Anda di halaman 1dari 9

ASKEP GALUCOMA

1. Definisi
Glaukoma adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya peningkatan TIO
(Tekanan Intra Okuler), penggaungan, dan degenerasi saraf optik serta defek lapang
pandang yang khas.
Glaukoma adalah gangguan penglihatan yang disebabkan oleh meningkatnyatekanan
bola mata. Meningkatnya tekanan di dalam bola mata ini disebabkan olehketidak-
seimbangan antara produksi cairan dan pembuangan cairan dalam jaringan sarafhalus
yang ada di retina dan di belakang bola mata. (Sidarta Ilyas, 2010)
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidaklangsung, yang
secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lamaakan
semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini
disebabkankarena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola
mata akanmembesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang
bola matayang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata
akan mati.
Klasifikasi Glaucoma :
1) Glaukoma Primer (Primary Glaucoma)
a) Glaukoma Sudut Terbuka
Merupakan sebagian besar dari glaukoma ( 90-95% ) , yang meliputi kedua
mata.Timbulnya kejadian dan kelainan berkembang secara lambat. Disebut
sudut terbukakarena humor aqueous mempunyai pintu terbuka ke jaringan
trabekular. Pengalirandihambat oleh perubahan degeneratif jaringan trabekular,
saluran schleem, dansaluran yg berdekatan. Perubahan saraf optik juga dapat
terjadi. Gejala awal biasanyatidak ada, kelainan diagnose dengan peningkatan
TIO dan sudut ruang anteriornormal. Peningkatan tekanan dapat dihubungkan
dengan nyeri mata yang timbul.
b) Glaukoma Sudut Tertutup (Sudut Sempit)
Disebut sudut tertutup karena ruang anterior secara anatomis menyempit
sehinggairis terdorong ke depan, menempel ke jaringan trabekular dan
menghambat humoraqueous mengalir ke saluran schlemm. Pergerakan iris ke
depan dapat karena peningkatan tekanan vitreus, penambahan cairan di ruang
posterior atau lensa yangmengeras karena usia tua. Gejala yang timbul dari
penutupan yang tiba- tiba danmeningkatnya TIO, dapat berupa nyeri mata yang
berat, penglihatan yang kabur danterlihat hal. Penempelan iris menyebabkan
dilatasi pupil, bila tidak segera ditanganiakan terjadi kebutaan dan nyeri yang
hebat
2) Glaukoma Sekunder (Secondary Glaucoma)
Glaukoma Sekunder disebabkan oleh kondisi lain seperti katarak,
diabetes,trauma, arthritis maupun operasi mata sebelumnya. Obat tetes mata
atau tablet yangmengandung steroid juga dapat meningkatkan tekanan pada
mata. Karena itu tekanan pada mata harus diukur teratur bila sedang
menggunakan obat-obatan tersebut.
3) Glaukoma Kongenital (Congenital Glaucoma)
Glaukoma Kongenital ditemukan pada saat kelahiran atau segera
setelahkelahiran, biasanya disebabkan oleh sistem saluran pembuangan cairan di
dalam matatidak berfungsi dengan baik. Akibatnya tekanan bola mata meningkat
terus danmenyebabkan pembesaran mata bayi, bagian depan mata berair dan
berkabut dan pekaterhadap cahaya
4) Glaukoma Absolut
Merupakan stadium akhir glaukoma (sempit/terbuka) dimana sudah
terjadikebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi
lanjut. Padaglaukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil
atrofi denganeksvasi glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa
sakit.
2. Etiologi
Penyebab glaukoma adalah meningkatnya tekanan di dalam mata (tekanan intraokular),
baik akibat produksi cairan mata yang berlebihan, maupun akibat terhalangnya saluran
pembuangan cairan tersebut. Tekanan ini dapat merusak serabut saraf retina atau
jaringan saraf yang melapisi bagian belakang mata dan saraf optik yang menghubungkan
mata ke otak juga. Hingga kini, belum jelas kenapa produksi cairan mata bisa berlebihan
atau kenapa saluran pembuangannya bisa tersumbat
3. Tanda dan Gejala
- Mata terasa sangat sakit. Rasa sakit ini mengenai sekitar mata dan daerah
belakangkepala.
- Akibat rasa sakit yang berat terdapat gejala gastrointestinal berupa mual dan
muntah,kadang-kadang dapat mengaburkan gejala glaukoma akut.
- Tajam penglihatan sangat menurun.
- Terdapat halo atau pelangi di sekitar lampu yang dilihat.
- Konjungtiva bulbi kemotik atau edema dengan injeksi siliar.
- Edema kornea berat sehingga kornea terlihat keruh.
- Bilik mata depan sangat dangkal dengan efek tyndal yang positif, akibat
timbulnyareaksi radang uvea.
- Pupil lebar dengan reaksi terhadap sinar yang lambat.
- Pemeriksaan funduskopi sukar dilakukan karena terdapat kekeruhan media
penglihatan.
- Tekanan bola mata sangat tinggi.
- Tekanan bola mata antara dua serangan dapat sangat normal.
4. Pathway

5. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan lapang pandang : Hal ini penting dilakukan untuk mendiagnosis
danmenindaklanjuti pasien glaukoma. Lapang pandang glaukoma memang akan
berkurang karena peningkatan TIO akan merusak papil saraf optikus.
- Pengukuran tonografi/tonometri : Mengkaji Tekanan Intra Okuler (TIO) (normal 12-
25 mmHg)
- Pengukuran gonioskopi : Membantu membedakan sudut terbuka dari sudut
tertutupglaukoma.
- Tes Provokatif : Digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika TIO normal
atauhanya meningkat ringan.
- Pemeriksaan oftalmoskopi : Mengkaji struktur internal okuler, mencatat
atrofilempeng optik, papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisma.
6. Penatalaksanaan
- Medikamentosa
Tekanan intraokuler harus diturunkan dengan secepatnya dengan
memberikanasetanolamid 500 mg dilanjutkan dengan 3 x 500 mg, solusio gliserin
50% 4x 100-150 ml dalam air jeruk, penghambat beta adrenergik 0,25 – 0,5% 2 x 1
dan KCl x 0,5 g. Diberikan pula tetes mata kortikosteroid dan antibiotik untuk
mengurangi reaksiinflamasi. Untuk bentuk primer, diberikan tetes mata pilokarpin
2% tiap ½ - 1 jam pada mata yang mendapat serangan dan 3x1 tetes pada mata
disebelahnya. Bila perlu berikan analgetik dan antiemetik
- Operasi
Penderita dirawat dan dipersiapkan untuk operasi. Dievaluasi tekanan
intraokuler(TIO) dan keadaan matanya. Bila TIO tetap tidak turun segera dilakukan
operasi.Sebelumnya diberikan infus manitol 20% 300-500 ml, 60 tetes/menit. Bila
jelasmenurun operasi ditunda sampai mata lebih tenang dengan tetap mematau
TIO. Jenisoperasi iridektomi atau filtrasi, ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan
genioskopisetelah pengobatan medikamentosa. Selain pencegahan juga dilakukan
iridektomi pada sebelahnya.Harus dicari penyebabnya pada bentuk sekunder dan
diobati yang sesuai. Dilakukanoperasi hanya bila perlu dan jenisnya tergantung
penyebab. Misalnya pada hifemadilakukan parasentesis pada kelainan lensa dan
pada uveitis dilakukan iridektomi atauoperasi iridektomi.
7. Komplikasi
Komplikasi glaukoma pada umumya adalah kebutaan total akibat tekanan bolamata
memberikan gangguan fungsi lanjut. Kondisi mata pada kebutan yaitu kornea terlihat
keruh, bilik mata dangkal, pupil atropi dengan ekskavasi (penggaungan) glaukomatosa,
mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit. Mata dengan kebutaanmengakibatkan
penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskularisasi
pada iris yang dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat. Pengobatan kebutaan ini
dapat dilakukan dengan memberikan sinar beta pada badan siliaruntuk menekan fungsi
badan siliar, alcohol retrobulbar atau melakukan pengangkatan bola mata karena mata
sudah tidak bisa berfungsi dan memberikan rasa sakit.
8. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Anamnesa yang dapat dilakukan pada klien dengan glaukoma adalah:
- Identitas / Data Biografi : Berisi nama, usia, jenis kelamin, alamat, danketerangan
lain mengenai identitas pasien.
- Riwayat penyakit sekarang : Merupakan penjelasan dari keluhan utama.
Misalnyayang sering terjadi pada pasien dengan katarak adalah penurunan
ketajaman penglihatan.
- Riwayat penyakit dahulu : Adanya riwayat penyakit sistemik yang di miliki oleh
pasien seperti DM, hipertensi, pembedahan mata sebelumnya, dan
penyakitmetabolic lainnya memicu resiko katarak.
- Riwayat Kesehatan Keluarga : Pada pengkajian klien dengan gangguan
mata(galukoma) kaji riwayat keluarga apakah ada riwayat diabetes atau
gangguansistem vaskuler, kaji riwayat stress, alergi, gangguan vasomotor seperti
peningkatan tekanan vena, ketidakseimbangan endokrin dan diabetes, sertariwayat
terpajan pada radiasi, steroid/toksisitas fenotiazin.
9. Diagnosa dan Intervensia.
- Nyeri b.d peningkatan Tekanan Intra Okuler (TIO)
Tujuan: Nyeri hilang atau berkurang
Kriteria hasil:
 Pasien mendemonstrasikan pengetahuan akan penilaian pengontrolan nyeri
 Pasien mengatakan nyeri berkurang/hilang
 Ekspresi wajah rileks

Intervensi:

 Kaji tingkat nyeri Rasional : Memudahkan tingkat nyeri untuk intervensi


selanjutnya
 Pantau derajat nyeri mata setiap 30 mentit selama masa akut. Rasional :
Untuk mengidentifikasi kemajuan atau penyimpanan dari hasilyang
diharapkan
 Atur intensitas cahaya dan ketenangan dalam ruangan Rasional : Sinar
dan stress menimbulkan TIO yang mencetuskan nyeri.
 Atur posisi fowler atau dalam posisi nyaman. Rasional : Pada tekanan
mata sudut ditingkatkan bila sudut datar.
 Berikan analgesik sesuai anjuran Rasional : Untuk mengontrol nyeri yang
disebabkan TIO
- Gangguan persepsi sensori: penglihatan b.d gangguan penerimaan; gangguanstatus
organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif
Tujuan: Penggunaan penglihatan yang optimal
Kriteria Hasil:
 Pasien akan berpartisipasi dalam program pengobatan
 Pasien akan mempertahankan lapang ketajaman penglihatan
tanpakehilangan lebih lanjut.
Intervensi:

 Pastikan derajat/tipe kehilangan penglihatan. Rasional: Sementara


intervensi dini mencegah kebutaan, pasien
menghadapikemungkinan/mengalami pengalaman kehilangan
penglihatan sebagian atautotal.
 Dorong mengekspresikan perasaan tentang
kehilangan/kemungkinankehilangan penglihatan. Rasional:
Mempengaruhi harapan masa depan pasien dan pilihan intervensi.
 Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh : menghitung tetesan,
mengikuti jadwal, tidak salah dosis. Rasional: Mengontrol TIO, mencegah
kehilangan penglihatan lanjut.
 Lakukan tindakan untuk membantu pasien yang mengalami keterbatasan
penglihatan, contoh : kurangi kekacauan,atur perabot, ingatkan
memutarkepala ke subjek yang terlihat, perbaiki sinar suram, dan
masalah penglihatanmalam. Rasional: Menurunkan bahaya keamanan
b/d perubahan lapang pandang ataukehilangan penglihatan dan
akomodasi pupil terhadap sinar lingkungan
 Kolaborasi obat sesuai dengan indikasi. Rasional: Memisahkan badan
siliar dari sclera untuk memudahkan alirankeluar aquos humor.
- Ansietas b.d faktor fisilogis, perubahan status kesehatan, adanya
nyeri,kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan ditandai dengan ketakutan,
ragu-ragu, menyatakan masalah tentang perubahan kejadian hidup.
Tujuan: Cemas hilang atau berkurang
Kriteria Hasil:
 Pasien tampak rileks dan melaporkan ansitas menurun sampai tingkat
dapatdiatasi.
 Pasien menunjukkan ketrampilan pemecahan masalah.
 Pasien menggunakan sumber secara efektif.

Intervensi:

 Kaji tingkat ansietas, derajat pengalaman nyeri/timbul nya gejala tiba-


tibadan pengetahuan kondisi saat ini. Rasional: Faktor ini mempengaruhi
persepsi pasien terhadap ancaman diri, potensial siklus insietas, dan
dapat mempengaruhi upaya medik untukmengontrol TIO.
 Berikan informasi yang akurat dan jujur. Rasional: Menurunkan ansiets
b/d ketidak tahuan/harapan yang akan datangdan memberikan dasar
fakta untuk membuat pilihan info tentang pengobatan.
 Dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaan.
Rasional: Memberi kesempatan pasien menerima situasi
nyata,mengklarifikasi salah konsepsi dan pemecahan masalah.
 Identifikasi sumber/orang yang menolong. Rasional: Memberikan
keyakinan bahwa pasien tidak sendiri dalammenghadapi masalah
- Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan
pengobatan b.d kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat,
salahinterpretasi ditandai dengan : pertanyaan, pernyataan salah persepsi, tak
akuratmengikuti instruksi, terjadi komplikasi yang dapat dicegah.
Tujuan: Klien mengetahui tentang kondisi,prognosis dan pengobatannya.
Kriteria Hasil:
 Pasien menyatakan pemahaman kondisi, prognosis, dan pengobatan.
 Mengidentifikasi hubungan antar gejala/tanda dengan proses penyakit.
 Melakukan prosedur dengan benar dan menjelaskan alasan tindakan

Intervensi

 Tunjukkan tehnik yang benar pemberian tetes mata. Rasional:


Meningkatkan keefektifan pengobatan. Memberikan kesempatan pasien
menunjukan kompetensi dan menanyakan pertanyaan.
 Kaji pentingnya mempertahankan jadwal obat, contoh : tetes
mata.Diskusikan obat yang harus dihindari, contoh : midriatik, kelebihan
pemakaian steroid topikal. Rasional: Penyakit ini dapat di kontrol dan
mempertahankan konsistensi program obat adalah kontrol vital.
Beberapa obat menyebabkan dilatasi pupil, peningkatan TIO dan
potensial kehilangan penglihatan tambahan
 Identifikasi efek samping/reaksi merugikan dari pengobatan
(penurunannafsu makan, mual/muntah, kelemahan, jantung tak teratur,
dll). Rasional: Dapat mempengaruhi rentang dari ketidak nyamanan
sampaiancaman kesehatan berat
 Dorong pasien membuat perubahan yang perlu untuk pola hidup.
Rasional: Pola hidup tenang menurunkan respon emosi thd stres,
mencegah perubahan okuler yang mendorong iris kedepan, yang dpt
mencetuskanserangan akut
 Dorong menghindari aktivitas,seperti mengangkat
berat/mendorong,menggunakan baju ketat dan sempit. Rasional: Dapat
meningkatkan TIO yang mencetuskan serangan akut
 Diskusikan pertimbangan diet, cairan adekuat dan makanan berserat.
Rasional: Mempertahankan konsistensi feses untuk menghindari
konstipasi
 Tekankan pemeriksaan rutin. Rasional: Untuk mengawasi kemajuan
penyakit dan memungkinkanintervensi dini dan mencegah kehilangan
penglihatan lanjut.

Anda mungkin juga menyukai