Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN HASIL DISKUSI TUTORIAL BLOK 7 IMUNOLOGI DAN DASAR-

DASAR PATOLOGI
MODUL 4

KELOMPOK 5
ANGGOTA KELOMPOK:
TUTOR : Drg. Ummul Azmi
VELYA APRO 1611411004
DINDA WIGATY RAHAJENG 1611411010
FIKA MELINDA PUTRI 1611411016
IZZAH DHIYAUL AUNI 1611411018
SARAH NABILA WIGUNA 1611411004
NAZIFA KHAIRUNNISA 1611412006
RAYHAN AGNA DANEO 1611412015
ALMIRA ULFA HARDA 1611413005
NAUFAL DELIHEFIAN 1611413009
RIKA IRMA YANTI 1611413011
ISWARA SARDI 1611413015
PENDIDIKAN DOKTER GIGI-FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2017
MODUL 1
KEKEBALAN TUBUH
Skenario 1
“Benjolan di Submandibula”
  Amir (25 tahun) sakit gigi sejak 3 hari lalu dan tenggorokannya terasa sakit. Amir
takut karena timbulnya benjolan sebesar telur puyuh di bagian dasar mulut sebelah kiri dan
terasa sakit bila ditekan.
Dokter gigi menjelaskan bahwa gigi 36 gangren, sedangkan benjolan di dasar
mulutdengan konsistensi kenyal karena adanya pembesaran kelenjar lymphe sebagai reaksi
pertahanan tubuh terhadap infeksi. Hal ini tidak boleh dianggap remeh karena jika tidak
ditangani dengan baik dapat mempengaruhi organ-organ lain termasuk organ yang
berperanan dalam pembentukankekebalan.
Bagaimana saudara menjelaskan masalah sistem kekebalan tubuh ini?

Langkah 1. Mengklarifikasi terminologi yang tidak diketahui dan mendefinisikan


hal-hal yang dapat menimbulkan kesalahan interpretasi

 Kelenjar Lymphe adalah kelenjar yang berfungsi untuk membunuh benda asing yang
masuk ketubuh dengan fagositosis.
 System kekebalan tubuh adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang
dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan
bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi
bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh.
Langkah 2. Menentukan Masalah

1. Bagaimana hubungan tenggorokan yang sakit dengan system kekebalan tubuh dan
apa hubungan gigi gangren dengan pembesaran kelenjar lympe?
2. Apa fungsi system imun dan komponen system imun ?
3. Apa saja organ yang berperan dalam system kekebalan tubuh ?
4. Apa saja sel-sel yang terlibat dalam system kekebalan tubuh ?
5. Apa saja jenis system kekebalan tubuh ?
6. Bagaimana mekanisme system kekebalan tubuh ?
7. Bagaimana reaksi pertahanan tubuh terhadap infeksi ?
8. Apa saja factor-faktor system kekebalan tubuh ?
9. Apa saja penyakit yang diakibatkan oleh kelainan pada system kekebalan tubuh ?
10. Bagaiman pencegahan dan pengobatan terhadap kelainan system imun ?
11. Apa saja system imun di rongga mulut ?

Langkah 3. Menganalisa masalah

1. Hubungan tenggorokan yang sakit dengan system kekebalan tubuh :


 Adanya perlawanan terhadap organisme pathogen dalam membentuk
systemkekebalan tubuh.
 Tenggorokan yang sakit bisa akibat dari inflamasi pada tonsil.
Hubungan gigi gangren dengan pembesaran kelenjar lympe :
Pada gigi gangren akan terjadi infeksi, sehingga terdapat organisme patogen yang
nantinya akan melakukan pembusukan. Selanjutnya bakteri akan diangkut oleh
pembuluh Lymphe dan dikumpulkan di kelenjar Lymphe. Di dalam kelenjar Lymphe ini
terjadi perbanyakansel-sel pertahanan tubuh untuk memusnahkan bakteri.
2. Fungsi system imun dan komponen system imun
 Pertahanan terhadap infeksi organisme
 Fungsi homeostasis
 Fungsi pengawasan
3. Organ yang berperan dalam system kekebalan tubuh
 Primer : sumsum tulang, thymus
 Sekunder : limfonodus, limpa, usus buntu, tonsil
4. sel-sel yang terlibat dalam system kekebalan tubuh
 Sel-T: Fungsi utama dari sel-T atau limfosit T untuk mengintensifkan respon
sistem kekebalan tubuh.
 Sel Natural Killer: Sel-sel bertindak seperti sel T-pembunuh dan berfungsi
sebagai sel efektor, yang secara langsung menghancurkan sel-sel tumor dan
sel yang terinfeksi virus.
 Sel-B: Fungsi utama dari sel-sel ini adalah produksi antibodi. Mereka
menghasilkan antibodi dalam menanggapi berbagai bakteri, virus, sel-sel
tumor, dll
 Granulosit: Sel-sel ini terdiri dari 3 jenis sel. Mereka adalah neutrofil,
eosinofil dan basofil, yang diidentifikasi berdasarkan pewarnaan mereka. Sel-
sel ini sebagian besar bertanggung jawab untuk menghilangkan parasit dan
bakteri dari tubuh, dengan menelan dan mendegradasi mereka.
 Makrofag: Sel-sel ini disebut sebagai pemulung, karena mereka mengambil
dan menelan benda asing dan kemudian mempresentasikannya ke sel T dan
sel B dari sistem kekebalan tubuh.
 Sel dendritik: Sel-sel ini sebagian besar ditemukan pada kompartemen
struktural organ sistem kekebalan tubuh. Mereka menelan antigen dan hadir
jika sebelum organ-organ ini, untuk inisiasi dari sistem kekebalan tubuh.
5. Jenis system kekebalan tubuh
 Respons nonspesifik
o Bereaksi sama terhadap semua agen infeksi
o Tidak memiliki memori terhadap infeksi sebelumnya
o Tingkat reaksi sama pada tiap agen infeksi yang berusaha menyerang
 Respons spesifik
o Memiliki reaksi berbeda untuk agen infeksi yang berbeda
o Memiliki memori terhadap infeksi sebelumnya
o Tingkat reaksi akan lebih besar terhadap agen infeksi yang pernah
menyerang sebelumnya
6. Mekanisme system kekebalan tubuh
 Pertahanan lini I
Merupakan bagian dari system kekebalan tubuh bawaan, terdiri dari :
o Barier fisik (kulit, selaput lendir, silia)
o Barier kimia (air liur, keringat, air mata, enzim pencernaan, laktoferin,
urin)
o Bioflora, mikroba yang hidup pada kulit dan dalam tubuh yang
membantumenghambat infeksi oleh mikroba penyebab penyakit.
 Pertahanan lini II
Merupakan bagian dari system kekebalan tubuh bawaan, terdiri dari :
o Sel imun non-spesifik (eosinofil, basofil, neutrofil, makrofag)
o Mediator kimia (interleukin-1, interferon, komplemen)
o Demam
o Fagositosis 
o Inflamasi
 Pertahanan lini III
Merupakan bagian dari system imun adaptif/ spesifik dan perlindungan jangka
panjangterhadap mikroba, terdiri dari :
o Sel T (helper dan sitotoksik) 
o Sel B (memori dan sel plasma)
o Antibodi

7. Reaksi pertahanan tubuh terhadap infeksi


 Deteksi & mengenali benda asing
 Komunikasi dg sel lain untuk berespons
 Rekruitmen bantuan & koordinasi respons
 Destruksi atau supresi penginvasi ⇒ antibodi & sitokin
8. Factor-faktor system kekebalan tubuh
 Faktor internal :
o Derajat keratinisasi membrane mukosa
o Jumlah fungsi sel B
o Jumlah sel memori
o Nodus limfatikus
 Faktor eksternal :
o Suhu
o Gizi 
o Genetik  
o Lingkungan 
o Kebiasaan
9. Penyakit yang diakibatkan oleh kelainan pada system kekebalan tubuh
 Alergi, merupakan sensitivitas secara berlebihan terhadap sesuatu atau yang
disebut sebagai anaphylaxis. Sebagian orang mengalami alergi ini, misalnya
alergi ikan laut, alergi daging, alergi dingin, alergi debu, alergi telor, alergi susu,
alergi obat, alergi serangga dan sebagainya.
 Autoimun,merupakan penyakit dimana sistem kekebalan tubuh yang diproduksi
menyerang sel lainnya di dalam tubuh (salah sasaran). 
 AIDS singkatan dari Acquired Immunodeficiency Syndrome yakni penyakit yang
disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV), yakni sebuah virus
yang menyerang sistem kekebalan tubuh pada manusia.
 Imunodefisiensi, merupakan penyakit yang terjadi ketika bagian dari sistem
kekebalan tubuh tidak hadir atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Kadang-
kadang seseorang lahir dengan Imunodefisiensi (dikenal sebagai Imunodefisiensi
primer), meskipun gejala gangguan tersebut mungkin tidak muncul sampai di
kemudian hari. 

10. Pencegahan dan pengobatan terhadap kelainan system imun


Dari system imun :
1. Sel aktif : -alami : system imun yang di dapat.
-pasif : pembuatan vaksin.
2. Sel fasif : -alami : antibody dari ibu ke anak
-pasif : antibody dari seseorang ke orang lain.
11. system imun di rongga mulut
 Barier : epitel, saliva, anatomi gigi 
 Imunitas seluler : fagositosis oleh leukosit dan makrofag 
 Imunitas humoral : fungsi antibodi di dalam saliva dan cairan celah gusi
 Komponen jaringan terdiri dari :
o Membrane mukosa
o Jaringan lymphoid rongga mulut
o Kelenjar air liur
o Sulcus gingiva
Langkah 4. Membuat skema atau diagram dari komponen-komponen permasalahan

Amir (25 th )

Sakit gigi dan tenggorokan

System kekebalan Pembesaran kelenjar Muncul benjolan di dasar


tubuh limfa mulut

Gigi 36 gangren

Fungsi Organ Mekanisme Kelainan Pencegahan System


dan imun
pengobatan rongga
kelainan mulut

Komplement Jenis Respon

Antibody Antigen
Non spesifik Spesifik

Langkah 5. Memformulasikan tujuan pembelajaran

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan dasar imunologi


2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan reaksi imun terhadap komplemen
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan organ yang berperan dalam system
imun
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan system imun rongga mulut
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kelainan system imun
7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pencegahan dan pengobatan terhadap
system imun

Langkah 6. Mengumpulkan informasi di perpustakaan, internet, dan lain lain

1. Dasar imunologi
Imunologi berasal dari bahasa Latin, yaitu imunis dan logos. Imunis berarti
bebas dari beban, sedangkan logos berarti ilmu. Imunologi adalah ilmu yang
mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan sistem pertahanan tubuh, atau ilmu yang
mempelajari proses-proses yang dipergunakan oleh hospes untuk mempertahankan
kestabilan dalam lingkungan internalnya bila dihadapkan dengan benda asing.
Pada awalnya imunologi merupakan cabang dari mikrobiologi. Sekitar abad
XV berkembang suatu penelitian tentang respon tubuh terhadap penyakit infeksi.
Pada perkembangan saat ini, berbagai ilmu berperan dalam perkembangan imunologi,
yaitu ilmu dasar kedokteran (anatomi, histologi, biokimia dll) dan ilmu-ilmu klinis
(alergi, penyakit infeksi, transplantasi dll). Sebelumnya pada abad XI ditemukan
wabah cacar di Cina. Dokter mengamati bahwa pengisapan kerak cacar dapat
mencegah penyakit cacar pada orang sehat. Cari ini pun berkembang di Timur Tengah
yaitu dengan pemberian tepung kerak cacar intradermal untuk menjaga kecantikan
kulit akibat cacar. Cara ini juga meluas sampai ke Inggris yang dipopulerkan oleh
Lady Mary. Cara yang disebut variolasi ini diketahui berbahaya karena kadang dapat
menyebabkan kematian sehingga variolasi pun dilarang. Cara yang efektif untuk
penanggulangan cacar ditemukan oleh Edwar Jener. Pada tahun 1796, Edwar Jener
melakukan inokulasi kerak cacar sapi (cowpox) untuk proteksi cacar manusia
(smallpox). Inilah yang menjadi dasar perkembangan imunologi. Pada tahun 1881,
Louis Pasteur mengganti istilah variolasi menjadi vaksinasi dengan teknik pembiakan
mikroorganisme secara invitro yaitu dengan memproduksi vaksin pasteurella
aviseptica yang dilemahkan untuk penyakit kolera ayam. Penggunaan biakan hidup,
biakan yang dilemahkan atau biakan yang dimatikan dengan panas sampai sekarang
masih digunakan untuk pencegahan penyakit infeksi (imunisasi aktif).
Faktor terhadap infeksi -faktor yang mempengaruhi sistem imun :
- Genetik : kerentanan seseorang tehadap penyakit ditentukan oleh gen HLA/MHC
- Umur : contohnya hipofungsi sistem imun pada bayi sehingga bayi mudah terkena
infeksi
- Metabolik : penderita penyakit metabolik rentan
- Lingkungan dan nutrisi : malnutrisi menyebabkan daya tahan menurun sehingga
mudah terkena infeksi
- Anatomis : contohnya daya tahan terhadap mikroorganisme pada kulit
- Fisiologis : cairan lambung, silia trakea, aliran urin, enzim, dll
- Mikrobial
- Stress : stress dapat melepaskan hormon neuro-endokrin, glukokortikoid, dll
Respon imun terbagi 2 :
- Innate/ non-spesifik, sudah ada sejak lahir yang merupakan perlindungan non-
spesifik terhadap mikroba
- Acquired/ adaptif/ spesifik, member perlindungan spesifik terhadap mikroba.
Beberapa istilah dalam memahami sistem imun :
- Antibodi (immunoglobulin), adalah protein yang dihasilkan oleh limfosit B dan
berinteraksi dengan antigen tertentu
- Antigen, adalah setiap zat yang dapat merangsang reaksi kekebalan tubuh
- Sistem komplemen, adalah kumpulan protein dengan berbagai fungsi
Natural killer cell, adalah jenis sel darah putih yang dapat membunuh sel-sel
abnormal.
2. Mekanisme pertahanan tubuh

Respon imun nonspesifik

Respon imun nonspesifik merupakan imunitas bawaan (innate imunity) dimana


respon imun terhadap zat asing dapat terjadi walaupun tubuh sebelumnya tidak
pernah terpapar oleh zat tersebut. Imunitas nonspesifik berperan paling awal dalam
pertahanan tubuh melawan mikroba patogen yaitu dengan menghalangi masuknya
mikroba dan dengan segera mengeliminasi mikroba yang masuk ke jaringan tubuh.
Respon imun jenis ini akan selalu memberikan respon yang sama terhadap semua
jenis agen infektif dan tidak memiliki kemampuan untuk mengenali agen infektif
meskipun sudah pernah terpapar sebelumnya. Yang termasuk dalam respon imun
nonspesifik adalah pertahanan fisik, biokimia, humoral dan seluler .

Respon imun spesifik

Respon imun spesifik merupakan respon yang didapat dari stimulasi oleh agen
infektif (antigen/imunogen) dan dapat meningkat pada paparan berikutnya. Target
dari respon imun spesifik adalah antigen, yaitu suatu substansi yang asing (bagi
hospes) yang dapat menginduksi respon imun spesifik. Antigen bereaksi dengan T-
cell Receptor (TCR) dan antibodi. Antigen dapat berupa molekul yang berada di
permukaan unsur patogen maupun toksin yang diproduksi oleh antigen yang
bersangkutan. Ada tiga tipe sel yang terlibat dalam respon imun spesifik yaitu sel T,
sel B dan APC (makrofag dan sel dendritik). Respon imun spesifik meliputi aktivasi
dan maturasi sel T, sel mediator dan sel B untuk memproduksi antibodi yang cukup
untuk melawan antigen. Pada hakekatnya respon imun spesifik merupakan interaksi
antara bebagai komponen dalam sistem imun secara bersama-sama.
Respon imun spesifik terdiri dari respon imun seluler (cell-mediated
immunity) dan respon imun humoral. Perbedaan kedua respon imun tersebut terletak
pada molekul yang berperan dalam melawan agen infektif, namun tujuan utamanya
sama yaitu untuk menghilangkan antigen. Respon imun seluler diperlukan untuk
melawan mikroba yang berada di dalam sel (intraseluler) seperti virus dan bakteri.
Respon ini dimediasi oleh limfosit T (sel T) dan berperan mendukung penghancuran
mikroba yang berada di dalam fagosit dan membunuh sel yang terinfeksi. Beberapa
sel T juga berkontribusi dalam eradikasi mikroba ekstraseluler dengan merekrut
leukosit yang menghancurkan patogen dan membantu sel B membuat antibodi yang
efektif.
Agen infektif yang berada di luar sel dapat dilawan dengan respon imun
humoral. Respon ini dimediasi oleh serum antibodi, suatu protein yang disekresikan
oleh sel B. Sel B berdiferensiasi menjadi satu klon sel plasma yang memproduksi dan
melepaskan antibodi spesifik ke dalam darah serta membentuk klon sel B memori .
Sel B menghasilkan antibodi yang spesifik untuk antigen tertentu. Antibodi ini
berikatan dengan antigen membentuk suatu kompleks antigen-antibodi yang dapat
mengaktivasi komplemen dan mengakibatkan hancurnya antigen tersebut.
Respon imun humoral ada dalam darah dan cairan sekresi seperti mukosa,
saliva, air mata dan ASI. Elemen lain yang berperan penting dalam respon imun
humoral adalah sistem komplemen. Sistem komplemen diaktivasi oleh reaksi antara
antigen dan antibodi. Ketika aktif sistem komplemen akan melisiskan sel target atau
meningkatkan kemampuan fagositosis sel fagosit.
Interaksi respon imun seluler dengan humoral disebut antibody dependent cell
mediated cytotoxicity (ADCC) karena sitolisis baru terjadi bila dibantu antibodi.
Dalam hal ini antibodi berfungsi melapisi antigen sasaran sehingga sel NK dapat
melekat pada sel atau antigen sasaran dan menghancurkannya.

1) Pertahanan lini I
Merupakan bagian dari system kekebalan tubuh bawaan, terdiri dari :
- Barier fisik (kulit, selaput lendir, silia)
- Barier kimia (air liur, keringat, air mata, enzim pencernaan, laktoferin, urin)
- Bioflora, mikroba yang hidup pada kulit dan dalam tubuh yang membantu
menghambat infeksi oleh mikroba penyebab penyakit.
2) Pertahanan lini II
Merupakan bagian dari system kekebalan tubuh bawaan, terdiri dari :
- Sel imun non-spesifik (eosinofil, basofil, neutrofil, makrofag)
- Mediator kimia (interleukin-1, interferon, komplemen)
- Demam
- Fagositosis
- Inflamasi
3) Pertahanan lini III
Merupakan bagian dari system imun adaptif/ spesifik dan perlindungan jangka
panjang terhadap mikroba, terdiri dari :
- Sel T (helper dan sitotoksik)
- Sel B (memori dan sel plasma)
- Antibodi

3. Reaksi imun terhadap komplemen


Komplemen merupakan mediator dalam reaksi antigen-antibodi, dan terdiri atas
20 jenis protein yang berbeda satu dengan yang lain baik dalam sifat kimia maupun
dalam fungsi imunologik.protein ini dibentuk dalam sel hati dan sel-sel system
retikuloendotel misalnya limfosit dan monosit. Komponen koplemen dapat
berinteraksi satu dengan yang lain, bereaksi dengan antibody dan membrane sel.
Komplemen mampu memicu reasi imunologik lain yang melibatkan efektor
dengan cara berikatan dengan reseftorkomplemen yany terdapat dalam komplemen
yang bersangkutan , atau memacu respon imun humoral yang lain. Dalam keadaan
normal komplemen-komplemen terdapat dalam serum dalam keadaan inaktif, dan
dinyatakan dengan huruf C ( C = complement ) diikuti dengan angka, misalnya :
C1,C2, C3, C4 dan seterusnya sampai C9. Aktifita komplemen terdiri dari :
1. Jalur klasik
2. Jalur alternative atau jalur properdin.
3. Jalur membrane attack pathway
 Antigen

Antigen adalah suatu substansi yang mampu merangsang terbentuknya respon


imunyang dapat dideteksi, baik respon imun seluler, respon imun humoral atau kedua-
duanya.Secara fungsional antigen dibagi menjadi imunogen dan hapten. Imunogenme
rupakan antigen yang menggambarkan molekul yang memacu respon imun,
sedangkanHapten adalah molekul berukuran kecil, tidak mampu menstimuli respon
imun, tetapi jikahapten berikatan dengan molekul lain yang berukuran lebih besar,
maka ia dapatmenstimulasi respon imun. Hapten biasanya dikenal oleh sel B dan
Imunogen ataumolekul pembawa dikenal oleh sel T.

Antigen ditemukan di permukaan seluruh sel, tetapi dalam keadaan normal,


sistemkekebalan seseorang tidak bereaksi terhadap sel-nya sendiri. Sehingga dapat
dikatakanantigen merupakan sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama
dalam produksi antibodi. Antigen biasanya protein atau polisakarida, tetapi dapat juga 
berupamolekul Iainnya. Permukaan bakteri mengandung banyak protein dan
polisakarida yang bersifat antigen, sehingga antigen bisa merupakan bakteri, virus,
protein, karbohidrat, sel-sel kanker, dan racun.

 Antibodi

Merupakan biomolekul yang tersusun atas protein dan dibentuk sebagairespons


terhadap keberadaan benda-benda asing yang tidak dikehendaki di dalam tubuhkita.
Benda-benda asing itu disebut antigen. Tiap kali ada benda-benda asing yang
masukke dalam tubuh diperlukan 10-14 hari untuk membentuk antibodi. Antibodi
dihasilkanoleh limfosit B atau sel-sel B. Antibodi digunakan untuk menetralkan
ataumenghancurkan antigen yang masuk ke dalam tubuh. Setiap detik sekitar 2.000
molekulantibodi diproduksi oleh sel-sel B. Salah satu contoh peristiwa yang
melibatkan antibodiadalah ketika kulit kita terkena infeksi karena luka maka akan
timbul nanah. Nanah itumerupakan limfosit atau sel-sel B yang mati setelah berperang
melawan antigen.Antibodi dapat ditemukan pada aliran darah dan cairan nonseluler.
Antibodi memilikistruktur molekul yang bersesuaian dengan antigen secara
sempurna, seperti anak kuncidengan lubangnya. Tiap jenis antibodi spesifik terhadap
antigen jenis tertentu.Struktur Antibodi terdiri dari 4 rantai polipeptida, yaitu :

 2 Rantai berat (Hc ± High Chain) dengan berat molekul 50.000-77.00


 2 Rantai ringan (Lc ± Light Chain) : Rantai Kappa (LO) danLamda
(Lλ) dengan berat molekul 25.000 

Ada lima macamimmunoglobulin, yaitu IgG, IgM, IgA, IgE, dan IgD.1.

1) Immunoglobulin G (IgG)

IgG terbentuk 2-3 bulan setelah infeksi, kemudian kadarnya meninggi dalam
satu bulan, menurun perlahan-lahan, dan terdapat selama bertahun-tahun dengan kadaryang
rendah. IgG beredar dalam tubuh dan banyak terdapat pada darah, sistem
getah bening, dan usus.

Senyawa ini akan terbawa aliran darah langsung menuju tempatantigen berada dan


menghambatnya begitu terdeteksi. Senyawa ini memiliki efek kuatantibakteri maupun virus,
serta menetralkan racun. IgG juga mampu menyelinapdiantara sel-sel dan menyingkirkan
mikroorganisme yang masuk ke dalam sel-sel dankulit. Karena kemampuan serta ukurannya
yang kecil, IgG merupakan satu-satunyaantibodi yang dapat dipindahkan melalui plasenta
dari ibu hamil ke janin dalamkandungannya untuk melindungi janin dari kemungkinannya
infeksi yangmenyebabkan kematian bayi sebelum lahir. Selanjutnya immunoglobulin
dalamkolostrum (air susu ibu atau ASI yang pertama kali keluar), memberikan
perlindungankepada bayi terhadap infeksi sampai sistem kekebalan bayi dapat
menghasilkanantibodi sendiri.

2) Immunoglobulin A (IgA)

Immunoglobulin A atau IgA ditemukan pada bagian-bagian tubuh yang dilapisi


olehselaput lendir, misalnya hidung, mata, paru-paru, dan usus. IgA juga ditemukan didalam
darah dan cairan tubuh lainnya, seperti air mata, air liur, ASI, getah lambung,dan sekresi
usus.Antibodi ini melindungi janin dalam kandungan dari berbagai penyakit. IgA
yangterdapat dalam ASI akan melindungi sistem pencernaan bayi terhadap mikroba
karenatidak terdapat dalam tubuh bayi yang baru lahir.

3) Immunoglobulin M (IgM)

Antibodi ini terdapat pada darah, getah bening, dan pada permukaan sel-sel B.
Padasaat antigen masuk ke dalam tubuh, Immunoglobulin M (IgM) merupakan
antibodi pertama yang dihasilkan tubuh untuk melawan antigen tersebut. IgM terbentuk
segerasetelah terjadi infeksi dan menetap selama 1-3 bulan, kemudian menghilang.Janin
dalam rahim mampu memproduksi IgM pada umur kehamilan enam bulan.
Jika janin terinfeksi kuman penyakit, produksi IgM janin akan meningkat. IgM banyakterdap
at di dalam darah, tetapi dalam keadaan normal tidak ditemukan dalam organmaupun
jaringan. Untuk mengetahui apakah janin telah terinfeksi atau tidak, dapatdiketahui dari kadar
IgM dalam darah.

4) Immunoglobulin D (IgD)

Immunoglobulin D atau IgD juga terdapat dalam darah, getah bening, dan
pada permukaan sel-sel B, tetapi dalam jumlah yang sangat sedikit. IgD ini bertindakdengan
menempelkan dirinya pada permukaan sel-sel T, mereka membantu sel-sel Tmenangkap
antigen.

5) Immunoglobulin E (IgE)

Immunglobulin E atau IgE merupakan antibodi yang beredar dalam aliran


darah.Antibodi ini kadang juga menimbulkan reaksi alergi akut pada tubuh. Oleh karena
itu,tubuh seorang yang sedang mengalami alergi memiliki kadar IgE yang tinggi. IgE penting
melawan infeksi parasit, misalnya skistosomiasis, yang banayk ditemukan dinegara-negara
berkembang.

4. Organ yang berperan dalam system imun


1) Sistem Limforetikuler
a. Unsur jaringan dan organ
- Organ limfoid primer
Merupakan organ yang diperlukan untuk pematangan diferensiasi dan
proliferasi sel B dan sel T sehingga menjadi limfosit yang dapat
mengenal antigen dan bersifat spesifik, contohnya sumsum tulang,
thymus
- Organ limfoid sekunder
Merupakan tempat terjadinya interaksi antara limfosit dengan linfosit
dan limfosit dengan antigen, misalnya limfonodus, lien, malt/galt

b. Unsur seluler
- Limfosit T dan limfosit B
Limfosit T diproduksi di sumsum tulang dan maturasi di thymus.
Pada permukaannya terdapat TcR (T cell Reseptor) dengan
glikoprotein yang berfungsi mengikat antigen. Limfosit T memiliki
beberapa subtype :
1. Th (T helper) : T helper 1 = imunitas seluler
T helper 2 = imunitas humoral
2. Tc (T cytotoxic) : membunuh sel yang infeksi
3. Ts (T suppressor) : menurunkan/ menghentikan system imun
Limfosit B diproduksi di sumsum tulang. Limfosit B akan
memproduksi immunoglobulin (Ig) bila teraktivasi. Beberapa macam
limfosit B
1. Sel B plasma : menghasilkan antibodi yang spesifik
2. Sel B memori : mengingat antigen yang spesifik., bereaksi cepat
jika ada infeksi
3. Sel B pembelah

- Sel plasma
Merupakan fase terminal diferensiasi sel B dan memproduksi antibodi

- Sel NK
Disebut juga dengan sel nul/ populasi ketiga karena tidak masuk sel
B/ sel T. Sel NK merupakan pertahanan alamiah terhadap sel kanker
dan virus.

- Sel fagosit mononuclear


Merupakan sel fagosit yang berinti satuyaitu makrofag dan
prekursornya manosit. Makrofag diproduksi di sumsum tulang dan
memproduksi sitokin. Makrofag memiliki beberapa fungsi pada
system imun, yaitu :
a. Fungsi fagositik, untuk menelan benda asing/ sel mati, sisa sel
yang sudah rusak, antigen, atau kompleks imun.
b. Fungsi sebagai penyaji antigen
c. Fungsi sekresi

- Sel Granulosit Polimorfonuklear


Berasal dari precursor stem sel di sumsum tulang, mendominasi
jumlah leukosit dalam sirkulasi.

2) Antigen/ imunogen
Merupakan substansi yang merangsang respon imun atau bahan yang dapat
bereaksi dengan antibodi yang sudah ada. Bahan kimia pada antigen berupa
polisakarida, lipid, asam nukleat, dan protein.
Pembagian antigen menurut epitop :
- Unideterminan antibody, hanya satu jenis determinan/ epitop pada 1
molekul
- Unideterminan antibody, hanya satu jenis determinan tetapi 2 atau lebih
determinan tersebut ditemukan pada satu molekul
- Multideterminan antibody, banyak epitop yang bermacam-macam tetapi
hanya satu dari setiap macamnya
- Multideterminan antibody, banyak macam determinan dan banyak dari
setiap macam pada satu molekul
Pembagian antigen menurut spesifisitas :
- Heteroantigen, dimiliki oleh banyak spesies
- Xeroantigen, hanya dimiliki spesies tertentu
- Alloantigen, spesifik untuk individu dalam satu spesies
- Antigen organ spesifik, hanya dimiliki organ tertentu
- Autoantigen, dimiliki alat tubuh sendiri
Pembagian antigen menurut ketergantungan terhadap limfosit T :
- T dependen, memerlukan pengenalan oleh limfosit T dan B terlebih dahulu
untuk dapat menimbulkan respon antibodi. Kebanyakan antigen protein
termasuk dalam golongan ini.
- T antibody, dapat merangsang sel B tanpa bantuan limfosit T untuk
membentuk antibodi
Pembagian antigen menurut sifat kimia :
- Hidrat arang (polisakarida)
- Lipid
- Asam nukleat
- Protein

3) Antibody/ imunoglobulin
Merupakan fraksi protein dalam cairan tubuh yang terbentuk atas rangsangan
masuknya antigen yang berasal dari luar dan terjadi secara spesifik. Antibodi
sudah ada sejak manusia lahir, yaitu ditransfer oleh ibu melalui plasenta dari
darah ibu ke janin. Beberapa macam immunoglobulin :
- Ig A, paling dominan pada cairan sekresi seperti air ludah, cairan usus, air
mata, ASI, dan mukosa hidung. Berfungsi untuk menahan antigen agar
tidsk menempel pada permukaan mukosa, menetralisir virus, dsb.
- Ig D, satu-satunya antibody yang sampai sekarang masih sulit ditentukan
sungsi utamanya. Hal ini disebabkan sulitnya mengisolasi antibodi ini dan
kondentrasinya dalam serum sangat kecil.
- Ig E, berhubungan dengan alergi
- Ig G, paling dominan yang berfungsi mengaktivasi komplemen baik lewat
jalur alternative, maupun klasik. Ig G merupakan satu-satunya antibodi
yang mampu menembus plasenta.
- Ig M, merupakan antibodi pertama yang dibentuk dalam respon imun.

4) Major Histocompatibility Antigen (MHC)

5) Komplemen
Adalah sistem pertahanan dalam darah yang terdiri dari campuran zat protein
dan bersifat termolabil. Komplemen ini diaktifkan dengan 3 lintasan, yaitu :
- Lintasan klasik : diaktifkan oleh antibody khusus yang terikat pada antigen
- Lintasan alternatif : diaktifkan oleh produk mikroba tertentu/ antigen
- Lintasan lektin

6) Sitokin
Merupakan mediator yang berperan sebagai hantaran sinyal/ jaringan
komunikasi dari satu sel ke sel lain. Sitokin disekresi hampir oleh semua sel.
Dalam bekerja, sitokin harus menempel pada reseptor yang terdapat di
permukaan sel target. Cara penghantaran sinyal sebagai berikut :
- Endokrin
Yaitu mediator untuk memberikan sinyal kepada sel lain memerlukan
sistem pembuluh
- Parakrin
Yaitu memberikan sinyal kepada sel lain tanpa sistem pembuluh
- Autokrin
Yaitu mediator yang dihasilkan untuk dirinya sendiri

5. System imun rongga mulut


Beberapa komponen jaringan rongga ulut yang terlibat :
a. Membran mukosa
Sebagai barier mekanik, terdiri dari :
- Air liur pada permukaannya
- Lapisan keratin
- Lapisan granular
- Membran basal
- Komponen seluler dan humoral yang berasal dari darah
b. Saliva
Untuk membersihkan rongga mulut dari mikroorganisme dan sebagai pelumas
aksi otot lidah, bibir, dan pipi.
Senyawa daam saliva yang berperan dalam mekanisme pertahanan :
- Lisozim/ muramidase
Merupakan enzim yang bekerja mencerna benda asing yang sudah difagosit,
bersifat baktercidal
- Peroksidase
Merupakan enzim yang mencerna benda asing yang sudah difagosit, bersifat
tahan panas
- Laktoferin
Merupakan enzim yang mencerna benda asing yang sudah difagosit, bersifat
tahan panas
- Leukosit
Saliva mengandung banyak leukosit yang bermigrasi dari pembuluh darah
melalui ceruk gingiva
1) Ig A
2) Untuk mencagah perlekat
Merupakan kegagalan system imun tidak dapat membedakan self dan non-self
3) Penyebab autoimun :
an mikroba pada permukaan jaringan di rongga mulut
- Komplemen
c. Kelenjar saliva
Mengandung sel plasma dan limfosit, serta memproduksi Ig A
d. Sulkus gingival
Komponen humoral dan seluler darah keluar melalui junctional epitellium dalam
bentuk cairan sulkus gingiva
e. Jaringan limfoid rongga mulut
Merupakan kelenjar lymphe yang berada di daerah superficial.
- Tonsil palatina dan lingual
Menjaga agar mikroba tidak masuk ke dalam saluran pencernaan dan
permapasan
- Jaringan limfoid di kelenjar liur
Melindungi mukosa mulut dan permukaan gigi dari kolonisasi mikroba,
menghasilkan Ig A, mencegah infeksi dalam kelenjar liur
- Jaringan imfoid di gingiva
Menjaga cairan gingival dari mikroorganisme yang ada pada plak
- Jaringan limfoid yang tersebar pada subukosa
Melindungi mukosa dari penetrasi mikroorganisme

6. Kelainan system imun


4) Gangguan autoimunTubuh mendapatkan kekebalan dari individu lain yang
melawan sel tubuhnya sendiri, dapat muncul karena transfuse darah/ cangkok
organ

- Genetik
- Senyawa yang ada di tubuh normalnya dibatasi area tertentu, akan tetapi
karena suatu kesalahan maka dilepaskan ke aliran darah
- Senyawa normal di tubuh berubah dan tidak dikenali
- Senyawa asing yang menyerupai senyawa badan alami
- Obat-obatan
- Kegagalan regulasi imun dalam mempertahankan homeostasis
Beberapa penyakit autoimun :
- Oral Lichen Planus
Tampak sebagai lesi dengan garis putih, dapat timbul pada gingival, bibir,
bagian lain dalam mulut. Penyebab pasti tidak diketahui, kemungkinan
berhubungan dengan alergi/ reaksi autoimun
- Pemphigus Vulgaris
Melepuhnya lapisan intradermal kulit dan membrane mukosa. Factor pencetus
dapat berupa obat-obatan dan virus
- Sindrom Sjorgen
Ditandai oleh mata dan mulut kering, melibatkan organ lain seperti paru dan
kulit
- Sialadenitis autoimun rekuren
Berupa pembengkakan kelenjar parotis, unilateral, dan menimbulkan nyeri
- Sistemik Lupus Erithematosus
Mengenai semua jaringan di dalam tubuh, terutama daerah vaskululitik
sitemik
- Hashimoto tiroiditis (gangguan pada kelenjar tiroid)
- Penyakit Addison
Penyakit yang terjadi ketika kelenjar adrena tidak memproduksi cukup
hormone
- Penyakit Grave
Gangguan autoimun yang mengarah ke kelenjer tiroid hiperaktif
Reactive arthritis
1) Alamiah, tanpa terinfeksi manusia
- Aktif : infeksi mikroba patogen
- Pasif : antibody ibu
2) Buatan, bila antigen/ antibodi diberkan secara artifisial
- Aktif : vaksinasi
- Pasif : pemberian antiserum, antitoksin, imunisasi pasif

-
Peradangan sendi, saluran kencing, dan mata
- Multiple sclerosis
Gangguan autoimun yang mempengaruhi otak dan system saraf pusat tulang
belakang
5) Isoimunitas
6) Hipersensitifitas/ alergi
Merupakan respon berlebihan dalam antigen tertentu, dapat menyebabkan
kerusakan jaringan ketika berusaha melakukan perlawanan
7) Imunodefisiensi
Keadaan dimana sistem imun sangat lemah, bisa karena faktor bawaan atau dapat
muncul saat dewasa

7. Pencegahan dan pengobatan terhadap system imun

Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan bayi dan anak terhadap
penyakit. Imunisasi suatu tindakan dengan sengaja memasukkan vaksin berupa mikroba
hidup yang sudah dilemahkan. Dimana imunisasi dapat menimbulkan kekebalan terhadap
tubuh. Imunisasi juga dapat dikatakan suatu tindakan dengan sengaja memasukkan vaksin
yang berisi mikroba hidup yang sudah dilemahkan pada balita. Imunisasi merupakan
salah satu pencegahan penyakit infeksi senus yang paling efektif (Proverawati dan
Andhini, 2010).

Vaksin adalah suatu suspensi mirkoorganisme hidup yang dilemahkan atau mati atau
bagian antigenic, agen ini yang diberikan pada hospes potensial untuk menginduksi
imunitas dan mencegah penyakit. Dimana vaksinasi merupakan salah satu cara mencegah
penyakit yang paling murah dan efektif (Proverawati dan Andhini, 2010).
Menurut Proverawati dan Andhini (2010), imunisasi sebagai salah satu cara untuk
menjadikan kebal pada bayi dan anak dari berbagai penyakit, diharapkan anak atau bayi
tetap tumbuh daam keadaan sehat. Pada dasarnya dalam tubuh sudah memiliki pertahanan
secara mandiri agar berbagai kuman yang masuk dapat dicegah, pertahanan tubuh
tersebut meliputi pertahanan non spesifik dan pertahanan spesifik, proses mekanisme
pertahanan dalam tubuh pertama kali adalah pertahanan non spesifik seperti komplemen
dan makrofag dimana komplemen dan makrofag ini pertama kali akan memberikan peran
ketika ada kuman yag masuk kedalam tubuh.

 Jenis Imunisasi
Imunisasi di bagi menjadi dua yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.

 Imunisasi Aktif 

Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu
proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan
menghasilkan respons seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori, sehingga
apabila benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespon.
Kekebalan bisa terbentuk saat seseorang terinfeksi secara alamiah oleh bibit penyakit
atau terinfeksi secara buatan saat diberi vaksinasi. Kelemahan dari kekebalan aktif ini
adalah memerlukan waktu sebelum sipenderita mampu membentuk antibodi yang
tangguh untuk melawan agen yang menyerang. Keuntungannya daya imunitas
biasanya bertahan lama bahkan bisa seumur hidup.

Kekebalan yang terbentuk setelah tubuh mengalami penyakit menular tertentu,


misalnya campak. Pada saat bayi lahir ia dibekali dengan sistem kekebalan tubuh
bawaan dari ibunya. Inilah yang kita sebut sebagai kekebalan pasif alamiah.
Kekebalan jenis ini sangat tergantung pada kekebalan yang dipunyai ibu.

 Imunisasi pasif 

Merupakan pemberian zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat
berasal dari plasma manusia atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba
yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi. Kekebalan pasif terjadi bila
seseorang mendapatkan daya imunitas dari luar dirinya. Jadi tubuh sendiri tidak
membentuk sistem kekebalan tersebut. Kekebalan jenis ini bisa didapat langsung dari
luar atau secara alamiah. Keunggulan dari kekebalan pasif yaitu langung dapat
dipergunakan tanpa menunggu tubuh penderita membentuknya. Kelemahannya adalah
tidak dapat berlangsung lama. Kekebalan jenis ini memang biasa hanya bertahan
beberapa minggu sampai satu bulan saja.

Kekebalan yang terbentuk setelah dengan sengaja memasukkan vaksinasi ke


dalam tubuh, misalnya : hepatitis B, DPT, Polio. Pada keadaan ini daya imunitas
diperoleh dari luar. Kelebihanya dapat langsung dipergunakan tubuh untuk melawan
bibit penyakit, tapi sayangnya kekebalan jenis ini biasanya mempunyai waktu efektif yang
pendek. Berdasarkan sifatnya antibiotik dibagi menjadi dua:
1. Antibiotik yang bersifat bakterisidal, yaitu antibiotik yang bersifat destruktif terhadap
bakteri.
2. Antibiotik yang bersifat bakteriostatik, yaitu antibiotik yang bekerja menghambat
pertumbuhan atau multiplikasi bakteri.
KEPUSTAKAAN

Baratawidjaja, Karnen Garna. 2004. Imunologi Dasar. Jakarta :Balai Penerbit FK UI.
A Samik dan Madarina Julia. 2002. Sistem Imun, Imunisasi, dan Penyakit Imun. Jakarta:
Widya Medika
Darwin, Eryati. Imunologi & Infeksi. Padang: Andalas University Press
http://m.medicastore.com/index.php?mod=penyakit&id=3177
http://ayulaksmita.blogspot.com/2013/04/sistem-imun-cairan-rongga-mulut.html
http://biobloguphc.wordpress.com/bab-ii/

Anda mungkin juga menyukai