DASAR PATOLOGI
MODUL 4
KELOMPOK 5
ANGGOTA KELOMPOK:
TUTOR : Drg. Ummul Azmi
VELYA APRO 1611411004
DINDA WIGATY RAHAJENG 1611411010
FIKA MELINDA PUTRI 1611411016
IZZAH DHIYAUL AUNI 1611411018
SARAH NABILA WIGUNA 1611411004
NAZIFA KHAIRUNNISA 1611412006
RAYHAN AGNA DANEO 1611412015
ALMIRA ULFA HARDA 1611413005
NAUFAL DELIHEFIAN 1611413009
RIKA IRMA YANTI 1611413011
ISWARA SARDI 1611413015
PENDIDIKAN DOKTER GIGI-FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2017
MODUL 1
KEKEBALAN TUBUH
Skenario 1
“Benjolan di Submandibula”
Amir (25 tahun) sakit gigi sejak 3 hari lalu dan tenggorokannya terasa sakit. Amir
takut karena timbulnya benjolan sebesar telur puyuh di bagian dasar mulut sebelah kiri dan
terasa sakit bila ditekan.
Dokter gigi menjelaskan bahwa gigi 36 gangren, sedangkan benjolan di dasar
mulutdengan konsistensi kenyal karena adanya pembesaran kelenjar lymphe sebagai reaksi
pertahanan tubuh terhadap infeksi. Hal ini tidak boleh dianggap remeh karena jika tidak
ditangani dengan baik dapat mempengaruhi organ-organ lain termasuk organ yang
berperanan dalam pembentukankekebalan.
Bagaimana saudara menjelaskan masalah sistem kekebalan tubuh ini?
Kelenjar Lymphe adalah kelenjar yang berfungsi untuk membunuh benda asing yang
masuk ketubuh dengan fagositosis.
System kekebalan tubuh adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang
dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan
bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi
bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh.
Langkah 2. Menentukan Masalah
1. Bagaimana hubungan tenggorokan yang sakit dengan system kekebalan tubuh dan
apa hubungan gigi gangren dengan pembesaran kelenjar lympe?
2. Apa fungsi system imun dan komponen system imun ?
3. Apa saja organ yang berperan dalam system kekebalan tubuh ?
4. Apa saja sel-sel yang terlibat dalam system kekebalan tubuh ?
5. Apa saja jenis system kekebalan tubuh ?
6. Bagaimana mekanisme system kekebalan tubuh ?
7. Bagaimana reaksi pertahanan tubuh terhadap infeksi ?
8. Apa saja factor-faktor system kekebalan tubuh ?
9. Apa saja penyakit yang diakibatkan oleh kelainan pada system kekebalan tubuh ?
10. Bagaiman pencegahan dan pengobatan terhadap kelainan system imun ?
11. Apa saja system imun di rongga mulut ?
Amir (25 th )
Gigi 36 gangren
Antibody Antigen
Non spesifik Spesifik
1. Dasar imunologi
Imunologi berasal dari bahasa Latin, yaitu imunis dan logos. Imunis berarti
bebas dari beban, sedangkan logos berarti ilmu. Imunologi adalah ilmu yang
mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan sistem pertahanan tubuh, atau ilmu yang
mempelajari proses-proses yang dipergunakan oleh hospes untuk mempertahankan
kestabilan dalam lingkungan internalnya bila dihadapkan dengan benda asing.
Pada awalnya imunologi merupakan cabang dari mikrobiologi. Sekitar abad
XV berkembang suatu penelitian tentang respon tubuh terhadap penyakit infeksi.
Pada perkembangan saat ini, berbagai ilmu berperan dalam perkembangan imunologi,
yaitu ilmu dasar kedokteran (anatomi, histologi, biokimia dll) dan ilmu-ilmu klinis
(alergi, penyakit infeksi, transplantasi dll). Sebelumnya pada abad XI ditemukan
wabah cacar di Cina. Dokter mengamati bahwa pengisapan kerak cacar dapat
mencegah penyakit cacar pada orang sehat. Cari ini pun berkembang di Timur Tengah
yaitu dengan pemberian tepung kerak cacar intradermal untuk menjaga kecantikan
kulit akibat cacar. Cara ini juga meluas sampai ke Inggris yang dipopulerkan oleh
Lady Mary. Cara yang disebut variolasi ini diketahui berbahaya karena kadang dapat
menyebabkan kematian sehingga variolasi pun dilarang. Cara yang efektif untuk
penanggulangan cacar ditemukan oleh Edwar Jener. Pada tahun 1796, Edwar Jener
melakukan inokulasi kerak cacar sapi (cowpox) untuk proteksi cacar manusia
(smallpox). Inilah yang menjadi dasar perkembangan imunologi. Pada tahun 1881,
Louis Pasteur mengganti istilah variolasi menjadi vaksinasi dengan teknik pembiakan
mikroorganisme secara invitro yaitu dengan memproduksi vaksin pasteurella
aviseptica yang dilemahkan untuk penyakit kolera ayam. Penggunaan biakan hidup,
biakan yang dilemahkan atau biakan yang dimatikan dengan panas sampai sekarang
masih digunakan untuk pencegahan penyakit infeksi (imunisasi aktif).
Faktor terhadap infeksi -faktor yang mempengaruhi sistem imun :
- Genetik : kerentanan seseorang tehadap penyakit ditentukan oleh gen HLA/MHC
- Umur : contohnya hipofungsi sistem imun pada bayi sehingga bayi mudah terkena
infeksi
- Metabolik : penderita penyakit metabolik rentan
- Lingkungan dan nutrisi : malnutrisi menyebabkan daya tahan menurun sehingga
mudah terkena infeksi
- Anatomis : contohnya daya tahan terhadap mikroorganisme pada kulit
- Fisiologis : cairan lambung, silia trakea, aliran urin, enzim, dll
- Mikrobial
- Stress : stress dapat melepaskan hormon neuro-endokrin, glukokortikoid, dll
Respon imun terbagi 2 :
- Innate/ non-spesifik, sudah ada sejak lahir yang merupakan perlindungan non-
spesifik terhadap mikroba
- Acquired/ adaptif/ spesifik, member perlindungan spesifik terhadap mikroba.
Beberapa istilah dalam memahami sistem imun :
- Antibodi (immunoglobulin), adalah protein yang dihasilkan oleh limfosit B dan
berinteraksi dengan antigen tertentu
- Antigen, adalah setiap zat yang dapat merangsang reaksi kekebalan tubuh
- Sistem komplemen, adalah kumpulan protein dengan berbagai fungsi
Natural killer cell, adalah jenis sel darah putih yang dapat membunuh sel-sel
abnormal.
2. Mekanisme pertahanan tubuh
Respon imun spesifik merupakan respon yang didapat dari stimulasi oleh agen
infektif (antigen/imunogen) dan dapat meningkat pada paparan berikutnya. Target
dari respon imun spesifik adalah antigen, yaitu suatu substansi yang asing (bagi
hospes) yang dapat menginduksi respon imun spesifik. Antigen bereaksi dengan T-
cell Receptor (TCR) dan antibodi. Antigen dapat berupa molekul yang berada di
permukaan unsur patogen maupun toksin yang diproduksi oleh antigen yang
bersangkutan. Ada tiga tipe sel yang terlibat dalam respon imun spesifik yaitu sel T,
sel B dan APC (makrofag dan sel dendritik). Respon imun spesifik meliputi aktivasi
dan maturasi sel T, sel mediator dan sel B untuk memproduksi antibodi yang cukup
untuk melawan antigen. Pada hakekatnya respon imun spesifik merupakan interaksi
antara bebagai komponen dalam sistem imun secara bersama-sama.
Respon imun spesifik terdiri dari respon imun seluler (cell-mediated
immunity) dan respon imun humoral. Perbedaan kedua respon imun tersebut terletak
pada molekul yang berperan dalam melawan agen infektif, namun tujuan utamanya
sama yaitu untuk menghilangkan antigen. Respon imun seluler diperlukan untuk
melawan mikroba yang berada di dalam sel (intraseluler) seperti virus dan bakteri.
Respon ini dimediasi oleh limfosit T (sel T) dan berperan mendukung penghancuran
mikroba yang berada di dalam fagosit dan membunuh sel yang terinfeksi. Beberapa
sel T juga berkontribusi dalam eradikasi mikroba ekstraseluler dengan merekrut
leukosit yang menghancurkan patogen dan membantu sel B membuat antibodi yang
efektif.
Agen infektif yang berada di luar sel dapat dilawan dengan respon imun
humoral. Respon ini dimediasi oleh serum antibodi, suatu protein yang disekresikan
oleh sel B. Sel B berdiferensiasi menjadi satu klon sel plasma yang memproduksi dan
melepaskan antibodi spesifik ke dalam darah serta membentuk klon sel B memori .
Sel B menghasilkan antibodi yang spesifik untuk antigen tertentu. Antibodi ini
berikatan dengan antigen membentuk suatu kompleks antigen-antibodi yang dapat
mengaktivasi komplemen dan mengakibatkan hancurnya antigen tersebut.
Respon imun humoral ada dalam darah dan cairan sekresi seperti mukosa,
saliva, air mata dan ASI. Elemen lain yang berperan penting dalam respon imun
humoral adalah sistem komplemen. Sistem komplemen diaktivasi oleh reaksi antara
antigen dan antibodi. Ketika aktif sistem komplemen akan melisiskan sel target atau
meningkatkan kemampuan fagositosis sel fagosit.
Interaksi respon imun seluler dengan humoral disebut antibody dependent cell
mediated cytotoxicity (ADCC) karena sitolisis baru terjadi bila dibantu antibodi.
Dalam hal ini antibodi berfungsi melapisi antigen sasaran sehingga sel NK dapat
melekat pada sel atau antigen sasaran dan menghancurkannya.
1) Pertahanan lini I
Merupakan bagian dari system kekebalan tubuh bawaan, terdiri dari :
- Barier fisik (kulit, selaput lendir, silia)
- Barier kimia (air liur, keringat, air mata, enzim pencernaan, laktoferin, urin)
- Bioflora, mikroba yang hidup pada kulit dan dalam tubuh yang membantu
menghambat infeksi oleh mikroba penyebab penyakit.
2) Pertahanan lini II
Merupakan bagian dari system kekebalan tubuh bawaan, terdiri dari :
- Sel imun non-spesifik (eosinofil, basofil, neutrofil, makrofag)
- Mediator kimia (interleukin-1, interferon, komplemen)
- Demam
- Fagositosis
- Inflamasi
3) Pertahanan lini III
Merupakan bagian dari system imun adaptif/ spesifik dan perlindungan jangka
panjang terhadap mikroba, terdiri dari :
- Sel T (helper dan sitotoksik)
- Sel B (memori dan sel plasma)
- Antibodi
Antibodi
1) Immunoglobulin G (IgG)
IgG terbentuk 2-3 bulan setelah infeksi, kemudian kadarnya meninggi dalam
satu bulan, menurun perlahan-lahan, dan terdapat selama bertahun-tahun dengan kadaryang
rendah. IgG beredar dalam tubuh dan banyak terdapat pada darah, sistem
getah bening, dan usus.
2) Immunoglobulin A (IgA)
3) Immunoglobulin M (IgM)
Antibodi ini terdapat pada darah, getah bening, dan pada permukaan sel-sel B.
Padasaat antigen masuk ke dalam tubuh, Immunoglobulin M (IgM) merupakan
antibodi pertama yang dihasilkan tubuh untuk melawan antigen tersebut. IgM terbentuk
segerasetelah terjadi infeksi dan menetap selama 1-3 bulan, kemudian menghilang.Janin
dalam rahim mampu memproduksi IgM pada umur kehamilan enam bulan.
Jika janin terinfeksi kuman penyakit, produksi IgM janin akan meningkat. IgM banyakterdap
at di dalam darah, tetapi dalam keadaan normal tidak ditemukan dalam organmaupun
jaringan. Untuk mengetahui apakah janin telah terinfeksi atau tidak, dapatdiketahui dari kadar
IgM dalam darah.
4) Immunoglobulin D (IgD)
Immunoglobulin D atau IgD juga terdapat dalam darah, getah bening, dan
pada permukaan sel-sel B, tetapi dalam jumlah yang sangat sedikit. IgD ini bertindakdengan
menempelkan dirinya pada permukaan sel-sel T, mereka membantu sel-sel Tmenangkap
antigen.
5) Immunoglobulin E (IgE)
b. Unsur seluler
- Limfosit T dan limfosit B
Limfosit T diproduksi di sumsum tulang dan maturasi di thymus.
Pada permukaannya terdapat TcR (T cell Reseptor) dengan
glikoprotein yang berfungsi mengikat antigen. Limfosit T memiliki
beberapa subtype :
1. Th (T helper) : T helper 1 = imunitas seluler
T helper 2 = imunitas humoral
2. Tc (T cytotoxic) : membunuh sel yang infeksi
3. Ts (T suppressor) : menurunkan/ menghentikan system imun
Limfosit B diproduksi di sumsum tulang. Limfosit B akan
memproduksi immunoglobulin (Ig) bila teraktivasi. Beberapa macam
limfosit B
1. Sel B plasma : menghasilkan antibodi yang spesifik
2. Sel B memori : mengingat antigen yang spesifik., bereaksi cepat
jika ada infeksi
3. Sel B pembelah
- Sel plasma
Merupakan fase terminal diferensiasi sel B dan memproduksi antibodi
- Sel NK
Disebut juga dengan sel nul/ populasi ketiga karena tidak masuk sel
B/ sel T. Sel NK merupakan pertahanan alamiah terhadap sel kanker
dan virus.
2) Antigen/ imunogen
Merupakan substansi yang merangsang respon imun atau bahan yang dapat
bereaksi dengan antibodi yang sudah ada. Bahan kimia pada antigen berupa
polisakarida, lipid, asam nukleat, dan protein.
Pembagian antigen menurut epitop :
- Unideterminan antibody, hanya satu jenis determinan/ epitop pada 1
molekul
- Unideterminan antibody, hanya satu jenis determinan tetapi 2 atau lebih
determinan tersebut ditemukan pada satu molekul
- Multideterminan antibody, banyak epitop yang bermacam-macam tetapi
hanya satu dari setiap macamnya
- Multideterminan antibody, banyak macam determinan dan banyak dari
setiap macam pada satu molekul
Pembagian antigen menurut spesifisitas :
- Heteroantigen, dimiliki oleh banyak spesies
- Xeroantigen, hanya dimiliki spesies tertentu
- Alloantigen, spesifik untuk individu dalam satu spesies
- Antigen organ spesifik, hanya dimiliki organ tertentu
- Autoantigen, dimiliki alat tubuh sendiri
Pembagian antigen menurut ketergantungan terhadap limfosit T :
- T dependen, memerlukan pengenalan oleh limfosit T dan B terlebih dahulu
untuk dapat menimbulkan respon antibodi. Kebanyakan antigen protein
termasuk dalam golongan ini.
- T antibody, dapat merangsang sel B tanpa bantuan limfosit T untuk
membentuk antibodi
Pembagian antigen menurut sifat kimia :
- Hidrat arang (polisakarida)
- Lipid
- Asam nukleat
- Protein
3) Antibody/ imunoglobulin
Merupakan fraksi protein dalam cairan tubuh yang terbentuk atas rangsangan
masuknya antigen yang berasal dari luar dan terjadi secara spesifik. Antibodi
sudah ada sejak manusia lahir, yaitu ditransfer oleh ibu melalui plasenta dari
darah ibu ke janin. Beberapa macam immunoglobulin :
- Ig A, paling dominan pada cairan sekresi seperti air ludah, cairan usus, air
mata, ASI, dan mukosa hidung. Berfungsi untuk menahan antigen agar
tidsk menempel pada permukaan mukosa, menetralisir virus, dsb.
- Ig D, satu-satunya antibody yang sampai sekarang masih sulit ditentukan
sungsi utamanya. Hal ini disebabkan sulitnya mengisolasi antibodi ini dan
kondentrasinya dalam serum sangat kecil.
- Ig E, berhubungan dengan alergi
- Ig G, paling dominan yang berfungsi mengaktivasi komplemen baik lewat
jalur alternative, maupun klasik. Ig G merupakan satu-satunya antibodi
yang mampu menembus plasenta.
- Ig M, merupakan antibodi pertama yang dibentuk dalam respon imun.
5) Komplemen
Adalah sistem pertahanan dalam darah yang terdiri dari campuran zat protein
dan bersifat termolabil. Komplemen ini diaktifkan dengan 3 lintasan, yaitu :
- Lintasan klasik : diaktifkan oleh antibody khusus yang terikat pada antigen
- Lintasan alternatif : diaktifkan oleh produk mikroba tertentu/ antigen
- Lintasan lektin
6) Sitokin
Merupakan mediator yang berperan sebagai hantaran sinyal/ jaringan
komunikasi dari satu sel ke sel lain. Sitokin disekresi hampir oleh semua sel.
Dalam bekerja, sitokin harus menempel pada reseptor yang terdapat di
permukaan sel target. Cara penghantaran sinyal sebagai berikut :
- Endokrin
Yaitu mediator untuk memberikan sinyal kepada sel lain memerlukan
sistem pembuluh
- Parakrin
Yaitu memberikan sinyal kepada sel lain tanpa sistem pembuluh
- Autokrin
Yaitu mediator yang dihasilkan untuk dirinya sendiri
- Genetik
- Senyawa yang ada di tubuh normalnya dibatasi area tertentu, akan tetapi
karena suatu kesalahan maka dilepaskan ke aliran darah
- Senyawa normal di tubuh berubah dan tidak dikenali
- Senyawa asing yang menyerupai senyawa badan alami
- Obat-obatan
- Kegagalan regulasi imun dalam mempertahankan homeostasis
Beberapa penyakit autoimun :
- Oral Lichen Planus
Tampak sebagai lesi dengan garis putih, dapat timbul pada gingival, bibir,
bagian lain dalam mulut. Penyebab pasti tidak diketahui, kemungkinan
berhubungan dengan alergi/ reaksi autoimun
- Pemphigus Vulgaris
Melepuhnya lapisan intradermal kulit dan membrane mukosa. Factor pencetus
dapat berupa obat-obatan dan virus
- Sindrom Sjorgen
Ditandai oleh mata dan mulut kering, melibatkan organ lain seperti paru dan
kulit
- Sialadenitis autoimun rekuren
Berupa pembengkakan kelenjar parotis, unilateral, dan menimbulkan nyeri
- Sistemik Lupus Erithematosus
Mengenai semua jaringan di dalam tubuh, terutama daerah vaskululitik
sitemik
- Hashimoto tiroiditis (gangguan pada kelenjar tiroid)
- Penyakit Addison
Penyakit yang terjadi ketika kelenjar adrena tidak memproduksi cukup
hormone
- Penyakit Grave
Gangguan autoimun yang mengarah ke kelenjer tiroid hiperaktif
Reactive arthritis
1) Alamiah, tanpa terinfeksi manusia
- Aktif : infeksi mikroba patogen
- Pasif : antibody ibu
2) Buatan, bila antigen/ antibodi diberkan secara artifisial
- Aktif : vaksinasi
- Pasif : pemberian antiserum, antitoksin, imunisasi pasif
-
Peradangan sendi, saluran kencing, dan mata
- Multiple sclerosis
Gangguan autoimun yang mempengaruhi otak dan system saraf pusat tulang
belakang
5) Isoimunitas
6) Hipersensitifitas/ alergi
Merupakan respon berlebihan dalam antigen tertentu, dapat menyebabkan
kerusakan jaringan ketika berusaha melakukan perlawanan
7) Imunodefisiensi
Keadaan dimana sistem imun sangat lemah, bisa karena faktor bawaan atau dapat
muncul saat dewasa
Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan bayi dan anak terhadap
penyakit. Imunisasi suatu tindakan dengan sengaja memasukkan vaksin berupa mikroba
hidup yang sudah dilemahkan. Dimana imunisasi dapat menimbulkan kekebalan terhadap
tubuh. Imunisasi juga dapat dikatakan suatu tindakan dengan sengaja memasukkan vaksin
yang berisi mikroba hidup yang sudah dilemahkan pada balita. Imunisasi merupakan
salah satu pencegahan penyakit infeksi senus yang paling efektif (Proverawati dan
Andhini, 2010).
Vaksin adalah suatu suspensi mirkoorganisme hidup yang dilemahkan atau mati atau
bagian antigenic, agen ini yang diberikan pada hospes potensial untuk menginduksi
imunitas dan mencegah penyakit. Dimana vaksinasi merupakan salah satu cara mencegah
penyakit yang paling murah dan efektif (Proverawati dan Andhini, 2010).
Menurut Proverawati dan Andhini (2010), imunisasi sebagai salah satu cara untuk
menjadikan kebal pada bayi dan anak dari berbagai penyakit, diharapkan anak atau bayi
tetap tumbuh daam keadaan sehat. Pada dasarnya dalam tubuh sudah memiliki pertahanan
secara mandiri agar berbagai kuman yang masuk dapat dicegah, pertahanan tubuh
tersebut meliputi pertahanan non spesifik dan pertahanan spesifik, proses mekanisme
pertahanan dalam tubuh pertama kali adalah pertahanan non spesifik seperti komplemen
dan makrofag dimana komplemen dan makrofag ini pertama kali akan memberikan peran
ketika ada kuman yag masuk kedalam tubuh.
Jenis Imunisasi
Imunisasi di bagi menjadi dua yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.
Imunisasi Aktif
Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu
proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan
menghasilkan respons seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori, sehingga
apabila benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespon.
Kekebalan bisa terbentuk saat seseorang terinfeksi secara alamiah oleh bibit penyakit
atau terinfeksi secara buatan saat diberi vaksinasi. Kelemahan dari kekebalan aktif ini
adalah memerlukan waktu sebelum sipenderita mampu membentuk antibodi yang
tangguh untuk melawan agen yang menyerang. Keuntungannya daya imunitas
biasanya bertahan lama bahkan bisa seumur hidup.
Imunisasi pasif
Merupakan pemberian zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat
berasal dari plasma manusia atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba
yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi. Kekebalan pasif terjadi bila
seseorang mendapatkan daya imunitas dari luar dirinya. Jadi tubuh sendiri tidak
membentuk sistem kekebalan tersebut. Kekebalan jenis ini bisa didapat langsung dari
luar atau secara alamiah. Keunggulan dari kekebalan pasif yaitu langung dapat
dipergunakan tanpa menunggu tubuh penderita membentuknya. Kelemahannya adalah
tidak dapat berlangsung lama. Kekebalan jenis ini memang biasa hanya bertahan
beberapa minggu sampai satu bulan saja.
Baratawidjaja, Karnen Garna. 2004. Imunologi Dasar. Jakarta :Balai Penerbit FK UI.
A Samik dan Madarina Julia. 2002. Sistem Imun, Imunisasi, dan Penyakit Imun. Jakarta:
Widya Medika
Darwin, Eryati. Imunologi & Infeksi. Padang: Andalas University Press
http://m.medicastore.com/index.php?mod=penyakit&id=3177
http://ayulaksmita.blogspot.com/2013/04/sistem-imun-cairan-rongga-mulut.html
http://biobloguphc.wordpress.com/bab-ii/