net/publication/335472840
CITATIONS READS
0 498
3 authors:
Irvawansyah Irvawansyah
Politeknik Bosowa
6 PUBLICATIONS 2 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Usman Usman on 26 March 2020.
Abstrak – PLTS terpusat merupakan salah satu solusi untuk (27% ) merupakan penyumbang terbesar. Untuk PLT
penyediaan energi listrik untuk daerah yang tidak bisa surya, PLT bayu, PLT sampah, PLT minihidro, PLT
dijangkau oleh jaringan distribusi PLN, khusunya di pulau- biomasa juga sudah mulai banyak beroperasi dengan
pulau kecil. Pengembangan PLTS ini didukung oleh kapasitas total 96 MW [6].
melimpah energi matahari di Indonesia yang mencapai 1,2 x
109 MW dan penyinaran matahari maksimum sepanjang
Sebagai negara yang terletak di khatulistiwa, negara kita
tahun. Di samping itu, hal ini juga didukung oleh RUKN, mempunyai potensi energi terbarukan khususnya energi
Pepres KEN, RUPTL tentang pengembangan energi matahari (surya), karena mendapatkan penyinaran 10 – 12
terbarukan dan gerakan green economy PLN untuk jam dalam sehari. Berdasarkan [9,7] negara kita
pengurangan emisi GRK. Penelitian ini bertujuan mempunyai potensi energi surya sebesar 1,2 x 109 MW
mengevaluasi kelayakan investasi sistem PLTS dengan dengan intensitas radiasi matahari rata-rata 4,85
menggunakan harga jual listrik yang sesuai dengan feed in KWh/m2/hari. Dilain pihak dalam RUKN diharapkan porsi
tarif dengan menggunakan model ekonomi yang meliputi bauran energi pembangkitan listrik pada tahun 2025 terdiri
NPV, IRR, PBP dan PI. Metode yang digunakan dalam dari energi baru dan energi terbarukan sekitar 25%. Perpres
penelitian ini adalah dengan studi kajian literatur yang
tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) untuk
berkaitan dengan analisis kelayakan sistem PLTS. Data yang
dibutuhkan diperoleh dari hasil literatur, laporan dan meningkatkan pangsa pasar energi terbarukan, maka
asumsi-asumsi yang didasarkan pada penelitian sebelumnya. pembangunan sistem PLTS terpusat di daerah terpencil
Hasil yang didapatkan berdasarkan skenario yang dibuat ataupun pulau-pulau kecil menjadi tepat. Hal ini sejalan
nilai NPV < 1, IRR < interest rate yang dipakai, PI < 1 dan dengan RUPTL yang menyatakan PLN mempunyai
PBP > dari umur sistem yang ditetapkan dengan demikian kebijakan untuk mengembangkan centralized PV untuk
sistem ini dianggap tidak layak dari segi ekonomi. Dalam melistriki banyak komunitas terpencil yang jauh dari grid
artian sistem PLTS terpusat ini tidak bersifat profit. pada daerah tertinggal, pulau-pulau terdepan yang
berbatasan dengan negara tetangga dan pulau-pulau terluar
Kata Kunci: PLTS terpusat, kelayakan investasi, feed in tarif dan
model ekonomi
lainnya. Pengembangan energi terbarukan penting dan
memberikan manfaat sosial serta manfaat lingkungan
I. PENDAHULUAN karena tidak mengurangi pencemaran lingkungan
dibandingkan dengan pembangkit yang menggunakan
Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari bahan bakar fosil. Secara keseluruhan pengembangan
13.466 pulau dengan jumlah populasi ± 222 juta populasi pembangkit energi terbarukan dapat mendorong
[1,2,3,4]. Pulau-pulau kecil dan berpenghuni pada pertumbuhan pangsa pasar energi [10].
umumnya belum mendapatkan akses listrik. Pembangunan Untuk mendukung gerakan green economy PLN
di daerah pedesaan atau pulau-pulau kecil berjalan lamban menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan
karena kurangnya infrastruktur, sarana dan prasarana, dan sejalan dengan komitmen nasional tentang
Dalam usaha meningkatkan mutu kehidupan dan pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), maka salah
pertumbuhan ekonomi masyarakat kepulauan, energi satu kebijakan untuk mitigasi perubahan iklim adalah
memiliki peranan yang sangat besar. Ketersediaan tenaga dengan memprioritaskan pengembangan energi terbarukan.
listrik di pulau dapat dimaksimalkan dengan pemanfaatan Pengembangan sistem PLTS di Sulawesi berdasarkan [8]
energi yang ketersediaannya cukup dan siap pakai. Rata- adalah sebesar 70 MW. Ini akan memberikan dampak yang
rata desa di pulau kecil di Indonesia membutuhkan tenaga signifikan untuk mengurangi polusi yang dihasilkan sesuai
listrik relatife lebih kecil antara 10 – 500 kW serta oleh pembangkit konvensional.
lokasinya yang terpusat atau komunal [5]. Pengembangan suatu sistem pembangkit harus melalui
Kendala utama dalam penyediaan listrik disebabkan beberapa tahapan untuk dikatakan layak atau tidak untuk
karena letak geografi dan topografi Indonesia yang tidak dibangun. Salah satu parameter kelayakan tersebut adalah
memungkinkan pengadaan jaringan listrik PLN, dan belum dengan menganalisis kelayakan ekonominya. Kelayakan
optimalnya pemanfaatan sumber daya energi baru dan sebuah sistem dari segi ekonominya ini akan memberikan
terbarukan dan rasio elektrifikasi Indonesia sampai dengan informasi bahwa sistem yang dibangun tersebut akan
tahun 2014 adalah 84.4%, rasio rumah tangga berlistrik bersifat menguntungkan (profitable) atau mengalami
PLN adalah 56311 dan rasio desa berlistrik 96,94% [6,7,8]. kerugian. Secara umum parameter kelayakan ekonomi
Komsumsi energi listrik pada tahun 2014 adalah sebesar suatu investasi diukur dari NPV, IRR, PI, PBP
13% dari total konsumsi energi final secara nasional. [11,12,13,14].
Kebutuhan energi listrik ini diperoleh dari pembangkit Sesuai dengan Permen ESDM No 17 Tahun 2013
yang menggunakan bahan bakar batu bara, gas dan minyak tentang pembelian tenaga listrik oleh PT Perusahaan Listrik
sebesar 73% (45.5 GW). Untuk energi terbarukan, PLTA Negara (persero) dari pembangkit listrik tenaga surya
1
Prosiding
Seminar Nasional Teknik Energi dan Ketenagalistrikan SNTEK 2016 ISBN: xxx-xxx-xxxxxxx
2
Prosiding
Seminar Nasional Teknik Energi dan Ketenagalistrikan SNTEK 2016 ISBN: xxx-xxx-xxxxxxx
IRR merupakan indikator ekonomi yang menganalisis Tabel 1. Nomenklatur rumus perhitungan model ekonomi
profitabilitas proyek membandingkan dengan tingkat suku No. Simbol Keterangan
1 𝐶𝑦 Kas bersih tahunan (Rp)
bunga. IRR yang tinggi menunjukkan bahwa investasi
2 𝐶𝑂 Biaya modal/investasi (Rp)
menguntungkan [12,11,22]. 3 𝑖 Interest rate (%)
𝑌 4 𝑌 Lifetime sistem (tahun)
𝐶𝑦
0 = (∑ ) − 𝐶𝑂 (8) 5 𝑇𝑆 Tarif energi listrik (Rp/kWh)
(1 + 𝐼𝑅𝑅)𝑦 6 𝐸𝐶 Konsumsi energi listrik (kWh/tahun)
𝑦=1
7 𝑂𝑀 Biaya operasi dan pemeliharaan (Rp)
Untuk menghitung SPBP, NPV dan IRR diperlukan 8 𝐸𝑎𝑛 Produski energi dalam setahu (kWh)
terlebih dahulu menghitung Simple Cash Flow (SCF) ,
yang merupakan pengurangan antara kas masuk dengan kas Tabel 2. Faktor ekonomi sistem PLTS terpusat Desa Padelo.
keluar, seperti persamaan berikut [23]: No. Parameter Nilai Sumber
𝑆𝐶𝐹𝑦 = 𝑘𝑎𝑠 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘𝑦 − 𝑘𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑦 (9) 1 Biaya instalasi 1,991,000,000.00 [5]
Operasi dan 1% - 3% dari investasi/tahun
PI menunjukkan tingkat keuntungan dari sebuah proyek 2
pemeliharaan Yang digunakan 2%
[17,22]
dalam kurung waktu umur proyek tersebut. PI mempunyai 3 Interest rate 5.00% [24]
nilai 1 atau 2, apabila bernilai 2 maka pada akhir proyek 4 Inflation rate 3.00% [24]
nilai keuntungan sama dengan nilai investasi. Dengan demi 5 ZREC reward 0.15/kWh [11]
kian nilai PI harus lebih besar dari 1, karena 1 merupakn
titik impas antara nilai investasi dengan keuntungan. Pi III. HASIL DAN PEMBAHASAN
dirumuskan dengan A. PLTS Desa Padealo
𝑁𝑃𝑉
𝑃𝐼 = +1 (10) Desa Padaelo merupakan salah satu pulau di Kecamatan
𝐶𝑂 Pulau Sembilan, Kabupaten Sinjai. Desa ini terletak 215
Tabel 2 menunjukkan parameter dari faktor ekonomi Km dari Kota Makassar dan sekitar 20 Km sebelah utara
yang akan digunakan dalam melakukan analisi kelayakan Kota Sinjai. Perjalanan ditempuh dengan menggunakan
dari sistem PLTS terpusat Desa Padaelo. Nilia-nilai yang fast boot kurang lebih 30 – 60 menit dari Kota Sinjai. Desa
tercantum pada tabel berikut diperoleh dari beberapa Padaelo terdiri dari dua pulau yaitu, Pulau Kodingare dan
literatur. Pulau Batanglampe. Luas daerah desa ini sekitar 1,8 km2
berjarak 5 km dari ibukota kecamatan. Jumlah penduduk
3
Prosiding
Seminar Nasional Teknik Energi dan Ketenagalistrikan SNTEK 2016 ISBN: xxx-xxx-xxxxxxx
Tabel 3. Sistem PLTS terpusat [5] Tabel 4. Perhitungan energi listrik yang dibangkitkan PLTS.
No. Parameter Nilai Satuan Sumber
No. Komponen Jumlah Kapasitas keterangan
5º5’ LS
Vmp = 37.26 V, Imp = 5.37 A, η 1 Lokasi [5]
102º5’ BT
= 14.33,merek : Aditya solar
1 Panel surya 80 @200 W 2 Sudut panel 9.5 º [28]
SP200-24 M tipe
monocrystalline, 3 Garis lintang 5º5 LS
Vmp array = 64 -116 V, Voc ≤ 145 4 Jumlah Panel 72 buah
[5]
Solar Charge Vcharg bat = 48 V, Imax charg = 5 Ukuran panel 1.264 m2
2 4 @120 A 6 𝑆ℎ𝑜𝑟𝑖𝑧𝑜𝑛𝑡𝑎𝑙 1901.285 kWh/ m2.tahun
Controller 120 A, merek Leonics, tipe
SCB-48120 7 𝑆𝑚𝑜𝑑𝑢𝑙 1904.873 kWh/ m2.tahun
Vbat = 2 V, DOD 80%, merek 8 Luas total panel surya 144 m2
[5]
@1500 The PowerSafe tipe 12 OPzV 9 Effisiensi panel surya 14.33 %
3 Baterai 80
Ah 1500, jenis Deep cycle Lead- Rata-rata rasiasi matahari kWh/ m2.tahun
10 1904.873
Acid (LA) tahunan
Vinput = 48 V, Ibat, max = 52 A, 11 Rasio kinerja panel surya 0.75 [11,29,15]
Voutput = 220 ± 1 Vac ’ f = 50/60 12 𝐸𝑎𝑛 20225.18 kWh/ m2.tahun
± 1 Hz, pure sine wave, THD
5 Inverter 4 @5 kW
3%, max effisiensi 95%,
merek Leonics, tipe Apollo S-
219c bidirectional inverter
4
Prosiding
Seminar Nasional Teknik Energi dan Ketenagalistrikan SNTEK 2016 ISBN: xxx-xxx-xxxxxxx
3.5
Monthly Average Electric Production
PV Tabel 5. Perhitungan nilai sisa komponen PV.
3.0 No. Parameter Satuan Nilai Sumber
2.5
1 𝐶𝑟𝑒𝑝 Rp 602,779,135.46 Pers. 3
Power (kW)
2.0
2 𝑅𝑟𝑒𝑚 Tahun 5 Pers. 5
1.5
3 𝑅𝑐𝑜𝑚𝑝 Tahun 25 [26,30]
1.0
4 𝑅𝑝𝑟𝑜𝑗 Tahun 20 [27]
0.5
5 𝑅𝑟𝑒𝑝 Tahun 0 Pers. 6
0.0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
6 𝑆 Rp 120,555,827.09 Pers. 4
Gambar 4. Produski energi bulanan PLTS terpusat Desa Padaelo.
Tabel 6. Hasil perhitungan parameter ekonomi
No. Parameter Skenario I Skenario II
1 𝐸𝑎𝑛 (kWh/tahun) 20225.18
2 𝐶20,5% (Rp) 858,791,300 386,194,800
3 𝐶1 (Rp) 108,423,700 68,984,600
4 𝑂𝑀20 (Rp) 460,800,000.00
5 𝑆𝐶𝐹20,5% (Rp) -1,081,848,800 -1,604,805,300
6 𝐷𝐶𝐹20,5% (Rp) -407,737,500 -604,834,300
5
Prosiding
Seminar Nasional Teknik Energi dan Ketenagalistrikan SNTEK 2016 ISBN: xxx-xxx-xxxxxxx
Tabel 8. Cash flow PLTS terpusat Desa Padaelo dengan menggunakan biaya investasi untuk sistem PLTS dari beberapa negara
skenario 2 dengan interest rate 5% (x 1,000,000). didapatkan bahwa biaya investasi adalah sekitar
Investasi, Kas
Tahun OM & Pendapatan
Pendapatan
Bersih Komulatif 32,900/kW, sedangkan sistem ini 121,300/kW. Dengan
Bersih demikian biaya investasi ini 3.5 kali lebih besar dari biaya
Penggantian Diskon
1 1,963.68 131.464 108.423 103.26 -1,837.38 sistem pada literatur [12].
5 270.10 128.854 -141.249 -110.67 -1,670.19 Analisis kelayakan ekonomi yang didapatkan diatas
10 247.45 125.665 -121.788 -74.77 -1,455.32
menyimpulkan bahwa sistem PLTS ini dinyatakan tidak
15 226.88 122.555 -104.324 -50.18 -1,285.41
20 23.04 119.521 96.481 36.36 -1,081.85 layak. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai pendapatan
tidak seimbang dengan nilai untuk investasi, OM dan
Tabel 9. Akumulasi perhitungan metode ekonomi kelayakan sistem PLTS penggantian. Dalam artian pendapatan bersih komulatif
terpusat Desa Padaelo. (cash flow comulative) yang didiskon selama yang umur
Nilai Layak/
No. Parameter Ket. sistem lebih kecil dari nilai investasi. Seperti yang
Skenario 1 Skenario 2 Tidak
1 𝑁𝑃𝑉 -1,081,848,800 -1,604,805,300 Tidak NPV < 1 disajikan pada Tabel 8 dan Tabel 9 didapatkan cash flow
2 𝐼𝑅𝑅 0.13% 0.18% Tidak IRR < i comulative masing-masing sebesar Rp -1,081,848,000 dan
3 𝑃𝐼 0.443 0.19 Tidak PI < 1 Rp -1,574,065,000. Penyebab tidak layaknya sistem ini
4 𝑃𝐵𝑃 > 20 > 20 Tidak PBP > Y adalah besarnya biaya investasi yang dibutuhkan. Sebagai
pembanding, dari literatur [12] dengan mengambil rata-rata
Energi yang dibangkitkan dalam study ini
biaya investasi untuk sistem PLTS dari beberapa negara
menggunakan perhitungan secara teoritis. Pada
didapatkan bahwa biaya investasi adalah sekitar
kenyataannya energi yang dibangkitkan oleh panel surya
32,900/kW, sedangkan sistem ini 121,300/kW. Dengan
bergantung pada cuaca dan kondisi lingkungan [23].
demikian biaya investasi ini 3.5 kali lebih besar dari biaya
Kondisi cuaca dan lingkungan yang dimaksudkan adalah
sistem pada literatur [12].
mendung hujan serta temperatur. Misalnya untuk bulan
Desember sampai Februari terjadi musim hujan ini akan IV. KESIMPULAN DAN SARAN
mempengaruhi intensitas cahaya matahari yang pada
akhirnya akan mengurangi pula daya keluaran panel surya, Sistem PLTS terpusat di Desa Padaelo, Kabupaten
begitu pula dengan temperatur dapat menyebabkan Sinjai dengan kapasitas 2 x 8 kWp, merupakan sistem
berkurangnya daya output dari panel surya. Berkurangnya PLTS yang dibangun dengan Dana Alokasi Khusus dari
output dari panel ini, akan mempengaruhi energi yang Kementerian ESDM. Berdasarkan hasil perhitungan energi
dihasilkan. Sebagai pembanding energi yang dihasilkan listrik yang dibangkitkan diestimasi sebesar 20,225.18
oleh sistem ini dikompilasikan dengan penelitian oleh [12] kWh/tahun. Sistem ini di desain dengan jangka umur 20
dengan mengambil sampel negara Brazil karena tahun dengan biaya investasi sebesar Rp 1,940,640,000.00.
mempunyai kesamaan geografis dengan Indonesia. biaya penggantian komponen baterai selama 20 tahun
Berdasarkan literatur tersebut 1 kWp menghasilkan 1465 mencapai Rp 622,822,000, sedangkan nilai sisa pada masa
kWh/tahun. Sedangkan sistem ini 1 kWp menghasilkan akhir sistem adalah 120,556,000. Berdasarkan analisis
1364 kWh atau 6.89% lebih kecil dari sistem ini. kelayakan ekonomi dengan menggunakan metode NPV,
Biaya penggantian seperti yang telah disajikan IRR, PI dan PBP sistem ini dinyatakan tidak layak karena
sebelumnya dapat terlihat bahwa biaya penggantian pada tidak memenuhi standar kelayakan yang diisyaratkan oleh
tahun ke-5 dan ke-10 mempunyai perbedaan. Biaya metode-metode di atas. Salah satu identifikasi yang
penggantian pada tahun ke-10 lebih rendah dari biaya didapatkan ketidaklayakan sistem ini adalah besarnya biaya
penggantian tahun ke-5. Biaya penggantian ini pada investasi.
dasarnya sama dengan biaya investasi komponen akan Dalam pengembangan sistem PLTS kudepanya perlu
tetapi nilai tersebut dinilai pada 5 tahun yang akan datang. melihat dan mempertimbangkan biaya investasi, karena
Sehingga nilaninya sangat dipengaruhi oleh interest rate biaya ini sangat mempengaruhi dalam penilaian kelayakan
dan inflation rate. Dari simulasi perhitungan semakin besar ekonomi. Selain itu perlu dicarikan solusi lain untuk
interest rate maka biaya penggantian semakin kecil, dan meningkatkan pendapatan dalam sistem PLTS sehingga
berlaku sebaliknya untuk inflation rate. Nilai sisa (salvage bisa menambah pendapatan yang pada gilirannya dapat
value) yang didapatkan dalam study ini akan menjadi cash membuat sebuah sistem PLTS dapat menjadi layak.
flow yang sifatnya positif besarnya Rp 120,555,800. Nilai
ini merupakan nilai sisa dari panel surya sebagai akibat DAFTAR PUSTAKA
belum habisnya lifetimenya.
[1] Badan Informasi Geospasial. Badan Informasi Geospasial website.
Analisis kelayakan ekonomi yang didapatkan diatas [Online]. http://www.bakosurtanal.go.id/berita-
menyimpulkan bahwa sistem PLTS ini dinyatakan tidak surta/show/indonesia-memiliki-13-466-pulau-yang-terdaftar-dan-
layak. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai pendapatan berkoordinat
tidak seimbang dengan nilai untuk investasi, OM dan [2] Liputan6. (2012, Februari) Liputan6 website. [Online].
penggantian. Dalam artian pendapatan bersih kumulatif http://news.liputan6.com/read/376622/indonesia-hanya-miliki-
13466-pulau
(cash flow comulative) yang didiskon selama yang umur
sistem lebih kecil dari nilai investasi. Seperti yang [3] Nationalgeographic. (2012, Februari) Nationalgeographic website.
[Online]. http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/02/hanya-ada-
disajikan pada Tabel 8 dan Tabel 9 didapatkan cash flow 13466-pulau-di-indonesia
comulative masing-masing sebesar Rp -1,081,848,000 dan [4] Badan Pusat Statistik. (2012, Juli ) Badan Pusat Statistik website.
Rp -1,574,065,000. Penyebab tidak layaknya sistem ini [Online]. https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1267
adalah besarnya biaya investasi yang dibutuhkan. Sebagai [5] Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Sinjai,
pembanding, dari literatur [12] dengan mengambil rata-rata "Perencanaan Energi Perdesaan Kecamatan Pulau Sembilan
6
Prosiding
Seminar Nasional Teknik Energi dan Ketenagalistrikan SNTEK 2016 ISBN: xxx-xxx-xxxxxxx
Kabupaten Sinjai," Sinjai, 2013. [21] Siti Salihah Shaffie and Saiful Hafizah Jaaman, "Monte Carlo on
[6] Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Outlook Energi Net Present Value for Capital Investment in Malaysia," in 3rd
Indonesia 2016, Agus Sugiyono et al., Eds. Jakarta: Pusat Teknologi Global Conference on Business and Social Sciences (GCBSS-2016)
Sumber Daya Energi dan Industri Kimia (PTSEIK), 2016. on “Contemporary Issues in Management and Social Sciences
Research”, vol. 219, Kuala Lumpur, 2015, pp. 688-693.
[7] Iman Permana, "Pengenalan Teknologi Tenaga Surya," Bandung,
2008. [22] A Campoccia, L Dusonchet, E Telaretti , and G Zizzo, "An analysis
of feed’in tariffs for solar PV in six representative countries of the
[8] Kementrian Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2016) European Union," vol. 107, no. May 2014, pp. 530–542, 2014.
[Online].
http://www.djk.esdm.go.id/pdf/RUPTL/RUPTL%20PLN%202016- [23] Jose L Bernal-Agustin and Rodolfo Dufo-Lopez, "Economical and
2025.pdf environmental analysis of grid connected photovoltaic systems in
Spain," vol. 31, no. 8, 2006.
[9] Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2012, Juni) ESDM
website. [Online]. http://www.esdm.go.id/berita/artikel/56- [24] tradingeconomics.com. [Online]. http://www.tradingeconomics.com/
artikel/5797-matahari-untuk-plts-di-indonesia-.html [25] National Aeronautics and Space Administration. NASA Website.
[10] A Ziya Aktas, "A Review and comparison of renewable energy [Online]. https://eosweb.larc.nasa.gov/cgi-
strategies or policies of some countries," in International Conference bin/sse/grid.cgi?email=skip@larc.nasa.gov
on Renewable Energy Research and Applications (ICRERA) 2015, [26] K. Branker, M.J.M. Pathak, and J.M. Pearce, "A review of solar
2015, pp. 636-643. photovoltaic levelized cost of electricity," Renewable and
[11] Jongsung Lee, Byungik Chang, Can Aktas, and Ravi Gorthala, Sustainable Energy Reviews, vol. 15, no. 9, pp. 4470–4482, 2011.
"Economic feasibility of campus-wide photovoltaic systems in New [27] Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2013) [Online].
England," vol. 99, pp. 452–464, 2015. http://prokum.esdm.go.id/permen/2013/Permen%20ESDM%2017%
[12] Sandy Rodrigues et al., "Economic feasibility analysis of small scale 202013.pdf
PV systems in different countries," vol. 2016, no. 131, pp. 81–95 , [28] Usman and Umar Muhammad, "Perencanaan dan Analisis Ekonomi
2016. PLTS Terpusat (Studi Kasus : Pulau Kodingare)," in Seminar
[13] F Bustos, A Toledo, J Contreras, and A Fuentes, "Sensitivity Nasional Teknik Energi dan Informatika 2016, Makassar, 2016.
analysis of a photovoltaic solar plant in Chile," Renewable Energy, [29] Erik Alsema and Mariska J de Wild, "Environmental Impact of
vol. 87, no. 1, pp. 145–153, 2016. Crystalline Silicon Photovoltaic Module Production," in Materials
[14] I Dewa Ayu Sri Santriani, "Studi Pemanfaatan Pembangkit Listrik Research Society Symposium Proceedings, vol. 895, 2011, p. 73.
Tenaga Surya Sebagai Catu Daya Tambahan pada Industri [30] Paula Sánchez-Friera, Michel Piliougine, Javier Peláez, and Jesús
Perhotelan di Nusa Lembongan Bali," Denpasar, 2011. Carretero, "Analysis of degradation mechanisms of crystalline
[15] Vasilis Fthenakis et al., "Methodology Guidelines on Life Cycle silicon PV modules after 12 years of operation in Southern Europe,"
Assessment of Photovoltaic Electricity," International Energy vol. 19, no. 6, 2011.
Agency, Upton, IEA-PVPS IEA-PVPS T12-03:2011, 2011. [31] Akhmad Rosyid, "Pembangkit Listrik Tenaga Surya Hibrida untuk
[16] D.C. Jordan, C.R. Osterwald, R.M. Smith, E. Gelak, and S.R. Kurtz, Listrik Pedesaan di Indonesia," Jurnal Material dan Energi
"Outdoor PV degradation comparison," in 35th IEEE Photovoltaic Indonesia, vol. I, no. 01, pp. 31-38, 2011.
Specialists Conference (PVSC), Honolulu, 2010, pp. 2694-2697. [32] Djoko Adi Widodo, Suryono , Tatyantoro Achmad, and Tugino ,
[17] C O C Oko, E O Diemuodeke, N F Omunakwe, and E Nnamdi, "Pemberdayaan Energi Matahari Sebagai Energi Listrik Lampu
"Design and Economic Analysis of a Photovoltaic System: A Case Pengatur Lalu Lintas," Semarang, 2009.
Study," vol. 1, no. 3, pp. 65-73, 2012. [33] Tillmann Lang, Erik Gloerfeld, and Bastien Girod, "Don't just
[18] El-Shafy A. Abd Nafeh, "Design and Economic Analysis of a Stand- follow the sun – A global assessment of economic performance for
Alone PV System to Electrify a Remote Area Household in Egypt," residential building photovoltaics," vol. 42, pp. 932–951, 2015.
vol. 2, pp. 33-37, 2009. [34] Mohammed Al-Smairan, Rida Al-Adamat, and Omar Al-Nhoud,
[19] Tom Lambert, Salvage Value, 2005, Help File HOMER software. "Techno-Economic Feasibility of Energy Supply of Remote Dump
Site in Jordan Badia by Photovoltaic Systems, Diesel Generators and
[20] Tze San Ong and Chun Hau Thum, "Net Present Value and Payback Electrical Grid," vol. 4, no. 9, pp. 1073-1081, 2012.
Period for Building Integrated Photovoltaic Projects in Malaysia,"
vol. 3, no. 2, pp. 153-171, 2013.