Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY.

R DENGAN
INSOMNIA DI DUKUH GONDANGAN RT 06/RW 02, DESA TULIS,
KECAMATAN TULIS, KABUPATEN BATANG

Dosen Pembimbing : Ns. Rina Anggraeni, M.Kep

Disusun Oleh :
Kitri Aristantini (SK320018)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

1
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal yang dapat mengakibatkan peningkatan angka
morbiditas maupun mortilitas. Tekanan darah Hipertensi pada fase sistolik
140 mmHg menunjukan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan
dan fase diastolik 90 mmHg menunjukan fase darah yang kembali ke jantung
(Triyanto, 2014). Prevalensi Hipertensi di Indonesia tiap tahunnya mengalami
kenaikan Data Kemenkes pada tahun 2017 menyebutkan terdapat 63.309.620
kasus Hipertensi dan kasus kematian sebanyak 427 ribu karena Hipertensi
(Kemenkes 2017). Data dari Riskesdas 2018 prevalensi penyakit Hipertensi
di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah penduduk dari usia
lebih dari 18 tahun mencapai 34,1% atau 21.588.580 orang, nilai tertinggi
adalah penduduk Kalimantan Selatan sebanyak 44.1% atau 9.520.563 orang,
sedangkan di Jawa Tengah mencapai 1.377.356 orang (Riskesdas,2018).
Harus diakui sangat sulit untuk mendeteksi dan mengobati penderita
Hipertensi secara adekuat, karena harga obat-obatan Hipertensi tidaklah
murah, obat-obat baru amat mahal dan mempunyai banyak efek samping.
Untuk alasan inilah pengobatan Hipertensi sangat penting, tapi tidak lengkap
tanpa dilakukan tindakan pencegahan untuk menurunkan faktor resiko.
Pencegahan sebenarnya merupakan bagian dari pengobatan Hipertensi,
karena mampu memutus mata rantai Hipertensi dan komplikasinya
pencegahan pendekatan dengan cara Pemberian edukasi tentang Hipertensi,
modifikasi gaya hidup misal menjaga berat badan ideal, mengurangi
konsumsi garam, tidak merokok berolahraga secara teratur, hidup secara
teratur, mengurangi stress, jangan terburu-buru, dan menghindari makanan
berlemak Andriati (2015).
B. Definisi

2
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang (Kemenkes RI, 2014). Penyakit darah tinggi atau hipertensi
adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan
diastolik (angka 24 bawah) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat
pengukur tekanan darah baik yang berupa alat cuff air raksa (Pudiastuti,
2013).
C. Etiologi
1. Hipertensi Esensial atau Primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial belum diketahui. Biasanya
dimulai sebagai proses intermitten pada individu > 30 tahun. Hipertensi
esensial tidak ditemukan penyakit renivaskuler, gagal ginjal maupun
penyakit lainnya, genetic serta ras menjadi bagian penyebab dari
timbulnya hipertensi esensial termasuk stress, intake alcohol moderat,
merokok, lingkungan dan gaya hidup (Triyanto, 2014).
2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder diketahui dengan pasti penyebabnya, umumnya
disebabkan oleh gangguan pada fungsi ginjal dan hubungannya dengan
jantung. Penyebab hipertensi sekunder: penyempitan aorta, penyakit ginjal,
kelainan endokrin, kelainan neurologis, obat-obatan (NSAID, estrogen,
kontrasepsi) dan kehamilan.
D. Faktor Risiko
1. Usia
Tekanan darah seseorang akan meningkat bersamaan dengan
bertambahnya umur, dikarenakan semakin berkurangnya distensibilitas
dinding pembuluh darah seiring pertambahan usia. Hal ini mengakibatkan
peningkatan terhadap tekanan sistolik dan diastolic. Tekanan diastolic

3
meningkat karena dinding pembuluh darah tidak lagi retraksi secara
fleksibel pada penurunan tekanan darah (Black,M.J. & Hawks,J.H.,2014)
2. Jenis Kelamnin
Tekanan darah pria lebih tinggi dari pada tekanan darah wanita, hal ini
disebabkan wanita memiliki hormon dan progesteron yang menjaga
pembuluh darah tetap elastis, tetapi setelah menopause, tekanan darah
akan meningkat karena pembuluh darah menjadi tidak elastis lagi
(Black,J.M. & Hawks,J.H.,2014)
3. Keadaan Psikologi
Keadaan psikologis yang terganggu seperti stress akan meningkatkan
tekanan darah dengan meningkatkan kadar kolesterol serum yang akan
melemah dan merusak pelapis pembuluh darah, menyediakan tempat bagi
mengendapnya lipid sehingga terbentuk plak kolesterol. Akhirnya lumen
menyempit, tahanan perifer meningkat, dan tekanan darah naik (Widyanto
Tribowo,2013).

4
E. Gejala
Tanda dan gejala yang biasanya terjadi :
1. Pusing
2. Rasa berat di tengkuk
3. Mudah marah
4. Telinga berdenging
5. Sukar tidur
6. Sesak nafas
7. Mudah lelah
8. Mata berkunang-kunang
F. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor medulla otak. Rangsangan pusat vasomotor yang dihantarkan
dalam bentuk impuls bergerak menuju ganglia simpatis melalui saraf simpatis.
Saraf simpatis bergerak melanjutkan ke neuron preganglion untuk melepaskan
asetilkolin sehingga merangsang saraf pascaganglion bergerak ke pembuluh
darah untuk melepaskan norepineprin yang mengakibatkan kontriksi pembuluh
darah. Mekanisme hormonal sama halnya dengan mekanisme saraf yang juga
ikut bekerja mengatur tekanan pembuluh darah (Smeltzer & Bare, 2008).
Mekanisme ini antara lain :
1. Mekanisme vasokonstriktor norepineprin-epineprin
Perangsangan susunan saraf simpatis selain menyebabkan eksitasi
pembuluh darah juga menyebabkan pelepasan norepineprin dan epineprin
oleh medulla adrenal ke dalam darah. Hormon norepineprin dan epineprin
yang berada di dalam sirkulasi darah akan merangsang pembuluh darah
untuk vasokonstriksi. Faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor
(Saferi & Mariza, 2013).

5
2. Mekanisme vasokonstriktor renin-angiotensin
Renin yang dilepaskan oleh ginjal akan memecah plasma menjadi
substrat renin untuk melepaskan angiotensin I, kemudian dirubah menjadi
angiotensin II yang merupakan vasokonstriktor kuat. Peningkatan tekanan
darah dapat terjadi selama hormon ini masih menetap didalam darah
(Guyton, 2012).
Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer
memiliki pengaruh pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut
usia (Smeltzer & Bare, 2008). Perubahan struktural dan fungsional meliputi
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan kemampuan
relaksasi otot polos pembuluh darah akan menurunkan kemampuan distensi
dan daya regang pembuluh darah, sehingga menurunkan kemampuan aorta
dan arteri besar dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh
jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan
peningkatan tahanan perifer(Saferi & Mariza, 2013).
G. Manifestasi Klinis
Manisfestasi klinikmenurut Ardiansyah (2012)muncul setelah penderita
mengalami hipertensi selama bertahun-tahun, gejalanya antara lain :
1. Terjadi kerusakan susunan saraf pusat yang menyebabkan ayunan langkah
tidak mantap.
2. Nyeri kepala oksipital yang terjadi saat bangun dipagi hari karena peningkatan
tekanan intrakranial yang disertai mual dan muntah.
3. Epistaksis karena kelainan vaskuler akibat hipertensi yang diderita.
4. Sakit kepala, pusing dan keletihan disebabkan oleh penurunan perfusi darah
akibat vasokonstriksi pembuluh darah.
5. Penglihatan kabur akibat kerusakan pada retina sebagai dampak hipertensi.
6. Nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) akibat dari peningkatan aliran
darah ke ginjal dan peningkatan filtrasi oleh glomerulus.

6
7. Hipertensi sering ditemukan tanpa gejala (asimptomatik), namun tanda-tanda
klinis seperti tekanan darah yang menunjukkan kenaikan pada dua kali
pengukuran tekanan darah secara berturutan danbruits (bising pembuluh darah
yang terdengar di daerah aorta abdominalis atau arteri karotis, arteri renalis
dan femoralis disebabkan oleh stenosis atau aneurisma) dapat terjadi. Jika
terjadi hipertensi sekunder, tanda maupun gejalanya dapat berhubungan
dengan keadaan yang menyebabkannya. Salah satu contoh penyebab adalah
sindromcushing yang menyebabkan obesitas batang tubuh dan striae berwarna
kebiruan, sedangkan pasien feokromositoma mengalami sakit kepala, mual,
muntah, palpitasi, pucat dan perspirasi yang sangat banyak(Kowalak, Weish,
& Mayer, 2011).
H. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Nonfarmakologi
Modifikasi gaya hidup dalam penatalaksanaan nonfarmakologi sangat
penting untuk mencegah tekanan darah tinggi. Penatalaksanaan
nonfarmakologis pada penderita hipertensi bertujuan untuk menurunkan
tekanan darah tinggi dengan cara memodifikasi faktor resiko yaitu :
a. Mempertahankan berat badan ideal
Mempertahankan berat badan yang ideal sesuaiBody Mass
Indexdengan rentang 18,5 – 24,9 kg/m 2. BMI dapat diketahui dengan
rumus membagi berat badan dengan tinggi badan yang telah dikuadratkan
dalam satuan meter. Obesitas yang terjadi dapat diatasi dengan
melakukan diet rendah kolesterol kaya protein dan serat. Penurunan berat
badan sebesar 2,5 – 5 kg dapat menurunkan tekanan darah
diastolik sebesar5 mmHg (Dalimartha, 2008).
b. Mengurangi asupan natrium (sodium)
Mengurangi asupan sodium dilakukan dengan melakukan diet rendah
garam yaitu tidak lebih dari 100 mmol/hari (kira-kira 6 gr NaCl atau 2,4
gr garam/hari), atau dengan mengurangi konsumsi garam sampai dengan

7
2300 mg setara dengan satu sendok teh setiap harinya. Penurunan tekanan
darah sistolik sebesar 5 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 2,5
mmHg dapat dilakukan dengan cara mengurangi asupan garam menjadi
½ sendok teh/hari(Dalimartha, 2008).
c. Batasi konsumsi alkohol
Mengonsumsi alkohol lebih dari 2 gelas per hari pada pria atau lebih
dari 1 gelas per hari pada wanita dapat meningkatkan tekanan darah,
sehingga membatasi atau menghentikan konsumsi alkohol dapat
membantu dalam penurunan tekanan darah (PERKI, 2015).
d. Makan K dan Ca yang cukup dari diet
Kalium menurunkan tekanan darah dengan cara meningkatkan
jumlah natrium yang terbuang bersamaan dengan urin. Konsumsi buah-
buahan setidaknya sebanyak 3-5 kali dalam sehari dapat membuat asupan
potassium menjadi cukup. Cara mempertahankan asupan diet potasium
(>90 mmol setara 3500 mg/hari) adalah dengan konsumsi diet tinggi buah
dan sayur.
e. Menghindari merokok
Merokok meningkatkan resiko komplikasi pada penderita hipertensi
seperti penyakit jantung dan stroke. Kandungan utama rokok adalah
tembakau, didalam tembakau terdapat nikotin yang membuat jantung
bekerja lebih keras karena mempersempit pembuluh darah dan
meningkatkan frekuensi denyut jantung serta tekanan darah(Dalimartha,
2008).
f. Penurunan stress
Stress yang terlalu lama dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah
sementara. Menghindari stress pada penderita hipertensi dapat dilakukan
dengan cara relaksasi seperti relaksasi otot, yoga atau meditasi yang dapat
mengontrol sistem saraf sehingga menurunkan tekanan darah yang tinggi
(Hartono, 2007).

8
g. Aromaterapi (relaksasi)
Aromaterapi adalah salah satu teknik penyembuhan alternatif yang
menggunakan minyak esensial untuk memberikan kesehatan dan
kenyamanan emosional, setelah aromaterapi digunakan akan membantu
kita untuk rileks sehingga menurunkan aktifitas vasokonstriksi pembuluh
darah, aliran darah menjadi lancar dan menurunkan tekanan
darah(Sharma, 2009).
h. Terapi masase (pijat)
Masase atau pijat dilakukan untuk memperlancar aliran energi dalam
tubuh sehingga meminimalisir gangguan hipertensi beserta
komplikasinya, saat semua jalur energi terbuka dan aliran energi tidak
terhalang oleh tegangnya otot maka resiko hipertensi dapat
diminimalisir(Dalimartha, 2008).
2. Penatalaksanaan Farmakologi
Penatalaksanaan farmakologi menurut Saferi & Mariza (2013)
merupakan penanganan menggunakan obat-obatan, antara lain:
a. Diuretik (Hidroklorotiazid)
Diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan berlebih dalam
tubuh sehingga daya pompa jantung menjadi lebih ringan.
b. Penghambat simpatetik (Metildopa, Klonidin dan Reserpin)
Obat-obatan jenis penghambat simpatetik berfungsi untuk
menghambat aktifitas saraf simpatis.
c. Betabloker (Metoprolol, Propanolol dan Atenolol)
Fungsi dari obat jenis betabloker adalah untuk menurunkan daya
pompa jantung, dengan kontraindikasi pada penderita yang mengalami
gangguan pernafasan seperti asma bronkial.
d. Vasodilator (Prasosin, Hidralasin)
Vasodilator bekerja secara langsung pada pembuluh darah dengan
relaksasi otot polos pembuluh darah.

9
e. Angiotensin Converting Enzyme(ACE) inhibitor (Captopril)
Fungsi utama adalah untuk menghambat pembentukan zat
angiotensin II dengan efek samping penderita hipertensi akan mengalami
batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
f. Penghambat Reseptor Angiotensin II (Valsartan)
Daya pompa jantung akan lebih ringan ketika obat-obatan jenis
penghambat reseptor angiotensin II diberikan karena akan menghalangi
penempelan zat angiotensin II pada reseptor.
g. Antagonis Kalsium (Diltiasem dan Verapamil) Kontraksi jantung
(kontraktilitas) akan terhambat.

10
LAMPIRAN
FORMAT KEPERAWATAN LANJUT USIA

A. Pengkajian Fisik
1. Riwayat Kesehatan
a. Data Biografi
1) Nama : Ny S
2) alamat : Cepit Wetan, Pageruyung Rt 01/Rw 04
3) telepon :-
4) tempat dan tanggal lahir : Kendal, 11 Februari 1985
5) pendidikan : SD
6) orang yang paling dekat dan dapat dihubungi : Ny.M
7) alamat dan telepon : Cepit Wetan, Pageruyung Rt 01/Rw 04
8) tanggal masuk ke panti wreda : -
2. Riwayat Keluarga
Ayah dan Ibu klien sudah meninggal, klien memiliki 6 orang anak laki-
laki. 2 laki-laki dan 4 perempuan. Anak pertama klien meninggal saat usia 3
tahun. Klien tinggal bersama anaknya yang ke 5. Rumah yang ditempati klien
dekat dengan rumah anak ke 4 dan 6. Keluarga yang tinggal bersama klien
tidak ada yang sedang sakit.
3. Riwayat Lingkungan Hidup
Ny S tinggal di Desa Cepit Wetan, Pageruyung. Kondisis rumah cukup bersih,
ada ventilasi, ada jendela, kamarnya cukup bersih, kamar mandi dan WC
tertutup dan ada tempat pembuangan sampah.
4. Riwayat Rekreasi
Ny S mengatakan bahwa dirinya jarang pergi untuk rekreasi. Hanya sesekali
dalam setiap bbulan atau tahunnya. Untuk waktunya tpun tidak pasti. Klien

11
hanya menghabiskan waktu bermain dengancucunya dan menonton tv dengan
keluarga saja.
5. Sumber/sistem pendukung yang digunakan
Ny S mengatakan jika dirinya sakit biasanya pergi ke Puskesmas karena
merupakan salah satu pelayanan kesehatan terdekat dengan rumahnya.
6. Deskripsi hari khusus
Ny S mengatakan sholat 5 waktu, terkadang ikut puasa di bulan Ramadhan
dengan penuh dan masih melakukan puasa-puasa wajib, Ny S juga ikut
pengajian setiap minggunya jika kondisinya sehat.
7. Riwayat Kesehatan Lalu
Ny S mengatakan pernah opname pada tahun 2004 dengan riwayat gejala
Gula, Anemia, Linglung. Ny S saat ini sering mengeluhkan pusing, sempat
beberapa kali melakukan Cek Tekanan Darah dan hasilnya terkadang tinggi
terkadang rendah, lulut nyeri, pendengaran berkurang. Pernah mengalami
jatuh di tahun 2009 yang mengakibatkan lengan tangan kiri cidera sampai saat
ini. Masih berfungsi akan tetapi tidak sesempurna.
8. Tinjauan Sistem
a. Keadaan umum
1) Tahap perkembangan: baik
2) Jenis kelamin: perempuan
3) Cara berpakaian: baik
4) Kebersihan personal: bersih
5) Postur dan cara berjalan: normal, tidak ada kelainan
6) Bentuk dan ukuran tubuh: normal, tidak ada kelainan
b. Tanda vital
1) Tekanan Darah: 130/90 mmHg
2) Nadi: 80x/menit
3) Suhu: 36ºC
4) RR: 20x/menit

12
c. Integumen (kulit)
1) Inspeksi: warna kulit kuning langsat agak kehitam-hitaman
2) Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan, kulit kembali kurang dari 3 detik.
d. Kepala
1) Inspeksi: bentuk simetris, kepala mesocepal dan rambut beruban
2) Palpasi: rambut kaku dan kusut
3) Auskultasi: tidak ada
e. Mata
1) Inspeksi: konjungtiva tidak anemis, penglihatan sedikit tidak jelas
2) Palpasi: tidak ada benjolan
3) Tes ketajaman visual: sedikit reman-remang
4) Tes lapang pandang: sedikit rabun
f. Telinga
1) Inspeksi: simetris dan bersih
2) Palpasi: tidak ada benjolan
3) Tes ketajaman pendengaran: kurang jelas dalam indera pendengaran
g. Hidung dan sinus
1) Inspeksi: simetris
2) Palpasi: tidak ada benjolan
3) Tes penciuman: indera penciuman masih berfungsi dengan baik
h. Mulut dan tenggorokan
1) Inspeksi: bibir kering, dan tidak pecah-pecah
2) Palpasi: permukaan kasar
3) Tes rasa: masih bisa merasakan sensasi rasa
i. Leher
1) Inspeksi: simetris tidak ada peningkatan tekanan vena jugularis, dan
arteri carotis
2) Palpasi: tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid
3) Auskultasi: tidak ada

13
4) Tes ROM: normal
j. Payudara
1) Inspeksi: bentuk simetris
2) Palpasi: tidak ada benjolan
k. Pernafasan
1) Inspeksi: simetris, perkembangan dada kanan dan kiri sama
2) Palpasi: vokal fremitus kanan dan kiri sama
3) Perkusi: suara sonor
4) Auskultasi: bunyi vesikuler tidak ada hambatan
l. Kardiovaskuler
1) Inspeksi: ictus kordis tampak
2) Palpasi: ictus kordis teraba
3) Perkusi: suara redup
4) Auskultasi: bunyi jantung S1 dan S2 reguler
m. Gastrointestinal
1) tidak ada masalah
2) terdengar suara bising usus
n. Perkemihan
1) BAK lancar
2) tidak ada masalah inkontinensia urin
o. Genitourinaria
1) Normal
p. Muskuloskeletal
1) Terdapat nyeri pada bagian lutut, terdapat riwayat jatuh pada bagian
pergelangan tangan kiri.
q. Sistem saraf pusat
1) Bahu: normal
2) Siku: normal

14
3) Pergelangan dan telapak tangan: normal mampu fleksi, ekstensi,
abduksi, aduksi, dan rotasi
4) Panggul: normal
5) Lutut: sering kesemutan, dan terasa nyeri
6) Pergelangan dan telapak kaki: sering kesemutan pada telapak kaki
r. Sistem Endokrin

B. Pengkajian Psikososial Dan Spiritual


1. Psikosisial
Ny S saat bersosialisasi bersama warga/masyarakat mampu mengikuti
kegiatan-kegiatan yang diadakan seperti pengajian, seri berkumpul didepan
rumah dengan tetangga .
2. Identifikasi masalah emosional.
a. Pertanyaan tahap pertama
1) Apakah klien mengalami kesulitan tidur?
Tidak, karena Ny S setelah sholat isya’ pasti Ny S langsung beristirahat
atau menonton tv bersama cucu dan anaknya. Jika serasa ngantuk Ny S
langsung tidur pergi ke kamat tidur.
2) klien sering mengalami gelisah?
Ya, karena jika sakit nyeri lututnya kambuh.
3) Apakah klien sering murung dan menangis sendiri ?
Tidak
4) Apakah klien sering was – was dan khawatir ?
Tidak
5) Lanjutkan ke tahap –tahap yang kedua jika lebih dari atau sama dengan
satu jawaban “ya”
b. Pertanyaan tahap kedua
1) Keluhan ini 3 bulan atau lebih dari 3 bulan atau lebih dari satu kali
dalam satu bulan ?

15
Lebih dari 3 bulan keluhan yang dialami Ny S yaitu Nyeri pada bagian
lutut dan terkadang pusing,
2) Ada atau banyak pikiran ?
Ada, karena Ny S terkadang memikirkan nyeri pada bagian lututnya
yang terkadang kumat-kumatan.
3) Ada gangguan atau masalah dengan anggota keluarga lain ?
Tidak ada
4) Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter ?
Tidak pernah menggunakan obat tidur atau penenang
5) Cenderung mengurung diri ?
Tidak
6) Bila lebih dari atau sama satu jawaban “ya”
7) kesimpulan : Masalah Emosional (+)/(-)
3. Spiritual
Keluarga Ny S beragama islam, kegiatan agamanya seperti solat, pengajian,
zikir. Keyakinan pada Ny S ketika salah satu anggota ada yang meninggal,
bagi Ny S itu sudah menjadi takdir allah. Harapan Ny S selalu dilindungi allah
dan dijauhkan dari mara bahaya bagi dirinya dan anak cucunya.

C. Pengkajian Fungsional Klien


1. INDEK KATZ
Termasuk Kategori Manakah Klien ?
a) Mandiri dalam makan, (BAK/BAB), menggunakan pakaian, pergi ke toilet,
berpindah dan mandi (mandiri dalam 6 hal)
b) Mandiri dalam hal makan, (BAK/BAB), menggunakan pakaian, berpindah,
dan mandi (mandiri dalam 5 hal)
c) Mandiri dalam hal makan, BAK/BAB), berpindah, berpakaian (mandiri
dalam 4 hal)
d) Mandiri dalam hal makan, (BAK/BAB), berpakaian. (mandiri dalam 3 hal)

16
e) Mndiri dalam hal berpakaian , dan makan (mandiri dalam 2 hal)
f) Ketergantungan untuk samua fungsi diatas
g) Lain – lain: Keterangan : Mandiri berarti tanpa pengawasan, pengarahan,
bantuan aktif dari orang lain, seseorang yang menolak untuk melakukan
sesuatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun ia dianggap
mampu.

Kesimpulan: Ny S masih bisa melakukan kegiatan secara mandiri tanpa


bantuan orang lain.
2. Modifikasi dari Barthel Indeks

Dengan
Kriteria Mandiri Keterangan
bantuan
Makan 
Minum 
Berpindah dari satu roda ke 
tempat tidur/ sebaliknya
Personal toilet (cuci muka, 
menyisir rambut, gosok
gigi)
Keluar masuk toilet 
(mencuci pakaian, menyeka
tubuh, menyiram)
Mandi 
Jalan di permukaan datar 
Naik turun tangga 
Mengenakan pakaian 
Control bowel (BAB) 
Control bladder (BAK) 
Olaha raga/latihan 
Rekreasi/pemanfaatan 
waktu
Skor 130

17
Kesimpulan: Ny S masih bisa melakukan kegiatan secara mandiri tanpa
bantuan orang lain.

D. Pengkajian Status Mental Gerontik


1. Identifikasi tingkat intelektual dengan Short Portable Mental Status
Questioner (SPSMQ)
INSTRUKSI : Ajukan pertanyaan 1 – 10 pada daftar ini dan catat semua
jawaban. Catat jumlah kesalahan total berdasarkan total kesalahan berdasarkan
10 pertanyaan

Pertanyaan Benar Salah


Tanggal berapakah hari ini ? √
Hari apa sekarang ? √
Apa nama tempat ini ? √
Di mana alamat anda ? √
Berapa umur anda ? √
Kapan anda lahir ?(minimal tahun lahir) √
Siapa presiden Indonesia sekarang ? √
Siapa presiden Indonesia sebelumnya ? √
Siapa nama ibu anda ? √
Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 √
dari setiap angka baru, semua secara menurun
Jumlah 10

INTERPRESTASI HASIL
Salah 0 – 3 : fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : kerusakan intelektual ringan
Salah 6 – 8 : kerusakan intelektual sedang
Salah 9 – 10 : kerusakan intelektual berat

Kesimpulan : Ny S Tidak mengalami kerusakan intelektual.

18
2. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan
MMSE (Mini Mental Status Exam)

Nilai Nilai
No Aspek Kognitif Kriteria
Maksimum Klien
1. Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar
 Tahun
 Musim
 Tanggal
 Bulan
 Hari
2. Orientasi 5 5 Dimana kita sekarang
 Negara ...
 Provinsi ...
 Kabupaten ...
 Kecamatan ...
 Desa ...
3. Registrasi 3 3 Sebutkan objek (oleh pemeriksa)
satu detik untuk mengatakan
masing-masing objek. Kemudian
tanyakan pada klien ke 3 objek tadi
untuk disebutkan
4. Perhatian dan 5 4 Minta klien untuk memulai dari
kalkulasi angka 100 kemudian dikurangi 7
sampai 5 kali :
 93
 86
 79
 72
 65
5. Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ke 3
objek tadi pada nomor 2 (registrasi)
tadi, bila benar 1 point untuk

19
masing-masing objek
6. Bahasa 9 8 Tunjukan pada klien suatu benda
dan tanyakan namanya pada klien
(misal jam tangan atau pensil)
Minta pada klien untuk mengulang
kata berikut : “tidak ada jika, dan,
atau, tetapi”. Bila benar nilai 1
point. Pernyataan benar 2 buah
tidak, ada, tetapi
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut terdiri dari
langkah: “ambil kertas ditangan
Anda, lipat dua dan taruh dilantai”.
 Ambil kertas
 Lipat dua
 Taruh dilantai
Perintah kepada klien untuk hal
berikut (bila aktivitas sesuai
perintah nilai 1 point)
 Tutup mata Anda
Perintahkan pada klien untuk
menulis satu kalimat dan menyalin
gambar
 Tulis satu kalimat
 Menyalin gambar
Jumlah 28

Kesimpulan : Ny S tidak mengalami kerusakan kognitif dengan skor 28

20
ANALISA DATA

Nama Klien : Ny S
Nama Mahasiswa : Vina Vebriyani
Alamat : cepit wetan, pageruyung

No Data Masalah (Kode Diagnosa)


1 DS : Nyeri Akut berhubungan dengan
-Ny.S mengatakan nyeri pada bagian Agen Cidera Fisik (00132)
lutut.
-Ny S mengatakan pusing jika merasa
kelelahan

DO :
-Ny S bertanya nyerinya itu karena apa.
-Tekanan Darah: 130/90 mmHg, Nadi:
80x/menit, Suhu: 36ºC, RR: 20x/menit
2 DS : Ny. S mengatakan nyeri pada bagian Risiko jatuh pada Ny S
lutut, sering kali kesusahan untuk berjalan berhubungan dengan gangguan
atau terpatah-patah jika nyerinya kambuh. fungsi kognitif (00155)

DO : Ny S berhati-hati saat berjalan,

21
terkadang sering kali merambat tembok
untu membantu dirinya melangkah pada
saat didalam rumah dan sekitar
lingkungannya.
3 DS : Defisien pengetahuan berhubungan
-Ny S mengatakan bahwa dia tidak tahu dengan kurangnya informasi, dan
kenapa lututnya bisa nyeri seperti itu, kurangnya minat belajar (00095)
-Ny A mengatakan terkadang sering beli
obat di apotik untuk menghilangkan
nyerinya.

DO : Ny S tampak terlihat susah untuk


berdiri atau berjalan, dan sesekali
merampat kursi atau tembok dan benda
yang ada di sekitar yang bisa untuk
pegangan.

22
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan Implementasi


Keperawatan
1 Nyeri Akut Setelah dilakukan Peningkatan a. Untuk
berhubungan kunjungan rumah Mekanika Tubuh Memberikan
dengan Agen selama 1X60 (0140) dasar untuk
Cidera Fisik menit diharapkan a. Kaji pemahaman pemahaman
(00132) pasien pasien mengenai tentang
mengetahui mekanika tubuh peningkatan
informasi tentang dan latihan mekanika tubuh
hipertensi dengan (misalnya: mengklarifikasik
kriteria hasil : mendemostrasika an istilah medis
a. Ny S dapat n kembali teknik yang sering
mengurangi melakukan digunakan.
nyeri yang aktivitas/latihan Pemahaman
dirasakan. yang benar) bahwa
b. Ny S b. memberikan peningkatan
memahami latihan fleksi mekanika tubuh
dan mampu untuk dapat
menerapkan memfasilitasi mempengaruhi
apa yang mobilisasi sesuai fungsi bagian
disampaikan indikasi. tubuh seseorang.
dan diajarkan. c. Ajarkan Ny S b. Untuk
untuk melakukan menambah
aktivitas pengetahuan
pemanasan klien sehingga
sebelum memulai klien bisa

23
latihan atau mencegah dan
memulai mengatasi
pekerjaan yang masalah aktifitas
akan dilakukan fisik.
secara rutin c. Untuk
sebelumnya. mengurangi
d. Edukasi pasien terjadinya injuri
mengenai atau mencegah
bagaimana terjadinya injuri.
menggunakan d. Untuk
postur tubuh dan mengurangi
mekanika tubuh nyeri yang
untuk mencegah dirasakan.
injuri saat
melakukan
berbagai
aktivitas.
e. Kolaborasikan
dengan
fisioterapi dalam
mengembangkan
peningkatan
mekanika tubuh
sesuai indikasi.
2 Risiko jatuh Setelah dilakukan Pencegahan Jatuh a. untuk
pada Ny S tindakan (6490) mengetahui
berhubungan keperawatan a. Identifikasi faktor-faktor
dengan selama 1X60 perilaku dan resiko jatuh
gangguan menit Ny. s tidak faktor yang pada klien

24
fungsi mengalami resiko mempengaruhi b. Untuk
kognitif jatuh, dengan resiko jatuh mengetahui
(00155) kriteria: klien tentang
b. Berikan
1. Mampu latihan
penyuluhan
mengidentifi keseimbangan.
tentang apa saja
kasi bahaya c. Untuk
bahaya
lingkungan mengevaluasi
lingkungan yang
yang dapat latihan
ada disekitar
meningkatka keseimbangan.
rumah yang
n cedera d. Untuk
dapat
2. Mampu modifikasi
menyebabkan
menggunaka lingkungan
resiko jatuh
n alat bantu dapat
untuk c. Anjurkan untuk menurunkan
menghindari memakai alat resiko jatuh
cidera bantu jalan (jika pada klien
3. Mampu membutuhkan) e. Untuk
memprakteka meningkatkan
d. Ajarkan gerakan
n gerakan kemandirian
latihan
latihan pasien untuk
keseimbangan
keseimbanga mencegah
n e. sediakan resiko jatuh
pencahayaan
yang cukup
untuk
meningkatkan
pandangan

3 Defisien Setelah dilakukan Pendidikan a. untuk

25
pengetahuan tindakan Kesehatan mengetahui
berhubungan keperawatan (5510) perilaku klien.
dengan selama 3x12 jam,
a. Indentifikasi
kurangnya diharapkan
faktor internal
informasi masalah insomnia
atau eksternal
(00095) Ny. A dapat
yang dapat
teratasi dengan
meningkatkan
kriteria hasil:
atau mengurangi
motivasi untuk
1. Memahami
berperilaku
dan mengerti
sehat.
apa tindakan
b. Bantu individu,
yang tepat
keluarga dan
untuk
masyarakat untuk
mengatasi
memperjelas
masalah yang
keyakinan dan
dirasakan.
nilai-nilai
kesehatan.
c. Priorotaskan
kebutuhan orang
yang belajar
dengan
mengidentifkkasi
kebutuhan
berdasarkan apa
yang disukai
klien,
keterampilan

26
perasat, sumber
yang tersedia,
dan
kemungkinan
keberhasilan
pencapaian
tujuan.
d. Ajarkan strategi
yang dapat
dilakukan atau
digunakan untuk
menolak perilaku
yang tidak sehat
atau beresiko
mengubah
perilaku.
e. Kolaborasikan
dengan keuarga
mengenai
penyampaian
lebih lanjut
dalam
pencapaian
pendidikan
kesehatan.

27
CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal /
Diagnosa Kep. Implementasi Evaluasi
waktu
Kamis, 3- Nyeri Akut a. Untuk Memberikan dasar untuk S : klien mengatakan masi
12-2020 / berhubungan pemahaman tentang peningkatan memahami apa yang suda
10.00 WIB dengan Agen mekanika tubuh diajarkan oleh perawat mengena
Cidera Fisik mengklarifikasikan istilah medis pemahaman untuk mengurang
(00132) yang sering digunakan. injuri/masalah yang sedan
Pemahaman bahwa peningkatan dihadapi.
mekanika tubuh dapat O : klien terlihat senang
mempengaruhi fungsi bagian tubuh A : Masalah belum teratasi
seseorang. P : Lanjutkan intervensi
b. Untuk menambah pengetahuan Intervensi
klien sehingga klien bisa mencegah
dan mengatasi masalah aktifitas
fisik.
c. Untuk mengurangi terjadinya injuri
atau mencegah terjadinya injuri.
d. Untuk mengurangi nyeri yang
dirasakan.
Jum’at, 4- Risiko jatuh pada a. Untuk mengetahui faktor-faktor S : Klien mengataka
12-2020 / Ny S resiko jatuh pada klien memahami dengan apa yan
11.30 WIB berhubungan b. Untuk mengetahui klien tentang sudah diajarkan
dengan gangguan latihan keseimbangan. O : Klien terlihat senang
fungsi kognitif c. Untuk mengevaluasi latihan A : Masalah belum teratasi
(00155) keseimbangan. P : Lanjutkan intervensi
d. Untuk modifikasi lingkungan dapat Intervensi
menurunkan resiko jatuh pada
klien
e. Untuk meningkatkan kemandirian
pasien untuk mencegah resiko
jatuh
Sabtu, 5-12- Defisien 1. Untuk mengetahui perilaku klien S : klien mengatakan bahwa ap
2020 / pengetahuan yang sudah disampaikan perawa
11.00 WIB berhubungan menambah ilmu atau informas
dengan kurangnya pengetahuan pada klien.
informasi (00095) O : Klien terlihat senang
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Intervensi
PRE PLANNING KEGIATAN

A. Latar Belakang
Hipertensi adalah penyakit yang bisa menyerang siapa saja, baik muda
maupun tua, entah orang kaya maupun miskin. Hipertensi merupakan salah
satu penyakit yang mematikan didunia. Namun, hipertensi tidak dapat secara
langsung membunuh penderitanya. (Widian Nur Indriyani,2009). Hasil
sensus penduduk tahun 2010, Indonesia saat ini masuk ke dalam lima besar
negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia yakni 18,1
juta jiwa atau 9,6% dari jumlah penduduk. Berdasarkan jumlah proyeksi
Bappenas, jumlah penduduk lansia 60 tahun atau lebih diperkirakan akan
meningkat dari 18,1 juta (2010) menjadi 29,1 juta (2020) dan 36 juta (2025)
dengan meningkatnya jumlah lanjut usia, tentunya akan diikuti dengan
meningkatnya permasalahan kesehatan pada lanjut usia (Kemenkes RI, 2012)
Hipertensi dikenal sebagai silent killer karena gejalanya tanpa keluhan
dan nanti diketahui saat sudah erjadi komplikasi. Hipertensi berkaian dengan
peningkatan tekanan darah. Semakin tinggi tekanan darah, maka semakin
besar risiko terjadi komplikasi. Komplikasi dari hipertensi adalah sroke,
penyakit jantung, inark miokard, gagal ginjal dan kebutaan. Komplikasi
hipertensi dapat dicegah melalui edukai atau pendidikan kesehatan,
penerapan pola hidup sehat dan penggunaan terapi secara farmakologi serta
nonfarmakologi (Iskandar, 2001).
Salah satu yang harus diperhatikan dengan serius yaitu pada lanjut usia
adalah proses degenerative, yang dapat menimbulkan berbagai macam
masalah kesehatan diantaranya hipertensi, ini terjadi karena adanya
perubahan elastisitas pembuluh darah, dan keadaan ini diperberat dengan
terjadinya penimbunan lemak pada dinding pembuluh darah. Hal ini
didukung dengan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7% yang
pada umumnya terjadi pada usia pertengahan dan lanjut usia baik karena gaya
hidup maupun pross degenerative (Kemenkes RI, 2012).
Berdasarakan kasus Ny. S sering merasakan pusing kepala, kadang-
kadang rasa berat ditengkuk jika merasa lelah. Klien sudah memeriksakan
keadaanya di puskesmas dan didiagnosa penyakit HT. Tekanan darah pada
saat ditensi 180/100 mmHg, TD sering naik apabila sering konsumsi
makanan asin dan berlemak. Berdasarkan kasus tersebut, maka saya perlu
melakukan penyuluhan terkait Hipertensi dan cara pencegahanya dengan
harapan dapat memberikan informasi kepada keluarga Ny. S. Serta dapat
mencegah kekambuhan pada Ny. S.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 25 menit tentang Hipertensi
diharapkan warga desa Cepit Wetan dapat mengerti, memahami dan
menjelaskan kembali tentang cara pencegahan Hipertensi.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 25 menit diharapkan warga
desa Cepit Wetan mampu mengerti, memahami dan menjelaskan kembali
tentang :
1. Pengertian hipertensi.
2. Tanda dan gejala hipertensi.
3. Faktor penyebab hipertensi.
4. Cara pengobatan hipertensi.
5. Cara pencegahan terhadap hipertensi.
C. Sasaran
Keluarga dengan Hipertensi
D. Materi/Isi (terlampir)
Hipertensi
E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab/ Diskusi
F. Media
Lembar Balik
G. Setting Tempat

Keterangan :
: Penyuluh

: Observer

H. Kegiatan Penyuluhan

N Wakt Kegiatan
Tahap Metode
o u Penyuluh Audience
1 Pembukaan 5 1. Mengucapkan 1. Menjawab Lisan
menit salam 2. Memperhatikan
2. Memperkenalkan 3. Memperhatikan
diri 4. Memperhatikan
3. Menjelaskan 5. Menjawab
tujuan
4. Kontrak waktu
5. Apersepsi
2 Isi 15 Menjelaskan : Ceramah
menit 1. Pengertian 1. Memperhatikan dan
Hipertensi 2. Memperhatikan demonstrasi
2. Tanda dan Gejala 3. Memperhatikan
Hipertensi 4. Memperhatikan
3. Faktor Penyebab 5. Memperhatikan
Hipertensi 6. Memperhatikan
4. Cara Pengobatan
Hipertensi
5. Cara Pencegahan
Hipertensi.
6. Demontrasi :
pembuatan jus
sayuran
menurunkan
hipertensi
3 Penutup 5 1. Memberi 1. Aktif bertanya Ceramah
menit kesempatan dan
bertanya 2. Memperhatikan diskusi
2. Menjawab 3. Menjawab
pertanyaan 4. Memperhatikan
3. Evaluasi 5. Menjawab
4. Menyimpulkan 6. Memperhatikan
5. Memberi reward
6. Memberitahu 7. Menjawab
kontrak waktu
selanjutnya
7. Mengucapkan
salam

I. Kriteria Evaluasi
1. Standart
a. Lembar Balik sudah dicetak minimal 1 hari sebelum penyuluhan.
b. SAP sudah dibuat minimal 2 hari sebelum penyuluhan.
c. Audiens duduk sesuai dengan setting tempat duduk yang sudah
ditentukan.
2. Proses
a. Mahasiswa mampu menelaskan materi dengan jelas.
b. Audien aktif saat mengikuti proses penyuluhan dengan baik dan
mampu mendengarkan serta memahami materi.
c. Audien saat mengikuti penyuluhan tidak ada yang meninggalkan
tempat penyuluhan sebelum kegiatan penyuluhan selesai.
3. Hasil
a. Mampu menjelaskan kembali pengertian Hipertensi.
b. Mampu menyebutkan tanda dan gejala Hipertensi.
c. Mampu menjelaskan kembali faktor penyebab Hipertensi.
d. Mampu mengetahui cara pencegahan Hipertensi.
e. Mampu mengetahui cara pengobatan Hipertensi.

J. Materi
HIPERTENSI

A. Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang (Kemenkes RI, 2012).
B. Tanda dan gejala Hipertensi
Tanda dan gejala yang biasanya terjadi :
9. Pusing
10. Rasa berat di tengkuk
11. Mudah marah
12. Telinga berdenging
13. Sukar tidur
14. Sesak nafas
15. Mudah lelah
16. Mata berkunang-kunang
C. Penyebab Hipertensi
Penyebab hipertensi antara lain adalah :
1. Stres.
2. Usia.
3. Merokok.
4. Obesitas (kegemukan).
5. Alkohol.
6. Faktor keturunan.
7. Faktor lingkungan (gaduh/bising)
D. Cara pengobatan Hipertensi
1. Mengurangi asupan garam dan lemak
2. Mengurangi atau menghilangkan kebiasaan minum alkohol
3. Berhenti merokok bagi yang merokok
4. Menurunkan berta badan bagi yang kegemukan
5. Olah raga teratur seperti joging, jalan cepat, bersepeda, berenang
6. Menghindari ketegangan
7. Istirahat cukup
8. Hidup tenang
E. Cara pencegahan terhadap Hipertensi
1. Kontrol teratur
2. Minum obat teratur
3. Meminum jus mentimun, seledri, alpukat, Semangka dll
4. Tidak Merokok
5. Mengelola Stres
6. Olahraga
7. Diet rendah garam dan lemak
F. Cara Membuat Jus Mentimun Untuk Penderita Hipertensi
Mentimun adalah jenis sayur yang biasa dikonsumsi masyarakat
untuk menurunkan tekanan darah. Menurut penelitian yang dilakukan
Zuhani & Zainal (2012) didapatkan hasil bahwa ada pengaruh bermakna
dari pemberian jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah.
Penurunan terbesar terjadi pada 2 jam dan setelah perlakuan 4 dan 5 hari
setelah pemberian jus mentimun. Menurut Latifa Anjarpratiwi (2009)
dalam buku 100% Hidup Sehat Dan Panjang Umur Dengan Therapy Jus,
berikut resepnya:
1. Bahan
a. 200 gram mentimun.
b. Air mineral.
c. 1-2 sendok teh gula pasir halus.
d. Gelas.
e. Blender.
2. Cara Pembuatan
a. Cuci mentimun hingga bersih
b. Potong-potong mentimun sesuai ke inginan.
c. Lalu masukan potongan mentimun tersebut ke dalam belnder.
d. Tambahkan 1-2 sendok teh gula pasir
e. Tuangkan air secukupnya.
f. Belnderlah bahan-bahan tersebut sampai halus.
g. Kemudian tuangkan ke dalam gelas.
h. Jus siap di hidangkan.
3. Cara Pemakaian
Diminum dua kali sehari pagi dan sore hari , masing-masing 1 gelas.

DAFTAR PUSTAKA
Junaidi, Iskandar. (2001). Hipertensi. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer
Martha, Karnia. (2012). Panduan Cerdas Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta:
Araska
Qanita. (2010). Therapi Hipertensi [SC]. Bandung: KDT
Indriayani, Widiana Nur. (2009). Deteksi Dini Kolesterol Hipertensi Dan Stroke.
Yogyakarta: Millestone
Palmer, Anna. (2005). Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga.
Anjarpratiwi, Latifa. (2009). 100% Hidup Sehat Dan Panjang Umur Dengan
Therapy Jus. Yogyakarta: Araska
Kusnul, Z & Munir, Z. (2012). Efek Pemberian Jus Mentimun Terhadap
Penurunan Tekanan Darah. Stikes Bahrul Ulum
Kemenkes RI. (2012). Hipertensi Membunuh Diam-Diam, Ketahui Tekanan
Darah Anda.
https://www.depkes.go.id/article/view/18051600004/hipertensi-
membunuh-diam-diam-ketahui-tekanan-darah-ana.ht

Anda mungkin juga menyukai