Anda di halaman 1dari 20

Asuhan

Keperawatan
Luka Bakar
Ni Wayan Suliani., M.Kep., WOC(ET)N

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


Luka Bakar
Burn (Luka Bakar / Combustion) adalah cedera yang sebabkan karena
adanya kontak langsung atau terpapar dengan sumber yang panas
(termal), listrik (electric), zat kimia (chemical) atau radiasi (radiation).
Penyebab Luka Bakar
• Cairan Panas (Air, Minyak, Kuah)
• Api (Bensin, Minyak Tanah, Gas LPG)
• Listrik (PLN, Petir)
• Zat Kimia (Asam, Basa, Kosmetik)
• Radiasi (Matahari, Radioterapi, Bom)
Akibat Luka Bakar
• Kerusakan Kulit
• Infeksi
• Kehilangan Cairan, Elektrolit, Protein
• Gagal Ginjal
• Gagal Nafas (ARDS)
• Gangguan Lambung (Curling Ulcer)
• Kerusakan Darah (Anemia, DIC)
Jenis Luka Bakar
Luka Bakar Termal
1. Disebabkan oleh meningkatnya suhu yang mengakibatkan kemati
an sel.
2. Dapat menyebabkan luka lepuh akibat terpapar zat panas.
3. Semakin kental cairan dan semakin lama waktu kontaknya maka
semakin besar kerusakan yang ditimbulkan.

Luka Bakar Listrik


1. Disebabkan oleh panas yang digerakan dari energy listrik
2. Berat ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya
voltase dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh

Luka Bakar Kimiawi


1. Disebabkan oleh paparan zat yang bersifat asam ataupun basa.
2. Luka bakar yang dipaparkan oleh zat yang bersifat basa akan me
ngakibatkan luka yang lebih dalam dibangkan zat asam.
Luka Bakar Radiasi
1. Disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif.
2. Tipe injury ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi
ion pada industry atau sumber radiasi untuk keperluan terapeutik
pada dunia kedokteran.

Luka Bakar Inhalasi


Terjadi karena saluran pernafasan banyak menghirup udata panas atau
asap dari kebakaran
Fase Luka Bakar
Fase Akut (0 – 48/72 Jam)
Masalah pada fase ini adalah gangguan ABC. Dimana terjadi gangguan
saluran pernafasan karena cedera inhalasi.

Fase Sub Akut (> 48/72Jam – 44 Hari Awal Penutupan Luka)


1. Adanya diuresis yang berlebihan, proses penguapan cairan tubuh di
sertai panas (evaporatif heat loss)
2. Reaksi inflamasi local - reaksi sistemik dengan dilepaskannya Burn
Toxin – SIRS – MODS
3. Masalah utama pada fase ini yaitu hipermetabolisme, SIRS, Sepsis
dan MODS
4. Memerlukan perawatan dan penutupan luka, mencegah infeksi dan
mendapatkan dukungan nutrisi

Fase Rehabilitasi (> 45 hari sejak penutupan luka sampai terjadi m


aturasi jaringan)
1. Masalah utama parut hipertrofik, kontraktur dan deformitas
2. Memerlukan rehabilitasi fisik, vokasional, rekontruksi fungsional dan
kosmetik, konseling psikososial
Perhitungan Luas Luka Bakar
Petunjuk dalam menilainya luasnya luka bakar dapat menggunakan The
Rule Of Nine. Pada rumus ini tidak dipergunakan pada anak dan bayi k
arena luas permukaannya sangat relative, permukaan kepala anak jauh
lebih besar dan luas permukaan kaki lebih kecil
Klasifikasikan Berdasakan Kedalaman Luka
1. Luka bakar derajat I. Ditandai dengan luka bakar superfisial dengan
kerusakan pada lapisan epidermis.
2. Luka bakar derajat II.Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis dan
sebagaian dermis dibawahnya. Berupa reaksi inflamasi akut disertai
proses eksudasi. Luka bakar derajat dua dibagi menjadi 2 jenis :
a. Derajat II dangkal (superfisial)
* Kerusakan mengenai sebagian superfisial dari dermis
* Apendises kulit : folikel rambut, kelenjer keringat, kelenjer sebasea
masih utuh
b. Derajat II dalam (deep)
* Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis
* Apendises kulit : folikel rambut, kelenjer keringat, kelenjer sebasea
sebagian masih utuh
*Penyembuhan terjadi lebih lama tergantung dari apendises kulit
yang tersisa
3. Luka bakar derajat III. Kerusakan pada seluruh ketebalan kulit, meskipun
tidak seluruh tebal kulit rusak nila semua organ kulit sekunder rusak dan
tidak ada kemampuan lagi untuk melakukan regenerasi kulit secara
spontan atau reepitelusasi maka luka termasuk dalam luka bakar derajat
3. Penyebabnya : Api, Listrik, atau Zat Kimia
DERAJAT KLINIS RASA
KEDALAMAN NYERI
DERAJAT I HYPEREMIS HYPER
ESTESIA

DERAJAT II A BULLA, MERAH HYPER


ESTESIA

DERAJAT II B BULLA, PUCAT HYPO


ESTESIA

DERAJAT III HITAM, KERING AN ESTESIA


Waktu
Penyembuhan
Luka Bakar
Luka Bakar Derajat I
a. Kerusakan pada jaringan epidermis, lapisan berwarna merah dan
pasien merasa nyeri
b. Pasien merasa nyeri, dimana nyeri menetap selama 48 – 72 jam
c. Dalam 5 – 10 hari kerusakan ringan dari kulit akan menyembuh
tanpa meninggalkan skar

Luka Bakar Derajat II A


a. Kerusakan pada jaringan epidermis dan dermis. Ditandai dengan
adanya bulla, sebagaian jaringan kulit rusak, kulit berwarna
b. Terjadi re-epitalisasi spontan, dapat sembuh dalam waktu 10 – 14
hari dengan sedikit skar
c. Luka bakar yang mengenai seluruh ketebalan dermis memerlukan
waktu kesembuhan 25 – 35 hari
Luka Bakar Derajat II B
a. Kerusakan pada jaringan lemak, kering, keseluruhan tebal kulit
epidermis dan dermis rusak
b. Sensasi rasa sakit hilang, karena serabut syaraf hancur
c. Vaskularisasi dermis rusak dan warna luka bervariasi mulai dari
merah, putih, cokelat dan hitam
d. Memerlukan proses penyembuhan lebih dari 35 hari
e. Memerlukan tindakan skin graft

Luka Bakar Derajat III


a. Kerusakan pada semua lapisan kulit dan jaringan subkutan
b. Dapat merusak fasia, otot dan tulang
c. Waktu sembuh lebih lama bisa sampai 3 – 5 bulan
d. Kemungkinan memerlukan tindakan amputasi dan tindakan skin
graft
Proses
Penyembuhan
Luka Bakar
Fase Inflamasi
Tahap ini muncul setelah injuri dan dapat berlanjut sampai 3 – 4 hari.
Fungsi dari inflamasi :
a. Mengontrol perdarahan
b. Mencegah invasi bakteri
c. Menghilangkan debris dari jaringan luka
d. Mempersiapkan proses penyembuhan selanjutnya

Fase Proliferasi
Tahap pembentukan jaringan granulasi untuk menutup defek atau
cedera pada jaringan luka. Tahap ini berlangsung dari hari 3 – 4 sampai
dengan hari ke 21 setelah trauma.

Fase Maturasi
Tahap pemolesan jaringan penyembuhan yang telah terbentuk menjadi
lebih matang dan fungsinal. Tahap ini dimulai pada hari ke-21 dan dapat
berlangsung sampai 1 atau 2 tahun setelah trauma. Tergantung dari
dalam atau derajat dan luasnya luka.
Prosedur
Perawatan Luka
Bakar
Luka Bakar Fase Akut
a. Restorasi perfusi jaringan
b. Pencucian luka menggunakan cairan non iritan
c. Mois Dressing

Luka Bakar Sub Akut


a. Membersihkan jaringan nekrotik dengan debridemen sampai
jaringan kulit yang viable dan meningkatkan proses penyembuhan
luka dengan memfasilitasi proses e[itelisasi spontan pada luka
bakar superfisial atau skin grafting pada luka bakar full thicknes
b. Pengelolaann blister diaspirasi dengan spuit steril tanpa membuang
lapisan epidermis diatasnya
c. Pengelolaan luka bakar mengacu dengan konsep TIME manajemen
dengan pengelolaan tissue non viable dengan debridemen
d. Menjaga kelembaban dengan absorb dressing
e. Evaluasi epitelisasi pada tepi luka

Anda mungkin juga menyukai