PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan skrining gizi pada pasien Diare kronik.
b. Mampu melakukan pengukuran antropometri pada pasien Diare kronik .
c. Mampu melakukan pengkajian data rekam medik pada pasien Diare kronik.
d. Mampu melakukan assement pada pasien Diare kronik.
e. Mampu menetapkan diagnosa gizi pada pasien Diare kronik.
f. Mampu menyusun NCP pada pasien Diare kronik.
g. Mampu melakukan edukasi dan konseling gizi pada pasien Diare kronik.
BAB II
2. Data Subjektif
1) Riwayat Penyakit
Tabel 2.2 Riwayat Penyakit Pasien
Keluhan Utama BAB encer 4x. Diare sejak 3 hari , hasil diare 4x, air tanpa
ampas, lendir darah.
Riwayat Penyakit -
Keluarga
2) Riwayat Gizi
Tabel 2.3 Riwayat Gizi Pasien
Alergi/pantangan makanan -
3) Riwayat Personal
a. Tn. M biasa beraktivitas membantu Ibunya di rumah.
b. Tn. M masuk rumah sakit dikarenakan badan lemas, BAB encer 4x. Diare sejak 3
hari , hasil diare 4x, air tanpa ampas, lendir darah, demam dan mual.
3. Data Objektif
1. Antropometri
Data antropometri yang didapatkan dilakukan dengan cara estimasi.
a. TB : 165 cm
b. BB : 36 kg
4. Biokimia
Tabel 2.4 Data Pemeriksaan Biokimia Tanggal 13 September 2019
Nilai Normal
Pemeriksaan Hasil Standar Rumah Keterangan
Sakit
5 Pemeriksaan Klinis
Tabel 2.7 Hasil Pengamatan Klinis
Tanggal Jenis Hasil Nilai Normal Keterangan
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan
Hari / Waktu Bahan Jumlah Energi Protein Lemak Karbohidrat Vit. A Vit. C Besi
tanggal makan G Kcal G G G µg Mg Mg
Minggu/17 Makan Nasi 50gr 65 1.2 0.1 14.3 0.0 0.0 0.2
maret siang Sayur bayam 25gr 3.0 0.4 0.1 0.5 102.5 1.3 0.1
12.00 Ikan patin 50gr 49 9.1 1.2 0.0 14.0 0.0 0.2
Jumlah 125gr 117.0 10.6 1.4 14.8 116.5 1.3 0.5
Minggu/17 Makan Nasi 50gr 65 1.2 0.1 14.3 0.0 0.0 0.2
maret pagi Ikan haruan
06.30 (gabus) 50gr 41.9 9.1 0.3 0.0 5.5 0.5 0.3
Tempe goring 25gr 88.5 4,3 6.7 3.8 0.3 0.0 0.4
Jumlah 125gr 195.4 14.6 7.2 18.1 5.8 0.5 0,9
Sabtu/16 Makan Nasi 25gr 32.5 0.6 0.1 7.2 0.0 0.0 0.1
maret malam Pisang ambon 50gr 46 0.5 0.3 11.7 4.0 4.5 0.1
17.30
ayam goring 50gr 166.0 13.1 11.6 1.9 18.5 0.0 0.9
Jumlah 125gr 244.5 14.2 11.9 20.7 22.5 4.5 1.1
I. Perencanaan
FORMULIR PENILAIAN MST
Nama :Tn. M Tanggal Pemeriksaan : 17/03/2019
Diagnosa :Post oref trans genu. Status Gizi : 118,86% (Over weight)
1. Apakah pasien mngalami penurunan berat badan yang tidak direncanakan tidak
diinginkan dalam 6 bulan terkahir?
Skor
o Tidak 0
2
o Tidak yakin (ada tangan : baju menjadi
longgar)
1
1-5 kg
2
6-10 kg
3
11-15 kg
>15 kg 4
2
Tidak tahu berapa kg penurunannya
1. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan nafsu makan/kesulitan
menelan.
o Tidak 0
o Ya 1
Resiko rendah
Kesimpulan
Resiko sedang
(dicentang)
Resiko tinggi
(dicentang) kemudian
Tanda tangan :
Keterangan :
Bila skor ≥ 2 dan atau pasien dengan kondisi khusus dilakukan pengakajian lanjut oleh AG
Skor 0-1 : Resiko rendah, perlu dilakukan asesmen kembali setelah 1 minggu
Skor 2-3 : resiko rendah, perlu dilakukan asesmen lanjut oleh AG dan kembali
diasesmen telah 3 hari
Skor 4-5 : resiko tinggi, perlu dilakukan asesmen lanjut oleh AG dan diasesmen setiap
hari.
Berdasarkan hasil skrining yang dilakukan menggunakan MST diketahui bahwa Tn.
Ar masuk kedalam resiko tinggi. Harus dilakukan tindakan yaitu memonitor asupan zat gizi
Tn. M dikarenakan penyakit yang dialami Tn. M memiliki resiko tinggi terhadap malnutrisi,
oleh karena itu perlu dilakukan assesment lanjut dan tiap hari oleh Ahli gizi.
“ASSEMENT GIZI (KAMIS 18 OKTOBER 2018)”
A. Assement Gizi
1. Antropometri
AD.1.1 Komposisi/Pertumbuhan tubuh/riwayat berat badan
AD. 1.1.1 Tinggi Badan
Tinggi badan Tn. Y yaitu 157,9cm didapatkan dengan menggunakan
estimasi tinggi lutut.
LLA
Diketahui : LLA pengukuran = 31,5 cm
LLA standar = 26,5 cm
LLA Pengukuran
% Status gizi = x 100
LLA Standar
31,5
= x 100
26,5
= 118,86 % (over weight)
Kesimpulan : Tn. Y untuk status gizinya termasuk dalam kategori gemuk
Identifikasi : Dari data tersebut diketahui bahwa status gizi Tn. Y menurut LiLA
memiliki status overweight yaitu 118,86%.
2. Biokimia
BD 1.1 Profil Biokimia
BD 1.1.1 Creatinin
Pada saaat Tn. Ydilakukan pemeriksaan kesehatan creatinin didapatkan
hasil yaitu 0,80 mg/dl
BD 1.1.2 Glukosa Sewaktu
Pada saaat Tn. Y dilakukan pemeriksaan kesehatan glukosa sewaktu
didapatkan hasil 84 mg/dl
BD 1.1.3ureum
Pada saaat Tn. YY dilakukan pemeriksaan kesehatan ureum didapatkan
hasil 17 mg/dl
3 Fisik Klinis
PD 1.1 Nutrition-Focused Physical Findings
PD 1.1.1 Penampilan keseluruhan
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik
Pasien dapat duduk, atau berbaring di tempat tidur, tetapi tidak bisa berdiri.
Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Fisik Pasien
Tanggal Keadaan fisik
Identifikasi : Dari data tersebut diketahui bahwa tekanan darah Tn. Y masuk
kedalam kategori Prehipertensi, denyut nadi Tn.Ymasuk kedalam kategori Normal,
suhu tubuh Tn. Y masuk kedalam kategori normal dan pada pemeriksaan pernafasan
(RR) Tn. Y masuk kedalam kategori nafas Normal.
Identifikasi : Dari hasil tersebut diketahui bahwa asupan energi total Tn. Y masuk
kedalam kategori defisit berat dengan tingkat konsumsi 33,03% dari kebutuhan
energi 1685,81 kalori.
Identifikasi : Dari data tersebut diketahui bahwa asupan zat gizi makro yaitu :
a. Asupan vitamin A Tn. Y memiliki interpretasi defisit berat dengan %tingkat
konsumsi 16,84% dari kebutuhan kebutuhan vitamin A.
b. Asupan vitamin C Tn. Y memiliki interpretasi defisit berat dengan %tingkat
konsumsi 4,88% dari kebutuhan kebutuhan vitamin C.
c. Asupan natrium Tn. Y memiliki interpretasi defisit berat dengan %tingkat
konsumsi 11,63% dari kebutuhan natrium.
FH 3.1 Penggunaan Obat-obatan atau obat alternative/pelengkap
FH 3.1.1 Suplemen Obat dan Jamu
FH 3.1.1.1 Penggunaan Obat yang diresepkan
-
FH 4.1 Pengetahuan/Keterampilan Terkait Makanan dan Zat Gizi
FH 4.1.1 Area dan Tingkat Pengetahuan
Tn. Y maupun orang tuanya sebelum masuk rumah sakit belum pernah
mendapatkan edukasi tentang gizi terkait jenis bahan makanan yang baik
untuk di konsumsi sesuai dengan penyakitnya saat ini
Identifikasi : Tn. Y dan orang tuanya belum pernah mendapatkan edukasi ataupun
pengetahuan terkait jenis makanan dan minuman yang baik untuk dikonsumsi
sesuai dengan penyakitnya saat ini.
Identifikasi :Tn. Y menyukai ikan haruan masak habang, teh dan kopi
Identifikasi : Diketahui bahwa Tn. Y tidak dapat berjalan ke wc, secara fisik tampak
lemah.
4. Riwayat Personal
CH 1.1 Data Personal
CH 1.1.1 Umur
Tn. Y berumur 18 tahun
CH 1.1.2 Jenis Kelamin
Tn. Y berjenis kelamin laki-laki
CH 1.1.3 Suku/Etnik
Tn. Y termasuk suku dayak
CH 1.1.4 Bahasa
Bahasa yang digunakan Tn.Y saat dirumah dan melakukan aktivitas sehari-
hari adalah bahasa Indonesia campur bahasa dayak
CH 1.1.10. Mobilitas
Tn. Y mampu melakukan pergerakan dan mampu duduk tetapi tidak bisa
berjalan sendiri.
CH 3.1.6 Pekerjaan
Tn. Yseorrang mahasiswa.
CH 3.1.7 Agama
Tn. Y ber Agama Islam
b. Domain Klinis
1. NC 2.2 Perubahan Nilai Laboratorium terkait gizi
Berkaitan dengan : Terjadinya fraktur kaki sebelah kanan yang di derita
oleh Tn. Y sehingga mengalami perubahan pada sistem
tubuh.
Dibuktikan dengan : Hasil pemeriksaan biokimia, ureum 17 mg/dl masuk
kedalam kategori Rendah.
c. Domain Perilaku
1. NB 1.1 Kurang Pengetahuan Terkait Makanan dan Zat Gizi
Berkaitan dengan : Kurangnya pengetahuan Tn. Y dan kedua orang tuanya
terkait informasi makanan dan zat gizi yang baik atau
sesuai untuk dikonsumsi.
Dibuktikan dengan : Tn. Y lulusan SMA dan seorang mahasiswa.
Prioritas Diagnosis Gizi
Domain Intake
Asupan oral inadekuat, Tn.Y memiliki asupan zat gizi makro yang mengalami defisit
berat yaitu asupan energi, protein, lemak, karbohidrat. Selain asupan zat makro, pada
asupan zat mikro Tn. Y juga mengalami defisit berat seperti pada vitamin A, vitamin
C dan besi. Oleh karena itu diperlukan perbaikan zat gizi, sehingga saat ini Tn.
Ymelakukan diet TKTP dengan memperhatikan syarat dan prinsip untuk diet TKTP
serta diberikan makanan yang mengandung tinggi energi, tinggi protein, zat besi dan
vitamin C untuk mencegah anemia yang rawan terjadi selain itu diberikan makanan
yang mendukung metabolisme pembentukan sel darah merah seperti vitamin A dan
asam folat serta kalium untuk keseimbangan cairan dan menekan hipertensi. Selain itu
hal lain yang perlu dilakukan adalah memberikan edukasi gizi kepada Tn. Y beserta
kedua orang tuanya tentang makanan yang sebaiknya dihindari sesuai dengan
penyakitnya saat ini serta membantu keluarga Tn. Y untuk mengatur menu makan
dalam sehari dari jenis, jumlah atau porsi yang dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan
gizi Tn. Y serta sesuai dengan penyakit yang di derita Tn. Y yaitu fraktur.
d. Intervensi
A. Tujuan Diet
(Jangka pendek 1-2 hari)
1. Meningkatkan asupan energi yang defisit
2. Meningkatkan asupan karbohidrat yang defisit
3. Meningkatkan asupan protein yang defisit
4. Meningkatkan asupan lemak yang defisit
5. Mengontrol prehipertensi
6. Mengontrol mual pada pasien
7. Memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan zat gizi pasien untuk memenuhi
zat gizi makro dan zat gizi mikro (Vitamin C, Fe,, dan Vitamin A)
8. Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku terhadap pemilihan makanan yang
dikonsumsi pasien
9. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya terkait makanan yang
sebaiknya dikonsumsi dan makanan yang dihindari.
(Jangka panjang)
1. Menjadikan berat badan pasien menjadi normal.
2. Membantu kesembuhan penyakit pasien
B. Jenis Diet
Diet TKTP
a. Kebutuhan Energi
BEE =66 + (13,7 x BB) + (5 x TB)- (6,8 x U)
=66 + (13,7x 74,67) + (5 x 157,9) -(6,8 x 18)
=66 + 1022,97 + 789,5 – 122,4
= 1756,06 kalori
TEE = BEE x FA X FI
FA = 1,0 (Tirah Baring)
FI = 1,2 (Infeksi ringan)
TEE = 1756,06 x 1,2 x 1,2
TEE = 2107,27 kkal
Pemberian makanan secara bertahap:
Energi = 80% x 2107,27 = 1685,81kkal
10
10% = x 1685,81kkal = 168,58 kkal= 1517,22 – 1854,39 kkal
100
1149,34 x 4
P = 2,0 x 74,67kg (BB) = x 100 %=28,3 %
2107,27
= 149,34
10
±10% = x 119,47 gram = 11,94 gram = 107,52 – 131,41 gram
100
10
±10% = x 46,8 gram = 4,68 gram = 41,8 – 51,8 gram
100
BBA
b. Vitamin C = x Vitamin C (Akg)
BB Standar
74,67
= x 90 mg
52,11
= 128,96 mg
10
±10 = x 128,96 mg
100
= 12.89
= 116,07 – 141,85 mg
BBA
c. Vitamin A = x Vitamin A (Akg)
BB Standar
74,67
= x 600 mcg
52,11
= 859,75 mcg
10
±10 = x 859,75 mcg
100
= 85,37
= 774,41 – 945,09 mcg
d. Perhitungan Cairan
BBI = (TB – 100) – 10% (TB – 100%)
= (157,9 – 100) – 10% (157,9 – 100)
= (57,9) – 10% (57,9)
= 57,9 – 5,79
= 52,11 kg
Kebutuhan pasien dewasa menurut 16-30 tahun (18 tahun) adalah 40 ml / kg BBI
Kebutuham cairan = 40 ml x 52,11kg
= 2084,4 ml = 2,1 liter
Perhitungan infus ringer lactate = 20 tpm
= 20 x 60 x 24
= 28800
20
= 1.440 ml
Kebutuhan cairan = 2084,4 – 1440 = 676 ml (dari luar infus)
Balance cairan = 200 ml x 3 = 600 – (berat bersih popok)
= 600 – 200
= 400 ml
D. Prinsip Diet
a. Energi tinngi
b. Protein tinggi
c. Lemak cukup
d. Karbohidrat cukup
e. Fe cukup
f. Natrium cukup
g. Vitamin A cukup
h. Vitamin C cukup
i. Cairan cukup
E. Syarat Diet
1. Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB untuk mencegah pemecahan protein yang
diberikan bertahap sesuai dengan kemampuan pasien yaitu sebesar 1685,81kkal.
2. Protein tinggi, yaitu 2,0-25 g/kg BB diberikan tinggi sebesar 119,47 gram,
diutamakan yang bernilai biologis tinggi untuk mengganti protein yang hilang
akibat peningkatan kebutuhan akibat dari perusakan jaringan. Protein juga
berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan dan pembentukan hormon.
3. Lemak cukup, yaitu 10-25% diberikan sebesar 46,8 gram, dalam bentuk mudah
dicerna untuk mempertahankan fungsi imun dan proses sintesis lemak.
4. Karbohidrat cukup diberikan sebesar 196,81 gram, berfungsi untuk
menyediakan energi yang bisa digunakan langsung oleh tubuh untuk melakukan
aktivitas. Utamakan sumber karbohidrat kompleks untuk memberikan rasa
kenyang yang lebih lama dan mencegah terjadinya konstipasi.
5. Fe diberikan cukup sebesar 21,49 mg, untuk membantu menjaga sel darah
merah tetap dalam batas normal dan mencegah anemia.
6. Vitamin C diberikan cukup sebesar 128,96 mg , untuk membantu penyerapan
zat besi dalam tubuh.
7. VitaminA diberikan cukup sebesar 859,75 mcg, untuk membantu pembentukan
sel darah merah.
8. Tidak menggunakan bumbu berbau tajam, pedas dan rasa asam seperti cabe dan
merica.
9. Bentuk makanan tidak dalam bentuk cair karena dapat merangsang mual dan
muntah.
10. Bentuk makanan di sesuaikan dengan keadaan penyakit dan kemampuan pasien
11. Hidangan makanan menarik dan mengundang selera makan
12. Memberikan informasi makanan apa saja yang harus dipenuhi
F. Bentuk Makanan
Makanan yang diberikan dalam bentuk makanan lunak (Nasi Tim)
G. Frekuensi
Pasien diberikan 3 kali makanan utama yaitu makan pagi,siang dan malam
H. Rute
Makanan diberikan dalam rute oral
I. Edukasi
Edukasi yang diberikan yaitu berupa konseling pada hari Sabtu 17maret 2019,
yaitu:
Penjelasan mengenai jenis diet pasien yaitu diet TKTP dan frekuensi makan 2 kali
sehari dengan waktu pagi jam 7.00-8.00 WIB dan siang jam 12.00-13.00 WIB.
e. Perencanaan Menu
PEMBAGIAN MENU SEHARI KEDALAM DKBM
MINGGU – SENIN(17 – 18 MARET 2019)
HASIL RECALL DAN ANALISIS ASUPAN ZAT GIZI “MAKANAN LUAR RUMAH SAKIT”
MINGGU 17 MARET 2019
Bahan
Waktu Masakan Berat Energi Protein Lemak KH Vit A Vit C Fe Cairan
Makanan
Minggu tgl 17
Makanan sore 200
16.00 wib Cairan
Senin tgl 18
Makanan pagi 200
05.30 wib Cairan
Senin tgl 19
Makanan siang 200
11.30 wib Cairan
Total Asupan 600
PERBANDINGAN TOTAL ASUPAN “RUMAH SAKIT & LUAR RUMAH SAKIT” DENGAN KEBUTUHAN
MINGGU - SENIN(17 - 18MARET 2019)
Protei KH Fe Cairan
Kategori Energi Lemak Vit A Vit C
n
Asupan Rumah Sakit 1057,7 76,3 40,2 96,5 435,9 15,4 5,4 1440
Asupan Luar Rumah Sakit 600
Total Asupan RS + Luar
2040
RS 1057,7 76,3 40,2 96,5 435,9 15,4 5,4
Kebutuhan 1685,81 119,47 46,8 196,81 859,75 128,96 21,49 2084,4
49,03 25,12 97,86
Tingkat Konsumsi (%) 62,74% 63,86% 85,89% 50,7% 11,94%
% % %
Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit Norma
Interpretasi
Berat Berat Berat Berat Berat Berat Berat l
PERBANDINGAN TOTAL ASUPAN “RUMAH SAKIT” DENGAN KEBUTUHAN
MINGGU – SENIN(17 - 18MARET 2019)
Indicator Outcome Asupan zat gizi makro pada saat recall (17-18 maret 2019), yaitu :
1. Energi 1057,7kalori
2. Protein 76,3gram
3. Karbohidrat 96,5gram
4. Lemak 40,2gram
Asupan zat gizi mikro pada saat recall (17-18 maret 2019), yaitu :
Kriteria Berdasarkan asupan recall (17 - 18 maret 2019) tersebut, asupan zat gizi
makro memiliki interpretasi sebagai berikut :
1. Energidefisit berat
2. Protein defisit berat
3. Karbohidratdefisit berat
4. Lemak defisit berat
Berdasarkan asupan recall (17 - 18 maret 2019) tersebut, asupan zat gizi
mikro memiliki interpretasi sebagai berikut :
1. Vitamin A kelebihan
2. Vitamin C defisit berat
3. Fe defisit berat
LLA
Diketahui : LLA pengukuran = 31,5 cm
LLA standar = 26,5 cm
LLA Pengukuran
% Status gizi = x 100
LLA Standar
31,5
= x 100
26,5
= 118,86 % (over weight)
Kesimpulan : Tn. Y untuk status gizinya termasuk dalam kategori gemuk
Identifikasi : Dari data tersebut diketahui bahwa status gizi Tn. Y menurut LiLA
memiliki status overweight yaitu 118,86%.
6. Biokimia
BD 1.1 Profil Biokimia
BD 1.1.1 Creatinin
Pada saaat Tn. Y dilakukan pemeriksaan kesehatan creatinin didapatkan
hasil yaitu 0,80 mg/dl
BD 1.1.2 Glukosa Sewaktu
Pada saaat Tn. Y dilakukan pemeriksaan kesehatan glukosa sewaktu
didapatkan hasil 84 mg/dl
BD 1.1.3ureum
Pada saaat Tn. YY dilakukan pemeriksaan kesehatan ureum didapatkan
hasil 17 mg/dl
Identifikasi : Dari data tersebut diketahui bahwa tekanan darah Tn. Y masuk
kedalam kategori Prehipertensi, denyut nadi Tn.Y masuk kedalam kategori Normal,
suhu tubuh Tn. Y masuk kedalam kategori normal dan pada pemeriksaan
pernafasan (RR) Tn. Y masuk kedalam kategori nafas Normal.
Identifikasi : Dari hasil tersebut diketahui bahwa asupan energi total Tn. Y masuk
kedalam kategori defisit berat dengan tingkat konsumsi 62,74% dari kebutuhan
energi 1685,81 kalori.
Identifikasi : Dari data tersebut diketahui bahwa asupan zat gizi makro yaitu :
d. Asupan vitamin A Tn. Y memiliki interpretasi defisit berat dengan %tingkat
konsumsi 50,7% dari kebutuhan kebutuhan vitamin A.
e. Asupan vitamin C Tn. Y memiliki interpretasi defisit berat dengan %tingkat
konsumsi 11,94% dari kebutuhan kebutuhan vitamin C.
f. Asupan natrium Tn. Y memiliki interpretasi defisit berat dengan %tingkat
konsumsi 25,12% dari kebutuhan natrium.
FH 3.1 Penggunaan Obat-obatan atau obat alternative/pelengkap
FH 3.1.1 Suplemen Obat dan Jamu
FH 3.1.1.1 Penggunaan Obat yang diresepkan
-
FH 4.1 Pengetahuan/Keterampilan Terkait Makanan dan Zat Gizi
FH 4.1.1 Area dan Tingkat Pengetahuan
Tn. Y maupun orang tuanya sebelum masuk rumah sakit belum pernah
mendapatkan edukasi tentang gizi terkait jenis bahan makanan yang baik
untuk di konsumsi sesuai dengan penyakitnya saat ini
Identifikasi : Tn. Y dan orang tuanya belum pernah mendapatkan edukasi ataupun
pengetahuan terkait jenis makanan dan minuman yang baik untuk dikonsumsi
sesuai dengan penyakitnya saat ini.
Identifikasi :Tn. Y menyukai ikan haruan masak habang, teh dan kopi
Identifikasi : Diketahui bahwa Tn. Y tidak dapat berjalan ke wc, secara fisik tampak
lemah.
8. Riwayat Personal
CH 1.1 Data Personal
CH 1.1.1 Umur
Tn. Y berumur 18 tahun
CH 1.1.2 Jenis Kelamin
Tn. Y berjenis kelamin laki-laki
CH 1.1.3 Suku/Etnik
Tn. Y termasuk suku dayak
CH 1.1.4 Bahasa
Bahasa yang digunakan Tn.Y saat dirumah dan melakukan aktivitas sehari-
hari adalah bahasa Indonesia campur bahasa dayak
CH 1.1.10. Mobilitas
Tn. Y mampu melakukan pergerakan dan mampu duduk tetapi tidak bisa
berjalan sendiri, kaki resiko infeksi.
CH 3.1.6 Pekerjaan
Tn. Yseorrang mahasiswa.
CH 3.1.7 Agama
Tn. Y ber Agama Islam
g. Domain Klinis
3. NC 2.2 Perubahan Nilai Laboratorium terkait gizi
Berkaitan dengan : Terjadinya fraktur kaki sebelah kanan yang di derita
oleh Tn. Y sehingga mengalami perubahan pada sistem
tubuh.
Dibuktikan dengan : Hasil pemeriksaan biokimia, WBC
13,93x10^3/Ulmasuk kedalam kategori Tinggi.
h. Domain Perilaku
2. NB 1.1 Kurang Pengetahuan Terkait Makanan dan Zat Gizi
Berkaitan dengan : Kurangnya pengetahuan Tn. Y dan kedua orang tuanya
terkait informasi makanan dan zat gizi yang baik atau
sesuai untuk dikonsumsi.
Dibuktikan dengan : Tn. Y lulusan SMA dan seorang mahasiswa.
Prioritas Diagnosis Gizi
Domain Intake
Asupan oral inadekuat, Tn.Y memiliki asupan zat gizi makro yang mengalami defisit
berat yaitu asupan energi, protein, lemak, karbohidrat. Selain asupan zat makro, pada
asupan zat mikro Tn. Y juga mengalami defisit berat seperti pada vitamin A, vitamin
C dan besi. Oleh karena itu diperlukan perbaikan zat gizi, sehingga saat ini Tn. Y
melakukan diet TKTP dengan memperhatikan syarat dan prinsip untuk diet TKTP
serta diberikan makanan yang mengandung tinggi energi, tinggi protein, zat besi dan
vitamin C untuk mencegah anemia yang rawan terjadi selain itu diberikan makanan
yang mendukung metabolisme pembentukan sel darah merah seperti vitamin A dan
asam folat serta kalium untuk keseimbangan cairan dan menekan hipertensi. Selain itu
hal lain yang perlu dilakukan adalah memberikan edukasi gizi kepada Tn. Y beserta
kedua orang tuanya tentang makanan yang sebaiknya dihindari sesuai dengan
penyakitnya saat ini serta membantu keluarga Tn. Y untuk mengatur menu makan
dalam sehari dari jenis, jumlah atau porsi yang dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan
gizi Tn. Y serta sesuai dengan penyakit yang di derita Tn. Y yaitu fraktur.
i. Intervensi
D. Tujuan Diet
(Jangka pendek 1-2 hari)
10. Meningkatkan asupan energi yang defisit
11. Meningkatkan asupan karbohidrat yang defisit
12. Meningkatkan asupan protein yang defisit
13. Meningkatkan asupan lemak yang defisit
14. Mengontrol prehipertensi
15. Mengontrol mual pada pasien
16. Memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan zat gizi pasien untuk memenuhi
zat gizi makro dan zat gizi mikro (Vitamin C, Fe,, dan Vitamin A)
17. Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku terhadap pemilihan makanan yang
dikonsumsi pasien
18. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya terkait makanan yang
sebaiknya dikonsumsi dan makanan yang dihindari.
(Jangka panjang)
3. Menjadikan berat badan pasien menjadi normal.
4. Membantu kesembuhan penyakit pasien
E. Jenis Diet
Diet TKTP
c. Kebutuhan Energi
BEE =66 + (13,7 x BB) + (5 x TB)- (6,8 x U)
=66 + (13,7x 74,67) + (5 x 157,9) -(6,8 x 18)
=66 + 1022,97 + 789,5 – 122,4
= 1756,06 kalori
TEE = BEE x FA X FI
FA = 1,0 (Tirah Baring)
FI = 1,2 (Infeksi ringan)
TEE = 1756,06 x 1,2 x 1,2
TEE = 2107,27 kkal
Pemberian makanan secara bertahap:
Energi = 80% x 2107,27 = 1685,81kkal
10
10% = x 1685,81kkal = 168,58 kkal = 1517,22 – 1854,39 kkal
100
10
±10% = x 196,81 gram = 12,73 gram = 177,13 – 216,49 gram
100
1149,34 x 4
P = 2,0 x 74,67kg (BB) = x 100 %=28,3 %
2107,27
= 149,34
10
±10% = x 119,47 gram = 11,94 gram = 107,52 – 131,41 gram
100
10
±10% = x 46,8 gram = 4,68 gram = 41,8 – 51,8 gram
100
BBA
b. Vitamin C = x Vitamin C (Akg)
BB Standar
74,67
= x 90 mg
52,11
= 128,96 mg
10
±10 = x 128,96 mg
100
= 12.89
= 116,07 – 141,85 mg
BBA
c. Vitamin A = x Vitamin A (Akg)
BB Standar
74,67
= x 600 mcg
52,11
= 859,75 mcg
10
±10 = x 859,75 mcg
100
= 85,37
= 774,41 – 945,09 mcg
f. Perhitungan Cairan
BBI = (TB – 100) – 10% (TB – 100%)
= (157,9 – 100) – 10% (157,9 – 100)
= (57,9) – 10% (57,9)
= 57,9 – 5,79
= 52,11 kg
Kebutuhan pasien dewasa menurut 16-30 tahun (18 tahun) adalah 40 ml / kg BBI
Kebutuham cairan = 40 ml x 52,11kg
= 2084,4 ml = 2,1 liter
Perhitungan infus ringer lactate = 20 tpm
= 20 x 60 x 24
= 28800
20
= 1.440 ml
Kebutuhan cairan = 2084,4 – 1440 = 676 ml (dari luar infus)
Balance cairan = 250 ml x 6 = 1500 – (berat bersih popok)
= 1500 – 600
= 900 ml
J. Prinsip Diet
a. Energi tinngi
b. Protein tinggi
c. Lemak cukup
d. Karbohidrat cukup
e. Fe cukup
f. Natrium cukup
g. Vitamin A cukup
h. Vitamin C cukup
i. Cairan cukup
K. Syarat Diet
13. Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB untuk mencegah pemecahan protein yang
diberikan bertahap sesuai dengan kemampuan pasien yaitu sebesar 1685,81kkal.
14. Protein tinggi, yaitu 2,0-25 g/kg BB diberikan tinggi sebesar 119,47 gram,
diutamakan yang bernilai biologis tinggi untuk mengganti protein yang hilang
akibat peningkatan kebutuhan akibat dari perusakan jaringan. Protein juga
berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan dan pembentukan hormon.
15. Lemak cukup, yaitu 10-25% diberikan sebesar 46,8 gram, dalam bentuk mudah
dicerna untuk mempertahankan fungsi imun dan proses sintesis lemak.
16. Karbohidrat cukup diberikan sebesar 196,81 gram, berfungsi untuk
menyediakan energi yang bisa digunakan langsung oleh tubuh untuk melakukan
aktivitas. Utamakan sumber karbohidrat kompleks untuk memberikan rasa
kenyang yang lebih lama dan mencegah terjadinya konstipasi.
17. Fe diberikan cukup sebesar 21,49 mg, untuk membantu menjaga sel darah
merah tetap dalam batas normal dan mencegah anemia.
18. Vitamin C diberikan cukup sebesar 128,96 mg , untuk membantu penyerapan
zat besi dalam tubuh.
19. VitaminA diberikan cukup sebesar 859,75 mcg, untuk membantu pembentukan
sel darah merah.
20. Tidak menggunakan bumbu berbau tajam, pedas dan rasa asam seperti cabe dan
merica.
21. Bentuk makanan tidak dalam bentuk cair karena dapat merangsang mual dan
muntah.
22. Bentuk makanan di sesuaikan dengan keadaan penyakit dan kemampuan pasien
23. Hidangan makanan menarik dan mengundang selera makan
24. Memberikan informasi makanan apa saja yang harus dipenuhi
L. Bentuk Makanan
Makanan yang diberikan dalam bentuk makanan nasi biasa (NB)
M. Frekuensi
Pasien diberikan 3 kali makanan utama yaitu makan pagi,siang dan malam
N. Rute
Makanan diberikan dalam rute oral
O. Edukasi
Edukasi yang diberikan yaitu berupa konseling pada hari minggu 18maret 2019,
yaitu:
Penjelasan mengenai jenis diet pasien yaitu diet TKTP dan frekuensi makan 2 kali
sehari dengan waktu18 maret sore jam 16.00- 17.00 WIB
Dan 19 maret siang jam 12.00-13.00 WIB.
j. Perencanaan Menu
PEMBAGIAN MENU SEHARI KEDALAM DKBM
SENIN - SELASA (18 – 19 MARET 2019)
Senin tgl Patin goreng wijen Ikan patin 137 100 35 102
18 Tumis tahu Tahu 80 0 80
Makanan
sore Asem buncis Buncis 25 15 10
16.00 Kol 25 3 22
wib Mentimun 25 15 10
Tomat 5 5 0
TKTP Telur 50 0 50
Selasa Nasi biasa Nasi 100 0 100
tgl 19
Telur siram soun Telur 50 0 50
Makanan
pagi Sambal tempe Tempe 50 0 50
05.30 Cah wortel Wortel 50 42 8
wib
Kacang panjang 100 81 19
Nasi biasa Nasi 100 0 100
Selasa Nila gering Ikan nila 118 100 0 100
tgl 19 Tahu serai Tahu
Makanan 50 0 50
siang Sayur Asam banjar Kacang panjang 50 13 37
11.30 Labu siam 50 0 50
wib Koll 100 16 84
Terong 100 29 71
Pisang ambon 110 75 0 75
Telur 50 0 50
ANALISIS ASUPAN ZAT GIZI “PEMORSIAN HARI I”
SENIN - SELASA (18 -19 MARET 2019)
Menu Karbohidra Cairan
Bahan Makanan jumlah Energi Protein Lemak t Vit. A Vit. C Besi
G Kcal G G G µg Mg Mg
Nasi 69 89,7 1,7 0,1 19,7
0,0 0,0 0,3
Ikan patin 102 100 18,5 2,4 0,0
Minggu 28,6 0,0 0,4
tgl 17 Tahu 80 60,8 6,5 3,8 1,5
0,0 0,0 0,6
Makanan
Buncis 10 3,5 0,2 0,0 0,8
sore 6,7 1,0 0,0
16.00 Kol 22 5,5 0,3 0,0 0,9 2,6 10,1 0,0
wib Mentimun 10 1,3 0,1 0,0 0,3 2,1 0,5 0,0
Tomat 0 0 0 0 0
0 0 0
Telur 50 81 6,4 5,75 0,35
95 0,0 0,6
PERBANDINGAN TOTAL ASUPAN “RUMAH SAKIT & LUAR RUMAH SAKIT” DENGAN KEBUTUHAN
SENIN – SELASA (18 - 19MARET 2019)
Indicator Outcome Asupan zat gizi makro pada saat recall (18-19 maret 2019), yaitu :
Asupan zat gizi mikro pada saat recall (18-19 maret 2019), yaitu :
Kriteria Berdasarkan asupan recall (18-19 maret 2019) tersebut, asupan zat gizi
makro memiliki interpretasi sebagai berikut :
5. Energidefisit berat
6. Protein defisit berat
7. Karbohidratdefisit berat
8. Lemak defisit berat
Berdasarkan asupan recall (18-19 maret 2019) tersebut, asupan zat gizi
mikro memiliki interpretasi sebagai berikut :
4. Vitamin A kelebihan
5. Vitamin C defisit berat
6. Fe defisit berat
TINJAUAN PUSTAKA
4. OREF
4.1 PENGERTIAN
OREF adalah reduksi terbuka dengan fiksasi internal di mana prinsipnya
tulang ditransfiksasikan di atas dan di bawah fraktur , sekrup atau kawat
ditransfiksi di bagian proksimal dan distal kemudian dihubungkan satu sama
lain dengan suatu batang lain.
Fiksasi eksternal digunakan untuk mengobati fraktur terbuka dengan
kerusakan jaringan lunak . Alat ini memberikan dukungan yang stabil untuk
fraktur kominutif ( hancur atau remuk ) . Pin yang telah terpasang dijaga agar
tetap terjaga posisinya , kemudian dikaitkan pada kerangkanya. Fiksasi ini
memberikan rasa nyaman bagi pasien yang mengalami kerusakan fragmen
tulang.
4.2 INDIKASI
- Fraktur terbuka grade II dan III
- Fraktur terbuka yang disertai hilangnya jaringan atau tulang yang parah.
- Fraktur yang sangat kominutif ( remuk ) dan tidak stabil.
- Fraktur yang disertai dengan kerusakan pembuluh darah dan saraf.
- Fraktur pelvis yang tidak bisa diatasi dengan cara lain.
- Fraktur yang terinfeksi di mana fiksasi internal mungkin tidak cocok.
Misal : infeksi pseudoartrosis ( sendi palsu ).
- Non union yang memerlukan kompresi dan perpanjangan.
- Kadang – kadang pada fraktur tungkai bawah diabetes melitus.
5. TATALAKSANA
diet TKTP adalah diet yang mengandung energy dan protein di atas
kebutuhan normal. Diet di berikan dalam bentuk makanan biasa ditambah bahan
makanan sumber protein tinggi seperti susu, telur, dan daging, atau dalam bentuk
minuman enteral TKTP. diet diberikan bila pasien telah mempunyai cukup nafsu
makan dan dapat menerima makanan lengkap. Diet ini sangat berfungsi untuk
pada pasien yang mengalami fraktur tulang, sangat membantu untuk
mempercepat proses untuk mengejar ketertinggalan kecukupan gizi selama sakit
dan mengganti jaringan-jaringan yang rusak jumlah minilam pemberian zat
giziEnergi 40-45 kkal/kg bb dengan kebutuhan menurut berat badan, Protein 2,0-
2,5 g/kg bb dari energi total, Lemak 10-25% dari energi total, Karbohidrat sisa
dari energi tota, mineral dan vitamin secukupnya
SIANG
Bahan Berat
makanan
Nasi 100gr
Ikan patin 100gr
Tahu 50gr
Kacang 25gr
panjang
Jagung manis 25gr
Labu air 25gr
Pisang ambon 75gr
Telur 50gr
SORE
Bahan Berat
makanan
Nasi 100gr
Ikan nila 100gr`
Tempe 75gr
Kentang 50gr
wortel 50gr
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Asuhan Gizi Hari I (18 Oktober 2019)
a. Recall 24 jam
Tabel 5.1 Recall I (17- 18 Maret 2019)
Zat Gizi Asupan Gizi Kebutuhan Tingkat Interpretasi
Konsumsi (%)
Energi (kalori) 1057,7 1685,81 62,74% Defisit berat
Protein (gram) 76,3 119,47 63,86% Defisit berat
Lemak (gram) 40,2 46,8 85,89% Defisit berat
Karbohidrat (gram) 96,5 196,81 49,03% Defisit berat
Fe (mg) 5,4 21,49 25,12% Defisit berat
Vitamin A (mcg) 435,9 859,75 50,7% Defisit berat
Vitamin C (mcg) 15,4 128,96 11,94% Defisit berat
b. Antropometri
Tabel 5.2 Antropometri
No Hari/Tanggal Indikator
Berat Tinggi BBI LLA Status gizi
badan badan (kg) (cm)
estimasi estimasi
(kg) (cm) LLA/U
1 17maret 2019 74,67 157,9 52,1 31,5 118,86
1
c. Hasil Biokimia
Tabel 5.3 Data Pemeriksaan Biokimia Tanggal 17 maret 2019
Nilai Normal Standar
Pemeriksaan Hasil Keterangan
Rumah Sakit
d. Pemeriksaan Fisik
Tabel 5.5 Hasil Pengamatan Fisik 17maret 2019
Tanggal Keadaan fisik
e. Pemeriksaan Klinis
Tabel 5.6 Hasil Pengamatan Klinis 17maret 2019
Tanggal Jenis Hasil Nilai Normal Keterangan
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan
f. Pengobatan
Tabel 5.7 Pengobatan / Tindakan Yang Diberikan 17maret 2019
Hari/Tanggal Obat Yang Diberikan Dosis
b. Antropometri
Tabel 5.2 Antropometri
No Hari/Tanggal Indikator
Berat Tinggi BBI LLA Status gizi
badan badan (kg) (cm)
estimasi estimasi
(kg) (cm) LLA/U
1 17maret 2019 74,67 157,9 52,1 31,5 118,86
1
c. Hasil Biokimia
Tabel 5.3 Data Pemeriksaan Biokimia Tanggal 18 maret 2019
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Standar Keterangan
Rumah Sakit
d. Pemeriksaan Fisik
Tabel 5.5 Hasil Pengamatan Fisik 17maret 2019
Tanggal Keadaan fisik
e. Pemeriksaan Klinis
Tabel 5.6 Hasil Pengamatan Klinis 17maret 2019
Tanggal Jenis Hasil Nilai Normal Keterangan
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan
f. Pengobatan
Tabel 5.7 Pengobatan / Tindakan Yang Diberikan 17maret 2019
Hari/Tanggal Obat Yang Diberikan Dosis
B. Pembahasan
Usaha yang dilakukan dalam pemenuhuan kebutuhan gizi untuk pasien rawat inap
dilakukan melalui pelayanan gizi dengan menyediakan makanan atau diet kepada pasien.
Bagi sejumlah pasien dengan penyakit berat, upaya pelayanan gizi tersebut tidak dapat
dilaksanakan secara maksimal, karena berbagai keterbatasan pada penerimaan,
pencernaan dan penyerapan berbagai zat gizi pada makanan di dalam tubuh.
Pada praktek lapangan mata kuliah Dietetik Penyakit Tidak Menular, saya
mendapatkan bagian untuk melakukan asuhan gizi di ruang Dahlia atau ruangan pra atau
post oprasi. Hal yang saya lakukan pada hari pertama adalah melakukan skrining pada
semua pasien yang baru dirawat atau baru masuk rumah sakit, tujuan saya melakukan
skrining adalah untuk mengetahui tingkat tingkat keparahan penyakit yang dialami
pasien, serta menentukan diet apa sebaiknya yang dijalani pasien dengan kondisi
penyakitnya saat ini.
Di ruang Dahlia ini saya mengambil 1 pasien untuk dilakukan asuhan gizi, pasien
saya masuk rumah sakit diruangan edelweiss tanggal 16Maret 2019 pada pukul 11.00
WIB pada jam 17.02 diartar ke ruang Dahlia, pasien saya adalah seorang pria dewasa
bernama Tn. Y berusia 18 tahun masuk rumah sakit dengan keluhannyeri pada kaki
sebelah kanan (+), luka post oref tampak basah (+). Gangguan Mobilitas fisik pasien saat
ini tidak dapat berdiri.di diagnosa dokter mengalami fraktur kaki.
OREF adalah reduksi terbuka dengan fiksasi internal di mana prinsipnya tulang
ditransfiksasikan di atas dan di bawah fraktur , sekrup atau kawat ditransfiksi di bagian
proksimal dan distal kemudian dihubungkan satu sama lain dengan suatu batang lain.
Saya melakukan asuhan gizi pada Tn. Y selama 2 hari sejak tanggal 17-18maret
2019 sampai dengan tanggal 18-19maret 2019 , berikut hasil asuhan gizi yang saya
lakukan selama 2 hari :
a. Skrining
Pasien Tn. Y dilakukan skirining awal menggunakan skrining MST pada
tanggal 17 Oktober 2018 untuk mengetahui resiko yang ditimbulkan dari
penyakitnya saat ini, saat dilakukan skrining perolehan skor yang didapatkan
yaitu dengan kesimpulan resiko rendah, dari hasil tersebut diketahui bahwa
pasien lemas, kemudian pasien mengalami nyeri pada kaki kanan berdasarkan
pengakuan Tn. Y. Selain itu nafsu makan Tn. Y dalam kondisi yang baik,
tetapi tidak terlalu bias makan banyak.
b. Antropometri
Pada asuhan gizi I saya melakukan tidak melakukan pengukuran tinggi
badan dan berat badan karena kondisi Tn. Y saat ini yang tidak bisa berdiri
maka dari itu saya mengestimasi tinggi badan dan berat badan Tn. Y.
Pengukuran LiLA digunakan untuk menentukan status gizi dan pengukuran
tinggi lutut untuk mengestimasi tinggi badan dan berat badan dengan ketelitian
masing-masing 0,1 cm. Kemudian untuk status gizi Tn. Y berdasarkan LiLA
memiliki hasil overweight.
Pada asuhan gizi II saya tidak melakukan pengukuran berat badan dan
tinggi badan karena pada saat itu Tn.Y tidak dapat berdiri. Jika dilakukan
dengan mengestimasi lagi, hasil yang didapatkan tidak akurat atau bias.
c. Biokimia
Pada asuhan gizi Ihasil pemeriksaan laboratorium yang saya lihat dari
rekam medik pasien terdapat creatinin normal, glukosa sewaktu normal, ureum
rendah.
d. Pemeriksaan fisik
Pada asuhan gizi Ihasil pengamatan pasien untuk pemeriksaan fisik
diketahui bahwa fisik pasien masih dalam keadaan lemas, keadaaan umum
pasien saat ini yaitu composmentis atau masih dalam keadaan sadar, untuk
buang air kecil dan buang air besar lancar dalam kondisi yang lancar.
Pada asuhan gizi IIhasil pengamatan pasien untuk pemeriksaan fisik
hari selanjutnya diketahui bahwa fisik pasien masih dalam keadaan lemas,
keadaaan umum pasien saat ini yaitu compos mentis atau masih dalam
keadaan sadar, untuk buang air kecil dan buang air besar pasien masih dalam
kondisi yang lancar
e. Pemeriksaan klinis
Pada asuhan gizi I hasil pengamatan pasien untuk pemeriksaan klinis
pasien diketahui bahwa tekanan darah pasien masuk keedalam kategori pre
hipertensi, Nadi normal, suhu normal, respirasi normal.
f. Pengobatan
Pada asuhan gizi Ipada pemberian obat pada asuhan gizi yang
pertama pasien mendapatkan injeksi ringer lactate, Ringer laktat adalah cairan
infuse yang biasa digunakan pada pasien dewasa dan anak anak sebagai
sumber elektrolit dan air untuk hidrasi.Harus dipertimbangkan adanya ion
kalsium dalam larutan ini ketika fosfat terdapat dalam larutan adiktif, untuk
menghindari pengendapan. Beberapa aditif mungkin tidak kompatibel, efek
samping yang akan dirasakan pasien ialah Nyeri dada, detak jantung
abnormal, penurunan tekanan darah, kesulitan bernafas, batuk, bersin, ruam,
gatal-gatal dan sakit kepala.
1. Asuhan Gizi
1200
1000
800
600
Asupan 16-17 maret 2019
Asupan 17-18 maret 2019
400 Asupan 18-19 maret 2019
200
0
fe
Vi rat
C
gi
P k
oh n
Vi n A
n
a
i
Ka rote
ira
er
in
m
id
i
m
En
m
Le
ca
ta
ta
rb
Pada grafik 5.1 tersebut terlihat %tingkat konsumsi pasien saat sebelum masuk rumah
sakit dan setelah masuk rumah sakit. Untuk recall yang saya ambil adalah makanan pasien
masuk rumah sakit yaitu dari pagi tanggal 17sore-18siang maret 2019 sampai 18sore –
19siang maret 2019, dari hasil recall tersebut untuk asupan zat gizi makro terdapat zat gizi
yang memiliki interpretasi defisit berat yaitu pada asupan karbohidrat, protein, lemak.
Kemudian untuk asupan zat gizi mikro seperti besi, Vitmain C, dan vitamin A, memiliki
interpretasi defisit berat, untuk asupan energi memiliki interpretasi defisit berat. Dari hasil
recall tersebut banyak zat gizi yang mengalami defisit berat. Hal itu karena Tn. Y setiap
makan mengalami kurang nafsu makan yang bagus.
1600
1400
1200
1000
800
Asupan Rumah Sakit
600
Asupan Luar Rumah Sakit
400
200
0
gi k in at n A n C si n
er ema ote idr i i Be rium aira
En L r h m
ta Vita
m t c
P bo
r V i Na
Ka
Grafik 5.2 Asupan Rumah Sakit dan Asupan Luar Rumah Sakit
Dari grafik 5.2 diketahui hanya sedikit asupan makanan dari luar rumah sakit pada
tanggal 16sore – 17 siang maret 2019, pada asupan diluar rumah sakit diketahui bahwa Tn. Y
hanya minum air putih/cairan. Sehingga hanya asupan cairan yang terlihat pada grafik
tersebut. Tn. Y memang kurang memiliki selera makan. Selain itu Tn. Y diedukasi lebih
banyak mengkonsumsi makanan rumah sakit dibandingakan makanan luar rumah sakit, untuk
makanan rumah sakit Tn. Y dianjurkan untuk makan makanan yang segar-segar dan alami
tanpa bahan pengawet sepeti buah-buah, sayur-sayuran dan cairan seperti air putih karena
ketiga makanan ini dapat mempermudah mempercepat mengembalikan sel yang hilang atau
rusak dan cepat memulihkan tulang yang patah.
BAB VI
A. Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
1. OREF adalah reduksi terbuka dengan fiksasi internal di mana prinsipnya tulang
ditransfiksasikan di atas dan di bawah fraktur , sekrup atau kawat ditransfiksi di
bagian proksimal dan distal kemudian dihubungkan satu sama lain dengan
suatu batang lain.
2. Diet post oprasiadalah diet TKTP. Makanan yang diberikan dalam bentuk nasi
biasa.
3. Hasil skrining yang dilakukan pada Tn. Y adalah resiko ringan , hasil tersebut
didapatkan dari keadaan pasien yang hanya mengalami patah tulang kaki
sebelah kanan.
4. Antropometri pasien berat badan tidak bisa dilakukan pengukuran karena
kondisi pasien yang tidak dapat berdiri, sehingga jika diestimasi pun akan
terdapat bias yang besar maka penilaian status gizi dengan menggunakan
biokimia.
5. Biokimia yang didapatkan selama asuhan gizi 2 hari yang masih termasuk
kedalam kategori rendah yaitu ureum.
6. Pemeriksaan fisik yang dilakukan asuhan gizi 2 hari yaitu pasien dalam
keadaan yang sadar, lemas, buang air kecil lancar dan buang air besar lancar.
7. Pemeriksaan klinis pasien Tekanan darah 120/70 mmHg Prehipertensi, Nadi
85x/menit Normal, Suhu 36,50C Normal, Respirasi 20x/menit Normal.
8. Pengobatan yang diberikan pada pasien Kamis 16maret 2019 Infus ringer
lactate 20 tpm..
9. Diagnosa yang digunakan pada asuhan gizi selama 2 hari adalah domain intake,
dengan prioritas masalah meningkatkan asupan zat gizi yang masih defisit.
10. Monitoring asupan makan pasien selama 2 hari didapatkan hasil bahwa terjadi
peningkatan asupan pasien dari tanggal 17sore – 18siang sampai 18sore – 19
siang maret 2019 meskipun masih dalam kategori defisit baik zat gizi makro
maupun zat gizi mikro
B. Saran
Setelah dilakukan praktek dietetik lanjut ini diharapkan agar mahasiswa yang
melakukan praktek dapat melakukannya sesuai prosedur asuhan gizi di rumah sakit.
Terutama diruang Dahlia..
DAFTAR PUSTAKA
SORE
17
MARET
2019
HABIS
HABIS
PAGI
18
MARET
2019
HABIS
SIANG
18
MARET
2019
HABIS
HABIS
HABIS
SORE
18
MARET
2019
HABIS
HABIS
PAGI 19
MARET
2019
HABIS
HABIS
HABIS
SIANG
19
MARET
2019
HABIS
HABIS
HABIS
HABIS
HABIS
HABIS