Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM),

maka peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu faktor yang strategis

dan penting, karena melalui pendidikan yang berkualitas akan disiapkan dan

dihasilkan sumber daya yang berkualitas pula.

Agar pendidikan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang

berkualitas tersebut, maka beberapa faktor yang berpengaruh, antara lain:

siswa, kurikulum, guru, lingkungan, metode dan media pembelajaran yang

tersedia. Diantara faktor tersebut, ketersediaan media pembelajaran sangat

penting dalam pembelajaran di Sekolah Dasar, hal itu dikarenakan

perkembangan anak usia SD (6–12 tahun) berada pada tahap perkembangan

operasional konkrit artinya anak usia SD akan lebih mudah memahami suatu

konsep bila disertai dengan benda konkrit atau model atau benda tiruannya.

Ilmu Pengetahuan Alam berhubungan dengan cara mencari tahu tentang

alam secara sistematis, sehingga Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam diharapkan dapat menjadi wahana bagi


peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek

pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-

hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman

langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami

alam sekitar secara ilmiah.

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Ilmu

Pengetahuan Alam di SD/MI merupakan standar minimum yang secara

nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam

pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD

didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan,

bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas serta

siswa kelas IV SD Inpres Jagebob IV Merauke, salah satu materi yang sulit

dipahami oleh siswa adalah memahami bagian tumbuhan beserta fungsinya.

Sulitnya materi tersebut dimungkinkan karena selama ini guru kelas IV

SD Inpres Jagebob IV Merauke dalam pembelajarannya menggunakan gambar

yang ada dalam buku paket serta dengan metode ceramah, kemungkinan hal

tersebut akan meyulitkan siswa dalam memahami materi tersebut karena siswa

sulit membayangkan gambar bagian tumbuhan tersebut dalam gambar dua

dimensi dan dengan ceramah, akhirnya dari hasil post test untuk materi fungsi

bagian tumbuhan tersebut dari 6 siswa hanya 1 siswa (16,67%) yang mencapai

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) atau mendapatkan nilai 60 dan 5 siswa


(83,33%) lainnya belum mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)

yang ditetapkan oleh sekolah adalah 60, sehingga sangat diperlukan suatu

tindakan perbaikan dalam hal media yang digunakan serta metode atau model

yang tepat dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV SD Inpres

Jagebob IV Merauke.

Salah satu upaya meningkatkan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

adalah dengan model pembelajaran Jigsaw. Model pembelajaran kooperatif

model Jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitikberatkan

pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Seperti diungkapkan

oleh Lie (1999) dalam Rusman (2013:218) bahwa “pembelajaran kooperatif

model Jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa

belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang

secara heterogen dan siswa bekerjasama saling ketergantungan positif dan

bertanggung jawab secara mandiri”.

Dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw, maka hasil belajar

materi fungsi bagian tumbuhan dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

dapat ditingkatkan. Peningkatan ini ditandai dengan meningkatnya

pengetahuan siswa tentang suatu proses mampu menganalisa obyek

pengamatan dan percobaan, dan mampu menarik kesimpulan.

Peneliti memandang bahwa menggunakan model pembelajaran Jigsaw

adalah sebagai model sangat efektif dalam meningkatkan kualitas hasil

pembelajaran. Dalam model ini, siswa tidak hanya sebagai obyek pendengar,
tetapi siswa harus melakukan penyediaan bahan medianya untuk melakukan

diskusi.

Dari latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Tentang

Fungsi Bagian Tumbuhan melalui Model Pembelajaran Jigsaw pada Siswa

Kelas IV SD Inpres Jagebob IV Merauke”.

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah

1. Rumusan Masalah

Apakah penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan hasil

belajar tentang Fungsi Bagian Tumbuhan pada siswa kelas IV SD Inpres

Jagebob IV Merauke Tahun Ajaran 2015-2016?

2. Pemecahan Masalah

Peneliti mengambil tindakan sebagai pemecahan masalah dengan

menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw sehingga hasil belajar

meningkat.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar tentang

fungsi bagian tumbuhan melalui Model Pembelajaran Jigsaw pada siswa kelas

IV SD Inpres Jagebob IV Merauke.


D. Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat diadakannya penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Membantu meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam belajar IPA

mengenai fungsi bagian tumbuhan dengan Model Pembelajaran Jigsaw.

b. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi fungsi bagian

tumbuhan dengan Model Pembelajaran Jigsaw.

c. Meningkatkan keaktifan, kekreatifan, dan menyenangkan bagi siswa

dalam belajar mengenai materi fungsi bagian tumbuhan dengan Model

Pembelajaran Jigsaw serta melatih kerjasama.

2. Bagi Guru

Sebagai sumbangan pemikiran dalam proses belajar-mengajar dan

meningkatkan pemahaman siswa belajar IPA di SD Inpres Jagebob IV

Merauke serta menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam mata

pelajaran IPA.

3. Bagi Sekolah

a. Sebagai sumbangsih peneliti kepada sekolah tentang pemanfaatan benda

konkrit/ media/ model dalam pembelajaran IPA di SD Inpres Jagebob IV

Merauke.

b. Meningkatkan mutu pembelajaran IPA di SD Inpres Jagebob IV

Merauke.

c. Mendorong dan merangsang guru-guru yang ada di SD Inpres Jagebob

IV Merauke untuk selalu menggunakan alat peraga/ media/ model dalam


pembelajaran IPA yang disertai dengan metode pembelajaran yang sesuai

untuk meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran pada umumnya

dan IPA pada khususnya.

4. Bagi Peneliti

Dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang peranan

guru dalam meningkatkan pemahaman siswa belajar IPA, maupun pada

mata pelajaran lainnya jika sudah menjadi tenaga kependidikan.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab V
    Bab V
    Dokumen3 halaman
    Bab V
    Ignatius D. Arianto
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen27 halaman
    Bab Iv
    Ignatius D. Arianto
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen23 halaman
    Bab Ii
    Ignatius D. Arianto
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen13 halaman
    Bab Iii
    Ignatius D. Arianto
    Belum ada peringkat
  • Aritmetika Sosial
    Aritmetika Sosial
    Dokumen10 halaman
    Aritmetika Sosial
    Ignatius D. Arianto
    Belum ada peringkat
  • Bab 3. Relasi Dan Fungsi
    Bab 3. Relasi Dan Fungsi
    Dokumen22 halaman
    Bab 3. Relasi Dan Fungsi
    Ignatius D. Arianto
    Belum ada peringkat