Anda di halaman 1dari 75

DESAIN PELAT DAN BALOK

BETON

PENDAHULUAN-
BETON BERTULANG
PERTEMUAN KE-1A

PENGAMPU : Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


MATERI
1. Konsep beton bertulang
2. Karakteristik material beton bertulang
3. Diagram tegangan-regangan

Page 2 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


3 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB
4
SEJARAH BETON BERTULANG
• 126 M : Pantheon, Roma
• 1824 : Joseph Aspdin memproduksi semen Portland
• 1867 : Joseph Monier mempatenkan beton bertulang, 1873 (tanki
dan jembatan beton bertulang), 1877 (balok dan kolom beton
bertulang)
• 1877 : Thaddeus Hyatt memberi dasar teori elastik dalam
perencanaan beton bertulang
• 1884 : Ransome memperkenalkan tulangan ulir
• 1902 : Ransome memperkenalkan tulangan spiral
• 1928 : Eugene Freyssinet memperkenalkan beton prategang
• 1915 – 1935 : dikembangkan banyak riset tentang kolom beton dan
masalah rangkak
• 1940 : riset di bidang kolom dengan beban eksentris
• 1963 : ACI memperkenalkan metode desain dengan konsep
kekuatan yang bertahan hingga kini

5 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Hipotesis Dasar Beton Bertulang

6 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


7 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB
8 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB
AplikasiBeton Bertulang

9 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


• Kombinasi beton + baja tulangan
dapat terwujud karena :
Lekatan yang sempurna antara
batang baja tulangan dengan
beton yang membungkusnya
sehingga tidak terjadi slip
Beton yang membungkus batang
baja tulangan bersifat kedap
sehingga mampu melindungi dan
mencegah terjadinya karat pada
baja tulangan
Kedua bahan mempunyai angka
muai yang relatif sama besar,
sehingga tegangan yang terjadi
karena perbedaan suhu dapat
diabaikan. Angka muai beton :
0,000010 – 0,000013 dan angka
muai baja : 0,000012.

10 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


11 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB
Beton Bertulang
• Beton merupakan material konstruksi yang diperoleh dari
pencampuran pasir, kerikil/batu pecah, semen serta air.
• Terkadang beberapa macam bahan tambahan di campurkan
ke dalam campuran tersebut guna memperbaiki sifat – sifat
dari beton, antara lain untuk meningkatkan workability,
durability serta waktu pengerasan beton.
• Campuran beton tersebut seiring dengan bertambahnya
waktu akan menjadi keras seperti batuan, dan memiliki kuat
tekan yang tinggi namun kuat tariknya rendah.
• Beton bertulang adalah kombinasi dari beton serta tulangan
baja, yang bekerja secara bersama – sama untuk memikul
beban yang ada.
• Tulangan baja akan memberikan kuat tarik yang tidak
dimiliki oleh beton.
• Selain itu tulangan baja juga mampu memikul beban
tekan, seperti digunakan pada elemen kolom beton.

Page 12 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


BETON

Beton merupakan bahan campuran antara


Portland Cement, Coarse Aggregate, Fine
Aggregate, Water, Admixtures (optional)
yang setelah mengeras membentuk massa yang
padat serta tidak larut dalam air.

13 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Kelebihan Beton
• Harga relatif murah karena menggunakan bahan – bahan dasar
yang umumnya tersedia di dekat lokasi pembangunan, kecuali
semen Portland.
• Kuat tekannya cukup tinggi  sehingga jika di kombinasikan
dengan baja tulangan (yang kuat tariknya tinggi) mampu dibuat
utk struktur berat.
• Termasuk bahan yang awet, tahan aus, tahan kebakaran
(temperatur yang tinggi) , Tahan terhadap
pengkaratan/pembusukan oleh kondisi alam  sehingga biaya
perawatan murah
• Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan
konstruksi.
• Mudah di angkut,
• Cetakan dapat pula dipakai beberapa kalo sehingga secara
ekonomi menjadi murah

14 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Kekurangan Beton
• Bahan dasar penyusun beton (agregat) bermacam-macam
sesuai lokasi pengambilan,  cara perencanaan dan cara
pembuatannya bermacam-macam pula
• Beton keras mempunyai beberapa kelas kekuatan  sehingga
harus disesuaikan dengan bagian bangunan yang di buat 
cara perencanaan dan cara pelaksanaan bermacam-macam.
• Bentuk yang telah dibuat sulit untuk diubah.
• Lemah terhadap Kuat tarik.
• Rendahnya kekuatan per satuan berat dari beton
mengakibatkan beton bertulang menjadi berat. Ini akan sangat
berpengaruh pada struktur-struktur bentang-panjang dimana
berat beban mati beton yang besar akan sangat mempengaruhi
momen lentur.
• Daya pantul suara yang besar
• Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi.

15 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Proporsi komposisi unsur pembentuk Beton

Secara umum, proporsi komposisi unsur pembentuk beton


adalah sebagai berikut :
Agregat kasar + Agregat Halus : 60% - 80%
Semen : 7% - 15%
Air : 14% - 21%
Udara : 1% - 8%

beton yang baik adalah beton yang mempunyai kuat tekan


dan kuat lekat yang tinggi dalam arti kedap air, tahan aus,
tahan cuaca, tahan zat-zat kimia, susutan pengerasannya
kecil, serta elastisitas yang tinggi.

16 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


17 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB
18 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB
19 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB
20 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB
Bahan Penyusun Beton
Agregat
• Agregat menempati 70 hingga 75% volume beton
yang mengeras
• Agregat yang dapat melalui saringan No.4 (4,75 mm)
dapat diklasifikasikan sebagai agregat ringan
• Agregat yang tertahan di saringan No.4
diklasifikasikan sebagai agregat kasar

21 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Bahan Penyusun Beton
Agregat
Ukuran maksimum agregat dibatasi menurut SNI 03-
2847-2013, yaitu disyaratkan bahwa ukuran agregat
tidak melebihi dari :
• 1/5 kali jarak terkecil antara bidang samping
cetakan
• 1/3 kali tebal pelat
• 3/4 kali jarak bersih antara tulangan, jaring kawat
baja, bundel tulangan, tendon, atau bundel tendon
prategang

22 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Fungsi agregat dan tujuan pencampuran kerikil dan
pasir
• Agregat (halus dan kasar) sebagai bahan pengisi.
• Agregat kasar dan halus dicampur agar kepadatannya tinggi (pori-
pori agregat besar diisi oleh agregat yg lebih halus).

Kepadatan tinggi berarti


 persentase volume butiran besar
 Persentase volume pori antar agregat kecil.

Kualitas agregat :
 Kekuatan
 Daya tahan Berpengaruh terhadap kualitas
 Bentuk permukaan beton yang dihasilkan
 Kebersihan
 gradasi

23 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Semen Portland
Semen Portland dibuat dari
serbuk halus mineral kristalin
yang komposisi utamanya
adalah kalsium dan alumunium
silikat.
Penambahan air pada mineral
ini akan menghasilkan suatu
pasta yang jika mengering akan
mengeras dan mempunyai
kekuatan yang tinggi
Komposisi Semen :
4 unsur utama yang paling penting yang terkandung dalam semen, yaitu :
Trikalsium Silikat (C3S) atau 3CaO.SiO2
•Dikalsium Silikat (C2S) atau 2CaO.SiO2
•Trikalsium Aluminat (C3A) atau 3CaO.Al2O3
•Tetrakalsium aluminoferit (C4AF) atau 4CaO.Al2O3.Fe2O3

24 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Sifat-sifat komponen Semen Portland (CP)
A. Kekuatan
kekuatan semen merupakan hasil dari proses hidrasi yang
berupa kristalisasi dalam bentuk interlocking-crystals sehingga
membentuk gel semen yang akan mempunyai kekuatan tinggi
apabila mengeras
B. Pengaruh kehalusan semen terhadap pencapaian kekuatan
ukuran partikel semen mempunyai pengaruh besar terhadap
kelajuan reaksi antara semen dan air.
untuk suatu berat tertentu semen halus, luas permukaan partikel
lebih besar daripada semen yang kasar. Ini menyebabkan
kecepatan reaksi antara semen dengan air lebih tinggi, maka
proses pengerasan akan lebih cepat untuk luas permukaan
yang lebih besar

25 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Sifat-sifat komponen Semen Portland (CP)
C. Pengaruh semen terhadap keawetan beton
adanya rongga udara pada pasta semen menambah daya
tahan beton terhadap disintegrasi beton, hal ini dapat diperoleh
dengan penambahan bahan tambah pada waktu pengadukan
yang menghasilkan air-retrained pada beton
D. Panas yang dihasilkan selama pengeringan awal
berbagai jenis semen menghasilkan panas yang berbeda-beda,
jugadengan kelajuan pelepasan panas yang berbeda, maka
sangat perlu diketahui untuk struktur apakah semen tersebut
digunakan. Semakin besar dan berat penampangstruktur beton,
semkin sedikit panas hidrasi yang di inginkan

26 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Sifat-sifat komponen Semen Portland (CP)
C3S C2S C3A C4AF

Laju hidrasi Sedang Lambat Cepat Lambat

Kekuatan awal Tinggi Rendah Sedang Rendah

Kekuatan akhir Tinggi Tinggi Rendah Rendah

Jumlah panas yang Sedang Rendah Tinggi Rendah


dibebaskan

Tahanan terhadap Baik Baik Jelek Baik


reaksi kimia

27 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Klasifikasi Semen Portland
Secara umum sesuai dengan standar dari American Society for Testing and
Materials (ASTM) atau SNI 15-2049-2004, jenis semen dapat dikategorikan
menjadi lima jenis sebagai berikut :
• Tipe I – jenis semen biasa yang dapat digunakan pada pekerjaan konstruksi
umum
• Tipe II – merupakan modifikasi dari semen tipe I, yang memiliki panas
hidrasi lebih rendah dan dapat tahan dari beberapa jenis serangan sulfat
• Tipe III – merupakan tipe semen yang dapat menghasilkan kuat tekan beton
awal yang tinggi. Setelah 24 jam proses pengecoran semen tipe ini akan
menghasilkan kuat tekan dua kali lebih tinggi daripada semen tipe biasa,
namun panas hidrasi yang dihasilkan semen jenis ini lebih tinggi daripada
panas hidrasi semen tipe I
• Tipe IV – merupakan semen yang mampu menghasilkan panas hidrasi yang
rendah, sehingga cocok digunakan pada proses pengecoran struktur beton
yang massif
• Tipe V – digunakan untuk struktur – struktur beton yang memerlukan
ketahanan yang tinggi dari serangan sulfat.

28 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Type III - High Early Type IV - Low Heat of Hydration

29
Type I - Normal Type I - Normal
Air
Fungsi Air pada pembuatan beton
• Bereaksi dengan semen portland
• Menjadi bahan pelumas antara butir- butir agregat, agar
dapat mudah dikerjakan (di aduk, di tuang, dan di padatkan)
• Untuk perawatan (curing) setelah proses pengecoran.

Beton yang digunakan untuk kontruksi biasanya memiliki nilai FAS 0,45 – 0,65.
Karena nilai FAS sangat berpengaruh pada kekuatan beton yang dihasilkan ,
maka nilai FAS harus di kontrol secara ketat.

Air yang berlebihan akan menimbulkan banyaknya gelembung air setelah


proses hidrasi selesai
Air yang kurang menyebabkan tidak seluruh proses hidrasi selesai

30 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Air yang digunakan untuk campuran beton harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:

• Air merupakan bahan yang penting juga dalam pembuatan suatu


campuran beton.
•Air yang dicampur dengan semen akan membungkus agregat halus dan
agregat kasar menjadi satu kesatuan.
•Pencampuran semen dan air akan menimbulkan suatu reaksi kimia yang
disebut dengan istilah reaksi hidrasi
•Perbandingan antara jumlah berat air dengan jumlah berat semen (rasio
air semen) memegang peranan vital dalam hal kuat tekan beton
•Agar reaksi hidrasi dapat berlangsung, pada umumnya dibutuhkan air
sebanyak kurang lebih 25% dari berat semen (atau dikatakan rasio air
semen = 0,25).
• Untuk beton normal, rasio air semen pada umumnya berkisar antara 0,40
hingga 0,60, sedangkan untuk beton mutu tinggi rasio air semen biasanya
diambil cukup rendah hingga 0,20

31 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Bahan Tambah (Admixtures)
• accelerating admixtures
• air-entraining admixtures
• water-reducing admixtures
• set retarding admixtures
• high range water reducer
• Bahan tambah pozolan

32 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Pengelompokan jenis bahan tambah:
• Accelerating admixtures , berfungsi mengurangi waktu pengeringan dan
mempercepat tercapainya kekuatan
• Air retraining, berfungsi membentuk gelembung udara dengan diameter
≤ 1 mm selama pencampuran agar memudahkan pengerjaan dan
menambah kekuatan awal beton
• Pengurang air dan pengontrol pengeringan, bahan tambah ini berupa
cairan. Air yang terkandung dalam bahan tambah merupakan bagian air
campuran beton, sehingga kebutuhan air berkurang dan juga kandungan
semen yang sebanding dengan pengurangan air
• Penghalus gradasi, berfungsi untuk memperhalus perbedaan gradasi
campuran beton, yaitu dengan memberikan ukuran butiran yang tidak
ada atau kurang pada agregat, karena bahan ini berupa mineral,
sehingga dapat meningkatkan mutu beton
• Polimer, bahan tambah ini termasuk jenis baru yang menghasilkan beton
dengan kekuatan tekan tinggi. Bahan tambah ini digunakan sebagai
pengganti air campuran dengan faktor polimer-beton 0,30 – 0,45 untuk
mendapatkan beton mutu tinggi
• Superplastisizer , termasuk bahan tambah baru yang berfungsi
mengurangi air tetapi nilai slump bertambah sehingga meningkatkan
sifat mudah dikerjakan.

33 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Sample collected Slump Cone Filled

Cone Removed and Concrete


34
Allowed to ‘Slump’ Slump Measured
Sifat – sifat Beton
Sifat-sifat Beton Segar
1. Mudah dikerjakan (workability)
Unsur-unsur yang mempengaruhi sifat kemudahan dikerjakan
antara lain:
a. Penambahan semen ke dalam campuran juga memudahkan cara
pengerjaanadukan beton, karena diikuti dengan bertambahnya air
campuran untuk memperoleh nilai fas yang tetap.
b. Pemakaian butir-butir batuan yang bulat mempermudah cara
pengerjaan beton.
c. Jumlah air yang dipakai dalam campuran beton. Makin banyak air
yangdipakai makin mudah beton segar dikerjakan.
d. Gradasi campuran pasir dan kerikil. Apabila mengikuti gradasi
campuranyang telah disarankan oleh peraturan, maka adukan beton
akan mudahdikerjakan.
e. Cara pemadatan adukan beton. Bila dilakukan dengan alat getar,
makadiperlukan tingkat kelecakan (keenceran) yang berbeda.

35 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Sifat-sifat Beton Segar (lanjutan)

2. Pemisahan kerikil (segregation)


Segregation adalah terpisahnya agregat kasar dari campuran
adukan beton,yang disebabkan oleh kelebihan air pada
Campuran beton. Dimana terjadi pengendapan partikel yang
berat ke dasar beton segar dan partikel-partikel yang lebihringan
akan menuju ke permukaan beton segar.
Hal-hal tersebut akan mengakibatkan beberapa keadaan pada
beton yaitu
a. terdapat rongga-rongga udara,
b. beton menjadi tidak homogen
c. permeabilitas serta keawetan berkurang

36 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Sifat-sifat Beton Segar (lanjutan)

2. Pemisahan air (bleeding)


Bleeding adalah Kecerendungan campuran untuk naik
ke atas (memisahkan diri) pada
betonsegar yang baru saja dipadatkan
disebut
Hal ini disebabkanketidakmampuan bahan solid dalam
campuran untuk menahan seluruh air campuranketika
bahan itu bergerak ke bawah.
Air naik ke atas sambil membawa semen dan butir-butir
halus pasir, yang pada akhirnya setelah beton mengeras
akan tampak sebagai selaput. Lapisan inidikenal sebagai
laitance.

Bleeding biasanya terjadi pada campuran beton


basah(kelebihan air) atau campuran adukan beton dengan
nilai slump tinggi

37 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Sifat – sifat Beton
Sifat-sifat Beton Keras
Sifat mekanis beton keras dapat diklarifikasikan sebagai :
1. sifat jangka pendek atau sesaat
a. kekuatan tekan,
b. Kekuatan tarik,
c. Kekuatan geser,
d. kekakuan yang diukur dengan modulus elastis
2. sifat jangka panjang.
a. rangkak
b. susut

38 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Kekuatan (strength)

Kekuatan beton meliputi :


a. kekuatan tekan,
b. kekuatan tarik
c. kekuatan geser.

Yang mempengaruhi kuat tekan beton adalah faktor air semen


(fas), semakin kecil fas semakin tinggi kuat tekan beton. Kekuatan
beton semakin meningkat dengan bertambahnya umur.

39 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Ketahanan

Ketahanan beton terhadap pengaruh yang merusak oleh kondisi


sekitarnya hingga beton tidak mengalami kerusakan ( menimbulkan
penurunan kekuatan tekan) adalah dimaksudkan sebagai durability of
concrete.
Umumnya kerusakan pada beton di daerah-daerah tropis disebabkan
oleh pengaruh asam, pengaruh sulfat dan abrasi.
Kondisi yang dapat mengurangi daya tahan beton dapat disebabkan faktor
dari luar dan daridalam beton itu sendiri.
A. Faktor luar antara lain:
a. cuaca,
b. suhu yang ekstrem,
c. erosi,
d. kembang dan susut akibat basah atau kering yang silih berganti dan
pengaruh bahankimia.
B. Faktor dari dalam yaitu reaksi agregat dengan senyawa alkali

40 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Kekuatan Tekan

Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas,


yang menyebabkan benda uji beton hancur apabila dibebani
dengan gaya desak tertentu.
 adalah tegangan desak,
P kgf
 P adalah beban dan A adalah luas
A cm 2 bidang desak
P kgf
A cm2 P kgf A cm2

Untuk menentukan kuat desak 15 cm


beton, dilakukan dengan 15 cm
membuat sampel berupa kubus 15 cm 15 cm
ataupun slinder 30 cm

41 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Kuat tekan

42 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


tabel komposisi berat semen, pasir, dan kerikil, serta volume air yang
dibutuhkan untuk membuat 1 m3 beton dengan mutu tertentu.

Referensi tabel :
SNI DT – 91- 0008 – 2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton, oleh
Dept Pekerjaan Umum.

43 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


44
Kekuatan Tarik belah

Kuat tarik beton berkisar seperdelapan belas kuat desak pasa waktu umurnya
masih muda,dan berkisar sepersepuluh sesudahnya. Biasanya tidak
diperitungakan di dalam perencanaan bangunan beton.

Kuat tarik merupakan bagian penting di dalam menahan retak-retak akibat


perubahan kadar air dan suhu.
Pengujian yang dilakukan
adalah seperti
pembelahan silinder-
silinder oleh suatu
desakan ke arah
diameternya.

Apabila kuat tarik


terlampaui , benda uji
akan terbelah menjadi
dua bagian dari ujung ke
ujung

45 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Kekuatan Tarik

ft = kuat tarik belah (N/m2)


2 P P = beban pada waktu belah (N)
ft  L = panjang benda uji silinder (m)
 LD D = diameter benda uji silinder (m)

Nilai Pendekatan untuk kuat 0,57 fc'


tarik beton normal :

46 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Regangan
Regangan  dedefinisikan sebagai rasio antara per-pendekan batang 
relatif terhadap panjang batang asli L


L P kgf


apabila suatu batang dengan panjang L,
luas tampang A didesak dengan beban P,
selain akan menimbulkan tegangan maka L
batang akan memendek sebesar  dan
menimbulkan regangan 

Dapat dibuat diagram tegangan regangan

47 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Diagram kuat tekan beton

48 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Kuat Tekan Beton

Regangan desak maksimum pada


beton pada umummnya ditentukan,
c = 0,003
49 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB
50 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB
51 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB
Modulus Elastisitas Beton (Ec)

Modulus Elasitisitas adalah rasio tegangan normal terhadap regangan


yang timbul akibat tegangan tersebut.

Terdapat beberapa cara untuk menentukan Modulus Elastisitas Beton (Ec) yang
diantaranya adalah sebagai berikut,

0,5. f c
fc Ec 
 c1
fc
Ec Ec  4700 f c
0.5fc c1 c
f’c dan Ec dalam Mpa

1 Mpa = 10.2 kg/cm2

52 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Rangkak (Creep)

• Beton adalah merupakan material yang bersifat elastoplastis,


dan diawali dengan tegangan yang kecil, regangan plastis
akan muncul sebagai tambahan dari regangan elastis.
• Setelah beban tetap bekerja, maka deformasi plastis akan
berlanjut hingga jangka waktu kurang lebih satu tahun.
• Deformasi ini akan bertambah dengan cepat pada sekitar 4
bulan pertama setelah beban bekerja. Deformasi plastis yang
terjadi selama beban tetap bekerja sering dikenal dengan
istilah rangkak (creep) atau dengan kata lain Rangkak
merupakan peningkatan regangan terhadap waktu akibat
beban yang terus menerus bekerja.
• Regangan tambahan akibat beban yang sama yang terus
menerus bekerja disebut regangan rangkak.

Page 53 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Rangkak (Creep)
Rangkak tidak menyebabkan dampak
langsung pada kekuatan struktur
tetapi akan mengakibatkan timbulnya
distribusi tegangan pada beban kerja
dan kemudian terjadi peningkatan
lendutan (defleksi)

54 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Susut (Shrinkage)
• Selama beton dalam proses pengerasan setelah
dicetak, beton akan mengalami perubahan
volume.
• Jika kadar air dalam beton berkurang karena
proses evaporasi, maka beton akan menyusut,
namun apabila beton direndam dalam air, maka
beton akan mengembang.
• Beberapa penyebab perubahan volume dalam
beton antara lain adalah adanya perubahan
kadar air, reaksi kimia antara semen dengan air,
adanya perubahan temperatur serta adanya
beban yang diberikan pada beton.
• Seiring dengan mengeringnya beton, maka
volume akan menyusut, yang kemungkinan
diakibatkan oleh adanya tegangan tarik kapiler
dari air yang ada dalam beton.

55 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


Susut (Shrinkage)
• Nilai susut beton berkisar antara 200 hingga 700∙10– 6,
sedangkan untuk beton normal, nilai susutnya dapat diambil
sebesar 300∙10–6.
• Apabila potensi susut pada beton tidak dikontrol dengan baik,
maka akan menimbulkan retak-retak pada pelat atau dinding
beton.
• Pada struktur statis tak tentu, adanya susut akan
menimbulkan tegangan tambahan yang cukup besar dan
membahayakan.
• Karena akibat-akibat yang merugikan ini, maka potensi susut
pada beton harus diminimalisir.
• Untuk mengurangi potensi susut beton, pada umumnya beton
dirawat, dapat dengan disiram atau direndam dalam air,
selama jangka waktu tidak kurang dari 7 hari

Page 56 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


57 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB
58 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB
59 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB
60 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB
61 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB
62 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB
63 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB
64 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB
65 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB
BAJA TULANGAN
• Tulangan berbentuk penampang lingkaran paling
banyak digunakan dalam struktur beton bertulang.
• Berdasarkan bentuknya, tulangan baja terdiri dari
tulangan baja polos dan tulangan baja sirip
(deform).
• Tulangan baja polos, di lapangan dinotasikan
sebagai Bj.TP, sedangkan tulangan baja
sirip/deform biasa dinotasikan sebagai Bj.TD.
• Dalam aplikasi di lapangan, disarankan untuk
menggunakan tulangan baja sirip untuk digunakan
sebagai tulangan utama karena bentuk
penampangnya yang bersirip mampu
meningkatkan lekatan dengan beton serta
mengurangi lebar retak beton pada daerah tarik.
Page 66 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB
Tulangan Baja (reinforcement)
• Ukuran diameter tulangan baja tersedia di lapangan
mulai dari diameter 6 mm, 8, 10, 13, 16, 19, 22, 25,
29, 32 hingga 50 mm.
• Mutu dari baja tulangan ditentukan berdasarkan kuat
lelehnya (fy).

67 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


BAJA TULANGAN
Bentuk:
- batang (polos, deform, dia.: 6 - 32 mm)
- anyaman (utk tlg plat, ddg., str.cangkang)
Polos Deform

68 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB


69 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB
70 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB
71 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB
72 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB
73 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB
74 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB
75 Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah DPBB

Anda mungkin juga menyukai