Anda di halaman 1dari 7

MANUSKRIP

PENGELOLAAN HIPERTERMI PADA TN. N DENGAN TYPOID FEVER


DIRUANG DAHLIA DI RSUD UNGARAN

Oleh:
ARSI KUSUMA PRASTIWI
080117A007

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2020
PENGELOLAAN HIPERTERMI PADA TN. N DENGAN TYPOID FEVER
DIRUANG DAHLIA DI RSUD UNGARAN

Arsi Kusuma Prastiwi*, Joyo Minardo**, Maksum***


Universitas Ngudi Waluyo
Email: arsikusumaprastiwi@gmail.com

ABSTRAK

Thypoid adalah salah satu penyakit sistemik yang disebabkan karena bakteri
salmonella typhi atau salmonella paratyphi.Tanda dan gejala dari penyakit Thypoid adalah
demam.
Tujuan penulisan ini untuk menggambarkan Pengelolaan Keperawatan Hipertermi
Pada Tn. N dengan Typhoid Fever di Ruang Dahlia di Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran.
Pengelolaan pasien dengan hipertermi dilakukan selama 2 hari yaitu pada hari Kamis
tanggal 16 Januari 2020 sampai hari Jumat tanggal 17 Januari 2020. Teknik pengumpulan data
dengan menggunakan metodologi keperawatan, diantaranya melalui pengkajian yang meliputi
pemeriksaan fisik, observasi,pemeriksaan penunjang, penegakan diagnosa keperawatan,
implementasi dan evaluasi.
Hasil pengelolaan didapatkan hasil data suhu pada pasien yaitu 38.5°C, warna kulit
kemerahan, kulit teraba hangatdan pasien menggigil. Penulis mendapatkan masalah
keperawatan yaitu hipertermi berhubungan dengan proses penyakit (Thypoid). Penulis
menyusun rencana sesuai dengan NIC NOC. Tindakan yang direncanakan telah dilakukan
selama 2 x 24 jam dengan memberikan kompres hangat pada bagian aksila dan inguinal atau
lipatan-lipatan, sesuai rencana keperawatan yang telah disusun dengan hasil evaluasi masalah
hipertermi berhubungan dengan penyakit pada subyek studi kasus masalah teratasi.
Saran bagi perawat RSUD Ungaran Untuk menurunkan hipertermia pada pasien
thypoid di masa mendatang dapat menggunakan obat herbal.

Kata Kunci : Thypoid, hipertermi, kompres hangat

Pengelolaan Hipertermi pada Tn. N Dengan Typoid Fever 1


di Ruang Dahlia di RSUD Ungaran
ABSTRACT

Typhoid is a systemic disease caused by salmonella typhoid or salmonella paratyphoid.


Sign and symptom of typhoid disease is fever.
The purpose of this paper was to describe the Management of Hyperthermia on Mr. N
with Typhoid Fever in Dahlia Room Ungaran Regional Hospital.
The Management was carried out for 2 days, Thursday, January 16 th to Friday, January
17th 2020. Data collection techniques used nursing methodology, through assessments that
include physical examination, observation, supporting examinations, enforcement of nursing
diagnoses, implementation and evaluation.
The results obtained temperature data on the patient was 38.5 ° C, reddish skin color,
warm palpable skin and shivering patients. The author got nursing problem that was
hyperthermia related to the disease process (typhoid). The researcher drew plans according to
the NIC NOC. The planned action had been carried out for 2 x 24 hours by giving warm
compresses on the axilla and inguinal parts or folds, Based on the nursing plan that had been
prepared with the results of evaluating hyperthermia related to the disease solved.
Suggestions for nurses at Ungaran Regional Hospital to reduce hyperthermia in
typhoid patients in the future, they can use herbal medicines.

Keywords: Typhoid, hyperthermia, warm application

PENDAHULUAN khusus, apabila demam tidak ditangani


Demam typoid merupakan suatu dengan cepat maka akan mengakibatkan
penyakit infeksi sistemik yang disebabkan komplikasi. Untuk menghindari faktor
oleh Salmonella thypii yang masih dijumpai tersebut peran perawat sangat diperlukan
secara luas diberbagai negara berkembang dalam melakukan tindakan keperawatan,
peningkatan suhu lingkungan sekitar. Pada selain penanganan menggunakan
pasien demam typoid dengan masalah antipiretik perawat juga dapat melakukan
hipertermi jika tidak segera ditangani tindakan secara mandiri nonfarmakologi
dapat berakibat fatal seperti kejang untuk menurunkan demam pada kasus
demam, syok, dehidrasi, syok dan dapat dewasa, yaitu dengan penerapan kompres
terjadi kematian ( Lusia, 2015 ). hangat.
Besarnya angka pasti demam typoid Kompres hangat merupakan metode
didunia sangat sulit ditentukan karena untuk menurunkan suhu tubuh. Pemberian
penyakit yang sangat sulit ditentukan kompres hangat pada daerah aksila lebih
karena penyakit ini dikenal mempunyai efektif karena terdapat pembuluh darah
tanda dan gejala yang sangat luas. Data besar dan banyak kelenjar keringat apokrin
WHO tahun 2020 memperkirakan terdapat yang mempunyai banyak vaskuler,
sekitar 13 juta kasus demam typoid kompres hangat menyebabkan suhu diluar
diseluruh dunia dengan insiden rate akan menjadi hangat sehingga tubuh akan
550.000 kasus kematian tiap tahun. menginterpresentasikan bahwa suhu
Typhoid dideteksi di Provinsi Jawa Tengah diluaran cukup panas, sehingga tubuh akan
dengan pravalensi 1,61 % dan tersebar menurunkan control pengatur suhu diotak
diseluruh kabupaten atau kota dengan supaya tidak meningkatkan suhu
pravenlensi yang berbeda-beda pengaturan tubuh, dengan suhu diluar
dikabupaten semarang sebesar 0,8 %. hangat akan membuat pembuluh darah
Pada penderita demam dibutuhkan melebar sehingga pori-pori kulit akan
penanganan dan perlakuan tindakan membuka dan memepermudah

Pengelolaan Hipertermi pada Tn. N Dengan Typoid Fever 2


di Ruang Dahlia di RSUD Ungaran
pengeluaran panas. Kompres hangat dapat parameter yang dijelaskan dalam masalah
dilakukan dengan kain handuk atau waslap pengkajian yang berhubungan dengan
yang dicelupkan di air hangat dengan suhu penyakit pasien.
air maksimal 43oC ( hangat kuku) dan
kemudian ditempelkan dibagian aksila dan HASIL DAN PEMBAHASAN
dahi selama 15-30 menit. Pengkuran suhu HASIL
dengan thermometer aksila dapat Pengkajian dilakukan pada hari
dilakukan 2-3 menit sebelum dan sesudah kamis tanggal 16 bulan januari tahun 2020
dilakukan kompres hangat ( Purwanti, jam 07.00 WIB diruang Dahlia RSUD
2013). Ungaran.Dari pengkajian didapatkan data
RSUD Ungaran Semarang merupakan pasien mengatakan demam dan
rumah sakit pemerintah tipe C, bedasarkan menggigil.Pada pengkajian sistem tubuh
survei awal diketahui bahwa laporan 10 keadaan umum pasien tingkat kesadaran
besar penyakit rawat inap RSUD Ungaran komposmentis.Hasil pemeriksaan tanda-
Semarang selama tahun 2020 salah satu tanda vital didapatkan Tekanan Darah
diantaranya adalah kasus penyakit demam pasien 120/90 MmHg, Nadi
typhoid. 89x/menit,Pernafasan 20x/menit, Suhu
Hasil studi kasus demam typhoid 38’5oC.
pada bulan januari adalah 42 pasien rawat
inap sedangkan rawat jalan terdapat 30 PEMBAHASAN
pasien. Dari hasil data yang didapatkan Berdasarkan tinjauan kasus yang
menunjukkan bahwa resiko yang sering telah dilakukan, pada bab ini penulis akan
terjadi demam typhoid adalah pasien jenis membahas tentang pengelolaan hipertermi
kelamin laki-laki karena kebiasaan tidak pada Tn. N dengan typhoid fever di ruang
mencuci tangan sebelum makan, kebiasaan dahlia RSUD ungaran, dimana masalah ini
jajan atau makan diluar .Berhubungan merupakan prioritas utama yang telah
dengan hal tersebut di atas penulis tertarik dikelola penulis. Dari hasil pengkajian
untuk melakukan studi kasus dalam didapat data subjektif Pasien mengatakan
memberikan Asuhan Keperawatan pada demam dan menggigil, sedangkan data
Tn. N dengan typhoid fever di Ruang Dahlia objektif adalah Pasien tampak gelisah, Kulit
RSUD Ungaran. teraba hangat, Kulit kemerahan, Mukosa
bibir Kering, TD : 120/90 MmHg, S : 38’5oC,
METODA N : 89x/menitRR :20x/menit.
Metode yang digunakan adalah Diagnose yang muncul pada Ny. S
metode deskriptif dengan pengelolaan berdasarkan prioritas masalah hipertermi
asuhan keperawatan selama 2 hari yaitu berhubungan dengan proses penyakit.
pada tanggal 16 januari 2020 sampai 17 Menurut Potter & Perry (2010),
januari 2020. Teknik pengumpulan data Hipertermia adalah peningkatan suhu
metodologi keperawatan yang meliputi tubuh yang berhubungan dengan
pengkajian, menegakkan diagnosis ketidakmampuan tubuh untuk
keperawatan, intervensi keperawatan, menghilangkan panas atau pun
implementasi keperawatan, dan evaluasi mengurangi produksi panas.Hipertermi
keperawatan.Pengumpulan data dilakukan terjadi karena adanya ketidakmampuan
dengan metode wawancara mekanisme kehilangan panas untuk
(autoanamnesa) dan tidak langsung mengimbangi produksi panas yang
(alloanamnesa) pada keluarga serta Tn. N berlebihan sehingga terjadi peningkatan
serta pemeriksaan fisik yang bertujuan suhu tubuh.
untuk memperoleh informasi yang Setelah menetapkan suatu diagnose
berkaitan dengan adanya kemungkinan yang menjadi prioritas , penulis akan
masalah klien yang meliputi semua mengidentifikasi urutan intervensi

Pengelolaan Hipertermi pada Tn. N Dengan Typoid Fever 3


di Ruang Dahlia di RSUD Ungaran
keperawatan, ketika pasien mempunyai memfalitasi pengeluaran panas, serta
masalah atau perubahan multiple. dibutuhkan untuk meningkatkan
Intervensi keperawatan adalah semua ketidakefektifan pemberian
tindakan asuhan yang perawat lakukan antipiretik.Menurut Rohmah & Wahid
atas nama pasien. Diagnosa hipertermi (2010) tindakan kompres dengan air
melahirkan ini menjadi prioritas utama hangat adalah memberikan rasa nyaman
juga karena menurut hirarki maslow dan hangat pada daerah tertentu dengan
hipertermi merupakan rasa aman nyaman menggunakan cairan atau alat yang
yang dirasakan sangat mengganggu menimbulkan hangat pada bagian tubuh
kenyamanan pasien. yang memerlukan. Pemberian kompres
Intervensi yang pertama dilakukan hangat pada aksila lebih efektif, karena
adalah pemberian kompres hangat, penulis pada daerah tersebutbanyak terdapat
melakukan pemberian kompres hangat pembuluh darah besar dan banyak kelenjar
pada pasien saat demam naik. Kompres keringat aprokin yang mempunyai banyak
hangat memberikan rasa hangat dengan vaskuler sehingga akan memperluas
menggunakan cairan atau alat yang daerah yang mengalami vasoditalasi yang
menimbulkan hangat pada bagian tubuh memungkinkan percepatan perpindahan
yang memerlukan.Adapun tujuan dari panas dari dalam tubuh kekulit hingga 8
pemberian kompres yaitu menurunkan kali lipat lebih banyak.
suhu tubuh, mengurangi rasa sakit atau Implementasi yang dilakukan oleh
nyeri, mengurangi perdarahan dan perawat yang kedua adalah memonitor
membatasi peradangan. Beberapa indikasi tanda-tanda vital, didapat data suhu
pemberian kompres adalah memberikan 38’5oC, nadi: 89x/menit, pernafasan
rasa hangat dengan menggunakan cairan 20x/menit dan dilakukannya tindakan
atau alat yang menimbulkan hangat pada kompres hangat ini dengan tujuan
bagian tubuh yang memerlukan ( Gofar, memonitor panas. Tanda-tanda vital
2012 ). adalah suatu aktifitas melakukan
Intervensi yang kedua yang pengukuran suhu, nadi, tekanan darah,
dilakukan oleh perawat yang kedua adalah frekuensi pernafasan dan saturasi oksigen.
memonitor tanda-tanda vital. Intervensi Semakin tinggi suhu tubuh semakin cepat
yang ketiga yang dilakukan oleh penulis frekuensi pernafasannya, hal ini
yaitu: dengan menganjurkan pasien untuk berhubungan erat dengan peningkatan
memperbanyak minum air putih, alasan proses metabolisme tubuh, pernafasan
penulis dalam pemberian banyak minum normal pada pasien normalnya 18-
dengan pelepasan suhu panas dalam tubuh 26x/menit, jika lebih dari 40 maka
keluar melalui keringat. Implementasi ke terjadilah peningkatan frekuensi
empat yang dilakukan oleh penulis dengan pernafasan ( Tarwoto,2015).
menganjurkan dalam memakai pakaian Implementasi yang ketiga yang
yang mudah menyerap keringat. dilakukan oleh penulis yaitu: dengan
Implementasi yang ke lima yang dilakukan menganjurkan pasien untuk
oleh penulis dengan menganjurkan memperbanyak minum air putih, alasan
mengatur suhu udara pada ruangan lebih penulis dalam pemberian banyak minum
dingin. dengan pelepasan suhu panas dalam tubuh
Implementasi yang pertama keluar melalui keringat. Asupan bukan
dilakukan penulis dalam menurunkan suhu hanya terdapat pada minuman melainkan
tubuh pada pasien, penulis memberikan bisa terdapat dari makanan berkuah dan
kompres hangat.Alasannya tindakan ini sari buah-buahan.Sedangkan pengeluaran
selain untuk melancarkan sirkulasi darah cairan dapat melalui urine, keringat, feses,
juga untuk menghilangkan rasa sakit, asupan (intake) cairan dalam kondisi
menurunkan suhu tubuh, dapat normal pada orang dewasa adalah ± 2.500

Pengelolaan Hipertermi pada Tn. N Dengan Typoid Fever 4


di Ruang Dahlia di RSUD Ungaran
cc per hari dan pengeluaran (ouput) cairan yang diberikan oleh penulis dan melakukan
sebagai bagian untuk menyeimbangi dengan benar.
asupan cairan pada orang dewasa, dalam
kondisi normal ±2.300cc per hari (Hidayat, REFERENSI
2012). Arif muttaqin & Kumala Sari, (2011).Buku
Implementasi ke empat yang Gangguan Gastrointestinal Aplikasi
dilakukan oleh penulis dengan Asuhan Keperawatan Medikal
menganjurkan dalam memakai pakaian Bedah.Yogyakarta : Salemba Medika.
yang mudah menyerap keringat, alasan Barbara, K. (2010). Buku Ajar Fundamental
penulis dalam pemberian pakaian yang Keperawatan Konsep Proses dan
mudah menyerap keringat, pada saat Praktik edisi VII Volume I.Jakarta :
pasien mengeluarkan keringat maka EGC
keringat akan mudah diserap oleh pakaian Bulechek, Glorian. (2016). Nursing
dan tidak menimbulkan basah pada Interventions Classificatin (NIC) 6th
pakaian, sehingga pasien tetap nyaman Indonesia Edition.Singapore :
dari suhu tubuh dapat berkurang atau Elsevier.
menurun. Tindakan mengajurkan pasien Cahyono, J.B., (2010),Vaksinasi Cara
memakai pakaian tipis sesuai dengan teori Ampuh Cegah Penyakit Infeksi,
yang disampaikan oleh Sodikin, (2012) Penerbit Kanisius, Yogyakarta, pp.
yaitu menganjurkan memakai pakaian tipis 93. Diunduh pada Kamis 20 februari
bisa mengurangi penguapan dan 2020 pukul 10.00 WIB.
membantu penyerapan keringat, karena http://repository.ump.ac.id/1088/3/
ketika suhu tubuh tinggi maka tubuh akan ISNAENI%20NURUL%20HIDAYATI%2
merespon dengan mengeluarklan keringat 0BAB%20II.pdf
dan menguap, selain itu juga melindungi Cita, Y.P., (2011). Bakteri Salmonella typhi
permukaan tubuh terhadap lingkungan dan Demam Tifoid.Jurnal Kesehatan
dengan suhu udara yang tinggi atau panas. Masyarakat September - Maret
Implementasi yang ke lima yang 2011, 6(1), pp.42–46.
dilakukan oleh penulis dengan Garna, Herry, (2012).Buku Ajar Divisi
menganjurkan mengatur suhu udara pada Infeksi Dan penyakit
ruangan lebih dingin, tujuannya agar panas Tropis.Yogyakarta : Salemba Medika.
berpindah keruangan. Misalnya dengan Ghofar A, (2012). Pedoman Lengkap
membuka jendela, menyalakan kipas Keterampilan Perawatan Klinik.
angin.Karena panas bisa berpindah lewat Yogyakarta : Arrus Media.
udara dan berpindah ke lingkungan yang Herman, T. Heather. (2012). NANDA
lebih dingin. International Diagnosis Keperawatan
Evaluasi yang didapat dapat : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.
disimpulkan bahwa masalah keperawatan Jakarta : EGC.
hiepertermi sudah teratasi karena suhu Hermayudi dan Ayu, P.A. (2017).Penyakit
kembali normal yang tadinya 38,5oC, kini Daerah Tropis. Yogyakarta : 2017.
menjadi 36,5oC. Hasil yang diperoleh Hidayat Aziz Alimul A, (2012). Metode
tersebut tidak terlepas dari adanya faktor Penelitian Keperawatan Dan Teknik
pendukung dan penghambat yang Analisis Data.Yogyakarta : Salemba
ditemukan dalam pelaksanaa implementasi Medika .
asuhan keperawatan yakni faktor Huda, Miftahul. (2013). Model-model
pendukung adalah Tn.N maupun keluarga Pengajaran dan Pembelajaran.
sangat berantusias dan kooperatif dengan Yogyakarta: Pustaka Pelajar
tindakan keperawatan yang penulis .Diunduh pada Kamis 20 februari
lakukan, selama melakukan tindakan 2020 pukul 10.00 WIB.
keperawatan Tn.N mau mengikuti instruksi

Pengelolaan Hipertermi pada Tn. N Dengan Typoid Fever 5


di Ruang Dahlia di RSUD Ungaran
http://repository.unimus.ac.id/2980 februari 2020 pukul 15.55
/3/BAB%20II.pdf WIB.http://journal.stikespemkabjom
Juwita, S., Hartoyo, E. & Budiarti, L.Y., bang.ac.id/index.php/jikep/article/vi
(2013).Pola Sensitivitas In Vitro ew/9/9
Salmonella typhi Terhadap Antibiotik Nursalam, (2013).Metodologi Penelitian
Kloramfenikol, Amoksilin dan Ilmu Keperawatan Pendekatan
Kotrimoksazol. Berkala Kedokteran, Praktis ; Jakarta:Salemba Medika
9(1), pp.25–43. Padila, (2013). Asuhan Keperawatan
Lestari T, (2016). Asuhan keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha
Demam Typhoid.Yogyakarta : Nuha Medika
Medika. Potter & Perry. (2010). Fundamental of
Lestari, K. (2011). Demam tifoid. Fakultas Nursing: Konsep Proses and Practice,
Kesehatan Masyarakat Universitas Edisi 7. Vol. 3.Jakarta : EGC
Sriwijayahttp://eprints.poltekkesjogj Purwanti, Sri., dan Winarsih, N. A. (2013).
a.ac.id/1413/4/4.%20BAB%202.pdfdi Pengaruh Kompres Hangat terhadap
akses pada Kamis 20 februari 2020 suhu tubuh pada pasien hipertermi
pukul 10.00 WIB. di Ruanginap RSUD dr. Moewardi
Lusia, (2015).Pengenalan Demam dan Surakarta.
Perawatanya. Surabaya: AUP Unair. Rohman & Wahid, (2010). Proses
http://journal.stikespemkabjombang keperawatan teori dan
.ac.id/index.php/jikep/article/view/9 aplikasi.Yogyakarta : ISBN
/9 diakses pada Senin 17 februari Sarasvati, (2010).Bab II Hipertermi, Jurnal
2020 pukul 15.55 WIB. Keperawatan : Universitas Sumatera
Lynda Juall. (2012). Buku Saku Diagnosa Utara
Keperawatan Edisi 8.Definisi dan Tarwoto & Wartonah, (2015).Kebutuhan
Klasifikasi.Jakarta : EGC Dasar Manusia dan Proses
Mohamad, Fatmawati. “ Efektifitas Keperawatan, Edisi : 4 Jakarta.
Kompres Hangat Dalam Thobaroni, Imam (2015). Asuhan
Menurunkan Demam Pada Pasien Keperawatan Demam. Artikel
Thypoid Abdominalis Di Ruang G1 Lt. Kesehatan.
2 RSUD Prof. Dr. H Aloi Saboe Kota Walid & Imam Suprapto,
Gorontalo ”. Jurnal Keperawatan 1 (2013).Dokumentasi dan Proses
(2011).Diakses pada hari kamis 22 keperawatan.Yogyakarta : Nuha
juli 2020 pukul 13.20 Medika.
Wib.http://www.academia.edu/dow Wardiyah, Aryanti. (2016). Pemberian
nload/46772744/931-922-1-PB.PDF kompres hangat terhadap
Monica, W.S., Mahatmi, H. & Besung, K., penurunan suhu tubuh paisn yang
(2013).Pola Resistensi Salmonella mengalami demam.Jurnal ilmu
typhi yang Diisolasi dari Ikan Serigala keperawatan-Volume 4, No. 1,
(Hoplias malabaricus) terhadap 45.Diakses pada hari kamis tanggal
Antibiotik.Jurnal Ilmu Kesehatan 22 juli 2020 pukul 13.00
Hewan, 1(2), pp.64–69. WIb.http://www.Jik.ub.ac.id.id/inde
Muscari, Marry E. 2010. Keperawatan x.php/jik/article/download/101/94
Pediatrik Edisi 3. Alih Bahasa Alfrina. Widagdo, (2011).Masalah dan tatalaksana
Jakarta : EGC. penyakit infeksi pada pasien
Nainggolan, R. N. (2011). Karakteristik demam.Jakarta : Sagung Seto.
Penderita Demam Tifoid Rawat Inap
di Rumah Sakit Tentara TK-IV
01.07.01 Pematangsiantar Tahun
2008.Diunduh pada Senin 17

Pengelolaan Hipertermi pada Tn. N Dengan Typoid Fever 6


di Ruang Dahlia di RSUD Ungaran

Anda mungkin juga menyukai