Seorang laki-laki berusia 20 tahun , mahasiswa, datang ke IGD puskesmas dengan keluhan sesak
nafas terus menerus. Sesak timbul setelah bermain futsal, tidak berkurang dengan istirahat.
Penderita sering tiba-tiba sesak saat udara dingin, marah-marah dan sakit batuk pilek. Sesak
biasanya sembuh dengan obat salbutamol. Jika tidak sesak penderita bisa kuliah secara normal.
Didapatkan penyakit serupa pada keluarganya. Pada pemeriksaan fisik tampak sesak, kerja otot
bantu nafas meningkat, auskultasi didapatkan bunyi mengi ( wheezing ). Dokter memberikan
terapi inhalasi salbutamol, budesonide dan bromhexin, penderita membaik dengan terapi
tersebut. Penderita diperbolehkan rawat jalan, diberi 3 macam obat (bronkodilator,
kortikosteroid, mukolitik) dan diberi edukasi untuk menghindari faktor pencetus serta olahraga
renang
STEP 6
1. Bagaimana anatomi dan fisiologi dari sistem pernafasan?
Anatomi :
- Trakhea di lapisi oleh kartilago
- Jalur Respirasi :
a. nares anterior
b. Cavum Nasi
c. Nares Posterior
d. Nasofaring
e. Orofaring
f. Larygofaring
g. Laryng
h. Trakhea
i. Bronkus Pricipalis / Primer
j. Bronkus Lobaris / sekunder
k. Bronkus Segmentalis / Tersier
l. Bronkus Terminalis
m. Bronkus Respiratorius
n. Alveoli
Fisiologi :
- Seluler
- Ekstrinsik
1. Ventilasi : Udara atsmosfer – Alveoli
2. Difusi : Alveoli – Darah
3. Transportasi : Pengaturan O2 dan CO2 dengan Hb
4. Difusi : Darah – sel jaringan
Sistem respiratorius
a. Bronchiolus respiratorius
b. Ductus alveolaris
c. Saccus alveolaris
d. Alveoli
Mekanisme adrenergik
Saraf adrenergik melakukan kontrol terhadap otot polos saluran napas secara tidak
langsung yaitu melalui katekolamin/ epinefrin dalam tubuh. Mekanisme adrenergik
meliputi saraf simpatis, katekolamin dalam darah, reseptor α adrenergik dan
reseptor β adrenergik. Perangsangan pada reseptor α adrenergik menyebabkan
bronkokonstriksi dan perangsangan reseptor β adrenergik akan menyebabkan
bronkodilatasi.
2. Mengapa sesak timbul saaat bermain futsal dan tidak menghilang meskipun sudah
istirahat?
Aktivitas gerak badan (exercise) memicu saluran pernapas yang hiperaktif sehingga
timbul bronkokonstriksi. Pada orang yang berolah raga ventilasi per menit meningkat.
Sebelum masuk ke paru, udara yang dingin (temperature kamar) dan kering harus
dihangatkan dan dijenuhkan dengan uap oleh air pada epitel trakeobronkial epitel
trakeobronkial menjadi dingin dan kering bronkokontriksi saluran pernapasan
Tidak berkurang saat istirahat, karena meskipun pada saat istirahat, keadaan lumen
tersebut akan tetap sama, kecuali apabila diberikan pengobatan untuk mendilatasi
lumen.
3. Mengapa pasien bisa terjadi sesak saat udara dingin, marah-marah dan batuk pilek?
a. Udara dingin
udara yang dingin (temperature kamar) dan kering harus dihangatkan dan
dijenuhkan dengan uap oleh air pada epitel trakeobronkial epitel trakeobronkial
menjadi dingin dan kering bronkokontriksi saluran pernapasan
b. Marah- marah
Meningatkan adrenalin saraf simpatis bronkokonstrksi sesak
c. Batuk pilek
pertukaran udara semakin sulit sehingga dapat mmperberat sesak nafas
ASMA BRONKIAL
Asma merupakan salah satu penyakit obstruktif yang terjadi karena hambatan jalan
napas, ditandai oleh terhambatnya aliran udara, biasanya terjadi akibat meningkatnya
resistensi yang disebabkan oleh. hambatan parsial atau total pada berbagai tahap.
Kapasitas vital paksa/ forced vital capacity (FVC) normal atau sedikit menurun,
sedangkan tingkat aliran ekspirasi, biasanya diukur sebagai volume ekspirasi paksa/
forced expiratory volume pada detik pertama (FEV1), sangat berkurang.
Obstruksi ekspirasi dapat terjadi akibat penyempitan anatomik jalan napas.
Diagnosis banding:
Atelektasis resorpsi.
Atelektasis resorpsi terjadi ketika ada obstruksi yang mencegah udara mencapai jalan
napas bagian distal. Udara yang telah ada di rongga tersebut sedikit demisedikit
terserap, dan diikuti oleh kolapsnya alveolus. Penyebab tersering kolaps resorpsi adalah
obstruksi bronkus oleh sumbat (plug) mukus atau mukopurulen.
Komplikasi Asma:
- Pneumothoraks
- Pneumomediastinum dan emfisema subkutis
- Atelektaksis
- Aspergilosis bronkopulmuner subkutis
- Gagal napas
- Bronchitis
- Fraktur iga
Ganguan genetic kompleks akibat interaksi berbagai gen rentan terhadap factor
lingkungan patologis, berhubungan dengan variasi gen signifikan dan kombinasi
polimorfisme (repon imun atau remodeling jaringan)
Contoh lokasi yang rentan adalah lengan panjang kromosom 5 (5q), gen yang
termasuk:
o 11_13: polimorfisme kerentanan terhadap perkembangan asma atopic
o CD 14: polimorfisme nukleutida tunggal asma akibat kerja
o Alel HLA kelas II: memproduksi igE antibody
o Gen reseptor adrenergic 132 dan IL4 asma atopi, kadar igE serum total
o 20q, lokasi ADAM33: regulasi proliferasi otot polos dan fibroblast bronkus
remodeling jalan napas
o Regulasi enzim khitinase: inflamasi TH2 keparahan asma
o YKL 40: apabila tinggi dalam serum meningkatkan keparahan asma
Keadaan yang menimbulkan serangan menstimulasi bronkospasme melalui salah satu dari 3
mekanisme:
Pada asma irreversible akan terjadi Airways Remodelling /perubahan jalan nafas:
Neural anatomis mengatur AHR dalam asma, namun tidak terlalu berperan. Dalam mekanisme
kolinergik melepaskan asetilkolin pada resptor muskarinik yang menyebabkan bronkokontiksi
dan mengaktifkan reflex pada asma. Mediator inflamasi akan aktif berdasarakan sensor syaraf,
untuk menghasilkan reflek kolinergik bronkokontriksi atau melepaskan neuropeptide penyebab
inflamasi. Produk inflamasi akan merangsang syaraf sensorik dan berakhri di bagian epitelium
jalan nafas, karena pada saat itu syaraf menjadi hiperalgesik.
Neutrophin, berasal dari sel-sel yang berada di jalan nafas (termasuk sel epitel dna sel mast)
menyebabkan proliferasi dan sensitivasi syaraf sensorik jalan nafas. Syaraf ini juga akan
menghasilkan neurotransmitter seperti substansi P yang mempunyai efek inflamasi.
Kasper, fauci. Harrison’s Principle of Internal Medicine ed. 19 th. eBook conversion by
codeMantra Version 1.0
Patogenesis:
- Inflamasi saluran napas
o Kalor (panas karena vasodilatasi)
o Rubor (kemerahan vasodilatasi)
o Tumor (eksudasi plasma dan edema)
o Dolor (sakit karena rangkasangan sensoris)
o Functio laesa (fungsi terganggu)
o Disertai Infiltrasi sel radang.
Asma Alergik atau non Alergik inflamasi dan hiperreaktivitas saluran napas
penderita dibekali peak flow meter: digunakan pada saat terasa perubahan aliran
napas, penderita mengukur hembusan napas yang keluar
Nonfarmakologi
Termoplasti bronkus
memberikan energi panas selama bronkoskopi untuk mereduksi otot polos
sehingga mengurangi reaksi berlebihan jalan nafas atau bronkokontriksi
Mengurangi kontak dengn alergen