Anda di halaman 1dari 37

PEMERIKSAAN FISIK ANAK

Muhammad Khabib Burhanuddin iqomh


Departemen Keperawatan Anak & Maternitas
STIKES Kendal
Tujuan Instruksional
Tujuan Instruksional Khusus:
Tujuan Instruksional
 Mahasiswa mampu melakukan
Umum pemeriksaan sistem organ
Setelah mengikuti anatomis.
 Mengetahui kondisi normal
perkuliahan ini sistem organ
mahasiswa mampu  Mengetahui kondisi
melakukan pemeriksaan kelainan/ketidaknormalan
fisik pada neonatus organ.
 Dapat melakukan anamnesis
secara sitematis & benar
pada anak secara rinci & dapat
melakukan pemeriksaan fisik
pada anak
Pendahuluan
 Pemeriksaan fisik pada anak berbeda dengan dewasa.
 Cara pemeriksaan harus disesesuaikan dengan umur
anak/bayi
 Pemeriksaan fisik pada anak dilakukan secara sistematik
dari kepala sampai kaki
 Pemeriksaan secara sitematik bertujuan supaya tidak ada
yang terlewatkan
Pedoman Pemeriksaan Fisik pada Anak
(Wong, 2008)

1. Lakukan ditempat yang tepat & tidak 7. Pemeriksaan dimulai dengan cara
mengancam. yang tidak mengancam
2. Berikan kesempatan pada anak 8. Minimalkan gangguan atau stimulasi
untuk bermain & mengenal tempat (ex: batasi jumlah orang, bicara
tersebut dengan suara rendah)
3. Obeservasi perilaku yang 9. Lakukan pemeriksaan yang dapat
menandakan kesiapan anak (ex: ditampilkan misal dengan
permainan (bisa digunakan untuk
berbicara dengan perawat, kontak
pemeriksaan saraf).
mata, dll).
10. Jika pemeriksaan melibatkan
4. Lakukan pemeriksaan secepat beberapa anak (dalam keluarga)
mungkin dimulai dari anak yang paling
5. Periksa anak dalam posisii nyaman. kooperatif.
6. Libatkan anak (anak memilih 11. Diskusikan hasil temuan dengan
dipangku atau tempat tidur) keluarga
7. Libatkan orang tua untuk menemani 12. Puji anak atas kerjasama selama
anak. pemeriksaan.
Pendekatan Pemeriksaan Fisik Sesuai Usia Anak

Pra Usia
Remaj
Bayi Todler sekola sekola
a
h h
Usia Urutan Pemeriksaan Posisi Persiapan

Bayi 1. Jika tenang, auskultasi 1. Belum bisa 1. Buka pakaian seluruhnya (jika
jantung, paru, abdomen duduk= posisi suhu ruangan memungkinkan).
2. Lakukan palpasi & perkusi terlentang/telun 2. Popok jangan dilepas.
3. Lakukan dari kepala ke kaki gkup. 3. Senyum, gunakan suara lembut.
4. Lakukan pemeriksaan reflek. 2. Bisa duduk: 4. Gunakan distraksi (ex: suara)
5. Prosedur traumatik posisikan duduk 5. Gunakan bantuan orang tua
dilakukan saat menangis (ex: dipangkuan untuk memegang bayi.
mata, mulut) orang tua 6. Hindari gerakan tiba-
6. Lakukan pemeriksaan reflek tiba/menyentak.
moro di akhir

Todler 1. Lakukan kontak fisik minimal 1. Duduk/berdiri 1. Minta orang tua membuka
pada awal pemeriksaan. 2. Posisikan duduk pakaian anak.
2. Perkenalkan alat pada awal dipangkuan 2. Izinkan anak melihat alat &
pemeriksaan. orang tua demonstrasikan.
3. Auskultasi, palpasi, perkusi 3. Jika kooperatif, lakukan dengan
saat anak tenang. cepat.
4. Lakukan prosedur traumatik 4. Ajak bicara tentang pemeriksaan,
di akhir gunakan kalimat pendek.
5. Puji anak
Usia Urutan Posisi Persiapan
pemeriksaan
Pra 1. Jika kooperatif, lakukan 1. Berdiri/ duduk. 1. Minta anka membuka baju sendiri.
pemeriksaan dari kepala ke 2. Anak yang lebiih kecil 2. Ijinkan menggunakan pakaian dalam jika malu.
sekolah kaki. memilih kehadiran 3. Ijinkan anak melihat peralatan
2. Jika tidak kooperatif, orang tua. 4. Sampaikan prosedur dengan cerita.
lakukan hal yang sama 3. Menginginkan 5. Ajak kerja sama dengna kalimat positif (ex: buka
pada todler kedekatan orang tua mulutnya)

Sekolah 1. Lakukan pemeriksaan dari 1. Lebih suka duduk 1. Minta anak membuka bajunya sendiri.
kepala sampai kaki. 2. Anak lebih kecil 2. Ijinkan menggunakan pakaian dalam.
2. Pada anak lebih besar, lebih suka 3. Berikan baju periksa.
pemeriksaan genetalia kehadiran orang 4. Jelaskan fungsi alat.
dibagian akhir tua. 5. Ajarkan fungsi tubuh dan perawatannya.
3. Hormati kebutuhan privasi. 3. Anak lebih besar
memilih privasi.

Remaja Seperti anak usia sekolah Seperti anak usia 1. Minta anak membuka bajunya sendiri.
sekolah 2. Ijinkan menggunakan pakaian dalam
3. Buka hanya bagian yang diperiksa
4. Berikan keterangan tentang perkembangan
seksual.
5. Tekankan perkembangan yang normal
6. Pemeriksaan genetalia dibagian akhir
 
Pertumbuhan
Berat badan • Berat badan diukur dengan timbangan.
• Anak kurang dari 36 bulan ketika ditimbnag baju dilepas.

• Istilah yang digunakan untuk pengukuran anak terlentang


Panjang • digunakan sampai usia 24 bulan
badan • Cara melakukan: 1). Pegang kepala bayi pada garis tengah; 2). Pegang ke-2 lutut dengan
lembut;3). Tekan lutut sampai betul betul ekstensi

• Istilah yang digunakan untuk pengukuran dengan cara berdiri.


Tinggi badan • Cara melakukan: 1). Lepas alas kaki; 2). Kepala tegak, pandangan lurus; 3). Punggung anak
menempel pada dinding; 4). Lutut ekstensi.

• Lingkar kepala diukur sampai usia 36 bulan.


• Lingkar kepala diukur pada lingkaran terlebar.
Lingkar kepala • Usia 1-2 tahun ukuran lingkar kepala dan lingkar dada sama.
• Selama masa anak-anak lingkar dada melebihi lingkar kepala (5-7 cm
Ketebalan • Pengukuran tinggi badan dan berat badan tidak dapat membedakan angtra lemak& otot.
• Ketebalan lemak dianjurkan untuk diukur. Tempat yang digunakan untuk pengukuran ketebalan adalah
kulit & lingkar bagian trisep, sub skapula, suprailiaka, abdomen, paha atas.
lengan • Lingkar lengan adalah pengukuran tidak langsung masa otot.
Penampilan Umum

Penampilan umum adalah kesan subyektif dan kumulatif penampilan


fisik anak, status nutrisi, perilaku, kepribadian, interaksi, postur tubuh,
perkembangan & kemampuan wicara

Mimik wajah
Nutrisi
(nyeri/sesak/takut)

Postur, posisi,
Perilaku
pergerakan tubuh

Higiene Perkembangan
Kulit
1. Kulit dikaji: warna, tekstur, suhu, kelembaban, turgor.
2. Pengkajian meliputi kulit dan organ asesorisnya, dengan cara inspeksi dan palpasi.
3. Warna normal pada anak berkulit putih bervariasi: dari putih susu dan kemerah-
merahan sampai warna merah.
4. Orang oriental warna kulitnya secara normal kekunig-kuningan.
5. Anak berkulit gelap memiliki warna: gelap, cokelat, merah, kuning, hijau muda
dan kebiru-biruan.
6. Tekstur normal kulit pada anak adalah halus, tidak berminyak atatu lembab.
7. Turgor jaringan/ elastisitas kulit dinilai pada bagian abdomen dengan cara
mencubit kemudian dilepaskan, normalnya kulit akan kembali cepat dan tidak
meninggalkan kerutan.
8. Turgor kulit digunakan untuk menilai status hidrasi dan nutrisi.
9. Bayi /anak yang mengalami gangguan oksigenasi akan memiliki kulit berwarna
kebiruan/sianosis. Gangguan oksigenasi bisa dilihat di jari yaitu bentuknya jari
tabuh/clubing fingger.
Struktur Asesoris pada Kulit
• Tekstur, kualitas, distribusi, elastisitas.
• Normal: berkilau, elastis, halus, kuat.

Rambut • Faktor genetiki mempengaruhi penampilan rambut (ex: rambut anak kulit
hitam)
• Rambut yang tipis kusam mudah patah menandakan nutrisi kurang baik.
• Pubertas: rambut sekunder.

Kuku • Inspeksi: bentuk, warna, tekstur & kualitas kuku.


• Normal: merah muda, halus, kuat &fleksibel.

• Setiap individu memiliki garis tangan & garis kaki yang berbeda.
• Garis telapak tangan normalnya ada 3 lengkungan.
• Contoh kelainan pada down syndrome ( simian line)
Kepala & Leher
• Bentuk simetris, pendataran pada satu sisi menindikasikan anak berbaring terus-
menerus pada posisi yang sama.
• Lihat adanya keterbatasan gerak, minta anak melihat ke setiap arah / gerakkan
manual, normalnya tidak ada hambatan
• Jika ada hambatan, kemungkinan anak mengalami tortikolis (kelainan gerak pada
Inspeksi kepala)
• Kelainan: mikrocephali, hidrocephalus,

• Palpasi tulang tengkorak untuk melihat kepatenan sutura, ubun-ubun (fontanela),


fraktur, edema.
• Ubun-ubun belakang menutup usia 2 bulan, ubun-ubun depan menutup usia 12-
18 bulan.
Palpasi • penutupan terlalu cepat atau terlalu lambat menggambarkan kondisi patologis.

• Inspeksi wajah: jarak mata terlalu lebar, ekspresi wajah, adanya paralisis.
• Normal leher pendek, panjang leher bertambah pada usia 3-4 tahun.
• Palpasi leher: adanya masa tambahan dapat mengindikasikan adanya infeksi atau kelainan otot & saraf.
Mata
1. Inspeksi konjungtiva,
palpebra, ukur jarak kedua
kantus bagian dalam,
konjungtiva normalnya
berwarna merah muda, jika
pucat menandakan anak
anemia (kurang Hb), sklera
normalnya berwarna putih.
2. Inspeksi kesimetrisan kedua
mata.
3. Strabismus ringan dapat
ditemukan pada bayi normal
di bawah 6 bulan.
4. Lihat dan bandingkan ukuran,
bentuk, pergerakan pupil.
5. Warna mata yang permanen
akan terbentuk pada usia 6-
12 bulan.
6. Lihat apakah terdapat air
mata yang berlebihan
Jarak Interkantus Lebar
Telinga
• Keseluruhan bagian eksternal telinga disebut
pinna/aurikula.
• Letak telinga rendah dihubungkan dengan kelainan ginjal
dan retardasi mental.
• Pada pemeriksaan telinga, perhatikan : letak telinga, warna
dan bau sekresi telinga, nyeri/tidak (tragus,antitragus),
liang telinga, membrana timpani. Pemeriksaan
menggunakan head lamp dan spekulum telinga.
Mikrotia
Hidung
Untuk pemeriksaan hidung, perhatikan : bentuknya, gerakan
cuping hidung, mukosa, sekresi, epistaksis/mimisan/perdarahan,
keadaan septum, apakah ada benjolan/polip.
Mulut
Pada pemeriksaan mulut, perhatikan:
1. Bibir : warna, fisura, simetri/tidak, gerakan.
2. Gigi: banyaknya, letak, motling, maloklusi, tumbuh
lambat/tidak.
3. Selaput lendir mulut : warna, peradangan, pembengkakan.
4. Lidah: kering/tidak, kotor/tidak, tremor/tidak, warna, ukuran,
gerakan, tepi hiperemis/tidak. 
5. Palatum: warna, terbelah/tidak, perforasi/tidak.
Pertumbuhan Gigi
Stomatitis-Labioschisis-Karies gigi
Tenggorokan
• Pemeriksaan tenggorok dilakukan dengan
menggunakan alat tongue spatel & senter/head lamp.
• anak disuruh mengeluarkan lidah dan mengatakan
‘ah’ yang keras, selanjutnya tongue spatel diletakkan
pada lidah sedikit ditekan kebawah.
• Perhatikan: uvula, epiglotis, tonsil, warna,
paradangan, eksudat
Genetalia
• Orifisium uretra : hipospadi = di ventral / bawah penis
Epsipadia = di dorsal / atas penis.
Laki-laki • Penis : membesar / tidak
• Skrotum : membesar / tidak, ada hernia / tidak.
• Testis : normal sampai puber sebesar kelereng.

• .Ada sekret dari uretra dan vagina/tidak. b.


Labia mayor : perlengketan / tidak c. Himen
Perempuan : atresia / tidak d. Klitoris : membesar /
tidak.
Perkembangan Organ Seksual laki-laki
Perkembangan Organ Seksual Perempuan
Hipospadia - Hidrokel-Hernia
Anus

Untuk anus, perhatikan:


a. Daerah pantat adanya tumor, meningokel, dimple,
atau abces perianal, Fisura ani, Prolapsus ani
b. Pemeriksaan rektal: anak telentang, kaki
dibengkokkan, periksa dengan jari kelingking masuk
ke dalam rektum. Perhatikan: atresia ani, sfingter
ani, fistula rektovaginal, ada penyempitan / tidak
Atresia ani & Anus Imporforata
Ekstremitas (Tangan & Kaki)
1. Lihat apakah terdapat kelainan bawaan.
2. Ukur panjang dan bentuknya, normalnya panjang setiap ruas sama antara kanan
dan kiri
3. Lihat jarti-jari apakah terdapat jari tabuh/clubbing finger, jika ada jari tabuh
menandakan kondisi hipoksia kronik. Normalnya jari tidak berbentuk jari tabuh
4. Lihat apakah terdapat pembengkakan tulang. Persendian Periksa : suhu, nyeri
tekan, pembengkakan, cairan, kemerahan, dan gerakan otot.
5. Lihat apakah ujung jari terdapat warna kebiruan (sianosis) normalnya berwarna
merah muda.
6. Periksa apakah terdapat akral dingin pada ujung ekstremitas, normalnya akral
adalah hangat.
7. Hitung jari. Normal jari tangan 10, jari kaki 10. jumlah jari > 10 disebut polidaktili,
jumlah jari < 10 disebut sindaktili.
Contoh Kelainan
Tulang Belakang
1. Pada bayi dan anak kecil : posisi telentang, tengkurap, duduk
2. Pada anak besar posisi berjalan, berdiri, duduk.
Bentuk kelainan:
a. Lordosis : yaitu deviasi tulang belakangk ke anterior/depan.
b. Kifosis: Angulasi ke arah posterio/belakang (ditemukan pada
kasus spondilitis tbc)
c. Skoliosis : yaitu deviasi ke lateral /samping (ditemukan pada
kasus kelainan kongenital, kelainan paru kronik pada anak
balita). Pada anak lebihbesar ditemukan pada kasus polio,
rakitis, distrofia muskuler.
Kelainan Tulang Belakang
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai