1. Lakukan ditempat yang tepat & tidak 7. Pemeriksaan dimulai dengan cara
mengancam. yang tidak mengancam
2. Berikan kesempatan pada anak 8. Minimalkan gangguan atau stimulasi
untuk bermain & mengenal tempat (ex: batasi jumlah orang, bicara
tersebut dengan suara rendah)
3. Obeservasi perilaku yang 9. Lakukan pemeriksaan yang dapat
menandakan kesiapan anak (ex: ditampilkan misal dengan
permainan (bisa digunakan untuk
berbicara dengan perawat, kontak
pemeriksaan saraf).
mata, dll).
10. Jika pemeriksaan melibatkan
4. Lakukan pemeriksaan secepat beberapa anak (dalam keluarga)
mungkin dimulai dari anak yang paling
5. Periksa anak dalam posisii nyaman. kooperatif.
6. Libatkan anak (anak memilih 11. Diskusikan hasil temuan dengan
dipangku atau tempat tidur) keluarga
7. Libatkan orang tua untuk menemani 12. Puji anak atas kerjasama selama
anak. pemeriksaan.
Pendekatan Pemeriksaan Fisik Sesuai Usia Anak
Pra Usia
Remaj
Bayi Todler sekola sekola
a
h h
Usia Urutan Pemeriksaan Posisi Persiapan
Bayi 1. Jika tenang, auskultasi 1. Belum bisa 1. Buka pakaian seluruhnya (jika
jantung, paru, abdomen duduk= posisi suhu ruangan memungkinkan).
2. Lakukan palpasi & perkusi terlentang/telun 2. Popok jangan dilepas.
3. Lakukan dari kepala ke kaki gkup. 3. Senyum, gunakan suara lembut.
4. Lakukan pemeriksaan reflek. 2. Bisa duduk: 4. Gunakan distraksi (ex: suara)
5. Prosedur traumatik posisikan duduk 5. Gunakan bantuan orang tua
dilakukan saat menangis (ex: dipangkuan untuk memegang bayi.
mata, mulut) orang tua 6. Hindari gerakan tiba-
6. Lakukan pemeriksaan reflek tiba/menyentak.
moro di akhir
Todler 1. Lakukan kontak fisik minimal 1. Duduk/berdiri 1. Minta orang tua membuka
pada awal pemeriksaan. 2. Posisikan duduk pakaian anak.
2. Perkenalkan alat pada awal dipangkuan 2. Izinkan anak melihat alat &
pemeriksaan. orang tua demonstrasikan.
3. Auskultasi, palpasi, perkusi 3. Jika kooperatif, lakukan dengan
saat anak tenang. cepat.
4. Lakukan prosedur traumatik 4. Ajak bicara tentang pemeriksaan,
di akhir gunakan kalimat pendek.
5. Puji anak
Usia Urutan Posisi Persiapan
pemeriksaan
Pra 1. Jika kooperatif, lakukan 1. Berdiri/ duduk. 1. Minta anka membuka baju sendiri.
pemeriksaan dari kepala ke 2. Anak yang lebiih kecil 2. Ijinkan menggunakan pakaian dalam jika malu.
sekolah kaki. memilih kehadiran 3. Ijinkan anak melihat peralatan
2. Jika tidak kooperatif, orang tua. 4. Sampaikan prosedur dengan cerita.
lakukan hal yang sama 3. Menginginkan 5. Ajak kerja sama dengna kalimat positif (ex: buka
pada todler kedekatan orang tua mulutnya)
Sekolah 1. Lakukan pemeriksaan dari 1. Lebih suka duduk 1. Minta anak membuka bajunya sendiri.
kepala sampai kaki. 2. Anak lebih kecil 2. Ijinkan menggunakan pakaian dalam.
2. Pada anak lebih besar, lebih suka 3. Berikan baju periksa.
pemeriksaan genetalia kehadiran orang 4. Jelaskan fungsi alat.
dibagian akhir tua. 5. Ajarkan fungsi tubuh dan perawatannya.
3. Hormati kebutuhan privasi. 3. Anak lebih besar
memilih privasi.
Remaja Seperti anak usia sekolah Seperti anak usia 1. Minta anak membuka bajunya sendiri.
sekolah 2. Ijinkan menggunakan pakaian dalam
3. Buka hanya bagian yang diperiksa
4. Berikan keterangan tentang perkembangan
seksual.
5. Tekankan perkembangan yang normal
6. Pemeriksaan genetalia dibagian akhir
Pertumbuhan
Berat badan • Berat badan diukur dengan timbangan.
• Anak kurang dari 36 bulan ketika ditimbnag baju dilepas.
Mimik wajah
Nutrisi
(nyeri/sesak/takut)
Postur, posisi,
Perilaku
pergerakan tubuh
Higiene Perkembangan
Kulit
1. Kulit dikaji: warna, tekstur, suhu, kelembaban, turgor.
2. Pengkajian meliputi kulit dan organ asesorisnya, dengan cara inspeksi dan palpasi.
3. Warna normal pada anak berkulit putih bervariasi: dari putih susu dan kemerah-
merahan sampai warna merah.
4. Orang oriental warna kulitnya secara normal kekunig-kuningan.
5. Anak berkulit gelap memiliki warna: gelap, cokelat, merah, kuning, hijau muda
dan kebiru-biruan.
6. Tekstur normal kulit pada anak adalah halus, tidak berminyak atatu lembab.
7. Turgor jaringan/ elastisitas kulit dinilai pada bagian abdomen dengan cara
mencubit kemudian dilepaskan, normalnya kulit akan kembali cepat dan tidak
meninggalkan kerutan.
8. Turgor kulit digunakan untuk menilai status hidrasi dan nutrisi.
9. Bayi /anak yang mengalami gangguan oksigenasi akan memiliki kulit berwarna
kebiruan/sianosis. Gangguan oksigenasi bisa dilihat di jari yaitu bentuknya jari
tabuh/clubing fingger.
Struktur Asesoris pada Kulit
• Tekstur, kualitas, distribusi, elastisitas.
• Normal: berkilau, elastis, halus, kuat.
Rambut • Faktor genetiki mempengaruhi penampilan rambut (ex: rambut anak kulit
hitam)
• Rambut yang tipis kusam mudah patah menandakan nutrisi kurang baik.
• Pubertas: rambut sekunder.
• Setiap individu memiliki garis tangan & garis kaki yang berbeda.
• Garis telapak tangan normalnya ada 3 lengkungan.
• Contoh kelainan pada down syndrome ( simian line)
Kepala & Leher
• Bentuk simetris, pendataran pada satu sisi menindikasikan anak berbaring terus-
menerus pada posisi yang sama.
• Lihat adanya keterbatasan gerak, minta anak melihat ke setiap arah / gerakkan
manual, normalnya tidak ada hambatan
• Jika ada hambatan, kemungkinan anak mengalami tortikolis (kelainan gerak pada
Inspeksi kepala)
• Kelainan: mikrocephali, hidrocephalus,
• Inspeksi wajah: jarak mata terlalu lebar, ekspresi wajah, adanya paralisis.
• Normal leher pendek, panjang leher bertambah pada usia 3-4 tahun.
• Palpasi leher: adanya masa tambahan dapat mengindikasikan adanya infeksi atau kelainan otot & saraf.
Mata
1. Inspeksi konjungtiva,
palpebra, ukur jarak kedua
kantus bagian dalam,
konjungtiva normalnya
berwarna merah muda, jika
pucat menandakan anak
anemia (kurang Hb), sklera
normalnya berwarna putih.
2. Inspeksi kesimetrisan kedua
mata.
3. Strabismus ringan dapat
ditemukan pada bayi normal
di bawah 6 bulan.
4. Lihat dan bandingkan ukuran,
bentuk, pergerakan pupil.
5. Warna mata yang permanen
akan terbentuk pada usia 6-
12 bulan.
6. Lihat apakah terdapat air
mata yang berlebihan
Jarak Interkantus Lebar
Telinga
• Keseluruhan bagian eksternal telinga disebut
pinna/aurikula.
• Letak telinga rendah dihubungkan dengan kelainan ginjal
dan retardasi mental.
• Pada pemeriksaan telinga, perhatikan : letak telinga, warna
dan bau sekresi telinga, nyeri/tidak (tragus,antitragus),
liang telinga, membrana timpani. Pemeriksaan
menggunakan head lamp dan spekulum telinga.
Mikrotia
Hidung
Untuk pemeriksaan hidung, perhatikan : bentuknya, gerakan
cuping hidung, mukosa, sekresi, epistaksis/mimisan/perdarahan,
keadaan septum, apakah ada benjolan/polip.
Mulut
Pada pemeriksaan mulut, perhatikan:
1. Bibir : warna, fisura, simetri/tidak, gerakan.
2. Gigi: banyaknya, letak, motling, maloklusi, tumbuh
lambat/tidak.
3. Selaput lendir mulut : warna, peradangan, pembengkakan.
4. Lidah: kering/tidak, kotor/tidak, tremor/tidak, warna, ukuran,
gerakan, tepi hiperemis/tidak.
5. Palatum: warna, terbelah/tidak, perforasi/tidak.
Pertumbuhan Gigi
Stomatitis-Labioschisis-Karies gigi
Tenggorokan
• Pemeriksaan tenggorok dilakukan dengan
menggunakan alat tongue spatel & senter/head lamp.
• anak disuruh mengeluarkan lidah dan mengatakan
‘ah’ yang keras, selanjutnya tongue spatel diletakkan
pada lidah sedikit ditekan kebawah.
• Perhatikan: uvula, epiglotis, tonsil, warna,
paradangan, eksudat
Genetalia
• Orifisium uretra : hipospadi = di ventral / bawah penis
Epsipadia = di dorsal / atas penis.
Laki-laki • Penis : membesar / tidak
• Skrotum : membesar / tidak, ada hernia / tidak.
• Testis : normal sampai puber sebesar kelereng.