kerja.
25
2) Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan yang sedang
dialami : Sejauh ini keluarga hanya membawa anggota keluarga yang sakit ke
dokter ataupun rumah sakit, dan minum vitamin juga susu untuk mengatasi lelah.
3) Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan : ke tempat praktek dokter dan juga kerumah sakit.
4) Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah timbulnya masalah
kesehatan : menurut keluarga makan teratur dan istirahat yang cukup banyak
membantu dalam menjaga kesehatan dan mencegah penyakit.
d. Fungsi reproduksi
1) Perencanaan jumlah anak : keluarga berencana untuk memiliki satu anak lagi.
2) Keterangan lain : Saat ini Ny. B menggunakan alat kontrasepsi, suntikan setiap 3
bulan sekali, perencanaan memiliki anak secepatnya karena An. C juga sudah
besar, dan berencana memiliki 2 anak saja.
e. Fungsi ekonomi
Ny. B mengatakan penghasilannya dan suaminya sudah cukup untuk memenuhi
kebutuhan sandang, pangan dan papan keluarga Tn. A dan kebutuhan An. C
26
melihatkan anaknya dan menghubunginya jika terjadi apa apa pada anaknya ketika
dia sedang bekerja.
27
Hidung Sinusitis (-), polip (-), Sinusitis (-), polip (-), Sinusitis (-), polip (-),
Telinga
Pendengaran baik,
Pendengaran baik,
serumen (-)
serumen (-)
3. Leher
JVP Tidak ada pembesaran Tidak ada Tidak ada
Paru
Inspeksi
Saat bernafas tidak Saat bernafas tidak Saat bernafas tidak
menggunakan otot menggunakan otot menggunakan otot
28
bantuan pernafasan. bantuan pernafasan. bantuan pernafasan.
Tidak ada bengkak, Tidak ada bengkak, Tidak ada bengkak,
lesi (-). lesi (-). lesi (-).
Letak normal ics 2 dan Letak normal ics 2 Letak normal ics 2
Auskultasi
3 5dan 6. dan 3 5dan 6. dan 3 5dan 6.
Jantung
Ictus cordis normal Ictus cordis normal Ictus cordis normal
Palpasi
yaitu ics 5 dan 6. yaitu ics 5 dan 6. yaitu ics 5 dan 6.
Perkusi Irama teratur, suara Irama teratur, suara Irama teratur, suara
tambahan tidak ada tambahan tidak ada tambahan tidak ada
TD : 120/70 mmHg. TD : 120/70 mmHg.
5. Abdomen
Inspeksi Simetris, warna Simetris, warna Simetris, warna
normal,asites (-) normal,asites (-) normal,asites (-)
Palpasi Tidak ada nyeri tekan, Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
tidak ada benjolan. tekan, tidak ada tekan, tidak ada
benjolan. benjolan.
Auskultasi
Bising usus (+) Bising usus (+) Bising usus (+)
Perkusi Reflek patella (+) Reflek patella (+) Reflek patella (+)
NO KRITERIA PENGKAJIAN
1. Mengenal Masalah Keluarga belum bisa mengenal masalah.
30
2. Mengambil Keputusan yang Keluarga belum bisa mengambil keputusan yang
tepat tepat.
3. Merawat anggota keluarga Dalam hal ini tugas dalam merawat anggota
yang sakit ataupun punya keluarga yang sakit dilakukan oleh pasangan yang
masalah tidak sakit serta merawatnya hingga sembuh. Dan
jika anak yang sakit ke dua orang tua ini merawat
anaknya.
4. Memodifikasi lingkungan Keluarga sudah menyediakan tempat belajar
untuk anak
5. Memanfaatkan sarana Jika ada keluarga yang sakit keluarga langsung
kesehatan berobat ke dokter.
NO KRITERIA PENGKAJIAN
1. Mengenal Masalah Tn. A dan Ny. B mampu mengenal masalah
4. Memodifikasi lingkungan -
5. Memanfaatkan sarana Jika ada keluarga yang sakit keluarga langsung
kesehatan berobat ke dokter.
31
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. Ds :
Ny. B
Ketidakmamp Kurang
keluarganya
.
Ny.B
mengataka
n tugasnya
adalah
hanya
bekerja dan
mengurus
2. rumah dan
c. anaknya
Ketidakberday Disfungsi
Do :
aan tugas
Saat
mengerjakan perkembang
dilakukan
tugas sekolah an keluarga
pengkajian
ibu klien pada anak
bingung
ketika
32
ditanya
peran apa
yang
dilakukann
ya.
Ds :
An.C
mengatakan
bahwa tidak
bisa
mengerjaka
n pekerjaan
rumah yang
diberikan
guru selama
pandemi
ini.
Ny. B
mengatakan
tidak
pernah
menemani
anak belajar
karena Ny.B
merasa
bahwa
anaknya bisa
mandiri
33
dalam
mengerjakan
PR dari
sekolah
Do :
Ny B
tampak
sedih saat
dilakukan
pengkajian
3.6 Skoring Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah
1. Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah b.d
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas perkembangan keluargadengan anak
usia sekolah.
34
Skoring
SIFAT MASALAH Sifat masalah ini termasuk
situasi mengancam
o Tidak sehat 3
3/3 x 1 = 1 1 kesehatan, karena jika
o Ancaman kesehatan 2 dibiarkan terus menerus
perkembangan keluarga
o Krisis atau keadaan sejahtera 1
akan terhambat.
KEMUNGKINAN MASALAH Latar belakang pendidikan
DAPAT DIUBAH Tn. A dan Ny. B adalah
SMA, sehingga
o Dengan Mudah
2 memudahkan untuk
o Hanya Sebagian 2/2 x 2 = 1 2 menerima informasi dan
1
penjelasan
o Tidak dapat
0
35
Total Skor 1+1+1+1/2 = 3,5
36
o Ada masalah, tapi tidak perlu diselesaikan secara
segera ditangani bertahap.
1
o Masalah tidak dirasakan
RENCANA TINDAKAN
37
keluarga mengenal mengetahui tugas perkembangan keluarga mengetahui tentang
masalah tugas perkembangan pada dengan anak usia tugas
perkembangan usia sekolah. sekolah. perkembangannya
keluarga dengan masing-masing
anak usia sekolah.
RENCANA TINDAKAN
38
akan perhatian
tercukupi
39
disampaikan konsultasi dengan baik dengan perawat
maupun keluarga untuk menjalankan
tugasnya
O: Keluarga tampak menyesal, Ny B
menagis
40
memanjemen waktu
P:evaluasi
O:Tampak puas
P:hentikan tindakan
41
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Keluarga merupakan suatu perkumpulan orang yang terdiri dari suami, istri dan anak-
anaknya baik anak kandung maupun adopsi, Keluarga juga merupakan pusat perkembangan
anak untuk dapat berkembang dengan baik atau tidak, keluarga yang baik dapat mendukung
anak dapat berkembangan baik pula.
Keluarga dengan tahap perkembangan anak usia sekolah mempunyai tugas
perkembangan, yaitu : mensosialisasikan anak untuk dapat meningkatkan prestasi sekolahnya,
meningkatkan kominikasi terbuka agar anak mau bercerita tentang pengalaman yang dialaminya,
selain itu orang tua juga harus bisa melepaskan anak-anaknya utuk bisa bergaul dan bermain
dengan teman sebayanya.
Pada tahap ini anak sering sekali tidak berada dirumah mereka lebih senang untuk
bermain dengan teman-temannya, sehingga orang tua berpisah dengan anaknya untuk sementara
waktu.
Penerapan proses keperawan keluarga memerlukan keterampilan yang baik dalam
berkomunikasi, skill keperawatan dan pemilihan pertanyaan yang tepat sehingga proses
keperawatan dapat diterapkan dengan baik.
4.2 Saran
1. Dalam melakukan pengkajian diharapkan mahasiswa dapat menyimpulkan apakah
keluarga sudah mampu memenuhi tugas perkembangan anak usia sekolah atau belum.
2. Mahasiswa adalah seoarang calon perawat yang salah satu kliennya adalah keluarga,
maka diharapkan mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan tidak melangkahi
profesionalitas berkerja dan selalu menghormati privasi yang klien miliki.
3. Dalam melakukan pengkajian, perawat harus membina trust terlebih dahulu untuk
melakukan rencana asuhan keperawatan.
42
DAFTAR PUSTAKA
Christeinsen, paula J. 2009. Proses keperawatan : aplikasi model konseptual edisi 4 (alih bahasa:
yuyun yuningsih, yasmin asih). Jakarta : EGC
Drs. E.B. surbakti M.A. 2008. Sudah siapkah menikah.Jakarta : PT Elex Media Komputindo
Efendi, ferry makhfudli. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas : teori dan praktik dalam
keperawatan. Jakarta : salemba medika
Friedman, marilyn M. 1998. Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik. Jakarta : EGC
Potter & Perry. 2009. Fundamental keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Suprajitno. 2004. Asuhan keperawatan keluarga : aplikasi dalam praktik. Jakarta : EGC
43