Anda di halaman 1dari 49

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................... 1


Daftar Isi ................................................................................................................... 2

BAB I Pendahuluan
A.Latar Belakang ................................................................................................ 3

BAB II Pembahasan
A. Pemeriksaan Fisik Pada Anak ...................................................................... 4

BAB III Penutup


A. Daftar Pusaka ............................................................................................... 50

2
BAB I
PENDAHULUAN

Pemeriksaan fisik pada anak berbeda dengan dewasa, ada beberapa hal yang
tidak boleh diabaikan dan cara pemeriksaan harus disesesuaikan dengan umur anak/bayi.
Suasana harus tenang dan nyaman karena jika anak ketakutan, kemungkinan dia akan
menolak untuk diperiksa. Untuk anak usia 1 – 3 tahun, kebanyakan diperiksa dalam
pelukan ibu, sedangkan pada bayi usia 6 bulan, biasanya bisa diperiksa di atas meja
periksa.
Tata cara dan urutan pemeriksaan fisik pada anak tetap dimulai dengan inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi.
Inspeksi, ditujukan untuk melihat perubahan yang terjadi secara umum dengan
membandingkan tempat yang diperiksa dengan daerah sekitarnya atau organ yang sama
pada sisi yang berbeda.
Palpasi, dilakukan dengan telapak tangan dan atau jari-jari tangan. Palpasi
diperlukan untuk menentukan bentuk, ukuran, tepi, permukaan dan untuk mengetahui
intensitas nyeri serta konsistensi. Palpasi dapat dilakukan dengan kedua tangan, terutama
untuk mengetahui adanya cairan atau ballottement.
Perkusi, ditujukan untuk mengetahui perbedaan suara ketukan sehingga dapat
ditentukan batas-batas organ atau massa abnormal. Suara perkusi dibagi menjadi 3 macam
yaitu sonor (perkusi paru normal), timpani (perkusi abdomen), dan pekak (perkusi otot).
Suara lain yang terdapat diantara dua suara tersebut seperti redup (antara sonor dan pekak)
dan hipersonor (antara sonor dan timpani).
Auskulatasi, pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop untuk mendengar
suara pernafasan, bunyi dan bising jantung, peristaltic usus dan aliran darah dalam
pembuluh darah.

3
BAB II
PEMBAHASAN

URUTAN PEMERIKASAAN
Biasanya, urutan pemerikasaan pasien mengikuti sampai ke kaki. Fungsi utama
pendekatan sistematik ini adalah memberikan pedoman umum dalam mengkaji setiap daerah tubuh
untuk meminimilkan adana bagian yang terlewat dalam pemerikasaan. Standar pencatatan data
juga memfasilitasi pertukaran informasi di Antara para professional yang berbeda.
Pengorganisasian pemeriksaan fisik yang khas dibahas dalam garis besar bab ini. Dalam
memeriksa anak, urutam yang teratur ini sering kali berubah untuk mengakomodisi kebutuhan
perkembangan anak, walaupun pemerikasaan dicatat dengan mengikuti model kepala sampai kaki.
Penggunaan usia perkembangan dan kronologis sebagai kriteria utama untuk mengkaji setiap
system tubuh memiliki beberapa tujuan:
 Meminimalkam stress dan kecemasan yan berhubungan dengan pengkajian pada berbagai
bagian tubuh
 Membantu hubungan saling percaya Antara perawat - pasien – dan orangtua
 Memungkinkan persiapan anak yang maksimum
 Menjaga keamanan yang sangat penting dalam hubungan orangtua – anak , terutama
dengan anak masih kecil
 Memaksimalkan keakuran dan reliabilitas hasil pengkajian

PERSIAPAAN ANAK
Walaupun pemerikasaan fisik terdiri atas prosedur yang todak menyakitkan , bagi
anak penggunaan mansrt yang terlalu keta pada lemgan , probe dalam telinga dam ,ulut , penekanan
abdomen , dan mendengarkan pada dadanya dengan keping logam yang dingin dapat dianggapa
sengat menyiksa. Oleh karena itu , pertimbangan yang sa,a yang didiskusikam dalam bab 22 untuk
mempersiapkan anak dalam menjalani prosedur dibahas juga di bab ini. Selain diskusi tersebut ,
pedoman umum yang berhubungan dengan proses pemeriksaam ditampilkam dalam otak 7 -1.
Pemeriksaan fisk harus dilakukan semenyangkan mungkin ,seperti halnya pendidikan. Sebagai
contoh, perawat menggunakan gammbar yang detail atau boneka yang sesuia secara anatomis

4
untuk membantu anak prasekolah atau anak yang lebih tua belajar tentang tubuh mereka ( vessey
1995 ) . teknik boneka kertas merupakan pendeketan yang sangat berguna untuk mengajarkan anak
tentangbaagian tubuh yang sedang diperiksa ( Gbr. 7-1 ) pada akhir kunujungan, anak dapat
membawa boneka tersebut sebagai kenangan dari pengalamannya.
Anaka biasanya bekerja sama sangat baik ketika orang tuanya tetap bersama
mereka. Namun , terkadang anak yang lebih besar , teruatama remaja , lebih senang untuk diperiksa
sendiri, seperti pada saat pemeriksaan genetalia. Sering kali anak yang diperiksa juga ditemani
oelh saudara kandungnya, yang mungkin dapat mengganggu ketika ia telah merasa bosan, taktik
yang sangat membantu adalah melibatkan saudara kandungnya dalam pemeriksaan dengan
mengizinkan anak memengang stetoskop atau spatel lidah dan memuji anak atas “ bantuannya “
selama pengkajian.
Table 7-1 merangkum pedoman pemberiaan posisi , persiapaan , dan pemeriksaan
anak pada berbagai usia karena tidak ada anak yang betul betul sesuai dengan satu kategori usia ,
mungkin ,penting untuk memvariasikan pendekatan setelah pengkajian awal pencapaian
perkembangan dan kebutuhan anak . bahkan ketika pendeketan terbaik digunakan, banyak todler
tidak mau bekerja sama dan tidak merasa nyaman terhadaoa banyaknya pemeriksaab fisik.
Walaupun demikian , beberapa todler tampak ingin tahu terhadap lingkungan baru dan peralatan
yang tidak biasa dan berespon lebih seperti prasekolah dibandingkan todler sebaliknya , beberapa
anak usia prasekolah awal mungkin memerlukan lebih banyak “ tindakan keamanan “ seperti yang
dilakukan pada anak lebih kecil, misalnya kontak orantua dan anak terus menerus , dan lebih
sedikit tindakan persiapan yang dilakukan dengan anak prasekolah , seperti bermain dengan alat-
alat sebelum dan selama pemerikasaan sebenernya.
Walaupun pendekatan yang umum sangat banyak dan bervariasi , tetapi beberapa
pendekatan yang dijelaskan disini lebih umum digunakan sebagai contoh , urutan pemeriksaan
yang disarankan dapat dipertimbangkan untuk diubah ketika anak sedang merasa nyeri atau ketika
ada defek fisik yang jelas. Dalam kedua situasi tersebut , daerah yang sakit diperiksa paling
terakhir untuk meminimilkan distress dini dalam pemeriksaan dan memfokuskan pada bagian
tubuh yang normal , sehat , dan yang dapat berfungsi baik.
Pemberian posisi dapat pula berubah karena adanya distress fisik. Sebagai contoh
, anak yang mengalami kesulitan bernapas mungkin tidak mampu untuk berbaring ; oleh karena

5
itu , lakukan sebanyak mungkin pemeriksaan fisik dengan akan dalam kondisi duduk atau sedang
setengah berbaring , atau lengkapi pemeriksaan pada waktu lain

PEMERIKSAAN FISIK
Walaupum pendekatan dan urutan pemeriksaan fisik berbeda berdasarkan usia anak,
pembahasan berikut ini menggambarakan model tradisional untuk pengkajian fisik. Walaupun
focus pengkajian meliputi semua kelompok usia pediatric, pembaca dianjurka untuk merujuk pada
bab 8 untuk pembahasan secara rinci tentang pengkajian bayi baru lahir. Karena pemeriksaan fisik
adalah bagian penting dalam perawatan pediatric preventif .
PEDOMAN UMUM MELAKUKAN PEMERIKSAAN FISIK PEDIATRIK
1. Lakukan pemeriksaan ditempat yang 6. Mulai pemeriksaan dengan cara yang
tepat dan tidak mengancam tidak mengancam untuk anak yang
a. Berikan pencahayaan ruuanga yang masih kecil atau anak yang ketakutan
baik dan dekorasi ruangan dengan 7. Lakukan aktivitas yang dapat
warna – warni netral ditampilkan seperti permainan,
b. Buat suhu ruangan hangat dan misalnya pemeriksaan untuk saraf
nyaman kranial atau bagian tes skrinning
c. Tempatkan semua peralatan yang perkembangan
aneh dan mungkin menakutkan jauh a. Gunakan pendekatan seperti Simon
dari pandangan anak Says untuk mendorong anak
d. Sediakan beberapa mainan, boneka, mengekspresikan wajahnya,
binatang isian, dan permainan untuk menggenggam tangan, berdiri pada
anak satu kaki, dan seterusnya
e. Jika mungkin, sediakan ruangan yang b. Gunakan teknik boneka kertas
di dekorasi dam diberi perlengkapan c. Baringkan anak pada posisi
untuk anak dengan usia yang berbeda terrlentang pada meja pemeriksaan
– beda atau lantai yang dilaisi degan kertas
f. Berikan privasi, terutama untuk anak yang lebar
usia sekolah dan remaja d. Telusuri bagian sisi luar tubuh anak
2. Berikan kesempatan anak untuk bermain e. Gunakan gambaran tubuh untuk
dan mengenal ruangan mendemonstrasikan apa yang

6
3. Observasi perilaku yang menandakan diperiksa, seperti menggambar
kesiapan anak untuk bekerja sama jantung dan mendengarkan dengan
a. Berbicara dengan perawat stetoskop sebelum melakukan
b. Melakukan kontak mata aktivitas tersebut kepada anak
c. Menerima peralatan yang ditawarkan 8. Jika beberapa anak dalam keluarga akan
d. Mengizinkan sentuhan fisik diperiksa, mulailah dengan anak yang
e. Memilih untuk duduk pada meja paling kooperatif untuk memberikan
pemeriksaan daripada di pangkuan contoh perilaku yang diinginkan
orangtuanya 9. Libatkan anak dalam proses
4. Jika tidak ditemukan tanda – tanda pemeriksaan
kesiapan, gunakan teknik berikut : a. Berikn pilihan, seperti duduk di
a. Bicara dengan orangtua walaupun meja pemeriksaan atau di pangkuan
sebenarnya mengabaikan anak, orangtuanya
secara bertahap fokuskan pada anak b. Izinkan anak untuk mencoba atau
atau objek terfavorite seperti boneka memegang peralatan
b. Berikan pujian tentang anak, seperti c. Dukung anak uuntuk menggunakan
penampilan, pakaian, atau objek peralatan pada boneka, anggota
favoo=rite nya keluarga atau pemeriksa
c. Ceritakan suatu cerita lucu atau d. Jelaskan setiap langkah prosedur
mainan trik sulap sederhana dalam bahasa sederhana
d. Berikan teman yang tidak 10. Periksa anak dalam posisi yang nyaman
mengancam, seperti boneka, tangan dan aman
perawat a. Duduk di pangkuan orang tua nya
5. Jika anak menolak untuk bekerjasama, b. Duduk tegak jika terdapat distress
gunakan teknik : pernapasan
a. Kaji alasan perilaku penoakkan 11. Teruskan untuk memeriksa tubuh dalam
tersebut, pertimbangkan mungkin urutan yang sistematis (head to toe)
anak yang merasa ketakutan luar dengan pengecualian sebagai berikut :
biasa pernah memiliki pengalaman a. Diubah urutan untuk
traumatik mengakomodasikan kebtuhan anak
dengan berbagai usia yang berbeda

7
b. Coba libatkan anak dan orangtua b. Periksa daerah yang nyeri terakhir
dalam proses pemeriksaan c. Periksa darah yang nyeri terakhir
c. Hindari penjelasan yang berlarut – d. Dalam situasi kedaruratan, periksa
larut tentang prosedur pemeriksaan terlebih dahulu fungsi – fungsi vitas
d. Gunakan pendekatan yang lembut (jalan napas, pernafasan, dan
dan langsung berkenaan dengan sirkulasi) dan area yang cedera
perilaku yang diharapkan 12. Yakinkan anak selama pemeriksaan,
e. Lakukan pemeriksaan secepat trauma tentang perhatian pada tubuh
mungkin yang timbul selama asa pubertas
f. Minta orang yang menemani anak 13. Diskusikan hasil temuan dengan
untuk memegang anak secara lembut keluarga pada akhir pemeriksaan
g. Minimalkan gangguan atau stimulasi 14. Puji anak atas kerja sama nya selama
h. Batasi jumlah orang dalam ruangan pemeriksaan, berikan hadiah sperti
i. Gunakan ruangan yang terisolasi mainan kecil atau stiker.
j. Bicara dengan suara yang rendah,
tenang, dan yakin

PENGUKURAN PERTUMBUHAN
Pengukuran pertumbuhan fisik pada anak adalah elemen kunci dalam evaluasi status kesehatan
mereka. Parameter pertumbuhan fisik meliputi berat badan, tinggi badan (panjang badan),
ketebalan lipatan kulit, lingkar kepala. Nilai untuk parameter pertumbuhan ini telah
digambarkan dalam grafik perentil, dan pengukuran anak dalam persentil dibandingkan
dengan populasi secara umum
Lahir sampai usia 36bulan : mencatat berat menurut usia, berat badan terhadap panjang, dan
lingkar kepala menurut usia
Usia 2 – 18 tahun : mencatat verat badan menurut usia, tingi badan enurut usia
Prapubertas : mencatat berat badan terhadap tinggi badan

8
PENDEKATAN SPESIFIK SESUAI USIA UNTUK PEMERIKSAAN FISIK SELAMA
MASA KANAK - KANAK
Posisi Urutan Persiapan
Bayi a. Jika tenang, a. Buka pakaian
Sebelum dapat duduk sendiri: auskultasu jantung, seluruhnya jika suhu
a. Posisi telentang atau paru dan abdomen ruangan
telungkup, lebih disukai b. Catat frekuensi mmemungkinkan
pada pangkuan orangtua; jantung dan b. Biarkan popol pada
sebelum usia 4 – 6 bulan : pernapasan bayi laki – laki
dapat ditempatkan pada c. Palpasi dan perkusi c. Dapatkan kerjasama
meja pemeriksaan pada area yang sama dengan distraksi,
b. Setelah dapat duduk sendiri, d. Lakukan objek yang terang,
posisikan duduk dipangkuan pemeriksaan dengan suara – suara
orangtua kapanpun jika arah dari kepala gemerincing,
memungkinkan sampai kaki seperti berbicara
c. Jika pada meja, lakukan biasanya d. Senyumlah pada
dengan pengawwasan penuh e. Lakukan prosedur bayi, gunakan suara
orangtua traumatik terakhir lembut dan pelan
(mata, telinga mulut e. Tenangkan bayi
[pada saat dengan botol berisi
menangis]) air gula atau
f. Akukan pemeriksaan menyusui
refleks ketika f. Gunakan bantuan
memeriksa bagian orangtua untuk
tubuh memegang bayi
g. Lakukan ketika memeriksa
pemeriksaan refeks telinga, mulut
Moro pada akhir g. Hindari gerakan
pemeriksaan menyentak dan tiba –
tiba

9
Toddler a. Inspeksi area tubuh a. Minta orangtua
a. Duduk atau berdiri dekat/di melalui permainan untuk membuka
sisi orangtua “menghitung jari”, pakaian luar anak
b. Posisi telungkup/telentng di “menggelitik jari b. Buka pakaian dalam
pangkuan orangtua kaki” ketika memeriksa
b. Lakukan kontak fisik bagian tubuh
minimal pada aalnya c. Izinkan untuk
c. Perkenalkan menginspeksi
peralatan secara peralatan :
perlahan – ahan medemonstrasikan
d. Auskultasi, perkusi, penggunaan
dan palpasi jika anak peralatan biasanya
tenang tidak efektif
e. Lakukan prosedur d. Jika tidak kooperatif,
traumatik terakhir lakukan prosedur
(seperti pada bayi) dengan cepat
e. Gunakan restrein
jika perlu, minta
bantuan orangtua
f. Bicarakan tentang
pemeriksaan jika
kooperatif; gunakan
kalimat yang pendek
g. [uji anak untuk
perilaku yang
kooperatif
Anak Prasekolah a. Jika kooperatif, a. Minta anak
a. Lebih suka berdiri atau lanjutkan membuka
duduk pemeriksaan dengan pakaiannya sendiri
b. Biasanya kooperatif arah kepala sampai b. Izinkan untuk
telungkup/telentang kaki menggunakan

10
c. Menginginkan kedekatan b. Jika tidak kooperatif, pakaian dalam jika
orangtua lakukan hal yang malu
sama seperti pada c. Tawarkan peralatan
toddler untuk dilihat;
dengan tingkat
tunjukkan cara
penggunaannya
d. Buatlah cerita
tentang prosedur
“Saya melihat
betapa kuatnya
ototmu” (tekanan
darah)
e. Gunakan teknik
boneka kertas
f. Berikan pilihan jika
mungkin
g. Harapkan kerja
sama; gunakan
pernyataan positif
“Buka mulutmu”
Anak Usia Sekolah a. Lakukan a. Minta anak
a. Kebih suka dudukk pemeriksaan dengan membuka
b. Kooperatif pada hampir dengan arah dari pakaiannya sendiri
semua posisi kepaala sampai kaki b. Izinkan untuk
c. Anak yang lebih kecil b. Pemeriksaan menggunakan
lebih memilih kehadiran genitalia dapat pakaian dalam
orangtua dilakukan terakhir c. Berikan baju
d. Anak yang lebih pada anak yang lebih pemeriksaan untuk
besarmungkin memilih besar dipakai
privasi

11
c. Hormati kebutuhan d. Jelaskan tentang
untuk privasi kegunaan alat – alat
dan pentingnya
prosedur
pemeriksaan. Seperti
otoskop untuk
melihat gendang
telinga, yang penting
untuk pendengaran
e. Ajarkan tentang
fungsi tubuh dan
perawatannya
Remaja Seperti pada anak usia a. Izinkan untuk
a. Seperti anak usia sekolah sekolah membuka pakaian
b. Tawarkan pilihan untuk dalam privasi
kehadiran orangtua b. Berikan gaun
pemeriksaan
c. Buka hanya daerah
yang akan diperiksa
d. Hormati kebutuhan
untuk privasi
e. Jelaskan hasil
temuan selama
pemeriksaan :
“ototmu kokoh dan
kuat”
f. Berikan keterangan
yang sesuai dengan
data tentang
perkembangan
seksual:

12
“payudaramu
berkembang seperti
yang seharusnya”
g. Tekankan
perkembangan yang
normal pada remaja
h. Periksa genitalia
seperti bagian tubuh
yang lain; dapat
dilakukan terakhir

13
Grafik pertumbuhan NCHS menggunakan persentil 5 dan 95 sebagai kriteria untuk
menentukan anak yang berada diluar batas normal pertumbuhan. Secara umum, anak yang
memiliki tinggi badan atau berat badan dibawah persentil 5 dianggap memiiki berat badan
kurang atau postur kecil, sedangkan hasil pengukuran diatas persentil 95 dianggap kelebihan
berat badan atau postur besar.
Evaluasi pertumbuhan secara keseluruhan memerlukan penilaian dalam interpretasi persentil
pertumbuhan. Secara umum, anak yang tinggi dan berat badannya jatuh dibawah persentil 5
atau diatas persentil 95 harus dipantau dengan ketat. Walaupun demikian, ukuran kecil atau
besar mungkin bersifat genetis. Sangat penting untuk membandingkan kecenderungan
pertumbuhan anak dengan orangtua mereka dalam mengevaluasi pertumbuhan adekuat.
Karena grafik NCHS menggunakan sample anak yang hanya diberi susu botol, persentil
pertumbuhan untuk bayi yang menyusu ASI harus di interpretasikan secara cermat.
Anak – anak yang mungkin mengalami masalah pertumbuhan mencakup :

14
a. Anak yang persentil berat badan dan tinggi badannya sangat berbeda (misalnya tinggi
badan pada persentil 10 dan berat badan pada persentil 90, khsusnya dengan ketebalan
lipatan kulit yang berada diatas rata – rata)
b. Anak yang gagal menunjukkan laju pertumbuhan berat dan tinggi badan yang diharapkan,
khususnya selama periode pertumbuhan cepat pada masa bayi dan masa remaja

LAJU PERTUMBUHAN YANG DIHARAPKAN PADA BERBAGAI


USIA
Laju Pertumbuhan yang Diharapkan
Usia
(cm/tahun)
1 sampai 6 bulan 18 – 22
6 sampai 12 bulan 14 – 18
2 tahun 11
3 tahun 8
4 tahun 7
5 – 10 tahun 5–6

Karena pertumbuhan merupakan proses yang terus – menerus tetapi tidak sama, evaluasi yang
paling dapat diandalkan teretak pada perbandingan dari pengukuran pertumbuhan selama aktu
tertentu.
PANJANG
Istilah panjang dinyatakan sebagai pengukuran yang dilakukan ketika anak telentang (juga
dinyatakan sebagai panjang pada saat berbaring). Sampai anak berusia 24 nulan (36 bulan jika
digunakan grafik lahir sampai 36 bulan), dilaakukan pengukuran panjang pada saat berbaring.

15
Karena posisi feksi yang normal seama masa bayi, ekstensikan tubuh bayi secara penuh dengan
cara :
a. Pegang kepala bayi pada garis tengahnya
b. Pegang kedua lutut dengan lembut
c. Tekan lutut kebawah sampai kaki betul – betul ekstensi dan rata dngan meja

Jika menggunakan papan pengukur, letakkan kepala benar – benar pada bagian atas papan dn tumit
kaki benar – benar pada bagian bawah papan.
Jika alat pengukuran tersebut tidak ada, ukur oanjang dengan cara meletakkan anak pada
permukaan yang telah ditutupi kertas, tandai titik puncak kepala dan tumit kaki, dan ukur antara
kedua titik tersebut. Supaya pengukuran akurat, pegang alat tulis dengan sudut tegak lurus
terhadap meja ketika menandai titik sefalik; posisikan kaki dengan jari – jari kaki mengarah ke
langit – langit ketika menandai titik tumit. Tan[a memerhatikan metode yang digunakan, minta
seseorang membantu memegang kepala anak pada garis tengah ketika mengekstensikan tugkai
dan melakukan pengukuran.

TINGGI
Istilah tinggi (atau tinggi pada saat seseorang berdiri) dinyatakan sebagai oengukuran yang
dilakukan ketika anak berdiri tegak. Tinggi diukur dengan cara meminta anak, dengam melepas

16
seoatu, berdiri setegak dan setinggi mungkin, dengan kepala pada garis tengah dan garis pandang
ssejajar dengan langit – langit atau lantai. Pastikan punggung anak menempel pada tinggi atau
permukaan datar lain, dengan tumit, pantat, dan bagian belakang bahu menyentuh dinding dan jika
mungkin maleolus medial. Periksa dan perbaiki lutu yang menekuk, bahu yang turun, atau tumit
kaki yang diangkat.
Agar mendapatkan pengukuran yang paling akurat gunakan stadiometer. Batang pengukur yang
dapat digerakkan dari alat ukut ini akurat hanya jika btag tersebut tetap sejajar dengan lantai dan
terletak antap pada bagian paling atas kepala. Cara menciptakan permukaan yang rata untuk
mengukur panjang adalah :
a. Tempelkan kertas atau pita dari logam atau tongkat yang panjang pada dinding
b. Posisikan anak berdekatan dengan pita tersebut
c. Letakkan objek tiga dimensi, seperti kotak atau buku tebal, pada bagian atas kepala
d. Letakkan sisi objek tersebut dengan baik pada dinding untuk membentuk sudut tegak lurus
e. Ukur panjang atau tinggi sampai 1mm atau 1/8 inchi yang terdekat

BERAT BADAN
Berat badan diukur dengan timbangan yang sesuai, yang mengukur berat badan sampai nilai yang
terdekat dengan 10gr atau 15gr untuk bayi dan 100gr atau 125gr untuk anak – anak. Sebelum anak
ditimbang, timbangan diatur pada angka nol dan jarum timbangan tepat berada di bagian tengah
tanda. Jika ujung jarum rimbangan masih bergerak maka berat badan dapat lebih berat atau lebih
ringan dari semestinya. Beberapa timbangan dirancang agar tidak perlu dikalibrasi, namun ada jga
yang perlu dikalibrasi ulang oleh pabriknya. Timbangan bervariasi dalam hal keakuratannya,
timbangan bayi cenderung lebih akurat daripada timbangan orang dewasa, dan timbangan baru
cenderung lebih akurat daripada timbangan lama, khususnya pada penimbangan yang lebih berat.
Ketika diperlukan pengukuran yang benar – benar tepat, dua perawat harus melakukan
penimbangan secara terpisah, dan jika terdapat perbedaan, penimbangan ketiga harus dilakukan
Lakukan pengukuran dalam ruangan yang hangat dan nyaman. Ketika grafik pertumbuhan dari
waktu lahir sampai usia 36bylan digunakan, anak harus ditimbang dengan menggunakan celana
dalam atau pakaian yang tipis. Alaupun demikian, hormatilah selalu privasi semua anak. Jika anak
harus ditimbang dengan menggunakan beberapa bagian pakaian atau beberapa jenis alat khusus,
seperti prostesis atau penyangga tangan untuk alat intravena, catat hal ini ketika mencatat hasi;

17
penimbangan. Anak yang dikur panjangnya pada posisi telentang biasanya ditibang dengan
timbangan bayi dan diletakkan pada posisi berbaring atau duduk. Ketika menimbang anak,
letakkan tangan anda sedikit diatas perut bayi untuk mencegah anak jatuh secara tidak engaja dari
timbangan atau berdiri dekat dengan anak toddler, siap untuk mencegah jatuh. Utuk asespsis
maksimum, tutupi timbangan degan selembar kertas yang bersih di antara setia[ [engukuan berat
badan anak.

KETEBALAN LIPATAN KULIT DAN LINGKAR LENGAN


Pengukuran berat badan dan tinggi badan relatof tidak dapat membedakan antara jaringan adiposa
(lemak) atau otot. Satu pengukuran lemak tubuh yang tepat adalah ketebalan lipatan kulit, yang
telah semakin dianjurkan sebgai pengukuran rutin. Ketebalan lipatan kulit diukur dengan kapiler
khusus, seperti kapiler Lange. Tempat yang paling sering digunakan untuk mengukur ketebalan
iipatan kulit adalah trisep (paling praktis untuk [enggunaan klinis secara rutin), subskapula,
suprailiaka, abdomen, dan paha atas. Agar reliabilitasnya sangat penting, prosedur pengukuran
yang tepat harus dilakukan dan rata – rata dua kali pengukuran yang tepat harus dilakukan dengan
rata – rata dua kai pengukuran data pada satu tempah yang sama hrus dicatat
Lingkar lengan adalah pengukuran tidak langsung terhadap, masssa otot. Pengukuran lingkar
lengan mengikuti prosedur yang sama dengan pengukuran ketebalan lipatan kulit kecuai
pengukuran titik tengah dengan menggunakan sehelai kertas atau meteran logam. Letakkan
meteran secar vertikal, sepanjang bagian posterior lengan atas ke prosesus akrominal dan ke
prosesus olekranon; setengah dari panjang hasil pengukuran adalah titik tengahnya. Persentil
untuk lipatan kulit trisep dan lingkar lengan pada anak terdapat daam Apendiks D dan dapat
digunakan sebagai data rujukkan. Walaupun demikian, persentil tersebut bukan merupakan
standar atau normal, karena nilai antara persentil 5 dan 95 bukan merupakan rentang normal.

LINGKAR KEPALA
Ukur lingkar kepala pada anak sampai berusia 36 bulan dan pada anak – anak yang memiliki
masalah pada ukuran kepalanya. Ukur lingkar kepala pada lingkaran terbesarnya biasanya sedikit
di atas alis mata dan daun telinga dan mengelilingi prominen oksipital di belakang tengkorak.
Karena bentuk kepala dapat memengaruhi lokasi lingkaran yang maksimum, maka perlu dilakukan
pengukuran lebih dari satu kali pada titik di atas alis mata untuk mendapatkan hasi pengukuran

18
yang paling akurat. Gunakan selembar kertas atau meteran logam karena meteran yang terbuat
dari kain dapat meregang dan memberikan pengukuran yang salah. Supaya hsail pengukuran benar
- benar akurat, gunakan alat pengukur dengan skala 0,1 cm karena grafik persentil hanya berskala
0,5cm.
Tandai ukuran kepala pada grafik pertumbuhan yang tepat dibawah lingkar kepala. Secara umum,
lingkar kepala dan lingkar dada sama pada usia 1 sampai 2 tahun. Selama masa kanak-kanak,
lingkar dada melebihi ukuran kepala sekitar 5 sampai 7 cm ( 2 sampai 3 inci ).

19
PENGUKURAN FISIOLOGIS
Pengukuran fisiologis, elemen kunci dalam mengevaluasi status fisik fungsi vital, mencakup suhu,
nadim pernapasan, dan tekanan darah. Dibandingkan setiap catatan fisiologis dengan nilai normal
untuk kelompok usia tersebut . selain itu, bandingkan nilai yang diperoleh pada kunjungan
sebelumnya dengan catatan yang ada saat ini. Sebagai contoh, peningkatan tekanan darah yang
dibaca secara salah tidak dapat mengindikasikan hipertensi jika pembacaan sebelumnya yang baru
dilakukan berada pada batas normal. Pencatatan tersendiri dapat menunjukkan beberapa kejadian
yang menengankan dalam kehidupan anak.
Seperti pada bagian besar prosedur yang dilakukan pada anak, anak yang lebih besar, dan remaja
diperlakukan hampir sama dengan orang dewasa. Walaupun demikian, pertimbangan khusus harus
diberikan untuk anak prasekolah.

PERBANDINGAN TEKNIK PENGUKURAN SUHU TUBUH


TERMOMETER AIR RAKSA
Panas menyebabkan air raksa memuai dan meninggi dalam tabung kaca
SUHU ORAL
 Letakan thermometer dibawah lidah di sebelah kanan atau kiri bagian posterior
kantong sublingual,jangan di bagian depan lidah
 Minta anak tetap menutup mulutnya tanpa menggigit thermometer.
SUHU AKSILA
 Letakan thermometer di bawah lengan dengan bagian ujungnya berada di tengah aksila
dan jaga agar menempel pada kulit, bukan pada pakaian, pengang lengan anak dengan
lembut agar tetap tertutp.
SUHU REKTAL
 Letakan ujung thermometer yang telah diberi pelumas tidaak lebih dari 2,5 cm (1 inch)
ke dalam rectum; pegang thermometer tetap dekat dengan anus.

20
 Tempatkan anak pada posisi miring ke kiri, terlentang atau telungkup (yi, posisi
telentang dengan lutut fleksike arah abdomen), tutupi penis karna prosedur ini sering
merangsang urinasi.
Anak kecil dapat diletakan telungkup di pangkuan orang tuanya.
TERMOMETER ELEKTRIK
 Mengukur suhu dengan komponen elektronik yang disebut termistor yang terpasang di
ujung probe yang terbuat dari plastic dan baja anti karat, yang dihubung-hubungkan
dengan perekam elektronik; hasil pengukuran suhu akan tampak pada layar digital
dalam 60 detik.
 Letakan probe dalam mulut, aksila, atau rectum seperti pada penggunaan air raksa.

TERMOMETER INFRAMERAH
Termometer Inframerah mengukur radiasi termal dan aksila, saluran telinga, atau
membrane timpani. Hasil pengukuran suhu akan tampak pada layar digital dalam waktu kira-
kira 1 detik.
SENSOR MEMBRAN TIMPANI
 Masukan ujung probe secara perlahan-lahan ke dalam saluran telinga yang mengarah
ke titik tengah antara alis sisi mata yang lain dari cambang. (Temdrup dan Rajik, 1992)
 Untuk hasil yang paling akurat, luruskan saluran telinga agar sensor dapat dimasukkan
untuk mengukur panas dari gendang telinga, bukan bagian pingir saluran telinga,
lakukan tiga kali pengukuran, dan catat hasil pengukuran tertinggi.
 Sebagian besar model menggunakan “offsets” atau kalkulasi internal yang mengubah
suhu telinga menjadi suhu yang diperkirakan sama dengan suhu rectal atau oral.
SENSOR TELINGA (LIGHTOUCH LTX)
Mengukur energy panas inframerah yang memancar dari aksila.
 Sentuhkan probe yang tengah dilapisi pada aksila, tekan dan lepaskan tombolnya,
angkat dan baca.
TERMOMETER DIGITAL

21
Terdiri atas probe yang dihubungkan pada chip microprocessor, yang menerjemahkan
sinayl-sinyal ke dalam serajat dan mengirimkan hasil pengukuran suhu ke layar digital.
Digunakan seperti thermometer air raksa oral.
TERMOMETER TITIK KIMIAWI (LIQUID CRYSTAL SKIN CONTACT
THERMOMETER)
Penggunaan satu kali pakai, thermometer yang fleksibel dengan campuran kimia spesifik
dalam setiap lingkaran yang mengubah warna untuk mengukur peningkatan suhu sebanyak
0,2 derajat.
Terometer ini memiliki dua tipe :
 Digunakan seperti thermometer air raksa, letakkan dalam mulut (1 menit), aksila (3
menit) atau rectum (3 menit); perubahan warna dapat dibaca dalam 10-15 detik setelah
thermometer diangkat
 Thermometer siap pakai yang digunakan secara continue, yang ditempatkan dibawah
aksila; dapat dibaca dalam 2-3 menit setelah diletakan dan secara terus-menerus
setelahnya; angkat dang anti setiap 48 jam.
TERMOMETER STRIP PLASTIK (TERMOGRAF)
 Perubahan warna sebagai respon untuk menunjukan perubahan suhu
 Tempatkan strip pada dahi sampai terjadi perubahan warna; biasanya memerlukan
waktu kurang dari 15 detik.
 Beberapa strip digunakan seperti thermometer air raksa oral.

PENGELOMPOKAN NADI
DERAJAT DESKRIPSI
0 Tidak dapat di palpasi
+1 Sulit di palpasi, tidak teraba, lemah, mudah hilang dengan tekanan
+2 Sulit di palpasi, dapat hilang dengan tekanan
+3 Mudah di palpasi, tidak mudah hilang dengan tekanan (normal)
+4 Kuat, menghentak, tidak hilang dengan tekanan

22
PENAMPILAN UMUM
Perhatikan mimic wajah, ekspresi wajah dan penampilan anak. Sebagai contoh mimic wajah
memberikan petunjukan pada anak yang sedang merasa nyeri.
Observasi postur,posisi, dan tipe pergerakan tubuh anak yang kehilangan fungsi pendengaran
atau penglihatan ditandai dengan mengangkat kepala dalam posisi yang kaku untuk mendengar
atau melihat anak lebih baik.
 KULIT

Kulit di kaji warnanya,tekstur,suhu, kelembapan dan turgornya. Pemeriksaan kulit melibatkan


inspeksi dan palpasi.
a. Warna
Pada anak berkulit putih bervariasi dari putih susu, kemerah-merahan sampai warna
merah. Atau berwarna gelap seperti penduduk asli Amerika, Hispanik, atau keturunan
kulit hitam, mewarisi berbagai warna coklat, merah, kuning, hijau muda atau kebiru-
biruan.
b. Tekstur
Kulit anak yang masih kecil sangat halus, agak kering dan tidak berminyak atau
lembab.

c. Suhu
Suhu di evaluasi dengan merasakan setiap bagian bagian tubuh secara simetris dan
membandingkan bagian tubuh atas dengan bawah . Catat jika ada perbedan suhu.
d. Turgor Kulit atau Tingkat Elastisitas
Dengan cara menarik kulit abdomen antara telunjuk dan ibu jari, menariknya menjadi
satu, dan lepaskan dengan cepat. Dikatakan normal jika jaringan yang elastis cepat
kembali ke posisi dan tidak ada bekas atau kerutan sisa.
e. Struktur Asesorius
Inspeksi struktur asesorius kulit dapat dilakukan ketika kulit sedang di periksa atau
ketika mengkaji kulit kepala dan ekstreminitas.
 Rambut

23
Inspeksi Warna,Tekstur,Kualitas,Distribusi, dan Elastisitas. Rambut pada
anak biasanya berkilau,halus,kuat, dan elastic. Catat adanya kebotakan atau
penipisan rambut. Inspeksi rambut dan kulit kepala untuk mengetahui
bersihan kepala secara umum. Bagi anak yang pubertas perhatikan
pertumbuhan rambut sekunder sebagai tanda perubahan normal.
 Kuku
Inspeksi warna,bentuk,tekstur,dan kualitas kuku. Secara normal kuku
berwarna merah muda, konveks, halus, dank eras tetapi fleksibel (tidak
mudah patah).
 Dermatoglipik
Setiap individu memiliki garis tangan dan garis kaki yang berbeda. Polanya,
disebut Dermatoglipik. Telapak tangan secara normal menunjukan 3 buah
lengkungan garis tangan. Pada beberapa situasi seperti syndrome down.
Dua garis tangan yang horizontal distal bersatu membentuk satu garis
horizontal (Garis telapak tangan tunggal atau garis transpalmar). Jika garis
atau lipatan abnormal jelas terlihat, buat suatu gambar untuk
menggambarkan hal tersebut dan rujuk hasil temuan tersebut pada spesialis
untuk penyelidikan lebih lanjut.

 KELENJAR LIMFE
Kelenjar limfe biasanya dikaji ketika bagian tubuh tempat kelenjar limfe tersebut
berada sedang diperiksa. Walaupun sistem peredaran limfatik tubuh sangat luas, palpasi
kelenjar dengan menggunakan bagian distal jari secara lembut namun tegas, tekan dengan
gerakan melingkar sepanjang letak normal kelenjar tersebut. Selama pengkajian kelenjar
di kepala dan leher, angkat kepala anak sedikit keatas tetapi tanpa merenggangkan otot
sternokleido-mastoideus dan trapezius. Posisi ini memfasilitasi palpasi nodi submental,
submaksila, tonsil, dan servikal. Palpasi nodi aksila dengan cara lengan relaks pada sisi
tubuh tetapi agak abduksi. Kaji nodi inguinal dengan anak pada posisi telentang. Catat
ukuran, mobilitas, suhu, dan nyeri tekan, juga laporan orang tua tentang adanya perubahan
yang dapat dilihat dari pembesaran kelenjar. Pada anak yang kecil, tidak nyeri dan hangat
biasanya normal. Kelenjar ;imfe yang terasa nyeri dan membesar dan dapat digerakan

24
biasanya menandakan infeksi atau inflamasiyang dekat dengan lokasi kelenjar tersebut.
Laporkan hasil temuan tersebut untuk pemeriksaan lebih lanjut.

 KEPALA DAN LEHER


Observasi bentuk dan simetsris kepala secara umum. Adanya pendataran pada satu
sisi kepala, seperti ubun-ubun kecil, dapat mengindikasi bahwa anak terus-menerus
berbaring pada posisi yang sama. Tanda asimetris bisanya abnormal dan dapat
mengindikasi penutupan premature secara (kraniosinostosis).
Catat control kepala pada bayi dan postur kepala pada anak yang lebih besar.
Sebagian besar bayi yang berusia 4 bulan harus mampu menahan kepala pada saat di angkat
dan di garis tengah ketika berada di posisi vertical.
Evaluasi rentang gerak dengan meminta anak yang lebih besar untuk melihat ke
setiap arah(ke kiri, kanan, atas, dan bawah) atau secara manual lakukan pada anak yang
lebih kecil untuk setiap posisi. Keterbatasan rentang gerak dapat mengindikasi asdanya
wryneck dan tortikolis, sebagai akibat dari cedera otot sternokleido-mastoideus yaitu anak
menahan kepala ke satu sisi dengan dagu mengarah ke posisi yang berlawanan.
a) Palpasi tulang tengkorak untuk mengetahui kepatenan sutura, ubun-ubun,
fraktur, dan pembengkakkan secara normal dan ubun-ubun kecil menyatu
antara usia 12-18 bulan. Penutupan yang terlalu cepat atau lambat atau dicatat,
karena kedua hal tersebut mungkin merupakan tanda kondisi patologis.
b) Ketika memeriksa kepala observasi kessmetrisan, pergerakan dan penampilan
umum wajah. Minta anak untuk mengekspresikan wajahnya untuk mengkaji
kesimetrisan pergerakan dan mengetahui adanya derajat paralisis. Catat adanya
proporsi wajah yang tidak biasa, seperti dahi yang terlalu tinggi atau terlalu
rendah jarak mata yang terlalu lebar atau terlalu dekat, atau dagu yang kecil dan
kebelakang. Selain kajian pergerakan kepala dan leher, inspeksi ukuran leher
dan palpasi leher untuk mengetahui struktur yang berhubungan dengan leher
normalnya pendek, dengan lipatan kulit diantara kepala dan bahu selama masa
bayi; Walaupun demikian leher akan bertambah panjang selama 3-4 tahun
berikutnya.

25
 MATA
1. INSPEKSI STRUKTUR EKSTERNA
a) Kelopak
Inspeksi penempatan kelopak yang tepat pada mata. Ketika mata terbuka
kelopak mata atas harus berada dekat iris bagian atas ketika mata tertutup, kelopak
mata harus menutupi sepenuhnya kornea dan sclera.

b) Fisura Palpebra
Atau kelopak mata dengan cara menggambar garis imajiner melalui dua
titik dikantus medial dan orbit luar mata dan segariskan setiap mata pada garis ini.
Biasanya fisura palbebra terletak horizontal. Walaupun demikian, pada orang-
orang oriental, lengkungan tersebut secara normal keatas.
c) Konjungtiva palbebra
Untuk memeriksa kantong konjungtiva bagian bawah, dorong kelopak mata
kebawah ketika pasien menghadap keatas. Untuk membuka kelopak mata atas
pegang bulu mata atas perlahan tarik kebawah dan angkat kedepan sambil meminta
anak melihat kebawah. Normlnya, konjungtiva terlihat merah muda dan mengkilat.
d) Meiboimian
Atau kelenjar sebasea, dekat dengan folikel rambut. Pada dikantus bagian
dalam atau medil tepi bagian dalam kelopak mata atas dan kebawah, terdapat
lobang yang sangat kecil, yaitu lobang lakrimal. Catat adanya air mata yang
berlebihanm, keluaran atau inflamasi pada organ lakrimal.
e) Konjungtiva Bulbar
Yang menutupi mata sampai bagian limbus atau taut kornea dan sclera,
harus transfaran skelar atau bagian mata berwarna putih yang menutupi bola mata,
harus jernih. Tanda kecil berwarna hitam pada sklera individu yang berpigmen
sangat gelap adalah normal kornea , atau bagian mata yang menutupi iris dan pupil
harus jernih dan transparan. Catat kekeruhan karna dapat menjadi tanda perlukaan
atau ulserasi, yang dapat mengganggu penglihatan. Cara terbaik untuk memeriksa

26
kekeruhan adalah dengan melakukan iluminasi bola mata dengan cara
mengarahkan sinar dari sudut(menyerong) ke arah kornea.
f) Pupil
Bandingkan ukuran,bentuk,dan pergerakan pupil. Kedua pupil harus
berbentuk bundar, jernih,dan sama. Uji reaksi pupil terhadap cahaya dengan
menyinari mata secara cepat dan segera memindahkan cahaya tersebut. Cahaya
mendekat, pupil harus berkontruksi. Seiring dengan menghilangnya cahaya, pupil
harus berdilatasi. Periksa pupil atau respon akomodasi dengan meminta anak
melihat pada objek yang terang dan bersinar pada jarak tertentu dan dengan cepat
gerakan objek kea rah wajah. Pupil harus berkontruksi pada objek mendekati mata.
Hasil normal pada pemeriksaan pupil dapat di catat sebagai PERRLA yang berarti
“pupil equal(sama),round(bundar),rach to light(reaksi terhadap cahaya) dan
accommodation(akomodasi)”.
g) Lensa Mata
Normal lensa mata tidak dapat dilihat melalui pupil.

2. INSPEKSI STRUKTUR INTERNA


Oftalmoskop memungkinkan visualisasi bagian dalam bola mata dengan
sistem lensa dan cahaya intensitas tinggi. Lensa memungkinkan visualisasi yang
jelas dan struktir mata pada jarak yang berbeda dari perawat dan memperbaiki
perbedaan keakuratan penglihatan pada pemeriksa dan anak.
MEMPERSIAPKAN ANAK. Perawat dapat mempersiapkan anak untuk
pemeriksaan oftalmoskopi dengan menunjukan instrument tersebut pada anak,
mendemonstrasikan sumber cahaya, dan bagaimana benda tersebut menyinari mata
dan menjelaskan alasan ruangan harus di gelap. Cara terbaik bagi bayi atau anak
adalah melakukan distraksi untuk mendorong anak agar tetap membuka matanya.
Tindakan membuka kelopak mata dengan paksa menyebabkan anak tidak
kooperatif, mata berlinang, dan perawat frustasi.

3. UJI PENGLIHATAN

27
Kesegarisan ocular, secara normal pada usia 3 sampai 4 bulan anak menerima
kemampuan untuk memusatkan pada satu lapang penglihatan dengan kedua mata
secara simultan (binokularitas). Satu uji paling penting untuk binokularitas adalah
kesegarisan mata untuk mendeteksi penglihatan non-bikular, atau strambismus. Pada
strambismus atau mata juling, salah satu mata mengalami deviasi dari titik fiksasi.
jika kesegarisan tetap terjadi secara konstan maka mata akan “malas” dan dapat
mengalami kebutaan yang disebut ambliopia. Uji yang umum dilakukan:
1) Uji Reflek Cahaya Kornea atau uji Hirschberg
Sorotkan lampu senter atau cahaya dari oftalmoskop langsung kea rah mata
pasien dari jarak sekitar 40,5 cm (16 ich).
Jika mata ortofrik atau normal cahaya akan jatuh secara simetris pada setiap
pupil. Jika cahaya tidak jatuh di pusat salah satu mata, berarti mata tidak
segaris.
2) Uji Tutup Mata
Salah satu mata di tutup dan pergerakan mata yang terbuka diobservasi
ketika anak melihat suatu benda pada jarak dekat (33 cm atau 13 inch) atau
jauh (6 m atau 20 kaki). Jika mata yang terbuka tidak bergerak , berarti mata
segaris. Jika mata yang terbuka tidak bergerak, terdapat ketidaksegarisan
karena ketika mata yang lebih kuat ditutup sementara, mata yang tidak
segaris akan berusaha untuk memfiksasi objek tersebut.
3) Uji Buka Tutup
Penutup di gerakkan kedepan dan kebelakang dari satu mata ke mata yang
lain, dan pergerakan mata yang tertutup diobservasi segera setelah penutup
dipindahkan ketika anak memfokuskan pada satu titik di depannya. Jika
terdapat kesegarisan normal, perpindahan penutup dari satu mata ke mata
yang lain tidak akan menyebabkan mata bergerak. Jika terdapat
ketidaksegarisan, pergerakan mata akan terdadi ketika penutup di
pindahkan.
UJI KETAJAMAN PENGLIHATAN ANAK SETELAH BAYI
Uji paling umum untuk menguji penglihatan adalah snellen chart, yang terdiri dari deretan huruf
dengan ukuran yang semakin mengecil.

28
Pada anak yang lebih tua, uji stereoskopi acak-titik-E dapat digunakan untuk mengkaji
stereokuitas (persepsi kedalaman). Uji ini lebih cenderung untuk mendeteksi derajat yang lebih
kecil ketidakseimbangan otot-otot mata. Kartu uji acak titik E diletakan 16 inci dari mata anak.
Anak menggunakan kacamata stereoskopi sambil melihat lurus kedepan pada kartu tersebut.
Susunan kartu terdiri atas kartu kosong, satu kartu dengan huruf E tegak, dan satu huruf E terbalik.
Kartu dipegang tegak lurus di depan anak, yang diminta untuk mengidentifikasi kartu E. Kartu E
harus diletakkan secara acak, tampilan kartu berganti dari sebelah kanan, kiri, bawah, kanan, atas
dan kiri huruf tersebut. Untuk lulus dari test ini, anak harus mengidentifikasi huruf E secara secara
benar 4 kali dari 6 kali percobaan.
Uji ketajaman penglihatan pada anak setelah masa bayi. Uji yang paling umum untuk
mengukur ketajaman penglihatan adalah Snellen chart, yang terdiri atas deretan huruf dengan
ukuran yang semakin mengecil (lihat Apendiks C). Selama pengujian, American Academy of
Pediatrics (1996) sekarang merekomendasikan agar anak berdiri 3meter dari Snellen chart dengan
tumit pada garis 3 meter. Ketika skrinning keakuratan penglihatan pada anak, mata kanan anak
diperiksa terlebih dahulu dengan menutup mata kiri. Anak yang menggunakan kacamata harus
diperiksa dengan menggunakan lensa. Katakan pada anak untuk membiarkan kedua mata terbuka
selama pemeriksaan. Jika anak gagal pada baris yang pertama, pindahlah pada baris yang lebih
besar diatasnya. Teruskan pembacaan sampai baris yang dapat dibaca semua oleh anaknya.
Kemudian mulailah turun lagi untuk membaca baris yang berada dibawahnya sampai anak gagal
membaca baris tersebut. Untuk dapat melewati setiap baris, anak tersebut harus mengidentifikasi
secara benar 4 dari 6 simbol yang ada pada baris tersebut.Ulangi prosedur prosedur diatas dengan
menutup mata kanan. Tabel 7-9 mencantumkan daftar pemeriksaan skrinning penglihatan untuk
anak dan pedoman rujukan yang dianjurkan oleh American Academy Of Pediatrics (1996).
Untuk anak yang tidak mampu membaca huruf atau angka,uji E terbalik atau HOTV sangat
berguna (Coats dan Jenkins, 1997). Uji E terbalik menggunakan huruf kapital E terbalik
menggunakan kapital E untuk menunjuk dalam empat arah yang berbeda. Anak kemudian diminta
untuk menyebutkan kearah mana huruf E tersebut menghadap. Uji HOTV terdiri atas grafik di
dinding yang tersusun dari huruf Hs, Os, Ts dan Vs. Anak diberikan sebuah papan yang memiliki
huruf H,O,T,V yang besar. Pemeriksa menunjuk suatu huruf pada grafik di dinding dan anak
mencocokkan huruf yang benar pada papan yang dipegangnya. E terbalik dan HOTV adalah uji
yang sangat baik untuk anak prasekolah. Ketika anak tidak mampu melakukan uji E terbalik atau

29
HOTV, simbol LH atau uji kartu Allen dapat digunakan. Uji kartu Allen menggunakan gambar-
gambar yang umum untuk menguji penglihatan anak. Penting bagi pemeriksa untuk mengkaji
apakah anak dapat mengidentifikasi gambar-gambar tersebut sebelum penguji penglihatan yang
sebenernya. Pemeriksa berjalan ke belakang secara perlahan-lahan mengocok kartu dan
menunjukkan gambar-gambar yang berbeda pada anak. Pemeriksa terus bergerak ke belakang
ketika anak dapat menyebutkan gambar tersebut dengan benar. Ketika anak mulai kehilangan
gambar pada kartu tersebut, pemeriksa maju lagi untuk mengonfirmasi bahwa anak mampu untuk
mengidentifikasi gambar pada titik tersebut. Semua gambar kartu Allen berukuran 20/30. Jarak
terjauh saat anak mampu mengidentifikasi gambar secara akurat menjadi pembilang dan 30
menjadi penyebut.
Sistem Skrinning Penglihatan Blackbird untuk Anak Prasekolah dikembangkan oleh seorang
perawat. Sistem skrinning tersebut menggunakan E yang sudah dimodifikasi yang menyerupai
burung dan cerita tentang Blackbird (Burung Hitam) untuk membantu menarik perhatian anak.
Penguji dilakukan dengan kartu yang bercahaya atau grafik pada dinding, dan anak diinstruksikan
untuk menunjukkan kearah mana burung tersebut terbang.sistem Blackbird juga berisi pedoman
skrinning penglihatan pada anak yang tidak komunikatif, yang tidak dapat membaca, atau anak
yang tidak dapat berbicara bahasa Inggris untuk membantu pemeriksa pada saat menghadapi lebih
banyak populasi yang sulit untuk diuji, dan Buku Cerita Blackbird untuk Uji Mata di Rumah
dirancang bagi orang tua untuk melakukan skrinning permulaan pada anak yang masih kecil
dirumah.
Uji Ketajaman penglihatan pada bayi dan anak yang sulit diuji. Pada bayi baru lahir,
penglihatan diuji terutama dengan pemeriksaan persepsi cahaya dengan menyorotkan sinar ke
arah mata dan mencatat respons seperti konstriksi pupil, berkedip, mengikuti cahaya pada garis
tengah, peningkatan kewaspadaan, atau penolakan untuk membuka mata setelah terpajan sinar.
Walaupun tindakan sederhana dalam pemeriksaan persepsi cahaya dan pemeriksaan refleks
cahaya pada pupil menunjukkan bahwa sebagian organ penglihatan anterior utuh, hal tersebut
tidak memperjelas bahwa bayi tersebut dapat melihat. Uji ketajaman penglihatan lain adalah
kemampuan bayi untuk tetap menatap pada satu objek dan mengikutinya. Walaupun objek
berwarna terang atau berpola dapat digunakan, tetapi wajah manusia paling baik digunakan.
Pegang bayi dengan posisi tubuh tegak sambil menggerakkan wajah anda perlahan-lahan ke kiri
dan kanan .

30
Tanda lain yang dapat menandakan kehilangan penglihatan atau masalah mata yang serius
termasuk pupil terfiksasi, strabismus,nistagmus konstan tanda matahari terbit, dan pergerakkan
lateral lambat. Sayangnya, sangat sulit untuk memeriksa mata secara terpisah, adanya tanda-tanda
tersebut pada satu mata dapat mengindikasikan kebutaan unilateral.
Tersedia uji khusus untuk pemeriksaan bayi dan anak lain yang sulit diperiksa untuk mengkaji
ketajaman penglihatan dan atau mengkonfirmasikan kebutaan. Sebagai contoh, pada potensial
yang dibangkitkan secara visual,mata dirangsang dengan sinar atau pola yang terang, dan
aktivitas elektrik pada korteks visual dicatat melalui elektroda yang diletakkan di kepala.
Ketajaman dikaji dengan menggunakan pola-pola progresif yang lebih kecil.
Penglihatan perifer. Pada anak yang cukup besar untuk bekerja sama, perkirakan penglihatan
perifer, atau lapang pandang setiap mata, dengan meminta anak untuk memusatkan pandangan
pada satu titik tertentu secara langsung didepan mereka sebagai suatu objek, seperti tangan atau
pensil, digerakkan dari luar pandang ke dalam rentang penglihatan perifer. Periksa setiap mata
secara terpisah dan untuk setiap kuadran penglihatan. Segera setelah anak melihat objek tersebut,
minta anak untuk mengatakan “berhenti”. Pada titik tersebut ukur sudut dari antero-posterior mata(
garis lurus penglihatan) ke sumbu perifer (titik tempat objek tersebut, pertama kali terlihat). Secara
normal anak-anak dapat melihat sekitar 50 derajat ke atas,70 derajat ke bawah dan 60 derajat ke
arah nasal dan 90 derajat ke arah temporalis. Keterbatasan penglihatan perifer dapat
mengindikasikan kebutaan akibat struktur di dalam mata atau pada jalur penglihatan.
Penglihatan warna. Uji lain yang penting adalah pemeriksaan penglihatan warna. Di perkirakan
bahwa 8% sampai 10% pada pria kulit putih dan kurang dari separuh persentase tersebut pada
orang kulit hitam mewarisi gangguan yang terkait X- dikenal sebagai defisit penglihatan warna
(istilah lain yang kurang dapat diterima, buta warna). Dari 0,5% sampai 1% wanita kulit putih
menderita gangguan ini. Walaupun keparahan gangguan persepsi warna bervariasi, dua tipe yang
paling umum terjadi adalah protanomali, yaitu anak bingung membedakan warna abu-abu dengan
warna merah muda atau biru pucat dengan hijau dan deuteranomali, yaitu anak bingung
membedakan warna abu-abu dengan ungu pucat atau hijau. Pada sebagian besar individu ini,
defisit penglihatan warna tidak menimbulkan masalah besar.
Uji yang tersedia untuk penglihatan warna termasuk uji ishihara dan uji hardy- Rand- Rittle
(HHR). Setiap uji terdiri atas seri kartu (pseudoisokromatik) tempat terdapat lapang warna yang
berisi titik-titik warna tertentu yang membingungkan. Pada lapang tersebut terdapat nomor atau

31
simbol yang mirip dicetak dalam titik-titikl, tetapi warnanya hampir sama untuk mengacaukan
lapang warna individu yang memiliki defisit penglihatan mata. Uji HRR, yang menggunakan lebih
banyak simbol-simbol dari pada angka, pemeriksaan yang lebih reliabel dapat dilakukan pada anak
yang masih kecil (Birch and Platts,1993)

TELINGA
Inspeksi Struktur Eksterna
Keseluruhan daun telinga eksterna disebut pina atau aurikula, dan terletak pada kedua sisi kepala.
Ukur kesegarisan tinggi pina dengan cara menggambar garis imajiner dari orbita luar mata ke
oksiput. Letak telinga rendah biasanya dihubungkan dengan anomali ginjal atau retardasi mental.
Normalnya, pina terletak dalam sudut 10 derajat dari garis vertikal. Jika pina terletak diluar area
ini, catat deviasi tersebut dan cari anomali yang lain.
Inpeksi permukaan kulit disekitar telinga untuk mengetahui adanya lubang kecil, tonjolan
tambahan kulit, atau sinus. Jika ada sinus menunjukan adanya fistula yang mengalir ke dalam area
disekitar leher atau telinga.
Kaji juga higiene telinga. Otoskop tidak diperlukan untuk melihat saluran telinga eksterna untuk
mengetahui adanya serumen. Jika otoskop dan terlihat adanya keluaran catat warna dan baunya.
Cegah perpindahan material yang potensial dengan cara mencuci tangan dan menggunakan
spekulum.
Inspeksi Struktur Interna
Kepala otoskop memungkinkan visualisasi membran timpani dengan menggunakan cahaya yang
terang, kaca pembesar dan spekulum. Beberapa otoskop memiliki suatu sambungan ke alat
pneumonik untuk memasukkan udara ke dalam saluran telinga untuk menentukan pergerakkan
membran. Spekulum yang terbesar yang cocok dan nyaman di dalam telinga digunakan untuk
mencapai area visualisasi terbesar.
Posisi anak
Sebelum pemeriksaan posisikan anak dengan tepat dan lakukan restrein jika diperlukan. Anak
yang lebih tua biasanya kooperatif dan tidak perlu restein. Walaupun demikian, siapkan anak untuk
prosedur tersebut dengan mengizinkan anak bermain dengan instrumen, mendemonstrasikan
bagaimana kerjanya dan menekankan pentingnya tetap diam selama pemeriksaan. Restrein
diperlukan untuk anak yang lebih kecil karena pemeriksaan telinga membuat mereka rewel.

32
Ketika spekulum dimasukkan ke dalam meatus, gerakkan spekulum di sekitar telinga bagian luar
untuk membiasakan anak merasakan sesuatu yang memasuki telinganya. Jika anda memeriksa
telinga yang sedang sakit sentuh bagian yang tidak nyeri dan sakit, kemudian sentuh bagian yang
sakit dan kembali lagi ke telinga yang tidak sakit. Demikian biasanya, anak berkurang rasa
takutnya pada hal-hal yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada telinganya dan akan lebih
kooperatif.
Pada bayi dan toddler harus di retrein untuk pemeriksaan otoskopi. Tedapat 2 posisi umum
restrein. Pertama, anak didudukkan pada pangkuan orang tua dengan satu tangan memeluk orang
tuanya dan tangan yang la2in disampingnya. Dengan satu tangan orangtua memegang kepala anak
dengan lembut pada dada orang tuanya. Kemudian telinga diperiksa dengan otoskop.
Kedua, menempatkan anak pada posisi miring, telentang atau telengkup dengan tangan pada
bagian pinggir dan kepala menghadap keatas sehingga telinga yang akan diperiksa mengarah ke
langit-langit. Membungkuklah ke arah anak dan gunakan bagian tubuh atas untuk melakukan
restrein pergerakan lengan dan tubuh anak bagian atas, dan tangan yang memeriksa untuk
menstabilkan kepala. Posisi ini dilakukan pada bayi atau anak yang lebih tua yang memerlukan
restrein minimal, tetapi hal ini tidak mungkin untuk anak yang berontak sangat kuat. Demi
keamanan, minta bantuan orang tua dalam mengimobilisasi kepala dengan cara meletakkab satu
tangan secara kuat diatas telinga dan tangan yang lain di sisi tubuh, abdomen atau punggung anak.
Sebelum menggunakan otoskop, visualisasi telinga eksterna dan membran timpani. Angka angka
menjadi letak geografis yang penting. Masukkan spekulum ke dalam meatus diantara posisi jam 3
dan 9 dalam posisi ke bawah dan depan. Pad bayi,saluran melengkung ke atas. Oleh karena itu,
tarik pina ke atas dan ke belakang pada rentang arah jam 6 sampai ke jam 9 untuk meluruskan
saluran. Pada anak berusia lebih dari 3 tahun, saluran melengkung ke bawah dan ke depan, tarik
pina ke atas dan ke belakang ke arah posisi jam 10. Jika kesulitan dalam melihat membran,
cobalah mereposisikan kepala, masukkan spekulum pada sudut yang berbeda dan tarik pina ke
arah yang sedikit berbeda.
Pada nenonatus dan bayi dinding saluran telinga lunak dan mudah melengkung karena struktur
kartilago dan tulang yang belum berkembang dengan baik. Oleh karena itu, spekulum 2mm yang
sangat kecil biasanya perlu dimasukkan lebih dalam ke dalam saluran dibandingkan anak yang
lebih tua.

33
Pemeriksaan Otoskopi. Ketika anda memasukkan spekulum ke dalam saluran eksterna, inspeksi
dinding saluran, warna membran timpani, refleks cahaya dan bentuk tonjolan tulang yang biasa
pada telinga tengah.
Dinding saluran pendengaran eksterna berwarna merah muda, walaupun dinding tersebut lebih
berpigmentasi pada anak berkulit gelap. Catat tanda iritasi, benda asing atau infeksi.
Warna membran timpani setengah transparan, terang seperti mutiara berwarna merah muda atau
abuabu. Catat adanya eriterna, warna abu-abu yang tidak transparan. Area yang hitam biasanya
menunjukkan perforasi membran yang tidak sembuh.
Karakteristik ketegangan dan kelengkungan membran timpani menyebabkan sinar otoskop
terpantul pada posisi sekitar jam 5 atau jam. Refleks cahaya adalah suatu pantulan yang terlihat
jelas, yang normalnya menjauhi wajah.
Kontur tulang gendang telinga dibentuk oleh umbo atau ujung tulang maleus. Tampak sebagai
satu titik cembung yang kecil, bundar, dan opak dekat dengan pusat gendang telinga.

34
HIDUNG
Inspeksi Struktur Eksterna
Catat lokasi hidung, ada tidaknya deviasi pada salah satu sisi, dan simetris pada ukurannya secara
keseluruhan dan diameter dari nares (lubang hidung. Jembatan kadang kadang datar pada anak
Asia dan kulit hitam. Observasi alae nasi apakah ada tanda-tanda pernapasan cuping hidung.
Inspeksi Struktur Interna
Inspeksi vestibula amterior hidung dengan mendorong ujung hidung ke atas, mengangkat hidung
ke arah belakang dan menyinari lubang hidung dengan senter atau otoskop tanpa menempelkan
spekulum telinga.
Perhatikan warna lapisan mukosa, normalnya berwarna lebih merah daripada membran oral,
perhatikan ada pembengkakan, keluaran kekeringan atau perdarahan. Pada saat melihat hidung
lebih dalam, inspeksi konka, lempengan tulang yang menonjol ke dalam rongga hidung dan
diselimuti oleh membran mukosa. Secara normal, ujung bagian depan konka inferior dan medialis
dan meatus tengah terlihat. Warna ketiga bagian tersebut sama dengan vesibula.
Inspeksi septum, yang seharusnya membagi vesibula dengan sama. Perhatikan ada deviasi atau
tidak.
MULUT DAN TENGGOROKAN
Pada anak yang kooperatif dapat dilakukan tanpa menggunakan spatel lidah. Minta anak
membuka mukutnya lebar-lebar, menggerakan lidah ke arah yang berbeda untuk visualisasi penuh
dan mengatakan “ahhh”. Namun, pada bayi dan toddler biasanya melawan upaya untuk membuka

35
mulutnya dan menggunakan spatel lidah. Lakukan pemeriksaan ini pada bagian akhir pemeriksaan
fisik bersama pemeriksaan telinga
Bibir harus lembab, lunak, halus dan berwarna merah muda. Bibir harus simetris.
Inspeksi Struktur Interna
Inspeksi warna semua area yang dilapisi oleh membran mukosa (di dalam bibir dan pipi,
gusi, dibawah lidah, palatum dan belakang faring),apakah ada bercak-bercak putih atau ulserasi,
perdarahan, sensitifitas dan kelembapan. Membran tersebut harus berwarna merah muda cerah,
lembut,basah, seragam dan lembap.
Inspeksi gigi, untuk mengetahui jumlahnya pada setiap lengkung dental, higiene dan tambalan
atau bekas gigitan. Pemucatan warna enamel gigi dengan plak yang jelas merupakan suatu tanda
higiene gigi yang buruk.
Periksa gusi yang mengelilingi gigi. Warna gusi normal adalah merah muda terang dan tekstur
permukannnya berbintik-bintik, hampir sama dengan tekstur kulit jeruk. Pada anak yang berkulit
gelap, gusi berwarna lebih gelap dan area kecoklatan sering diobservasi sepanjang garis gusi.
Inspeksi lidah untuk mengetahui adanya papila, tonjolan-tonjolan kecil yang terdiri atas beberapa
kuncup pengecap dan memberikan karakter lidah suatu tampilan yang kasar. Ujung lidah harus
melebar pada bibir area atau disekitarnya.
Langit-langit mulut terdiri atas palatum durum, yang terletak dekat dengan bagian depan rongga
mulut, dan palatum mole, yang terletak ke arah bagian belakang faring dan memiliki tonjolan
kecil di garis tengah yang disebut uvula. Pastikan bahwa kedua palatum tersebut utuh. Periksa
pergerakan uvula dengan cara memeriksa refleks muntah. Uvula harus bergerak ke atas untuk
menutup nasofaring dari orofaring.
Periksa orofaring dan perhatikan ukuran dan warna tonsila palatina. Normalnya tonsil memiliki
warna yang sama dengan mukosa disekitarnya, penampilannya lebih glandural daripada halus dan
dapat terlihat pada ujung lengkung palatoglosal.

DADA
Inspeksi dada untuk mengetahui ukuran, bentuk, kesimetrisan, pergerakan,perkembangan
payudara dan adanya gambaran tulang pada dada yang dibentuk oleh sternum dan tulang iga.
Rangka iga terdiri atas 12 tulang iga dan sternum atau tulang payudara, yang terletak dibagian
tengah dada. Sternum terdiri atas 3 bagian utama.

36
Ruang interkostal (ICS) adalah ruang diantara tulang iga. Ruang-ruang tersebut diberi nomor
berdasarkan tulang iga yang berada tepat di atasnya.
Rongga toraks juga dibagi ke dalam beberapa segmen dengan cara menggambar garis imajiner
pada dada dari punggung. Ukur ukuran dada dengan cara menempatkan pita pengukur di sekeliling
rangka dada pada garis puting.
Selama masa bayi, bentuk dada hampir sirkuler dengan diameter anteroposterior sama dengan
diameter transsveral atau lateral. Ketika anak tumbuh , dada secara normal melebar ke arah
transveral yang menyebabkan diameter anteroposterior lebih kecil daripada diameter lateral. Catat
sudut yang dibuat oleh batas iga bagian bawah dan sternum, palpasi taut antara tulang iga dan
kartilago kostae dan sternum yang terasa halus.
Pergerakkan dinding dada harus simetris bilateral dan terkoordinasi dengan pernapasan. Selama
inspirasi, dada terangkat dan mengembang, diafragma menurun, dan sudut kostae meningkat.
Selama ekspirasi dada turun dan ukurannya mengecil, diafragma naik dan sudut kostae menyempit
Ketika menginspeksi permukaan kulit dada observasi posisi puting,serta perkembangan payudara.
Perkembangan payudara pubertas biasanya dimulai 10-14tahun pada anak perempuan. Pada laki-
laki, pembesaran payudara (Ginekomastia) dapat disebabkan oleh gangguan hormon, umunya
disebabkan oleh jaringan adiposi akibat obesitas. Pada remaja perempuan palpasi payudara ada
massa atau noduka keras atau tidak.

PARU
Paru terletak dalam rongga toraks, dengan satu paru pada setiap sisi sternum. Setiap paru terbagi
menjadi satu apeks,yang agak meruncing dan agak tinggi dari iga pertama: basal paru yang lebar
dan cembung serta menempel pada diafragma yang berbentuk lengkungan setengah lingkaran: dan
lobus paru yang dibagi ke dalam lobus-lobus.
Inspeksi paru terutama meliputi observasi pergerakan pernapasan. Evaluasi kecepatan( Jumlah per
menit), irama (terarut,tidak teratur, periodic),kedalaman (dangkal atau dalam), dan kualitas
pernapasan (tanpa usaha,otomatis,sulit atau dengan usaha)
Lakukan palpasi dengan Evaluasi pergerakan pernapasan dengan meletakan ke dua telapak tangan
mendatar pada bagian punggung atau dada dengan ke dua jari berada pada garis tengah sepanjang
pinggir iga bagian bawah paru. Anak harus duduk selama prosedur ini dan anak harus menarik

37
napas beberapa kali. Kaji jumlah dan kecepatan selama pernapasan dan perhatikan apakah ada
ketidaksimetrisan pergerakan.
Perkusi paru dimulai dari bagian apeks ke basal paru. Paru anterior diperkusi dari bagian apeks ke
basal paru, biasanya dengan anak pada posisi telentang atau posisi duduk. Setiap sisi dada
diperkusi dengan urutan yang sesuai untuk membandingkan bunyinya. Ketika paru posterior
diperkusi prosedur dan urutannya sama walau anak harus duduk. Resonansi terdengar pada semua
lobus paru yang tidak berada dekat dengan organ lain.
Auskultasi melibatkan penggunaan stetoskop untuk mengevaluasi suara napas. Suara napas paling
didengar jika anak menarik napas dalam. Pada paru suara napas diklasifikasikan sebagai
vesikulker,bronkoveskuler atau bronkial

JANTUNG
Jantung terletak dalam rongga toraks di Antara paru pada mediastinum dan di atas diafragma.
Sekitar dua pertiga bagian jantung terletak di dalam sisi kiri rongga dada, dengan satu per tiga
bagian pada bagian kanan melewati sternum. Jantung diposisikan dalam toraks seperti trapezium
Inpeksi paling baik dilakukan pada anak yang duduk dalam posisi semi-fowler. Perhatikan dinding
dada anterior dari suatu sudut, bandingkan kedua sisi rangka dada satu sama lain. Secara normal
keduanya harus tampak simetris. Pada anak dengan dinding tipis pulsasi dapat terlihat. Karena
evaluasi fungsi jantung yang komprehensif tidak terbatas pada jantung saja pertimbangan juga
hasil temuan lain seperti adanya semua denyut nadi (terutama denyut nadi femoralis), distensi vena
jugularis, jari tubuh pada tangan, sianosis perifer, tekanan darah, impuls jantung paling lateral
yang dapat berhubungan dengan apeks.
Lakukan palpasi untuk menentukan lokasi impuls apical (apical impulseAl), impuls jantung paling
lateral yang dapat berhubungan dengan apeks. Al ditemukan :
- Tepat pada bagian lateral pada MCL kiri dan ICS ke empat pada anak berusia <7 tahun
- Pada MCL kiri dan ICS ke lima pada anak > 7 tahun

Auskultasi jantung anak minimal pada dua posisi: duduk dan setengah duduk. Jika bunyi jantung
tambahan telah terdeteksi, evaluasi lebih lanjut dengan anak berada pada posisi berdiri, duduk dan
bersandar ke depan dan berbaring miring. Sebagai contoh, bunyi atrial seperti S4 terdengar paling
baik pada posisi berbaring dan biasanya menghilang jika individu tersebut duduk atau berdiri.

38
Evaluasi bunyi jantung terkait dengan kualitas, intensitas, frekuensi dan irama. Aritmia tertentu
yang dapat terjadi secara normal pada anak anak adalah Sinus Aritmia yaitu jantung meningkat
dengan isnpirasi dan menurun dengan ekspirasi. Cara membedakan irama ini dengan aritmia yang
benar-benar abnormal dengan meminta anak untuk menahan napas. Pada sinus aritmia,
penghentian napas dapat menyebabkan frekuensi jantung tetap stabil.

ABDOMEN
Pemeriksaan abdomen meliputi inspeksi, diikuti dengan auskultasi, kemudian palpasi. Lakukan
palpasi terakhir karena hal tersebut dapat mengganggu bunyi normal abdomen. Untuk tujuan
deskriptif rongga abdomen dibagi menjadi empat kuadran dengan cara menggambar garis vertical
pada bagian tengah sternum sampai simfisis pubis dan garis horizontal melalui abdomen ke
umbilicus.
Inspeksi kontur abdomen dengan anak pada posisi tegak dan telentang. Normalnya, abdomen bayi
dan anak yang masih kecil cukup silindris dan dalam posisi tegak agak menonjol karena lordosis
fisiologis spinal. Pada posisi telentang abdomen tampak datar. Tonjolan pada garis tengah xifoid
ke umbilicus atau simfisis pubis biasanya adalah Diastasis Rekti atau kegagalan muskulus rektus
abdonomis untuk bersatu dalam uterus. Pada anak yang sehat tonjolan pada garis tengah biasanya
merupakan variasi dari perkembangan otot yang normal.
Kulit yang menutupi abdomen harus terikat secara seragam, tanpa adanya kerutan atau lipatan.
Kadang-kadang striae seperti perak berwarna keputih-putihan terlihat terutama jika kulit
mengalami peregfangan seperti pada obesitas. Vena superfasialis biasanya dapat terlihat pada anak
kulit putih, bayi yang kurus.
Observasi pergerakan abdomen. Normalnya pergerakan dada dan abdomen sinkron. Pada bayi dan
anak yang kurus gelombang peristaltis dapat dilihat melalui dinding abdomen: gerakan tersebut
paling baik diobservasi dengan berdiri sejajar mata dan di depan abdomen. Selalu laporkan hasil
temuan ini.
Periksa ukuran, kebersihan dan adanya tanda-tanda abnormalitas umbilicus seperti hernia.
Umbilicus harus datar atau sedikit menonjol. Jika terdapathernia lakukan palpasi kantong tersebut
untuk mengetahui isi abdomen dan perkirakan ukuran kira-kira lubang tersebut. Hernia umbilicus
umum terjadi pada bayi terutama pada anak kulit hitam

39
Auskultasi , Temuan paling penting untuk didengarkan adalah Peristaltis atau Bising Usus yang
bunyinya seperti logam pendek beradu dan seperti orang berkumur. Frekuensinya permenit harus
dicatat (misalnya 5 kali/menit). Bising usus dapat distimulasi dengan cara menggetarkan
permukaan abdomen dengan kuku jari tangan. Catat tidak adanya bising usus atau hiperperistalsisi
karena kedua hal tersebut menunjukkan adanya gangguan abdomen.

Selanjutnya Palpasi, terdapat dua tipe palpasi dilakukan : superfisial dan dalam. Pada Palpasi
Superfiial dengan lembut tempatkan tangan anda pada kulit dan rasakan setiap kuadran perhatikan
adanya area yang terasa nyeri, tonus otot, dan lesi superfisial, seperti kista. Karena palpasi
superfisial sering doirasakan seperti mengegelitik, beberapa teknik dapat digunakan untuk
meminimalkan sensasi ini dan memberikan relaksasi.

Palpasi dalam digunakan untuk melakukan palpasi organ dan pembuluh darah besar dan
mendeteksi massa serta nyeri tekan yang tidak dapat ditemukan selama palpasi superfisial. Palpasi
biasanya dimulai pada kuadran bawah dan terus ke atas untuk menghindari tidak terpalpasinya
bagian tepi hati, atau limpa yang membesar. Kecuali untuk melakukan palpasi hati keberhasilan
identifikasi organ lain seperti limpa, ginjal, dan bagian kolon, memerlukan praktik yang sering
disertai supervise dari tutor.

Tepi bagian bawah hati kadang-kadang dapat dirasakan pada bayi dan anak yang masih kecil
sebagai massa superfisial 1 sampai 2 cm dibawah tepi iga kanan (jaraknya kadang-kadang diukur
dengan lebar jari-jari). Normalnya hati turun selama inspirasi saat diafragma bergerak ke bawah.

GENITALIA

Pemeriksaan genital lebih nyaman dilakukan mengiringi pengkajian abdomen pada saat masih
dalam posisi telentang. Pada remaja, inpeksi genitalia dapat dilakukan pada bagian akhir
pemeriksaan. Pendekatan terbaik adalah memeriksa genitalia secara biasa-biasa saja. Tidak terlalu
menekan bagian pengkajian ini dari pada segmen yang lain. Sangat membantu mengurangi
kecemasan anak danorang tua jika perawat mengatakan pada mereka hasil temuan: sebagai contoh,
perawat dapat berkata “semua nya tampak baik-baik saja disini”

40
Pada pemeriksaan genital pakailah sarung tangan ketika menyentuh subtansi tubuh. Sangat
membantu untuk anak remaja jika mengetahui bahwa menggunakan sarung tangan juga mencegah
kontak kulit-ke-kulit.

GENITAL PRIA

Catat penampilan eksterna glans dan bagian penis, prepusium, meatus uretra, dan skrotum. Penis
umum nya kecil pada baqyi dan anak laki-laki samapi masa pubertas saat penis mulai meningkat
baik panjangnya maupun lebarnya. Pada anak yang obesitas penis sering tampak kecil abnormal
karena lipatan kulit sebagian menutupi bagian dasarnya.

Periksa glans penis (bagian kepala penis) dan batang penis (bagian Antara perineum dan
prepusium) apakah ada tanda-tanda pembengkakan, lesi kulit, inflamasi atau ketidakteraturanlain.
Adanya tanda-tanda ini mengidikasikan adanya gangguan, terutama penyakit menular seksual.

Lokasi meatus uretra diinspeksi secara hati-hati dan apakah ada tanda-tanda keluaran.
Normalnya, meatus uretra terletak pada bagian tengah glans penis. Distrubusi rambut juga harus
diperhatikan. Normalnya, sebelum pubertas tidak ada rambut pubis yang tumbuh. Rambut yang
lembut , yang menutupi penis merupakan tanda awal maturasi pubertas. Pada anak remaja,
distribusi rambut terbentuk seperti intan dari umbilicus sampai anus.

Lokasi dan ukuran skrotum juga diperhatikan. Skrota menggantung secara bebas dari perineum
di belakang penis, dan skrotum kiri normalnya tergantung lebih brendah dari pada skrotum
kanan.pada bayi skortum tampak besar dalam hubungan dengan bagian genital lain.

Palpasi skrotum juga diperhatikan mencakup identifikasi testis,epidimis, dan jika ada hernia
inguinalis. Dua testis dapat dirasakan sebagai badan ovoid kecil yang penjangnya sekitar 1,5
sampai 2cm satu dalam setiap kantung skrota.

Ketika melakukan adanya palpasi adanya testis, hindari menstimulasi reflex kremasterik yang
distimulasi oleh dingin, sentuhan, gairah emosional, atau latihan. Reflex ini mengangkat testis
lebih tinggi ke dalam rongga pelvis. Beberapa tindakan sangat berguna dalam mencegah reflex
kremasterik selama palpasi skrotum . pertama, hangatkan tangan. Kedua, jika anak cukup besar
periksa anak pada tailor position atau posisi “india”. Yang meregangkan otot sehingga mencegah

41
kontraksinya. Ketiga, sumbat jalur normal pergerakan testis ke atas dengan meletakan ibu jari dan
jari telunjuk pada bagian atas kantong scrotal sepanjang kanal inguinal.

GENITALIA PEREMPUAN

Pemeriksaan genital perempuan terbatas pada inspeksi dan palpasi struktur ekterna. Periksa
genital perempuan untuk mengetahui ukuran dan lokasi stuktur Vulva atau pedendum. Mons
pubis adalah bantalan jaringan adipose di atas simfisis pubis. Pada saat pubertas mons pubis
ditutupi dengan rambut yang meluas sepanjang labia.

Perhatikan ukuran dan lokasi klitoris. Klitorius adalah organ kecil yang terletak pada bagian ujung
anterior labia minora dan ditutupi oleh sebuah lipatan kecil kulit, yaitu prepusium. Labia mayora
merupakan dua lipatan tebal kulit yang memanjang posterior dari mons pubis sampai komisura
posterior vagina. Permukaan labia harusnya berwarna merah muda dan lembab, perhatikan ukuran
dan tanda-tanda fusi yang dapat menunjukan skorta laki-laki. Normalnya tidak ada massa yang
dapat teraba di dalam labia.

Orifisium Vagina terletak pada bagian posterior meatus uretra. Tampilannya bervariasi
bergantung pada anatomi individual dan aktifitas seksual pada umumnya pemeriksan vagina.
Palpasi duktus apakah ada kista atau tidak perhatikan juga rabas vagina yang biasanya berwarna
jernih atau putih.

ANUS

Setelah pemeriksaan genitalia, area anal lebih mudah diperiksa, ealaupun anak harus diposisikan
telungkap. Perhatikan kepadatan umum bokong dan kesimetrisan lipatan gluteal. Kaji sfinkter
anal dengan merangsang reflex anal. Sentuhan perlahan pada area anal menyebabkan kontraksi
cepat nyata dari sfinkter anal eksterna.

42
PUNGGUNG DAN EKSTREMITAS

SPINA

Kelengkungan umum spina diperhatikan. Normalnya, bagian punggung bayi baru lahir adalah
bulat atau berbentuk C dari lengkung toraks dan pelvik. Perkembangan dari berbagai keterampilan
motoric seperti kurvatura servikal dengan control kepala, dan menciptakan bentuk lengkungan S
ganda yang khas pada anak yang lebih tua.

Kurvatura postur yang terlihat jelas adalah abnormal. Scoliosis kurvutura lateral spinal merupakan
maslah penting pada masa kanak-knak, terutama pada anak perempuan. Walaupun scoliosis dapat
diidentifikasi dengan mengobservasi dan mempalpasi spinal serta memerhatikan pergeseran kea
rah samping. Uji yang lebih objektif meliputi:

- Dengan anak pada posisi berdiri tegak dan hanya mengenakan celana dalam, observasi dari
belakang perhatikan kesimetrisan bahu dan pinggul
- Dengan anak membungkuk ke depan sehingga punggung parallel dengan lantai, observasi
dari samping perhatikan adanya ketidaksimetrisan atau tonjolan rangka iga.

Berjalan sedikit pincang, bagian bawah lipatan rok/celana panjang miring atau keluhan sakit
punggung merupakan tanda dan gejala dari scoliosis

Inspeksi bagian punggung, terutama sepanjang spina. Apakah ada kumpulan rambut, tahi lalat,
atau pemucatan Mobilitas kuluma vertebralis dapat dengan mudah dikaji pada sebagian besar anak
Karen mereka cenderung melakukan gerakan yang konstan selama pemeriksaan. Walau demikian
mobiltas dapat di uji dengan cara meminta anak untuk duduk dari posisi telungkap atau melakukan
latihan sit-up yang dimodifikasi.Pergerakan spina servikal merupakan tanda diagnostic penting
masalah neurologis seperti meningitis. Normalnya, pergerakan kepala pada semua arah tanpa
memerlukan upaya yang keras.

EKSTREMITAS

43
Inspeksi kesimetrisan panjang dan ukuran masing-masing kesimetrisan; rujuk setiap
deviasi untuk evaluasi ortopedik. Hitung jumlah jari tangan dan kaki untuk meyakinkan jumlahnya
normal. Adanya jari tambahan (polidaktili) atau fusi jari (sindaktili) sering terperhatikan.
Inspeksi suhu dan warna lengan dan kaki, yang harus sama pada setiap ekstremitas,
walaupun kaki normalnya lebih dingin daripada tangan.
Kaji bentuk tulang. Beberapa bentuk variasi tulang dapat diobservasi pada anak. Walaupun
banyak dari bentuk tersebut menimbulkan kekhawatiran orangtua, sebagian besar jinak dan tidak
memerlukan penanganan. Bowleg atau genu varum, adalah melengkungnya tibia k arah lateral.
Hal ini secara klinis terlihat ketika anak berdiri dengan posisi maleoli medinal (tonjolan bundar
pada keuda sisi pergelangan kaki) berlawanan satu sama lain dan jarak di antara lutut lebih besar
kira-kira 5 cm. Anak todler biasanya memiliki kaki melengkung seperti busur setelah mulai
berjalan sampai punggung bawah dan otot-otot kaki mereka berkembang denga baik. Kaki
melengkung seperti busur unilateral atau asimetris yang terjadi setelah usia 2 sampai 3 tahun,
terutama pada anak kulit hitam, dapat menunjukkan adanya kondisi patologis yang memerluka
penyelidikan lebih lanjut.
Knock-knee atau genu valgum, tampak berlawanan dengan bowleg. Pada genu valgum,
lutut saling mendekat satu sama lain tetapi kaki terpisah jauh. Hal ini ditentukan secara klinis
dengan menggunakan metode yang sama dengan genu varum tetapi mengukur jarak di antara
maleolus, yang normlnya kurang dari 7,5 cm. Knock-knee normalnya terjadi pada anak sekitar
usia 2 sampai 7 tahun. Knock-knee yang berlebihan, asimetris disertai dengan pemendekan tinggi
tubuh, atau terjadi pada anak yang mendekati masa pubertas memerlukan evaluasi lebih lanjut.
Selanjutnya inspeksi kaki. Kaki bayi dan todler tampak datar karena kaki normalnya lebar
dan lengkungannya ditutupi oleh lapisan emak. Perkembangan lengkungan terjadi secara alami
dari kegiatan berjalan. Normalnya, pada saat lahir kaki mengarah dalam posisi valgus (ke luar)
atau varus (ke dalam). Untuk menentukan apakah deformitas kaki pada saat lahir terjadi akibat
posisi intrauterin atau perkembangan, gores bagian luar, kemudian bagian dalam sisi telapak kaki.
Jika posisi kaki terkoreksi sendiri, akan diasumsikan sebagai sudut yang tepat terhadap kaki.
Ketika anak mulai berjalan, kaki akan membelok ke arah luar sekitar 30 derajat dan ke dalam
kurang dari 10 derajat.
Anak usia todler mempunyai gaya berjalan “todling” atau gaya berjalan dengan dasar yang
lebar, yang mempermudah berjalan dengan menurunkan pusat gravitasi. Ketika anak mencapai

44
usia prasekolah, kaki menjadi lebih dekat satu sama lain. Pada usia sekolah, postur berjalan
menjadi lebih anggun dan seimbang.
Masalah berjalan yang paling umum terjadi pada anak kecil adslah pigeon toe, atau jari
kaki yang mengarah ke dalam, yang biasanya terjadi akibat deformitas torsional, seperti torsi tibia
internal (rotasi abnormal atau pelengkungan tibia). Uji torsi tibia termasuk pengukuran sudut paha-
kaki, yang memerlukan banyak sekali praktik agar akurat.
Observasi reflek plantar atau menggenggam dengan memberi tekanan kuat tetapi
perlahan-lahan dengan ujung ibu jari pada bagian lateral telapak kaki bayi dari tumit sampai jari
kelingking kemudan ke ibu jari kaki. Respons normal pada anak yang berjalan adalah fleksi jari-
jari kaki. Tanda Babinski, dorsfleksi ibu jari dengan pengembangan jari-jari yang lain seperti
kipas merupakan hal yang normal terjadi pada masa bayi tetapi abnormal setelah usia 1 tahun atau
ketika lokomotorik dimulai.

SENDI
Evaluasi sendi untuk mengetahui rentang geraknya. Normalnya, hal ini tidak menuntut
pemeriksaan spesifik jika perawat telah mengobservasi pergerakan anak selama pemeriksaan.
Akan tetapi, panggul harus secara rutin diperiksa pada bayi untuk mengetahui adanya dislokasi
kongenital. Laporkan adanya tanda-tanda imobilitas atau hiperfleksibilitas sendi. Palpasi sendi
apakah ada rasa panas, nyeri tekan, dan pembengkakan. Tanda-tanda ini, selalu kemerahan pada
sendi, memerluka penyelidikan lebih lanjut.

OTOT
Perhatikan kesimetrisan dan kualitas perkembangan otot, tonus dan kekuatan otot.
Observasi perkembangan dengan cara melihat bentuk dan kontur tubuh baik dalam kondisi
relaksasi maupun kondisi tegang. Perkirakan tonus dengan menggenggam otot dan merasakan
kekuatannya ketika otot relaksasi dan kontraksi. Lokasi yang umum untuk memeriksa tonus otot
adalah otot bisep lengan. Anak biasanya bersedia untuk “menunjukkan ototnya” dengan cara
mengepalkan tangannya.

45
Gambar Pengujian reflek trisep. Anak Gambar Pengujian reflek bisep. Lengan
diminta terlentang dengan legan atas anak dipegang dengan meletakkan siku yang
diletakkan pada dada dan tendon trisep fleksi sebagian dalam tangan pemeriksa dan
dipukul. Prosedur alternatif: lengan anak ibu jari berada di atas ruang antekubiti. Ibu
abduksi, dengan lengan atas disangga dan jari pemeriksa dipukul dengan palu. Respons
lengan bawah menggantung bebas. Tendon normal bisep adalah fleksi parsial lengan
trisep dipukul. Respons normal tendon trisep bawah.
adalah ekstensi parsial lengan bawah.
Perkirakan kekuatan dengan cara meminta anak menggunakan ekstremitas untuk mendorong atau
menarik suatu tahanan. Seperti contoh-contoh berikut ini:
Kekuatan lengan. Anak memegang lengan yang direntangkan di depan tubuh dan mencoba untuk
mengangkat lengan ketika lengan ditekan ke bawah.
Kekuatan tangan. Anak berjabat tangan dengan perawat dan meremas satu atau dua jari perawat.
Kekuatan tungkai. Anak duduk di atas meja atau kursi dengan kaki tergantung dan mencoba
untuk mengangkat kaki ketika ditekan ke bawah.

46
Gambar Pengujian refleks patela atau
hentakan lutut dengan menggunakan
distraksi. Anak duduk di tepi meja
pemeriksaan (atau pada pangkuan orangtua)
dengan tungkai bawah fleksi pada lutut dan
menggantung bebas. Tendon patela dipukul
tepat di bawah tempurung lutut. Respons
normla tendon patela adalah ekstensi parsial
tungkai bawah.

Gambar Pengujian refleks Achilles. Anak


harus berada pada posisi seperti pada
pengujian refleks hentakan lutut. Kaki
disangga dengan lembut dengan tangan
pemeriksa, dan tendon Achilles dipukul.
Respons normal tendon Achilles adalah
refleksi plantar kaki (kaki menunjuk ke
bawah).

Gambar Pengujian posisi kardinal


pandangan.
Perhatikan kesimetrisan kekuatan
ekstremitas, tangan, dan jari dan laporkan
jika terdapat paresis atau kelemahan.

PENGKAJIAN NEUROLOGIS
Pengkajian sistem saraf merupakan bagian paling luas dan paling beragam dari proses
pemeriksaan, karena setiap fungsi manusia, baik fisik maupun emosional, dikotrol oleh impuls-

47
impuls neurologis. Banyak pemeriksaan neurologis telah dibahas sebelumnya, seperti pengkajian
perilaku, pemeriksaan sensoris, dan fungsi motorik. Penjelasan berikut ini memfokuskan pada
penilaian umum fungsi serebelar, refleks tendon dalam, dan saraf kranial.

Fungsi Serebelar
Serebelum mengontrol keseimbangan dan koordinasi. Banyak pengkajian fungsi serebelar
digunakan dalam mengobservasi postur anak, pergerakan tubuh, gaya berjalan dan perkembangan
keterampilan motorik kasar dan motorik halus. Uji-uji seperti keseimbangan berdiri pada satu kaki
dan berjalan berjingkat mengkaji keseimbangan. Uji koordinasi dengan meminta anak untuk
meraih suatu mainan, kancing baju, tali sepatu atau menggambar garis lurus pada selembar kertas,
menjelaskan bahwa anak sudah cukup besar untuk melakukan aktivitas ini. Koordinasi juga dapat
di uji dengan pergerakan suksesif cepat yang berurutan seperti dengan cepat menyentuh setiap jari
dengan ibu jari pada tangan yang sama.
Beberapa uji fungsi serebelar dijelaskan pada kotak 7-5 dan dapat dilakukan dalam bentuk
permainan. Ketika uji Romberg dilakukan, tetap berada di sebelah anak jika terdapat kemungkinan
bahwa anak akan terjatuh. Anak usia sekolah seharusnya mampu melakukan uji-uji ini, walaupun,
pada uji “jari ke hidung”, anak prasekolah normalnya hanya dapat mendekatkan jarinya dalam

48
jarak 5 sampai 7,5 cm dari hidung. Kesulitan dalam melakukan latihan ini mengindikasikan sensasi
posisi (terutama dengan mata tertutup) dan inkoordinasi (terutama dengan mata terbuka) buruk.

Refleks
Pengujian refleks adalah bagian penting dari pemeriksaan neurologis. Refleks-refleks
primitif yang menetap (lihat Bab 8), kehilangan refleks, atau hiperaktivitas, refleks tendon dalam
biasanya terjadi sebagai akibat dari gangguan serebral.
Pemeriksaan refleks dilakukan dengan menggunakan palu refleks berkepala karet, bagian
datar jari, atau samping tangan. Jika anak mudah takut dengan peralatan, gunakan tangan atau jari
Anda. Walaupun pemeriksaan refleks merupakan prosedur sederhana untuk dilakukan, anak
mungkin menghalangi refleks tersebut dengan cara tidak sengaja menegangkan ototnya. Untuk
menghindari penegangan, alihkan perhatian anak yang masih kecil dengan boneka atau berbicara
dengan mereka. Anak yang lebih tua dapat berkonsentrasi pada latihan dengan menggenggam
kedua tangan di depan mereka dan berusaha untuk menariknya. Hal ini dapat mengalihkan
perhatian mereka dari pemeriksaan dan menyebabkan relaksasi involunter otot.
Refleks tendon dalam merupakan refleks penengangan dari suatu otot. Refleks tendon
dalam yang paling umum adalah hentakan lutut atau refleks patela (refleks ini kadang-kadang
disebut refleks quadrisep).

Saraf Kranial
Pengkajian saraf kranial merupakan area pengkajian neurologis penting. Pada anak yang masih
kecil, lakukan pemeriksaan dengan permainan untuk mendorong rasa percaya dan keamanan pada
awal pemeriksaan. Atau laukan juga pemeriksaan saraf kranial ketika setiap “sistem” diperiks,
seperti pergerakan dan kekuatan lidah, refleks muntah, menelan, posisi kardinal pandangan dan
posisi uvula selama pemeriksaan mulut.

49
BAB III
PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

Donna L. Wong. 2008.Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 1 Edisi


6.Jakarta.Egc

50

Anda mungkin juga menyukai