Anda di halaman 1dari 101

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Penyakit muskuloskeletal telah menjadi masalah yang banyak dijumpai di pusat-pusat


pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Penyebab fraktur terbanyak adalah karena kecelakaan
lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas ini, selain menyebabkan fraktur, menurut WHO, juga
menyebabkan kematian 1,25 juta orang setiap tahunnya, dimana sebagian besar korbannya
adalah remaja atau dewasa muda.(Desiartama & Aryana, 2017)
OREF adalah reduksi terbuka dengan fiksasi internal di mana prinsipnya tulang
ditransfiksasikan di atas dan di bawah fraktur , sekrup atau kawat ditransfiksi di bagian
proksimal dan distal kemudian dihubungkan satu sama lain dengan suatu batang lain.
Fiksasi eksternal digunakan untuk mengobati fraktur terbuka dengan kerusakan jaringan
lunak . Alat ini memberikan dukungan yang stabil untuk fraktur kominutif ( hancur atau
remuk ) . Pin yang telah terpasang dijaga agar tetap terjaga posisinya , kemudian dikaitkan
pada kerangkanya. Fiksasi ini memberikan rasa nyaman  bagi pasien yang mengalami
kerusakan fragmen tulang.
Fraktur femur adalah diskontinuitas dari femoral shaft yang bisa terjadi akibat trauma
secara langsung (kecelakaan lalu lintas atau jatuh dari ketinggian), dan biasanya lebih banyak
dialami laki laki dewasa. Apabila seseorang mengalami fraktur pada bagian ini, pasien akan
mengalami perdarahan yang banyak dan dapat mengakibatkan penderita mengalami syok.
Fraktur femur dapat menyebabkan komplikasi, morbiditas yang lama dan juga kecacatan
apabila tidak mendapatkan penanganan yang baik. Komplikasi yang timbul akibat fraktur
femur antara lain perdarahan, cedera organ dalam, infeksi luka, emboli lemak, sindroma
pernafasan. Banyaknya komplikasi yang ditimbulkan diakibatkan oleh tulang femur adalah
tulang terpanjang, terkuat, dan tulang paling berat pada tubuh manusia dimana berfungsi
sebagai penopang tubuh manusia. Selain itu pada daerah tersebut terdapat pembuluh darah
besar sehingga apabila terjadi cedera pada femur akan berakibat fatal.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan penatalaksanaan diet pada pasien Diare kronik di ruang
Aster, ruanga A7 di rumah sakit dr.Doris Sylvanus Palangka Raya

2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan skrining gizi pada pasien Diare kronik.
b. Mampu melakukan pengukuran antropometri pada pasien Diare kronik .
c. Mampu melakukan pengkajian data rekam medik pada pasien Diare kronik.
d. Mampu melakukan assement pada pasien Diare kronik.
e. Mampu menetapkan diagnosa gizi pada pasien Diare kronik.
f. Mampu menyusun NCP pada pasien Diare kronik.
g. Mampu melakukan edukasi dan konseling gizi pada pasien Diare kronik.
BAB II

GAMBARAN UMUM PASIEN


A. Narasi Kasus
Tn. M adalah seorang Laki-Laki dengan BB pada tanggal 13 September 2019 yaitu
36 kg dan tinggi badan 165 cm. Tn. M masuk ke rumah sakit di ruangan Aster sejak
tanggal 12 September 2019 pada pukul 16.30 WIB diantar oleh kaka perempuan, Ibu,
dan ayahnya, saat ini menjalani rawat inap di ruang Aster kamar nomor 7, diagnosa
dokter yaitu diare kronik ec, syok hipovelemik, imbalance elektrolit, dan Imune, anemia
ringan. Saat ini Tn. M dirawat inap dengan ditemani kaka perempuan, ayah dan ibunya
di RS Doris Syilvanus Palangka Raya. Pasien datang dengan keluhan badan lemas, BAB
encer 4x. Diare sejak 3 hari , hasil diare 4x, air tanpa ampas, lendir darah, demam dan
mual. Riwayat makan Tn. M terdahulu, tidak ada alergi makanan, tidak terlalu suka
makan sayur, pola makan tidak teratur. Tn. M suka makan nasi kuning dan buah anggur.
Tn. M jarang melakukan aktivitas fisik. Selama dirawat dirumah sakit Tn M
menggunakan infus Dextrose infus 5% dengan 10 tpm.
Data Pasien
1. Identitas Pasien
Tabel 2.1 Identitas Umum Pasien
Nama : Tn. M Aktivitas fisik : Bedrest
Umur : 21 tahun Suku/Bangsa : Jawa
Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Balimau Anjir Km 2
( Pulang pisau )
Agama : Islam No RM : 32.79.70
Pekerjaan :- Ruang : Aster/A7
Pendidikan : SMA Diagnosa Medis : Diare kronik ec, syok
hipovelemik, imbalance elektrolit, dan
Imune, anemia ringan
Sosial Ekonomi : Menengah Tgl Kasus : 12 September 2019
Sumber : Data Rekam Medik 2019

2. Data Subjektif
1) Riwayat Penyakit
Tabel 2.2 Riwayat Penyakit Pasien
Keluhan Utama BAB encer 4x. Diare sejak 3 hari , hasil diare 4x, air tanpa
ampas, lendir darah.

Riwayat Penyakit Dahulu Infeksi usus

Riwayat Penyakit -
Keluarga

Riwayat Penyakit Diare kronik ec, syok hipovelemik, imbalance elektrolit,


Sekarang dan Imune, anemia ringan

Sumber : Data Rekam Medik 2019 dan Wawancara

2) Riwayat Gizi
Tabel 2.3 Riwayat Gizi Pasien
Alergi/pantangan makanan -

Diet yang pernah dijalankan -

Kebiasaan makan Makanan pokok : 3xsehari

Lauk hewani : Jaranh dikonsumsi

Lauk nabati : jarang dikonsumsi

Sayur : Jarang dikonsumsi

Buah : Jarang dikonsumsi

Minuman : Air putih, teh

Frekuesi makan sebelum 3x makanan utama


masuk RS

Makanan kesukaan Nasi kuning, buah anggur, dan teh

Cara pengolahan makanan Ditumis dan rebus

Masalah gastrointestinal Mual : (+)


Muntah : (-)
Kembung : -
Konstipasi : -
Anoreksia : -
Diare : BAB encer 4x. Diare sejak 3 hari , hasil diare 4x,
air tanpa ampas, lendir darah
Gangguan mengunyah :-
Gangguan menelan :-
Aktivitas Dapat berdiri

3) Riwayat Personal
a. Tn. M biasa beraktivitas membantu Ibunya di rumah.
b. Tn. M masuk rumah sakit dikarenakan badan lemas, BAB encer 4x. Diare sejak 3
hari , hasil diare 4x, air tanpa ampas, lendir darah, demam dan mual.

3. Data Objektif
1. Antropometri
Data antropometri yang didapatkan dilakukan dengan cara estimasi.
a. TB : 165 cm
b. BB : 36 kg

4. Biokimia
Tabel 2.4 Data Pemeriksaan Biokimia Tanggal 13 September 2019
Nilai Normal
Pemeriksaan Hasil Standar Rumah Keterangan
Sakit

Glukosa Sewaktu 118 mg/dl <200 mg/dl Normal

Kolesterol total 46 mg/dl <200 mg/dl Rendah

Trigliserida 44 mg/dl >40 mg/dl Normal

Kolesterol HDL 10 mg/dl 29 mg/dl Rendah

Kolesterol LDL 29 mg/dl <180 mg/dl Rendah

Albumin 1,7 g/dl 3,5 – 5,5 g/dl Rendah

Sumber : Data Rekam Medik 2019

Tabel 2.5 Data Pemeriksaan Biokimia Tanggal 18Maret 2019


Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Standar Keterangan
Rumah Sakit

WBC 13.93 x10^3/Ul 4.00-10.00 Tinggi


RBC 4.54 x10^3/Ul 4.00-5.00 Normal

PLT 392 x10^3/Ul 150-400 Normal

Sumber : Data Rekam Medik 2019


 Tidak ada pemeriksaan biokimia pada tanggal 19 Maret 2018
4. Pemeriksaan Fisik
Tabel 2.6 Hasil Pengamatan Fisik Selama Tiga Hari
Tanggal Keadaan fisik

17Maret 2019 1. Fisik : lemas


2. Keadaan umum : composmentis
3. BAK : lancar
4. BAB : lancar

18Maret 2019 1. Fisik : lemas


2. Keadaan umum : composmentis
3. BAK : lancar
4. BAB : lancar

Sumber : Data Rekam Medik 2019

5 Pemeriksaan Klinis
Tabel 2.7 Hasil Pengamatan Klinis
Tanggal Jenis Hasil Nilai Normal Keterangan
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan

13 September 2019 Tekanan darah 80/50 mmHg 110/65 mmHg Rendah

Nadi 169x/menit 75-105 x/menit Tinggi

Suhu 36,60C 36,1 – 37,2 0C Normal

Respirasi 22x/menit 18-26 x/menit Normal

14 September 2019 Tekanan darah mmHg 110/65 mmHg Prehipertensi

Nadi x/menit 75-105 x/menit Normal


0
Suhu C 36,1 – 37,2 0C Normal

Respirasi x/menit 18-26 x/menit Normal

Sumber : Data Rekam Medik 2019


7. Diagnosa Medis
Pasien didiagnosa Post oref trans genu.
8. Pengobatan
Tabel 2.8 Pengobatan/ Tindakan Yang Diberikan
Jenis Fungsi Interaksi Dengan Efek Samping
Obat/Tindaka Makanan/Obat
n
injRinger laktat Ringer laktat adalah cairan Harus Nyeri dada, detak
infuse yang biasa dipertimbangkan jantung abnormal,
digunakan pada pasien adanya ion kalsium penurunan tekanan
dewasa dan anak anak dalam larutan ini darah, kesulitan
sebagai sumber elektrolit ketika fosfat terdapat bernafas, batuk,
dan air untuk hidrasi. dalam larutan bersin, ruam, gatal-
adiktif, untuk gatal dan sakit
menghindari kepala.
pengendapan.
Beberapa aditif
mungkin tidak
kompatibel

Sumber : Data Rekam Medik 2019


Tabel 2.9 Pengobatan / Tindakan Yang Diberikan
Hari/Tanggal Obat Yang Diberikan Dosis

Kamis 18 Oktober 2018 Infus Ringer lactate 20 tpm

Sumber : Data Rekam Medik 2018


9. Data Asupan Cairan Pasien
Tabel 2.13Data Asupan Cairan Pasien
Hari/Tanggal Asupan Cairan
(Minuman + Makanan)

Minggu 16maret 2019 600 ml

Senin 17maret 2019 600 ml

Selasa 18 maret 2019 600 ml


Sumber : Wawancara

B. TERAPI DIET DARI RUMAH SAKIT


Terapi diet yang diberikan pada pasien Tn. Y adalah Diet TKTP Post oprasi.
TABEL RECAL

Hari/Tanggal : Sabtu – Minggu(16-17 Maret 2019)

Hari / Waktu Bahan Jumlah Energi Protein Lemak Karbohidrat Vit. A Vit. C Besi
tanggal makan   G Kcal G G G µg Mg Mg
Minggu/17 Makan Nasi 50gr 65 1.2 0.1 14.3 0.0 0.0 0.2
maret siang Sayur bayam 25gr 3.0 0.4 0.1 0.5 102.5 1.3 0.1
12.00 Ikan patin 50gr 49 9.1 1.2 0.0 14.0 0.0 0.2
Jumlah  125gr 117.0 10.6 1.4 14.8 116.5 1.3 0.5
Minggu/17 Makan  Nasi 50gr 65  1.2 0.1 14.3 0.0 0.0 0.2
maret pagi Ikan haruan
06.30 (gabus) 50gr 41.9 9.1 0.3 0.0 5.5 0.5 0.3
Tempe goring 25gr 88.5 4,3 6.7 3.8 0.3 0.0 0.4
Jumlah  125gr 195.4 14.6 7.2 18.1 5.8 0.5 0,9
Sabtu/16 Makan Nasi 25gr 32.5 0.6 0.1 7.2 0.0 0.0 0.1
maret malam Pisang ambon 50gr 46 0.5 0.3 11.7 4.0 4.5 0.1
17.30
ayam goring 50gr 166.0 13.1 11.6 1.9 18.5 0.0 0.9
Jumlah 125gr  244.5 14.2 11.9 20.7 22.5 4.5 1.1

jumlah 375gr  556.9 39.4 20.4 53.6 144.8 6.3 2.5


BAB III
PELAKSANAAN ASUHAN GIZI RAWAT INAP

I. Perencanaan
FORMULIR PENILAIAN MST
Nama :Tn. M Tanggal Pemeriksaan : 17/03/2019

No. Rekam Medis :31.37.44 Umur : 18 tahun

Ruang Kelas :D 2 Berat Badan(estimasi) : 74,67 kg

Jenis Kelamin :Laki-laki Tinggi Badan(estimasi) : 157,9 cm

Diagnosa :Post oref trans genu. Status Gizi : 118,86% (Over weight)

1. Apakah pasien mngalami penurunan berat badan yang tidak direncanakan tidak
diinginkan dalam 6 bulan terkahir?
Skor
o Tidak 0

2 
o Tidak yakin (ada tangan : baju menjadi
longgar)

o Ya, ada penurunan sebanyak

1
1-5 kg

2
6-10 kg

3
11-15 kg

>15 kg 4

2
Tidak tahu berapa kg penurunannya
1. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan nafsu makan/kesulitan
menelan.

o Tidak 0

o Ya 1 

2. Apakah pasien dengan diagnosa khusus?

Pasien dengan penurunan imunitas, GGK,


GGK hemodialisa, geriatri > 70 tahun dirawat 0
di HCU/ICU, penurunan kesadaran,
kegawatan abdomen (perdarahan, ileus, Ya 
peritonitis, acites masif, tumor intrabdomen
besar, post operasi), gangguan pernafasan
berat (pneumonia berat), keganasan dengan
komplikasi, gagal jantung, sirosis hepatis,
transplantasi, cidera kepala berat, stroke, DM,
kanker kemotrapi, luka bakar, atau kondisi
sakit berat lainnya.

Total Skor Skrining 4

Resiko rendah
Kesimpulan
Resiko sedang
(dicentang)
Resiko tinggi 

Tindakan Asesmen ulang 1 minggu

(dicentang) kemudian

Asesmen ulang 3 hari


kemudian

Asesmen lanjut dan setiap 


hari

Tanda tangan :

Ahli gizi Nama : Venisa

Pukul : 07.00 WIB

Keterangan :

Bila skor ≥ 2 dan atau pasien dengan kondisi khusus dilakukan pengakajian lanjut oleh AG

Skor 0-1 : Resiko rendah, perlu dilakukan asesmen kembali setelah 1 minggu

Skor 2-3 : resiko rendah, perlu dilakukan asesmen lanjut oleh AG dan kembali
diasesmen telah 3 hari

Skor 4-5 : resiko tinggi, perlu dilakukan asesmen lanjut oleh AG dan diasesmen setiap
hari.

Berdasarkan hasil skrining yang dilakukan menggunakan MST diketahui bahwa Tn.
Ar masuk kedalam resiko tinggi. Harus dilakukan tindakan yaitu memonitor asupan zat gizi
Tn. M dikarenakan penyakit yang dialami Tn. M memiliki resiko tinggi terhadap malnutrisi,
oleh karena itu perlu dilakukan assesment lanjut dan tiap hari oleh Ahli gizi.
“ASSEMENT GIZI (KAMIS 18 OKTOBER 2018)”
A. Assement Gizi
1. Antropometri
AD.1.1 Komposisi/Pertumbuhan tubuh/riwayat berat badan
AD. 1.1.1 Tinggi Badan
 Tinggi badan Tn. Y yaitu 157,9cm didapatkan dengan menggunakan
estimasi tinggi lutut.

AD 1.1.2 Berat Badan


 Berat badan Tn. Y pada tanggal 17 oktober 2018 yaitu 74,67 kg
didapatkan dengan estimasi dengan menggunakan tinggi badan.

AD 1.1.5 Status Gizi


 Estimasi tinggi badan berdasar tinggi lutut
TB (cm) = 69,19 – (0,04 x umur) + (2,02 x TL (cm) )
= 69,19 – (0,04 x 18 ) + (2,02 x 47,5 )
= 69,19 – 7,2 + 95,95
= 157,9 cm

 Estimasi berat badan berdasarkan LILA :


BB (kg) = (3,75 x 31,9) – 43,43
= 74,67 kg

 LLA
Diketahui : LLA pengukuran = 31,5 cm
LLA standar = 26,5 cm
LLA Pengukuran
% Status gizi = x 100
LLA Standar
31,5
= x 100
26,5
= 118,86 % (over weight)
Kesimpulan : Tn. Y untuk status gizinya termasuk dalam kategori gemuk
Identifikasi : Dari data tersebut diketahui bahwa status gizi Tn. Y menurut LiLA
memiliki status overweight yaitu 118,86%.
2. Biokimia
BD 1.1 Profil Biokimia
BD 1.1.1 Creatinin
 Pada saaat Tn. Ydilakukan pemeriksaan kesehatan creatinin didapatkan
hasil yaitu 0,80 mg/dl
BD 1.1.2 Glukosa Sewaktu
 Pada saaat Tn. Y dilakukan pemeriksaan kesehatan glukosa sewaktu
didapatkan hasil 84 mg/dl
BD 1.1.3ureum
 Pada saaat Tn. YY dilakukan pemeriksaan kesehatan ureum didapatkan
hasil 17 mg/dl

Identifikasi :Dari data hasil pemeriksaan kesehatan tersebut diketahui bahwa :


Nilai Normal Standar
Pemeriksaan Hasil Keterangan
Rumah Sakit

Glukosa Sewaktu 84 mg/dl <200 mg/dl Normal

Creatinin 0,80 mg/dl 0,7 – 1,5mg/dl Normal

Ureum 17 mg/dl 21-53 mg/dl Rendah

3 Fisik Klinis
PD 1.1 Nutrition-Focused Physical Findings
PD 1.1.1 Penampilan keseluruhan
 Pasien dapat berkomunikasi dengan baik
 Pasien dapat duduk, atau berbaring di tempat tidur, tetapi tidak bisa berdiri.
Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Fisik Pasien
Tanggal Keadaan fisik

17 Oktober 2018 1. Fisik : lemas


2. Keadaan umum : compos mentis
3. BAK : lancar
4. BAB : lancar
 PD 1.1.2 Tanda-tanda vital
Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Klinis Pasien
Tanggal Jenis Hasil Nilai Normal Keterangan
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan

17 Oktober 2018 Tekanan darah 120/70 mmHg 110/65 mmHg Prehipertensi

Nadi 85x/menit 75-105 x/menit Normal

Suhu 36,50C 36,1 – 37,2 0C Normal

Respirasi 20x/menit 18-26 x/menit Normal

Identifikasi : Dari data tersebut diketahui bahwa tekanan darah Tn. Y masuk
kedalam kategori Prehipertensi, denyut nadi Tn.Ymasuk kedalam kategori Normal,
suhu tubuh Tn. Y masuk kedalam kategori normal dan pada pemeriksaan pernafasan
(RR) Tn. Y masuk kedalam kategori nafas Normal.

3. Dietary History (Riwayat Gizi)


FH 1.1.1 Asupan Energi
FH 1.1.1.1 Asupan Energi Total
 Asupan energi total pasien saat dilakukan recall tanggal16sore -17
siangsiangmaret 2019 yaitu 556,9 kalori (33,03% dari total kebutuhan energi
1685,81 kalori)

Identifikasi : Dari hasil tersebut diketahui bahwa asupan energi total Tn. Y masuk
kedalam kategori defisit berat dengan tingkat konsumsi 33,03% dari kebutuhan
energi 1685,81 kalori.

FH.1.2. Asupan Makanan dan minuman


FH 1.2.1 Asupan Cairan/Minuman
FH 1.2.1.1 Jumlah Cairan Melalui Oral
 Ny M mengkonsumsi cairan atau air putih sebanyak 750 ml
Identifikasi : Asupan cairan Tn. Y sebanyak 750 ml sedangkan untuk kebutuhan
cairan Tn. Y yaitu 2084,4 ml.
FH 1.2.2 Asupan Makanan
FH 1.2.2.2 Jenis Makanan
 Makanan yang dikonsumsi Tn. Y dalam bentuk makanan biasa

FH 1.2.2.3 Pola Makan


 Pola makan Tn. Y saat sebelum masuk rumah sakit yaitu 3x makanan utama
dalam sehari dan terkadang diselingi dengan snack

FH 1.2.2.5 Variasi Makanan


 Makanan yang dikonsumsi Tn. Y kurang bervariasi karena pasien tidak suka
mengkonsumsi sayuran.
Identifikasi : Dari data tersebut diketahui bahwa untuk makanan yang
dikonsumsi Tn. Y berdasarkan riwayat makannnya dahulu kurang bervariasi,
karena jenis makanan yang dikonsumsi kurang sayuran.

FH 1.5 Asupan Zat Gizi Makro


FH 1.5.1 Asupan Lemak
FH 1.5.1.1 Lemak Total
 Asupan lemak total Tn.Y saat dilakukan recall tgl 16sore -17 siangmaret
2019 yaitu 20,4gram (43,58% dari total lemak kebutuhan yaitu 46,8 gram)

FH 1.5.2 Asupan Protein


FH 1.5.2.1 Protein Total
 Asupan protein total Tn. Y saat dilakukan recall tgl 16sore -17 siangmaret 2019
asupan proteinnya sebesar 39,4 gram (39,4% dari protein total kebutuhan yaitu 119,47
gram)

FH 1.5.3 Asupan Karbohidrat


FH 1.5.3.1 Karbohidrat Total
 Asupan karbohidrat total Tn. Y saat dilakukan recall tgl 16sore -17 siangmaret 2019
yaitu 53,6 gram (27,23% dari karbohidrat total kebutuhan yaitu 196,81 gram)
Identifikasi : Dari data tersebut diketahui bahwa asupan zat gizi makro yaitu :
a. Asupan lemak total Tn. Y memiliki interpretasi defisit berat dengan
%tingkat konsumsi 43,58% dari kebutuhan lemak total.
b. Asupan protein total Tn. Y memiliki interpretasi defisit berat dengan
%tingkat konsumsi 32,97% dari kebutuhan protein total.
c. Asupan karbohidrat total Tn. Y memiliki interpretasi defisit berat dengan
%tingkat konsumsi 27,23% dari kebutuhan karbohidrat total.

FH 1.6 Asupan Zat Gizi Mikro


FH 1.6.1 Asupan Vitamin
FH 1.6.1.1 Vitamin A
 Asupan Vitamin A total Tn. Y saat dilakukan recall tgl16sore -17 siang2019 yaitu
144,8 mcg(16,84 % dari kebutuhan vitamin A yaitu 859,75 mcg)
FH 1.6.1.2 Vitamin C
 Asupan Vitamin C total Tn. Y saat dilakukan recall tgl 16sore -17 siang2019 yaitu 6,3
mg(4,88% dari kebutuhan vitamin C yaitu 128,96 mg)

FH 1.6.2 Asupan Mineral/Elemen


FH 1.6.2.3 Besi
 Asupan besi Tn. Y saat dilakukan recall 16sore -17 siang2019yaitu 2,5 mg (11,63%
dari kebutuhan natrium yaitu 21,49 mg)

Identifikasi : Dari data tersebut diketahui bahwa asupan zat gizi makro yaitu :
a. Asupan vitamin A Tn. Y memiliki interpretasi defisit berat dengan %tingkat
konsumsi 16,84% dari kebutuhan kebutuhan vitamin A.
b. Asupan vitamin C Tn. Y memiliki interpretasi defisit berat dengan %tingkat
konsumsi 4,88% dari kebutuhan kebutuhan vitamin C.
c. Asupan natrium Tn. Y memiliki interpretasi defisit berat dengan %tingkat
konsumsi 11,63% dari kebutuhan natrium.
FH 3.1 Penggunaan Obat-obatan atau obat alternative/pelengkap
FH 3.1.1 Suplemen Obat dan Jamu
FH 3.1.1.1 Penggunaan Obat yang diresepkan
 -
FH 4.1 Pengetahuan/Keterampilan Terkait Makanan dan Zat Gizi
FH 4.1.1 Area dan Tingkat Pengetahuan
 Tn. Y maupun orang tuanya sebelum masuk rumah sakit belum pernah
mendapatkan edukasi tentang gizi terkait jenis bahan makanan yang baik
untuk di konsumsi sesuai dengan penyakitnya saat ini

Identifikasi : Tn. Y dan orang tuanya belum pernah mendapatkan edukasi ataupun
pengetahuan terkait jenis makanan dan minuman yang baik untuk dikonsumsi
sesuai dengan penyakitnya saat ini.

FH 4.2 Kepercayaan dan Sikap


FH 4.2.1 Kesukaan Makanan
Tn. Y suka mengkonsumsi ikan haruan masak habang, teh dan kopi

Identifikasi :Tn. Y menyukai ikan haruan masak habang, teh dan kopi

FH 5.2 Aktivitas Fisik


FH 5.2.1 Riwayat Aktvitas Fisik
 Dilihat secara fisik pasien tampak lemah, dapat duduk atau berbaring di
tempat tidur.

Identifikasi : Diketahui bahwa Tn. Y tidak dapat berjalan ke wc, secara fisik tampak
lemah.

4. Riwayat Personal
CH 1.1 Data Personal
CH 1.1.1 Umur
 Tn. Y berumur 18 tahun
CH 1.1.2 Jenis Kelamin
 Tn. Y berjenis kelamin laki-laki
 
CH 1.1.3 Suku/Etnik
 Tn. Y termasuk suku dayak

CH 1.1.4 Bahasa
 Bahasa yang digunakan Tn.Y saat dirumah dan melakukan aktivitas sehari-
hari adalah bahasa Indonesia campur bahasa dayak

CH 1.1.5 Kemampuan Membaca


 Tn. Y dapat membaca dengan jelas.

CH 1.1.7 Peran Dalam Keluarga


 Tn. Y seorang mahasiswa dan sebagai anak kandung dari kedua orangtuanya.

CH 1.1.10. Mobilitas
 Tn. Y mampu melakukan pergerakan dan mampu duduk tetapi tidak bisa
berjalan sendiri.

CH 2.1 Riwayat medis/kesehatan pasien/klien/keluarga


CH 2.1 Riwayat medis.kesehatan terkait gizi dari pasien/klien atau keluarga
CH 2.1.1 Keluhan pasien/klien terkait gizi
 Tn. Y mengeluh nyeri pada kaki sebelah kanan di karenakan setelah oprasi.

CH 2.1.14 Lain-Lain Sebutkan


 Tn. Y mengidap penyakit fraktur pada kaki sebelah kanan.

CH 2.2 Perawatan /terapi/pengobatan alternatif


CH 2.2.1 Perawatan / terapi medis
 Tn. Y menerima terapi medis berupa pemberian injeksi ringer lactate.
CH 3.1 Riwayat Sosial
CH 3.1.1 Faktor Sosio Ekonomi
 Tn. Y masuk kedalam golongan ekonomi menengah.

CH 3.1.2 Situasi rumah/hidup


 Tn. Y tinggal bersama kedua orang tuanya.

CH 3.1.5 Letak Geografis Rumah


 Tn. Y tinggal di desa tumbang rungan.

CH 3.1.6 Pekerjaan
 Tn. Yseorrang mahasiswa.

CH 3.1.7 Agama
 Tn. Y ber Agama Islam

Identifikasi : Pasien termasuk kedalam ekonomi menengah , namun perilaku pasien


dalam pemilihan makanan khususnya makanan yang tidak disukai dan akan
berdampak negatif pada kesehatan pasien terlebih bahan makanan yang tidak disukai
merupakan bahan makanan yang banyak sumber serat sehingga dapat memicu
terjadinya sembelit karena kekurangan serat. Saat ini Tn. Y diberikan beberapa
terapi dari, injeksi untuk mengurangi rasa gejala tersebut.
4 Diagnosa Gizi
a. Domain Intake
1. NI 2.1 Asupan Oral Tidak Adekuat
Berkaitan dengan : Faktor fisiologi, meningkatnya kebutuhan zat gizi
makro dan mikro karena mengalami fraktur kaki
sebelah kanansehingga nafsu makan Tn. Y berkurang
karena merasakan nyeri pada kaki kanan, selain itu
kurangnya pengetahuan Tn. Y dan orang tuanya
terhadap jumlah atau porsi bahan makanan yang
sebaiknya dikonsumsi melalui oral atau secara
langsung melalui mulut khususnya zat gizi makro dan
mikro, sesuai dengan kebutuhan zat gizi Tn. Y
Dibuktikan dengan : Berdasarkan hasil recall yaitu :
a) Asupan energi total pasien saat dilakukan recall
tanggal16sore -17 siang2019 yaitu 556,9 kalori
(33,03% dari total kebutuhan energi 1685,81
kalori)dengan interpretasi defisit berat.
b) Asupan lemak total Tn. Y saat dilakukan recall tgl
16sore -17 siang2019 yaitu 20,4gram (43,58%
dari total lemak kebutuhan yaitu 46,8
gram)dengan interpretasi defisit berat.
c) Asupan protein total Tn. Y saat dilakukan recall
tgl 16sore -17 siang2019 asupan proteinnya
sebesar 39,4 gram (39,4% dari protein total
kebutuhan yaitu 119,47 gram)dengan interpretasi
defisit berat.
d) Asupan karbohidrat total Tn. Y saat dilakukan
recall tgl 16sore -17 siang2019yaitu 53,6 gram
(27,23% dari karbohidrat total kebutuhan yaitu
196,81 gram) dengan interpretasi defisit berat.
e) Asupan Vitamin A total Tn. Y saat dilakukan
recall tgl16sore -17 siang2019 yaitu 144,8
mcg(16,84 % dari kebutuhan vitamin A yaitu
859,75 mcg)dengan interpretasi defisit berat.
f) Asupan Vitamin C total Tn. Y saat dilakukan
recall tgl 16sore -17 siang2019 yaitu 6,3 mg(
4,88% dari kebutuhan vitamin C yaitu 128,96
mg)dengan interpretasi defisit berat.
g) Asupan besi Tn. Y saat dilakukan recall 16sore
-17 siang2019 yaitu 2,5 mg (11,63% dari
kebutuhan natrium yaitu 21,49 mg)dengan
interpretasi defisit berat.

b. Domain Klinis
1. NC 2.2 Perubahan Nilai Laboratorium terkait gizi
Berkaitan dengan : Terjadinya fraktur kaki sebelah kanan yang di derita
oleh Tn. Y sehingga mengalami perubahan pada sistem
tubuh.
Dibuktikan dengan : Hasil pemeriksaan biokimia, ureum 17 mg/dl masuk
kedalam kategori Rendah.

2. NC 2.3 Interkasi Obat dan Makanan


Berkaitan dengan : Terjadinya fraktur kaki sebelah kanan yang di derita
oleh Tn. Y dan diberikan injeksi ringer lactate sehingga
membuat nafsu makan Tn. Y menurun.
Dibuktikan dengan : akibat efek samping dari injeksi
ringer lactate yaitu Nyeri dada, detak jantung abnormal,
penurunan tekanan darah, kesulitan bernafas, batuk,
bersin, ruam, gatal-gatal dan sakit kepala.

c. Domain Perilaku
1. NB 1.1 Kurang Pengetahuan Terkait Makanan dan Zat Gizi
Berkaitan dengan : Kurangnya pengetahuan Tn. Y dan kedua orang tuanya
terkait informasi makanan dan zat gizi yang baik atau
sesuai untuk dikonsumsi.
Dibuktikan dengan : Tn. Y lulusan SMA dan seorang mahasiswa.
 Prioritas Diagnosis Gizi
Domain Intake
Asupan oral inadekuat, Tn.Y memiliki asupan zat gizi makro yang mengalami defisit
berat yaitu asupan energi, protein, lemak, karbohidrat. Selain asupan zat makro, pada
asupan zat mikro Tn. Y juga mengalami defisit berat seperti pada vitamin A, vitamin
C dan besi. Oleh karena itu diperlukan perbaikan zat gizi, sehingga saat ini Tn.
Ymelakukan diet TKTP dengan memperhatikan syarat dan prinsip untuk diet TKTP
serta diberikan makanan yang mengandung tinggi energi, tinggi protein, zat besi dan
vitamin C untuk mencegah anemia yang rawan terjadi selain itu diberikan makanan
yang mendukung metabolisme pembentukan sel darah merah seperti vitamin A dan
asam folat serta kalium untuk keseimbangan cairan dan menekan hipertensi. Selain itu
hal lain yang perlu dilakukan adalah memberikan edukasi gizi kepada Tn. Y beserta
kedua orang tuanya tentang makanan yang sebaiknya dihindari sesuai dengan
penyakitnya saat ini serta membantu keluarga Tn. Y untuk mengatur menu makan
dalam sehari dari jenis, jumlah atau porsi yang dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan
gizi Tn. Y serta sesuai dengan penyakit yang di derita Tn. Y yaitu fraktur.

d. Intervensi
A. Tujuan Diet
(Jangka pendek 1-2 hari)
1. Meningkatkan asupan energi yang defisit
2. Meningkatkan asupan karbohidrat yang defisit
3. Meningkatkan asupan protein yang defisit
4. Meningkatkan asupan lemak yang defisit
5. Mengontrol prehipertensi
6. Mengontrol mual pada pasien
7. Memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan zat gizi pasien untuk memenuhi
zat gizi makro dan zat gizi mikro (Vitamin C, Fe,, dan Vitamin A)
8. Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku terhadap pemilihan makanan yang
dikonsumsi pasien
9. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya terkait makanan yang
sebaiknya dikonsumsi dan makanan yang dihindari.
(Jangka panjang)
1. Menjadikan berat badan pasien menjadi normal.
2. Membantu kesembuhan penyakit pasien

B. Jenis Diet
Diet TKTP

C. Perhitungan Zat Gizi dan Cairan


Diketahui :
1. BB : 74,67 kg
2. TB : 157,9 cm
3. LiLA : 47,5 cm
4. LiLA/u : 118,86% (overweight)

a. Kebutuhan Energi
BEE =66 + (13,7 x BB) + (5 x TB)- (6,8 x U)
=66 + (13,7x 74,67) + (5 x 157,9) -(6,8 x 18)
=66 + 1022,97 + 789,5 – 122,4
= 1756,06 kalori
TEE = BEE x FA X FI
FA = 1,0 (Tirah Baring)
FI = 1,2 (Infeksi ringan)
TEE = 1756,06 x 1,2 x 1,2
TEE = 2107,27 kkal
Pemberian makanan secara bertahap:
Energi = 80% x 2107,27 = 1685,81kkal
10
10% = x 1685,81kkal = 168,58 kkal= 1517,22 – 1854,39 kkal
100

b. Kebutuhan Zat Gizi Makro


KH = 46,7% x 1685,81 / 4 gram = 196,81 gram
10
±10% = x 196,81 gram = 12,73 gram = 177,13 – 216,49 gram
100

1149,34 x 4
P = 2,0 x 74,67kg (BB) = x 100 %=28,3 %
2107,27

= 149,34

P = 80% x 149,34 / 4 gram = 119,47 gram

10
±10% = x 119,47 gram = 11,94 gram = 107,52 – 131,41 gram
100

L = 25% x 1685,81 / 9 = 46,8 gram

10
±10% = x 46,8 gram = 4,68 gram = 41,8 – 51,8 gram
100

c. Kebutuhan Zat Gizi Mikro


BBA
a. Fe = x Fe (Akg)
BB Standar
74,67
= x 15 mg
52,11
= 21,49 mg
10
±10 = x 21,49 mg
100
= 2,14 mg
= 19,35 – 23,63 mg

BBA
b. Vitamin C = x Vitamin C (Akg)
BB Standar
74,67
= x 90 mg
52,11
= 128,96 mg
10
±10 = x 128,96 mg
100
= 12.89
= 116,07 – 141,85 mg
BBA
c. Vitamin A = x Vitamin A (Akg)
BB Standar
74,67
= x 600 mcg
52,11
= 859,75 mcg
10
±10 = x 859,75 mcg
100
= 85,37
= 774,41 – 945,09 mcg
d. Perhitungan Cairan
BBI = (TB – 100) – 10% (TB – 100%)
= (157,9 – 100) – 10% (157,9 – 100)
= (57,9) – 10% (57,9)
= 57,9 – 5,79
= 52,11 kg
Kebutuhan pasien dewasa menurut 16-30 tahun (18 tahun) adalah 40 ml / kg BBI
Kebutuham cairan = 40 ml x 52,11kg
= 2084,4 ml = 2,1 liter
Perhitungan infus ringer lactate = 20 tpm
= 20 x 60 x 24
= 28800
20
= 1.440 ml
Kebutuhan cairan = 2084,4 – 1440 = 676 ml (dari luar infus)
Balance cairan = 200 ml x 3 = 600 – (berat bersih popok)
= 600 – 200
= 400 ml

D. Prinsip Diet
a. Energi tinngi
b. Protein tinggi
c. Lemak cukup
d. Karbohidrat cukup
e. Fe cukup
f. Natrium cukup
g. Vitamin A cukup
h. Vitamin C cukup
i. Cairan cukup
E. Syarat Diet
1. Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB untuk mencegah pemecahan protein yang
diberikan bertahap sesuai dengan kemampuan pasien yaitu sebesar 1685,81kkal.
2. Protein tinggi, yaitu 2,0-25 g/kg BB diberikan tinggi sebesar 119,47 gram,
diutamakan yang bernilai biologis tinggi untuk mengganti protein yang hilang
akibat peningkatan kebutuhan akibat dari perusakan jaringan. Protein juga
berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan dan pembentukan hormon.
3. Lemak cukup, yaitu 10-25% diberikan sebesar 46,8 gram, dalam bentuk mudah
dicerna untuk mempertahankan fungsi imun dan proses sintesis lemak.
4. Karbohidrat cukup diberikan sebesar 196,81 gram, berfungsi untuk
menyediakan energi yang bisa digunakan langsung oleh tubuh untuk melakukan
aktivitas. Utamakan sumber karbohidrat kompleks untuk memberikan rasa
kenyang yang lebih lama dan mencegah terjadinya konstipasi.
5. Fe diberikan cukup sebesar 21,49 mg, untuk membantu menjaga sel darah
merah tetap dalam batas normal dan mencegah anemia.
6. Vitamin C diberikan cukup sebesar 128,96 mg , untuk membantu penyerapan
zat besi dalam tubuh.
7. VitaminA diberikan cukup sebesar 859,75 mcg, untuk membantu pembentukan
sel darah merah.
8. Tidak menggunakan bumbu berbau tajam, pedas dan rasa asam seperti cabe dan
merica.
9. Bentuk makanan tidak dalam bentuk cair karena dapat merangsang mual dan
muntah.
10. Bentuk makanan di sesuaikan dengan keadaan penyakit dan kemampuan pasien
11. Hidangan makanan menarik dan mengundang selera makan
12. Memberikan informasi makanan apa saja yang harus dipenuhi

F. Bentuk Makanan
Makanan yang diberikan dalam bentuk makanan lunak (Nasi Tim)

G. Frekuensi
Pasien diberikan 3 kali makanan utama yaitu makan pagi,siang dan malam
H. Rute
Makanan diberikan dalam rute oral

I. Edukasi
Edukasi yang diberikan yaitu berupa konseling pada hari Sabtu 17maret 2019,
yaitu:
Penjelasan mengenai jenis diet pasien yaitu diet TKTP dan frekuensi makan 2 kali
sehari dengan waktu pagi jam 7.00-8.00 WIB dan siang jam 12.00-13.00 WIB.

e. Perencanaan Menu
PEMBAGIAN MENU SEHARI KEDALAM DKBM
MINGGU – SENIN(17 – 18 MARET 2019)

Waktu Menu Bahan Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat


Makanan
Minggu 17 Nasi Nasi 100gr 178 2,1 0,1 40,6
maret biasa
Makanan Kari Ayam 100gr 302 18,2 25 0
sore ayam
16.00 wib Tumis Tempe 75gr 111,75 13,8 3 9,6
tempe
kemangi
Cah Gambas 50gr 9 0,4 0,1 2,05
gambas Wortel 50gr 21 0,6 0,15 4,65
Jumlah 630,77 35,1 29,35 61,55
Waktu Menu Bahan Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makanan
Senin 18 Nasi Nasi 100gr 178 2,1 0,1 40,6
maret biasa
Makanan Nila Ikan nila 100gr 113 17 4,5 0
pagi goring
05.30 wib saos
tiram
Oseng Tahu 50gr 34 3,9 2,3 0,3
tahu
Cah Wortel 50gr 21 0,6 0,15 4,65
kacang Kacang 25gr 11 0,68 0,8 1,95
panjang panjang
Minyak 1gr 9,02 0 1 0
TKTP Telur 50gr 81 6,4 5,75 0,35
Jumlah 458,02 59,37 9,93 67,35
Waktu Menu Bahan Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makanan
Senin 18 Nasi Nasi 150gr 267 3,15 0,15 60,9
maret biasa
Makanan Nila kari Ikan nila 100gr 113 17 4,5 0
siang Tahu Tahu 75gr 34 3,9 2,3 0,3
11.30 wib bacem
Urap Kacang 25gr 11 0,68 0,08 1,95
sayur panjang
Tauge 25gr 5,57 0,75 0,05 1,05
Bayam 25gr 9 0,87 0,37 1,62
Pisang 75gr 74,25 0,9 0,15 19,35
ambon
Minyak 1gr 9,02 0 1 0
TKTP Telur 50gr 81 6,4 5,75 2,35
Jumlah 604,02 43,65 12,35 87,52
Jumlah 1692,81 125,21 51,66 198,87
keseluruha
n
PEMORSIAN HARI PERTAMA
MINGGU – SENIN (17 - 18 MARET 2019)
Berat
Waktu Nama Masakan Bahan Makanan Penimbangan Sisa Asupan
Bersih
Nasi biasa Nasi 100 0 100
Minggu
tgl 17 Kari ayam Ayam 109 80 19 80
Makanan Tumis tempe kemangi Tempe 76 33 43
sore
16.00 Cah gambas Gambas 50 50 50
wib
Wortel 50 39 11
Senin tgl Nasi biasa nasi 150 85 65
18
Nila goring saos tiram Nila 125 100 71 46
Makanan
pagi Oseng tahu tahu 81 39 36
Cah kacang panjang Wortel 50 37 13
05.30
Kacang panjang 50 38 12
wib
Telur 50 0 50
 
 
Makanan Nasi biasa Nasi 150 98 52
siang
Nila kari Ikan nila 168 100 105 84
11.30
Tahu bacem Tahu 75 39 36
wib
Urap sayur Kacang panjang 25 11 14
  Tauge 25 0 25
  Bayam 25 16 9
Pisang ambon 110 75 0 75
Telur 50 0 50
ANALISIS ASUPAN ZAT GIZI “PEMORSIAN HARI I”
MINGGU – SENIN(17 - 18MARET 2019)
Menu Karbohidra Caira
Bahan Makanan jumlah Energi Protein Lemak t Vit. A Vit. C Besi n
G Kcal G G G µg Mg Mg
Minggu
Nasi 100gr 178 2,1 0,1 40,6
tgl 17 0.0 0.0 0.4
Makana Ayam 80gr 227,9 21,5 15,1 0.0 31.2 0.0 1.4
n sore Tempe 43gr 102 4,6 6,4 0,0 0,0 0,0 0,4
16.00 Gambas 50gr 9 0,4 0,1 2,05
1,5 1,5 0,0
wib
Wortel 11gr 7,3 0,7 0,2 0,6 32 0 0,1
jumlah 482,2 29,3 22,1 40,7 64,7 1,5 2,4
Senin tgl Nasi 65gr 84 1,6 0,1 18,6 0,0 0,0 0,3
18 Ikan nila 46gr 45,1 8,3 1,1 0,0 12,9 0,0 0,2
Makana Tahu 36gr 27,4 2,9 1,7 0,7 0,0 0,0 0,3
n pagi Wortel 13gr 2,5 0,1 0,0 0,5 102,1 0,4 0,0
Kacang panjang 12 2,5 0,1 0,1 0,3 2,9 0,5 0,0
05.30 Telur 50gr 81 6,4 5,75 0,35
wib
95 0,0 0,6
jumlah 239,5 19,3 8,4 20,7 212,8 0,9 1,3
Makana Nasi 52gr 67,6 1,2 0,1 14,9 0,0 0,0 0,2
n siang Ikan nila 84 82,3 15,2 2,0 0,0 23,5 0,0 0,3
18 Tahu 36gr 27,4 2,9 1,7 0,7 0,0 0,0 0,3
Kacang panjang 14 2,9 0,1 0,2 0,4 3,4 0,6 0,0
11.30 Tauge 25 5,9 0,8 0,1 0,4 1,8 2,8 0,1
wib Bayam 9 3,3 0,3 0,0 0,7 46,7 3,0 0,0
Pisang ambon 75 69,0 0,8 0,4 17,5 6,0 6,8 0,2
Telur 50gr 81 6,4 5,75 0,35
95 0,0 0,6
Jumlah 336,0 27,6 9,8 35,1 176,3 13,0 1,7
Total asupan 1057,7 76,3 40,2 96,5 435,9 15,4 5,4

HASIL RECALL DAN ANALISIS ASUPAN ZAT GIZI “MAKANAN LUAR RUMAH SAKIT”
MINGGU 17 MARET 2019
Bahan
Waktu Masakan Berat Energi Protein Lemak KH Vit A Vit C Fe Cairan
Makanan
Minggu tgl 17
Makanan sore 200
16.00 wib Cairan                  
Senin tgl 18
Makanan pagi 200
05.30 wib Cairan                  
Senin tgl 19
Makanan siang 200
11.30 wib Cairan
Total Asupan   600
PERBANDINGAN TOTAL ASUPAN “RUMAH SAKIT & LUAR RUMAH SAKIT” DENGAN KEBUTUHAN
MINGGU - SENIN(17 - 18MARET 2019)

Protei KH Fe Cairan
Kategori  Energi Lemak Vit A Vit C
n
Asupan Rumah Sakit 1057,7 76,3 40,2 96,5 435,9 15,4 5,4 1440
Asupan Luar Rumah Sakit 600
Total Asupan RS + Luar
2040
RS 1057,7 76,3 40,2 96,5 435,9 15,4 5,4
Kebutuhan 1685,81 119,47 46,8 196,81 859,75 128,96 21,49 2084,4
49,03 25,12 97,86
Tingkat Konsumsi (%) 62,74% 63,86% 85,89% 50,7% 11,94%
% % %
Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit Norma
Interpretasi
Berat Berat Berat Berat Berat Berat Berat l
PERBANDINGAN TOTAL ASUPAN “RUMAH SAKIT” DENGAN KEBUTUHAN
MINGGU – SENIN(17 - 18MARET 2019)

Kategori  Energi Protein Lemak KH Vit A Vit C Fe Cairan


Asupan Rumah Sakit 1057,7 76,3 40,2 96,5 435,9 15,4 5,4 2040
Kebutuhan 1685,81 119,47 46,8 196,81 859,75 128,96 21,49 2084,4
49,03 25,12 97,86%
Tingkat Konsumsi (%) 62,74% 63,86% 85,89% 50,7% 11,94%
% %
Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit Normal
Interpretasi
Berat Berat Berat Berat Berat Berat Berat

PERBANDINGAN TOTAL ASUPAN LUAR RUMAH SAKIT DENGAN KEBUTUHAN


MINGGU - SENIN(17- 18MARET 2019)

Kategori  Energi Protein Lemak KH Vit A Vit C Fe Cairan


Asupan Diluar Rumah Sakit 2040
Kebutuhan 2084,4
Tingkat Konsumsi (%) 97,86%
Interpretasi Normal
7. Monitoring dan Evaluasi

MONITORING & EVALUASI PEMORSIAN HARI I


MINGGU – SENIN (17 - 18 MARET 2019)
Dampak Asuhan Asupan Zat Gizi Makro dan Zat Gizi Mikro
Gizi Outcome  

Indicator Outcome Asupan zat gizi makro pada saat recall (17-18 maret 2019), yaitu :

1. Energi 1057,7kalori
2. Protein 76,3gram
3. Karbohidrat 96,5gram
4. Lemak 40,2gram

Asupan zat gizi mikro pada saat recall (17-18 maret 2019), yaitu :

1. Vitamin A435,9 mcg


2. Vitamin C15,4 mg
3. Fe 5,4 mg

Kriteria Berdasarkan asupan recall (17 - 18 maret 2019) tersebut, asupan zat gizi
makro memiliki interpretasi sebagai berikut :

1. Energidefisit berat
2. Protein defisit berat
3. Karbohidratdefisit berat
4. Lemak  defisit berat

Berdasarkan asupan recall (17 - 18 maret 2019) tersebut, asupan zat gizi
mikro memiliki interpretasi sebagai berikut :

1. Vitamin A kelebihan
2. Vitamin C defisit berat
3. Fe  defisit berat

Dokumentasi Pada 1. Setelah dilakukan intervensi pada klien dan


Monitoring Evaluasi dilakukan recall (16sore -17 siang2019)
  Kujungan ,diketahui hasil dari asupan zat gizi makro
  Awal sebagai berikut :
    a) Asupan energi total pasien saat dilakukan
    recall tanggal16sore -17 siang2019 yaitu
  556,9 kalori (33,03% dari total kebutuhan
  energi 1685,81 kalori)dengan interpretasi
defisit berat.
b) Asupan lemak total Tn. Y saat dilakukan
recall tgl 16sore -17 siang2019 yaitu
20,4gram (43,58% dari total lemak
kebutuhan yaitu 46,8 gram)dengan
interpretasi defisit berat.
c) Asupan protein total Tn. Y saat dilakukan
recall tgl 16sore -17 siang2019 asupan
proteinnya sebesar 39,4 gram (39,4% dari
protein total kebutuhan yaitu 119,47
gram)dengan interpretasi defisit berat.
d) Asupan karbohidrat total Tn. Y saat
dilakukan recall tgl 16sore -17
siang2019yaitu 53,6 gram (27,23% dari
karbohidrat total kebutuhan yaitu 196,81
gram) dengan interpretasi defisit berat.
2. Setelah dilakukan intervensi pada klien dan
dilakukan recall (17sore -18 siang2019),
diketahui hasil dari asupan zat gizi mikro
sebagai berikut
a. Asupan vitamin A Tn. Y memiliki
interpretasi defisit tingkat berat dengan
%tingkat konsumsi 50,7% dari kebutuhan
kebutuhan vitamin A.

b. Asupan vitamin C Tn. Y memiliki


interpretasi defisit tingkat berat dengan
%tingkat konsumsi 11,94%dari kebutuhan
kebutuhan vitamin C.
c. Asupan besi Tn. Ar memiliki interpretasi
defisit tingkat berat dengan %tingkat
konsumsi 25,12%dari kebutuhan besi
II. Implementasi

“ASSEMENT GIZI (KAMIS 18 OKTOBER 2018)”


B. Assement Gizi
5. Antropometri
AD.1.1 Komposisi/Pertumbuhan tubuh/riwayat berat badan
AD. 1.1.1 Tinggi Badan
 Tinggi badan Tn. Y yaitu 157,9cm didapatkan dengan menggunakan
estimasi tinggi lutut.

AD 1.1.2 Berat Badan


 Berat badan Tn. Y pada tanggal 17 oktober 2018 yaitu 74,67 kg
didapatkan dengan estimasi dengan menggunakan tinggi badan.

AD 1.1.5 Status Gizi


 Estimasi tinggi badan berdasar tinggi lutut
TB (cm) = 69,19 – (0,04 x umur) + (2,02 x TL (cm) )
= 69,19 – (0,04 x 18 ) + (2,02 x 47,5 )
= 69,19 – 7,2 + 95,95
= 157,9 cm

 Estimasi berat badan berdasarkan LILA :


BB (kg) = (3,75 x 31,9) – 43,43
= 74,67 kg

 LLA
Diketahui : LLA pengukuran = 31,5 cm
LLA standar = 26,5 cm
LLA Pengukuran
% Status gizi = x 100
LLA Standar
31,5
= x 100
26,5
= 118,86 % (over weight)
Kesimpulan : Tn. Y untuk status gizinya termasuk dalam kategori gemuk
Identifikasi : Dari data tersebut diketahui bahwa status gizi Tn. Y menurut LiLA
memiliki status overweight yaitu 118,86%.

6. Biokimia
BD 1.1 Profil Biokimia
BD 1.1.1 Creatinin
 Pada saaat Tn. Y dilakukan pemeriksaan kesehatan creatinin didapatkan
hasil yaitu 0,80 mg/dl
BD 1.1.2 Glukosa Sewaktu
 Pada saaat Tn. Y dilakukan pemeriksaan kesehatan glukosa sewaktu
didapatkan hasil 84 mg/dl
BD 1.1.3ureum
 Pada saaat Tn. YY dilakukan pemeriksaan kesehatan ureum didapatkan
hasil 17 mg/dl

Tabel 2.5 Data Pemeriksaan Biokimia Tanggal 18 Maret 2019


Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Standar Keterangan
Rumah Sakit

WBC 13.93 x10^3/Ul 4.00-10.00 Tinggi

RBC 4.54 x10^3/Ul 4.00-5.00 Normal

PLT 392 x10^3/Ul 150-400 Normal

Sumber : Data Rekam Medik 2019


5 Fisik Klinis
PD 1.1 Nutrition-Focused Physical Findings
PD 1.1.1 Penampilan keseluruhan
 Pasien dapat berkomunikasi dengan baik
 Pasien dapat duduk, atau berbaring di tempat tidur, tetapi tidak bisa berdiri.
Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Fisik Pasien
Tanggal Keadaan fisik

18 Oktober 2018 5. Fisik : lemas


6. Keadaan umum : compos mentis
7. BAK : lancar
8. BAB : lancar
 PD 1.1.2 Tanda-tanda vital
Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Klinis Pasien
Tanggal Jenis Hasil Nilai Normal Keterangan
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan

18 Oktober 2018 Tekanan darah 120/70 mmHg 110/65 mmHg Prehipertensi

Nadi 85x/menit 75-105 x/menit Normal

Suhu 36,50C 36,1 – 37,2 0C Normal

Respirasi 20x/menit 18-26 x/menit Normal

Identifikasi : Dari data tersebut diketahui bahwa tekanan darah Tn. Y masuk
kedalam kategori Prehipertensi, denyut nadi Tn.Y masuk kedalam kategori Normal,
suhu tubuh Tn. Y masuk kedalam kategori normal dan pada pemeriksaan
pernafasan (RR) Tn. Y masuk kedalam kategori nafas Normal.

7. Dietary History (Riwayat Gizi)


FH 1.1.1 Asupan Energi
FH 1.1.1.1 Asupan Energi Total
 Asupan energi total pasien saat dilakukan recall tanggal17sore -18
siangsiangmaret 2019 yaitu 1057,7 kalori (62,74% dari total kebutuhan
energi 1685,81 kalori)

Identifikasi : Dari hasil tersebut diketahui bahwa asupan energi total Tn. Y masuk
kedalam kategori defisit berat dengan tingkat konsumsi 62,74% dari kebutuhan
energi 1685,81 kalori.

FH.1.2. Asupan Makanan dan minuman


FH 1.2.1 Asupan Cairan/Minuman
FH 1.2.1.1 Jumlah Cairan Melalui Oral
 Ny M mengkonsumsi cairan atau air putih sebanyak 600 ml
Identifikasi : Asupan cairan Tn. Y sebanyak 600 ml sedangkan untuk kebutuhan
cairan Tn. Y yaitu 2.084,4 ml.
FH 1.2.2 Asupan Makanan
FH 1.2.2.2 Jenis Makanan
 Makanan yang dikonsumsi Tn. Y dalam bentuk makanan biasa

FH 1.2.2.3 Pola Makan


 Pola makan Tn. Y saat sebelum masuk rumah sakit yaitu 3x makanan utama
dalam sehari dan terkadang diselingi dengan snack

FH 1.2.2.5 Variasi Makanan


 Makanan yang dikonsumsi Tn. Y kurang bervariasi karena pasien tidak suka
mengkonsumsi sayuran.
Identifikasi : Dari data tersebut diketahui bahwa untuk makanan yang
dikonsumsi Tn. Y berdasarkan riwayat makannnya dahulu kurang bervariasi,
karena jenis makanan yang dikonsumsi kurang sayuran.

FH 1.5 Asupan Zat Gizi Makro


FH 1.5.1 Asupan Lemak
FH 1.5.1.1 Lemak Total
 Asupan lemak total Tn. Y saat dilakukan recall tgl 17sore -18
siangsiangmaret 2019yaitu 40,2gram (85,89% dari total lemak kebutuhan
yaitu 46,8 gram)

FH 1.5.2 Asupan Protein


FH 1.5.2.1 Protein Total
 Asupan protein total Tn. Y saat dilakukan recall tgl 17sore -18 siangsiangmaret
2019asupan proteinnya sebesar 76,3 gram (63,86% dari protein total kebutuhan yaitu
119,47 gram)

FH 1.5.3 Asupan Karbohidrat


FH 1.5.3.1 Karbohidrat Total
 Asupan karbohidrat total Tn. Y saat dilakukan recall tgl 17sore -18 siangsiangmaret
2019yaitu 96,5 gram (49,03% dari karbohidrat total kebutuhan yaitu 196,81 gram)
Identifikasi : Dari data tersebut diketahui bahwa asupan zat gizi makro yaitu :
d. Asupan lemak total Tn. Y memiliki interpretasi defisit ringandengan
%tingkat konsumsi 85,89% dari kebutuhan lemak total.
e. Asupan protein total Tn. Y memiliki interpretasi defisit berat dengan
%tingkat konsumsi 63,86% dari kebutuhan protein total.
f. Asupan karbohidrat total Tn. Y memiliki interpretasi defisit berat dengan
%tingkat konsumsi 49,03% dari kebutuhan karbohidrat total.

FH 1.6 Asupan Zat Gizi Mikro


FH 1.6.1 Asupan Vitamin
FH 1.6.1.1 Vitamin A
 Asupan Vitamin A total Tn. Y saat dilakukan recall tgl17sore -18 siangsiangmaret
2019yaitu 435,9 mcg(50,7 % dari kebutuhan vitamin A yaitu 859,75 mcg)
FH 1.6.1.2 Vitamin C
 Asupan Vitamin C total Tn. Y saat dilakukan recall tgl 17sore -18 siangsiangmaret
2019yaitu 15,4mg( 11,94% dari kebutuhan vitamin C yaitu 128,96 mg)

FH 1.6.2 Asupan Mineral/Elemen


FH 1.6.2.3 Besi
 Asupan besi Tn. Y saat dilakukan recall tgl 17sore -18 siangsiangmaret 2019yaitu 5,4
mg (25,12% dari kebutuhan natrium yaitu 21,49 mg)

Identifikasi : Dari data tersebut diketahui bahwa asupan zat gizi makro yaitu :
d. Asupan vitamin A Tn. Y memiliki interpretasi defisit berat dengan %tingkat
konsumsi 50,7% dari kebutuhan kebutuhan vitamin A.
e. Asupan vitamin C Tn. Y memiliki interpretasi defisit berat dengan %tingkat
konsumsi 11,94% dari kebutuhan kebutuhan vitamin C.
f. Asupan natrium Tn. Y memiliki interpretasi defisit berat dengan %tingkat
konsumsi 25,12% dari kebutuhan natrium.
FH 3.1 Penggunaan Obat-obatan atau obat alternative/pelengkap
FH 3.1.1 Suplemen Obat dan Jamu
FH 3.1.1.1 Penggunaan Obat yang diresepkan
 -
FH 4.1 Pengetahuan/Keterampilan Terkait Makanan dan Zat Gizi
FH 4.1.1 Area dan Tingkat Pengetahuan
 Tn. Y maupun orang tuanya sebelum masuk rumah sakit belum pernah
mendapatkan edukasi tentang gizi terkait jenis bahan makanan yang baik
untuk di konsumsi sesuai dengan penyakitnya saat ini

Identifikasi : Tn. Y dan orang tuanya belum pernah mendapatkan edukasi ataupun
pengetahuan terkait jenis makanan dan minuman yang baik untuk dikonsumsi
sesuai dengan penyakitnya saat ini.

FH 4.2 Kepercayaan dan Sikap


FH 4.2.1 Kesukaan Makanan
 Tn. Y suka mengkonsumsi ikan haruan masak habang, teh dan kopi

Identifikasi :Tn. Y menyukai ikan haruan masak habang, teh dan kopi

FH 5.2 Aktivitas Fisik


FH 5.2.1 Riwayat Aktvitas Fisik
 Dilihat secara fisik pasien tampak lemah, dapat duduk atau berbaring di
tempat tidur.

Identifikasi : Diketahui bahwa Tn. Y tidak dapat berjalan ke wc, secara fisik tampak
lemah.

8. Riwayat Personal
CH 1.1 Data Personal
CH 1.1.1 Umur
 Tn. Y berumur 18 tahun
CH 1.1.2 Jenis Kelamin
 Tn. Y berjenis kelamin laki-laki
 
CH 1.1.3 Suku/Etnik
 Tn. Y termasuk suku dayak

CH 1.1.4 Bahasa
 Bahasa yang digunakan Tn.Y saat dirumah dan melakukan aktivitas sehari-
hari adalah bahasa Indonesia campur bahasa dayak

CH 1.1.5 Kemampuan Membaca


 Tn. Y dapat membaca dengan jelas.

CH 1.1.7 Peran Dalam Keluarga


 Tn. Y seorang mahasiswa dan sebagai anak kandung dari kedua orangtuanya.

CH 1.1.10. Mobilitas
 Tn. Y mampu melakukan pergerakan dan mampu duduk tetapi tidak bisa
berjalan sendiri, kaki resiko infeksi.

CH 2.1 Riwayat medis/kesehatan pasien/klien/keluarga


CH 2.1 Riwayat medis.kesehatan terkait gizi dari pasien/klien atau keluarga
CH 2.1.1 Keluhan pasien/klien terkait gizi
 Tn. Y mengeluh nyeri pada kaki sebelah kanan di karenakan setelah oprasi.

CH 2.1.14 Lain-Lain Sebutkan


 Tn. Y mengidap penyakit fraktur pada kaki sebelah kanan.

CH 2.2 Perawatan /terapi/pengobatan alternatif


CH 2.2.1 Perawatan / terapi medis
 Tn. Y menerima terapi medis berupa pemberian injeksi ringer lactate.
CH 3.1 Riwayat Sosial
CH 3.1.1 Faktor Sosio Ekonomi
 Tn. Y masuk kedalam golongan ekonomi menengah.

CH 3.1.2 Situasi rumah/hidup


 Tn. Y tinggal bersama kedua orang tuanya.

CH 3.1.5 Letak Geografis Rumah


 Tn. Y tinggal di desa tumbang rungan.

CH 3.1.6 Pekerjaan
 Tn. Yseorrang mahasiswa.

CH 3.1.7 Agama
 Tn. Y ber Agama Islam

Identifikasi : Pasien termasuk kedalam ekonomi menengah , namun perilaku pasien


dalam pemilihan makanan khususnya makanan yang tidak disukai dan akan
berdampak negatif pada kesehatan pasien terlebih bahan makanan yang tidak disukai
merupakan bahan makanan yang banyak sumber serat sehingga dapat memicu
terjadinya sembelit karena kekurangan serat. Saat ini Tn. Y diberikan beberapa
terapi dari, injeksi untuk mengurangi rasa gejala tersebut.
6 Diagnosa Gizi
f. Domain Intake
2. NI 2.1 Asupan Oral Tidak Adekuat
Berkaitan dengan : Faktor fisiologi, meningkatnya kebutuhan zat gizi
makro dan mikro karena mengalami fraktur kaki
sebelah kanan sehingga nafsu makan Tn. Y berkurang
karena merasakan nyeri pada kaki kanan, selain itu
kurangnya pengetahuan Tn. Y dan orang tuanya
terhadap jumlah atau porsi bahan makanan yang
sebaiknya dikonsumsi melalui oral atau secara
langsung melalui mulut khususnya zat gizi makro dan
mikro, sesuai dengan kebutuhan zat gizi Tn. Y
Dibuktikan dengan : Berdasarkan hasil recall yaitu :
a. Asupan energi total pasien saat dilakukan recall
tanggal17sore -18 siangsiangmaret 2019 yaitu 1057,7
kalori (62,74% dari total kebutuhan energi 1685,81
kalori)dengan interpretasi defisit berat.
b. Asupan lemak total Tn. Y saat dilakukan recall tgl
17sore -18 siangsiangmaret 2019 yaitu 40,2 gram
(85,89% dari total lemak kebutuhan yaitu 46,8
gram)dengan interpretasi Ringan.
c. Asupan protein total Tn. Y saat dilakukan recall tgl
17sore -18 siangsiangmaret 2019 asupan proteinnya
sebesar 76,3 gram (63,86% dari protein total kebutuhan
yaitu 119,47 gram)dengan interpretasi defisit berat.
d. Asupan karbohidrat total Tn. Y saat dilakukan recall tgl
17sore -18 siangsiangmaret 2019 yaitu 96,5 gram
(49,03% dari karbohidrat total kebutuhan yaitu 196,81
gram)dengan interpretasi defisit berat.
e. Asupan Vitamin A total Tn. Y saat dilakukan recall
tgl17sore -18 siangsiangmaret 2019 yaitu 435,9
mcg(50,7 % dari kebutuhan vitamin A yaitu 859,75
mcg) dengan interpretasi defisit berat.
f. Asupan Vitamin C total Tn. Y saat dilakukan recall tgl
17sore -18 siangsiangmaret 2019 yaitu 15,4 mg(
11,94% dari kebutuhan vitamin C yaitu 128,96 mg)
dengan interpretasi defisit berat.
g. Asupan besi Tn. Y saat dilakukan recall tgl 17sore -18
siangsiangmaret 2019 yaitu 5,4 mg (25,12% dari
kebutuhan natrium yaitu 21,49 mg) dengan interpretasi
defisit berat.

g. Domain Klinis
3. NC 2.2 Perubahan Nilai Laboratorium terkait gizi
Berkaitan dengan : Terjadinya fraktur kaki sebelah kanan yang di derita
oleh Tn. Y sehingga mengalami perubahan pada sistem
tubuh.
Dibuktikan dengan : Hasil pemeriksaan biokimia, WBC
13,93x10^3/Ulmasuk kedalam kategori Tinggi.

4. NC 2.3 Interkasi Obat dan Makanan


Berkaitan dengan : Terjadinya fraktur kaki sebelah kanan yang di derita
oleh Tn. Y dan diberikan injeksi ringer lactate sehingga
membuat nafsu makan Tn. Y menurun.
Dibuktikan dengan : akibat efek samping dari injeksi
ringer lactate yaitu Nyeri dada, detak jantung abnormal,
penurunan tekanan darah, kesulitan bernafas, batuk,
bersin, ruam, gatal-gatal dan sakit kepala.

h. Domain Perilaku
2. NB 1.1 Kurang Pengetahuan Terkait Makanan dan Zat Gizi
Berkaitan dengan : Kurangnya pengetahuan Tn. Y dan kedua orang tuanya
terkait informasi makanan dan zat gizi yang baik atau
sesuai untuk dikonsumsi.
Dibuktikan dengan : Tn. Y lulusan SMA dan seorang mahasiswa.
 Prioritas Diagnosis Gizi
Domain Intake
Asupan oral inadekuat, Tn.Y memiliki asupan zat gizi makro yang mengalami defisit
berat yaitu asupan energi, protein, lemak, karbohidrat. Selain asupan zat makro, pada
asupan zat mikro Tn. Y juga mengalami defisit berat seperti pada vitamin A, vitamin
C dan besi. Oleh karena itu diperlukan perbaikan zat gizi, sehingga saat ini Tn. Y
melakukan diet TKTP dengan memperhatikan syarat dan prinsip untuk diet TKTP
serta diberikan makanan yang mengandung tinggi energi, tinggi protein, zat besi dan
vitamin C untuk mencegah anemia yang rawan terjadi selain itu diberikan makanan
yang mendukung metabolisme pembentukan sel darah merah seperti vitamin A dan
asam folat serta kalium untuk keseimbangan cairan dan menekan hipertensi. Selain itu
hal lain yang perlu dilakukan adalah memberikan edukasi gizi kepada Tn. Y beserta
kedua orang tuanya tentang makanan yang sebaiknya dihindari sesuai dengan
penyakitnya saat ini serta membantu keluarga Tn. Y untuk mengatur menu makan
dalam sehari dari jenis, jumlah atau porsi yang dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan
gizi Tn. Y serta sesuai dengan penyakit yang di derita Tn. Y yaitu fraktur.

i. Intervensi
D. Tujuan Diet
(Jangka pendek 1-2 hari)
10. Meningkatkan asupan energi yang defisit
11. Meningkatkan asupan karbohidrat yang defisit
12. Meningkatkan asupan protein yang defisit
13. Meningkatkan asupan lemak yang defisit
14. Mengontrol prehipertensi
15. Mengontrol mual pada pasien
16. Memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan zat gizi pasien untuk memenuhi
zat gizi makro dan zat gizi mikro (Vitamin C, Fe,, dan Vitamin A)
17. Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku terhadap pemilihan makanan yang
dikonsumsi pasien
18. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya terkait makanan yang
sebaiknya dikonsumsi dan makanan yang dihindari.
(Jangka panjang)
3. Menjadikan berat badan pasien menjadi normal.
4. Membantu kesembuhan penyakit pasien

E. Jenis Diet
Diet TKTP

F. Perhitungan Zat Gizi dan Cairan


Diketahui :
5. BB : 74,67 kg
6. TB : 157,9 cm
7. LiLA : 47,5 cm
8. LiLA/u : 118,86% (overweight)

c. Kebutuhan Energi
BEE =66 + (13,7 x BB) + (5 x TB)- (6,8 x U)
=66 + (13,7x 74,67) + (5 x 157,9) -(6,8 x 18)
=66 + 1022,97 + 789,5 – 122,4
= 1756,06 kalori
TEE = BEE x FA X FI
FA = 1,0 (Tirah Baring)
FI = 1,2 (Infeksi ringan)
TEE = 1756,06 x 1,2 x 1,2
TEE = 2107,27 kkal
Pemberian makanan secara bertahap:
Energi = 80% x 2107,27 = 1685,81kkal
10
10% = x 1685,81kkal = 168,58 kkal = 1517,22 – 1854,39 kkal
100

d. Kebutuhan Zat Gizi Makro


KH = 46,7% x 1685,81 / 4 gram = 196,81 gram

10
±10% = x 196,81 gram = 12,73 gram = 177,13 – 216,49 gram
100
1149,34 x 4
P = 2,0 x 74,67kg (BB) = x 100 %=28,3 %
2107,27

= 149,34

P = 80% x 149,34 / 4 gram = 119,47 gram

10
±10% = x 119,47 gram = 11,94 gram = 107,52 – 131,41 gram
100

L = 25% x 1685,81 / 9 = 46,8 gram

10
±10% = x 46,8 gram = 4,68 gram = 41,8 – 51,8 gram
100

e. Kebutuhan Zat Gizi Mikro


BBA
a. Fe = x Fe (Akg)
BB Standar
74,67
= x 15 mg
52,11
= 21,49 mg
10
±10 = x 21,49 mg
100
= 2,14 mg
= 19,35 – 23,63 mg

BBA
b. Vitamin C = x Vitamin C (Akg)
BB Standar
74,67
= x 90 mg
52,11
= 128,96 mg
10
±10 = x 128,96 mg
100
= 12.89
= 116,07 – 141,85 mg
BBA
c. Vitamin A = x Vitamin A (Akg)
BB Standar
74,67
= x 600 mcg
52,11
= 859,75 mcg
10
±10 = x 859,75 mcg
100
= 85,37
= 774,41 – 945,09 mcg
f. Perhitungan Cairan
BBI = (TB – 100) – 10% (TB – 100%)
= (157,9 – 100) – 10% (157,9 – 100)
= (57,9) – 10% (57,9)
= 57,9 – 5,79
= 52,11 kg
Kebutuhan pasien dewasa menurut 16-30 tahun (18 tahun) adalah 40 ml / kg BBI
Kebutuham cairan = 40 ml x 52,11kg
= 2084,4 ml = 2,1 liter
Perhitungan infus ringer lactate = 20 tpm
= 20 x 60 x 24
= 28800
20
= 1.440 ml
Kebutuhan cairan = 2084,4 – 1440 = 676 ml (dari luar infus)
Balance cairan = 250 ml x 6 = 1500 – (berat bersih popok)
= 1500 – 600
= 900 ml

J. Prinsip Diet
a. Energi tinngi
b. Protein tinggi
c. Lemak cukup
d. Karbohidrat cukup
e. Fe cukup
f. Natrium cukup
g. Vitamin A cukup
h. Vitamin C cukup
i. Cairan cukup
K. Syarat Diet
13. Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB untuk mencegah pemecahan protein yang
diberikan bertahap sesuai dengan kemampuan pasien yaitu sebesar 1685,81kkal.
14. Protein tinggi, yaitu 2,0-25 g/kg BB diberikan tinggi sebesar 119,47 gram,
diutamakan yang bernilai biologis tinggi untuk mengganti protein yang hilang
akibat peningkatan kebutuhan akibat dari perusakan jaringan. Protein juga
berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan dan pembentukan hormon.
15. Lemak cukup, yaitu 10-25% diberikan sebesar 46,8 gram, dalam bentuk mudah
dicerna untuk mempertahankan fungsi imun dan proses sintesis lemak.
16. Karbohidrat cukup diberikan sebesar 196,81 gram, berfungsi untuk
menyediakan energi yang bisa digunakan langsung oleh tubuh untuk melakukan
aktivitas. Utamakan sumber karbohidrat kompleks untuk memberikan rasa
kenyang yang lebih lama dan mencegah terjadinya konstipasi.
17. Fe diberikan cukup sebesar 21,49 mg, untuk membantu menjaga sel darah
merah tetap dalam batas normal dan mencegah anemia.
18. Vitamin C diberikan cukup sebesar 128,96 mg , untuk membantu penyerapan
zat besi dalam tubuh.
19. VitaminA diberikan cukup sebesar 859,75 mcg, untuk membantu pembentukan
sel darah merah.
20. Tidak menggunakan bumbu berbau tajam, pedas dan rasa asam seperti cabe dan
merica.
21. Bentuk makanan tidak dalam bentuk cair karena dapat merangsang mual dan
muntah.
22. Bentuk makanan di sesuaikan dengan keadaan penyakit dan kemampuan pasien
23. Hidangan makanan menarik dan mengundang selera makan
24. Memberikan informasi makanan apa saja yang harus dipenuhi

L. Bentuk Makanan
Makanan yang diberikan dalam bentuk makanan nasi biasa (NB)

M. Frekuensi
Pasien diberikan 3 kali makanan utama yaitu makan pagi,siang dan malam
N. Rute
Makanan diberikan dalam rute oral

O. Edukasi
Edukasi yang diberikan yaitu berupa konseling pada hari minggu 18maret 2019,
yaitu:
Penjelasan mengenai jenis diet pasien yaitu diet TKTP dan frekuensi makan 2 kali
sehari dengan waktu18 maret sore jam 16.00- 17.00 WIB
Dan 19 maret siang jam 12.00-13.00 WIB.

j. Perencanaan Menu
PEMBAGIAN MENU SEHARI KEDALAM DKBM
SENIN - SELASA (18 – 19 MARET 2019)

Waktu Menu Bahan Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat


Makanan
Senin tgl 18 Nasi 100gr 178 2,1 0,1 40,6
Nasi
Makanan biasa
sore Patin 100 115 12,75 3,33 0
16.00 wib goring Ikan patin
wijen
Tumis 75 51 5,85 3,45 0,3
Tahu
tahu
Asem Buncis 25 8,8 0,6 0,1 1,95
buncis 25 6,3 0,6 0,1 1,05
Kol
Mentimu 25 3 0,2 0 1,62
n
5 0,3 0,1 19,35
Tomat
5
Minyak 4 36,08 0 4 0
TKTP Telur 50gr 81 6,4 5,75 0,35
Jumlah 484,18 48,8 16,93 65,22
Waktu Menu Bahan Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makanan
Selasa tgl Nasi Nasi 100gr 178 2,1 0,1 40,6
19 biasa
Makanan Telur 50gr 81 6,4 5,75 0,35
pagi siram Telur
05.30 wib soun
Sambal Tempe 50gr 74,5 9,3 3,2 6,4
tempe
Cah Wortel 50gr 21 0,6 0,15 4,65
wortel Kacang 100gr 44 2,7 0,3 7,8
panjang
Minyak 5gr 45,1 0 5 0

Jumlah 445,56 21 14,5 59,8

Waktu Menu Bahan Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat


Makanan
Selasa tgl Nasi Nasi 150gr 267 3,15 0,15 60,9
19 biasa
Makanan Nila Ikan nila 100gr 112 17 4,5 0
siang goreng
11.30 wib Tahu Tahu 50gr 34 3,9 2,3 0,3
  serai
  Sayur Kacang 50gr 22 1,4 0,2 3,9
Asam panjang
banjar Labu 50gr 13 0,3 0,1 3,4
siam
Koll 100gr 25,2 1,2 0,1 2,5
Terong 100gr 24 1,1 0,2 5,5
Pisang 75gr 74,25 0,9 0,15 19,35
ambon
Minyak 1gr 9,02 0 1 0
TKTP Telur 50gr 81 6,4 5,75 2,35
Jumlah 590,51 38,3 16,35 72,84
Jumlah 1520,25 108,1 47,78 197,86
keseluruhan
PEMORSIAN HARI KEDUA
SENIN – SELASA (18-19 MARET 2019)
Berat
Waktu Nama Masakan Bahan Makanan Penimbangan Sisa Asupan
Bersih
Nasi biasa Nasi 100 31 69

Senin tgl Patin goreng wijen Ikan patin 137 100 35 102
18 Tumis tahu Tahu 80 0 80
Makanan
sore Asem buncis Buncis 25 15 10
16.00 Kol 25 3 22
wib Mentimun 25 15 10
Tomat 5 5 0
TKTP Telur 50 0 50
Selasa Nasi biasa Nasi 100 0 100
tgl 19
Telur siram soun Telur 50 0 50
Makanan
pagi Sambal tempe Tempe 50 0 50
05.30 Cah wortel Wortel 50 42 8
wib
Kacang panjang 100 81 19
 
 
Nasi biasa Nasi 100 0 100
Selasa Nila gering Ikan nila 118 100 0 100
tgl 19 Tahu serai Tahu
Makanan 50 0 50
siang Sayur Asam banjar Kacang panjang 50 13 37
11.30 Labu siam 50 0 50
wib Koll 100 16 84
  Terong 100 29 71
Pisang ambon 110 75 0 75
 
Telur 50 0 50
ANALISIS ASUPAN ZAT GIZI “PEMORSIAN HARI I”
SENIN - SELASA (18 -19 MARET 2019)
Menu Karbohidra Cairan
Bahan Makanan jumlah Energi Protein Lemak t Vit. A Vit. C Besi
G Kcal G G G µg Mg Mg
Nasi 69 89,7 1,7 0,1 19,7
0,0 0,0 0,3
Ikan patin 102 100 18,5 2,4 0,0
Minggu 28,6 0,0 0,4
tgl 17 Tahu 80 60,8 6,5 3,8 1,5
0,0 0,0 0,6
Makanan
Buncis 10 3,5 0,2 0,0 0,8
sore 6,7 1,0 0,0
16.00 Kol 22 5,5 0,3 0,0 0,9 2,6 10,1 0,0
wib Mentimun 10 1,3 0,1 0,0 0,3 2,1 0,5 0,0
Tomat 0 0 0 0 0
0 0 0
Telur 50 81 6,4 5,75 0,35
95 0,0 0,6

Jumlah 338,3 33,5 11,8 23,8 135 119,7 2,0


Nasi 100 178 2,1 0,1 40,6
0.0 0.0 0.4
Senin tgl Telur 50 81 6,4 5,75 0,35
18 95 0,0 0,6
Tempe 74,5 9,3 3,2 6,4
Makanan 50 0,5 0,0 0,9
pagi Wortel
8 5,3 0,5 0,1 0,5 23,3 0,0 0,1
05.30 Kacang panjang
wib 19 6,6 0,4 0,1 1,5 12,7 1,9 0,1
Jumlah 319 19,1 9,5 39,6 131,5 1,9 2,0
Makanan Nasi 100 178 2,1 0,1 40,6
siang 18 0.0 0.0 0.4
Ikan nila 100 112 17 4,5 0
28,0 0,0 0,4
11.30
Tahu 34 3,9 2,3 0,3
wib 50 0,0 0,0 0,4
Kacang panjang 37 12,9 0,7 0,1 2,9 24,8 3,7 0,1
Labu siam 50 13 0,3 0,1 3,4
14,5 3,0 0,2
Koll 84 20,9 1,2 0,2 3,5 10,1 38,5 0,2
Terong 71 19,9 0,6 0,1 4,7 4,3 0,7 0,1
Pisang ambon 75 69,0 0,8 0,4 17,5 6,0 6,8 0,2
Telur 50 81 6,4 5,75 0,35
95 0,0 0,6
Jumlah 476,3 34,5 11,2 60,9 182,6 52,6 2,6
Total asupan 1056 80,7 27,3 123,8 354,1 66,1 6,0
‘’RECALL DAN ANALISIS ASUPAN ZAT GIZI “MAKANAN LUAR RUMAH SAKIT”
SENIN – SELASA (18 - 19 MARET 2019)
Bahan
Waktu Masakan Berat Energi Protein Lemak KH Vit A Vit C Fe Cairan
Makanan
Minggu tgl 18
Makanan sore 200
16.00 wib Cairan                  
Senin tgl 19
Makanan pagi 200
05.30 wib Cairan                  
Senin tgl 19
Makanan siang 200
11.30 wib Cairan
Total Asupan   600

PERBANDINGAN TOTAL ASUPAN “RUMAH SAKIT & LUAR RUMAH SAKIT” DENGAN KEBUTUHAN
SENIN – SELASA (18 - 19MARET 2019)

Kategori  Energi Protein Lemak KH Vit A Vit C Fe Cairan


Asupan Rumah Sakit 1056 80,7 27,3 123,8 354,1 66,1 6,0 1440
Asupan Luar Rumah Sakit 600
Total Asupan RS + Luar
2040
RS 1056 80,7 27,3 123,8 354,1 66,1 6,0
Kebutuhan 1685,81 119,47 46,8 196,81 859,75 128,96 21,49 2084,4
62,9% 27,91 97,86%
Tingkat Konsumsi (%) 62,64% 67,54% 58,33 41,18% 51,25
%
Interpretasi Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit Normal
Berat Berat Berat Berat Berat Berat Berat

PERBANDINGAN TOTAL ASUPAN “RUMAH SAKIT” DENGAN KEBUTUHAN


SENIN - SELASA(18 - 19MARET 2019)

Kategori  Energi Protein Lemak KH Vit A Vit C Fe Cairan


Asupan Rumah Sakit 1056 80,7 27,3 123,8 354,1 66,1 6,0 2040
Kebutuhan 1685,81 119,47 46,8 196,81 859,75 128,96 21,49 2084,4
62,9% 27,91 97,86%
Tingkat Konsumsi (%) 62,64% 67,54% 58,33 41,18% 51,25
%
Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit Normal
Interpretasi
Berat Berat Berat Berat Berat Berat Berat

PERBANDINGAN TOTAL ASUPAN LUAR RUMAH SAKIT DENGAN KEBUTUHAN


SENIN – SELASA (18 - 19MARET 2019)

Kategori  Energi Protein Lemak KH Vit A Vit C Fe Cairan


Asupan Diluar Rumah Sakit 2040
Kebutuhan 2084,4
Tingkat Konsumsi (%) 97,86%
Interpretasi Normal
8. Monitoring dan Evaluasi

MONITORING & EVALUASI PEMORSIAN HARI I


SENIN – SELASA (18 - 19 MARET 2019)
Dampak Asuhan Asupan Zat Gizi Makro dan Zat Gizi Mikro
Gizi Outcome  

Indicator Outcome Asupan zat gizi makro pada saat recall (18-19 maret 2019), yaitu :

1. Energi 1056 kalori


2. Protein 80,7 gram
3. Karbohidrat 123,8 gram
4. Lemak 27,3 gram

Asupan zat gizi mikro pada saat recall (18-19 maret 2019), yaitu :

1. Vitamin A354,1 mcg


2. Vitamin C66,1 mg
3. Fe 6,0 mg

Kriteria Berdasarkan asupan recall (18-19 maret 2019) tersebut, asupan zat gizi
makro memiliki interpretasi sebagai berikut :

5. Energidefisit berat
6. Protein defisit berat
7. Karbohidratdefisit berat
8. Lemak  defisit berat

Berdasarkan asupan recall (18-19 maret 2019) tersebut, asupan zat gizi
mikro memiliki interpretasi sebagai berikut :

4. Vitamin A kelebihan
5. Vitamin C defisit berat
6. Fe  defisit berat

Dokumentasi Pada 2. Setelah dilakukan intervensi pada klien dan


Monitoring Evaluasi dilakukan recall (17 sore -18 siang2019)
  Kujungan ,diketahui hasil dari asupan zat gizi makro
  Awal sebagai berikut :
    a) Asupan energi total pasien saat dilakukan
    recall tanggal17sore -18 siangmaret 2019
  yaitu 1057,7 kalori (62,74% dari total
  kebutuhan energi 1685,81 kalori)dengan
interpretasi defisit berat.
b) Asupan lemak total Tn. Y saat dilakukan
recall tgl 17sore -18 siangmaret 2019 yaitu
40,2 gram (85,89% dari total lemak
kebutuhan yaitu 46,8 gram) dengan
interpretasi defisit berat.
c) Asupan protein total Tn. Y saat dilakukan
recall tgl 17sore -18siangmaret 2019 asupan
proteinnya sebesar 76,3 gram (63,86% dari
protein total kebutuhan yaitu 119,47 gram)
dengan interpretasi defisit berat.
d) Asupan karbohidrat total Tn. Y saat
dilakukan recall tgl 17sore -18siangmaret
2019 yaitu 96,5 gram (49,03% dari
karbohidrat total kebutuhan yaitu 196,81
gram) dengan interpretasi defisit berat.
3. Setelah dilakukan intervensi pada klien dan
dilakukan recall (17sore -18 siang2019),
diketahui hasil dari asupan zat gizi mikro
sebagai berikut
a) Asupan Vitamin A total Tn. Y saat dilakukan
recall tgl17sore -18 siangsiangmaret 2019
yaitu 435,9 mcg(50,7 % dari kebutuhan
vitamin A yaitu 859,75 mcg) dengan
interpretasi defisit berat.
b) Asupan Vitamin C total Tn. Y saat dilakukan
recall tgl 17sore -18 siangsiangmaret 2019
yaitu 15,4 mg( 11,94% dari kebutuhan
vitamin C yaitu 128,96 mg) dengan
interpretasi defisit berat.
c) Asupan besi Tn. Y saat dilakukan recall tgl
17sore -18 siangsiangmaret 2019 yaitu 5,4
mg (25,12% dari kebutuhan natrium yaitu
21,49 mg) dengan interpretasi defisit berat.
BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

4. OREF
4.1 PENGERTIAN
OREF adalah reduksi terbuka dengan fiksasi internal di mana prinsipnya
tulang ditransfiksasikan di atas dan di bawah fraktur , sekrup atau kawat
ditransfiksi di bagian proksimal dan distal kemudian dihubungkan satu sama
lain dengan suatu batang lain.
Fiksasi eksternal digunakan untuk mengobati fraktur terbuka dengan
kerusakan jaringan lunak . Alat ini memberikan dukungan yang stabil untuk
fraktur kominutif ( hancur atau remuk ) . Pin yang telah terpasang dijaga agar
tetap terjaga posisinya , kemudian dikaitkan pada kerangkanya. Fiksasi ini
memberikan rasa nyaman  bagi pasien yang mengalami kerusakan fragmen
tulang.
4.2 INDIKASI
- Fraktur terbuka grade II dan III
- Fraktur terbuka yang disertai hilangnya jaringan atau tulang yang parah.
- Fraktur yang sangat  kominutif ( remuk ) dan tidak stabil.
- Fraktur yang disertai dengan kerusakan pembuluh darah dan saraf.
- Fraktur pelvis yang tidak bisa diatasi dengan cara lain.
- Fraktur yang terinfeksi di mana fiksasi internal mungkin tidak cocok.
Misal :  infeksi pseudoartrosis ( sendi palsu ).
- Non union yang memerlukan kompresi dan perpanjangan.
- Kadang – kadang pada fraktur tungkai bawah diabetes melitus.

4.3 KEUNTUNGAN DAN KOMPLIKASI


Keuntungan eksternal fiksasi adalah :
Fiksator ini memberikan kenyamanan bagi pasien , mobilisasi awal da
latihan awal untuk sendi di sekitarnya sehingga komplikasi karena disuse dan
imobilisasi dapat diminimalkan
Sedangkan komplikasinya adalah :.
- Infeksi di tempat pen ( osteomyelitis ).
- Kekakuan pembuluh darah dan saraf.
- Kerusakan periostium yang parah sehingga terjadi delayed union atau non 
union .
- Emboli lemak.
- Overdistraksi fragmen.

4.4 PERSIAPAN OREF


- Persiapan psikologis
Penting sekali mempersiapkan pasien secara psikologis sebelum dipasang
fiksator eksternal Alat ini sangat mengerikan dan terlihat asing bagi pasien.
Harus diyakinkan bahwa ketidaknyamanan karena alat ini sangat ringan dan
bahwa mobilisasi awal dapat diantisipasi untuk menambah penerimaan alat
ini, begitu juga keterlibatan pasien pada perawatan terhadap perawatan
fiksator ini.

- Pemantauan terhadap kulit, darah, atau pembuluh saraf.


Setelah pemasangan fiksator eksternal , bagian tajam dari fiksator atau pin
harus ditutupi untuk mencegah adanya cedera akibat alat ini. Tiap tempat
pemasangan pin dikaji mengenai adanya kemerahan , keluarnya cairan,
nyeri tekan, nyeri dan longgarnya pin.Perawat harus waspada terhadap
potensial masalah karena tekanan terhadap alat ini terhadap kulit, saraf, atau
pembuluh darah.
- Pencegahan infeksi
Perawatan pin untuk mencegah infeksi lubang pin harus dilakukan secara
rutin. Tidak boleh ada kerak pada tempat penusukan pin, fiksator harus
dijaga kebersihannya. Bila pin atau klem mengalami pelonggaran , dokter
harus diberitahu. Klem pada fiksator eksternal tidak boleh diubah posisi dan
ukurannya.
- Latihan isometrik
Latihan isometrik dan aktif dianjurkan dalam batas kerusakan jaringan bisa
menahan. Bila bengkak sudah hilang, pasien dapat dimobilisasi sampai
batas cedera di tempat lain. Pembatasan pembebanan berat badan diberikan
untuk meminimalkan pelonggaran puin ketika terjadi tekanan antara
interface pin dan tulang.

5. TATALAKSANA
diet TKTP adalah diet yang mengandung energy dan protein di atas
kebutuhan normal. Diet di berikan dalam bentuk makanan biasa ditambah bahan
makanan sumber protein tinggi seperti susu, telur, dan daging, atau dalam bentuk
minuman enteral TKTP. diet diberikan bila pasien telah mempunyai cukup nafsu
makan dan dapat menerima makanan lengkap. Diet ini sangat berfungsi untuk
pada pasien yang mengalami fraktur tulang, sangat membantu untuk
mempercepat proses untuk mengejar ketertinggalan kecukupan gizi selama sakit
dan mengganti jaringan-jaringan yang rusak jumlah minilam pemberian zat
giziEnergi 40-45 kkal/kg bb dengan kebutuhan menurut berat badan, Protein 2,0-
2,5 g/kg bb dari energi total, Lemak 10-25% dari energi total, Karbohidrat sisa
dari energi tota, mineral dan vitamin secukupnya

5.1 indikasi pemberian diet TKTP


1. Kurang energi protein (KEP)
2. Sebelum dan sesudah oprasi tertente multi trauma, serta selama
radioterapi dan kemoterapi
3. Luka bakar berat dan baru sembuh dari penyakit dengan panas tinggi.
4. Hipertiroid, hamil, dan post partum dimana kebutuhan energi dan
protein meningkat.

5.2 Tujuan pemberian diet TKTP


1. Mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal

2. Mempercepat proses penyembuhan luka operasi


3. Meningkatkan daya tahan tubuh pasien

5.3 makanan yang di anjurkan


Sumber karbohidrat Nasi, roti, mi, makroni dan hasil olah tepung-
tepungan lain, seperti cake, tarcis, pudding,
dan pastri, dodol, ubi, karbohidrat sederhana
seperti gula pasir.
Sumber protein Daging sapi, ayam, ikan telur, susu, dan hasil
olahan seperti keju dan yogurt custard dan es
krim.
Sumber protein nabati Semua jenis kacang-kacangan dan hasil
olahannya seperti tempe, tahu.
Sayur Semua jenis sayuran jenis B, seperti bayam,
buncis, daun singkong, kancang panjang, labu
siam dan wortel rebus, dikukus dan di tumis
Buah-buahan Semua jenis buah segar, buah kaleng, buah
kering dan jus buah
Lemak dan minyak Minyak goring, mentega margarine, santan
encer, salad dessing
Bumbu Bumbu tidak tajam, seperti bawang merah,
bawang putih, laos, salam, dan kecap
5.4 makanan yang tidak di anjurkan

Sumber protein Dimasak dengan banyak minyak atau


kelapa/santan kental.
Sumber protein Dimasak dengan banyak minyak atau
nabati kelapa/santan kental.
Sayuran Dimasak dengan banyak minyak atau
kelapa/santan kental.
Lemak dan minyak Santan kental.
Minuman Minuman rendah energi.
Bumbu Bumbu yang tajam, seperti cabe dan merica.

Gambar 5.5 Dibawah Contoh Menu Sehari


PAGI
Bahan Berat
makanan
Nasi 100gr
Ayam 100gr`
Tempe 75gr
Gambas 50gr
Wortel 50gr

SIANG
Bahan Berat
makanan
Nasi 100gr
Ikan patin 100gr
Tahu 50gr
Kacang 25gr
panjang
Jagung manis 25gr
Labu air 25gr
Pisang ambon 75gr
Telur 50gr

SORE
Bahan Berat
makanan
Nasi 100gr
Ikan nila 100gr`
Tempe 75gr
Kentang 50gr
wortel 50gr
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Asuhan Gizi Hari I (18 Oktober 2019)
a. Recall 24 jam
Tabel 5.1 Recall I (17- 18 Maret 2019)
Zat Gizi Asupan Gizi Kebutuhan Tingkat Interpretasi
Konsumsi (%)
Energi (kalori) 1057,7 1685,81 62,74% Defisit berat
Protein (gram) 76,3 119,47 63,86% Defisit berat
Lemak (gram) 40,2 46,8 85,89% Defisit berat
Karbohidrat (gram) 96,5 196,81 49,03% Defisit berat
Fe (mg) 5,4 21,49 25,12% Defisit berat
Vitamin A (mcg) 435,9 859,75 50,7% Defisit berat
Vitamin C (mcg) 15,4 128,96 11,94% Defisit berat

b. Antropometri
Tabel 5.2 Antropometri
No Hari/Tanggal Indikator
Berat Tinggi BBI LLA Status gizi
badan badan (kg) (cm)
estimasi estimasi
(kg) (cm) LLA/U
1 17maret 2019 74,67 157,9 52,1 31,5 118,86
1

c. Hasil Biokimia
Tabel 5.3 Data Pemeriksaan Biokimia Tanggal 17 maret 2019
Nilai Normal Standar
Pemeriksaan Hasil Keterangan
Rumah Sakit

Glukosa Sewaktu 84 mg/dl <200 mg/dl Normal

Creatinin 0,80 mg/dl 0,7 – 1,5 mg/dl Normal

Ureum 17 21-53 mg/dl Rendah

d. Pemeriksaan Fisik
Tabel 5.5 Hasil Pengamatan Fisik 17maret 2019
Tanggal Keadaan fisik

17Maret 2019 5. Fisik : lemas


6. Keadaan umum : composmentis
7. BAK : lancar
8. BAB : lancar

e. Pemeriksaan Klinis
Tabel 5.6 Hasil Pengamatan Klinis 17maret 2019
Tanggal Jenis Hasil Nilai Normal Keterangan
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan

17maret 2019 Tekanan darah 120/70 mmHg 110/65 mmHg Prehipertensi

Nadi 85x/menit 75-105 x/menit Normal

Suhu 36,50C 36,1 – 37,2 0C Normal

Respirasi 20x/menit 18-26 x/menit Normal

f. Pengobatan
Tabel 5.7 Pengobatan / Tindakan Yang Diberikan 17maret 2019
Hari/Tanggal Obat Yang Diberikan Dosis

Kamis 18 Oktober 2018 Infus Ringer lactate 20 tpm

g. Monitoring Evaluasi Makanan Pasien


Tabel 5.8 Asupan Pasien 17maret 2019
Zat Gizi Asupan Gizi Kebutuhan Tingkat Interpretasi
Konsumsi (%)
Energi (kalori) 1057,7 1685,81 62,74% Defisit berat
Protein (gram) 76,3 119,47 63,86% Defisit berat
Lemak (gram) 40,2 46,8 85,89% Defisit berat
Karbohidrat (gram) 96,5 196,81 49,03% Defisit berat
Fe (mg) 5,4 21,49 25,12% Defisit berat
Vitamin A (mcg) 435,9 859,75 50,7% Defisit berat
Vitamin C (mcg) 15,4 128,96 11,94% Defisit berat

2. Asuhan Gizi Hari II (18maret 2019)


a. Recall 24 jam
Tabel 5.1 Recall I (18- 19Maret 2019)
Zat Gizi Asupan Gizi Kebutuhan Tingkat Interpretasi
Konsumsi (%)
Energi (kalori) 1056 1685,1 62,64% Defisit berat
Protein (gram) 80,7 119,47 67,54% Defisit berat
Lemak (gram) 27,3 46,8 58,33% Defisit berat
Karbohidrat (gram) 123,8 196,81 62,9% Defisit berat
Fe (mg) 6,0 21,49 27,91% Defisit berat
Vitamin A (mcg) 354,1 859,75 41,18% Defisit berat
Vitamin C (mcg) 66,1 128,96 51,25% Defisit berat

b. Antropometri
Tabel 5.2 Antropometri
No Hari/Tanggal Indikator
Berat Tinggi BBI LLA Status gizi
badan badan (kg) (cm)
estimasi estimasi
(kg) (cm) LLA/U
1 17maret 2019 74,67 157,9 52,1 31,5 118,86
1

c. Hasil Biokimia
Tabel 5.3 Data Pemeriksaan Biokimia Tanggal 18 maret 2019
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Standar Keterangan
Rumah Sakit

WBC 13.93 x10^3/Ul 4.00-10.00 Tinggi

RBC 4.54 x10^3/Ul 4.00-5.00 Normal

PLT 392 x10^3/Ul 150-400 Normal

d. Pemeriksaan Fisik
Tabel 5.5 Hasil Pengamatan Fisik 17maret 2019
Tanggal Keadaan fisik

18Maret 2019 9. Fisik : lemas


10. Keadaan umum : composmentis
11. BAK : lancar
12. BAB : lancar

e. Pemeriksaan Klinis
Tabel 5.6 Hasil Pengamatan Klinis 17maret 2019
Tanggal Jenis Hasil Nilai Normal Keterangan
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan

18maret 2019 Tekanan darah 120/70 mmHg 110/65 mmHg Prehipertensi

Nadi 85x/menit 75-105 x/menit Normal

Suhu 36,50C 36,1 – 37,2 0C Normal

Respirasi 20x/menit 18-26 x/menit Normal

f. Pengobatan
Tabel 5.7 Pengobatan / Tindakan Yang Diberikan 17maret 2019
Hari/Tanggal Obat Yang Diberikan Dosis

Kamis 18 Oktober 2018 Infus Ringer lactate 20 tpm

g. Monitoring Evaluasi Makanan Pasien


Tabel 5.8 Asupan Pasien 17maret 2019
Zat Gizi Asupan Gizi Kebutuhan Tingkat Interpretasi
Konsumsi (%)
Energi (kalori) 1056 1685,1 62,64% Defisit berat
Protein (gram) 80,7 119,47 67,54% Defisit berat
Lemak (gram) 27,3 46,8 58,33% Defisit berat
Karbohidrat (gram) 123,8 196,81 62,9% Defisit berat
Fe (mg) 6,0 21,49 27,91% Defisit berat
Vitamin A (mcg) 354,1 859,75 41,18% Defisit berat
Vitamin C (mcg) 66,1 128,96 51,25% Defisit berat

B. Pembahasan
Usaha yang dilakukan dalam pemenuhuan kebutuhan gizi untuk pasien rawat inap
dilakukan melalui pelayanan gizi dengan menyediakan makanan atau diet kepada pasien.
Bagi sejumlah pasien dengan penyakit berat, upaya pelayanan gizi tersebut tidak dapat
dilaksanakan secara maksimal, karena berbagai keterbatasan pada penerimaan,
pencernaan dan penyerapan berbagai zat gizi pada makanan di dalam tubuh.
Pada praktek lapangan mata kuliah Dietetik Penyakit Tidak Menular, saya
mendapatkan bagian untuk melakukan asuhan gizi di ruang Dahlia atau ruangan pra atau
post oprasi. Hal yang saya lakukan pada hari pertama adalah melakukan skrining pada
semua pasien yang baru dirawat atau baru masuk rumah sakit, tujuan saya melakukan
skrining adalah untuk mengetahui tingkat tingkat keparahan penyakit yang dialami
pasien, serta menentukan diet apa sebaiknya yang dijalani pasien dengan kondisi
penyakitnya saat ini.
Di ruang Dahlia ini saya mengambil 1 pasien untuk dilakukan asuhan gizi, pasien
saya masuk rumah sakit diruangan edelweiss tanggal 16Maret 2019 pada pukul 11.00
WIB pada jam 17.02 diartar ke ruang Dahlia, pasien saya adalah seorang pria dewasa
bernama Tn. Y berusia 18 tahun masuk rumah sakit dengan keluhannyeri pada kaki
sebelah kanan (+), luka post oref tampak basah (+). Gangguan Mobilitas fisik pasien saat
ini tidak dapat berdiri.di diagnosa dokter mengalami fraktur kaki.
OREF adalah reduksi terbuka dengan fiksasi internal di mana prinsipnya tulang
ditransfiksasikan di atas dan di bawah fraktur , sekrup atau kawat ditransfiksi di bagian
proksimal dan distal kemudian dihubungkan satu sama lain dengan suatu batang lain.
Saya melakukan asuhan gizi pada Tn. Y selama 2 hari sejak tanggal 17-18maret
2019 sampai dengan tanggal 18-19maret 2019 , berikut hasil asuhan gizi yang saya
lakukan selama 2 hari :

a. Skrining
Pasien Tn. Y dilakukan skirining awal menggunakan skrining MST pada
tanggal 17 Oktober 2018 untuk mengetahui resiko yang ditimbulkan dari
penyakitnya saat ini, saat dilakukan skrining perolehan skor yang didapatkan
yaitu dengan kesimpulan resiko rendah, dari hasil tersebut diketahui bahwa
pasien lemas, kemudian pasien mengalami nyeri pada kaki kanan berdasarkan
pengakuan Tn. Y. Selain itu nafsu makan Tn. Y dalam kondisi yang baik,
tetapi tidak terlalu bias makan banyak.

b. Antropometri
Pada asuhan gizi I saya melakukan tidak melakukan pengukuran tinggi
badan dan berat badan karena kondisi Tn. Y saat ini yang tidak bisa berdiri
maka dari itu saya mengestimasi tinggi badan dan berat badan Tn. Y.
Pengukuran LiLA digunakan untuk menentukan status gizi dan pengukuran
tinggi lutut untuk mengestimasi tinggi badan dan berat badan dengan ketelitian
masing-masing 0,1 cm. Kemudian untuk status gizi Tn. Y berdasarkan LiLA
memiliki hasil overweight.
Pada asuhan gizi II saya tidak melakukan pengukuran berat badan dan
tinggi badan karena pada saat itu Tn.Y tidak dapat berdiri. Jika dilakukan
dengan mengestimasi lagi, hasil yang didapatkan tidak akurat atau bias.

c. Biokimia
Pada asuhan gizi Ihasil pemeriksaan laboratorium yang saya lihat dari
rekam medik pasien terdapat creatinin normal, glukosa sewaktu normal, ureum
rendah.

d. Pemeriksaan fisik
Pada asuhan gizi Ihasil pengamatan pasien untuk pemeriksaan fisik
diketahui bahwa fisik pasien masih dalam keadaan lemas, keadaaan umum
pasien saat ini yaitu composmentis atau masih dalam keadaan sadar, untuk
buang air kecil dan buang air besar lancar dalam kondisi yang lancar.
Pada asuhan gizi IIhasil pengamatan pasien untuk pemeriksaan fisik
hari selanjutnya diketahui bahwa fisik pasien masih dalam keadaan lemas,
keadaaan umum pasien saat ini yaitu compos mentis atau masih dalam
keadaan sadar, untuk buang air kecil dan buang air besar pasien masih dalam
kondisi yang lancar

e. Pemeriksaan klinis
Pada asuhan gizi I hasil pengamatan pasien untuk pemeriksaan klinis
pasien diketahui bahwa tekanan darah pasien masuk keedalam kategori pre
hipertensi, Nadi normal, suhu normal, respirasi normal.

f. Pengobatan
Pada asuhan gizi Ipada pemberian obat pada asuhan gizi yang
pertama pasien mendapatkan injeksi ringer lactate, Ringer laktat adalah cairan
infuse yang biasa digunakan pada pasien dewasa dan anak anak sebagai
sumber elektrolit dan air untuk hidrasi.Harus dipertimbangkan adanya ion
kalsium dalam larutan ini ketika fosfat terdapat dalam larutan adiktif, untuk
menghindari pengendapan. Beberapa aditif mungkin tidak kompatibel, efek
samping yang akan dirasakan pasien ialah Nyeri dada, detak jantung
abnormal, penurunan tekanan darah, kesulitan bernafas, batuk, bersin, ruam,
gatal-gatal dan sakit kepala.

g. Monitoring evaluasi makanan pasien


Perkembangan asupan makan dapat dilihat dari banyaknya makanan/zat
gizi yang dikonsumsi oleh pasien. Apabila asupan meningkat maka
menunjukkan keadaan pasien sudah mulai membaik namun apabila asupannya
menurun maka keadaan pasien kurang baik.Pemberian makanan yang adekuat
akan membantu proses penyembuhan.
Evaluasi makanan pasien dilakukan 2 hari berturut-turut mulai tanggal
17sore-18siang sampai dengan 18sore-19siangmaret 2019. Untuk mengetahui
asupan makanan pasien dilakukan dengan 2 metode yaitu food weight untuk
makanan dari rumah sakit dan recall 24 jam untuk asupanan makanan dari luar
rumah sakit.

1. Asuhan Gizi
1200

1000

800

600
Asupan 16-17 maret 2019
Asupan 17-18 maret 2019
400 Asupan 18-19 maret 2019

200

0
fe
Vi rat

C
gi

P k

oh n

Vi n A

n
a

i
Ka rote

ira
er

in
m

id

i
m
En

m
Le

ca
ta
ta
rb

Grafik 5.1 %Tingkat Konsumsi Recall dan Asupan Pasien

Pada grafik 5.1 tersebut terlihat %tingkat konsumsi pasien saat sebelum masuk rumah
sakit dan setelah masuk rumah sakit. Untuk recall yang saya ambil adalah makanan pasien
masuk rumah sakit yaitu dari pagi tanggal 17sore-18siang maret 2019 sampai 18sore –
19siang maret 2019, dari hasil recall tersebut untuk asupan zat gizi makro terdapat zat gizi
yang memiliki interpretasi defisit berat yaitu pada asupan karbohidrat, protein, lemak.
Kemudian untuk asupan zat gizi mikro seperti besi, Vitmain C, dan vitamin A, memiliki
interpretasi defisit berat, untuk asupan energi memiliki interpretasi defisit berat. Dari hasil
recall tersebut banyak zat gizi yang mengalami defisit berat. Hal itu karena Tn. Y setiap
makan mengalami kurang nafsu makan yang bagus.
1600

1400

1200

1000

800
Asupan Rumah Sakit
600
Asupan Luar Rumah Sakit
400

200

0
gi k in at n A n C si n
er ema ote idr i i Be rium aira
En L r h m
ta Vita
m t c
P bo
r V i Na
Ka

Grafik 5.2 Asupan Rumah Sakit dan Asupan Luar Rumah Sakit
Dari grafik 5.2 diketahui hanya sedikit asupan makanan dari luar rumah sakit pada
tanggal 16sore – 17 siang maret 2019, pada asupan diluar rumah sakit diketahui bahwa Tn. Y
hanya minum air putih/cairan. Sehingga hanya asupan cairan yang terlihat pada grafik
tersebut. Tn. Y memang kurang memiliki selera makan. Selain itu Tn. Y diedukasi lebih
banyak mengkonsumsi makanan rumah sakit dibandingakan makanan luar rumah sakit, untuk
makanan rumah sakit Tn. Y dianjurkan untuk makan makanan yang segar-segar dan alami
tanpa bahan pengawet sepeti buah-buah, sayur-sayuran dan cairan seperti air putih karena
ketiga makanan ini dapat mempermudah mempercepat mengembalikan sel yang hilang atau
rusak dan cepat memulihkan tulang yang patah.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
1. OREF adalah reduksi terbuka dengan fiksasi internal di mana prinsipnya tulang
ditransfiksasikan di atas dan di bawah fraktur , sekrup atau kawat ditransfiksi di
bagian proksimal dan distal kemudian dihubungkan satu sama lain dengan
suatu batang lain.
2. Diet post oprasiadalah diet TKTP. Makanan yang diberikan dalam bentuk nasi
biasa.
3. Hasil skrining yang dilakukan pada Tn. Y adalah resiko ringan , hasil tersebut
didapatkan dari keadaan pasien yang hanya mengalami patah tulang kaki
sebelah kanan.
4. Antropometri pasien berat badan tidak bisa dilakukan pengukuran karena
kondisi pasien yang tidak dapat berdiri, sehingga jika diestimasi pun akan
terdapat bias yang besar maka penilaian status gizi dengan menggunakan
biokimia.
5. Biokimia yang didapatkan selama asuhan gizi 2 hari yang masih termasuk
kedalam kategori rendah yaitu ureum.
6. Pemeriksaan fisik yang dilakukan asuhan gizi 2 hari yaitu pasien dalam
keadaan yang sadar, lemas, buang air kecil lancar dan buang air besar lancar.
7. Pemeriksaan klinis pasien Tekanan darah 120/70 mmHg Prehipertensi, Nadi
85x/menit Normal, Suhu 36,50C Normal, Respirasi 20x/menit Normal.
8. Pengobatan yang diberikan pada pasien Kamis 16maret 2019 Infus ringer
lactate 20 tpm..
9. Diagnosa yang digunakan pada asuhan gizi selama 2 hari adalah domain intake,
dengan prioritas masalah meningkatkan asupan zat gizi yang masih defisit.
10. Monitoring asupan makan pasien selama 2 hari didapatkan hasil bahwa terjadi
peningkatan asupan pasien dari tanggal 17sore – 18siang sampai 18sore – 19
siang maret 2019 meskipun masih dalam kategori defisit baik zat gizi makro
maupun zat gizi mikro
B. Saran
Setelah dilakukan praktek dietetik lanjut ini diharapkan agar mahasiswa yang
melakukan praktek dapat melakukannya sesuai prosedur asuhan gizi di rumah sakit.
Terutama diruang Dahlia..
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Ilmu.


Desiartama, A., & Aryana, I. G. N. W. (2017). LALU LINTAS PADA ORANG DEWASA
DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2013 Program
Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bagian Orthopaedi
dan Traumatologi RSUP Sanglah Denpasar ABSTRAK Kecelakaan lalu lintas
merupakan p, 6(5), 1–4. https://doi.org/2303-1395. Diakses pada tanggal: 24 maret 2019
LAMPIRAN
DOKUMENTASI FOTO PADA SAAT PENGAMBILAN KASUS
NO. GAMBAR KETERANGAN

1. Pengukuran tinggi lutut Tn.


Y

2. Pengukuran LILA pada Tn.y


DOKUMENTASI PENIMBANGAN AWAL DAN SISA MAKANAN
WAKT GAMBAR AWAL GAMBAR SISA
U

SORE
17
MARET
2019

HABIS
HABIS
PAGI
18
MARET
2019
HABIS
SIANG
18
MARET
2019

HABIS
HABIS

HABIS
SORE
18
MARET
2019

HABIS
HABIS

PAGI 19
MARET
2019

HABIS

HABIS
HABIS

SIANG
19
MARET
2019
HABIS

HABIS

HABIS
HABIS
HABIS

HABIS

Anda mungkin juga menyukai